Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Kimia Farmasi

Identifikasi Asam Basa

MATA KULIAH Praktikum Kimia Farmasi

KELAS C1

NAMA LENGKAP CYNTHIA CHRISTI LISTIANA DEWI

NIM E20101

A. ALAT DAN BAHAN


1) Kertas Lakmus biru dan merah
2) Droplet tetes
3) Pipet tetes
4) Larutan yang akan diidentifikasi
5) Botol semprot isi aquadest

B. CARA KERJA

a. Identifikasi asam basa dengan kertas lakmus

i. Menyiapkan kertas lakmus merah, kertas lakmus biru, larutan yang


akan diidentifikasi, droplet tetes
ii. Kertas lakmus dipotong hingga ukurannya kecil seukuran lubang
droplet tetes
iii. Larutan yang akan diidentifikasi diberi label
iv. Kertas lakmus merah dan biru ditetesi dengan larutan yang ingin
diidentifikasi hingga semua terbasahi
v. Mengamati warna yang muncul pada kertas lakmus setelah ditetesi
larutan yang ingin diidentifikasi

b. Identifikasi asam basa dengan indikator pH universal

i. Menyiapkan indikator pH universal, larutan yang akan diidentifikasi,


dan gelas kimia
ii. Masukkan larutan yang akan diidentifikasi ke dalam gelas kimia
iii. Basahi keempat warna pada indikator pH universal
iv. Jika sudah basah dan terjadi perubahan warna, baca hasilnya
dengan cara mencocokkan warnanya pada pH indikator

c. Identifikasi asam basa dengan pH meter


i. Menyiapkan pH meter, 3 larutan buffer pH 4, larutan buffer pH 7,
larutan buffer pH 10, aquadest, larutan yang akan diidentifikasi
ii. Tutup elektroda dibuka
iii. Elektroda pH meter dibersihkan dengan aquadest
iv. Elektroda pH meter dikeringkan dengan tisu
v. Menyalakan pH meter
vi. Memasukkan elektroda ke dalam larutan buffer pH 7 (jangan sampai
menekan ke alas)
vii. Pencet tombol kal, tunggu sampai di layar muncul nilai 7, jika belum
bisa dikondisikan agar alat membaca nilai 7
viii. Mengulangi langkah tersebut untuk pH 4 dan pH 10 untuk kalibrasi
ix. Setelah kalibrasi selesai maka pH meter dapat digunakan untuk
mengukur pH dari sample namun setiap kali mengukur atau berganti
larutan, bersihkan elektroda dengan aquadest , kemudain
dikeringkan dengan tisu lalu masukkan larutan yang akan
diidentifikasi ke dalam elektroda dan pencet tombol read
x. Tunggu sampai konstan angkanya
xi. Amati nilai pH yang tertera pada layer pH meter
xii. Setelah pengukuran selesai, bersihkan elektroda dengan aquadest
lalu keringkan dengan tisu dan tutup elektroda.

C. DATA PENGAMATAN
a. Identifikasi asam basa dengan kertas lakmus
N Larutan yang Data Pengamatan Kesimpulan
o Diuji
1 NaCl Asam

2 Air Jeruk Asam


3 NaOH Basa

4 Air Detergen Basa

5 NH4Cl Netral
6 H2SO4 Asam

7 CH3COOH Asam

8 HCl Asam
9 NH4OH Basa

10 NaHCO3 Basa

b. Identifikasi asam basa dengan indikator pH universal

No Larutan Data Pengamatan Nihi


yang l pH
Diuji
Tanpa 7
Larutan
(netral)

2 NaCl 7
3 Na2CO3 8
4 NH4Cl 5
D. PEMBAHASAN
Semua asam dan basa mempunyai sifat sifat tertentu, tidak
semua asam mempunyai sifat yang sama demikian juga pada basa. Kita juga
sudah mengenal bahwa asam terbagi menjadi dua yaitu asam lemah dan asam
kuat, demikian juga basa, ada basa kuat dan basa lemah.
Kekuatan asam atau basa tergantung dari bagaimana suatu senyawa diuraikan
dalam pembentukan ion-ion jika senyawa tersebut dalam air.
Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa, dan larutan
bersifat netral berbeda. Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan
lakmus biru. Sifat dari masing-masing kertas lakmus tersebut sebagai berikut.

1. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam


larutan basa berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna merah.
2. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan
basa berwarna biru dan dalam larutan netral berwarna biru.
Pada uji identifikasi asam basa dengan kertas lakmus praktikan menguji pada 10
larutan, praktikkan membasahi kertas lakmus merah dan juga kertas lakmus biru
untuk masing-masing larutan tersebut.
Kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru tampak merah setelah dibasahi
dengan larutan NaCl, air jeruk, H 2SO4, CH3COOH, dan HCl. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa kelima larutan tersebut bersifat asam.
Kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru tampak biru setelah dibasahi
dengan larutan NaOH, air detergen, NH 4OH, NaHCO3 Sehingga dapat disimpulkan
bahwa keempat larutan tersebut bersifat basa.
Kertas lakmus merah tampak tetap berwarna merah dan kertas lakmus biru
tampak tetap berwarna biru setelah dibasahi dengan larutan NH 4Cl. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa larutan tersebut bersifat netral.
Indikator universal merupakan campuran dari berbagai macam indikator yang
dapat menunjukkan pH (power of hydrogen) suatu larutan dari perubahan warnanya.
Untuk menunjukkan keasaman dan kebasaan pada rentang pH 1-14. Indikator
universal dapat berbentuk kertas maupun larutan. Dalam praktikum kali ini praktikan
menggunakan indikator universal kertas

Kertas di sini berupa kertas serap berbentuk strip, dan


tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi dengan
peta warna. Cara menggunakannya dengan
mencelupkan sehelai kertas indikator ke dalam larutan
yang akan diukur pH-nya. Kemudian mencocokkan
perubahan warna pada strip kertas dengan skala
indikator yang sudah ada di dalam wadah untuk
menentukan nilai derajat keasamannya.

Dalam praktikum kali ini praktikan mengambil 4


kertas indikator yang mencelupkannya masing-masing
ke dalam larutan netral, NaCl, Na2CO3, dan NH4Cl
kemudian mencocokkannya dengan skala pH yang tertera pada wadah. Dari hasil
pengamatan larutan netral menunjukkan pH 7, larutan NaCl menunjukkan pH 7,
larutan Na2CO3 menunjukkan pH 8, dan larutan NH4Cl menunjukkan pH 5.

Berbeda dari indikator alami dan indikator universal, pH meter merupakan


sebuah alat elektronik atau bisa dikatakan alat yang lebih modern untuk mengukur
pH (derajat keasaman atau kebasaan) suatu cairan (ada elektroda khusus yang
berfungsi untuk mengukur pH bahan-bahan semi-padat). 
Cara menggunakan alatnya adalah mencelupkan elektroda pada larutan yang
akan diuji. Setelah dicelupkan, pada pH meter akan muncul angka skala yang
menunjukkan pH larutan. Untuk prinsip kerja utama pada pH meter, yaitu terletak
pada sensor probe yang berupa elektrode kaca (glass electrode) dengan jalan
mengukur jumlah ion H3O+ di dalam larutan.

Pada ujung elektrode kaca, terdapat lapisan kaca setebal 0,1 mm yang
berbentuk bulat (bulb). Bulb ini dipasangkan dengan silinder kaca non-konduktor
atau plastik memanjang, yang selanjutnya diisi dengan larutan HCl (0,1 mol/dm3). Di
dalam larutan HCl, terendam sebuah kawat elektrode panjang berbahan perak yang
pada permukaannya terbentuk senyawa setimbang AgCl. Konstannya jumlah larutan
HCl pada sistem ini membuat elektrode Ag/AgCl memiliki nilai potensial stabil.

Sebelum menggunakan pH meter, praktikan terlebih dahulu melakukan


kalibrasi dengan menggunakan larutan buffer pH 4, pH 7, dan pH 10. Hal ini
dilakukan untuk menjaga keakurasian pH meter saat digunakan mengukur derajat
keasaman suatu larutan.
Pada pH meter terdapat beberapa bagian diantaranya sebagai berikut

1) Elektroda

2) Lengan elektroda

3) Layar pH meter untuk menampilkan hasil pengukuran/pembacaan dari


pH. Selain pH, juga ditampilkan suhu dari sampel dan jam analisa

4) Tombol ON/OFF untuk menyalakan dan mematikan pH meter

5) Tombol setting kalibrasi

6) Tombol suhu sebagai sensor temperatur

7) Tombol Cal/kalibrasi

8) Tombol mode untuk ukur mengukur derajat keasaman/voltase

9) Tombol read untuk membaca nilai pH

Anda mungkin juga menyukai