Anda di halaman 1dari 11

PRATIKUM ELEKTRONIKA DASAR I

“TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR ELEKTRONIK”

NAMA : ADRIYAN ARDI RAHMAN

NIM : A1C319075

KELAS : REGULER C 2019

LABORATORIUM PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
I. JUDUL : TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR ELEKRONIK
II. TUJUAN :
1. Setelah melakukan praktikum, praktikkan dapatmengidentifikasi
karakteristik Transistor sebagai saklar dengan benar
2. Setelah melakukan praktikum, praktikkan dapat membedakan kaki-kaki
transistor dengan benar

III. LANDASAN TEORI

Transistor adalah suatu komponen aktif dibuat dari bahan semikonduktor.


Ada dua macam transistor, yaitu transisitor dwikutub (bipolar) dan transistor efek
medan (field effect transistor-FET). Transistor digunakan didalam rangkaian
untuk memperkuat isyarat, artinya isyarat lemah pada masukan diubah menjadi
isyarat yang kuat pada keluaran.Transistor dwikutub dibuat dengan menggunakan
semikonduktor ekstrinsik jenis p dan jenis n, yang disusun seperti gambar.
Ketiga bagian transistor ini disebut emitter, basis, dan kolektor.Emitor
berasal dari kata bahasa Inggris “Emitter” yang berarti pengeluaran. Basis berasal
dari kata bahasa Inggris ‘base’ yang berarti tumpuan atau landasan, dan kolektor
berasal dari kata ‘collector’ yang berarti pengumpul (Sutrisno,1986:117-119).
Transistor Sebagai Penguat Transistor mempunyai sifat yang sangat penting,
salah satunya adalah kemam-puannya untuk menguatkan suatu perubahan arus
yang kuat. Perubahan kuat arus yang kecil di suatu cabang atau rangkaian akan
berlangsungnya skema akan menye babkan perubahan arus yang besar pada
cabang atau rangkaian yang lain. Transistor Sebagai Saklar Selain digunakan
sebagai penguat, transistor juga dapat digunakan sebagai saklar elektroknik.
Berbagai peralatan elektronik seperti komputer, alarm, dan alat pengendali lainnya
yang banyak menggunakan transistor sebagai saklar atau pemutus dan
penyambung arus. Prinsip kerja saklar elektronik dengan komponen transistor ini
adalah pembantuan input (V) sehingga arus dasar (Ia) dapat menambah arus
kolcktor (I). Transistor Unipolar Transistor unipolar adalah transistor yang
pembawa muatannya adalah lubang atau clektron sehingga pembawa pembawa
berita. Pengaturan arusnya dilakukan olch medan listrik transistor schingga ini
disebut sebagai FET (field effect traansistor) (Umar,2013).
Sakelar adalah suatu alat dengan dua sambungan dan bisa memiliki dua
keadaan, yaitu keadaan on dan keadaan off.Keadaan off/tutup merupakan suatu
keadaan dimana tidak ada arus yang megalir. Keadaan on /buka merupakan satu
keadaan yang mana arus bisa mengalir dengan bebas atau dengan kata lain (secara
ideal) tidak ada resistivitas dan besar voltase pada sakelar sama dengan nol.
Dalam keadaan saturasi dan over saturation, voltase kolektor-kolektor emitor kecil
itu berarti dalam situasi ini transistor merupakan (sedikitnya) mendekati sakelar
tertutup. Kalau transistor dipakai hanya pada dua titik tersebut (titik putus dan
titik saturasi atau saturasi berlebihan), berarti transistor dipakai sebagai sakelar.
Arus kolektor maksimal terdapat dari voltase supply dibagi dengan
resistivitas dari resistor kolektor,berarti arus kolektor maksimal adalah arus paling
besar yang bisa mengalir ketika voltase kolektor – emitor nol. Satu contoh dimana
transistor dipakai sebagai sakelar adalah dalam rangkaian elektronika digital.
Dalam elektronika digital biasanya hanya terdapat dua keadaan, yaitu voltase ada
atau voltase nol atau dengan kata lain hany terdapat keadaan on dan keadaan off
(Blocher,2003:143-144).
Transistor merupakan komponen semikonduktor yang paling banyak
dipakai di rangkaian-rangkaian elektronika. Salah satu kegunaan Transistor yang
paling umum dalam rangkaian elektronika adalah sebagai sakelar atau switch
yang dapat menghidupkan (ON) atau mematikan (OFF) sebuah perangkat DC
yang bertegangan rendah. Transistor jenis Bipolar atau BJT (Bipolar Junction
Transistor) yang terdiri dari 3 lapisan, 3 kaki terminal dan 2 persimpangan
semikonduktor. Dikatakan Bipolar karena melibatkan dua jenis pembawa muatan
yaitu Electron yang merupakan pembawa muatan negatif dan Hole yang berperan
sebagai pembawa muatan positif. Transistor Bipolar ini memiliki 3 wilayah yaitu
Basis, Emitor dan Kolektor. Terdapat dua jenis Transistor Bipolar yaitu NPN dan
PNP (Asrizal,2016).
Dengan mengatur bias sebuah transistor sampai transistor jenuh, maka
seolah akan didapat hubungan singkat antara kaki kolektor dan emitor. Dengan
memanfaatkan fenomena ini maka transistor dapat difungsikan sebagai saklar
elektronik. Sebuah rangkaian sakelar elektronik dengan menggunakan transisitor
PNP dan transistor NPN. Tampak TR3 PNP dan TR4 PNP dipakai menghidupkan
dan mematikan led. Ketika kita membutuhkan rangkaian yang dapat menyalakan
led ketika cahaya dari lingkungansekitar meredup. Rangkaian ini boleh jadi
merupakan satu bagian dari sebuah keamanan (Bishop,2004:73).
Jika pada basis lebih besar atau sama dengan Ib, titik kerja Q berada pada
ujung atas pada garis beban. Transistor yang ditunjukkan pada gambar tersebut
kelihatan seperti sebuah saklar yang tertutup.Sebaliknya jika arus basis nol,
transistor bekerja pada ujung bawah garis beban dan transistor seperti sebuah
sakelar yang terbuka. Dalam merancang saklar transistor ada suatu kondisi
dinamakan kondisi soft saturation artinya transistor dibuat hamper saturasi,
dimana arus basis hanya cukup mengoperasikan transistor pada ujung atas dari
garis beban. Soft saturation tidak dapat diandalkan pada produksi massa karena
ada perubahan-perubahan pada Bdc dan Ib (sat). kondisi yang lain adalah kondisi
hard saturation. Artinya bahan transistor tersebut mempunyai arus basis yang
cukup untuk membuat transistor tersebut saturasi pada semua harga dari Bdc
untuk menghadapi produksi massa(Burhan dan Abtokhi,2009).
Transistor dapat digunakan sebagai sakelar elektronik dengan membuat
transistor tersebut berada dalam kondisi cutoff (sakelar terbuka, arus tidak
mengalir). Atau saturasi (Saklar tertutup, sehingga arus mengalir)
(Budiharto,2008:17).
Saklar atau switching dalam dunia rangkaian elektronika bisa di lakukan
dengan beberapa cara seperti dengan IC (Integrated Ciruit), transistor (transistor
sebagai saklar), atau juga komponen mekanis yang disebutkan di awal, dan lain-
lain. Cara kerja transistor sebagai saklar atau biasa disebut sebagai saklar solid
state adalah satu aplikasi utama untuk penggunaan transistor, dan transistor
sebagai saklar dapat digunakan untuk mengendalikan perangkat elektronika
dengan daya tinggi seperti motor, solenoid atau lampu, tetapi transistor sebagai
saklar juga dapat digunakan dalam elektronika digital dan sirkuit gerbang logika
digital(Diaz,2015).
IV. ALAT DAN BAHAN
1. Resistor
2. Transistor
3. Potensiometer (10 K)
4. Power Supply
5. Multimeter
6. Baterai 9 V
7. Project Board / Bridge Board
8. Led Dioda
9. Jumper

V. PROSEDUR PERCOBAAN

Transistor sebagai saklar


1. Persiapkan semua peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan saat
melaksanakan percobaan.
2. Periksa semua bahan dan peralatan, pastikan semua dalam kondisi yang
baik.
3. Buatlah rangkaian seperti gambar dibawah ini pada Project Board!

4. Hubungkan baterai 6 Volt pada rangkaian yang terhubung langsung


dengan resistor R1
5. Hubungkan Power Supply yang terhubung langsung dengan R2 dimulai
dari tegangan 0 Volt
6. Hubungkan saklar S1. Amati Dioda LED (Led menyala/padam)
7. Putar/atur tegangan power supply, sampai lampu LED padam
8. Ukur tegangan yang dirasakan oleh R1 (VR1), R2 (VR2) dan tegangan
pada Dioda LED (VD)
9. Catat hasil pada table kerja 6.1!
10. Ukurlah nilai arus kaki kolektor (Ic) dan arus kaki basis (Ib)
11. Catatlah hasil pada tabel kerja 6.1!

VI. DATA HASIL

No Vz V1 VR1 VR2 Ic Ib Vled


1. 9V 1V 0,16 V 3,66 V 3,66 mA 1,58 mA 2,20V
2. 9V 2V 0,70 V 3,67 V 3,67 mA 6,97 mA 2,20V
3. 9V 3V 1,24 V 3,67 V 3,67 mA 12,4 mA 2,20V
4. 9V 4V 1,79 V 3,67 V 3,67 mA 17,9 mA 2,20V
5. 9V 5V 2,35 V 3,67 V 3,67 mA 23,5 mA 2,20V

VII. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yaitu transistor sebagai sakelar bertujuan untuk
mengetahui cara menggunakan, merangkai, menganalisa, dan mengaplikasikan
transistor sebagai sakelar elekttronik. Alat dan komponen yang digunakan yaitu
transistor, resistor, LED, projectboard, catudaya, dan multimeter.
Resistor yang digunakan bernilai 100 ohm. Setelah di cek menggunakan
multimeter digital, transistor bertipe NPN.Untuk mengukur tegangan pada resistor
digunakan multimeter dengan menggunakan 2 sumber tegangan yaitu Vz
(Tegangan tetap) dan V1 (tegangan yang diubah-ubah) secara berangsur dari kecil
ke besar sebagaimana terdapat pada tabel.
Dapat dilihat pula pada tabel dengan Vz (tegangan tetap) yaitu 9V dan V1
diubah secara teratur menuju tegangan yang lebih besar, tegangan pada resistor
pertama yang melalui led dari kaki kolektor juga menjadi semakin besar dengan
perubahan yang teratur. Begitupula dengan tegangna resistor kedua yang tanpa
melalui led dengan tegangan tetap disamping kaki basic, tegangannya
menunjukkan nilai yang semakin besar dengan jarak yang kontinyu. Pada lampu
led semakin menyala terang dengan tegangan yang juga semakin besar. Sehingga
saat tegangan V1 diperkecil maka transistor berfungsi sebagai sakelar. Transistor
sebagai sakelar (solud sake) disini digunakan untuk mengendalikan nyala pada
led. Jadi, kuat lemahnya nyala pada led membuktikan apakah transistor dapat
berfungsi sebagai sakelar. Jikalau tegangan V1 diberikan dengan nilai tinggi,
maka nyala led semakin redup karena arus keluaran pada kaki kolektor (Ic) adalah
nol. Sama dengan kaki basis yang arus masuknya adalah nol (Ib). maka tegangan
maksimum berada dikaki kolektor (Vcc). Kondisi ini membuat arus tidak bisa
memasuki rangkaian.Disinilah transistor berperan sebagai sakelar.
Satu sakelar adalah suatu alat dengan dua sambungan dan bisa memiliki dua
keadaan, yaitu keadaan on dan off. Keadaan on merupakan satu keadaan yang
mana arus dapat mengalir dengan bebas atau ideal tidak ada resistivitas dan besar
voltase pada sakelar sama dengan nol. Keadaan off merupakan suatu keadaan
dimana tidak ada arus yang mengalir. Kalau transistor dipakai hanya pada dua
titik tersebut berarti transistor dipakai sebagai sakelar (Blocher,2003:143). 
Ada dua keadaan dimana transistor dapat digunakan sebagai sakelar
elektronik yaitu pada keadaan cut off (sakelar terbuka, arus tidak tidak mengalir)
dan atau saturasi yaitu sakelar tertutup sehingga arus mengalir.
Maka dari itu dari percobaan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa saat Vz
(tegangan tetap) dan Vi (tegangan input) diperbesar maka arus yang mengalir
semakin kecil. Hal ini dapat dibuktikn dengan kuat lemahnya nyala lampu led.
Apabila arus yang mengalir semakin besar maka nyala lampu led akan semakin
terang dengan tegangna yang kecil, dan sebaliknya. Nyala lampu akan redup bila
tegangan semakin besar dengan arus yang semakin besar. Dan disaat Vz dan Vi
kecil maka disitulah transistor berperan sebagai sakelar fullon.
VIII. KESIMPULAN
1. Transistor memiliki tiga kaki yaitu basic sebagai tumpuan, emitor
sebagai pengeluaran dan kolektor sebagai pengumpul. Untuk
penggunaannya, antara kolektor dan basis dipasang tegangan panjar
mundur melalui catu daya Vcc. Nyatalah muatan mayoritas yang
dikeluarkan oleh emitor bertumpu dibasis dan ditampung oleh kolektor
2. Pada saat transistor sebagai sakelar tertutup (saturasi) adalah ketika arus
masuk basis (Ib) lebih besar dari arus masuk basis tidak diberikan arus
(Ib) adalah nol. Dan arus keluarannya (Ic) adalah nol disebut saklar
terbuka.
3. Pengaplikasian transistor sebagai sakelar dapat digunakan pada motor,
solenoid, atau lampu.
DAFTAR PUSTAKA

Asrizal .2016. Buku Pintar Fisika. Jakarta : Jaya Central Media.


Bishop, Owen. 2004. Elektroniks: A First course. USA: LTD.
Blocher, Richard. 2004. Dasar Elektronika. Yogyakarta: Andi.
Budiharto, W. 2008.Interfacing Computer dan Mikrontoler.Jakarta : PT. Elex
Media KoputindO.
Burhan dan Ahmad Abtokhi. 2009. Perancangan Alat Pengaman Motor dengan
memanfaattkan sensor getar dan gelombang Radio fm. Malang : UIN
Maulana Malik Ibrahim.
Diaz, Hanafi . 2015. Analisis Efisiensi Penggunaan Daya pada Variasi Motor DC.
Jurnal Seminar Nasional, 6(2) : 30-31.
Sutrisno.1986. Elektronika Teori dan Penerapannya Jilid 1. Bandung.
Umar , Zaki . 2013. Pintar Fisika I. Jakarta : Erlangga.
Lampiran Hitung

1. Menentukan Ib dan Ic
a. Percobaan 1
VR1 = VB = 0,16 V
VR2 = VC = 3,66 V
VB 0,16 V
Ib = = = 0,0437 A
VC 3,66 V
Vc 3,66 V
Ic= = = 0,0366 A
Rc 100 ohm

b. Percobaan 2
VR1 = VB = 0,70 V
VR2 = VC = 3,67 V
VB 0,70 V
Ib = = = 0,1907 A
VC 3,67 V
Vc 3,67 V
Ic = = = 0,0367 A
Rc 100 ohm

c. Percobaan 3
VR1 = VB = 1,24 V
VR2 = VC = 3,67 V
VB 1,24 V
Ib = = = 0,3378 A
VC 3,67 V
Vc 3,67 V
Ic= = = 0,0367 A
Rc 100 ohm

d. Percobaan 4
VR1 = VB = 1,79 V
VR2 = VC = 3,67 V
VB 1,79V
Ib = = = 0,4917 A
VC 3,67 V
Vc 3.67 V
Ic= = = 0,0367 A
Rc 100 ohm
e. Percobaan 5
VR1 = VB = 2,35 V
VR2 = VC = 3,67 V
VB 2,23V
Ib = = = 0,6076 A
VC 3,67 V
Vc 3,67 V
Ic= = = 0,0367 A
Rc 100 ohm

Lampiran Gambar

Praktikum menggunakan APK Proteus 8.9

Anda mungkin juga menyukai