Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako,
Jl. Soekarno-Hatta Km. 9, Kampus Bumi Tadulako, Palu, Indonesia
ABSTRACT. Red super dragon fruit peel (Hylocereus costaricensis) extract has capability to scavenge DPPH and
the activity could be maintained by using maltodextrin as coating. The aims of the research are to determine ratio
of red super dragon fruit peel ethanol extract toward maltodextrin producing microcapsule with the highest coating
efficiency and DPPH scavenging content by microcapsule of red super dragon fruit peel extract.
Microencapsulation was carried out using freeze-drying technique. Comparison of red super dragon fruit peel
extract and maltodextrin were 1: 8, 1: 10, 1: 12 and 1:14 (w / w). The results show that the highest efficiency ratio
of coating extract of red super dragon fruit peel with maltodextrin was 1: 8 with percentage of 90,77%. Level of
DPPH scavenging content of red super dragon fruit peel extract microcapsule with ratio of 1:8 on 5 minutes and
60 minutes each is 27.36% and 46.62%.
Keywords: Hylocereus costaricensis, freeze-drying, maltodextrin, microencapsulation
ABSTRAK. Ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) memiliki kemampuan untuk
menghambat DPPH dan aktivitasnya dapat dipertahankan dengan cara melakukan penyalutan menggunakan
maltodekstrin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio ekstrak etanol kulit buah naga super merah terhadap
maltodekstrin yang menghasilkan mikrokapsul dengan efisiensi penyalutan tertinggi dan mengetahui persen
penghambatan DPPH oleh mikrokapsul ekstrak kulit buah naga super merah. Mikroenkapsulasi dilakukan dengan
menggunakan teknik pengeringan beku. Perbandingan ekstrak kulit buah naga super merah dan maltodekstrin
yaitu 1:8, 1:10, 1:12, dan 1:14 (b/b). Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi penyalutan ekstrak kulit buah
naga super merah dengan maltodekstrin yang diperoleh tertinggi pada rasio 1:8, yaitu 90,77%. Tingkat persen
peredaman DPPH tertinggi untuk mikrokapsul ekstrak kulit buah naga super merah diperoleh pada rasio 1:8 pada
menit ke-5 dan ke-60 masing-masing 27,36% dan 46,62%.
Kata kunci: Hylocereus costaricensis, pengeringan beku, maltodekstrin, mikroenkapsulasi
dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia. penyimpanan pada hari ke 30 pada suhu 200C
Sekitar 30-35% bagian buah naga merupakan asam askorbat yang tidak dienkapsulasi
kulit buah yang seringkali hanya dibuang menunjukkan kadar 0% sedangkan asam
sebagai limbah. Kulit buah naga memiliki warna askorbat yang dienkapsulasi menunjukkan
yang menarik yakni merah keunguang. Warna kadar 57-80%. (Hardi et al., 2020) telah
tersebut disebabkan karena adanya melakukan enkapsulasi ekstrak kulit buah naga
kandungan pigmen antosianin pada buah super merah dengan variasi kecepatan
tersebut (Putri et al., 2015). pengadukan dan memperoleh efisiensi
Kestabilan pigmen antosianin dapat penyalutan pada rasio ekstrak berbanding
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pH, maltodekstrin 1:4 (b/b) memiliki nilai tertinggi,
enzim, cahaya, oksigen, suhu, oksidator, yaitu 66,85% dengan diameter ukuran partikel
penyimpanan. Antosianin stabil pada pH 3,5 14,24 µm. Nilai efisiensi tersebut masih dapat
dan suhu 50°C mempunyai berat molekul ditingkatkan dengan melakukann variasi rasio
207,08 gram/mol dan rumus molekul C15H11O maltodekstrin terhadap ekstrak kulit buah naga
(Fennema, 1996). Untuk mengatasi super merah. Hasil mikrokapsulasi selanjutnya
ketidakstabilan antosianin yang disebabkan dapat diaplikasikan sebagai antioksidan.
pengaruh lingkungan tersebut maka dapat
METODE PENELITIAN
dilakukan teknik mikroenkapsulasi untuk
meminimalisir pengaruh lingkungan terhadap Bahan dan Peralatan
stabilitas ekstrak kulit buah naga super merah. Bahan yang digunakan pada penelitian
Mikroenkapsulasi adalah proses ini yakni kulit buah naga super merah
penggunaan penyalut yang relatif tipis pada (Hylocereus costaricensis), aquadest, etanol
partikel-partikel kecil zat padat atau tetesan 96%, HCl 1%, maltodekstrin, 1,1-difenil-2-
cairan dan dispersi zat cair dengan ukuran pikrilhidrazil (DPPH).
partikel berkisar antara 1-1000 mikrometer Peralatan yang digunakan pada
(Trojer, 2012). Mikrokapsul sebagai hasil dari penelitian ini yakni aluminium foil, blender,
proses mikroenkapsulasi memiliki stabilitas ayakan 60 mesh, neraca analitik, mesin agitasi,
yang lebih baik (Lachman et al., 1994). reaktor berpengaduk, rotary vacum evaporator,
Berdasarkan penelitian sebelumnya, oven, pengering beku (Freeze Dryer),
pigmen dari bunga rosela yang telah spektrofotometer UV-Visibel PerkinElmer L850,
dienkapsulasi memiliki stabilitas yeng lebih baik scanning electron microscopy (SEM) HITACHI
dibandingkan dengan pigmen yang tidak FLEXSEM 100.
dienkapsulasi. Dimana pigmen yang
Prosedur Penelitian
dienkapsulasi dapat bertahan selama 105 hari
Ekstraksi kulit buah naga super merah
pada suhu penyimpanan 37oC (Idham et al.,
Sebanyak 500 g kulit buah naga super
2012). Sementara itu berdasarkan penelitian
merah dimaserasi menggunakan pelarut etanol
yang dilakukan oleh (Comunian et al., 2013),
96% dan HCl 1% dengan perbandingan volume
stabilitas asam askorbat yang dienkapsulasi
9 : 1 sebanyak 1000 mL selama 1x24 jam pada
lebih baik dibandingkan dengan asam askorbat
suhu ruang, kemudian disaring dan filtratnya
yang tidak dienkapsulasi. Dimana setelah
ditampung. Filtrat yang diperoleh diuapkan
dengan rotary vacuum evaporator pada suhu ukurannya dengan menggunakan alat
400C sehingga didapatkan ekstrak kental (Putri Scanning Electron Microscopy (SEM).
et al., 2015).
Peredaman DPPH menggunakan
Mikroenkapsulasi ekstrak kulit buah naga mikrokapsul ekstrak kulit buah naga super
merah (Molyneux, 2003; Hardi et al., 2020).
super merah
Mikroenkapsulasi ekstrak kulit buah naga Peredaman DPPH ditentukan dengan
super merah dilakukan dengan menggunakan metode radikal bebas DPPH. Larutan DPPH
metode (Supriyadi & Rujita, 2013) dengan 0,002% dibuat dengan cara melarutkan kristal
dilarutkan dengan aquades perbandingan (1:1). Kemudian dari masing-masing Bahan uji
Kemudian ekstrak etanol kulit buah naga super diambil 0,5 g mikrokapsul kulit buah naga
maltodekstrin sambil diaduk dengan reaktor labu ukur 10 mL dan dipipet sebanyak 200 μl ke
kecepatan 700 rpm selama 1 jam. Rasio antara (reaksikan) larutan DPPH sebanyak 3 mL,
ekstrak dengan maltodekstrin yaitu 1:8, 1:10, selanjutnya dibuat spektra sinar tampak (400-
1:12 dan 1:14 atas dasar berat/berat (b/b). 600 nm). Pada menit ke-5 setelah pereaksian
Selanjutnya mikrokapsul dengan nilai efisiensi yang memiliki senyawa yang bersifat polar dan
tertinggi ditentukan dengan morfologi dan non polar karena etanol memiliki gugus etil
mikroenkapsulasi
bersifat polar. Penambahan HCl dalam etanol 100
% Efisiensi
dikarenakan senyawa antosianin bersifat stabil 80
dalam suasana asam, sehingga saat proses 60
(a) (b)
Gambar 2. Morfologi (a) maltodekstrin dan (b) mikrokapsul pada perbesaran 2500X.
konsentrasi suatu rasio mikrokapsul ekstrak merah memiliki persentase peredaman radikal
kulit buah naga super merah (Gambar 3). bebas DPPH sebesar 79,24%. Sedangkan
Pada Gambar 3 dapat di lihat bahwa pada menurut (Putri et al., 2015) ekstrak etanol kulit
menit ke-5 dari masing-masing rasio 1:8; 1:10; buah naga super merah menghasilkan 10,85 g
1:12; dan 1:14 (b/b) nilai persen peredaman ekstrak kental yang berwarna merah pekat dan
radikal bebas DPPH yaitu 27,35%; 24,62%; aktivitas antioksidan peredaman optimum pada
20,66%; dan 16,10%; sedangkan pada menit menit ke-5 sebesar 77,01% dan menit ke-60
ke-60 dari masing-masing rasio 1:8; 1:10; 1:12; sebesar 97,84%.
dan 1:14 nilai persen peredaman radikal bebas
KESIMPULAN
DPPH yaitu 46,62%; 40,19%; 30,22%; dan
Ekstrak kulit buah naga super merah
23,79%.
(Hylocereus costaricensis) dapat dienkapsulasi
Persentase peredaman DPPH oleh
dengan maltodekstrin yang menghasilkan
mikrokapsul ekstrak kulit buah naga tersalut
mikrokapsul dengan ukuran partikel 20,62 μm
maltodekstrin tertinggi diperoleh pada rasio 1:8
dan efisiensi penyalutan tertinggi pada rasio 1:8
baik pada menit ke-5 (27,35%) maupun menit
sebesar 90,77%, dan tingkat persen
ke-60 (46,62%) (Gambar 3). Sulastri (2016),
peredaman DPPH mikrokapsul ekstrak kulit
melaporkan bahwa kulit buah naga super
buah naga super merah diperoleh pada rasio
merah memiliki persentasi peredaman radikal
1:8 dengan menit ke-5 27,36% dan menit ke-60
bebas DPPH sebesar 79,24%.
46,62%.
50
Peredaman (%)
40
DAFTAR PUSTAKA
dalam 1 mg/mL kulit buah naga super merah Hardi, J., Citra, D., Syamsuddin, & Pusptasari,
mampu menghambat 83,48 ±1,02% radikal D. J. (2020). Efisiensi Mikroenkapsulasi
Ekstrak Kulit Buah Naga Super Merah
bebas, sedangkan pada daging buah naga (Hylocereus costaricensis) Tersalut
super merah hanya mampu menghambat 27,45 Maltodekstrin Berdasarkan Kecepatan
± 5,03% radikal bebas. Kulit buah naga super Pengadukan: KOVALEN: Jurnal Riset
Kimia, 6(1): 1–8.