Anda di halaman 1dari 58

KELAINAN KELENJAR

SALIVA
Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Airlangga
CAPAIAN PEMBELAJARAN
• Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini mahasiswa
diharapkan mampu menjelaskan :
1. Anatomi dan fisiologi kelenjar dan duktus salivarius
2. Infeksi kelenjar saliva
3. Obstruksi kelenjar dan duktus salivarius
4. Mucous retention and extravasation
5. Neoplasia jinak kelenjar saliva
6. Neoplasia ganas kelenjar saliva
Anatomi, embriologi, dan fisiologi kelenjar
dan duktus salivarius
• Kelenjar saliva
• Mayor: 3 pasang
• Parotis
• Submandibularis
• Sublingualis
• Minor: tersebar dalam rongga mulut (700-900)
• palatum durum dan mole
• faring, laring, trakea
• sinus
Anatomi, embriologi, dan fisiologi kelenjar
dan duktus salivarius

Kelenjar parotis Kelenjar submandibularis

Kelenjar sublingualis
Anatomi, embriologi, dan fisiologi kelenjar
dan duktus salivarius
• Embriologi kelenjar saliva
• terbentuk dari stomodeum proliferasi
• arsitektur lobular pada kelenjar saliva
• elemen tubular terminal
berdifferensiasi →
• sel-sel acini
• Sel-sel mioepitel
Anatomi, embriologi, dan fisiologi kelenjar
dan duktus salivarius
• Fungsi kelenjar saliva
• Produksi saliva
• pelumas saat menelan dan bicara
• membantu proses pengecapan
• antibakteri dan imunologis
• mengandung enzim pencernaan
Infeksi kelenjar saliva
Infeksi kelenjar saliva (mayor)
• Sialadenitis akut atau kronis
• Tersering pada kelenjar parotis:
10-25%
• Sering terkait sialolith, terutama
pada sialadenitis kronis, nyeri
periodik saat makan
• Mikroba penyebab:
• Bakteri aerob, anaerob
• Virus (viral parotitis atau mumps)
• Jamur
• Mikobakteria
• Bakteri tersering: s. aureus
Infeksi kelenjar saliva
• Tanda klinis infeksi kelenjar saliva akut bakterial:
• Parotis: Pembesaran kelenjar saliva pada daerah auricula, angulus
mandibula, kemerahan, dan nyeri, mungkin trismus
• Palpasi: suhu permukaan kulit meningkat, aliran saliva tidak ada,
atau pus keluar dari orifice
• Terapi:
• Antibitotika
• Analgesik
• Sialoadenektomi bila infeksi berulang
Infeksi kelenjar saliva
Necrotizing sialometaplasia
• Proses inflamasi, reaksi reaktif,
non neoplasik, biasanya pada
kelenjar saliva minor pada palatum
• Etiologi tidak jelas, kemungkinan
karena berkurangnya aliran darah
karena infark vaskular karena
trauma, injeksi anestesi lokal,
merokok, DM, penyakit vaskular,
tekanan denture
• Usia: 23-66 tahun
• Klinis: area ulserasi luas dan
dalam yang nyeri atau sangat nyeri
pada garis median palatum pada
perbatasan palatum durum dan
mole
• Terapi: non bedah
Obstruksi kelenjar dan duktus salivarius
Obstruksi kelenjar saliva: sialolithiasis
• Pembentukan batu pada kelenjar dan duktus salivarius
• Dua kali lebih sering pada laki-laki daripada perempuan
• Puncak insidens: usia 30-50 thn
Obstruksi kelenjar saliva: sialolithiasis
• Etiopatogenesis: obstruksi, penurunan aliran saliva,
dehidrasi, perubahan pH saliva, dan gangguan kelarutan
kristaloid
• Teori terbaru pembentukan batu (retrograde lithogenesis):
migrasi retrograde sisa makanan, bakteri, dan benda
asing masuk ke sistem duktus à nidus à batu
Obstruksi kelenjar saliva: sialolithiasis
• Terapi tergantung pada:
• Durasi gejala
• Ukuran batu
• Lokasi batu
• Terapi:
• Sialolitektomi
• Sialoadenektomi
• Shock wave lithotripsy
Mucous retention and extravasation
Mucocele
• Trauma pada duktus àekstravasasi saliva pada
submukosa à pseudocyst
• Lokasi: bibir bawah (tersering), mukosa bukal
Mucocele
• Riwayat: pembesaran mukosa,
pernah kempes atau pecah
kemudian timbul lagi
• Klinis: pembesaran seperti vesikel
berwarna bening atau kebiruan,
atau berwarna normal bila lokasi
dalam, diameter 1-2 cm sampai
beberapa cm
• Iritasi kronis berulang à fibrosis à
fibroma
• Terapi: eksisi/ekstirpasi mucocele
dan kelenjar saliva minor terkait
untuk mencegah rekurensi
Ranula
• Mucocele pada dasar mulut, dari kelenjar sublingualis
• Penyebab:
• Retensi mukus
• Ekstravasasi
• Pembesaran translusen yang tampak seperti perut katak
pada dasar mulut, bila lokasi dalam warna normal
• 2 tipe:
• Simple ranula
• Plunging ranula: ekstravasasi musin menembus m. milohioideus
sehingga pembesaran timbul didasar mulut dan leher (pembesaran
dasar mulut dapat tidak ditemukan.
Ranula

Simple ranula

Plunging ranula

• DD: kista duktus saliva, kista dermoid, cystic hygroma


• Terapi: marsupialisasi
Neoplasia kelenjar saliva
Neoplasia kelenjar saliva
• Neoplasia kelenjar saliva
• Lokasi : kelenjar saliva mayor dan minor
• Tipe : epitelial
• Asal : sel-sel acini, luminal, mioepitel, sel-sel basal
• Klinis : pembengkakan asimptomatik, kadang2
terulserasi atau nyeri
• Insidens: 1-6,5 : 100.000
Neoplasia kelenjar saliva
• Paling sering pada kelenjar parotis (61-80%), sering
jinak jinak, 15-32% ganas
• Pada kelenjar submandibularis 8-11% dan 26-45%
bersifat ganas
• pada kelenjar sublingual jarang terjadi, tidak lebih dari
1% dan 70-90% bersifat ganas
• pada kelenjar saliva minor terjadi 9-28% dan 38-49%
bersifat ganas
Neoplasia kelenjar saliva
• Lokasi neoplasia pada kelenjar saliva minor:
• Palatum (42-54%)
• Bibir (21-24%), 74-87% pada bibir atas
• Mukosa bukal 12-15%
Pleomorphic Adenoma
(benign mixed tumor)

• Paling sering ditemukan


• 50-77% pada kelenjar parotis
• 53-72% pada kelenjar submandibularis
• 33-41% kelenjar saliva minor
• Asal: komponen duktal dan mioepitelial
• Klinis: pembesaran yang tumbuh lambat, tidak nyeri,
konsistensi keras
• Prevalensi: semua umur, paling sering umur 30-60 thn
Pleomorphic Adenoma
(benign mixed tumor)

•♀ > ♂
• Pada parotis sering timbul pada lobus
superfisialis, 10% pada lobus profundus
• Pada kelenjar saliva minor
• Palatum (50-65%), pada aspek posterior lateral
• bibir atas (19-27%)
• mukosa bukal (13-17%)
• Trauma à ulser
• Pada palatum tdk dapat digerakkan, pada bibir dan
mukosa bukal dapat digerakkan
A B C
Gambaran klinis pleomorphic adenoma. A. Pada kelenjar parotis. B. Pada kelenjar
submandibularis. C. Pada kelenjar saliva minor di palatum.
Pleomorphic Adenoma
(benign mixed tumor)

• HPA:
• Batas tegas, campuran epitel
kelenjar dan sel-sel mioepitel
• Epitel membentuk struktur duktus
dan kista sebagai pulau-pulau atau
lembaran-lembaran sel
• Sel skuamosa yang terkeratinisasi
dan sel-sel yang memproduksi Gambaran histopatologis
pleomorphic adenoma. Gambaran
mukus + duktus dan sel-sel mioepitel dikelilingi
• Latar belakang miksomatous, oleh perubahan eosinofilik dan
hialinisasi pada latar belakangnya
degenerasi vakuol
• Stroma eosinofilik dan hialinisasi
Pleomorphic Adenoma
(benign mixed tumor)

• Terapi: Eksisi tumor


• Parotis:
• Superfisialis : parotidektomi superfisialis
• Profundus : parotidektomi total
• Submandibula: pengambilan seluruh kelenjar beserta
tumornya (adenektomi)
• Palatum durum: eksisi sampai periosteum
• Prognosis baik, kesembuhan 95%
• Rekurensi jarang
• Degenerasi maligna → carcinoma ex pleomorphic
adenoma (3-4%)
Oncocytoma
(Oxyphilic adenoma)

• Jarang ditemukan (1%)


• Terdiri dari sel-sel besar: oncocyte
• Klinis: pembesaran keras, tumbuh lambat, tidak nyeri, ≤
4 cm
• sering pada orang tua (70 tahun), puncak dekade 6-8

•♀ > ♂
Oncocytoma
(Oxyphilic adenoma)
• Sering terjadi pada kelenjar
saliva mayor, terutama
kelenjar parotis
• dapat terjadi bilateral
• HPA:
• batas jelas
• terdiri dari lembaran sel-sel
polihedral besar (oncocyte) Gambaran histopatologis
• sitoplasma granular eosinofilik oncocytoma. Lembaran
oncocyte eosinofilik besar.
• Inti sel terletak ditengah, inti
bervariasi dari ukuran kecil dan
hiperkromatik sampai besar
dan vesikular
• stroma, biasanya membentuk
septa fibrovaskular tipis,
didapatkan pula infiltrasi limfosit
Oncocytoma
(Oxyphilic adenoma)

• Terapi: eksisi tumor


• Parotis: parotidektomi parsial (lobektomi)
• Submandibularis: pengambilan total kelenjar submadibularis
• kelenjar saliva minor eksisi melibatkan sedikit jaringan normal
disekitar tumor
• Prognosis baik, rekurensi rendah
Oncocytosis
(Nodular Oncocytic Hyperplasia)

• Oncocytic metaplasia: transformasi sel-sel duktus dan


acini → oncocyte
• Oncocytosis: proliferasi dan akumulasi oncocyte dalam
kelenjar saliva
• seperti tumor, tetapi juga digolongkan sebagai proses
metaplasia
Oncocytosis
(Nodular Oncocytic Hiperplasia)
• Klinis: terutama pd parotis,
sering ditemukan secara
kebetulan, dapat juga
membesar
• Terutama pd orang tua
• Proliferasi multifokal dan
nodular, dpt menyeluruh
• HPA:
• kumpulan fokus-fokus
oncocyte nodular dalam
kelenjar saliva Gambaran histopatologis
• bentuk polihedral oncocytosis. Kumpulan oncocyte
• sitoplasma eosinofilik jernih multifokal pada kelenjar
granular, kadang-kadang parotis (panah).
jernih
• Terapi: tidak diperlukan
terapi, prognosis baik
Tumor Warthin (papillary cystadenoma
lymphomatosum)

• hampir ekslusif pada kelenjar parotis


• 5-22% dari seluruh tumor yang terjadi pada kelenjar
parotis
• disebut sebagai adenolimfoma
• Patogenesis tidak jelas
• jaringan kelenjar saliva heterotopik yang ditemukan pada
kelenjar limfe parotis
• proliferasi duktus kelenjar saliva yang berkaitan dengan
pembentukan jaringan limfoid sekunder
• Terkait virus Eipstein Barr
Tumor Warthin (papillary cystadenoma
lymphomatosum)

• Perokok 8 x > non perokok


• Klinis: massa nodular, tidak
nyeri, tumbuh lambat pada
kelenjar parotis (tail),
konsistensi kadang-kadang
keras, dapat juga
ditemukan fluktuasi
• Unik: sering terjadi bilateral
5-17%
• Pd orang tua, puncak
dekade 6-7
• ♂ > ♀= 10:1 Gambaran klinis tumor
Warthin. Massa pada tail
• Kulit putih > kulit hitam kelenjar parotis.
Tumor Warthin (papillary cystadenoma
lymphomatosum)
• HPA:
• terdiri dari campuran epitel duktus dan stroma
limfoid
• Epitelium bersifat oncocytic, membentuk barisan
sel-sel seragam mengelilingi ruang kistik
• sitoplasma granular eosinofilik, tersusun dalam
dua lapis
• Lapisan luminal bagian dalam mengandung sel-sel
kolumnar yang tinggi dengan inti sel hiperkromatik,
palisade yang terletak ditengah
• Dibawahnya terdapat lapisan kedua yang terdiri
dari sel-sel poligonal atau kuboidal dengan inti sel
vesikular
• Lapisan epitel mengandung lipatan papiler
multipel yang menonjol kedalam rongga Gambaran histopatologis
kistik tumor Warthin. Tumor kistik
• fokus-fokus metaplasia skuamosa atau papiler dengan stroma
propoplasia sel-sel mukus limfoid.
• Epitel didukung oleh stroma limfoid yang
sering menunjukkan pembentukan germinal
center
• Terapi: eksisi
• Rekurensi 6-12%
Monomorphic Adenoma
• Awalnya digunakan untuk mendeskripsikan kumpulan
tumor kelenjar saliva yang menunjukkan pola
histopatologis yang lebih seragam daripada
pleomorphic adenoma
• Tumor Warthin
• Oncocytoma
• Adenoma sel basal
• Canalicular adenoma
Canalicular Adenoma
• Jarang ditemukan
• paling sering pada kelenjar saliva
minor
• Klinis: massa tumbuh lambat, nyeri -,
ukuran bbrp milimeter - 2 cm,
konsistensi bisa keras atau kadang2
fluktuasi. mukosa diatasnya mungkin
tampak normal atau kebiruan, dapat
terjadi multifokal Gambaran klinis tumor Warthin.
• predeleksi terutama bibir atas (75%), Massa pada bibir atas.
mukosa bukal
• Sering pd orang tua, puncak pada
dekade
• ♀ > ♂(1,2-1,8: 1)
Canalicular Adenoma
• HPA:
• terdiri dari satu lapisan sel epitel
kuboidal atau kolumnar dengan inti
sel basofilik
• Sel-sel tersebut mengelilingi struktur
duktus, kadang-kadang membentuk
saluran panjang
• Sering terbentuk rongga kostik yang
besar, tonjolan papiler kedalam
lumen kista Gambaran histopatologis
• stroma jaringan ikat longgar, Sel-sel kolumnar seragam
vaskularisasi banyak yang membentuk struktur
• kapsul fibrous tipis disekeliling tumor duktus yang membentuk
saluran.
• Terapi: eksisi lokal, rekurensi
jarang
Adenoma Sel Basal
• Jinak, jarang ditemukan
• 1-4% dari keseluruhan tumor kelenjar saliva
• HPA mirip canalicular adenoma, juga mirip dengan
tumor kulit sehingga sering juga disebut dermal
analogue tumor
• Klinis: tumor tumbuh lambat, mobile, ø < 3 cm
• Perempuan : laki-laki = 2:1
Adenoma Sel Basal
• sering pd parotis (75%), bibir atas, mukosa bukal
• Pada parotis sering pada lobus superfisialis, dapat
multipel dan bilateral
• Subtipe membranous basal cell carcinoma: herediter,
sering terkait dengan tumor kulit lain
• Dapat terjadi pd semua umur
• Sering pd orang tua, puncak dekade 7
Adenoma Sel Basal
• HPA:
• berbatas jelas
• Subtipe yang paling sering adalah tipe
solid terdiri dari pulau-pulau multipel dan
jalinan sel-sel epitel yang didukung oleh
stroma fibrous
• Sel-sel perifer meruncing dan berbentuk
kuboidal sampai kolumnar, sering
hiperkromatik
• Sel-sel sentral lebih pucat dan
memebentuk keratin pearls
• Subtipe trabekular menunjukkan
gambaran jalinan epitel seperti tali yang
dangkal
• Subtipe tubular mempunyai ciri-ciri
adanya struktur seperti duktus kecil dan Gambaran histopatologis
bulat tumor Adenoma sel basal.
• Sering didapatkan gambaran campuran
dari ketiga subtipe tersebut Tumor parotis menunjukkan
• Membranous basal cell carcinoma jalinan sel-sel basaloid yang
menunjukkan gambaran pulau-pulau
lobular tumor multipel yang membentuk tersusun dalam pola
potongan-potongan trabekula.
• Pulau-pulau tersebut dikelilingi oleh
bahan hialin yang tebal
Adenoma Sel Basal
• Terapi: eksisi komplit
• Rekurensi jarang, membranous basal cell carcinoma
mempunyai angka rekurensi 25-37%
• Degenerasi maligna menjadi basal cel cacinoma
• Prognosis baik
Ductal Papilloma (sialadenoma Papilliferum,
Intraductal Papilloma, Inverted Ductal
Papilloma)
• Jarang, gambaran papilomatous
• lesi papiloma permukaan
• disebabkan oleh virus (Human papilloma virus/HPV)
• bukan merupakan tumor primer kelenjar saliva

Inverted ductal papilloma Sialadenoma papilliferum


Ductal Papilloma (sialadenoma
Papilliferum, Intraductal Papilloma,
Inverted Ductal Papilloma)
• Sialadenoma papilliferum
• Klinis: sering timbul pada kelenjar saliva
minor, terutama pada palatum. Sering
pada orang tua, lebih sering pada
perempuan daripada laki-laki dengan
perbandingan 1,5:1. tumor tampak
sebagai pertumbuhan eksofitik papiler
permukaan yang secara klinis mirip
dengan squamous papilloma
• HPA:tonjolan eksofitik papiler multipel,
epitel skuamosa bertatah. Lumen duktus
multipel, dibatasi oleh dua lapisan sel Gambaran histopatologis Sialadenoma
paplliferum. Permukaan papiler tumor
yang mengandung lapisan luminal yang tampak berhubungan dengan struktur
terdiri dari sel-sel kolumnar tinggi dan duktus pada lamina propria superfisialis.
lapisan basal yang terdiri sel-sel kuboid
yang lebih kecil. Terdapat infiltasi sel
radang seperti sel plasma, limfosit dan
neutrofil
Ductal Papilloma (sialadenoma
Papilliferum, Intraductal Papilloma,
Inverted Ductal Papilloma)
• Intraductal papilloma
• Klinis: batas tidak tegas. Sering dikelirukan
dengan lesi kelenjar saliva lain seperti papillary
cystadenoma. Biasanya terjadi pada orang
dewasa, timbul pada kelenjar saliva minor yang
tampak sebagai pembengkakan submukosa
• HPA: struktur unikistik yang mengalami dilatasi
yang terletak dibawah permukaan mukosa.dilapisi
oleh selapis atau dua lapis epitel kolumnar atau
kuboid dengan tonjolan papiler yang menonjol
kedalam lumen kista
Ductal Papilloma (sialadenoma
Papilliferum, Intraductal Papilloma,
Inverted Ductal Papilloma)
• Inverted ductal papilloma
• Klinis: tumor kelenjar saliva minor pada
orang dewasa. Lokasi yang paling sering
yaitu pada bibir bawah dan vestibulum
mandibularis. Lesi tampak sebagai nodul
submukosa asimptomatik, kadang-kadang
terdapat cekungan pada mukosa diatasnya
• HPA: proliferasi epitel skuamosa dengan
tonjolan papiler multipel tebal yang mengisi
lumen duktus. Epitel tumor mungkin
berhubungan dengan epitel mukosa Gambaran histopatologis Inverted
ductal papilloma. Proliferasi
papiler intraductal terletak
dibawah permukaan mukosa.
Ductal Papilloma (sialadenoma
Papilliferum, Intraductal Papilloma,
Inverted Ductal Papilloma)

• Terapi: eksisi
• Rekurensi jarang
Mucoepidermoid carcinoma
• Keganasan tersering
• 4-10% pada kelenjar saliva mayor (terutama parotis),
• 13-23% pada kelenjar saliva minor (terutama pada
palatum)
• Pada semua umur, dekade 2-7tahun, tumor tersering
pada anak-anak
• Laki-laki:perempuan = 3:2
• Gambaran klinis: massa submukosa yang nyeri atau
terulserasi, warna kebiruan
• Pada tipe intraossesous tampak gambaran radiolusen
multilokular pada bagian posterior mandibula. Pada
retromolar pad tampak peninggian kebiruan
Mucoepidermoid carcioma
• Gambaran mikroskopik khas:
• Sel-sel mukus
• Sel-sel epidermoid
• Sel-sel intermediate (clear)
• Terapi:
• Eksisi luas (low grade)
• Eksisi luas agresif dan radioterapi (high grade)
• 5 years survival rate:
• low grade: 95%
• High grade: < 40%
Polymorphous low-grade adenocarcinoma
• Kedua tersering
• Lokasi tersering: perbatasan antara palatum durum dan
mole
• Laki-laki: perempuan: 3:1, rata-rata usia 56 tahun
• Tumor tumbuh lambat, asimtomatik, dapat terulserasi
• Gambaran HPA: berbagai bentuk dan pola sel
(polymorphous), proliferasi infiltratif sel epitel duktus
dalam pola single-file, predeleksi invasi disekitar syaraf à
parestesi
• Terapi: eksisi luas
• Rekurensi tinggi: 14%
Adenoid cystic carcinoma
• Ketiga paling sering
• Rata-rata usia: 53 tahun
• Laki-laki: perempuan = 3:2
• 50% terjadi pada kelenjar parotis, 50% pada kelenjar
saliva minor pada palatum
• Klinis: massa tumbuh lambat, tidak terulserasi, nyeri
tumpul kronis
• HPA: proliferasi infiltratif sel-sel basaloid yang tersusun
cribiform (pola keju swiss), invasi perineural
• Terapi: eksisi luas dan radioterapi
• Prognosis: buruk
Penegakan Diagnosis
• Anamnesis
• Gejala timbul/bertambah saat makan à gejala obstruktif
• Riwayat trauma? à mucocele
• Hidrasi kurang à penurunan produksi saliva
• Komorbid yang berhubungan dengan keluhan kelenjar saliva à
autoimun
Penegakan Diagnosis
• Pemeriksaan klinis
• Inspeksi
• Palpasi bimanual
à Evaluasi kuantitas dan kualitas aliran saliva à milking
Penegakan Diagnosis
• Pemeriksaan penunjang
• Plain radiograph

panoramik

oklusal
Penegakan Diagnosis
• Pemeriksaan penunjang
• Sialografi
Penegakan Diagnosis
• Pemeriksaan penunjang
• CT scan
• USG
• MRI
• Salivary scintigraphy (radioactive isotope scanning)
• Sialoendoskopi
• Sialochemistry
• FNAB
• Biopsi (insisional dan eksisional)
Referensi
• Hupp JR, Ellis E,, and Tucker MR. Contemporary Oral
and Maxillofacial Surgery, 7th ed. Elsevier, Philadelphia
2019.
• Neville BW, Damm DD, Allen CM, Chi AC. Oral and
Maxillofacial Pathology. 4th ed. Elsevier, St. Louis 2016.

Anda mungkin juga menyukai