Anda di halaman 1dari 14

JURNAL NARADA

ISSN 2477-5134 Volume 6 Edisi 3 Desember 2019

ANALISIS SISTEM TANDA PADA OBJEK


WISATA PENDAKIAN GUNUNG GEDE
PANGRANGO
Oleh:
Shierly Everlin1
Desain Komunikasi Visual, Fakultas Teknologi dan Desain
Universitas Bunda Mulia
M Garry Saputra2
Desain Komunikasi Visual, Fakultas Teknologi dan Desain
Universitas Bunda Mulia
severlin@bundamulia.ac.id1 ; msaputra@bundamulia.ac.id2

ABSTRAK
Dewasa ini, pemerintah sedang berusaha untuk meningkatkan kualitas sektor pariwisata di
Indonesia. Pemerintah sudah banyak membangun fasilitas-fasilitas pendukung wisatawan baik lokal maupun
mancanegara. Akan tetapi, hingga saat ini kasus pendaki gunung yang tersesat dan hilang masih kerap
terjadi. Penelitian ini akan mengangkat dan membahas mengenai sistem tanda yang digunakan untuk
memberikan informasi di objek wisata pendakian Gunung Gede.
Penelitian dilakukan dengan observasi langsung ke lokasi pendakian untuk melihat dan
menganalisis secara langung sistem tanda yang ada. Selain itu akan dilakukan pengumpulan beberapa data
statistik dari pihak pengelola dengan cara wawancara singkat yang nantinya digunakan sebagai data
pendukung atau data sekunder dalam penelitian. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan secara
kualitatif dengan melakukan studi pustaka. Studi pustaka ini dilakukan pada saat proses analisis sistem
tanda.
Penempatan tanda, keterbacaan hingga material dengan daya tahan dalam kondisi cuaca ekstrim
gunung adalah aspek yang akan diteliti dengan berlandaskan keilmuan Desain Komunikasi Visual. Penelitian
ini dilakukan agar pihak pengelola baik lokal maupun pemerintah, dapat memberikan perhatian lebih dalam
penerapan sistem tanda di sepanjang trek pendakian agar dapat membantu mengurangi kemungkinan
pendaki dapat tersesat.

Kata kunci : Sistem tanda, gunung, petunjuk arah.

ABSTRACT
Today, the government is trying to improve the quality of the tourism sector in Indonesia. The
government has built a lot of supporting facilities for tourists both local and foreign. However, the case of lost
mountain climbers are still common. In this research, there will be a discussion about sign system that provide
people an information in Gunung Gede Pangrango Nationa Park. This study are also discussing a little about
the natural conditions on some of these mountains.
The study was conducted by direct observation to the climbing site to see and analyze directly the
existing sign system. In addition, a number of statistical data will be collected from the management by means
of a short interview which will be used as supporting data or secondary data in the study. This research is a
qualitative study by conducting a literature study. This literature study was carried out during the sign system
analysis process.

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 411


Placement of signs, legibility and the durability of materials in extreme mountain weather condition
are the aspects to be analyzed based on the science of Visual Communication Design. This research was
conducted so that the manager, both local and government, are able to give more attention to the application
of the sign system along the climbing track so that it can help reduce the possibility of a climber getting lost.

Keyword : Sign system, mountain, wayfinding


A. PENDAHULUAN jumlah pendaki Gunung Gede Pangrango
Latar Belakang tercatat meningkat menjadi 80.127 pendaki.
Dewasa ini, mendaki gunung bukan lagi
merupakan hobi yang sulit untuk dilakukan.
Semua orang dapat mendaki gunung. Mendaki
gunung sendiri sudah menjadi tren. Hal ini
dapat dilihat dari semakin banyaknya foto-foto
yang dilengkapi dengan sedikit kata-kata
mutiara yang di unggah ke media sosial.
Banyaknya jasa pendamping atau yang lebih
dikenal dengan “guide” membuat aktivitas
mendaki gunung menjadi aktivitas yang lebih
mudah untuk dilakukan.
Bulan April hingga September
merupakan waktu yang tepat untuk mendaki Gambar 1: Diagram Jumlah Pendaki TNGGP

gunung karena pada periode ini Indonesia (www.gedepangrango.org, 2013)

memasuki musim kemarau. Musim kemarau


Melihat fenomena ini, pemerintah
membuat gunung beserta pemandangan
bersama pengelola objek wisata pendakian
sekitarnya menjadi lebih jelas dan cerah. Hal ini
gunung di berbagai tempat mulai
juga bertujuan untuk menghindari badai
memperhatikan fasilitas yang dibutuhkan para
gunung. Akan tetapi masih ada beberapa
pendaki. Pengelola objek wisata pendakian
kelompok pendaki yang mendaki gunung di
gunung mulai merancang, membuat dan
saat musim hujan.
mengaplikasikan berbagai macam media
Menurut Balai Besar Taman Nasional Gunung
informasi yang dapat membantu menyediakan
Gede Pangrango, jumlah pendaki dari tahun
informasi yang dibutuhkan para pendaki.
2010 meningkat drastis. Di tahun 2010 tercatat
Media informasi yang disediakan dapat berupa
20.649 pendaki, kemudian di tahun 2013,
peta pendakian, informasi shelter, informasi

Volume 6 Edisi 3, 2019 |412


JURNAL NARADA
ISSN 2477-5134 Volume 6 Edisi 3 Desember 2019

sumber mata air, petunjuk-petunjuk arah di


sepanjang jalur treking, petunjuk tanda bahaya Identifikasi Permasalahan
di beberapa spot dalam jalur pendakian dan Seiring bertambahnya jumlah pendaki setiap
lain-lain. Hal-hal ini dapat kita sebut dengan tahunnya di Taman Nasional Gunung Gede

sistem tanda. Pangrango, semakin banyak pula kasus hilangnya


pendaki hingga menyebabkan kematian. Selain
Dengan adanya sistem tanda ini dapat
disebabkan oleh kurangnya persiapan dan ketidak
membantu pendaki untuk tetap di jalur
hati-hatian pendaki itu sendiri, kurang baiknya
pendakian yang benar. Akan tetapi, hingga saat
Sistem tanda yang diterapkan oleh pengelola juga
ini, masih banyak pendaki yang dilaporkan
menjadi penyebab utama hilangnya banyak
hilang. Sabtu, 8 September 2017 Yusuf
pendaki. Oleh karena itu Sistem tanda pada objek
Iskandar (40 tahun) yang sehari-harinya wisata pendakian gunung menjadi sangat penting
berprofesi sebagai guru di SMA tersesat di untuk dikaji guna menghasilkan saran, rekomendasi
Gunung Gede. Ia terpisah dengan dan solusi dalam pengembangan serta pengelolaan
rombongannya karena sempat mengalami keamanan pendakian.
kelelahan. Yusuf akhirnya ditemukan selamat 3 B. TINJAUAN PUSTAKA
hari kemudian tepatnya pada hari Selasa, 11 a. Sistem Tanda
September 2017. Juli 2017, tiga pendaki Dalam buku Budaya Visual
Gunung Semeru tersesat. Ketiga pendaki ini Indonesia, menurut Sachari (2004:45)
ditemukan Sabtu, 29 Juli 2017 dengan selamat dikatakan sistem tanda dapat kita
meski dalam keadaan lemas (liputan6.com). artikan sebuah sistem yang mengatur
Dari hasil eksplorasi di internet, ditemukan alur informasi tertentu atau pesan
kasus-kasus serupa di berbagai objek wisata tertentu dengan menggunakan media
pendakian gunung di Indonesia lainnya, mulai tanda sebagai sebuah pesan. Sistem
dari yang ditemukan selamat hingga sudah tanda atau sistem tanda adalah salah
tidak bernyawa. satu bentuk perancangan komunikasi
Oleh karena itu sistem tanda yang ada pada visual yang direncanakan dan dibuat
sepanjang jalur pendakian dipilih sebagai objek untuk memecahkan masalah yang
yang akan dikaji. Penelitian ini berjudul Analisis timbul dari kebutuhan manusia akan
Sistem tanda pada Objek Wisata Pendakian penunjuk arah yang bertujuan
Gunung Gede dan Semeru. Sistem tanda dilihat memberikan informasi yang jelas,
dari fungsi dan manfaatnya membuat hal ini singkat dan tetap informatif. Pada
menjadi penting untuk digali dan dianalisis. dasarnya sistem tanda kita temui

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 413


ditempat-tempat umum, dimana tanda perlu dibaca dan dimengerti
berguna untuk membantu kita mencari dalam waktu yang cepat.
dan mengetahui serta mendapatkan 4. Bentuk Huruf
informasi yang hendak kita cari dengan Hanya ada beberapa tipe huruf yang
cepat.Saat ini sistem tanda digunakan didesain secara khusus untuk
untuk menunjukkan suatu arah atau keperluan sistem tanda dan
tujuan tertentu. Ada beberapa hal yang kebanyakan didesain untuk
harus diperhatikan dalam membuat keperluan percetakan. Bentuk huruf
sistem tanda, antara lain : yang klasik seperti Times, Frutingger,
atau Helvetica adalah pilihan desain
1. Teks
yang paling aman. Kombinasi huruf
Sistem penulisan teks pada sign
juga butuh pertimbangan agar
haruslah sangat jelas, konsisten dan
terjadi kesesuaian.
diusahakan sependek mungkin.
Sistem tanda erat kaitannya dengan
Idealnya gaya penulisan teks harus
elemen visual dan terkait dengan unsur
sesuai dengan sasaran yang dituju.
arsitektural sebagai medium dari sistem
2. Singkatan
rambu tersebut. Sistem rambu sendiri
Usahakan tidak menggunakan
merupakan bagian dari sebuah istilah
singkatan dalam pembuatan sistem
yang dikenal dengan wayfinding, yaitu
tanda yang ditujukan untuk
sebuah metode yang mengatur atau
masyarakat umum. Hal ini dapat
mengarahkan orang melalui media
menyebabkan kebingungan dan
sistem rambu, agar mengikuti sesuai
kejanggalan sehingga dapat
dengan yang diinginkan. Sebuah sistem
mengacaukan dari sudut
informasi yang terpadu dan mampu
pertimbangan keamanan.
dikemas secara visual yang menarik
3. Pemberian Tanda-Tanda Baca
dapat menjadi salah satu solusi dari
Tidak diperlukannya penggunaan
berbagai masalah yang ada. Secara
tanda baca. Informasi yang
harafiah ada 4 kategori bagian sistem
membutuhkan tanda baca untuk
tanda, yaitu :
dimengerti tidak dibuat dalam
bentuk sistem tanda, karena sistem

Volume 6 Edisi 3, 2019 |414


JURNAL NARADA
ISSN 2477-5134 Volume 6 Edisi 3 Desember 2019

1. Traffic Sign b. Sistem Petunjuk Arah


Traffic sign merupakan sistem tanda Wayfinding System menghubungkan
yang biasa digunakan atau orang yang berbeda secara bersama,
ditempatkan dijalan umum. Tujuan bahkan jika mereka tidak memiliki
dari traffic sign adalah sebagai bahasa dan tujuan yang sama, dengan
penunjuk arah, tempat, jalan dan cara menuntun mereka melalui ruang
rute. Traffic sign biasanya memiliki yang sama menggunakan sistem
ukuran yang besar, karena traffic komunikasi tunggal. Bahasa pemersatu
sign harus mampu terlihat ketika dari Wayfinding System menciptakan
kita didalam posisi berkecepatan narasi publik tentang bagaimana orang-
tinggi. orang, menyaksikan, membaca, dan
2. Commercial Sign merasakan suatu ruang. Setiap tanda
Merupakan sistem tanda yang biasa pada sistem, setiap suara terpisah,
digunakan untuk mempromosikan menghadirkan fungsi tertentu dan
atau bersifat mengiklankan suatu menampilkan konten spesifik yang
produk, jasa ataupun perusahaan. disebut pesan, termasuk simbol grafis,
3. Wayfinding gambar dan kata-kata nonverbal.
Sign yang biasa penempatannya ada (Gibson. 2009, p46-55) Kebanyakan
di dalam gedung, bangunan atau Wayfinding System dapat diuraikan
area publik yang digunakan untuk menjadi beberapa kategori tanda:
pemandu arah dan berbagai fasilitas
1. Identification Signs
yang ada bagi orang yang sedang
Wayfinding System yang memberikan
berada didalamnya.
kesan pertama akan destinasi. Tanda-
4. Safety Sign
tanda ini adalah penanda atau marker
Sistem tanda untuk penunjuk
yang menampilkan nama dan fungsi
keselamatan. Biasanya digunakan
dari suatu tempat atau ruang, baik itu
pada area konstruksi gedung,
adalah ruangan, bangunan individu,
beberapa ruas jalan yang berbahaya,
atau gerbang kampus. Tanda-tanda ini
dan beberapa tempat yang memiliki
biasanya muncul di awal dan akhir
tingkat bahaya keselamatan tinggi.
suatu rute yang mengindikasikan pintu
masuk dan pintuk keluar menuju

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 415


destinasi primer atau destinasi 3. Orientation Sign
sekunder. Walaupun Identification Signs Untuk membuat sebuah ruang yang
jelas menandakan transisi dari satu jenis kompleks menjadi mudah dimengerti,
ruang ke ruang lainnya, tujuan dari Orientation Signs menawarkan
tanda ini tidak sepenuhnya fungsional. pengunjung sebuah gambaran
Tanda-tanda ini juga mengekspresikan keseluruhan (overview) dari daerah
kepribadian, karakter bahkan konteks sekitar mereka dalam bentuk peta
sejarah suatu tempat. Tanda-tanda ini komprehensif dan direktori. Orientation
dapat mengkomunikasikan identitas Signs perlu berkoordinasi dengan
yang tegas dari suatu tempat dengan Identification Signs dan Dirctional Signs
menampilkan logo sebenarnya atau lainnya dalam sebuah sistem. Ketika
lebih umum dengan menimbulkan smua tanda ini bekerja sama,
sebuah imaji. pengunjung dapat berjalan dengan
mudah di sepanjang peredaran rute.
2. Directional
Sebagian besar peta menampilkan
Directional Signs merupakan sistem
indikator “You are Here”.Orientation
sirkular dari program Wayfinfing karena
Signs biasanya berupa unit berukuran
tanda tersebut menyediakan isyarat
besar yang dapat dilihat banyak orang
penting yang dibutuhkan pengguna
secara bersama-sama.
untuk tetap bergerak atau berjalan
setelah mereka memasuki suatu ruang. 4. Regulatory Sign
Tanda ini menyajikan suatu rute kepada Regulatory Signs adalah tanda yang
penjalan kaki atau pengendara mobil menjelaskan tentang apa yang boleh
antara pintu masuk utama, poin dan tidak boleh dilakukan di suatu
pengambilan keputusan, tujuan dan tempat. Tanda ini dapat berupa tanda
titik keluar dengan menampilkan dengan tampilan yang simpel seperti
petunjuk grafis seperti tipografi, simbol tanda “Dilarang Merokok” tampilan
dan tanda panah. Directional Sign harus kompleks yang disertai peraturan yang
dibuat secara terang-terangan dan mengindikasikan bagaimana masya-
mudah dikenali. Isi pesan harus simpel, rakat menikmati dan menghormati
terkoordinir untuk navigasi yang tempat umum. Regulatory Signs
mudah. seharusnya tidak terlalu menonjol akan

Volume 6 Edisi 3, 2019 |416


JURNAL NARADA
ISSN 2477-5134 Volume 6 Edisi 3 Desember 2019

tetapi cukup besar untuk tinggi di dalam kendaraan. Oleh karena


mengkomunikasikan instruksi atau itu, legibilitas atau keterbacaan
peringatan secara langsung. tipografi sangatlah penting dalam
kesuksesan sebuah desain pada sistem
c. Tipografi sistem tanda
tanda. Keterbacaan huruf dilihat dari
Tipografi memiliki kepribadian
tinggi dan lebar huruf. ADA (American
spesifik. Bembo Font terlihat tradisional,
with Disabilities Act Compliance)
Metta garing dan modern, Ziggurat
mendefinisikan parameter dalam
tampak ceria dan lain-lain. Dalam
pemilihan tipografi untuk memastikan
menentukan font atau tipografi,
tipografi tersebut dapat terbaca oleh
desainer harus memperhatikan dan
orang yang memiliki penglihatan yang
mempertimbangkan fungsi dari
lemah. Dalam regulasinya, ADA
tipografi tersebut. Apakah tipografi
merumuskan rasio ketebacaan font
tersebut digunakan pada sebuah batu
agar dapat terbaca yaitu dalam rasio
ukiran, sebuah papan yang bercahaya
lebar tinggi font berkisar 3:5 dan 1:1
atau dalam sebuah peta? Apakah
dan rasio lebar stroke dan tinggi
tipografi tersebut mengarahkan
berkisar 1:10 dan 1:5.
pengemudi di jalan tol, apakah
Ukuran font atau tipografi juga
mengarahkan mahasiswa di universitas
memiliki peran penting dalam sistem
ke rumah makan, stasiun dan
tanda dan merupakan kunci desain
sebagainya? Font atau typeface dibagi
wayfinding yang baik. Hal ini bertujuan
menjadi beberapa kategori:
untuk membuat sistem tanda tersebut
1. Serif
terbaca dan cukup fleksibel dalam
2. San Serif
memberikan informasi tanpa membuat
3. Slab Serif
pembaca bingung. Untuk memahami
4. Script
ukuran relatif dalam tipografi, maka
5. Decorative
ukuran tipografi dibagi menjadi
Tipografi pada sistem tanda harus
beberapa kategori berdasarkan
dapat dibaca pada jarak jauh pada
fungsinya, membaca, berjalan,
kondisi di mana pembaca adalah
mengendarai, dan lingkungan.
seorang yang sedang bergerak, berjalan,
Tipografi untuk membaca memiliki
bahkan bergerak dalam kecepatan
ukuran yang cukup kecil yang dapat

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 417


digunakan sebagai teks dan keterangan, dipandang sebagai sebuah analisis
paragraph naratif dan tanda sistematis terhadap suatu fenomena
interpretatif. Tipografi untuk pejalan melalui pengamatan langsung dan
kaki biasanya memiliki ukuran yang pas terperinci terhadap pelakunya.
untuk pesan terarah yang mengarahkan Pengamatan dilakukan secara alamiah,
pejalan kaki pada jalanan kota atau dalam keseharian atau kebiasaan pelaku
pada interior ruang publik. Tipografi supaya peneliti juga dapat memahami
untuk pengendara kendaraan memiliki bagaimana pelaku komunikasi
ukuran huruf yang besar yang cukup menciptakan dan mengelola dunia sosial.
untuk memberikan informasi dengan Penelitian ini menggunakan metode
sekali lihat. Tipografi lingkungan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang
adalah tipografi dengan ukuran yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
sangat besar untuk mendapatkan efek kata tertulis atau lisan dari orang dan
maksimal dalam kehidupan kota yang perilaku yang diamati. Penelitian ini
sibuk atau di jalan raya. berangkat dari sebuah fenomena
kenyataan dimana yang berusaha dipahami
C. METODE
adalah peranan visualisasi ilustrasi dalam
Penelitian ini menggunakan
sebuah permainan digital. Dalam
paradigma konstruktivisme, sebagai
penelitian kualitatif, data dan informasi
paradigma yang telah ditemukan sejak
diolah secara objektif dan tidak
lama, yaitu sejak terdapat gagasan dari
dipengaruhi oleh opini peneliti. (Ardial,
Aristoteles mengenai istilah, informasi,
2014: 158).
relasi, individu, dan sebagainya. Bermula
dari sana, muncul pemahaman bahwa D. HASIL DAN PEMBAHASAN

manusia adalah makhluk sosial, setiap Sistem tanda berupa foto dokumentasi,

pernyataan harus terbukti kebenarannya, akan dianalisis dengan memamparkannya

dan bahwa kunci pengetahuan adalah pada sebuah tabel. Sistem tanda tersebut

logika. Konstruktivisme dapat dilihat akan dianalisis menggunakan pendekatan

sebagai sebuah kerja kognitif individu tipografi dengan teori fotografi wayfinding

untuk menafsirkan realitas melalui relasi menurut David Gibson. Berikut

sosial antara individu dengan pemaparan analisis sistem tanda di kawasan

lingkungannya. Ilmu komunikasi

Volume 6 Edisi 3, 2019 |418


JURNAL NARADA
ISSN 2477-5134 Volume 6 Edisi 3 Desember 2019

Taman Nasional Gunung Gede


Pangrango.
Tabel 1. Analisis Sistem Tanda
No Visual Keterangan Posisi
1. Sistem tanda yang Pada sistem tanda paling atas berupa
mengarahkan sistem tanda sederhana dengan latar
pejalan kaki masuk warna hijau gelap dan kalimat dengan
ke jalur pendakian huruf kapital berwarna putih.
dan jalur ke lokasi Pemilihan warna tersebut
perkemahan dan meningkatkan kontras warna sehingga
lapangan golf keterbacaan teks meningkat. Font yang
digunakan adalah jenis San Serif
dengan ukuran font yang besar dan
berupa huruf kapital. Oleh karena itu,
sistem tanda ini memiliki legibilitas
yang baik. Di bawahnya terdapat 3
buah sistem tanda lain yang dirancang
dengan foto sebagai latarnya dan
dilengkapi dengan beberapa tipografi
dan simbol. Latar yang berupa
beberapa foto pemandangan
mengurangi legibilitas sistem tanda
tersebut. Pada bagian tertentu, warna
huruf dan latar sedikit menyatu
sehingga menyebabkan kuranng
terbacanya tipografi. Terdapat simbol
tanda panah diagonal yang mengarah
ke kiri bawah dan kanan bawah yang
menunjukkan 2 jalur menuju destinasi
berbeda. Pada sistem tanda paling atas
terdapat juga simbol tanda panah

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 419


vertical menunjuk ke arah bawah yang
menyebabkan ambiguitas.
2. Sistem tanda satu Sistem tanda ini didesain sederhana
arah/satu jalur dengan latar warna hijau gelap dan
dengan berbagai tipografi berwarna putih. Sistem tanda
destinasi dan objek ini berukuran besar karena terdiri dari
wisata. gabungan 10 sistem tanda kecil. Sistem
Termasuk kategori tanda ini dibangun dengan ketinggian
Directional Sign yang cukup tinggi. Tipografi dalam
sistem tanda ini menggunakan jenis
font San Sherif dengan ukuran font yang
berbeda-beda per sistem tanda
kecilnya. Keterbacaan tipografi dilihat
dari jarak dekat hingga jarak sekitar 10
meter, terlihat cukup baik. Sistem
tanda ini termasuk kategoti directional
karena bentuk sistem tanda yang
berbentuk tanda panah yang
menunjukkan arah.
3. Sistem tanda Sistem tanda ini mengidentifikasikan
kategori Identification suatu lokasi atau kawasan. Pada gambar
Sign yang di samping, sistem tanda
mengidentifikasikan mengidentifikasikan kawasan hutan
suatu tempat atau rimba pada Taman Nasional lengkap
kawasan dengan koordinatnya yang dapat dilihat
di dalam peta. Sistem tanda dirancang
sederhana dengan latar kuning dan
typeface berwarna hitam. Ukuran font
besar dan memiliki tingkat keterbacaan
yang baik.

Volume 6 Edisi 3, 2019 |420


JURNAL NARADA
ISSN 2477-5134 Volume 6 Edisi 3 Desember 2019

4. Sistem tanda Sistem tanda ini merupakan sistem


kategori Regulatory tanda kategori Regulatory Sign yang
Sign yang menjelaskan tentang peraturan-
menjelaskan peraturan yang harus dilakukan oleh
ketentuan dan pengunjung dan pendaki di kawasan
peraturan Taman Nasional. Sistem tanda ini
pendakian secara dirancang menggunakan kayu sebagai
singkat medianya. Pada kayu tersebut, tipografi
diukir di permukaan kayu tersebut dan
diberi warna putih. Warna putih di atas
kayu yang berwarna coklat gelap
menghasilkan warna yang kontras
sehingga keterbacaan menjadi baik.
Ukuran font cukup besar untuk dibaca
dari jarak dekat dan jarak jauh. Sistem
tanda ini dilengkapi dengan atap yang
dapat mengurangi dampak dari hujan
yang dapat membuat kayu menjadi
cepat lapuk.
5. Sistem tanda Sistem tanda ini termasuk dalam
kategori Identification kategori Identification Sign yang
Sign yang menunjukkan daerah di mana sistem
menunjukkan jarak tanda ini berdiri merupakan daerah
yang sudah ditempuh dengan jarak
tertentu yang tertera pada sistem tanda.
HM dalam gambar disamping artinya
Hekto meter di mana 1 hm = 100 m.
Sign sistem ini berbentuk prisma
segitiga di mana 2 sisinya terdapat
keterangan angka jarak tempuh baik
dari sisi mendaki maupun turun. Warna

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 421


typeface sangat kontras dengan latarnya,
sehingga tanda ini dapat dilihat dengan
jelas. Akan tetapi beberapa tanda ini
berdiri di posisi yang kurang terlihat
dan beberapa juga sudah rusak.
6. Sistem tanda Sistem tanda ini menjelaskan dan
dengan kategori memberikan informasi tentang
Identification Sign kawasan Taman Nasional. Sistem
yang memberikan tanda ini dirancang menggunakan kayu
informasi kawasan sebagai medianya. Pada kayu tersebut,
tipografi diukir di permukaan kayu
tersebut dan diberi warna putih.
Warna putih di atas kayu yang
berwarna coklat. Akan tetapi warna
kayu ini bukanlah warna coklat tua
sehingga menyebabkan warna
tipografi dan kayu menjadi kurang
kontras. Kurang kontras artinya
kurangnya keterbacaan teks. Teks juga
terlihat terlalu padat.
7. Sistem tanda Sistem tanda ini berfungsi untuk
kategori Directional menunjukkan arah dan jalan menuju
Sign yang lokasi tertentu. Lokasi pada gambar
menunjukkan arah yaitu Puncak Gede, Puncak Pangrango
atau jalan menuju dan Air Panas. Sistem tanda ini
lokasi tertentu memiliki bentuk seperti tanda panah
yang berarti ke mana arah tanda panah
tersebut adalah arah atau jalur yang
tepat. Sistem tanda ini dirancang
sederhana dengan latar berwarna coklat
dan typeface berwarna putih. Ukuran

Volume 6 Edisi 3, 2019 |422


JURNAL NARADA
ISSN 2477-5134 Volume 6 Edisi 3 Desember 2019

font yang cukup besar dan jelas


sehingga keterbacaan menjadi baik.
8. Sistem tanda Sistem tanda ini dibuat secara
kategori Directional tradisional dengan memanfaatkan
Sign tradisional barang-barang lain. Pada gambar di
samping, sistem tanda menggunakan
sejenis pita atau tali plastic berwarna
mera dan putih. Sistem tanda ini
berfungsi untuk memberi informasi
jalur atau trek mendaki yang tepat.
Kekurangan dari sistem tanda ini
adalah kurangnya visibilitas
dikarenakan ukurannya yang kecil, dan
tertutup oleh batang pohon-pohon
lain.

Berdasarkan analisis tabel 1 di atas, yang cukup antara satu tanda ke tanda
sebagian besar sistem tanda pada Taman lainnya.
Nasional Gunung Gede Pangrango E. KESIMPULAN
memiliki keterbacaan yang sudah cukup Berdasarkan pemaparan di atas, dapat
baik dan kalimat yang cukup jelas. Jenis font disimpulkan bahwa dilihat dari Desain, secara
yang digunakan adalah jenis font yang keseluruhan, sistem tanda di Taman Nasional
memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Gunung Gede Pangrango menggunakan
Bahan material sistem tanda adalah hal desain sistem tanda yang sederhana dengan
utama yang herus diperhatikan, karena tipografi sebagai elemen utamanya. Hal ini
terdapat beberapa tanda yang secara fisik dilakukan dengan tujuan agar pendaki dapat
sudah mulai lapuk, berkarat dan cat yang menerima pesan dan informasi dengan jelas.
luntur. Dalam pemosisian sistem tandanya, Pihak Taman Nasional menghindari
sistem tanda tersebut diletakkan di tempat- penggunaan simbol dan ikon karena tidak
tempat penting seperti di tempat semua orang dapat memahami pesan dan
perlindungan (shelter), di persimpangan, dan maknanya.
di sepanjang jalur pendakian dengan jarak

NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB | 423


Dilihat dari sisi tipografinya, secara melanjutkan dan menyempurnakan penelitian
keseluruhan, font yang digunakan adalah jenis sejenis.
font San Serif karena font jenis ini memmiliki
F. DAFTAR PUSTAKA
tingkat keterbacaan yang baik dan umumnya
Ardial. 2014. Paradigma dan Model
digunakan pada signsystem dan wayfinding system. Penelitian Komunikasi. Jakarta: PT
Ukuran font bervariasi tergantung dari besarnya Bumi Aksara.

sistem tanda tersebut dan juga tergantung pada Andono, A. (2014). Upaya Pengelolaan
Pendakian Taman Nasional Gunung
padatnya teks. Warna font kontras dengan Gede Pangrango. Diambil dari:
warna latar belakangnya, walaupun beberapa https://www.gedepangrango.org/undu
h/saresehan-pendaki-indonesia-2014/.
sistem tanda tidak terlalu kontras karena faktor
Beneicke, A., Biesek, J., Brandon, K. 2003.
alam. Wayfinding and Signage in Library Design,
Libris Design Project, California by the
Dilihat dari penempatan sistem tanda State Librarian.
pada jalur pendakian melalui peta, sistem tanda Firmansyah, T. (2017). Ini Cara Guru SMA
lebih banyak terlihat pada awal trek pendakian. Selamat dari Gunung Gede saat
Tersesat. Diambil dari:
Semakin jauh dan semakin tinggi jalur https://www.republika.co.id/ berita/
pendakian, sistem tanda semakin jarang nasional/ daerah/17/09/12/ow5wka-
ini-cara-guru-sma-selamat-dari-
terlihat, bahkan pada saat sudah dekat dengan gunung-gede-saat-tersesat/.
puncak, sistem tanda dibuat menggunakan Gibson, D. (2009). The Wayfinding Handbook:
barang sederhana seperti tali dan plastik. Information Design for Public Places. New
York: Princeton Architectural Press.
Saran Sachari, A. (2007). Budaya Visual Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Penulis berharap dengan adanya penelitian ini,
Sarwono, Jonathan dan Lubis, Hary. 2007.
pihak pengelola Taman Nasional, Pemerintah Metode Riset untuk Desain Komunikasi
bersama dengan warga sekitar serta para Visual. Yogyakarta: Penerbit Andi.
pendaki yang berasal dari berbagai wilayah Tinarbuko, Sumbo. .2008. Semiotika Komunikasi
Visual : Metodologi Analisis Tanda dan
untuk lebih memperhatikan sistem tanda yang
Makna Pada Karya Desain Komunikasi
ada pada tiap jalur pendakian di gunung. Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Penulis juga berharap dengan adanya penelitian Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. 2011.
Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis
ini, peneliti-peneliti berikutnya dapat
Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi.
Jakarta: Mitra Wacana Media.

Volume 6 Edisi 3, 2019 |424

Anda mungkin juga menyukai