ID Analisis Swot Pengadaan Bahan Baku Pakan
ID Analisis Swot Pengadaan Bahan Baku Pakan
ISSN: 0852-3681
E-ISSN: 2443-0765
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/
anieeka@ub.ac.id / anieeka_05@yahoo.com
ABSTRACT: 7KH UHVHDUFK ZDV FDUULHG RXW DW ³6$(´ &RRSHUDWLYH 3XMRQ 0DODQJ
District. The purposes of this study were (1) to analyze the internal and external
condition of SAE Cooperative, (2) to determine the appropriate strategy of feed
procurement in SAE Cooperatives based on present condition. SAE Cooperatives was
selected to represent the developed dairy category in Malang District. Descriptive
quantitative and SWOT analysis were carefully applied to the available data. The results
showed that the condition of SAE Cooperative was better to develop concentrate feed
production business. It has known from the Strengths (S) and Opportunities (O) factors
score has implied good prospect (SO=4,93). Remarks can be drawn from the research
that the suitable feed procurement strategy adopted by SAE Cooperative would Growth
Strategy with rapid growth. It is recommended to SAE Cooperative should analyze the
internal and external condition in order to anticipate the changes and the competition in
the future.
15
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3):15 - 24
16
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3):15 - 24
17
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3):15 - 24
18
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3):15 - 24
akan diterima. Selain itu, juga dilakukan SAE Pujon selama periode 2002 sebesar
pemeriksaan fisik atau makroskopis 17.458.250 kg. Jika dibandingkan
terhadap bahan baku yang dipesan jumlah penerimaan susu dari peternak
meliputi uji bau, warna, dan anggota sebesar 32.687.893 liter, maka
penampakan. jumlah produksi pakan adalah setengah
Pengadaan bahan baku di dari jumlah produksi susu. Hal ini
Koperasi SAE Pujon tidak pernah menandakan bahwa harga paket yang
mengalami keterlambatan atau ditetapkan berdasarkan asumsi 2:1 telah
kekosongan. Akan tetapi, kontinyuitas sesuai, dimana untuk setiap 2 liter susu
pengadaan bahan baku tersebut yang dihasilkan dibutuhkan 1 kg pakan
dipengaruhi oleh perubahan musim konsentrat. Jika dibandingkan dengan
(seasonality), dimana pada musim total jumlah distribusi selama periode
kemarau (bulan Maret - Oktober) 2002 sebesar 17.032.675 kg maka
biasanya terjadi keterlambatan/ jumlah produksi pakan konsentrat telah
kesulitan/kelangkaan pengadaan bahan mencukupi kebutuhan peternak
baku bekatul karena sedang tidak anggota.
musim panen. Hal ini menjadi salah
satu kendala bagi koperasi. Berbeda Faktor sumber daya fisik
dengan wheat pollard yang tidak pernah Dalam hal fasilitas, Koperasi
mengalami kekosongan atau kelangkaan SAE Pujon sudah cukup lengkap
dalam pengadaannya karena dengan adaya laboratorium dan
kontinyuitas ketersediaannya yang peralatan uji lab atau analisa proksimat
selalu ada sepanjang tahun. serta tersedianya ahli khusus di bidang
Menurut Rusdiana dan Sejati Quality Control (QC).
(2009), pemberian konsentrat perlu Sedangkan dalam hal akses
disesuaikan dengan ketersediaan pakan bahan baku yang digunakan untuk
lokal yang ada di wilayah tersebut, proses produksi pakan konsentrat di
misal seperti onggok singkong, ampas Koperasi SAE Pujon, sudah cukup baik
tahu, ampas bir, atau bungkil kopra. dan lancar karena rata-rata bahan baku
Khusus untuk bekatul diperoleh dari suplier di wilayah Jawa
mengalami penyusutan dalam masa Timur yaitu Pujon dan sekitarya,
penyimpanannya sebesar ± 10% setiap Malang, serta Surabaya. Dukungan
awal bulan, hal ini disebabkan karena finansial atau kondisi keuangan yang
bekatul lebih lama berada dalam gudang bagus menjadikan proses pengadaan
penyimpanan karena jumlah pengadaan bahan baku di koperasi ini tidak pernah
dan kebutuhan yang cenderung lebih mengalami kekosongan.
besar dibanding bahan baku lainnya.
Perbedaan jumlah pengadaan masing- Faktor sumber daya manusia
masing jenis bahan baku salah satunya Distribusi tingkat pendidikan
dipengaruhi oleh ranciditas dari tiap- karyawan di Unit Pakan Ternak
tiap bahan baku, pertimbangan jumlah Koperasi SAE Pujon rata-rata
kebutuhan proses produksi dan harga merupakan lulusan SMU, sedangkan
bahan baku pada saat itu. pekerja di bagian mixing pakan adalah
Proses produksi yang dilakukan lulusan SD dan SMP. Oleh karena itu,
dalam rangka untuk memenuhi target untuk meningkatkan pengetahuan dan
produksi minimal setiap harinya yaitu ketrampilan para pekerja dilakukan
sebesar ± 58 ton. Jumlah produksi dengan memberikan berbagai macam
pakan konsentrat sapi perah di Koperasi pelatihan, diklat, maupun kursus
19
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3):15 - 24
Tabel 1. Internal strategic factor analysis summary (IFAS) pada Koperasi SAE
Faktor strategi internal Bobot Rating Skor
Kekuatan (Strengths) 0,18 4 0,72
- Cash flow (dukungan keuangan) yang cukup baik, lancar dan
memberikan ruang gerak yang cukup
- Kontinyuitas pengadaan bahan baku berjalan baik dan lancar 0,10 3 0,30
- Persediaan bahan baku tidak pernah mengalami kekosongan 0,10 3 0,30
- Peralatan dan fasilitas lab.serta analisis PK yg cukup lengkap 0,05 2 0,10
- Kontinyuitas kontrol bahan baku dan kualitas pakan konsentrat 0,05 2 0,10
- Tingkat ketergantungan peternak terhadap koperasi cukup tinggi 0,12 3 0,36
- Pelayanan distribusi pakan yg langsung diantar ke rumah peternak 0,05 2 0,10
- Pemberian merk serta labelisasi produk pakan konsentrat 0,02 2 0,04
- Akses bahan baku yang mudah didapat 0,10 3 0,30
- Terjaminnya kesejahteraan karyawan Kop. SAE dengan adanya 0,05 2 0,10
pelayanan kesehatan/kontrol rutin dari BKIA, tunjangan hari raya
(THR), dan tunjangan Jamsostek
- Reputasi/nama baik Kop. SAE sebagai salah satu koperasi terbesar 0,025 1 0,025
di Kab. Malang
- Lokasi koperasi yang strategis 0,08 2 0,16
- Kualitas SDM yang cukup baik 0,025 1 0,025
Sub total 2,63
Kelemahan (Weaknesses)
- Kurang maksimalnya proses mixing bahan baku sehingga kualitas 0,05 -2 -10
pakan konsentrat menjadi kurang bagus dan merata
- Adanya beberapa keluhan peternak tentang kualitas pakan yang 0,02 -1 -0,02
dianggap masih rendah
Sub total -0,12
Total 1,00 2,51
Sumber: Data primer diolah (2003)
20
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3):15 - 24
21
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3):15 - 24
Tabel 2. Exsternal strategic factor analysis summary (EFAS) pada Koperasi SAE
Faktor strategi exsternal Bobot Rating Skor
Peluang (Opportunities)
- Jumlah peternak dan populasi ternak sapi perah yang 0,15 3 0,45
besar
- Semakin meningkatnya permintaan / kebutuhan pakan 0,12 2 0,24
konsentrat
- Tingkat kepercayaan peternak terhadap koperasi yang 0,18 4 0,72
masih cukup tinggi
- Hubungan dan kerjasama dengan pemasok (suplier) 0,15 3 0,45
yang berjalan baik dan harmonis
- Hubungan dengan peternak yang terjalin baik 0,12 3 0,36
- Tidak adanya ancaman pendatang baru maupun 0,08 1 0,08
persaingan dengan koperasi / perusahaan lain
Sub total 2,30
Ancaman (Treaths)
- Fluktuasi bahan baku akibat seasonality 0,15 -2 -0,30
- Penetapan harga susu dari PT.Nestle yang dirasa 0,05 -1 -0,05
peternak masih rendah
Sub Total -0,35
Total 1,00 1,95
Sumber: Data primer diolah (2003)
Skor tertinggi yang didapat yaitu atau langkah yang dipilih koperasi
pada SO sebesar 4,93 sehingga strategi dalam mengembangkan usaha unit
22
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3):15 - 24
23
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3):15 - 24
Setiadi, D. 2007. Peningkatan kualitas Siregar, S.B. 1996. Sapi perah. jenis
manajemen sapi perah di teknik pemeliharaan dan analisis
koperasi. prosiding lokakarya usaha. PT.Penebar Swadaya.
nasional: inovasi teknologi sapi Jakarta.
perah unggul indonesia yang Supartono. 1986. Koperasi dan
adaptif pada kondisi pembangunan masyarakat desa.
agroekosistem berbeda untuk fakultas ekonomi. Universitas
meningkatkan daya saing. Pusat Brawijaya. Malang.
Penelitian dan Pengembangan Winugroho dan Siregar, S.B. 2005.
Peternakan bekerja sama dengan Pakan dan kemampuan
Direktorat Perbibitan, Direktorat berproduksi susu sapi perah
Jenderal Peternakan dan Fakultas laktasi pada peternak KUD di
Peternakan IPB. Bogor. daerah Jawa Barat. Seminar
Singarimbun, M dan S. Effendi. 1990. Nasional Program Pembangunan
Metode penelitian survei. LP3ES. Usaha Peternakan Berdaya Saing
Jakarta. di Lahan Kering. UGM.
Yogyakarta.
24