Untuk lebih jelasnya, keempat elemen tersebut akan dicontohkan dalam hal berikut:
Thermostat:
Body Temperature: Saraf sensorik yang berada di seluruh bagian bertugas sebagai
detector untuk mengukur suhu tubuh. (assessor / penilai): digambarkan sebagai Pusat
Hipotalamus di otak yg bertugas untk membandingkan suhu tubuh yang telah
dideteksi dengan standard yang seharusnya (kalau dibuku standar di manusia sebesar
98.60F). Lalu, otot dan organ yg digambarkan sebagai efektor, jika efektor menerima
pesan dr assessor kalau saat suhu tubuh kt lebih tinggi dari standard yg ada, maka
efektor akan menurunkan suhu, dengan berkeringat / membuka pori-pori kulit) atau
menaikan suhu tubuh dengan menutup pori-pori kulit / menggigil apabila suhu tubuh
kt lbh rendah dr standar yg ada. Communication Network bekerja untuk keseluruhan
sistem komunikasi saraf. Dia bertugas yg sambungin sprti detector ke asesor td
Automobile Driver:
Proses Kontrol Pengendalian adalah sebuah proses dimana manager dari berbagai level
memastikan bahwa orang-orang yang mereka awasi akan bekerja untuk menerapkan strategi
dan mencapai tujuan perusahaan.
Proses Kontrol yang dilakukan manajer dalam perusahaan hampir menyerupai dengan 4
elemen yang dideskripsikan sebelumnya. Contohnya detector akan melaporkan apa yang
terjadi dalam suatu organisasi. Assessor akan membandingkan kondisi/informasi saat ini
dengan keadaan / target yang seharusnya. Effector akan mengambil tindakan lanjutan jika
menemukan perbedaan keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan perusahaan.
Sedangkan communication network akan memberi tahu manager situasi terkini dan
bagaimana hal itu bisa mempengaruhi perusahaan.
Ada beberapa perbedaan antara proses kontrol manajemen pd umumnya dengan 4 elemen
kontrol:
- Tidak ada standard yang ditentukan. Manajemen memutuskan apa yang harus
dilakukan dan proses pengendaliannya adalah dengan membandingkan pencapaian
aktual dengan rencana yang telah dibuat. (Kontrol manajemen melibatkan
perencanaan dan juga pengendalian)
- Pengendalian manajemen tidak otomatis. Beberapa detector dalam perusahaan bisa
bersifat mekanis, namun manajer sering kali menjadi detector dengan indra yang dia
miliki (mendapatkan informasi dari mata dan telinganya sendiri). Manajer juga harus
memberikan penilaian sendiri tentang pengambilan tindakan.
- Pengendalian manajemen harus melibatkan koordinasi antar individual. Karena
organisasi terdiri dari bagian-bagian yang terpisah, manajer harus memastikan bahwa
antar organisasi bisa bekerja secara harmonis.
- Bisa terjadi ketidakjelasan untuk menentukan tindakan yang perlu dilakukan. Sistem
pengendalian manajemen berjalan seperti black box, kita tidak bisa menentukan
tindakan apa yang akan diambil manajer ketika terdapat perbedaan antara kinerja
aktual dengan kinerja yang diharapkan.
- Kebanyakan pengendalian manajemen bersifat self-control, artinya kontrol yang
dilakukan manajer tidak berasal dari instruksi yang telah ditetapkan dari atasan,
melainkan dari kesadaran masing-masing. Sama seperti contoh pengemudi yang
mengemudikan kendaraan mematuhi batas, yaitu 65 mph, pengemudi tersebut
melakukannya bukan karena ada yang memerintahkan melainkan kesadaran diri
sendiri untuk mematuhi hukum yang berlaku.
SYSTEMS
Sistem adalah sebuah serangkaian cara yang terkoordinasi dan berulang untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Thermostat dan proses kontrol body temperature bisa dicontohkan
sebagai sistem. Banyak tindakan manajemen yang dilakukan secara tidak sistematis.
Kebanyakan manajer mengambil keputusan berdasarkan judgment atau penilaian mereka
sendiri.
Strategy Formulation: Kurang sistematis, fokus pada jangka panjang, menggunakan perkiraan
kasar di masa depan. Lebih mementingkan planning process
Management Control berada diantara Strategy Formulation dan juga Task Control
Task Control: Paling sistematis, jangka pendek, menggunakan data terkini, mementingkan
control process.
CONGRUENCE
Selain tujuan dari organisasi yang harus dicapai, manajer juga memiliki tujuannya masing-
masing. Tujuan organisasi dengan tujuan manajer harus berjalan beriringan agar bisa berjalan
dengan baik dan konsisten. Sistem pengendalian manajemen harus bisa dirancang dengan
prinsip tujuan yang sama.
Perumusan Strategi
Perumusan strategi adalah process menentukan tujuan dari organisasi dan juga strategi untuk
mencapai tujuan tersebut.
Tujuan itu dapat dikatakan “abadi”. Tujuan itu bakal tetap ada selama gak diubah dan
perubahan tujuan itu sangat jarang terjadi. Untuk bisnis-bisnis, tujuannya bisa roi yang
memuaskan, bisa mengembangkan market sharenya. Untuk nonprofit, tujuannya bisa
memaksimalkan pelayanannnya.
Strategi adalah rencana perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang dia punya untuk
mencapai tujuannya. Atau dapat dikatakan strategi ini adalah arah yang diinginkan oleh
senior management tentang bagaimana perusahaan ini akan bertindak.
Kenapa perlu buat strategi? Jadi strategi ini biasanya muncul sebagai respon terhadap adanya
ancaman dan kesempatan. Misalnya, adanya competitor baru, perubahan kebijakan
pemerintah, adanya tekonologi baru, perubahan kebiasaan pelanggan.
Karna strategi ini digunakan untuk merespon ancaman dan kesempatan, perumusan strategi
seharusnya tidak di bebankan ke pihak atau unit tertentu saja. Siapa pun yang punya ide
brilliant, setelah dilakukan analisis dan diskusi dapat saja menajdi strategi baru. Jadi hal ini
tidak boleh dihaling-halangi apalagi karena tingkat posisi dalam perusahaan.
Task control ini lebih beroreientasi ke transaksi, maksudnya menyangkut kinerja dari tugas
secara individual sesuai dengan aturan yang sudah dibuat dalam proses management control.
Task control melihat apakah tugas tersebut sudah ikuti aturan yang diberlakukan. Dengan
begitu sebenarnya task control ini dapat disistematisasikan. Apalagi dengan teknologi
sekarang bahkan dapat menggunakan robot.
Task control ini juga scientific, maksudnya dapat dilakukan keputusan atau Langkah tertentu
untuk mengembalikan apa yang “out of control” menjadi standarnya. Misalnya EOQ yaitu
menentukan jumlah dan waktu untuk memesan Ketika sudah mencapai reorder pointnya.
Dalam organisasi, banyak sekali informasi dan kegiatan yang merupakan task control.
Misalnya jumlah pesanan, jumlah materal yang dipakai, jumlah jam kerja, itu adalah
informasi task control. Aktivitas seperti pembelian, penjadwalan, pemesanan, dan sebagainya
adalah system task control.
Dilihat dengan kemajuan teknologi saat ini, kerjaan management yang sistematik seperti ini
dapat digantikan oleh teknologi dengan system otomatisasi. Dengan begitu, management
dapat menggunakan waktunya lebih lama untuk tugas lainnya seperti perumusan strategi dan
pengambilan keputusan.
Nah dampaknya signifikan banget, karena bnyknya perubahan, tapi apakah internet
berdampak besar bagi management control?
Disini yg terpenting itu adalah informasi. Management control ini butuh informasi, dan
sangat dibutuhkan alat untuk mengolah informasi itu. Internet disini sangat berperan dalam
mengolah informasi itu dengan lebih mudah, lebih cepat, lebih akurat. Informasinya yang
luar biasa banyak itu dapat dikumpulkan, di simpan, dianalisis dengan berbagai bentuk,
dikirimkan ke orang lain, dibentuk laporan sesuai keinginannya.
Namun, internet hanya sebatas memberi fasilitas bagi kebutuhan informasinya, bukan
mengganti proses inti dari management control. Hal ini dikarenakan management control itu
sangat melibatkan proses yang bersifat social dan perilaku. Makanya ada banyak banget
pertimbangan yang dilakukan misalnya:
- Memahami pentingnya berbagai tujuan dari setiap individu yang bahkan bisa berbeda-
beda dan mempengaruhi individu itu berperilaku, karena pnya tujuan msg”, kt hrs..
- Menyesuaikan berbagai tujuan setiap individu dengan tujuan organisasi atau
perusahaan. Karna klo engga nnti tujuan karyawan nya mau kemana, tujuan
organisasi nya kemana, nnti yg ada malah engga tercapai tujuan mereka. Oleh karena
itu setiap individu hrs dpt menyesuaikan tujuan mereka dgn tujuan perusahaan.
- Mengembangkan langkah-langkah spesifik untuk mencapai tujuan organisasi
- Mengkomunikasikan strategi dan pekerjaan spesifik kepada orang-orang yang terlibat.
Karna klo udh dikembangkn tp engga dikomunikasikan y percuma.
- Menentukan variabel kunci yang akan diukur untuk menaksir kontribusi individu
dalam upayanya mencapai tujuan strategik
- Mengevaluasi kinerja aktual dan membandingkannya dengan standar serta membuat
kesimpulan tentang kinerja manajer, sudah sesuai atau blm, sudah benar atau blm
- Membuat pertemuan untuk mereviu produktivitas kinerja
- Membuat sistem reward yang tepat
- Mempengaruhi individu untuk berperilaku
Jadi, meskipun internet cukup membantu dalam pengolahan informasi, management control
dalam rangka informasi apa yang dibutuhkan dan bagaimana menggunakannya tetaplah pada
dasarnya adalah terkait dengan perilaku dan tidak dapat diganti dengan pendekatan formula.
Tujuan itu sbnrnya dibuat oleh CEO (Chief Executive Officer) dari perusahaan tersebut.
Tentu dengan masukan” dari senior management misalnya Chief Financial Officer atau
management inti lainnya. Barulah nanti tujuan ini akan disahkan oleh jajaran direksi. Tapi
ada juga perusahaan yang tujuannya dibuat oleh pendiri perusahaan tersebut yang diturunkan
ke generasi selanjutnya.
Profitability
Umumnya kalua mendengar tujuan perusahaan pasti kebayang UUD (Ujung-ujungnya Duit).
Tidak salah, karna profit atau keuntungan adalah tujuan “terpenting” dalam mendirikan
perusahaan. Profitaibility perusahaan biasanya diekspresikan dalam ROI atau return of
investment.
Rumusnya:
Revenue−Expense Revenue
× =Return on Investment
Revenue Investment
Profit margin percentage × Investment turnover=ROI
Investment disini merujuk pada penerbitan saham dan RE. Namun perusahan perlu untuk
menata debtnya dan equtirynya. Sehingga investment itu kadang juga merujuk kepada debt
dan equity.
Profit merujuk pada profit pada jangka Panjang. Kenapa? Karna (1) banyak pengeluaran itu
muncul karna RnD dimana ini akan mengurangi profit sekarang tapi good secara profit
keseluruhan atau kedepannya. (2) Harus lihat value, kalua profit maksimal untuk saat ini
namun prospek kedepan gak bagus, valuenya gak bagus. Sedangkan kita mencari value yang
setinggi”nya.
Risiko
Untuk meraih goals tersebut tergantung dari kemauan perusahaan untuk mengambil risiko.
Tingkat pengambilan risiko ini bervariasi dengan kepribadian manajer. Contohnya, ketika
krisis keuangan Asia selama 1996-1998, terdapat beberapa bank dalam rangka memperoleh
profit, bank membuat pinjaman terlihat sangat menguntungkan tanpa memperhatikan risiko
untuk menarik nasabah supaya melakukan pinjaman. Jadi tuh ada perusahaan yang sangat
memperhatikan risiko atau tidak memperhatikan risiko tergantung dari kepribadian manajer,
namun itu semua tetap ada batas atasnya.
Pendekatan Berbagai Pemangku Kepentingan
Perusahaan itu terlibat dalam 3 pasar yaitu (1) pasar modal, dimana perusahaan
mengumpulkan dana sehingga pemegang saham merupakan konstituen penting (2) pasar
produk, dimana perusahaan menjual barang dan jasanya sehingga customer merupakan
konstituen penting dan (3) pasar faktor di mana pada pasar faktor perusahaan bersaing untuk
memperoleh sumber daya (sdm, bahan baku). Yang menjadi konstituen penting adalah
karyawan dan supplier, dan komunitas tempat sumber daya dan operasi perusahaan berada.
Perusahaan memiliki tanggung jawab kepada semua pemangku kepentingan. Idealnya, sistem
pengendalian manajemennya harus mengidentifikasi tujuan untuk masing-masing kelompok
ini dan mengembangkan scorecard untuk melacak kinerja.
Contohnya: Group aser yang berkantor pusat di Taiwan selalu melakukan yang terbaik dalam
menjalankan perusahaannya untuk memuaskan kebutuhan berbagai konstituen (bank,
pemasok, masyarakat). Contoh lainnya, Perusahaan listrik Lincoln terkenal dengan
filosofinya bahwa kepuasan karyawan lebih penting daripada nilai pemegang saham.
Contohnya: Honda memiliki kompetensi inti yaitu kemampuan untuk merancang mesin kecil.
memanfaatkan kompetensinya dalam teknologi mesin kecil pada berbagai bisnis seperti
mobil, moners rumput, show blower, mobil salju, dan perkakas listrik luar ruangan.
Jika bisnis unit masing-masing menjadi perusahaan yang terpisah, kemungkinan kinerja akan
menurun karena tidak lagi memperoleh manfaat dari sinergi operasi. Misalnya, jika unit
bisnis Honda dipecah menjadi perusahaan yang terpisah, mereka akan kehilangan manfaat
dari Keahlian Honda dalam teknologi mesin kecil.
Keuntungan GE Matriks:
1. Membantu memprioritaskan sumber daya yang terbatas untuk mencapai hasil terbaik.
2. Manajer menjadi lebih sadar bagaimana kinerja produk atau unit bisnis mereka.
3. Matriks ini merupakan kerangka kerja portofolio bisnis yang lebih canggih daripada
matriks BCG.
4. Mengidentifikasi langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan oleh perusahaan
untuk meningkatkan kinerja portofolio bisnisnya.
Kekurangan GE matriks:
1. Membutuhkan konsultan atau orang yang sangat berpengalaman untuk menentukan
daya tarik industri dan kekuatan unit bisnis seakurat mungkin.
2. Mahal untuk dilakukan.
3. Tidak memperhitungkan sinergi yang dapat terjadi antara dua atau lebih unit bisnis.
Ada 2 analysis dalam membangun competitive advantage yang unggul dan berkelanjutan,
yaitu:
1.) Industry Analysis (Porter’s Five Forces)
Pertama kali dikenalkan pada tahun 1979 oleh seorang profesor dari Harvard
Business School yaitu Michael E. Porter, Porter 5 Forces adalah sebuah
metode yang menganalisis dan mengidentifikasi kekuatan yang membentuk
pola bisnis. Metode ini juga biasa digunakan untuk mengidentifikasi struktur
industri dalam menentukan strategi perusahaan. Model Porter dapat diterapkan
pada setiap segmen ekonomi untuk memahami tingkat persaingan dalam
industri dan meningkatkan profitabilitas jangka panjang perusahaan.
Bagian dari Porter’s Five Forces terdiri dari 5 faktor eksternal yaitu:
1.) Rivalry among existing competitor
Setiap perusahaan berjuang untuk menciptakan inovasi agar produknya tak
kalah saing dan dapat mengungguli kompetitornya. Persaingan akan kuat dan
tinggi bila banyak pesaing di sekitar dengan produk atau jasa yang serupa.
Biasanya hal ini terjadi ketika industri sedang tumbuh dan konsumen dapat
dengan mudah beralih ke penawaran pesaing dengan biaya rendah untuk
mendapatkan suatu produk. Jumlah pesaing yang banyak akan menurunkan
kekuatan perusahaan. Ini sangat berbanding terbalik bila jumlah pesaing dalam
suatu pasar atau industri cukup jarang. Kekuatan perusahaan pun akan
semakin tinggi. Faktor yang mempengaruhi rivalry adalah : pertumbuhan
industry, diferensiasi produk, jumlah dan keberagaman competitor, tingkat
fixed cost, sering-tidaknya terjadi overcapacity, dan hambatan keluar masuk
pasar.
2.) Bargaining power of customers
Kemampuan yang dimiliki konsumen untuk menawar dan mendorong harga
produk lebih rendah adalah salah satu dari lima kekuatan yang mempengaruhi
bisnis. Hal ini dipengaruhi oleh berapa banyak konsumen yang dimiliki
perusahaan, seberapa signifikan setiap konsumen, dan berapa biaya
perusahaan untuk mencari pelanggan baru dalam suatu pasar. Basis konsumen
yang lebih kecil dan lebih kuat berarti setiap konsumen memiliki lebih banyak
kekuatan untuk bernegosiasi demi mendapatkan harga yang lebih rendah dan
penawaran yang lebih baik. Perusahaan yang memiliki banyak konsumen akan
lebih mudah untuk memberlakukan harga produk agar meningkatkan
profitabilitas.
3.) Bargaining power of suppliers
Kemampuan supplier dalam menentukan syarat atau perjanjian kerjasama
dengan perusahaan sangat berpengaruh bagi kekuatan masing-masing
pihak. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah supplier utama, seberapa unik barang
yang diperoleh dari supplier, dan berapa biaya perusahaan untuk beralih ke
supplier lain. Semakin sedikit supplier yang dimiliki perusahaan, semakin
besar tingkat ketergantungan perusahaan terhadap supplier yang menjadikan
kekuatan supplier menjadi tinggi dan kekuatan perusahaan semakin rendah.
Sebaliknya, ketika perusahaan memiliki banyak supplier, perusahaan
mempunyai banyak opsi dan pilihan sehingga menjadikan kekuatan
perusahaan lebih kuat dibandingkan dengan supplier.
4.) Threat from substitutes
Produk pengganti tersebut biasa juga disebut produk substitusi, dimana produk
substitusi mempunyai manfaat dan fungsi serupa dengan produk perusahan.
Misalnya, produk substitusi dari roti adalah mie karena kedua produk tersebut
sama-sama mempunyai manfaat mengenyangkan dan berfungsi sebagai
asupan makanan bagi konsumen. Pada bagian ini, akan dianalisis seberapa
mudahnya konsumen untuk beralih kepada produk substitusi. Analisis bisa
dilakukan dengan cara memeriksa jumlah, harga dan kualitas produk
substitusi, serta memperkirakan posisi dengan seberapa banyak keuntungan
yang diperoleh perusahaan dari produk substitusi. Ketika produk substitusi
yang beredar cukup banyak dan mempunyai harga dan kualitas tak kalah
dengan produk perusahaan, konsumen mudah beralih dan kekuatannya lebih
besar dari perusahaan.
5.) Threat of new entry
Kekuatan perusahaan juga dipengaruhi oleh kekuatan pendatang baru.
Kekuatan-kekuatan tersebut dipengaruhi oleh hambatan berupa biaya masuk,
regulasi, kondisi ekonomi, hak paten, dan lainnya yang ada di sekitar. Bila
hambatan bagi pendatang baru untuk memasuki pasar atau industri cukup
banyak, kekuatan pendatang baru akan lemah dan kekuatan perusahaan akan
kuat. Sedangkan ketika hambatan bagi pendatang baru cukup sedikit dan
rendah, kekuatan bagi perusahaan akan melemah dan justru menguatkan
kekuatan pendatang baru.
Key factors:
1. Mengurangi cost namun mempertahankan revenue
2. Menaikkan revenue namun mempertahankan cost
3. Mengurangi asset dalam suatu aktifitas perusahaan, namun
mempertahankan revenue dan cost
4. Melakukan nomor 1-3 secara serentak
Kalau perusahaan ini berhasil mengalisa mendalam thdp value chain, perusahaan dpt mencapi
posisi yg nama nya post come differentiation advantage. post come differentiation ini dasar
keunggulan kompetitif yg plg baik diterapkan karena bkn hanya memikirkan efisiensi biaya
tp jg memikirkan tng bgimn produk ini dpt didiferensiasi, jd perusahaan dpt
menyeimbangkan.