Anda di halaman 1dari 18

HEREDITAS, GEN DAN DNA

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Bioteknologi

Oleh:
Asep Rahman 122154054
Desy Maysari 122154053
Dikdik Nurhizar 122154070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2014
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah swt.karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikanmakalah,

yang berjudul “Hereditas, Gen dan DNA”. Makalah ini disusun untuk memenuhi

salah satu syarat tugas mata kuliah Bioteknoogi

Hereditas adalah pewarisan watak dari induk ke keturunannya baik secara

biologis melalui gen (DNA) atau secara sosial melalui pewarisan gelar, atau status

sosial, Faktor hereditas dalam hal ini adalah sifat sifat atau ciri yang diperoleh

pada seorang anak atas dasar keturunan atau pewarisan dari generasi kegenerasi

melalui sel benih.

Sifat sifat ciri pembawaan tersebut ada dari pembawaan sejak lahir, dan

masih merupakan benih, yang masih merupakan kekuatan/potensi terpendam

dalam diri seseorang. Potensi baru akan aktual dan tumbuh serta berkembangan

setelah mendapatkan rangsangan rangsangan dan pengaruh dari luar/faktor

eksternal.

Sebelumnya penulis mohon maaf jika ada kekurangan maupun kesalahan

dalam penulisan maupun penyusunan makalah ini.

Tasikmalaya, April 2014

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam kedudukannya pada proses pendidikan, hereditas dapat
diartikan sebagai pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik individu
dari pihak orang tuanya. Pewarisan ini terjadi melalui proses genetis.
Dapat kita ketahui bahwa pembangun makhluk hidup baik yang
berukuran kecil dan sederhana seperti bakteri atau makhluk besar dan
kompleks seperti gajah ditentukan oleh gen yang berasal dari DNA.
Dengan kemajuan zaman yang terus berkembang ilmuwan
memanipulasi gen, mengisolasi, dan membuat tiruannya yang menghasilkan
penemuan teknologi DNA rekombinan.
DNA rekombinan atau rDNA (bahasa inggris: recombinant DNA)
adalah suatu bentuk DNA buatan yang dibuat dengan cara menggabungkan
atau merekombinasi dua atau lebih untaian benang DNA yang dalam keadaan
normal tidak berpasangan atau terjadi bersama.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud hereditas ?
2. Bagaimana sifat herditas ?
3. Bagaimana identitas DNA sebagai bahan genetis ?
4. Bagaimana terjemahan dari struktur gen menjadi struktur protein ?
5. Ap yang dimaksud DNA rekombinan ?
6. Bagaimana batasan dan DNA rekombinan ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka makalah ini bertujuan
untuk mengetahui tentang sifat hereditas, identitas DNA sebagai bahan
genetis, struktur gen yang d terjemahkan menjadi struktur protein, DNA
rekombinan, batasan dan DNA rekombinan.

D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik
secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoretis makalah ini berguna
sebagai pengembangan konsep Hereditas, Gen dan DNA bagi kehidupan.
Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan
khususnya tentang Hereditas, Gen dan DNA dalam kehidupan;
2. pembaca, sebagai media informasi tentang Hereditas, GEN dan DNA
dalam kehidupan baik secara teoritis maupun praktis.

E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode deskriptif. Melalui
metode ini penulis akan menguraikan permasalahan secara jelas dan
konprehensif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan
menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui
kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Hereditas
Hereditas adalah pewarisan watak dari induk ke keturunannya baik secara
biologis melalui gen (DNA) atau secara sosial melalui pewarisan gelar, atau status
sosial.
Hereditas menurut Witherington (1996:26) “Hereditas adalah suatu proses
penurunan sifat-sifat dari induk keketurunannya melalui gen dan bukan dalam
bentuk tingkah laku melainkan struktur tubuh”
Gen adalah unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk fisiknya
adalah urutan DNA yang menyandi suatu protein, polipeptida, atau seuntai RNA
yang memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya.
Gen menurut Morgan “gen adalah suatu zat yang berukuran sangat kecil
(zarah) yang kompak dan menempati suatu tempat pada kromosom bernama
lokus”
DNA (deoxyribonucleic acid) adalah untaian asam nukleat yang menyandi
kode genetik makhluk hidup, termasuk manusia.

B. PEMBAHASAN
1. Sifat Hereditas
Hereditas adalah suatu proses penurunan sifat-sifat dari induk melalui
gen keketurunannya dalam bentuk struktur tubuh dan bukan dalam bentuk
tingkah laku. Secara umum hereditas di artikan sebagai pewarisan sifat dari
induk ke keturunannya baik secara bilogis melalui gen atau (DNA) atau
secara sosial melalui pewarisan gelar, atau status sosial. Pewarisan sifat ini
biasanya berhubungan dengan struktur tubuh dan bukan tingkah laku. Karena
tingkah laku makhluk hidup lebih banyak dipengaruhioleh faktor lingkungan.
Hereditas adalah sebuah konsep yang telah berkembang sejak zaman
filsuf Yunani kuno. Dari Theophrastus, Hiprokrates, Aristoteles hingga
Aeskhylus. Hiprokrates menduga bahwa "benih/sifat" diproduksi oleh
berbagai anggota tubuh dan di wariskan pada saat pembuahan. Sedang
Aristoteles menduga bahwa semen pejantan dan betina becampur pada saat
pembuahan. Konsep tentang hereditas yang lebih ekstrim lagi adalah teori
Pangenesis yang mempercayai bahwa pewarisan sifat berhubungan erat
dengan hubungan darah. Karena itu muncul istilah darah murni, darah
turunan, dan darah bangsawan. Teori Pangenesis kemudian di patahkan oleh
Francis Galton, sepupu dari Charles Darwin melalui sebuah percobaan.
Faktor hereditas dalam hal ini adalah sifat sifat atau ciri yang
diperoleh pada seorang anak atas dasar keturunan atau pewarisan dari
generasi kegenerasi melalui sel benih. Sifat sifat ciri pembawaan tersebut ada
dari pembawaan sejak lahir, dan masih merupakan benih, yang masih
merupakan kekuatan/potensi terpendam dalam diri seseorang. Potensi baru
akan aktual dan tumbuh serta berkembangan setelah mendapatkan rangsangan
rangsangan dan pengaruh dari luar/faktor eksten.
Dalam kedudukannya pada proses pendidikan, hereditas dapat
diartikan sebagai pewarisan atau pemindahan biologis karakteristik individu
dari pihak orang tuanya. Pewarisan ini terjadi melalui proses genetis. (Westy
Soemanto:1987,78). Itulah sebabnya maka dalam dunia pendidikan juga
dibutuhkan ilmu ilmu biologi yang memang mempunyai kaitan erat dengan
psikologi pertumbuhan anak.
Pembahasan tentang hereditas sebagai sebuah gejala yang dialami
oleh seorang anak tentu akan mengarah pada proses berlangsungnya hereditas
tersebut, kemudian prinsip prinsip apa yang akan muncul dari
keberlangsungan hereditas. Berikut akan dijabarkan satu persatu.
1. Proses Hereditas
Hereditas pada seorang anak adalah berupa warisan “specific genes”
yang berasal dari kedua orang tuanya “Genes” ini terhimpun di dalam
kromosom kromosom atau “colored bodies”. Kromosom kromosom, baik dari
pihak ayah ataupun dari pihak ibu berinteraksi membentuk pasangan
pasangan. Dua anggota dari masing masing pasangan memiliki bentuk dan
fungsi yang sma.
Dalam pada itu masing masing individu mulai hidup dengan satu sel
di dalam indung telur yang telah dibuahi oleh satu sperma. Sel ini berbagi
menjadi dua, masing masing berbagi lagi menjadi dua, sekali lagi menjadi
dua dan seterusnya sehingga membentuk organ. Proses pembagian sel ini
disebut dengan “mitosis”. Menurut para ahli disebutkan bahwa; semua sel
dalam badan memiliki hereditas identik sebagai akibat dari adanya proses
individuasi dan diferensiasi. (Wasty Soemanto:1987,79). Namun yang pasti
setiap sel terdeferensiasi sebagian menjadi sel mata, sebagian menjadi sel
telinga dan seterusnya.
Kelangsungan proses di atas terjadi apabila dua individu berlainan
jenis kelamin melakukan perkawinan terjadilah proses genetis seperti tadi
kesemuanya dalam rangka membentuk individu baru.
Dalam hal ini Janathan L. Freeman memberi penegasan :
Along the length of each chromosome are a number of areas called genes.
The structure of the DNA in a pair of genes (one on each chromosome)
determines the exact chemical nature of paraticular proteins within the cell.
Since these proteins, called enzymes, control the function of the cell,
ultimately it is the genes that determine how the cell functions. (jonathan L.
Freeman:1978,243).
Kutipan diatas menjelaskan bahwa telah ditemukan adanya ketentuan
ketentuan yang alami berlaku untuk proses genetika dari orang tua kepada
anak. Sehingga rumus DNA menjadi populer sebagai panduan untuk melihat
hal ini, apa dan bagaimana dasar dasar biologi yang dapat memberikan
konstribusi terhadap anak sebagai keturunan.
Untuk catatan dalam hal ini bahwa dalam pendekatan biologis
terdapat satu aturan sistem yang memberikan pedoman bagi psikologi
pendidikan dimana anak dalam kelahiran danpertumbuhan telah diawali dari
adanya garis keturunan yang tidak terpisah dengan orang tuanya. Untuk itu
nativisme yang menjadi aliran dalam hal ini sangat penting sebagai bagian
kajian yang harus ditelusuri lebih jauh.
2. Prinsip Prinsip Hereditas
Prinsip dalam hal ini adalah aturan yang memang menjadi hukum atau
bagian teori yang menjadi pedoman bagi ilmuan atau pengguna untuk
menjadikan hereditas sebagai landasan pendidikan.
Dari beberapa penelitian tentang prinsip hereditas menurut catatan
(Tadjab:1994,29) bahwa diketemukan beberapa hal yang utama yakni :
a. Prinsip reproduksi; artinya menghasilkan atau membuat kembali. Dalam
hal ini proses penurunan sifat atau ciri hereditas tersebut melalui sel
benih, kemudian cirinya dalam bentuk nyata, maka tidak harus mengulang
kembali dari awal pertumbuhan dan perkembangan serta pengalaman
yang telah dialami oleh generasai pendahulunya.
b. Prinsip konformitas; yakni setiap jenis makhluk menurunkan jenisnya
sendiri dalam hal ini tidak akan melahirkan atau menurunkan sifat sifat
atau ciri ciri makhlik lain yang bukan ciri/sifatnya. Prinsip ini termasuk
aliran yang menolak bahwa manusia adalah keturunan dari makhluk jenis
lain.
c. Prinsip variasi; artinya setiap individu disamping mewarisi sifat atau ciri
umum yang sama, juga mewarisi sifat atau ciri yang berbeda beda. Anak
yang berasal dari orang tua yang sama, bahkan anak kembar sekalipun
mempunyai sifat atau ciri yang berbeda. Adalah tidak benar bila dua
orang manusia mempunyai sifat dan ciri yang persisi sama di muka bumi
ini.
d. Prinsip regresi filial; adalah sifat atau ciri yang diturunkan dari generasi
kegenerasi akan cenderung menuju kearah rata rata. Prinsip ini
memberikan pengertian bahwa anak dari orang tua yang sangat cerdas
menunjukkan kecenderungan untuk menjadi kurang cerdas daripada orang
tuanya. Sebaliknya anak dari orang tua yang lemah akan cenderung
menjadi lebih pintar.
2. Identitas DNA Sebagai Bahan Genetis

Alam memperlihatkan mekanisme hayati untuk mempertahankan ciri


khas mahluk hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mekanisme ini
terjadi ada semua tingkat mahluk hidup. Dari yang paling rendah sampai
paling komplek sekalipun. Ciri atau sifat khas mahluk hidup tampak dari ciri
morfologis, ciri anatomi maupun ciri tingkah laku yang dapat diamati dan
diukur.
Gregory Mendel (1822-1884) adalah orang pertama mengamati
pewarisan sifat ini. Dari hasil percobaan tahun (1866). Mendel menarik
kesimpulan bahwa sifat-sifat karakteristik dari kedua induk dapat diwariskan
ke generasi berikutnya melalui segregasi. Selanjutnya, August Weisman
pada tahun 1892, mengemukakan bahwa sifat yang diwariskan tersebut
dilakukan oleh senyawa yang berasal dalam inti sel. Senyawa tersebut dalam
penelitian lanjutan disebut kromosom. Tahun 1869 seorang ahli ilmu kimia
berkebangsaan Jerman bernama Friedrich Miescher menyelidiki susunan
kimia dari nucleus sel. Ia mengetahui bahwa nukleus sel tidak terdiri dari
karbohidrat, protein maupun lemak, melainkan terdiri dari zat yang
mempunyai pengandungan fosfor sangat tinggi. Oleh karena zat itu
terdapat di dalam nukleus sel, maka zat itu disebutnya nuklein. Nama ini
kemudian dirubah menjadi asam nukleat, karena asam ikut menyusunnya.
Walter Sutton, tahun 1903, mengemukakan bahwa kromosom merupakan
benda-benda sel yang mengandung unit-unit pewarisan. Unit tersebut oleh
Wilhem Johannsen disebut gen (1909). Dan pada tahun 1926, Herman
Muller membuktikan bahwa sinar-X memicu perubahan genetik lalat buah.
Penemuan DNA (Deoxyribonucleic acid) sebagai materi genetik pada
awalnya menimbulkan pro dan kontra. Pengetahuan tentang kromosom yang
tersusun dari protein dan asam nukleat, mulanya lebih condong menganggap
bahwa protein sebagai materi genetik. Hal ini berkaitan dengan peranan
protein yang sangat dinamis dalam kehidupan sel. Anggapan protein sebagai
materi genetik terus dianut hingga tahun 1950-an. Sementara asam nukleat
karena dianggap terlalu kecil dan strukturnya terlalu sederhana, hanya sedikit
sekali mendapat perhatian sebagai materi genetik.
Percobaan Griffith dalam tahun 1928. la menemukan bahwa bakteri
Diplococcus pneumoniae (biasa disebut Pneumococcus), bila dipelihara di
laboratorium, maka berdasarkan bentuk koloninya dapat dibedakan dua
bentuk, yaitu bentuk kasar (K) dan bentuk halus (H). Kedua bentuk bakteri
ini biasanya tumbuh murni, artinya tidak bercampur. Griffith dapat
menunjukkan bahwa apabila koloni bentuk H dibunuh karena direbus dan
sisanya dicampur dengan bakteri bentuk K yang hidup, maka beberapa dari
bakteri bentuk K ini ditransformasi (dirubah) ke bakteri bentuk H. Bakteri
bentuk H ini kemudian tumbuh murni seperti halnya dengan sisa bakteri K
yang tidak mengalami transformasi.
Jadi secara singkat:H mati + K hidup   H hidup + K hidup
Ini berarti bahwa suatu substansi yang terdapat di dalam bakteri H yang
mati telah dipindahkan ke bakteri K dan merupakan sifat genetik dari bakteri
K.
Pada pertengahan tahun 1940-an arah penelitian tentang bahan
genetis mulai beralih dari protein ke DNA, salah satu jenis asam nukleat
mahluk hidup. Tahun 1944, Oswalt Avery, Colin Mac Leod dan Maclyn
McCarty dengan menggunakan ekstrak DNA berhasil menunjukkan bahwa
DNA merupakan senyawa yang bertanggung jawab dalam proses
transformasi bakteri strain R (rough) yang kurang virulen dan kasar menjadi
strain S (smooth) yang sangat virulen dan halus.
Penelitian yang menunjukkan bahwa DNA merupakan bahan
informasi genetik dan bukan protein, dilakukan oleh Alfred Hershey dan
Martha Chase ada tahun 1952. Percobaan pembuktian DNA sebagai bahan
informasi genetik dilakukan melalui pelabelan DNA dengan 32P dan protein
dengan 35S asal virus bakteriofag T2. Hasil analisis bakteri yang terinfeksi
dalam sel bakteri kemudian mengendalikan metabolisme sel bakteri guna
kepentingan bakteriofag, biosintesis DNA, dan protein bakteriofag.
Sebaliknya sedikit sekali yang mengandung 35S (protein bakteriofag induk).
Pada tahun 1953, James D. Watson, ahli Biokimia Amerika Serikat
dan Francis Crick, ahli biofisika Inggris, mampu mengidentifikasi rantai
asam deoksiribonukleat di dalam kromosom inti sel, tempat rantai DNA
bernaung. Struktur yang ditemukan adalah rantai ganda antiparalel, yang
terbukti membawa ribuan gen yang menentukan sifat-sifat mahluk hidup.
Sekarang tidak terbantahkan lagi bahwa DNA merupakan materi genetic

3. Struktur Gen Diterjemahkan Menjadi Struktur Protein


Kodon (kode genetik) adalah deret nukleotida pada mRNA yang
terdiri atas kombinasi tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam
amino tertentu sehingga sering disebut sebagai kodon triplet. Asam amino
yang disandikan misalnya metionin oleh urutan nukleotida ATG (AUG pada
RNA). Banyak asam amino yang disandikan oleh lebih dari satu jenis kodon.
Kodon berada pada molekul mRNA. Penerjemahan mRNA menjadi protein
dilakukan pada ruas penyandi yang diapit oleh kodon awal (AUG) dan
kodon akhir (UAA, UAG atau UGA), ruas ini disebut gen. Kodon pada
molekul mRNA dapat menyandi asam-asam amino dengan bantuan
interpretasi kodon oleh tRNA. Setiap tRNA membawa satu jenis asam amino
sesuai dengan tiga urutan nukleotida atau triplet yang disebut dengan
antikodon yang berada pada simpul antikodon tRNA. Antikodon
mengikatkan diri secara komplementer pada kodon di mRNA, sehingga
asam amino yang dibawa oleh tRNA sesuai dengan kodon yang ada pada
mRNA. pesan genetik ditransalsi kodon demi kodon dengan cara tRNA
membawa asam-asam amino sesuai antikodon yang komplementer dengan
kodon dan ribosom menyambungkan asam-asam amino tersebut menjadi
suatu rantai polipeptida. Ribosom menambahkan tiap asam amino yang
dibawa oleh tRNA ke ujung rantai polipeptida yang sedang tumbuh.
a. STRUKTUR DNA (Asam deoksiribonukleat)
Bagian terbesar dari DNA terdapat di dalam kromosom. Sedikit DNA
terdapat juga di dalam organel seperti mitokondria dari tumbuhan dan
hewan, dan dalam kloroplast dari ganggang dan tumbuhan tingkat tinggi.
Ada perbedaan nyata antara DNA yang terdapat di dalam kromosom dan di
dalam mitokondria maupun kloroplast. DNA di dalam mitokondria dan
kloroplast tidak ada hubungannya dengan protein histon dan bentuk
molekulnya bulat seperti yang terdapat pada bakteri dan ganggang biru. Sel
tumbuhan dan hewan mengandung kira-kira 1000 kali lebih banyak DNA
daripada yang dimiliki sel bakteri.
Asam nukleat tersusun atas nukleotida (mononukleotida), yang bila
terurai terdiri dari gula, fosfat dan basa yang mengandung nitrogen. Basa
nitrogen dan gula pentosa deoksiribosa melalui ikatan glikosida membentuk
molekul nukleosida. Ikatan glikosida tersebut terjadi antara atom C-1 gula
pentosa dengan atom N-1 pirimidin atau atom N-9 purin. Karena banyaknya
nukleotida yang menyusun molekul DNA, maka molekul DNA
merupakan suatu polinukleotida.
Tiga komponen dasar  molekul DNA yaitu:
1. Gula. Molekul gula yang menyusun DNA adalah sebuah pentosa, yaitu
deoksiribosa
2. Fosfat. Molekul fosfatnya berupa PO4.
3. Basa. Basa nitrogen yang menyusun molekul DNA dibedakan atas:
a. Kelompok pirimidin. Kelompok ini dibedakan atas basa: - sitosin (S)-
timin (T)
b. Kelompok purin. Kelompok ini dibedakan atas basa: - adenin (A) -
guanin (G)

Struktur fisik dan kimia DNA dikemukakan James D. Watson dan


Francis Crick. DNA mempunyai dua rantai polinukleotida anti-paralel dalam
heliks ganda. Ciri-ciri utama model DNA heliks ganda yang diusulkan
Watson dan Crick adalah sebagai berikut:
1. Molekul DNA mengandung dua rantai polinukleotida yang terikat satu
dengan yang lain dalam heliks ganda putar kanan.
2. Diameter heliks ganda tersebut adalah 2 nm
3. Kedua rantai antiparalel (polaritas berlawanan), yaitu kedua rantai
berorientasi dalam arah berlawanan satu rantai arah 5’ ke 3’ dan rantai
lain dari 3’ ke 5.
4. Kerangka gula fosfat berada pada di sisi luar heliks ganda sementara basa
terorientasi pada pusat sumbu.
5. Basa-basa rantai yang berlawanan diikat bersama melalui ikatan hydrogen.
Basa A elalu berpasangan dengan T (dua ikatan hydrogen) dan G dengan
C (tiga ikatan hydrogen).
6. Pasangan basa terpisah 0,34 nm (34 Å) dalam heliks ganda. Putaran penuh
(3600) heliks mengambil 3,4 nm (0,34 Å), sehingga ada 10 pasang basa
setiap putaran.
7. Dua rantai yang mengikat pasangan basa pada cincin gulanya tidak
berlawanan secara langsung. Karena tulang punggung dua gula fosfat dari
heliks ganda tidak sama panjang dalam sumbu heliks sehingga
menghasilkan lekukan antara tulang punggung. Lekukan memiliki ukuran
yang sama, sehingga disebut lekukan besar (mayor groove) dan lekukan
kecil (minor groove)

Kedua ujung rantai DNA linear dapat terikat secara kovalen satu sama
lain membentuk struktur lingkaran. Struktur tersebut dapat berbentuk acak
(berlilitan) dan sirkular terbuka. Pelilitan merupakan struktur DNA yang
tertutup secara kovalen karena rantai polinukleotidanya tetap utuh. Struktur
ini tidak mempunyai ujung 5’ atau 3’ bebas. Jika salah satu rantai
polinukleotida putus, maka heliks ganda akan kembali ke bentuk normalnya
sebagai sirkular terbuka. Beberapa contoh struktur DNA berlillitan adalah
DNA virus ST-40, DNA plasmid bakteri.
Penelitian lanjutan oleh Wilkins dan kawan-kawan menemukan 3
macam struktur DNA dan dinamakan struktur A, B, dan Z. Model struktur
DNA paling stabil adalah struktur B, seperti yang dikemukakan oleh Watson
& Crick. Heliks ganda di alam (dalam larutan) umumnya memiliki putar ke
kanan (DNA-B). bila DNA memiliki basa purin dan pirimidin berselang
seling, terdapat kecenderungan bentuk B berubah menjadi bentuk Z yang
membentuk heliks zigzag. Bentuk A putar kiri, di antaranya terjadi bila rantai
DNA berubah menjadi tunggal untuk kemudian berpasangan dengan RNA.
Penelitian Chargaff (1955) melalui hidrolisis DNA membuktikan bahwa
pada berbagai macam makhluk ternyata banyaknya adenin selalu kira-kira
sama dengan banyaknya timin (A = T), demikian pula dengan sitosin dan
guanin (S = G). Dengan perkataan lain, aturan Chargaff menyatakan bahwa
perbandingan A/T dan S/G selalu mendekati satu.

4. DNA rekmbinan
Teknologi DNA rekombinan telah mungkinkan bagi kita untuk:
mengisolasi DNA dari berbagai organisme, menggabungkan DNA yang
berasal dari organisme yang berbeda sehingga terbentuk DNA rekombinan,
memasukkan DNA rekombinan ke dalam sel organisme prokariot maupun
eukariot hingga DNA rekombinan dapat berepilkasi dan bahkan dapat
diekspresikan. Jadi, Teknologi DNA Rekombinan merupakan kumpulan
teknik atau metoda yang digunakan untuk mengkombinasikan gen-gen di
dalam tabung reaksi. Teknik-teknik tersebut meliputi:
a. Teknik untuk mengisolasi DNA.
b. Teknik untuk memotong DNA.
c. Teknik untuk menggabung atau menyambung DNA.
d. Teknik untuk memasukkan DNA ke dalam sel hidup.
Manfaat DNA rekombinan
Teknologi DNA Rekombinan telah memberikan banyak manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan maupun bagi kehidupam manusia sehari-
hari. Beberapa jenis obat-obatan, vaksin, bahan pangan, bahan pakaian dan
lainnya telah diproduksi dengan memanfaatkan teknologi DNA Rekombinan.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, secara langsung maupun tidak
langsung, sebagian dari kita pernah berhubungan dengan hasil penggunaan
teknologi DNA Rekombinan. Contoh: insulin telah digunakan untuk
mengobati penyakit diabetes. Penyakit diabetes pada manusia diobati dengan
insulin manusia. Bagaimanakah kita dapat memperoleh insulin manusia ini ?.
Apakah untuk mengobati orang yang sakit diabetes ini kita harus
mengorbankan orang yang sehat untuk diekstrak insulinnya ?. Tentu saja
tidak. Saat ini insulin manusia telah berhasil diproduksi secara masal dengan
menggunakan bakteri. Kemampuan bakteri untuk memproduksi insulin
manusia ini adalah karena manusia telah berhasil memasukkan dan
mengintegrasikan gen yang menyandikan insulin manusia kedalam genom
bakteri.
Contoh lainnya adalah kapas transgenik. Kapas transgenik pernah
ramai dibicarakan di media masa kita pada awal abad 21 ini. Salah satu kapas
transgenik adalah kapas-bt. Tanaman kapas-bt telah mengandung gen
penyandi toksin yang berasal dari bakteri Bacillus turingiensis (Bt). Toksin
tersebut dapat membunuh hama kapas sehingga kapas-bt tersebut tahan
terhadap serangan hama.
Bakteri penghasil insulin dan tanaman kapas-bt tersebut merupakan
sebagian dari hasil rekayasa yang dilakukan manusia terhadap makhluk hidup
dengan menggunakan teknologi DNA rekombinan.
BAB 111
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan uraian bab sebelumnya penulis dapat mengemukakan


simpulan sebagai berikut.
1. Hereditas adalah suatu proses penurunan sifat-sifat dari induk melalui
gen keketurunannya dalam bentuk struktur tubuh dan bukan dalam
bentuk tingkah laku..
2. Gen adalah unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk fisiknya
adalah urutan DNA yang menyandi suatu protein, polipeptida, atau
seuntai RNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya.
3. DNA (deoxyribonucleic acid) adalah untaian asam nukleat yang
menyandi kode genetik makhluk hidup, termasuk manusia.
B. Saran
Sejalan dengan simpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai
berikut.
1. Masyarakat disarankan untuk selektif dalam memilih pasangan untuk

menjaga penurunan sifat yang kurang baik dari pasangan tersebut.

2. Masyarakat disarankan untuk mengembangkan teknologi rekombinan

untuk dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari agar ilmu

pengetahuan kita semakin berkembang.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Islamudin. (2011). DNA sebagai Materi Genetika 1, [Online].


Tersedia: http://fatih-io.biz/struktur-kimia-materi-genetik.html. [22
september 2014]
Anonim, (2013). Gen, [Online]. Tersedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Gen.html. [22 september 2014]
Anonim, (2012). Hereditas, [Online]. Tersedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Hereditas.html. [22 september 2014]
Tjahjoleksono, Aris. DNA Rekombinan, [Online]. Tersedia:
http://web.ipb.ac.id/~tpb/files/materi/genetika/dnarekombinan/dnare
kombinan.html. [22 september 2014]

Anda mungkin juga menyukai