A. Pendahuluan
Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated Infection (HAIs)
merupakan salah satu masalah kesehatan di berbagai negara di dunia, termasuk
Indonesia. Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila fasilitas
pelayanan kesehatan secara konsisten melaksanakan program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi yang merupakan upaya untuk memastikan perlindungan kepada
setiap orang terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber masyarakat umum dan di
saat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas kesehatan
Kewaspadaan Standar adalah kewaspadaan yang utama, dirancang untuk diterapkan
secara rutin dalam perawatan selurh pasien di fasilitas kesehatan, baik yang telah
didiagnosis, diduga terinfeksi atau kolonisasi. Diterapkan untuk mencegah transmisi
silang sebelum pasien ddiagnosis, sebelum adanya hasil laboratorium, dan setelah pasien
didiagnosis. Pada tahun 2017, CDC dan HICPAC merekomendasikan 11 (sebelas)
komponen utama yang harus dilaksanakan dan dipatuhi dalam kewaspadaan standar yaitu
: kebersihan tangan, Alat Pelindung Diri (APD), dekontaminasi peralatan perawatan
pasien, kesehatan lingkungan, pengelolaan limbah, penatalaksanaan linen, perlindungan
kesehatan petugas, penempatan pasien, hygiene respirasi/etika batuk dan bersin, praktik
menyuntik yang aman dan pungsi lumbal yang aman.
Kewaspadaan berdasarkan transmisi sebagai tambahan Kewaspadaan Standar yang
dilaksanakan sebelum pasien didiagnosis dan setelah terdiagnosis jenis infeksinya. Jenis
keaspadaan berdasarkan transmisi sebagai berikut ; melalui kontak, melalui droplet,
melalui udara, melalui common vehicle (makanan, air, obat, alat, peralatan), melalui
vector (lalat, ntamuk, tikus).
B. Latar Belakang
Sesuai Permenkes Nomor 27 tahun 2017, setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus
melaksanakan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi. Dalam hal ini termasuk
Puskesmas. Puskesmas sebagai salah satu fasiliyas pelayanan kesehatanyang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakatmemiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan derajad kesehatan masyarakat masyarakat. Petugas kesehatan, masyarakat
yang menerima pelayanan kesehatan, dan pengunjung di puskesmas memiliki resiko
terjadi infeksi terkait pelayanan kesehatan, baik karena berobat atau karena berkunjung
ke puskesmas, untuk itu perlu dilakukan penerapan kewaspadaan standard an
kewaspadaan berdasarkan transmisi sebagai upaya Pencegahan dan pengendalian Infeksi
di Puskesmas.
Untuk pelaksanaan Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Puskesmas
Bubakan perlu disusun Kerangka acuan Program Pencegahan dan pengendalian Infeksi
sebaga acuannya. Dengan dilakukan perencanaan yang baik, pelaksanaan program sesuai
yang direncanakan, pendokumentasian, dan monitoring evaluasi serta pelaporan yang
baik, hal ini termasuk dalam salah satu upaya untuk peningkatan mutu layanan klinin dan
keselamatan pasien di Puskesmas Bubakan Kabupaten Pacitan.
C. Tujuan
Tujuan Umum :
Untuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi terkait pelayanan kesehatan di Puskesmas
Bubakan Kabupaten Pacitan.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan sumber daya manusia
tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Puskesmas.
2. Melindungi petugas dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
3. Melindungi pasien dari penyakit infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
4. Melindungi pengunjung dari penyakit infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
5. Melindungi masyarakat dari penyakit infeksi yang terkait pelayanan kesehatan.
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan
Kegiatan Pokok :.
1. Manajemen PPI
a. Diklat PPI.
b. Surveilans PP.I
2. Kewaspadaan Standar.
a. Penerapan PPI Kewaspadaan Standar Kebersihan Tangan.
b. Penerapan PPI Kewaspadaan Standar Penggunaan APD.
c. Penerapan PPI Kewaspadaan Standar Dekontaminasi Peralatan Perawatan
Pasien.
d. Penerapan PPI Kewaspadaan Standar Pengendalian Lingkungan.
e. Penerapan PPI Kewaspadaan Standar Pengelolaan Limbah.
f. Penerapan PPI Kewaspadaan Standar Penatalaksanaan Linen.
g. Penerapan PPI Kewaspadaan Standar Etika Batuk dan Bersin.
h. Penerapan PPI kewaspadaan Standar Penempatan Pasien.
3. Kewaspadaan berdasarkan Transmisi.
a. Melalui Kontak.
b. Melalui Droplet.
c. Melalui Udara / Airborne Precautions
Rincian Kegiatan :
1. Workshop Teori dan Penerapan PPI di Fasyankes sesuai Permenkes 27 Tahun 2017
2. Mengikuti Pelatihan PPI.
3. Sosialisasi hasil pelatihan PPI.
4. Rapat rutin Tim PPI.
5. Audit PPI.
6. Sosialisasi cara cuci tangan yang benar dan saat yang tepat pada petugas dan pengunjung.
7. Pemantauan langsung kepatuhan petugas melakukan untuk cuci tangan yang benar
sebelum dan sesudah tindakan medis.
8. Penilaian oleh pasien tentang kepatuhan petugas untuk cuci tangannyang benar sebelum
dan sesudah tindakan medis.
9. Monitoring ketersediaan air, sabun, dan handsrub di ruangan.
10. Pemantauan langsung kepatuhan petugas menggunakan APD dalam melakukan tindakan
medis.
11. Pemantauan langsung kepatuhan petugas melakukan prosedur sterilisasi alat.
12. Pemantauan 5 R di lingkungan Puskesmas.
13. Pemantauan pemisahan limbah infeksius dan limbah non infeksius.
14. Melaksanakan tata laksana linen sesuai prosedur.
15. Sosialisasi cara etika batuk dan bersin yang benar.
16. Memisahkan pasien yang terindikasi / tersuspek pasien infeksius.
17. Penerapan kewaspadaan transmisi melalui kontak dengan penggunaan APD.
18. Penerapan kewaspadaan transmisi droplet dengan menerapkan hygiene respirasi / etika
batuk.
19. Penerapan kewaspadaan transmisi melalui udara dengan pengatursn sirkulasi / pertukaran
udara baik dengan cara alami maupun elektronik.
20. Penerapan kewaspadaan transmisi udara melalui penempatan pasien terindikasi infeksius.
E. Pelaksanaan Kegiatan
F. Sasaran
1. Pimpinan dan seluruh staf Puskesmas Bubakan
2. Pasien / Pengunjung Puskesmas
3. Masyarakat
Sosialisas V V V V V V V V V V V V
i cara cuci
tangan
yang
benar dan
saat yang
tepat :
memasan
g poster
Sosialisas V V V V V V V V V V V V
i cara cuci
tangan
yang
benar saat
sebelum
dan
sesudah
tindakan
medis
Sosialisas V V V V V V V V V V V V
i cara cuci
tangan
yang
benar dan
saat yang
tepat :
peragaan
saat apel
pagi
secara
bergantian
.
Seminggu
sekali
(setiap
hari
senin)
Pemantau V V V V V V V V V V V V
an
langsung
kepatuhan
petugas
melakuka
n
prosedur
kebersiha
n tangan
sebelum
dan
sesuadah
melakuka
n tindakan
medis :
mengguna
kan daftar
tilik
(secara
terpadu)
Pemantau V V V V V V V V V V V V
an
langsung
kepatuhan
petugas
melakuka
n
prosedur
kebersiha
n tangan
sebelum
dan
sesudah
melakuka
n tindakan
medis
Meminta
petugas
melakuka
n simulasi
cara cuci
tangan
yang
benar
Penilaian V V V V V V V V V V V V
oleh
pasien
tentang
kepatuhan
petugas
untuk
mencuci
tangan
yang
benar
sebelum
dan
sesudah
tindakan
medis
Monitorin V V V V V V V V V V V V
g
ketersedia
an air,
sabun,
dan
handsrub
di
ruangan
Pemantau V V V V V V V V V V V V
an
langsung
kepatuhan
petugas
melakuka
n
prosedur
sterilisasi
alat
Pemantau V V V V V V V V V V V V
an 5R di
lingkunga
n
Puskesma
s
Pemantau V V V V V V V V V V V V
an
pemisaha
n limbah
infeksius
dan non
infeksius
Melaksan V V V V V V V V V V V V
akan
tatalaksan
a linen
sesuai
prosedur :
Menggun
akan
daftar tilik
Melaksan V V V V V V V V V V V V
akan
tatalaksan
a linen
sesuai
prosedur :
melihat
buku
bantu
pengambil
an dan
penyeraha
n linen
Sosialisas V V V V V V V V V V V
i cara
etika
batuk dan
bersin
yang
benar
Memisahk V V V V V V V V V V V V
an pasien
yang
terindikasi
/tersuspek
pasien
infeksius
C Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi
Kontak V V V V V V V V V V V V
langsung
dan tidak
langsung
Menerapk V V V V V V V V V V V V
an
hygiene
respirasi/e
tika batuk
Pengatura V V V V V V V V V V V V
n
sirkulasi/p
ertukaran,
baik
dengan
cara alami
maupun
elektronik
Penempat V V V V V V V V V V V V
an pasien
terindikasi
pasien
infeksius :
pemisaha
n ruang
tunggu
dan ruang
pemeriksa
an
infeksius
Penempat V V V V V V V V
an pasien
terindikasi
pasien
infeksius :
Pemisaha
n ruangan
pasien TB
setiap hari
Rabu
H. Monitoring Evaluasi
Monitoring dan evaluasi program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
dilakukan oleh ketua Tim PPI dan diketahui oleh Kepala Puskesmas bersama dengan
Penanggung Jawab Mutu. Monitoring dan evaluasi dilakukan setiap enam bulan sekali,
dan mengikuti periode Monev Tim Mutu yaitu Bulan April – September dan Oktober –
Maret.
Dari hasil monitoring dan evaluasi program PPI dilakukan penyusunan rencana tindak
lanjut dan dilakukan tindak lanjutnya oleh tim PPI, serta dilakukan evaluasi terhadap
tindak lanjut yang dilakukan pada periode monev berikutnya.