NIM : A1C319075
UNIVERSITAS JAMBI
2020
I. JUDUL : TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR ELEKRONIK
II. TUJUAN :
1. Setelah melakukan praktikum, praktikkan dapatmengidentifikasi
karakteristik Transistor sebagai saklar dengan benar
2. Setelah melakukan praktikum, praktikkan dapat membedakan kaki-kaki
transistor dengan benar
V. PROSEDUR PERCOBAAN
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu transistor sebagai sakelar bertujuan untuk
mengetahui cara menggunakan, merangkai, menganalisa, dan mengaplikasikan
transistor sebagai sakelar elekttronik. Alat dan komponen yang digunakan yaitu
transistor, resistor, LED, projectboard, catudaya, dan multimeter.
Resistor yang digunakan bernilai 100 ohm. Setelah di cek menggunakan
multimeter digital, transistor bertipe NPN.Untuk mengukur tegangan pada resistor
digunakan multimeter dengan menggunakan 2 sumber tegangan yaitu Vz
(Tegangan tetap) dan V1 (tegangan yang diubah-ubah) secara berangsur dari kecil
ke besar sebagaimana terdapat pada tabel.
Dapat dilihat pula pada tabel dengan Vz (tegangan tetap) yaitu 9V dan V1
diubah secara teratur menuju tegangan yang lebih besar, tegangan pada resistor
pertama yang melalui led dari kaki kolektor juga menjadi semakin besar dengan
perubahan yang teratur. Begitupula dengan tegangna resistor kedua yang tanpa
melalui led dengan tegangan tetap disamping kaki basic, tegangannya
menunjukkan nilai yang semakin besar dengan jarak yang kontinyu. Pada lampu
led semakin menyala terang dengan tegangan yang juga semakin besar. Sehingga
saat tegangan V1 diperkecil maka transistor berfungsi sebagai sakelar. Transistor
sebagai sakelar (solud sake) disini digunakan untuk mengendalikan nyala pada
led. Jadi, kuat lemahnya nyala pada led membuktikan apakah transistor dapat
berfungsi sebagai sakelar. Jikalau tegangan V1 diberikan dengan nilai tinggi,
maka nyala led semakin redup karena arus keluaran pada kaki kolektor (Ic) adalah
nol. Sama dengan kaki basis yang arus masuknya adalah nol (Ib). maka tegangan
maksimum berada dikaki kolektor (Vcc). Kondisi ini membuat arus tidak bisa
memasuki rangkaian.Disinilah transistor berperan sebagai sakelar.
Satu sakelar adalah suatu alat dengan dua sambungan dan bisa memiliki dua
keadaan, yaitu keadaan on dan off. Keadaan on merupakan satu keadaan yang
mana arus dapat mengalir dengan bebas atau ideal tidak ada resistivitas dan besar
voltase pada sakelar sama dengan nol. Keadaan off merupakan suatu keadaan
dimana tidak ada arus yang mengalir. Kalau transistor dipakai hanya pada dua
titik tersebut berarti transistor dipakai sebagai sakelar (Blocher,2003:143).
Ada dua keadaan dimana transistor dapat digunakan sebagai sakelar
elektronik yaitu pada keadaan cut off (sakelar terbuka, arus tidak tidak mengalir)
dan atau saturasi yaitu sakelar tertutup sehingga arus mengalir.
Maka dari itu dari percobaan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa saat Vz
(tegangan tetap) dan Vi (tegangan input) diperbesar maka arus yang mengalir
semakin kecil. Hal ini dapat dibuktikn dengan kuat lemahnya nyala lampu led.
Apabila arus yang mengalir semakin besar maka nyala lampu led akan semakin
terang dengan tegangna yang kecil, dan sebaliknya. Nyala lampu akan redup bila
tegangan semakin besar dengan arus yang semakin besar. Dan disaat Vz dan Vi
kecil maka disitulah transistor berperan sebagai sakelar fullon.
VIII. KESIMPULAN
1. Transistor memiliki tiga kaki yaitu basic sebagai tumpuan, emitor
sebagai pengeluaran dan kolektor sebagai pengumpul. Untuk
penggunaannya, antara kolektor dan basis dipasang tegangan panjar
mundur melalui catu daya Vcc. Nyatalah muatan mayoritas yang
dikeluarkan oleh emitor bertumpu dibasis dan ditampung oleh kolektor
2. Pada saat transistor sebagai sakelar tertutup (saturasi) adalah ketika arus
masuk basis (Ib) lebih besar dari arus masuk basis tidak diberikan arus
(Ib) adalah nol. Dan arus keluarannya (Ic) adalah nol disebut saklar
terbuka.
3. Pengaplikasian transistor sebagai sakelar dapat digunakan pada motor,
solenoid, atau lampu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Menentukan Ib dan Ic
a. Percobaan 1
VR1 = VB = 0,16 V
VR2 = VC = 3,66 V
VB 0,16 V
Ib = = = 0,0437 A
VC 3,66 V
Vc 3,66 V
Ic= = = 0,0366 A
Rc 100 ohm
b. Percobaan 2
VR1 = VB = 0,70 V
VR2 = VC = 3,67 V
VB 0,70 V
Ib = = = 0,1907 A
VC 3,67 V
Vc 3,67 V
Ic = = = 0,0367 A
Rc 100 ohm
c. Percobaan 3
VR1 = VB = 1,24 V
VR2 = VC = 3,67 V
VB 1,24 V
Ib = = = 0,3378 A
VC 3,67 V
Vc 3,67 V
Ic= = = 0,0367 A
Rc 100 ohm
d. Percobaan 4
VR1 = VB = 1,79 V
VR2 = VC = 3,67 V
VB 1,79V
Ib = = = 0,4917 A
VC 3,67 V
Vc 3.67 V
Ic= = = 0,0367 A
Rc 100 ohm
e. Percobaan 5
VR1 = VB = 2,35 V
VR2 = VC = 3,67 V
VB 2,23V
Ib = = = 0,6076 A
VC 3,67 V
Vc 3,67 V
Ic= = = 0,0367 A
Rc 100 ohm
Lampiran Gambar