Pemilihan umum sebagai implementasi demokrasi telah digunakan hampir sebagian besar negara di dunia termasuk Indonesia. Pemilihan Umum (pemilu) juga merupakan sarana dari pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil guna menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan UUD1945. Sesuai dengan Pasal 2 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa “Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar“. Makna dari kedaulatan ditangan rakyat ini ialah rakyat memiliki kedaulatan, tanggungjawab, hak dan kewajiban untuk secara demokratis memilih pemimpin yang akan membentuk pemerintahan, guna mengurus dan melayani seluruh lapisan masyarakat, serta memilih wakil- wakil rakyat untuk mengawasi jalannya pemerintahan. Dalam pelaksanaan pemilu terdapat asas-asas yang harus dilaksanakan agar pemilu dapat berjalan lancar. Asas-asas tersebut antara lain : 1. Asas langsung, yang berarti pemilu dilaksanakan secara langsung dan tidak boleh diwakilkan oleh siapapun. 2. Asas umum, pemilihan umum dapat diikuti oleh seluruh warga negara yang telah memiliki hak menggunakan suara tanpa terkecuali. 3. Asas bebas, dalam hal ini berarti pemilu dilakukan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. 4. Asas rahasia, yang berarti suara yang diberikan oleh pemilih bersifat rahasia dan tertutup dan tidak boleh diketahui oleh pihak manapun kecuali si pemilih itu sendiri. 5. Asas jujur, dalam asas jujur di sini mengandung arti bahwa semua yang terlibat di dalam pemilu haruslah jujur. Dalam penggunaan asas jujur ini dilakukan dari awal hingga akhir pada proses pemilu. 6. Asas adil, dalam hal ini adil mengandung arti bahwa semua yang terlibat dalam pemilu haruslah memiliki hak yang sama. Penyelenggaraan pemilu pada awalnya hanya ditujukan untuk memilih anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD, dan DPD. Setelah amandemen ke-IV UUD 1945 pada 2002, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) pada awalnya dipilih oleh MPR. Setelah adanya amandemen maka disepakati untuk dipilih secara langsung oleh rakyat. Tahun 2004, Presiden dan Wakil Presiden, DPR, DPRD, dan DPD dipilih langsung oleh rakyat pada waktu yang terpisah. Pemilu terakhir yang telah dilaksanakan yakni pada tahun 2014 kemarin, pelaksanaannya memilih angota DPR, DPD dan DPRD terlebih dahulu, selanjutnya pada waktu yang berbeda dilaksanakan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Dan untuk pertama kalinya di Indonesia, pada tahun 2019 ini dilaksanakan pemilu serentak yaitu untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, serta para anggota DPR, DPD, dan DPRD pada waktu yang bersamaan di seluruh wilayah Indonesia. Kaitannya dengan pemilu, salah satu permasalahan yang sering terjadi di dalam pemilihan umum yaitu adanya Golongan Putih atau yang biasa disebut dengan “Golput”. Golput merupakan kata yang tidak asing lagi di telinga masyarakat. Bahkan sekarang jumlah warga negara yang melakukan golput menurut lembaga survey semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor dan sampai saat ini sudah banyak solusi yang telah dilakukan tetapi dalam kenyataannya jumlah orang yang melakukan golput masih saja terus meningkat. Adanya golput ini biasanya terjadi karena ketidakyakinan masyarakat terhadap politik dan pemerintahan. Bila hal ini terus terjadi, tidak menutup kemungkinan akan mengantarkan negara ini ke dalam kehancuran. Oleh sebab itu perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi sendiri memiliki arti yaitu proses penyampaian informasi tentang tahapan dan program penyelenggaraan pemilihan. Berdasarkan pengertian di atas sosialisasi memiliki peranan yang besar bagi terbentuknya partisipasi masyarakat yang baik. Mengacu dari pengertian di atas sosialisasi dapat dilakukan oleh beberapa pihak diantaranya, panitia pemungutan suara (lembaga KPU), partai politik, dan tokoh masyarakat. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mencoba mengkaji lebih dalam tentang pelaksanaan sosialisasi yang dilakukan terhadap masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut 1. Dimana sosialisasi ‘melek pemilu’ 2019 dilaksanakan? 2. Siapa target sosialisasi ‘melek pemilu’2019? 3. Kapan pelaksanaan sosialisasi ‘melek pemilu’ 2019? 4. Hal apa saja yang perlu disiapkan dan disampaikan dalam pelaksanaan sosialisasi ‘melek pemilu’ 2019? 5. Bagaimana tanggapan masyarakat dengan adanya sosialisasi tersebut?