Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3): 15 - 24

ISSN: 0852-3681
E-ISSN: 2443-0765
©Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/

Analisis SWOT pengadaan bahan baku pakan konsentrat sapi perah


di Koperasi SAE Pujon Kabupaten Malang
Anie Eka Kusumastuti

Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang


Jl. Veteran Malang 65145 Jawa Timur

anieeka@ub.ac.id / anieeka_05@yahoo.com

ABSTRACT: 7KH UHVHDUFK ZDV FDUULHG RXW DW ³6$(´ &RRSHUDWLYH 3XMRQ 0DODQJ
District. The purposes of this study were (1) to analyze the internal and external
condition of SAE Cooperative, (2) to determine the appropriate strategy of feed
procurement in SAE Cooperatives based on present condition. SAE Cooperatives was
selected to represent the developed dairy category in Malang District. Descriptive
quantitative and SWOT analysis were carefully applied to the available data. The results
showed that the condition of SAE Cooperative was better to develop concentrate feed
production business. It has known from the Strengths (S) and Opportunities (O) factors
score has implied good prospect (SO=4,93). Remarks can be drawn from the research
that the suitable feed procurement strategy adopted by SAE Cooperative would Growth
Strategy with rapid growth. It is recommended to SAE Cooperative should analyze the
internal and external condition in order to anticipate the changes and the competition in
the future.

Keywords: SWOT analysis, feed procurement, concentrate dairy cattle

PENDAHULUAN peternakan. Gunawan, et al., (2000)


Bagi peternak, apapun jenis melaporkan bahwa peningkatan kualitas
ternak yang dipeliharanya maka pakan mampu meningkatkan produksi
pemberian pakan merupakan hal yang susu hingga 30%. Pakan sapi perah
sangat vital. Sapi perah akan terdiri dari hijauan dan konsentrat. Pada
menghasilkan atau memproduksi susu umumnya, hijauan pakan diberikan
jika diberikan input pakan yang dalam bentuk limbah pertanian dan
memadai, baik dari segi kuantitas rumput lapangan yang kualitasnya
maupun kualitasnya. Jika input yang rendah (Rusdiana dan Sejati, 2009).
diberikan kurang banyak dan kurang Oleh karena itu, konsentrat yang
baik, maka output (susu) yang diberikan harus berkualitas tinggi agar
diproduksi juga menjadi sedikit dan tercapai kemampuan berproduksi susu
berkualitas rendah. Oleh karena itu, yang tinggi. Berdasarkan rekomendasi
pakan menjadi faktor crusial dan SNI, konsentrat yang bagus
mengambil bagian sekitar 60-70% mengandung kadar protein kasar
dalam keberhasilan pengelolaan usaha minimal 18% dan energi TDN minimal
75% dari bahan kering (Siregar, 1996).

15
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3):15 - 24

Akan tetapi, keterbatasan Dalam melaksanakan kegiatan


peternak dalam membuat pakan usahanya, koperasi mempunya beberapa
konsentrat menjadi salah satu kendala fungsi diantaranya yaitu sebagai
dalam agribisnis sapi perah. Koperasi fasilitator pemberi kredit kepada
sebagai lembaga fasilitator sekaligus peternak anggotanya, media peyaluran
sebagai salah satu produsen pakan sapronak (pakan konsentrat, mineral,
konsentrat sapi perah, dituntut untuk vitamin, IB), serta berperan dalam
mampu menyediakan dan memenuhi pengolahan dan pemasaran hasil-hasil
kebutuhan pakan konsentrat yang produksi dan kegiatan ekonomi lainnya
berkualitas dengan harga yang (Supartono, 1986). Lebih lanjut,
terjangkau oleh peternak, khususnya di Reksohadiprodjo (1998) menjelaskan
kalangan peternak rakyat (peternakan fungsi dan peran koperasi yaitu
subsisten). berperan dalam membangun dan
Pengadaan bahan baku pakan mengembangkan potensi dan
konsentrat sapi perah erat kaitannya kemampuan ekonomi anggotanya,
dengan kondisi iklim dan musim panen. memperkokoh perekonomian rakyat
Pengaruh musim (seasonality) sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
memberikan dampak terhadap perekonomian nasional, serta berperan
ketersediaan bahan baku dan aktif dakam upaya mempertinggi
kontinyuitas proses produksi. kualitas hidup manusia dan masyarakat.
Kenyataan di lapang seringkali Rusdiana dan Sejati (2009) menjelaskan
menunjukkan bahwa kelangkaan bahan bahwa keterkaitan koperasi susu dengan
baku biasa terjadi pada bulan Maret agribisnis sapi perah bukan hanya
sampai dengan Oktober, dimana pada sebatas pada implementasi kebijakan
kurun waktu bulan tersebut bertepatan pemerintah dalam pengembangan
dengan musim kemarau. Pada saat itu agribisnis, tetatpi juga mengelola sarana
koperasi sering kesulitan memperoleh dan prasarana pengelolaan produk
bahan baku pakan konsentrat sapi perah, seperti pengadaan cooling unit,
karena bukan musim panen sehingga pemasaran, dan transportasi ke IPS.
harga cenderung lebih mahal. Peranan koperasi (KUD) dalam
Perbedaan harga tersebut akan pemasaran susu sapi perah rakyat sangat
mengakibatkan perubahan komposisi besar. Diwyanto dkk., (2007)
pakan konsetrat yang dibuat, sehingga menyatakan bahwa pemasaran susu
nantinya juga akan mempengaruhi segar dari peternak (>90%) dikoordinasi
harga pakan konsentrat dan kualitas oleh KPS/GKSI.
susu yang dihasilkan oleh ternak. Setiadi (2007) mengemukakan
Sedangkan di pihak koperasi, kondisi bahwa dalam menghadapi era
tersebut akan mempengaruhi kelancaran persaingan, koperasi persusuan harus
dan kontinyuitas proses produksi yang berbenah diri memperbaiki kualitas
dilakuan. Sekitar 60-70% pengeluaran susu maupun pelayanan.
(cost) yang dialokasikan dalam Oleh karena itu, dalam hal
pengelolaan usaha pengelolaan penyediaan pakan ternak, koperasi
peternakan adalah untuk kebutuhan harus mempertimbangkan tingkat
biaya pakan. Sehingga perubahan harga pendapatan dan kemampuan peternak
pakan konsentrat akibat perubahan dalam menjangkau harga pakan yang
komposisi bahan baku pakan konsentrat ditetapkan nantinya. Koperasi tidak
akan mempengaruhi kemampuan daya boleh menetapkan harga yang terlalu
beli peternak. tinggi atau terlalu rendah, melainkan

16
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3):15 - 24

harus tetap mempertimbangkan Pengambilan data primer dilakukan


kelangsungan usaha koperasi sendiri. melalui teknik wawancara (interview)
Berdasarkan kondisi tersebut, menggunakan kuisioner terstruktur dan
maka perlu dilakukan penelitian tentang observasi partisipasi (participation
Strategi pengadaan pakan konsentrat observation) secara langsung dengan
sapi perah dengan mengambil studi responden, karyawan dan manajer
kasus pada salah satu koperasi susu Koperasi SAE Pujon. Sedangkan data
terbesar di Kabupaten Malang yaitu sekunder didapat dari catatan dari
Koperasi SAE Pujon. beberapa sumber terkait seperti BPS,
Manfaat strategi seharusnya Dispet Jatim, dan Data Kabupaten
sesuai dengan keadaan perusahaan Malang dalam Angka.
karena strategi mempunyai arti penting Analisis data menggunakan (1)
bagi kelanjutan usaha perusahaan itu pendekatan deskriptif kuantitatif, yakni
sendiri. Perubahan lingkungan dapat menggambarkan obyek penelitian yang
mempersulit atau menghambat rencana sesungguhnya (fakta-fakta hasil temuan
dan tujuan yang telah ditetapkan atau di lapang), melakukan interpretasi data
sedang dijalankan. Oleh karena itu, serta menganalisis karakteristik unit
perusahaan perlu memantau perubahan ternak sapi perah dan melakukan
dan melakukan analisa untuk perhitungan harga dasar pakan
mengantisipasi kondisi yang berubah konsentrat sapi perah; dan (2) analisis
serta menyiapkan petunjuk/pengendali SWOT (SWOT analysis) yang
bagi perusahaan. Dengan demikian, digunakan dalam mengidentifikasi dan
perusahaan dapat mempersiapkan atau menganalisis faktor-faktor strategi
mengambil langkah lebih awal untuk internal (S&W) dan external (O&T)
menghadapi ramalan atau kemungkinan untuk selanjutnya digunakan dalam
jangka panjang. penentuan / pemilihan alternatif strategi
akhir yang akan diimplementasikan
MATERI DAN METODE (Rangkuti, 2001).
Penelitian ini dilakukan di
Koperasi SAE Pujon Kabupaten HASIL DAN PEMBAHASAN
Malang. Lokasi penelitian ditentukan
secara purposive sampling dengan Gambaran umum Koperasi SAE
pertimbangan bahwa Koperasi SAE Pujon
Pujon merupakan koperasi susu terbesar Luas wilayah kerja Koperasi
di Kabupaten Malang dan mempunyai SAE Pujon adalah sebesar 13.076 Ha,
unit pakan ternak sapi perah sendiri meliputi 10 desa yaitu Desa Pandesari,
serta sebagai produsen tunggal pakan Desa Pujon Lor, Desa Ngroto, Desa
konsentrat sapi perah bagi para Pujon Kidul, Desa Madiredo, Desa
anggotanya. Sukomulyo, Desa Wiyurejo, Desa
Metode yang digunakan dalam Tawangsari, Desa Ngabab, dan Desa
kegiatan penelitian ini adalah survey Bendosari. Perkembangan populasi sapi
(Singarimbun dan Effendi, 1990) perah di Koperasi SAE Pujon tahun
dengan mengambil studi kasus di suatu 2002 tercatat sebanyak 20.031 ekor
daerah tertentu. Jenis data yang diambil dengan total produksi susu yang
merupakan data primer dan data ditampung selama periode 2002 sebesar
sekunder. 32.687.893 liter.

17
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3):15 - 24

Analisis lingkungan protein kasar hanya sekitar 10,6% dan


TDN di bawah 65%. Sedangkan untuk
Analisis lingkungan internal sapi perah yang berkemampuan tinggi
Analisis lingkungan internal dalam berproduksi susu memerlukan
merupakan faktor yang mempengaruhi konsentrat yang mengandung protein
NRSHUDVL GDUL µGDODP¶ PHOLSXWL kasar minimal 18% dan energi TDN
kelebihan dan kelemahan yang dimiliki 75% dari bahan kering (Siregar, 1996)
koperasi SAE Pujon yaitu dilihat dari Dalam hal pengadaan bahan
faktor finansial, produksi, sumber daya baku, Koperasi SAE Pujon
fisik, sumber daya manusia dan memperolehnya dengan cara memesan
pemasaran. terlebih dahulu dari beberapa pemasok
(supplier) bahan baku yang ada di
Faktor finansial wailayah Jawa Timur. Frekuensi
Jika dilihat berdasarkan faktor pemesanan bahan baku tidak bisa
finansial, kondisi keuangan yang ada di dipastikan berapa hari sekali melainkan
Koperasi SAE Pujon dalam kondisi tergantung kebutuhan dan stok yang
sangat baik yaitu memberi ruang gerak tersisa, serta tergantung dari target yang
yang luas dan fleksibel bagi pengadaan ditetapkan setiap bulannya sudah
bahan baku maupun proses produksi terpenuhi atau belum.
pakan konsentrat. Hal ini ditandai salah Jenis dan asal bahan baku yang
satunya dari hasil perhitungan harga digunakan sebagai pakan konsentrat
dasar pakan konsentrat (bulan Januari sapi perah di Koperasi SAE Pujon
2003) memberikan selisih antara harga adalah wheat pollard (PT. Bogasari
produksi dan harga jual sebesar Surabaya), bekatul (wilayah Pujon dan
Rp.14,00/kg sedangkan berdasarkan sekitarnya), bungkil klenteng (wilayah
harga non-paketnya terdapat selisih Pujon), bungkil kopra (wilayah Pujon),
sebesar Rp.86,00/kg. Jika dari kedua premix (Hermanto, Malang), mineral
jenis harga tersebut dikurangkan, maka (produksi Koperasi SAE Pujon) dan
akan diperoleh selisih sebesar cereal (PT. Nestle Indonesia Pasuruan).
Rp.72,00/kg. Jumlah tersebut selain Siregar (1996) dalam
merupakan laba (profit) koperasi, juga penelitiannya di daerah Pengalengan,
selanjutnya akan digunakan untuk Kertasari, dan Lembang Jawa Barat
kelangsungan proses produksi nantinya. menunjukkan hasil bahwa penambahan
konsentrat yang tinggi kandungan
Faktor produksi protein dan energinya (2,0 ± 2,5
Sebagian besar koperasi kg/ekor/hari) dapat meningkatkan
peternak susu (KPS) yang tersebar di kemampuan berproduksi susu sebanyak
daerah konsentrasi agribisnis sapi perah 2,7-3 liter.
sudah mampu memproduksi konsentrat Dalam menjaga mutu kualitas
yang dibutuhkan oleh para anggotanya. pakan konsentrat yang dihasilkan,
Akan tetapi, konsentrat yang diproduksi Koperasi SAE Pujon juga menetapkan
KPS umumnya masih berkualitas standar tertentu dalam menerima bahan
rendah. Hal ini sesuai berdasarkan baku serta kontrol teratur terhadap
penelitian yang dilakukan Winugroho kualitas bahan baku. Terutama untuk
dan Siregar (2005) pada beberapa KPS bekatul sebelum diterima selalu diambil
di Jawa Barat didapatkan hasil bahwa sampelnya untuk mengetahui besarnya
konsentrat yang diproduksi masih PK serta penentuan harga beli bekatul.
berkualitas rendah dengan kandungan Jika PK kurang dari 6% maka tidak

18
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3):15 - 24

akan diterima. Selain itu, juga dilakukan SAE Pujon selama periode 2002 sebesar
pemeriksaan fisik atau makroskopis 17.458.250 kg. Jika dibandingkan
terhadap bahan baku yang dipesan jumlah penerimaan susu dari peternak
meliputi uji bau, warna, dan anggota sebesar 32.687.893 liter, maka
penampakan. jumlah produksi pakan adalah setengah
Pengadaan bahan baku di dari jumlah produksi susu. Hal ini
Koperasi SAE Pujon tidak pernah menandakan bahwa harga paket yang
mengalami keterlambatan atau ditetapkan berdasarkan asumsi 2:1 telah
kekosongan. Akan tetapi, kontinyuitas sesuai, dimana untuk setiap 2 liter susu
pengadaan bahan baku tersebut yang dihasilkan dibutuhkan 1 kg pakan
dipengaruhi oleh perubahan musim konsentrat. Jika dibandingkan dengan
(seasonality), dimana pada musim total jumlah distribusi selama periode
kemarau (bulan Maret - Oktober) 2002 sebesar 17.032.675 kg maka
biasanya terjadi keterlambatan/ jumlah produksi pakan konsentrat telah
kesulitan/kelangkaan pengadaan bahan mencukupi kebutuhan peternak
baku bekatul karena sedang tidak anggota.
musim panen. Hal ini menjadi salah
satu kendala bagi koperasi. Berbeda Faktor sumber daya fisik
dengan wheat pollard yang tidak pernah Dalam hal fasilitas, Koperasi
mengalami kekosongan atau kelangkaan SAE Pujon sudah cukup lengkap
dalam pengadaannya karena dengan adaya laboratorium dan
kontinyuitas ketersediaannya yang peralatan uji lab atau analisa proksimat
selalu ada sepanjang tahun. serta tersedianya ahli khusus di bidang
Menurut Rusdiana dan Sejati Quality Control (QC).
(2009), pemberian konsentrat perlu Sedangkan dalam hal akses
disesuaikan dengan ketersediaan pakan bahan baku yang digunakan untuk
lokal yang ada di wilayah tersebut, proses produksi pakan konsentrat di
misal seperti onggok singkong, ampas Koperasi SAE Pujon, sudah cukup baik
tahu, ampas bir, atau bungkil kopra. dan lancar karena rata-rata bahan baku
Khusus untuk bekatul diperoleh dari suplier di wilayah Jawa
mengalami penyusutan dalam masa Timur yaitu Pujon dan sekitarya,
penyimpanannya sebesar ± 10% setiap Malang, serta Surabaya. Dukungan
awal bulan, hal ini disebabkan karena finansial atau kondisi keuangan yang
bekatul lebih lama berada dalam gudang bagus menjadikan proses pengadaan
penyimpanan karena jumlah pengadaan bahan baku di koperasi ini tidak pernah
dan kebutuhan yang cenderung lebih mengalami kekosongan.
besar dibanding bahan baku lainnya.
Perbedaan jumlah pengadaan masing- Faktor sumber daya manusia
masing jenis bahan baku salah satunya Distribusi tingkat pendidikan
dipengaruhi oleh ranciditas dari tiap- karyawan di Unit Pakan Ternak
tiap bahan baku, pertimbangan jumlah Koperasi SAE Pujon rata-rata
kebutuhan proses produksi dan harga merupakan lulusan SMU, sedangkan
bahan baku pada saat itu. pekerja di bagian mixing pakan adalah
Proses produksi yang dilakukan lulusan SD dan SMP. Oleh karena itu,
dalam rangka untuk memenuhi target untuk meningkatkan pengetahuan dan
produksi minimal setiap harinya yaitu ketrampilan para pekerja dilakukan
sebesar ± 58 ton. Jumlah produksi dengan memberikan berbagai macam
pakan konsentrat sapi perah di Koperasi pelatihan, diklat, maupun kursus

19
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3):15 - 24

tambahan. Total jumlah SDM di masyarakat luas. Dalam hal servis


Koperasi SAE sebanyak 63 karyawan, pendistribusian pakan konsentrat
dengan 3 (tiga) orang yang merupakan langsung diantar ke tempat tujuan
lulusan S1. (rumah peternak anggota) dengan
Pelayanan dan fasilitas didampingi oleh ketua kelompok ternak,
kesejahteraan Koperasi SAE terhadap sehingga memberikan kesempatan bagi
para karyawan diberikan dalam bentuk peternak anggota untuk menyampaikan
gaji pokok, tunjangan hari raya (THR), keluhannya secara langsung untuk
asuransi jiwa, dan Jamsostek (khusus kemudian disampaikan kepada pihak
karyawan tetap) serta fasilitas kesehatan koperasi. Harga pakan konsentrat yang
berupa kontrol rutin setiap bulan dari ditetapkan oleh Koperasi SAE Pujon
BKIA. Hubungan kerja dan komunikasi pada saat penelitian ada 2 (dua) jenis,
antar karyawan maupun atasan- yaitu harga paket sebesar Rp. 800/kg
bawahan berjalan dengan baik dan dan harga non-paket sebesar Rp.900/kg
lancar, kekeluargaan serta kondusif. dengan sistem pembayaran yang
dilakukan secara kredit melalui
Faktor pemasaran pemotongan setoran susu setiap lima
Produk pakan konsentrat sapi belas hari sekali. Rangkuman
perah di Koperasi SAE sudah pemaparan faktor internal diatas
menggunakan merk yaitu ditampilkan pada Tabel 1.
³6$(SURIHHG´ VHKLQJJD PXGDK GLNHQDOL

Tabel 1. Internal strategic factor analysis summary (IFAS) pada Koperasi SAE
Faktor strategi internal Bobot Rating Skor
Kekuatan (Strengths) 0,18 4 0,72
- Cash flow (dukungan keuangan) yang cukup baik, lancar dan
memberikan ruang gerak yang cukup
- Kontinyuitas pengadaan bahan baku berjalan baik dan lancar 0,10 3 0,30
- Persediaan bahan baku tidak pernah mengalami kekosongan 0,10 3 0,30
- Peralatan dan fasilitas lab.serta analisis PK yg cukup lengkap 0,05 2 0,10
- Kontinyuitas kontrol bahan baku dan kualitas pakan konsentrat 0,05 2 0,10
- Tingkat ketergantungan peternak terhadap koperasi cukup tinggi 0,12 3 0,36
- Pelayanan distribusi pakan yg langsung diantar ke rumah peternak 0,05 2 0,10
- Pemberian merk serta labelisasi produk pakan konsentrat 0,02 2 0,04
- Akses bahan baku yang mudah didapat 0,10 3 0,30
- Terjaminnya kesejahteraan karyawan Kop. SAE dengan adanya 0,05 2 0,10
pelayanan kesehatan/kontrol rutin dari BKIA, tunjangan hari raya
(THR), dan tunjangan Jamsostek
- Reputasi/nama baik Kop. SAE sebagai salah satu koperasi terbesar 0,025 1 0,025
di Kab. Malang
- Lokasi koperasi yang strategis 0,08 2 0,16
- Kualitas SDM yang cukup baik 0,025 1 0,025
Sub total 2,63
Kelemahan (Weaknesses)
- Kurang maksimalnya proses mixing bahan baku sehingga kualitas 0,05 -2 -10
pakan konsentrat menjadi kurang bagus dan merata
- Adanya beberapa keluhan peternak tentang kualitas pakan yang 0,02 -1 -0,02
dianggap masih rendah
Sub total -0,12
Total 1,00 2,51
Sumber: Data primer diolah (2003)

20
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3):15 - 24

Berdasarkan Tabel IFAS dengan menaikkan harga atau


diketahui bahwa skor sub total kekuatan menurunkan kualitas bahan baku atau
(2,63) lebih besar dibanding skor sub jasa yang dijualnya. Posisi ini akan
total kelemahan (-0,12). Hal ini semakin kuat ketika beberapa jenis
menandakan bahwa kekuatan/ bahan baku yang dibutuhkan pihak
keunggulan yang dimiliki Koperasi koperasi cenderung semakin sulit
SAE lebih besar daripada diperoleh, sehingga harga akan semakin
kelemahannya, sehingga kondisi mahal. Hubungan kerjasama pihak
tersebut merupakan suatu keuntungan koperasi dengan para suplier sangat
yang harus dimanfaatkan semaksimal baik karena rata-rata merupakan
mungkin. pemasok tetap dimana tingkat
kepercayaan antara kedua belah pihak
Analisis lingkungan external telah terjalin cukup baik. Selain itu,
Faktor lingkungan external reputasi Koperasi SAE sebagai salah
yang diamati dalam penelitian ini satu koperasi susu terbesar di Kab.
meliputi faktor lingkungan jauh, Malang menjadikan koperasi
lingkungan industri dan faktor pesaing. mempunyai kebebasan memilih
pemasok yang diinginkan yang sesuai
Remote environment factors dengan kebutuhan. Jumlah suplier yang
Besarnya jumlah peternak dan cukup banyak menyebabkan kelangkaan
populasi ternak sapi perah di wilayah bahan baku jarang terjadi di Koperasi
kerja Koperasi SAE Pujon akan SAE, karena jika bahan baku tidak
mempengaruhi jumlah susu yang dapat diperoleh dari salah satu pemasok
dihasilkan oleh koperasi serta jumlah maka masih ada kemungkinan dipenuhi
permintaan atau kebutuhan pakan dari pemasok yang lainnya.
konsentrat yang akan diproduksi.
Tingkat kepercayaan (trust) peternak Faktor pesaing
Pujon terhadap keberadaan peran Persaingan antar pemasok dalam
Koeprasi SAE masih tinggi. Hal ini hal pengadaan bahan baku cukup tinggi
terlihat dari jumlah produksi pakan karena masing-masing ingin
konsentrat yang terus meningkat serta mendapatkan bahan baku yang
adanya keterbatasan peternak anggota dibutuhkan serta kepercayaan dari pihak
dalam membuat pakan sendiri koperasi sebagai mitra kerja mereka.
menjadikan tingkat ketergantungan Sedangkan persaingan dalam hal
terhadap Koperasi SAE menjadi tinggi. pengadaan pakan konsentrat cenderung
Peran serta intervensi pemerintah diabaikan karena target sasaran sudah
diperlukan untuk pembinaan jelas yaitu pakan konsentrat diproduksi
pengembangan prakarsa dan kreativitas dan dipasarkan hanya untuk para
masyarakat, berupa pemberian peternak anggota koperasi saja dan
pelatihan, penyuluhan, serta bantuan bukan untuk umum. Dalam hal ini pihak
untuk pengembangan peluang usaha koperasi SAE melarang menjual atau
dan pemodalan atau pemberian kredit. mendistribusikan produknya keluar
wilayah kerja koperasi kecuali atas ijin
Industry environment factors dan persetujuan dari para anggotanya.
Kekuatan posisi pemasok Berdasarkan Tabel IFAS
(suplier) dapat memainkan peran dalam diketahui bahwa skor sub total kekuatan
menguncikan atau memanfaatkan (2,63) lebih besar dibanding skor sub
barganing power terhadap para industri total kelemahan (-0,12). Hal ini

21
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3):15 - 24

menandakan bahwa kekuatan/ yang harus dimanfaatkan semaksimal


keunggulan yang dimiliki Koperasi mungkin. Rangkuman beberapa faktor
SAE lebih besar daripada external yang telah dijelaskan diatas
kelemahannya, sehingga kondisi disajikan pada Tabel 2.
tersebut merupakan suatu keuntungan

Tabel 2. Exsternal strategic factor analysis summary (EFAS) pada Koperasi SAE
Faktor strategi exsternal Bobot Rating Skor
Peluang (Opportunities)
- Jumlah peternak dan populasi ternak sapi perah yang 0,15 3 0,45
besar
- Semakin meningkatnya permintaan / kebutuhan pakan 0,12 2 0,24
konsentrat
- Tingkat kepercayaan peternak terhadap koperasi yang 0,18 4 0,72
masih cukup tinggi
- Hubungan dan kerjasama dengan pemasok (suplier) 0,15 3 0,45
yang berjalan baik dan harmonis
- Hubungan dengan peternak yang terjalin baik 0,12 3 0,36
- Tidak adanya ancaman pendatang baru maupun 0,08 1 0,08
persaingan dengan koperasi / perusahaan lain
Sub total 2,30
Ancaman (Treaths)
- Fluktuasi bahan baku akibat seasonality 0,15 -2 -0,30
- Penetapan harga susu dari PT.Nestle yang dirasa 0,05 -1 -0,05
peternak masih rendah
Sub Total -0,35
Total 1,00 1,95
Sumber: Data primer diolah (2003)

Berdasarkan Tabel EFAS mengembangkan unit usaha pakan


diketahui bahwa total skor faktor ternaknya serta meminimalkan atau
peluang dan ancaman sebesar 1,95 mengatasi ancaman yang timbul.
dimana skor sub total peluang (2,30) Berdasarkan hasil pembobotan
lebih besar daripada skor sub total dan perangkingan pada Tabel IFAS dan
ancaman (-0,35). Hal ini menandakan EFAS maka dapat dilakukan
bahwa kondisi yang ada pada saat ini penjumlahan faktor-faktor S,W,O dan T
cukup memberi dukungan dan seperti yang disajikan pada Tabel 3.
kesempatan bagi koperasi untuk

Tabel 3. Matriks IFAS dan EFAS Kop. SAE


SO WO
Skor (S) + Skor (O) Skor (W) + Skor (O)
2,63 + 2,30 = 4,93 -0,12 + 2,30 = 2,18
ST WT
Skor (S) + Skor (T) Skor (W) + Skor (T)
2,63 + (-0,35) = 2,28 -0,12 + 0,35) = -0,47

Skor tertinggi yang didapat yaitu atau langkah yang dipilih koperasi
pada SO sebesar 4,93 sehingga strategi dalam mengembangkan usaha unit

22
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3):15 - 24

ternak pakan konsentratnya adalah memperluas jalur distribusi pakan


dengan mengoptimalkan S (Strengths/ konsentrat ke luar wilayah kerja
kekuatan) dan memanfaatkan O koperasi.
(Opportunities/peluang) yang ada. Bagi Koperasi SAE disarankan
Sedangkan skor pada WT cukup kecil (- untuk terus-menerus melakukan
0,47) yang berarti bahwa Weaknesses/ pengembangan kualitas pakan
kelemahan dan Treaths/ ancaman yang konsentrat yang diproduksinya serta
dihadapi relatif kecil atau lemah jika tetap mepertahankan hubungan dan
dibandingkan dengan kekuatan dan kerjasama yang baik dengan para
peluang yang dimiliki. suplier dan peternak.
Pada kondisi ini, alternatif
strategi yang dipilih yaitu dengan DAFTAR PUSTAKA
mencoba memperluas lini produk dan Diwyanto, K, Anggraeni A., dan
melakukan diversifikasi produk, serta Handiwirawan. 2007. Prospek
memperluas saluran distribusi ke Pengembangan Usaha Sapi Perah
wilayah-wilayah potensial di luar dalam era kesejagatan. prosiding
wilayah kerja Koperasi SAE secara lokakarya nasional: inovasi
intensif. teknologi sapi perah unggul
indonesia yang adaptif pada
Penentuan posisi koperasi kondisi agroekosistem berbeda
Berdasarkan kombinasi total untuk meningkatkan daya saing.
skor IFAS (1,93) dan EFAS (2,51) Pusat Penelitian dan
diketahui posisi Koperasi SAE berada Pengembangan Peternakan
pada kuadran I (sebelah kanan atas/ bekerjasama dengan Direktorat
diagram Analisis SWOT), dimana Jenderal Peternakan dan Fakultas
kedua faktor adalah positif. Hal ini Peternakan IPB. Bogor.
mengindikasikan bahwa lingkungan Gunawan, A., Supriyati, K., Budiman,
yang dihadapi secara relatif berpeluang dan Hatvim, H. 2000.
lebih besar dibanding ancamannya, Pemanfaatan Cassapro pada
begitu juga kekuatannya relatif lebih temak sapi perah laktasi.
unggul dibanding kelemahannya. Arah Prosiding Seminar Nasional
kebijakan yang tepat dilaksanakan pada Petemakan dan Veteriner
NRQGLVL LQL DGDODK ³Growth Puslitbangnak. Bogor.
Strategy´dengan lebih memfokuskan Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT
pada Rapid Growth yaitu strategi teknik membedah kasus bisnis.
pertumbuhan peran yang dilakukan PT. Gramedia Pustaka Umum.
dengan cepat. Jakarta.
Reksohadiprodjo, S. 1988. Pengantar
KESIMPULAN ilmu peternakan tropik. BPFE.
Disimpulkan bahwa analisis Yogyakarta.
lingkungan internal dan external yang Rusdiana, S. dan Sejati, W.K. 2009.
dilakukan di Koperasi SAE Pujon Upaya pengembangan agribisnis
menunjukkan hasil yang baik dan sapi perah dan peningkatan
memberi prospek yang bagus untuk produksi susu melalui
kemajuan usaha unit pakan konsentrat pemberdayaan koperasi susu.
sapi perah di masa mendatang dengan Forum Penelitian Agro Ekonomi.
menerapkan strategi pertumbuhan 27 (1): 43-51
(growth strategy) dan mencoba

23
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 25 (3):15 - 24

Setiadi, D. 2007. Peningkatan kualitas Siregar, S.B. 1996. Sapi perah. jenis
manajemen sapi perah di teknik pemeliharaan dan analisis
koperasi. prosiding lokakarya usaha. PT.Penebar Swadaya.
nasional: inovasi teknologi sapi Jakarta.
perah unggul indonesia yang Supartono. 1986. Koperasi dan
adaptif pada kondisi pembangunan masyarakat desa.
agroekosistem berbeda untuk fakultas ekonomi. Universitas
meningkatkan daya saing. Pusat Brawijaya. Malang.
Penelitian dan Pengembangan Winugroho dan Siregar, S.B. 2005.
Peternakan bekerja sama dengan Pakan dan kemampuan
Direktorat Perbibitan, Direktorat berproduksi susu sapi perah
Jenderal Peternakan dan Fakultas laktasi pada peternak KUD di
Peternakan IPB. Bogor. daerah Jawa Barat. Seminar
Singarimbun, M dan S. Effendi. 1990. Nasional Program Pembangunan
Metode penelitian survei. LP3ES. Usaha Peternakan Berdaya Saing
Jakarta. di Lahan Kering. UGM.
Yogyakarta.

24

Anda mungkin juga menyukai