MATERI
Hegeia, seorang asistenya yang juga istrinya juga telah melakukan upaya kesehatan.
Bedanya antara Asclepius dengan Higeia dalam pendekatan/penanganan masalah
kesehatan adalah ; Asclepius melakukan pendekatan (pengobatan penyakit), setelah
penyakit tersebut terjadi pada seseorang.Higeia mengajarkan kepada pengikutnya dalam
pendekatan masalah kesehatan melalui “hidup seimbang”, seperti mengindari
makanan/minuman yang beracun, makan makanan yang bergizi (baik) cukup istirahat
dan melakukan olahraga. Apabila orang sudah jatuh sakit Higeia lebih menganjurkan
melakukan upaya-upaya secara alamiah untuk menyembuhkan penyakitnya tersebut,
anatara lain lebih baik dengan memperkuat tubuhnya dengan makanan yang baik,
daripada dengan pengobatan/pembedahan.
Menurut WHO, ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan definisi sehat,
yaitu:
a) Sehat jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok
manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapih,
berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur
nyenyak,gesit, dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.
b) Sehat mental
Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam pepatah konu,
“ jiwa yang sehat terdapat tubuh yang sehat”. Atribut seorang insan yang memiliki
mental yang sehat adalah sebagai berikut ;
Selalu merasa puas dengan apa yang ada dalam dirinya, selalu gembira, santai, dan
menyengkan serta tidak ada tanda-tanda konflik kejiwaan.
Dapat bergaul dengan baik dan dapat menerima kritik serta tidak mudah
tersinggung dan marah, selalu pengertian dan toleransi terhadap kebutuhan orang
lain.
Dapat mengontrol diri dan tidak mudah emosi serta tidak mudah takut, cemburu,
benci serta menghadapi dan dapat menyelesaikan masalah secara cerdik dan
bijaksana.
c) Kesejahteraan sosial
Batasan kesejahteraan sosial yang ada disetiap tempat atau Negara sulit diukur dan
sangat tergantung pada kultur, kebudayaan, dan tingkat kemakmuran masyarakat
setempat. Dalam art yang lebih hakiki, kesahteraan sosial adalah suasana kehidupan
berupan perasaan aman damai dan sejahteraan, cukup pasang, sadang danpapan.
d) Sehat Spritual
Spritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh WHO dan memiliki
arti penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat
pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur.
1.4Prinsip-Prinsip IKM
Prinsip-prinsip kesehatan masyarakat . Agar usaha kesehatan masyarakat dapat terlaksana
dengan baik ada beberapa prinsip pokok yang harus terpenuhi , yaitu :
Usaha kesehatan masyarakat lebih mengutamakan tindakan pencegahan ( preventif ) ,
dari pada pengobatan ( kuratif )Dalam melaksanakan tindakan pencegahan selalu
menggunakan cara-cara yang ringan biaya dan berhasil baik .Dalam melaksanakan
kegiatan lebih menitik beratkan pada masyarakat , baik sebagai pelaku ( subjek ) dan
sasaran ( objek ) atau dengan kata lain ‘’ suatu usaha dari , oleh danutnuk masyarakat ‘’
Dalam melibatkan masyarakat sebagai pelaku maka sasaran yang diutamakan adalah
masyarakt yang terorganisir. Ruang lingkup usaha kesehatan masyarakat lebih
mengutamakan masalah-masalah kesehatan masyarakat yang jika tidak segera diatasi akan
menimbulkan malapetaka.
Hal ini berarti, kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental dan sosial
saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalama arti mempunyai pekerjaan atau
menghasilakn secara ekonomi. Bagi yang belum memasuki usia kejra, anak remaja, atau
bagi yang sudah bekerja (pensiun) atau manula, berlaku produktif secara sosial.
Dalam Undang-Undang No.23 tahun 1992, kesehatan didefinisikan secara lebih kompleks
sebagai keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produkktif secara sosial dan ekonomi. Tidak hanya terbebas dari gangguan secara
fisik,mental, dan sosial. Tetapi kesehatan dipandang sebagai alat atau sarana untuk hidup
secara produktif.
2. Puskesmas
2.1 Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya
secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat
tinggal dalam suatu wilayah tertentu (Azwar, 2010), sedangkan menurut Kementerian
Kesehatan RI, (2014) dalam permenkes no. 75 Thaun 2014 menyatakan bahwa Pusat
Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
2.2Tujuan Puskesmas
Puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung
jawab atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah
kecamatan, memiliki tujuan yaitu mengacu pada kebijakan pembangunan kesehatan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bersangkutan, yang tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Lima Tahunan dinas
kesehatan kabupaten/kota (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
2.3Fungi Puskesmas
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Puskesmas, dimana Puskesmas menyelenggarakan fungsi yaitu penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah. kerjanya dan Upaya
kesehatan mayarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dalam
menyelenggarakan fungsinya, Puskesmas berwenang untuk:
1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan
analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan
4) Menggerakkan masyarakat untuk mengindentifikasi dan menyelesaikan masalah
kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sektor lain terkait
5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan
berbasis masyarakat
6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas
7) Memantau pelaksanaaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan pelayanan kesehatan
9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan
terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
Pada tahun 1969, sistem pukesmas hanya disepakati 2 saja, yakni tipe A dan tipe
B, dimana Tipe A dikelola oleh dokter, sedangkan tipe B hanya dikelola oleh seseorang
paramedis saja. Denganadanya perkembangan tenaga medis, maka akhirnya pada tahun
1979 tidak diadakan perbrdaan pukesmas tipe A dan tipe B, hanya ada satu tipe
pukesmas saja, yang dikepalai oleh seseorang dokter. Pada tahun 1979 juga
dikembangkan satu piranti manajerial guna penilaian pukesmas, yakni stratifikasi
pukesmas sehingga dibedakan adanya:
Selanjutnya pukesmas juga di lengkapi dengan dua piranti manajerial yang lain,
yakni micro planning untuk perencanaan dan, lokal mini (lokmin) untuk pengoperasian
kegiatan dan pengembangan kerja sama tim. Akhir pada tahun 1984 tanggung jawab
pukesmas ditingkatkan lagi, dengan bekermbangnya program paket terpadu kesehatan
dan keluarga berencana (posyandu). Program ini mencakup:
a) Kesehatan Ibu dan Anak
b) Keluarga Brenecana
c) Gizi
d) Penanggulangan Penyakit Diare
e) Imunisasi.
Pukesmas mempunyai tanggung jawab dalam pembinaan dan pengembangan
posyandu di wilayah kerjannya masing - masing.
a. Mempercepat penurunan angka kematian bayi dan anak balita dan angka kelahiran
b. Mempercepat penerimaan norma keluarga bahagian dan sejahtera (NKKBS)
c. Berkembangnya kegiatan - kegiatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuannya.
2.5Perorganisasi Masyarakat
a. Perbaikan sanitasi lingkungan
b. Pemberantasan penyakit-penyakit menular
c. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
d. Perorganisasi pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnose dini dan
pengobatan.
3. Pengertian dan Ruang Lingkup Kesehatan lingkungan
3.1 Ruang Lingkup
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat komplek yang saling
berkaitan dengan masalah – masalah lain di luar kesehatan sendiri. Demikian
pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi
kesehatannya, tapi harus di lihat dari segi – segi yang ada pengaruhnya
terhadap masalah “sehat – sakit” atau kesehatan tersebut. Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan
masyarakat, untuk hal ini Hendrik L. Blum (1974) mengambarkan secara
ringkas pada gambar 3.1 berikut ini:
GAMBAR 3.2
1. Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bengunan jamban terlindungi dari panas
dan hujan, serangga dan binatang - binatang lain, terlindungi dari pandangan orang
(privacy) dan sebagainya
2. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat,
dan sebagainnya
3. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu
pandangan, tidak menimbulkan baud an sebagainya
4. Sedapat mungkin disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih.
Gambar 3.4
4. Jamban pupuk (the compost privy)
Pada prinsip jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih dangkal galinya. Di
samping itu jamban ini juga untuk membuang kotoran binatang dan sampah, daun –
daunan prosedurnya:
- Mula – mula membuat jamban cemplung biasa
- Dilapisi bawah sendiri di taruh sampah daun –daunan
- Diatasnya di taruh kotoran dan kotoran binatang (kalau ada) setiap hari
- Setelah ± 20 inci, ditutup lagi dengan sampah, daun – daunan selanjutnya di taruh
kotoran lagi
- Demikian selanjutnya sampai penuh
- Lebih kurang 6 bulan kemudian dipergunakaan pupuk tanaman.
Gambar 3.4
5. Septic Tank
Latrin jenis septic tank ini merupakan cara yang paling memenuhi persyaratan, oleh
sebab itu, cara pembungan tinja semacam ini yang di anjurkan. Septic tank terdiri dari
tangki sedimentasi yang kedap air, dimana tinja dan air buangan masuk dan mengalami
dekomposisi. Dalam tangki ini tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu
tersebut tinja akan mengalami 2 proses yakni:
a. Proses kimiawi
Akibat penghancuran tinja akan direduksi dan sebagain besar (60 – 70%) zat – zat padat
akan mengendap dalam tangki sebagai “sludge”. Zat –zat yang tidak dapat hancur
bersama – sama dengan lemak dan busa akan menampung membentuk lapisan yang
menutup permukaan air dalam tangki tersebut. Lapisan ini disebut “scum” yang
berfungsi mempertahankan suasana anaerob dari cairan di bawahnya, yang
memungkinkan bakteri – bakteri anaerob dan fakultatif anaerob dapat tumbuh subur,
yang akan berfungsi pada proses berikutnya
b. Proses biologi
Dalam proses biologi ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob dan
fakultatif anaerob yang memakan zat – zat organic dalam sludge dan scum. Hasilnya,
selain terbentuknya gas dan zat cair lainnya, adalah juga pengurangan volume sludge,
sehingga memungkinkan septic tank tidak dapat penuh. Kemudian cairan “enfluent”
sudah tidak mengandung bagian – bagian tinja dan mempunyai BOD yang relative
rendah. Cairan enfluent ini akhirnya dialirkan melalui pipa dan masuk kedalam tempat
perembesan
Gambar septic tank 3.5
3.4 Pengolahan Air Limbah
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang di buang yang berasal dari rumah
tangga, industri maupun tempat – tempat umum lainnya dan pada umumnya mengandung
bahan – bahan atau zat –zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta
menganggu lingkungan hidup. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah adalah
kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan,
perkantoran dan industry, bersama – sama dengan air tanah, air pemukaan dan air hujan
yang mungkin ada Dari batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa air buangan adalah air
yang tersisah dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain
seperti inudtri, perhotelan dan sebagainya meskipun merupakan air sisa, namun
volumenya besa, karena lebih kurang 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan –
kegiatan manusia sehari – hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor
(tersemar). Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan akan
digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu air buangan ini harus dikelola dan atau di
oleh secara baik.
Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Air buangan yang bersumber dari rumah tangga (domestic wastes water ), yaitu air
limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri
dari eksreta ( tinja dan air seni), air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan
umunya terdiri dari bahan – bahan organik.
2. Air buangan imdustri (industrial wastes water), yaitu berasal dari berbagai jenis
industry akibat proses produksi. Zat – zat yang terkandung di dalamnya sangat
bervariasi sesuai dengan bahan baku yang dipakai oleh masing – masing insudtri,
antara lain: nitrogen, sulfide, amoniak, lemak, garam – garam, zat pewarna, mineral,
logam berat, zat pelarut, dan sebaginya. Oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah
ini agar tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.
3. Air buangan kotapraja (municipal wastes water), yaitu air Bungan yang berasal dari
daerah : perkantoran, perdagangan, hotel, restoran, tempat – tempat umum, tempat –
tempat ibadah, dan sebagainnya. Pada umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis
air limbah inisama dengan air limbah rumah tangga.
3.5 Sanitasi Makanan
Sanitasi merupakan bagian yang terpenting dari proses pengolahan pangan yang harus
dilaksanakan dengan baik. Sanitasi dapat didefinisikan sebagai usaha pencegahan penyakit
dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan
rantai perpindahan penyakit tersebut. Berkaitan dengan proses pengolahan pangan secara
khusus, Labensky mendefinisikan sanitasi sebagai penciptaan atau pemeliharaan kondisi
yang mampu mencegah terjadinya kontaminasi makanan atau terjadinya penyakit yang
disebabkan oleh makanan (Purnawijayanti, 2001). Dalam industri rumah tangga yang
memproduksi pangan, higiene sanitasi sangatlah penting karena makanan yang dihasilkan
nantinya akan dikonsumsi orang lain atau masyarakat, sehingga perlu dijaga kebersihanya.
Dalam industri pangan sanitasi meliputi kegiatan secara aseptik dalam persiapan, pengolahan
dan pengemasan produk pangan, pembersihan dan sanitasi pabrik serta lingkungan pabrik
dan kesehatan pekerja secara lebih terinci. Sanitasi meliputi pengawasan mutu bahan
makanan, penyimpanan bahan, suplai air yang baik, pencegahan kontaminasi makanan dari
lingkungan, peralatan dan pekerja pada semua tahapan proses. Karena keterlibatan manusia
dalam proses pengolahan pangan sangat besar, penerapan sanitasi pada personil yang terlibat
di dalamnya perlu perhatian khusus (Purnawijayanti, 2001) Langkah penting dalam
mewujudkan higiene dan sanitasi makanan (Depkes, 2007), adalah : 1. Mencapai dan
mempertahankan hasil produksi yang sesuai dengan suhu hidangan (panas atau dingin). 9 2.
Penyajian, penanganan yang layak terhadap penanganan makanan yang dipersiapkan lebih
awal. 3. Memasak tepat waktu dan suhu. 4. Dilakukan oleh pekerja dan penjamah makanan
yang sehat mulai dari penerimaan hingga distribusi. 5. Memantau setiap waktu suhu makanan
sebelum dibagikan. 6. Inspeksi teratur terhadap bahan makanan mentah dan bumbu-bumbu
sebelum dimasak. 7. Panaskan kembali suhu makanan menurut suhu yang tepat (74ºC). 8.
Menghindari kontaminasi silang antara bahan makanan mentah, makanan masak melalui
orang (tangan), alat makan, dan alat dapur. 9. Bersihkan semua permukaan alat/tempat
setelah digunakan untuk makanan. 10. Perhatikan semua hasil makanan yang harus dibeli
dari sistem khusus
Sampah adalah suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia,
atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan
dibuang. Para ahli kesehatan masyrakat. Amerika membuat batasan sampah adalah sesuatu
yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berani
dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya.
Dari b atasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil suatu kegiatan manusia yang dibuang
karena sudah tidak diguna. Sehingga bukan semua benda padat yang tidak digunakan dan
dibuang disebut sampah, misalnya : benda-benda alam, benda-benda yang keluar dari bumi
akibat dari gunung meletus, banjir, pohon dihutan yang tumbang akibat angina rebut, dan
sebagainnya. Dengan demikian samnpah mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut :
Sampah padat (selanjutnya akan disebut sampah saja), dan dibagi menjadi berbagai jenis,
yakni :
1. Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamny, sampah dibagi menjadi :
a. Sampah an-organik adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya
: logam/besi, pecahan gelas, plastik, dan sebagainya.
b. Sampah organic adalah sampah yang padaumumnya dapat membusuk, misalnya :
daun-daunan, buah-buahan, dan sebagainya.
c. Ashes (abu), yaitu sisa pembakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar,
termasuk abu rokok
d. Sampah jalanan (street sweeping), yaitu samah yang berasal dari pembersihan
jalanan, yang terdiri dari campuran bermacam-macam sampah, daun-daunan, kertas,
plastik, pecahan kaca, besi, debu, dan sebagainya.
e. Sampah industry, yaitu sampah yang berasal dari industry atau pabrik-pabrikk.
f. Bangkai binatang, yaitu bangkai binatang yang mati karena alam, ditabrak
kendaraan, atau dibuang oleh orang.
g. Bangkai kendaraan, yaitu bangkai mobil, sepeda, sepeda motor, dan sebagainya.
h. Sampah pembangunan, yaitu sampah dari proses pembangunan gedung, rumah dan
sebagainya, yang berupa puing-puing, potong-potongan kayu, besi, baton, bamboo,
dan sebagainya.