Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK VIII:
1. KADEK JULIAN ASTININGSIH DWIVANISSHA (23)
2. KADEK DWIKI PUTRA UDIANA (24)
3. KOMANG YUNITA PRAMANA PUTRI (25)
4. NI KOMANG AYU CANDRA MONIKA (26)
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan Maternitas
dengan judul “Kekerasan Terhadap Perempuan Pada Masa Perinatal (Kehamilan, Persalinan
dan Nifas)”.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
sudah terkait dalam penyusunan tugas makalah ini karena telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk penyusunan makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penampilan maupun
dari segi kualitas penulisan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun jika terdapat kesalahan, kekurangan, dan kata – kata yang kurang berkenan
dalam makalah ini, dan tentu saja dengan kebaikan bersama dan untuk bersama.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan pembaca.
Kelompok VII
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Konsep Kekerasan Terhadap Perempuan Pada Masa Perinatal....................3
B. Konsep Asuhan Keperawatan Kekerasan Terhadap Perempuan Pada Masa
Perinatal........................................................................................................................9
C. Contoh Asuhan Keperawatan Kekerasan Pada Perempuan Pada Masa Perinatal. 12
D. Telaah Jurnal Kekerasan Pada Ibu Pada Masa Perinatal.......................................26
BAB III SIMPULAN DAN SARAN...............................................................................27
A. SIMPULAN.........................................................................................................27
B. SARAN................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keutuhan dan kerukunan dalam rumah tangga yang bahagia, aman, tentram dan
damai merupakan dambaan setiap orang dalam rumah tangga. Untuk mewujudkan
keutuhan dan kerukunan tersebut, sangat tergantung pada setiap orang dalam lingkup
rumah tangga, terutama dipengaruhi kadar kualitas perilaku dan pengendalian diri setiap
orang dalam lingkup rumah tangga tersebut. Keutuhan dan kerukunan rumah tangga
dapat terganggu jika kualitas dan pengendalian diri tidak dapat dikontrol yang pada
akhirnya dapat terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sehingga timbul
ketidakamanan atau ketidakadilan terhadap orang yang berada dalam lingkup rumah
tangga tersebut (Anggarawati, 2006).
KDRT hampir selalu terjadi di sekeliling kita. Setiap hari selalu ada pemberitaan
mengenai KDRT yang terjadi baik di televisi maupun media masa. Dalam keseharian,
banyak suami yang melakukan kekerasan pada istrinya, baik secara fisik, psikis, verbal,
seksual maupun ekonomi. Perlakuan kekerasan tersebut sudah tidak lagi memandang
waktu, tempat, dan keadaan istri. Beberapa kasus kekerasan bahkan dilakukan ketika istri
sedang hamil atau baru beberapa saat melahirkan.
KDRT selama kehamilan ini cenderung meningkat dengan alasan: 1). Stres
biopsikososial selama kehamilan mengganggu hubungan dan kemampuan koping,
frustasi dan akhirnya melakukan kekerasan, 2). Suami cemburu dengan janin yang
dikandung pasangannya dan menjadikan pasangannya sebagai sasaran kemarahannya, 3).
Marah pada janin yang belum lahir atau pada pasangannya, 4). Kekerasan dilakukan oleh
suami karena bingung dan ingin mengakhiri kehamilan pasangannya (Lowdermilk, et
al.,2000).
Masalah lain yang sering muncul pada korban kekerasan selama kehamilan antara
lain tertundanya kunjungan antenatal, penambahan berat badan selama kehamilan kurang
mencukupi, infeksi vagina dan leher lahir, keguguran, aborsi, kelahiran prematur, gawat
janin, perdarahan dalam kehamilan. Korban kekerasan selama hamil biasanya juga
melakukan tindakan yang merusak dirinya dan kandungannya, misalnya merokok dan
minum alkohol, sebagai salah satu koping yang dipilihnya untuk mengurangi tekanan
psikologis yang dialaminya (Curry, 1998).
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kekerasan terhadap perempuan pada masa perinatal (kehamilan,
persalinan, nifas)?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan kekerasan terhadap perempuan pada masa
perinatal (kehamilan, persalinan, nifas)?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada kasus kekerasan terhadap perempuan pada
masa perinatal (kehamilan, persalinan, nifas)?
4. Bagaimanakah telaah jurnal mengenai kekerasan terhadap perempuan pada masa
perinatal (kehamilan, persalinan, nifas)?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep kekerasan terhadap perempuan pada masa perinatal
(kehamilan, persalinan, nifas)
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan kekerasan terhadap perempuan pada
masa perinatal (kehamilan, persalinan, nifas)
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada kasus kekerasan terhadap perempuan
pada masa perinatal (kehamilan, persalinan, nifas)
4. Untuk mengetahui hasil telaah jurnal mengenai kekerasan terhadap perempuan pada
masa perinatal (kehamilan, persalinan, nifas)
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dan stress pada kehidupan seorang wanita (Huizink, Mulder, Robles,Visser, &
Buitelaar, 2004). Ketegangan tersebut bisa menyebabkan perasaan tertekan,
bukan hanya pada ibu tapi juga pada suami dan pasangan, hal inilah yang
menjadi dasar muncul tindak kekerasan. Kekerasan yang terjadi pada masa hamil
sering merupakan dampak dari ketidakmampuan adaptasi pasangan dan
ketidaksiapan pasangan menerima kehamilan.
3. Bentuk-bentuk Kekerasan
Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tindak kekerasan terhadap istri
dalam rumah tangga dibedakan kedalam 4 (empat) macam :
a. Kekerasan fisik
Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit
atau luka berat. Prilaku kekerasan yang termasuk dalam golongan ini antara
lain adalah menampar, memukul, meludahi, menarik rambut (menjambak),
menendang, menyudut dengan rokok, memukul/melukai dengan senjata, dan
sebagainya. Biasanya perlakuan ini akan nampak seperti bilur-bilur, muka
lebam, gigi patah atau bekas luka lainnya.
b. Kekerasan psikologis / emosional
Kekerasan psikologis atau emosional adalah perbuatan yang mengakibatkan
ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk
bertindak, rasa tidak berdaya dan / atau penderitaan psikis berat pada
seseorang. Perilaku kekerasan yang termasuk penganiayaan secara emosional
adalah penghinaan, komentar-komentar yang menyakitkan atau merendahkan
harga diri, mengisolir istri dari dunia luar, mengancam atau, menakut-nakuti
sebagai sarana memaksakan kehendak.
c. Kekerasan seksual
Kekerasan jenis ini meliputi pengisolasian (menjauhkan) istri dari kebutuhan
batinnya, memaksa melakukan hubungan seksual, memaksa selera seksual
sendiri, tidak memperhatikan kepuasan pihak istri.
d. Kekerasan ekonomi
Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya,
4
padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau
perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan atau pemeliharaan
kepada orang tersebut. Contoh dari kekerasan jenis ini adalah tidak memberi
nafkah istri, bahkan menghabiskan uang istri.
4. Dampak Kekerasan
Di seluruh dunia satu diantara empat perempuan hamil mengalami kekerasan
fisik dan seksual oleh pasangannya. Pada saat hamil, dapat terjadi keguguran /
abortus, persalinan imatur dan bayi meninggal dalam rahim. Perempuan yang
mengalami kekerasan selama kehamilannya, dapat berdampak pada kesehatan
fisik dan mentalnya, contohnya perempuan yang mengalami kekerasan selama
kehamilan mengalami depresi 2,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan wanita
yang tidak mengalami kekerasan selama hamil (Dunn &1Oths, 2004). Distres
emosi ini jika terus menerus terjadi akan menyebabkan risiko bunuh diri, tidak
menginginkan kehamilan dan melakukan kekerasan kepada anak. Studi ini juga
membuktikan bahwa pemukulan selama kehamilan meningkatkan risiko
terjadinya abortus spontan, persalinan prematur dan berat badan bayi rendah dua
kali lebih tinggi dibandingkan ibu yang tidak mengalami kekerasan selama hamil
(Hakimi et al., 2001).
Dampak kekerasan selama hamil menurut beberapa penelitian antara lain ;
incontinensia uri, incontinensia fecal dan perdarahan pervaginal, (Espinosa L.&
Osborne,K, 2002; Martin, s.L.,2007), penelitian lain menyebutkan bahwa
kekerasan pada perempuan pada masa 8-12 bulan post partum meningkatkan
depresi dan distress psikologis pada perempuan (Escriba-Aguir,et al., 2013; dan
Romito, P et al., 2009).
Menurut Beckman, Ling, Barzansky et. al. 2010 dan Records (2011),
dampak lain dari kekerasan selama kehamilan antara lain adalah ibu lebih sering
mendapatkan multiple injury terutama pada muka, bahu, pantat, perut dan
payudara. Ibu juga cenderung terlambat memeriksakan kehamilan, tidak
menepati janji pertemuan dengan tim kesehatan. Hal ini disebabkan karena suami
5
tidak mengijinkan ibu memeriksakan kehamilannya di pelayanan kesehatan
dengan tujuan menyembunyikan tanda – tanda kekerasan agar tidak di ketahui
tenaga kesehatan. Ibu juga sering mengalami penyakit infeksi menular seksual
dan berisiko mengalami depresi post partum. Pada saat bersalin, perempuan akan
mengalami penyulit persalinan seperti hilangnya kontraksi uterus, persalinan
lama, persalinan dengan alat bahkan pembedahan.
Hasil dari kehamilan dapat melahirkan bayi dengan BBLR, terbelakang
mental. Selain itu, dampak yang ditimbulkan antara lain ibu kurang menyusui
bayinya, menjadi perokok, dan menggunakan obat-obatan terlarang bayi lahir
cacat fisik atau bayi lahir mati. Masalah gangguan kesehatan pada bayi baru lahir
yang ibunya mengalami kekerasan selama kehamilan diantaranya adalah; berat
badan lahir rendah, persalinan prematur, aborsi spontan, solutio plasenta, ketuban
pecah dini dan kematian janin (Baccus & Bewley, 2011; Cunningham et al.,
2010; Tailieu dan Bronridge, 2010). Kekerasan pada ibu hamil ini juga menjadi
penyebab banyaknya bayi yang meninggal sebelum sempat dilahirkan.
Kekerasan selama kehamilan juga berdampak kehidupan dan tumbuh kembang
janin, Beberapa penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara kekerasan selama kehamilan dengan kejadian abortus, berat badan lahir
bayi rendah, infeksi dan prematuritas.
6
d. Perawat berperan penting dalam upaya membantu korban kekerasan
diantaranya melalui upaya pencegahan primer terdiri dari konseling
keluarga, modifikasi lingkungan sosial budaya dan pembinaan spiritual,
upaya pencegahan sekunder dengan penerapan asuhan keperawatan sesuai
permasalahan yang dihadapi klien, dan pencegaha tertier melalui
pelatihan/pendidikan, pembentukan dan proses kelompok serta pelayanan
rehabilitasi.
e. Memberikan pendampingan hukum dalam acara peradilan.
f. Melatih kader-kader (LSM) untuk mampu menjadi pendampingan korban
kekerasan.
g. Mengadakan pelatihan mengenai perlindungan pada korban tindak kekerasan
dalam rumah tangga sebagai bekal perawat untuk mendampingi korban.
7
kesejahteraan fisik dan psikososial. Menurut Taylor, dkk (1997), peran perawat
maternitas adalah educator, conselor, caregiver atau provider, case finder,
peneliti dan advocate.
a. Peran sebagai Pendidik (educator)
Peran perawat sebagai pendidik perempuan hamil-nifas yang mengalami
kekerasan dalam rumah tangga, disini perawat perlu meningkatkan
pengetahuan ibu dan meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri ibu
bahwa dia layak dihargai dan perlu meminta pertolongan untuk keluar dari
permasalahan (Bobak & Jansen, 1985).
b. Peran sebagai Konselor (conselor)
Perawat perlu mengidentifikasi kekerasan dalam rumah tangga serta mencari
alternatif- alternatif penyelesaian masalah yang dapat ditempuh serta tempat-
tempat yang memberikan perlindungan atau selter yang dapat dimanfaatkan
sebagai rumah sementara (Bobak & Jansen, 1985).
c. Peran perawat sebagai care giver /provider
Perawat dalam memeberikan asuhan keperawatan kepada perempuan yang
mengalami kekerasan dalam rumah tangga dengan menggunakan langkah
langkah tindakan yang sistematis meliputi: kemampuan dalam melakukan
pengkajian dan pendekatan kepada ibu sehingga ibu mau bercerita dan
mengungkapkan pengalaman kekerasan yang dialaminya, menjamin rasa
aman nyaman, dan membina hubungan saling percaya, memberikan
dukungan emosional seperti : menerima, memahami, merangkul, membuka
diri, membina situasi akrab, mendengarkan, mensupport, mengkaji realitas,
identifikasi dan juga perhatian terhadap fisik (May, 1992 ; Taylor, et al.,
1997).
d. Peran perawat sebagai peneliti (Researcher)
Penelitian yang dilakukan oleh perawat dilakukan untuk melihat keefektifan
intervensi keperawatan perawat, juga mengevaluasi penelitian terbaru yang
ditemukan untuk diaplikasikan dilahan praktek (May, 1992 ; Taylor, et al.,
1997). Perawat tidak hanya meneliti pada masalah kesehatan fisik
8
perempuan hamil yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga tetapi
dapat juga mengembangkan penelitian kearah psikososial
9
Tanda-tanda yang dapat mengidentifikasikan terjadinya kekerasan pada ibu
antara lain secara non verbal akan terlihat: wajah sering menyeringai menahan
sakit, berjalan limbung, ekspresi wajah datar. Tanda-tanda injury juga sering
terlihat sepert bilur-bilur, luka bakar, bengkak, perdarahan vaginal dan rectal,
lecet-lecet dan beberapa bekas luka, patah tulang lama dan baru pada hidung,
wajah, tulang rusuk, luka-luka pada wajah, payudara, perut dan genital. Keluhan
psikosomatik meliputi; kecemasan, depresi, serangan panic, kesulitan tidur, dan
anoreksia.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan pada ibu korban kekerasan sangat bervariasi
tergantung dari hasil pengkajian. Diagnosa yang paling sering muncul antara lain
“ketakutan sehubungan dengan resiko injuri pada diri dan bayi yang di
kandungnya. Diagnosa lain yang sering muncul antara lain : cemas, gangguan
body image, penderitaan yang kronis, konflik pengambilan keputusan, gangguan
proses keluarga, kehilangan, gangguan interaksi sosial, isolasi sosial, coping
yang tidak efektif, ketidakberdayaan, resiko gangguan tumbuh kembang janin,
resiko gangguan parenting, resiko gangguan pemeliharaan kesehatan, resiko
injuri, resiko terjadinya distres spiritual, dan harga diri rendah (Murray
&McKinney, 2014).
3. Rencana Keperawatan
Wanita korban kekerasan sering kesulitan membangun rencana perawatan
dalam jangka waktu lama, tanpa bantuan orang yang profesional. Wanita korban
kekerasan juga sering kesulitan menghindar dari situasi yang penuh kekerasan
dirumahnya. Perawat harus fokus untuk membantu ibu membuat perencanaan
untuk melindungi ibu dari trauma lagi dimasa mendatang. Tujuan dan harapan
untuk perawatan wanita korban kekerasan antara lain :1) wanita korban
kekerasan mengakui serangan fisik yang dialaminya, 2) membuat rencana
spesifik untuk menghindari siklus kekerasan lagi, 3) mengidentifikasi sumber-
sumber di lingkungan yang dapat membantu melindungi ibu dan bayinya.
10
4. Implementasi
Intervensi perawat yang dapat dilakukan dalam membantu ibu korban
kekerasan meliputi :1) mendengarkan, dengan menggunakan komunikasi
terapeutik, 2) membangun perencanaan untuk keamanan, 3) yakinkan bahwa ibu
tidak bersalah, 4) memberikan pendidikan kesehatan, dan 5) memberikan
tindakan rujukan
5. Evaluasi
Tindakan keperawatan di anggap berhasil jika ibu mengakui kekerasan yang
dialaminya dirumah, dan ibu mampu membuat rencanya yang nyata untuk
perlindungan diiri dan bayinya dari trauma di masa mendatang, dan mampu
menggunakan sumber daya di sekitarnya untuk melindungi diri dan bayinya
terhadap trauma kekerasan.
11
C. Contoh Kasus Mengenai Masalah Kekerasan Pada Masa Perinatal
IDENTITAS PASIEN
Penanggung Jawab Nama:
Nama : Tn. T
Umur : 28 th
Pendidikan : SMA
Jenis Kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Alamat : Bangli
12
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Hindu
A. ALASAN KUNJUNGAN
a. Keluhan Utama: Keluarga pasien mengatakan pasien terjatuh dari
tangga rumah saat mengalami pertengkaran dengan suaminya,
Keluarga pasien juga mengatakan tampak darah segar keluar
disekitar kaki pasien
b. Keluhan saat dikaji : Pasien mengatakan lemas dan kesakitan
B. RIWAYAT OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
1. Riwayat Menstruasi:
Menarche : Umur 15 tahun Siklus: Teratur ( √ ) tidak ( )
Banyaknya : ±3x ganti pembalut Lama : 5-6 hari
Keluhan : tidak ada
HPHT : 20 November 2019
2. Riwayat Pernikahan
Menikah : 1 Kali Lama : 2 Tahun
Umur
N Th Penolon Perdaraha Jenis B
Kehamila Penyulit Jenis Penyulit Laserasi Infeksi Pj
o n g n Kelamiin B
n
- - - - - - - - - - - - -
13
TP : 27 Agustus 2020
ANC kehamilan sekarang : lemas, mual
5. Riwayat keluarga berencana:
Akseptor KB : - Jenis: -
Lama : -
Masalah :-
C. RIWAYAT PENYAKIT
1. Klien : Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit yang
serius
2. Keluarga : Pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki
riwayat penyakit keturunan yang serius
14
Pasien mengatakan selama hamil tidak memiliki gangguan saat
tidur, Pasien tidur malam hari pukul 22.00 WITA dan bangun pada
pukul 06.00 WITA . serta tidur siang ± 1 jam.
6. Pola Persepsi – Kognitif:
Pasien biasa menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa bali
dalam berkomunikasi tanpa hambatan
7. Pola Konsep Diri – Persepsi Diri:
Pasien mengatakan ia mampu mengenali dirinya dan tugasnya
sebagai seorang istri
8. Pola Hubungan – Peran:
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga maupun orang
lain baik serta tidak mengalami permasalahan dengan siapapun
9. Pola Reproduktif – Seksualitas:
Pasien mengatakan tidak memiliki masalah dalam hal
reproduksi dan seksualitas
10. Pola Toleransi Terhadap Stres – Koping:
Pasien mengatakan lebih suka memendam permasalahan
sendiri, kecuali jika masalah yang dialaminya sangat berat.
11. Pola Keyakinan – Nilai:
Ibu mengatakan selalu berdoa sesuai keyakinannya agar tetap
sehat dan anaknya lahir dengan sehat pula.
E. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum :
GCS : E4V5M6
Tingkat Kesadaran : Composmentis
Tanda – tanda vital : TD: 100/70 mmHg
N: 60x/menit RR: 22x/menit T:36.50C
BB : 60 kg TB: 160 cm LILA : 27 cm
Head to toe :
Kepala:
15
Wajah : bentuk simetris, tampak lesi di dahi
Pucat (-)
Cloasma (-)
Sclera : Putih
Konjungtiva : merah muda
Pembesaran limphe node : Tidak ada
Pembesaran kelenjar tiroid : Tidak ada
Telinga : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada serum, pendengaran baik.
Dada
Payudara
Aerola : Mamae hiperpigmentasi Putting : Menonjol
Tanda dimpling / retraksi : Tidak ada
Pengeluaran ASI : Belum ada
Jantung : Suara jantung normal
Paru : Tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada bunyi wheezing.
Abdomen
Linea : Nigra striae : Tidak ada
Pembesaran Sesuai UK : Sesuai dengan UK
Gerakan Janin : Aktif Kontraksi : Tidak ada
Luka bekas operasi : Tidak ada
Ballottement : +
Leopold I : Pundus tegang TFU : -
Leopold II : Belum teraba
Leopold III : Belum teraba
Leopold IV : Belum teraba
Kontraksi : -
DJJ : - Bising usus : +
Genetalia dan perineum : Terjadi pengeluaran flek-flek, tidak ada
odema, tidak ada bekas luka operasi, tidak ada pembesaran kelenjar
bartholini.
16
Ekstremitas :
Atas :
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
CRT : <2 detik
Bawah :
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
CRT : <2 detik
Refleks : Refleks normal
F. DATA PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium :
- Hemoglobin : 11,4 gr%
- Leukosit : 6.500/mm3
- Eritrosit : 4.62x106 /mL
- Hematokrit : 37,7%
- Trombosit : 279.000/mm3
- Plano test : positif (+)
Pemeriksaan USG :-
G. DIAGNOSA MEDIS :
G1P0A0 Uk 24 minggu dengan Abortus Imminens
H. Terapi
IVD RL 20 Tpm
O2 dengan Nasal Kanul 3L/menit
Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
Asam Mefenamat 500 mg/8 jam/oral
SF 300 mg/24 jam/oral
17
II. ANALISA DATA
DATA FOKUS ANALISIS MASALAH
Ds : Resiko hipovolemia
-Pasien juga mengatakan
Trauma berhubungan dengan
tampak darah segar
perdarahan
keluar berwarna merah
jambu dari vagina dan
Abortus Imminens
bercucuran banyak
disekitar kaki pasien
-Pasien mengatakan
Pendarahan
sangat lemas dan
kesakitan
-Pasien juga mengatakan
Resiko hipovolemia
merasa mual dan pusing
dan haus
Do:
Tampak pucat dan lemas
pada pasien, turgor kulit
kurang baik, kelembapan
kulit kering dan mukosa
bibir kering
Pasien tampak
mengalami pendarahan
sebanyak ± 15cc
TTV pasien
TD : 100/70 mmHg
18
Nadi : 84x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 36.50C
Hb : 11,5 gr/dl
19
absorbsi cairan meningkat Hitung kebutuhan cairan
Usia lanjut Frekuensi Berikan posisi modified
nadi membaik
Kelebihan berat Tekanan trendelenburg
badan darah Berikan asupan cairan oral
Status membaik Edukasi
Tekanan nadi
hipermetabolik
membaik Anjurkan memperbanyak asupan
Kegagalan Membrane cairan oral
mekanisme mukosa Anjurkan menghindari perubahan
membaik
regulasi posisi mendadak
Jugular
Evaporasi Venous Kolaborasi
Kekurangan Pressure Kolaborasi pemberian cairan IV
(JVP)
intake cairan isotonis (mis. NaCl, RL)
membaik
Efek agen Kadar Hb Kolaborasi pemberian cairan IV
farmakologis membaik hipotonis (mis. Glukosa 2,5%,
Intake cairan
Kondisi klinis NaCl 0,4%)
membaik
terkait Kolaborasi pemberian cairan
Penyakit koloid (mis.albumin, plasmanate)
Addison Kolaborasi pemberian produk
Trauma/ darah
pendarahan Manajemen pendarahan
Luka bakar pervaginam
AIDS Observasi
20
Monitor kesadaran dan tanda vital
Monitor kehilangan darah
Monitor kadar hemoglobin
Terapeutik
Posisikan supine atau
trendelenburg
Pasang oksimetri nadi
Berikan oksigen via kanul nasal
3L/menit
Pasang IV Line dengan selang set
transfusi
Pasang kateter untuk
mengosongkan kandung kemih
Ambil darah untuk pemeriksaan
darah lengkap
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian uterotonika
Kolaborasi pemberian
antikoagulan
V. IMPLEMENTASI
No Tgl/Jam Dx Implementasi Respon
1. 10 Mei 1 Mengkaji keadaan umum pasien S: Pasien mengatakan tampak
2020 Mengkaji TTV Pasien dan Hb darah segar keluar berwarna
08.00 merah jambu dari vagina dan
Wita bercucuran banyak disekitar
kaki pasien , dan pasien
mengatakan sangat lemas
O: Tampak pucat dan lemas
pada pasien, turgor kulit kurang
21
baik, kelembapan kulit kering
dan mukosa bibir kering
TTV :
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 60x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36.50C
Hb : 11,5 gr/dl
2 08.05 1 Mengkaji pendarahan pada pasien S :-
Wita O: Pasien mengalami
pendarahan dari jalan lahir
sebanyak ± 15 cc
3 08. 10 1 Kolaborasi pemberian cairan IV infus S:-
Wita IVD RL O : Pasien tampak pucat dan
lemas, turgor kulit buruk,
mukosa bibir kering
Infus masuk secara intravena
dan tidak ada riwayat
alergi/gatal-gatal
4. 08.15 1 Memberikan O2 dengan nasal kanul S :-
Wita 3L/menit O: Pasien nampak nyaman
namun masih tampak lemas
5. 08.20 1 Memberikan posisi modified S: -
Wita trendelenburg O: Pasien nampak nyaman
namun masih tampak menahan
sakit
6. 09.00 1 Monitor kesadaran dan tanda vital S: -
Wita O: Tingkat kesadaran pasien
composmentis
TTV pasien :
TD : 90/70 mmHg
22
Nadi : 60x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36.00C
23
RR : 22x/menit
Suhu : 36.00C
VI. EVALUASI
Tgl / Jam No Dx Evaluasi Hasil Paraf
10 mei 1 S:
2020 -pasien mengatakan keadaannya masih merasa
24
lemas
-pasien mengatakan masih ada darah yang keluar
dari jalan lahir dan masih merasakan sakit
O:
-ekspresi wajah pasien masih lemas
-pasien nampak lebih rileks dari sebelumnya
-keadaan umum pasien composmentis
TTV pasien :
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 72 x/ menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36.60C
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Memberikan posisi modified
trendelenburg
2. Monitor kesadaran dan tanda vital
3. Mengobservasi pendarahan pada pasien
4. Memberikan O2 bila perlu
25
D. Hasil Telaah Jurnal
1. Jurnal “Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Sebagai Salah Satu Isu
Kesehatan Masyarakat Secara Global”
a. Hasil
Berdasarkan telaah jurnal (Ramadani & Yuliani, 2017) mengenai kekerasan dalam
rumah tangga (KDRT) sebagai salah satu isu kesehatan masyarakat secara global,
didapatkan hasil yaitu kejadian KDRT sebebsar 61%, responden yang pernah mengalami
riwayat kekerasan di masa lalu (59,8%), memiliki pola asuh yang buruk (55,3%). Terdapat
hubungan antara riwayat kekerasan di masa lalu (p=0,025), pola asuh sewaktu kecil
(p=0,016), dengan kejadian KDRT.
b. Pembahasan
Hasil penelitian menemukan 55,9% suami melakukan tindakan KDRT terhadap istri
mereka. Hal ini menunjukkan tingginya kejadian kekerasan pada perempuan di ranah
domestik. Komnas perlindungan perempuan juga mencatat kejadian KDRT cenderung
tinggi dan meningkat setiap tahun, dengan rata-rata peningkatan sebesar 5-10% tiap
tahunnya. Bentuk kekerasan, yang pa ling banyak dilakukan dalam penelitian ini adalah
kekerasan fisik ringan berupa mendorong istri (36,3%). Selanjutnya adalah kekerasan
ekonomi ringan berupa tidak memenuhi kebutuhan rumah tangga (35%) dan kekerasan
seksual ringan berupa menghina dengan kata-kata berbau seksual (32,5%). Mirisnya lagi
seba nyak 19,5% kekerasan psikologis kategori berat dilakukan ketika istri sedang hamil.
Efek psikologis penganiayaan bagi banyak perempuan lebih parah dibanding efek
fisiknya Rasa takut, cemas, letih, kelainan stress post traumatic, serta gangguan makan dan
tidur merupakan reaksi panjang dari tindak kekerasan. Seringkali tindak kekerasan
terhadap istri mengakibatkan kesehatan reproduksi terganggu secara biologis yang pada
akhirnya mengakibatkan terganggunya secara sosiologis (Sutrisminah E, 2010).
Dilihat dari aspek kesehatan reproduksi, kejadian KDRT pada perempuan bisa
mengakibatkan berbagai macam gangguan sistem reproduksi, baik langsung ataupun tidak
langsung. Perempuan bisa mengalami gangguan menstruasi bahkan menopause lebih awal.
Pada saat hamil dapat terjadi keguguran / abortus, persalinan imatur dan bayi meninggal
dalam rahim. Saat persalinan, pe rempuan akan mengalami penyulit persalinan seperti
hilangnya kontraksi uterus, persalinan lama, persalinan dengan alat bahkan pembedahan.
Hasil dari kehamilan dapat melahirkan bayi dengan BBLR, terbelakang mental, bayi lahir
cacat fisik atau bayi lahir mati (Sonda M, 2010)
2610
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kekerasan suami terhadap istri pada masa hamil-nifas dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Bentuk-bentuk kekerasan yang sering dialami, seperti kekerasan fisik,
psikologis, seksual, dan ekonomi, berdampak pada kesehatan reproduksi istri. Dampak
tindak kekerasan pada istri terhadap kesehatan reproduksi dapat mempengaruhi
psikologis ibu sehingga terjadi gangguan pada saat kehamilan dan bersalin, serta setelah
melahirkan dan bayi yang dilahirkan. Perawat maternitas mempunyai peranan yang besar
dalam meningkatkan keselamatan, kesehatan serta kesejahteraan ibu dan keluarga berupa
kesejahteraan fisik dan psikososial. Menurut Taylor, dkk (1997), peran perawat
maternitas adalah educator, conselor, caregiver atau provider, case finder, peneliti dan
advocate. Asuhan keperawatan kekerasan terhadap perempuan pada masa perinatal
meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, rencana keperawatan, implementasi dan
evaluasi.
B. Saran
Perlu peningkatan keperdulian, pengetahuan dan keterampilan perawat dalam
penangan kasus KDRT dalam masa perinatal. Peran serta masyarakat dan pihak terkait
seperti pemerintah penting dalam membangun sistem pencegahan agar tidak terjadi
tindakan kekerasan.
11
27
DAFTAR PUSTAKA
Handayani, Tri Lestari. 2017. Memahami dan Pemberian Asuhan Keperawatan Pada Ibu
Hamil Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga. Available at: http://research-
report.umm.ac.id/index.php/research-report/article/view/1355.
Martin,S.L.et al. (2001).Physical abuse of woman before,during and after pregnancy. JAMA,
285 (12).1581-1584
Martin,S.L.et al. (2001).Physical abuse of woman before,during and after pregnancy. JAMA,
285 (12).1581-1584
May & Mahlmeister. (1994). Maternal & neonatal nursing family – center care nursin.
(3thed). Philadelphia : Lippincott
Murray,S.S., & McKinney,E. S. (2014) Foundation of Maternal-Newborn and Woman’s
Health Nursing. 6th ed. USA:Elsevier
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. PPNI: Jakarta.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat PPNI:
Jakarta Selatan.
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Denifisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Dewan Pengurus Pusat PPNI: Jakarta Selatan.
Ramadani, M., & Yuliani, F. (2017). Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Kdrt) Sebagai Salah
Satu Isu Kesehatan Masyarakat Secara Global. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas,
9(2), 80. https://doi.org/10.24893/jkma.v9i2.19
11
28