Anda di halaman 1dari 131

KITAB NABI-NABI

PERJANJIAN LAMA

EVENDY TOBING, M.Th

PENERBIT STEVIERA LITERATUR


MALANG
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Kitab Nabi-Nabi Perjanjian Lama


oleh: Evendy Tobing, M.Th.
Januari 2019

Diterbitkan oleh: Steviera Literatur


Jl. Danau Tempe F2K-18, Sawojajar – Malang 65139
E-mail: stevieraliteratur@gmail.com

Penulis : Evendy Tobing


Penata Letak : Fera Parinussa
Gambar Sampul : Fera Parinussa
vi; 123 hal.; 15,5 x 23 cm
ISBN: 978-602-51633-3-3

1. Kitab Nabi-Nabi Perjanjian Lama I. Judul

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mereproduksi


sebagian atau seluruh isi buku ini, secara elektronik maupun
mekanis, termasuk fotokopi, merekam, atau dengan teknik
perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari Penulis dan Penerbit.
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Hak Cipta, Bab XII
Ketentuan Pidana, Pasal 72, Ayat 1, 2, dan 6.

PENERBIT STEVIERA LITERATUR


MALANG
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

KATA PENGANTAR

Kitab Nabi- Perjanjian Lama, merupakan salah satu bagian


terbesar dan penting dalam Perjanjian Lama. Melaui Kitab Nabi-
Nabi ini kita dapat merekosntruksi sejarah Perjanjian Lama yang
dimulai dari masa Monarkhi, dimana Bangsa Israel berada dalam
kepemimpinan raja-raja di kerajaan Utara dan Selatan. Melalui kitab
Nabi-Nabi benang merah sejarah Perjanjian Lama menjadi jelas dari
awal sampai dengan akhirnya.
Kitab Nabi-Nabi yang dibangun di atas sejarah dalam Perjanjian
Lama memiliki pokok-pokok berita yang unik sesuai dengan
konteksnya, namun memiliki kejelasan tujuan kepada tujuan Allah.
Kitab Nabi-nabi merupakan rangkaian penyataan Allah yang
progresif, sehingga tiap bagiannya merupakan mata rantai yang
berkesinambungan.
Pada sisi lain, signifikansi kitab Nabi-Nabi, historisitas dan
otoritasnya dalam teologi Perjanjian Lama, juga menjadi pusat
perhatian para teolog. Nubuatan-nubuatan yang sedemikian akurat,
merupakan salah satu alasan penolakan terhadap kitab-kitab ini.
Dalam tulisan singkat ini, penulis menguraikan kitab Nabi-
Nabi, khususnya kitab nabi- nabi besar (penyebutan karena
jumlahnya yang besar) dalam dua bagian penting antara lain:
Pada bagian pertama, penulis menjelaskan tentang asal-asul
kenabian di Israel dan problematikanya, perkembangan kenabian
dalam PL dan ciri-cirinya yang khas.
Pada bagian kedua, penulis menguraikan kitab nabi-nabi
(Yesaya-Daniel), dimana setiap bagian dilengkapi dengan latar Isu-
isu teologis, latar belakang historis, penulis dan setting historis,
berita dan perspektif Perjanjian Baru
Kiranya tulisan ini dapat memberi pencerahan. Imanuel
Penulis
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

DAFTAR ISI

1. PENGANTAR TERHADAP KITAB NABI-NABI


PERJANJIAN LAMA …(1)
a. Asal-usul dan Perkembangan Nabi di dalam Perjanjian
Lama
b. Problem asal-usul Nabi PL
c. Asal-usul Kenabian di Israel

2. PERKEMBANGAN INSTITUSI KENABIAN DI ISRAEL


a. Siapakah Nabi? …(11)
b. Sejarah Perkembangan kenabian PL
1. Sebelum periode Musa
2. Periode Musa
3. Periode Samuel
4. Samuel dan sekolah para Nabi
c. Era Kanon para Nabi
1. Zaman Raja-Raja
2. Arti “anak-anak Nabi”

3. KITAB YESAYA …(21)


I. Pengantar kepada kitab Yesaya
1. Latar belakang sejarah kitab Yesaya
2. Yesaya dan zamannya
3. Raja-Raja yang memerintah di Israel dan
Yehuda
II. Penulis Kitab Yesaya
1. Pendekatan Tradisional
2. Pendekatan Kritik
3. Tanggapan penganut pandangan Tradisional
III. Kesatuan Kitab Yesaya
IV. Bentuk sastra kitab Yesaya
V. Tema dan Tujuan kitab Yesaya
VI. Berita kitab Yesaya
VII. Kristus dalam kitab Yesaya
VIII. Pendekatan Perjanjian Baru terhadap kitab Yesaya
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

4. KITAB YEREMIA …(52)


a. Pendahuluan
1. Nama Kitab
2. Pembagian & Analisa Kitab Yeremia

b. Latar Belakang Sejarah Kitab Yeremia


1. Penulis
2. Tanggal dan Setting
3. Tema dan Tujuan Kitab Yeremia
c. Pokok-Pokok Penting dalam kitab Yeremia
1. Yahweh dalam kitab Yeremia
2. Umat Allah
3. Perjanjian Baru
4. Musa dan Yeremia

5. KITAB RATAPAN …(75)


a. Pendahuluan
1. Nama Kitab
2. Penulis dan Tahun Penulisan
b. Pembagian Kitab Ratapan
1. Yerusalem ditinggalkan (1)
2. Yerusalem dihancurkan (2)
3. Kesusahan Yerusalem (3)
4. Yerusalem dikalahkan (4)
5. Keinginan Yeremia (5)
c. Berita kitab Ratapan

6. KITAB YEHEZKIEL …(81)


a. Pendahuluan
1. Latar Belakang Kitab Yehezkiel
2. Yehezkiel sebagai Imam, Nabi dan Penjaga Israel
3. Penulis dan Kesatuan Kitab Yehezkiel
4. Tempat Pelayanan Yehezkiel
b. Metode Pemberitaan Nabi Yehezkiel
c. Analisa Sastra dan Struktur kitab Yehezkiel
d. Analisa Kitab Yehezkiel
1. Ucapan Ilahi tentang hari Tuhan terhadap Bangsa Israel :
Kehancuran Israel (1-24)
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

2. Ucapan Ilahi tentang hari Tuhan bagi bangsa-bangsa (25-


32)
3. Ucapan Ilahi mengenai hari Tuhan terhadap Israel :
Pemulihan (33-48)

e. Berita Kitab Yehezkiel


1. Ajaran tentang Tuhan
2. Manusia
3. Kerajaan Allah
4. Pembaharuan Perjanjian
5. Janji dan Penggenapan

f. Kristus dalam kitab Yehezkiel

7. KITAB DANIEL …(101)


a. Pendahuluan : Nama Kitab
b. Penulis & Tahun Penulisan (Kritik & Jawaban)
c. Apokrif dalam Kitab Daniel ?
d. Struktur kitab Daniel
e. Pokok-Pokok teologi Kitab Daniel
f. Daniel dalam Perjanjian Baru

DAFTAR KEPUSTAKAAN …(122)


Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

I
PENGANTAR TERHADAP KITAB
NABI-NABI PERJANJIAN LAMA

I . ASAL USUL DAN PERKEMBANGAN KENABIAN


DALAM PERJANJIAN LAMA

Istilah istilah yang dipakai

Dalam Perjanjian Lama paling tidak ada tiga istilah yang dipakai
untuk menjelaskan tentang seorang nabi :
1. ro’eh, berarti sesorang yang dapat melihat sesuatu dari
Tuhan. Apa yang mereka lihat menjadi inti berita dari
pemberitaan mereka. Mereka tidak menyampaikan apa yang
berasal dari diri mereka sendiri, tetapi yang mereka terima
dari Allah. Istilah ini menjadi istilah bagi seorang nabi
sebagai “pelihat” (band. 1 Sam.9:6, 9)
2. Khozeh, istilah ini juga dapat berarti “pelihat” menunjuk
kepada sebuah penglihatan secara harafiah dengan mata.
Istilah ini dipakai misalnya kepada nabi Gad sebagai
“pelihat” Daud. (2 Sam.24:11)
3. Nabi, merupakan istilah yang umum dipakai dan terbanyak
dalam Perjanjian Lama (kira-kira 300 kali). Artinya tidak
terlalu jelas, tetapi arti secara umum bagi seorang nabi adalah
“juru bicara” Allah yang bertugas untuk meneruskan berita
yang diterimanya dari Allah (Kel.4:14-16; 7:1; 1 Sam.9:10;
Yes.44:23) . ketiga istilah ini dipakai secara bersama-sama
dalam 1. Taw.29:29.

Ketiga istilah yang dipakai untuk menjelaskan seorang nabi pada


satu sisi adalah seseorang yang memiliki “hak” untuk menerima

1
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

sesuatu dari Tuhan dan pada sisi yang lain memiliki “tanggung
jawab” untuk menyampaikan sesuatu yang diterimanya dari Tuhan

A. Problem tentang asal -usul

Keunikan institusi kenabiaan Israel sangat nyata sejalan dengan


penyelidikan terhadap gejala-gejala penyembahan berhala di antara
bangsa-bangsa. Para pengeritik beranggapan bahwa Israel telah
meminjam ide-ide agamanya dan institusi-institusinya dari bangsa-
bangsa di sekitarnya, seperti bangsa Kanaan dan menetapkan
kenabiannya dari sana.
Para nabi Ibrani mula-mula digambarkan sebagai sesuatu yang
tidak bermoral, seperti yang ditemukan pada nabi-nabi Baal yang
bertemu dengan nabi Elia di atas gunung Karmel. Mereka memakai
cara-cara primitif dalam ramalan-ramalan dan bentuk-bentuk
penyiksaan diri sendiri.
Pandangan ekstrim terhadap asal usul nabi-nabi di Israel ditulis
oleh H. Whealer Robinson sebagai berikut:

Institusi ibadah –ibadah Israel, perayaan –perayaan


keagamaan dan bentuk-bentuk korban secara nyata dari
praktek-praktek Kanaan. Tempat-tempat kudus dan benda-
benda keramat, tiga perayaan besar di Israel memiliki
hubungan dengan kebiasan-kebiasaan kafir yaitu, Hari raya
roti tidak beragi, Sabat dan Hari raya pondok daun.
Keseluruhan hari raya-hari raya ini menunjukkan bagian-
bagian dari ibadah mereka dalam hubungannya dengan
karakter agricultural. Sebagai contoh, seorang kepala dalam
peribadatan tidak boleh memiliki perkampungan atau wilayah
di Kanaan, kemungkinan besar ini diambil dari dari hukum
Kanaan. Para nabi sendiri, barang kali secara keturunan
memiliki hubungan terhadap tua-tua yang tidak bermoral.
Dengan demikian, tempat-tempat kudus, perayaan-perayaan,

2
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

model-model korban dikontribusikan Kanaan kepada


perkembangan kenabian di Israel.(The Religius Ideas Of The
Old Testamen/zd-rev,p.17-18).

Penulis lain mempertimbangkan asal usul kenabian Israel


sebagai berikut: “Israel tidak mewarisi baik Hukum Taurat maupun
ibadah-ibadah mereka dari Palestina”
Bagaimanapun pandangan tersebut mengabaikan fakta bahwa
Israel memiliki institusi kenabian di Israel. Bersama dengan hal itu
kita juga menentang pandangan yang mengangggap bahwa Israel
mengadopsi kenabiannya dari Kanaan, karena institusi itu telah ada
sebelum mereka memasuki tanah Palestina.
Pandangan yang lain beranggapan bahwa asal usul kenabian di
Israel berasal dari luar kebudayaan Kanaan. Pandangan ini
dinyatakan oleh Cornil dengan suatu teori,

”akar kata nabi “ tidak ditemukan dalam bahasa Ibrani oleh


sebab itu kata ini berasal dari luar Israel, tetapi sudah
ditransfer ke Israel sebelum periode sejarah Israel. Ketika
akar kata yang ditemukan dalam bahasa Arab yang memiliki
asal yang sama, Dia menyimpulkan bahwa Arab adalah
asalnya nubuatan di Israel. Selanjutnya penglihatan-
penglihatan dan askese berasal dari tempat yang sama (Carl
Heinric Cornill,The Prophets Israel,p.8-12)
H.H Rowley menetapkan, ”tidak mungkin membicarakan
nubuatan Israel terlepas dari fenomena-fenomena, ia dibangun
dengan latar belakang nubuatan Timur tengah kuno yang bergerak
begitu cepat dan menjalar begitu luas” (H.H Rowley,Ritual and
Hebrew Prophets Jurnal of Semitic Studies I No.4,340-341)
Tokoh lain yang berpendapat tentang asal usul kenabian Israel
adalah T.J Meek dengan komentarnya
“asal usul kenabian dan nubuatan di Israel sebagai hasil
penaklukan dan penindasan bangsa Pilistin terhadap Israel di

3
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

mana gerakan politik juga disertai dengan tindakan


keagamaan. Di bawah krisis oleh karena tekanan Pelistin,
para nabi sebagai pejuang-pejuang Yahweh membangkitkan
semangat umat Israel untuk bertindak melalui khotbah-
khotbah melawan penyembah-penyembah berhala (T.J Meek,
Hebrew Origins,p.156-57)
Dari sekian banyak pandangan tersebut di atas kita dapat
bertanya ,dimanakah gejala-gejala yang nampak pada bangsa-
bangsa lain sejalan dengan nubuatan-nubuatan Israel seperti yang
dilaporkan oleh Alkitab?
Para pengeritik beranggapan bahwa nubuatan Israel memiliki
hubungan dengan perkembangan–perkembangan yang nampak di
antara bangsa-bangsa di luar Israel. Hal itu disebabkan adanya
kecenderungan yang lahir dari keinginan manusia untuk mengetahui
kehendak “Ilahi”. Bentuk-bentuk ramalan yang merupakan bagian
nubuatan adalah keinginan yang dihasilkan oleh manusia untuk
mengetahui keinginan “ilahi” yang terdapat di antara bangsa-
bangsa.

Perjanjian lama sendiri menunjukkan bahwa kamampuan


meramal yang bersifat nujum adalah praktek-praktek Kanaan secara
luas (Ul.18:9-14). Hal ini juga terdapat di Palestina dan di seluruh
bangsa-bangsa khususnya di Mesir (Kej.41:8; 44:5, Kel.7:11), Babel
(Yeh.21:21-22) dan juga di seluruh Timur Tengah.

Bileam adalah contoh Alkitab tentang seorang peramal atau ahli


nujum pada jaman Musa (Bil.21-22). Bagaimanapun eksistensi
praktek-praktek nujum di antara bangsa-bangsa yang menyembah
berhala, hanya merupakan bukti-bukti tentang gejala yang sama
dengan nubuatan di Israel. Tetapi sebaliknya ini justru merupakan
kecenderungan-kecenderungan yang menekankan keunikan
institusi-institusi kenabian di Israel.

4
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Latar- belakang praktek-praktek kafir bertentangan dengan


keunggulan nubuatan Israel yang didirikan dalam perbedaan yang
jelas. Pada kenyataannya pratek-praktek penyembahan berhala yang
dipakai oleh kelompok-kelompok liberal sebagai bukti-bukti
tentang penyembahan berhala yang memiliki persamaan dengan
nabi-nabi Israel adalah perbuatan yang dilarang di Israel, dan setiap
orang yang melakukannya akan mendapat hukuman mati (Im.19:26,
31; 20:6, 27; Ul.18:9-22)

B. Asal-usul Kenabian di Israel

Asal usul kenabian di Israel dimulai oleh Musa di dalam dirinya


sendiri yang dicatat dalam Ul.18:9-2. Musa tidak pernah memiliki
hubungan dengan institusi agama Kanaan. Dia mendeklarasikan
dalam bagian ini bahwa institusi nabi-nabi muncul sebagai lembaga
(melalui orang-orang) yang mendeklarasikan berita-berita tentang
Allah. Dan jabatan ini akan mencapai puncaknya pada seseorang
nabi besar seperti dirinya sendiri (nubuatan tentang Kristus). Bagian-
bagian ini mencatat dasar asal usul nabi di Israel :
Ay.9 menetapkan, “Apabila engkau masuk ke negeri yang
kuberikan ….. ”janganlah engkau berlaku sesuai dengan kekejian
yang dilakukan oleh bangsa-bangsa itu”
Ay.10-11 “Digariskan tentang istilah petenung, peramal,
penelaah, sebagai metode-metode untuk mempersembahkan kurban,
bertanya kepada roh, dan meminta petunjuk .
Ay.14, ditekankan dua metode penting tentang prediksi-prediksi
berhala yaitu
mendengarkan petenung dan peramal, dan ini jelas-jelas
bertentangan dengan cara-cara Alkitab.
Ay.15-22, Israel akan mendengar segala sesuatu yang ingin
mereka ketahui, tetapi tidak dengan cara-cara pencarian melalui
metode-metode nujum dan praktek-praktek berhala, tetapi melalui

5
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

penyataan (Ul.8:9-14, Kel.22:18, Im19:26, 31, Yes.2:6, Yeh.13:8,


Kis.16:16,19:19,8:9-24, 13:6-12)

Selanjutnya, pengertian-pengertian tentang penyataan yang akan


datang sampai kepada kedaulatan Yahweh. Firman Allah tentang
nabi-nabi-Nya melalui apa yang dikatakan-Nya sehingga manusia
dapat mengetahui apa yang dikehendaki oleh Allah. Juga dalam
bagian ini dijelaskan tentang perbedaan metode antara nabi yang
benar dan nabi yang palsu pada ay.21-22.
Bagian-bagian ini juga tidak hanya berbicara tentang penetapan
institusi para nabi seperti anggapan beberapa penafsir. Nabi
(tunggal) seperti Musa ay.18-19 , bagian ini menurut penafsir
Perjanjian Baru juga merupakan suatu nubuatan tentang Mesias.
Dalam Kis.3:22-23, bagian ini diapikasikan kepada Kristus . Allah
menetapkan institusi nabi yang mancapai puncaknya pada Kristus.
Institusi kenabian menjadi tipe atau tanda tentang pengurapan nabi
Allah (Kristus) setelah berbagai tanda-tanda lainnya. Imam juga
menjadi satu tanda tentang imam yang diurapi oleh Allah seperti
tercatat dalam Zakharia 3:8.

Oleh sebab itu, sumber kenabian di Israel bukan di Kanaan atau


dalam kebudayaan Timur-tengah kuno tetapi dalam penyataan Allah
sendiri. Penyataan-penyataan Allah ini justru dipakai untuk
melindungi Israel dari praktek-praktek Kanaan.

Sesudah kematian Musa, pempimpin yang memimpin 40 tahun,


yang berbicara dengan Allah secara langsung (face by face) dan
menerima penyataan yang diberikan kepada mereka, bangsa Israel
dicobai untuk mengambil metode-metode nujum yang dipakai oleh
tetangga mereka. Karena itu Musa mengumumkan jabatan-jabatan
para nabi dengan tujuan untuk meneruskan penyataan Ilahi melalui
para nabi.

6
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Apa yang kemudian diklaim oleh para pengeritik bahwa di luar


Kanaan juga ditemukan dalam karakter-karakter nabi Israel,
sehingga nabi di Timur-tengah kuno sama dengan nabi-nabi Israel.
Memang benar bahwa gejala-gejala nubuatan dalam berbagai bentuk
sebagai aspek penting baik secara eksternal maupun dalam gejala-
gejala psikologi agama yang didirikan dalam kebudayaan-
kebudayaan berbeda di luar Israel dalam berbagai periode. Karakter
seluruh agama berkenaan dengan orang-orang percaya dan praktek-
prakteknya menunjukkan beberapa persamaan yang dangkal. Oleh
sebab itu sumber Ilahi tentang nubuatan Isarel dan keunikan
karakteristik institusi para nabi menjelaskan kesamaan-
kesamaannya secara luar saja dan tidak memiliki hubungan sama
sekali.

Beberapa teks yang ditemukan dalam penggalian pada Abad VIII


BC, Kerajaan Mari (kerajaan Semit bagian barat sungai Efrat)
menunjukkan gejala-gejala yang sama seperti yang dimiliki oleh
Israel. “Berita-berita yang dikirim kepada raja Mari, Zimri –Lin
dari dewa Dagon, berisi “tentang teguran-teguran oleh karena
adanya kesalahan-kesalahan mengenai persembahan-persembahan
dan dalam rencana pembangunan gerbang kota”. Hal yang sama
dapat kita lihat dalam fungsi seorang nabi sebelum kanon Perjanjian
lama.

Kaufmann mengatakan dalam komentarnya,


“Ide-ide tentang berita Ilahi adalah sesuatu yang umum dalam
kekafiran dan dalam mitologi.Tetapi dalam agama kafir ide
tentang pengutusan tidak seperti dalam nabi-nabi Israel dan ini
hanya kesamaan yang kecil saja. Hanya bentuknya saja yang
serupa tetapi identitasnya berbeda”.

Di sini dapat ditunjukkan perbedaan nubuatan antara nubuatan


di Israel dengan nubuatan-nubuatan bangsa bangsa lain baik dalam

7
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

fungsi maupun dalam beritanya, antara berita-berita Mari dan berita


para nabi. Di Mari, Perjanjian dengan ilah-ilah menyangkut hal-hal
politik yang hanya terbatas kepada hal yang penting saja, sedangkan
di Israel nubuatan-nubuatan mencakup skala yang universal (politik,
agama, Hukum, Etika, relasi Pemimpin dengan rakyat, relasi satu
bangsa dengan bangsa-bangsa dan lain-lain) . Tidak ada bukti yang
cukup dari Mesopotamia yang dapat dipertimbangkan untuk
menjelaskan persamaan antara nubuatan Isarel dengan bangsa-
bangsa kafir di sekitarnya.
Contoh lain yang dapat dicatat adalah pendapat Meyer yang
mengatakan bahwa nubuatan Ibrani berasal dari Mesir di mana kita
menemukan fenomena-fenomena yang sama. Seperti, “teguran-
teguran terhadap “ Ipu-Wer”

Cerita ini berisi tentang nubuatan-nubuatan Kebijaksanan –


kebijaksanaan Orang Mesir. Ipu Wer adalah suatu gambaran
tentang keadaan yang buruk yang terjadi di dalam negeri karena
kelalaian para penguasa dalam keputusan-keputusan yang
diambil. Peristiwa ini diparalelkan dengan apa yang dicatat
oleh Yesaya 1:7,…”Negerimu menjadi sunyi…” kedua-duanya
mengharapkan munculnya raja yang ideal yang dapat
menggembalakan seluruh rakyat.

Menurut John Wilson, terjemahan tentang “nasihat-nasihat Ipu-


Wer” adalah terjemahan yang sama bagi “para nabi” dalam teks
Alkitab. Lebih lanjut dikatakan, para nabi sebenarnya tidak
memberitahukan tentang segala sesuatu yang terjadi pada masa yang
akan datang, tetapi nabi hanya berdiri di hadapan Firaun dan
memberitahukan penghukuman, mengatur pemerintahan di Mesir.
Teks menyatakan bahwa Mesir mengalami penderitaan, kehancuran
politik yang disertai kehancuran sosial dan ekonomi.

8
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Beberapa waktu kemudian dikenal juga nubuatan tentang


“Nefer-Rehu” yang dipakai oleh Albright sebagai contoh penting
tentang A Vaticunium Ex Eventu (prediksi tentang peristiwa) yang
dicatat dari dinasti ke 4, tetapi menjelaskan tentang peristiwa-
peristiwa Dinasti ke 12, adalah peristiwa yang terjadi 6 Abad
kemudian. Tetapi hal inipun tidak dapat diklaim sebagai seorang
nabi karena dalam fakta dijelaskan bahwa dia tidak menceritakan
tentang masa depan, “Saya tidak menubuatkan apa yang tidak
datang”. Berita ini didapatkan melalui juru-bicara bahwa apa yang
dikatakan bukan melalui penyataan tetapi spekulasi.

Cerita yang sama adalah tentang Wen-Amon dari Abad ke XI


B.C. Wen Amon diutus oleh Ramses ke raja Biblos. Raja Biblos
tidak menerima dia sampai seseorang memberikan petunjuk melalui
tindakan-tindakan askese. Melalui tindakan inilah raja Biblos
mengambil suatu keputusan. Tindakan-tindakan ini disebut dengan
Prophetic Frenzy atau “kegilaan seorang nabi”, yang juga dilakukan
oleh nabi di Israel. Menurut data yang ada pemakaian tindakan-
tindakan ini oleh raja Biblos sebenarnya hanya merupakan siasat
untuk menolak atau membangkang terhadap Mesir dan untuk
menghindari tanggung jawabnya membayar pajak dalam bentuk
barang (kayu).

9
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

The Isaiah Scroll

10
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

II

PERKEMBANGAN INSTITUSI KENABIAN


DI ISRAEL

1. Siapakah Nabi Allah itu ?


Beberapa kriteria seorang nabi Allah antara lain :
1. seseorang yang berasal dari keturunan Israel
2. seorang yang dipanggil Allah
3. seseorang yang dikuasai oleh Roh Allah
4. seseorang yang melayani sebagai juru bicara Allah
5. seseorang yang menerima otoritas dan penyataan dari Allah
6. seorang yang menjadi gembala yang baik atas domba-domba
Allah
7. seseorang yang mendemonstrasikan firman Allah dan misi-
Nya melalui tanda

Pertama, nabi sebagai seorang Israel yang sepenuhnya menerima


janji Allah, penyataan Ilahi, dan janji-janji. Hal ini juga menjadi
ketentuan yang dimulai dari Musa, nabi-nabi seterusnya sampai
kepada Tuhan Yesus (Ul.13:1-5 ;Mat.5:17-19)

Kedua, nabi menerima suatu panggilan khusus dari Allah. Seperti


Musa, dia menerima tanpa
mempersoalkan Allah yang mengutus dengan suatu berita yang
berasal dari Raja yang Maha Besar.

Salah satu alasan tentang keunikan para nabi di Israel adalah


panggilan mereka yang khusus. Mereka tidak menerima jabatan oleh
karena mereka lahir sebagai nabi (garis keturunan) atau melalui
keluarga (warisan) atau juga bukan karena mereka anak seorang nabi
sehingga secara otomatis mereka menjadi nabi. Seorang nabi tidak

11
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

dipilih oleh seorang raja, imam, tua-tua maupun oleh suara rakyat
(vox vovuli).

Setiap nabi dipilih dan diseleksi oleh Allah dan dipanggil untuk
tugas yang disiapkan baginya. Seorang nabi tidak dipanggil
berdasarkan kriteria-kriteria manusia. Dengan demikian latihan dan
persiapan bagi seorang nabi juga berbeda.

Musa mengikuti pendidikan secara intensif di Mesir, sebaliknya


nabi Amos tidak memiliki pendidikan formal, walaupun dia
menunjukkan diri sebagai orang terpelajar. Tidak ada pendidikan
kejuruan tertentu bagi seorang nabi, Allah memanggil nabi dari latar
belakang yang berbeda. Melalui contoh Musa, ciri-ciri nabi
Perjanjian Lama menjadi nampak jelas. Panggilan Ilahi bagi seorang
nabi telah mmberikan baginya otoritas Ilahi.

Beberapa contoh tentang panggilan para nabi antara lain:


1. Yeremia mencatat panggilannya, “Firman Tuhan datang
kepadaku bunyinya: sebelum Aku membentuk engkau…
Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-
bangsa” (1:5). Dalam kitab Yeremia juga dijelaskan antara
nabi-nabi Allah dengan nabi-nabi palsu. Nabi palsu tidak
diutus oleh Allah, bernubuat palsu dan tidak berfirman bagi
Allah atau dipanggil oleh Allah (14:14; 28:15)
2. Nabi Amos mencatat panggilan Allah terhadap dirinya, “Aku
ini bukan nabi dan aku tidak termasuk kepada golongan
nabi… tetapi Tuhan memanggil aku (7:14-15)
3. Yesaya dipanggil melalui visi ketika ia melihat
kemahakuasaan Allah dalam kekudusan-Nya di tempat yang
Maha Tinggi (6:1)
4. Musa dipanggil oleh Allah melalui suatu peristiwa yang ajaib
di semak berduri yang terbakar (Kel.3:4)

12
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

5. Yehezkiel diperintahkan Tuhan untuk memakan gulungan


kitab katika ia dipanggil Tuhan. Ia dipanggil ketika ia berada
di seberang sungai Kebar di Babel (1:1; 2:2-3)

Melalui panggilan Allah,setiap nabi diperlengkapi dengan


mandat Ilahi. Seorang nabi sering tidak menyadari panggilan Allah
terhadap dirinya dan memberikan alasan-alasan yang mencoba
membebaskan diri dari panggilan itu ( Kel.4:10-18; Yer. 1:4-10;
Am.7:15; Yun.1:2-3).

Ketiga, Roh Allah menguasai seorang hamba Allah untuk dapat


berdiri dan menyampaikan
berita dari Allah pada zamannya. Kuasa Roh Allah nampak di dalam
pelayanan Musa (Bil.11:17) Yang juga nampak pada nabi-nabi
berikutnya. Berapa contoh tentang kuasa Allah yang menguasai para
nabi yang manifestasinya dapat dilihat oleh mata antara lain, ketika
Roh Allah tiba-tiba “mengangkat atau memindahkan” (Yeh.3:12,14,
8::3;11:1; 24; 43:5) atau “menghinggapi” mereka (1sam.19:20,
2Taw.20:14; Yeh.11:5). Mereka mengalami kuasa Allah yang hadir.

Keempat, nabi mendeklarasikan perkataan Allah sebagai juru


bicaranya,dia tidak melayani dirinya sendiri, dia melayani Allahnya
(Ul.18:18-19; band.Kel.4:10-16; 7:1)
Panggilan Ilahi terhadap setiap nabi pertama-tama menjelaskan
bahwa berita yang mereka sampaikan adalah berita Ilahi. Setiap nabi
diperlengkapi oleh Allah dengan Roh-Nya sehingga setiap nabi
dapat berfungsi sebagai penyambung lidah Allah (band. 2 Sam.23:2;
Yeh 11:5; Yes.61:1; Mik.3:8). Dalam peristiwa di gunung Sinai,
Allah memberikan Hukum Taurat melalui Musa, Hukum Taurat itu
menjadi dasar bagi seluruh aktifitas Israel dalam hubungannya
dengan Allah dan sesama.
Allah memerintahkan kepada umat Israel agar melihat penyataan
Ilahi pada seorang nabi. Seorang nabi berdiri sebagai wakil Allah

13
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

dengan “wibawa” Allah juga. “Diucapkan demi nama-Ku”


(Ul.18:19-20), sehingga setiap orang yang menolak pemberitaan
seorang nabi adalah orang yang menolak kehadiran Allah dan akan
mempertanggung jawabkannya di hadapan Allah (Ul.18:19b)

Kelima, Otoritas seorang nabi tidak terletak kepada Kredibilitas


pribadinya, tetapi di dalam kuasa Allah dari berita yang mereka
sampaikan (Ul.18:19-20, 22)
Seorang Nabi yakin akan kemampuan Supranatural yang
diberikan oleh Allah sebagai perlengkapan dalam menjalankan misi-
Nya. Panggilan Allah terhadap setiap pribadi nabi untuk menjadi
wakil-Nya juga memiliki jaminan tentang kemampuan supranatural
yang diberikan oleh Allah. Intervensi kuasa Allah cukup
menyatakan tujuan Allah bagi manusia.
Musa diperlengkapi dengan suatu perlengkapan yang kompleks
dalam tugasnya sebagai juru bicara Allah. Musa diperhadapkan
dengan suatu generasi yang tidak percaya kepada Allah disamping
kekuatan raja Mesir. Dalam peristiwa-pristiwa kitab Keluaran Musa
melakukan berbagai perbuatan ajaib sebagai bukti kuasa Allah yang
dimiliki dan tanggapan terhadap penolakan Firaun melalui “sepuluh
tulah”.

Nabi-nabi terkemudian setelah Musa, juga diberikan kemampuan


Ilahi. Samuel sebagai seorang pemimpin bangsa Israel dalam suatu
kebangunan rohani memberikan suatu jaminan tentang kemenangan
mereka terhadap bangsa Filistin. Sesudah bersama-sama berdoa di
Misfat dengan orang-orang Isarel. Allah menyerahkan musuh
mereka dengan kekuatan Allah (1 Sam.7).

Allah memberikan jaminan kepada Yesaya tentang kemampuan


Ilahi melalui sentuhan yang membersihkan dia dari dosanya dan
menempatkannya sebagai wakil Allah di tengah-tengah generasinya
(Yes.6).

14
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Dalam pelayanannya Yeremia segera menyadari perlawanan


terhadap berita yang disampaikannya tentang kejatuhan Yerusalem,
tetapi Allah memberikan jaminan perlindungan baginya. Dalam
pertemuannya dengan nabi-nabi palsu seperti Hananiah, Yeremia
dan pendengarnya segera menyaksikan konfirmasi tentang beritanya
melalui penggenapan nubuatannya. Kematian seperti yang
diprediksi oleh Yeremia menunjukkan kepada bangsa Israel bahwa
seorang nabi yang ada di tengah-tengah mereka memiliki
kemampuan Ilahi (Yer.28).

Yehezkiel dipenuhi oleh Roh Allah dan menetapkannya sebagai


juru bicara Allah dalam tanggung jawabnya sebagai penjaga umat
Tuhan di pembuangan. Bait Allah yang ditinggalkan oleh Allah
diproklamasikan melalui Yehezkiel pada tahun 539 B C, ketika
Israel diserang oleh bangsa Babel.

Keenam, seorang nabi seperti Musa menjadi seorang gembala yang


baik bagi domba domba Allah; dia mencintai mereka, dan menatang
mereka di atas tangannya.

Ketujuh, Seorang nabi yang sesungguhnya diberikan berbagai tanda


oleh Allah yang mengutus mereka. Berbagai tanda itu dimiliki nabi
dari Allah yang mengutusnya (Kel.3:12, 4:8, Ul.13:2) untuk
menyaksikan keautentikan dari berita yang mereka sampaikan.
Gagasan tanda dijelaskan dalam berbagai “sebagai suatu tanda”
(IRaj.13:5; IIRaj.20:9),“suatu penunjukan zaman yang khusus “(I
Sam.12:16-19; Yes.7:14-25), “suatu peristiwa yang khusus”
(1Sam.10:3-7,9-11; 1Raj.13:3-5; 1Raj.19:29), Nabi itu sendiri
(Yes.8:18; 20:3; Yeh.24:24), atau “suatu bahan pelajaran” (Yeh.4:3),
tanda-tanda itu menunjukkan bahwa misi nabi adalah untuk
melayani Allah dan bahwa nabi menjadi penyambung lidah Allah.
Apakah seorang nabi diberikan atau tidak sebuah tanda, kebenaran

15
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

beritanya dipertahankan atau diteguhkan melalui penggenapannya (I


Raj.13:26; 16:12; II Raj. 24:2; Yer.28:15-17; Yeh.33:33)

Umat Allah bertanggung jawab untuk menguji suatu “penyatan


baru” melalui Standar (kanon) dari penyataan yang lebih dahulu
melalui pembuktian “tanda oleh nabi” (Ul.13:1-5; 18:20-22).
Pembuktian perkataan nabi dapat juga melalui generasi yang
kemudian seperti yang ditulis oleh Yehezkiel (33:33).

2. Sejarah perkembangan Kenabian Perjanjian Lama


Sejarah perkembangan kenabian dalam Perjanjian Lama
dibedakan dalam dua periode antara lain: Era sebelum kanon para
nabi dan Era kanon para Nabi

a. Era sebelum kanon para nabi


Periode ini dapat dibedakan kedalam beberapa bagian antara
lain:
i. Sebelum periode Musa
Nubuatan itu sendiri dimulai dengan Proto Evangelium di taman
Eden setelah kejatuhan manusia (Kej.3:15). Menurut kesaksian
Yesus, tradisi nabi-nabi memiliki eksistensinya dari sini. Yesus
mendeklarasikan fakta itu kepada rabi Yahudi dalam Luk.11:49-51
,1:70; Kis.3:21.
Perjanjian lama berbicara tentang nabi-nabi kuno yang lain
sesudah Habel dan sesudah Musa. Sebagai contoh, Henok orang
yang bernubuat tentang kedatangan Allah dengan 10.000 orang
kudusnya (Yud.14). Nuh bernubuat tentang air bah dan tentang
sesuatu yang belum kelihatan dan tentang masa depan keluarganya
(Ibr.11:7, IPet.3:20, Kej.9:27). Abraham, Isak, Yakub, Yusuf dan
para patriakh secara umum diakui sebagai era nabi-nabi Perjanjian
lama.

16
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

ii. Periode Musa


Pekerjaan Musa memberikan pengaruh yang besar terhadap
nubuatan Perjanjian lama dan tugas para nabi. Prediksi merupakan
bagian yang besar dalam pangajaran Musa. Dia pemberi Hukum
Taurat dengan penekanan kepada etika Monotoisme. Dasar
Alkitabiah bagi institusi para nabi yang kemudian diletakkan oleh
Musa. Dialah nabi besar Ibrani yang pertama. Suara kenabian yang
terdengar periode ini antara lain: Meriam disebut sebagai seorang
nabiah (Kel.15:20), Harun saudaranya juga disebut sebagai nabi
(Kel.7:1). Dalam kitab Hakim-hakim, Debora disebut sebagai nabiah
(Hak.4:4) yang menghakimi Israel dan dalam Hakim-hakim Allah
mengutus nabi-Nya dengan berita kepada Israel.

iii. Periode Samuel


Dari Musa kepada Samuel suara kenabian jarang terdengar.
Gerakan kenabian tidak
secara nyata menjadi institusi yang diorganisir hingga jaman Samuel
dan munculnya gejala-gejala yang dikenal sebagai sekolah Nabi
dalam Perjanjian lama atau dalam Alkitab disebut dengan “anak-
anak para nabi”. Dengan demikian Musa adalah perantara Perjanjian
lama yang juga pendiri institusi kenabian di Israel yang secara
formal diorganisir pada jaman Samuel. Sebelumnya tidak satupun
nabi-nabi sebelum era kanon yang disebut sesudah Samuel. Hal ini
penting untuk menetapkan suatu pemahaman tentang beberapa
keunikan nabi di Israel pada waktu Samuel.

iv. Samuel dan Sekolah nabi


Perkembangan nubuatan Ibrani sebagai suatu institusi adalah
bervariasi dan kompleks dan dibedakan dalam dua bagian atau kelas.
Kelas pertama,terdapat individu-individu seperti Samuel, Elia,
Amos, Yesaya dan Yeremia.

17
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Kelas lain, disusun atas orang-orang yang dapat disebut dengan


“anak-anak para nabi” yaitu orang-orang yang bekerja bagi para nabi
sendiri.

Pada waktu Samuel institusi baru muncul di Israel yang


dihubungkan dengan keagamaan .Hal ini pertama dicatat dalam I
Sam.10:5-13, di mana Samuel mengurapi pemimpin Israel yang baru
yaitu Saul. Saul dinasihati bahwa Dia akan menyaksikan tanda-
tanda penting yang menjadi konfirmasi seleksi Allah kepada raja
Israel. Pokok yang menjadi pertimbangan adalah dengan ketiga
tanda yang dilaporkan dalam I Sam.10:5-6
- Tanda pertama adalah tentang suatu kelompok nabi dalam
Perjanjian Lama dan di sini tidak dijelaskan dari mana asal usul
nabi tersebut. Secara bersama-sama ditujukkan antara kelompok
nabi dengan kelompok para Nazir.
- Tanda kedua, bahwa kelompok nabi itu akan mengalami
kepenuhan layaknya seorang nabi
- Tanda ketiga, Saul akan mengalami kepenuhan bersama-sama
dengan kelompok nabi itu dan menjadi “manusia lain”

b. Era kanon para nabi


Era ini secara khusus lebih menunjuk kepada para nabi yang
menulis kitab-kitab, baik yang menulis secara langsung maupun
melalui perantaraan seorang juru tulis. Dalam Perjanjian Lama, ke
16 nabi (nabi besar-kecil) dikelompokkan kepada nabi yang
memiliki kitab, meskipun identitas mereka tidak selalu dijelaskan
oleh Alkitab secara eksplisit. Misalnya Amos seorang “pemungut
buah ara” (7:14-15), Yeremia anak seorang Imam (Yer.1:1),
Yehezkiel seorang Imam (Yeh.1:3).
Nabi yang menulis kitab hidup pada masa kerajaan terbagi yang
sebagian besar melayani di Yehuda dan sebagian kecil melayani di
Israel, kecuali Yehezkiel dan Daniel yang melayani sebagai nabi
dalam pembuangan.

18
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

i. Zaman Raja-Raja
Nabi memiliki hubungan yang erat dengan raja-raja di Israel.
Selain sebagai juru bicara Allah, seorang nabi juga menjadi
penasihat bagi seorang raja. Pada zaman raja-raja, seorang Nabi
merupakan tokoh yang sangat menntukan dalam
keberlangsungan suatu pemarintahan.Israel adalah bangsa
Teokrasi, dengan demikian perintah-perintah Tuhan merupakan
landasan dalam kehidupan beragama dan berpolitik. Seorang
raja harus didampingi oleh seorang nabi. Seorang nabi
seringkali menjadi seorang penasihat tetapi sekaigus juga
menjadi kritikus kepada para pemimpin bangsa pada waktu itu.

Pada zaman Daud memerintah atas Israel, dia didampingi oleh


nabi-nabi seperti, Natan yang bernubuat tentang kerajaan Daud
yang kekal (2 Sam,7), dan menegur Daud ketika ia berdosa
(2Sam.11-12). Disamping itu kita juga mengenal nabi Gad yang
menegur Daud (2 Sam.24:10-12), disamping itu juga ia menulis
sejarah Israel (1 Taw.29:29) Nabi-nabi lain seperti, Yedi, Ahia,
Ido bernubuat akan pecahnya kerajaan (Israel-Yehuda) sesudah
Salomo mati (2 Taw.9:29).

Nabi Elia mendapat tantangan yang berat ketika ia melayani pada


masa pemerintahan raja Ahab di Israel (utara). Ia bertempur
dengan 450 nabi-nabi Baal yang diutus oleh Ahas. Nabi-nabi
yang tidak disebutkan namanya, misalnya seorang nabi yang
memberitahukan penghukuman Tuhan kepada raja Yerobeam, 1
Raj.13:1-2. dan lain-lain.

ii . Arti tentang “Anak-Anak Nabi”


Istilah ini tidak harus dimengerti sebagai anak-anak, tetapi lebih
kepada murid-murid dari para nabi. Pemakaian kata “anak” (1
Sam.20:31; 2 Sam.12:5) tidak selalu berarti “muda”, tetapi kadang-
kadang juga ditujukan kepada mereka yang telah menikah (2

19
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Raj.4:1). Adalah sesuatu yang lazim jika mereka dipanggil dengan


sebutan “anak” oleh seorang instruktur atau seorang guru yang
mereka panggil “bapa” (2 Raj.2:12).

Dalam kitab Amsal, istilah ini dipakai untuk menunjukkan


hubungan seorang guru dengan muridnya. Dengan demikian , istilah
ini tidak menunjuk hubungan, “turun-temurun”, tetapi menunjuk
kepada proses “pemuridan”. Meskipum informasi tentang “anak-
anak nabi “ tidak banyak, tetapi informasi-informasi itu memberikan
pola kehidupan “anak nabi-nabi’” antara lain : tentang mata
pencaharian mereka, tempat tinggal, kebiasaan-kebiasaan serta
tugas-tugas mereka.

20
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

III

KITAB YESAYA

Pendahuluan

Kitab Yesaya merupakan puncak dari nubuatan dalam


Perjanjian lama, kitab Yesaya layaknya seperti miniatur
Alkitab. Ke 39 pasal kitab ini menekankan kebenaran,
kekudusan dan penghakiman Allah yang memiliki hubungan
dengan ke 39 kitab yang lain dalam Perjanjian Lama.
Bagian-bagian ini yang berbicara tentang kebobrokan moral,
penyembahan berhala dimulai dari Yehuda, kemudian bangsa-
bangsa di sekitarnya dan pada akhirnya seluruh dunia.
Penghakiman akan datang, dosa akan mendapat
penghukuman.

27 pasal terakhir menggambarkan kemuliaan Allah, belas


kasihan dan Anugerah yang memiliki hubungan dengan 27
kitab dalam Perjanjian Baru. Mesias akan datang sebagai
Juruslamat yang akan mati di salib dengan mahkota duri. Dia
sendiri akan menghakimi dosa dan menyediakan pengharapan
bagi bangsa Yahudi dan bangsa bangsa kafir. Hal ini sesuai
dengan nama dari kedua anak Yesaya yang merangkum
seluruh kitab ini ke dalam dua bagian besar, yaitu: Maher-
Shalal-Hash – Baz yang berarti, “segera terhadap barang
rampasan dan tergopoh-gopoh terhadap jarahan” (1-39) dan
Shear-Jashub yang berarti “suatu sisa akan kembali” (40-66).

Yesaya sering disebut sebagai “pangerannya para nabi”.


”(Copass) karena nubuatan-nubuatannya tentang Mesianis
sangat jelas dan lengkap. Yesaya juga disebut “Rasul Paulus

21
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

dari Perjanjian Lama” (Robinson) dan “Nabi terbesar”


(Eusebius). Yesaya putra Amoz adalah seorang teolog,
reformis, negarawan, sejarawan, penyair, orator, pangeran, dan
patriot. Dia adalah "nabi Injil sebelum Injil" (Robinson),
Penginjil kelima.

Disamping itu Yesaya juga memiliki kecakapan yang luar


biasa dengan pengetahuannya yang sangat luas tentang dunia.
Ia juga memiliki relasi yang dekat dengan pihak istana (raja),
sehingga Yesaya memiliki akses untuk dapat dengan mudah
masuk-keluar istana.

Nama Yesaya (Ibr.Yesha’yahu dalam bentuk singkatnya


Yeshaiah) berarti “Allah keselamatan”. Nama ini merupakan
suatu kesimpulan yang tepat sesuai dengan isi kitab. Dalam
bahasa Yunani (LXX) disebut Hesaias, dan dalam bahasa
latin, Esaias atau Isaias.

I. Latar belakang sejarah kitab Yesaya

A. Yesaya dan zamannya

Yesaya menulis selama periode dimana terjadi suatu


ekspansi pemerintahan Asyur dan kemunduran Israel.
Pemerintahan Asyur di bawah pemerintahan Tiglat Pileser III
(745-724), memperluas wilayah kekuasaannya ke Barat yaitu
wilayah Aram (Syiria) dan Kanaan. Kira-kira tahun 733 BC
raja-raja Aram dan Israel menekan raja Ahas (Yehuda) untuk
berkoalisi melawan Asyur. Ahas lebih memilih bergabung
dengan Tiglat Pilester dan keputusan inilah yang dicela oleh
Yesaya dalam 7:1.
Asyur membantu Yehuda (kerajaan Selatan) dan menjajah
kerajaan Utara (Israel) pada tahun 722-721. Keadaan ini secara

22
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

tidak langsung mempermudah Asyur yang pada saat itu telah


dipimpin oleh Sennacherib untuk menguasai Yerusalem
(ibukota Yehuda) pada tahun 701 BC (36:1)
Yesaya kemungkinan lahir dan dididik di Yerusalem. Dia
menikah (8:3) tetapi nama istrinya tidak diketahui. Ia hanya
disebut "nabiah"dan memiliki anak paling tidak dua orang
Shear-Jashub yang secara simbolis berarti “suatu sisa akan
kembali” dan Maher-Shalal-Hash-Baz, yang berarti “tergopoh-
gopoh terhadap jarahan” dan melayani selama era pemerintahan
yang kacau balau (740-680), Yesaya melayani dalam empat
periode yang mengalami krisis :

(1) Dalam periode krisis sosial (2-5) tahun 740-734 B C


(2) Masa perang antara Siro - Efraim (7-9), 734-732 B C
(3) Pemberontakan terhadap Asyur (10-23), 713-711 B C,
(4) Pembrontakan melawan Asyur dan pengepungan
Yerusalem (28-32; 36-39).

Periode-periode ini berhubungan dengan raja-raja yang


dicatat pada pembukaan kitab : “penglihatan tentang Yehuda
dan Yerusalem oleh Yesaya anak Amos pada zaman
pemerintahan Uzia (791-740 B.C), Yotam (750-731 B.C),
Ahaz (735-715 B.C) dan Hizkia (729-686 B.C) raja-raja
Yehuda .

1. Uzia (791-740 B.C)

Permulaan pelayanan Yesaya dapat diketahui melalui


referensi tentang kematian Uzia (6:1), kira-kira tahun 740 B.C.
Yesaya mencatat tiindakan-tindakan Uzia dari awal sampai
akhir (II Taw. 26:22). Uzia adalah raja Yehuda yang berkuasa
pada usia 16 tahun, Ia memerintah kurang lebih 52 tahun. Ia
memerintah karena ia dipilih oleh rakyat Israel secara

23
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

demokrasi (2 Raj.14:21; 2 Taw. 26:1). Ia menggantikan


ayahnya Amazia yang mati terbunuh sebagai raja. Di bawah
pemerintahan Uzia, Yehuda memperoleh prestasi ekonomi
yang luar biasa (2 Taw.26:6-15). Uzia melakukan usaha-usaha
untuk memperluas kekuasaannya sebagai kekuatan secara
politik dan pada waktu itu sebagai kekuatan Asyur sedang
merosot.
Uzia memerintah dengan cakap, dan pada masa
pemerintahannya terjadi gempa bumi yang sangat dahsyat
(Amos 1:10). Menurut para penafsir (termasuk Yosefus,
sejarawan Yahudi) gempa itu terjadi sebagai akibat
pelanggaran yang dikukan oleh Uzia yang merampas hak
Imam dalam mempersembahkan kurban (2 Taw.26:16-21).

2. Yotam (750-731 B.C)

Yotam memerintah atas Yehuda dari tahun 750-731 B.C,


Dia mewariskan kekuatan materi kepada Yehuda. Pada
mulanya Yotam merupakan raja Yehuda keempat yang
diberkati oleh Allah secara berturut-turut selain Yoas, Amazia
dan Uzia. Tetapi kemudian dalam pemerintahannya Yehuda
mengalami kemunduran rohani dan kemerosotan moral.
Yesaya berbicara melawan penyalahgunaan kekuasaan,
ketamakan dan ketidakadilan di Israel dan Yehuda di dalam
suatu perubahan yang sangat cepat dalam perkembangan
politik Timur Tengah Kuno. Asyur di bawah pemerintahan
Tiglath-Pileser III (745-727 B.C, “Pul” dalam 2 Raj.15:19),
menaklukkan kota-kota di sepanjang rute dari Niniwe ke
Damaskus, termasuk Damaskus (732 B.C).

24
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

3. Ahaz (743-715 B.C)

Raja Ahaz memerintah dari tahun 735-715 B.C di


Yehuda, dan dia memerintah bersama Yotam ayahnya
sebelum mati. Ia menjadi penerus dari kekuasaan ayahnya.
Ahaz berbeda dengan Yotam ayahnya dalam dua hal .
Pertama, Ia menjadi raja yang jahat dan tidak mengikuti
kehendak Allah. Kedua, Ia menjalankan pemerintahannnya
dengan menjalankan strategi politik pro Asyur. Strategi politik
pro Asyur dari Yotam mendatangkan tekanan dari raja-raja
Israel seperti Pekah dan rezin raja Aram (II Raj.16:5-9;
IITaw.28:5-21). Mereka memaksa raja Yotam untuk
bergabung untuk memerangi raja Asyur, tetapi Yotam
menolak. Penolakan Ahaz membuat kedua raja itu memerangi
Ahaz. Ahaz mendapat bantuan raja Asyur yang mendapat
imbalan emas dan perak.
Ahaz membuat patung-patung Baal, mengorbankan anak-
anaknya di lembah Hinom, dan melakukan penyembahan di
bukit-bukit pengorbanan. Ia membuat mezbah berhala dan
menempatkannya di bait Allah. Ia memaksa bangsa Yehuda
untuk menyembah Baal buatannya. Ia merusak beberapa
bagian dari bait Allah dan menutup pintu-pintu bait Allah,
sehingga bangsa Yehuda beribadah ditempat yang
diinginkannya..

4. Hizkia (728-686 B C)

Hizkia memerintah bersama ayahnya selama beberapa


tahun . Berbeda halnya dengan Ahaz, Ia adalah raja yang anti
Asyur. Ia adalah raja yang baik yang meminta nasihat kepada
Yesaya pada waktu terjadi tragedi nasional di Israel. Dia
memerintah secara independent dari tahun 715 B.C hingga
kematiannya pada tahun 686 B.C. Dia memimpin Yehuda

25
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

kepada suatu era reformasi (2 Raj.18:4, 22), suatu proses yang


mencapai klimaksnya pada perayaan Paskah (2 Taw.30), Dia
mempunyai tugas yang sulit pada masa kehadiran Asyur.
Hizkia juga berhadapan dengan kebijakan pemerintah
penjajah yaitu Sargon II (722-705 B.C) yang menguasai
kekuatan militer, menundukkan bangsa-bangsa di Timur,
Barat dan Selatan sampai dengan tahun 715 B C. Dalam
pemeliharaan Allah, Hizkia mampu melakukan
pemerintahannya sebagai raja di kerajaan Yehuda.
Seluruh periode pelayanan kenabian Yesaya diperkirakan
dari tahun 754 BC – 707 BC, atau empat puluh tujuh tahun;
yaitu, (1) ia melayani di bawah Uzia satu tahun, (2) ia melayani
di bawah Yotam enam belas tahun, (3) ia melayani di bawah
Ahaz enam belas tahun, dan (4) ia melayani di bawah Hizkia
empat belas tahun.
Tidak diketahui pada usia berapa dia memasuki jabatan
kenabian. Mungkin dia hidup lebih lama dari pada tahun
kelima belas Hizkia. Dalam 2 Taw. 32:32, dikatakan bahwa
'Selebihnya dari riwayat Hizkia' ditulis dalam visi Yesaya;
'dan pernyataan ini jelas menyiratkan bahwa dia masih hidup,
dan menulis tindakan pemerintahannya hingga kematiannya.
Karena Hizkia hidup empat belas atau lima belas tahun setelah
ini (Yes. 38: 5 bnd. 2 Kings 18: 2), ini akan membuat periode
pelayanan Yesaya dapat diperpanjang setidaknya enam puluh
satu atau enam puluh dua tahun.
Jika Yesaya selamat dari Hizkia, dia mungkin hidup
beberapa waktu pada masa pemerintahan Manasye. Anggapan
ini dikonfirmasi, bukan oleh catatan sejarah langsung dalam
Perjanjian Lama, tetapi oleh catatan tradisional yang telah
diturunkan kepada kita. Kesaksian orang-orang Yahudi, dan
para leluhur mula-mula, Yesaya dihukum mati oleh Manasye
dengan digergaji. Tuduhan utama yang dituduhkan kepadanya
adalah, bahwa “Yesaya telah mengatakan bahwa dia telah

26
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

melihat TUHAN”, dan bahwa untuk ini dia harus mati, sesuai
dengan hukum Musa (Kel. 33:20), ' Sebab tidak ada orang
yang memandang Aku dapat hidup”
Jika Yesaya hidup pada zaman Manasye, dan terutama
jika dia bernubuat di bawah pemerintahannya, maka alasan
sebenarnya mengapa dia dihukum mati adalah karena dia
menyinggung raja dan istananya.
Beberapa alasan tentang kemungkinan-kemungkinan bahwa
Yesaya hidup di bawah Manasye, dan bahwa ia dihukum mati
olehnya karena adalah sebagai berikut: (1.) Fakta yang telah
dinyatakan di atas bahwa ia hidup untuk menyelesaikan
catatan pemerintahan Hizkia. dan tentu saja ia hidup pada
zaman Manasye sebagai pengganti Hizkia. (2.) Kesaksian
para penulis Yahudi. Memang, ada banyak hal yang luar biasa
dalam tulisan-tulisan mereka, Yosefus, secara tegas
menyatakan bahwa Yesaya dibunuh oleh Manasye, Jika
Yesaya hidup pada masa itu maka dia akan dihukum mati.
(Ant. B. x. Bab iii. § 1) Karena itu ia berkata bahwa ‘ia dengan
biadab membunuh semua orang benar yang ada di antara
orang-orang Ibrani; dia juga tidak akan membiarkan para nabi,
karena setiap hari dia membunuh beberapa dari mereka,
sampai Yerusalem dipenuhi dengan darah. 'Dalam Talmud
dicatat: “Manasye membunuh Yesaya”. Rabi berkata, dia
(Manasye) mengutuknya, dan membunuh dia (Yesaya);
karena dia berkata kepadanya, Musa, Tuhanmu berkata, Tidak
seorang pun yang melihat aku akan hidup (Kel. 33:20), tetapi
engkau berkata, Aku melihat Tuhan di atas takhta yang tinggi
(Yes. 6: 1). Tuhanmu berkata kepada Musa, Siapa yang akan
membuat Tuhan begitu dekat sehingga kita dapat
memanggilnya; tetapi engkau berkata: "Cari Tuhan, selama Ia
berkenan ditemui; Berserulah kepada-Nya selama Ia dekat "
(55:6). Tuhanmu berkata kepada Musa, Aku akan
menggeanpkan tahun umurmu (Kel 23:26); tetapi engkau

27
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

berkata, aku akan menambah hari-harimu lima belas tahun (38:


5),
(3.) Kesaksian para penulis Kristen mula-mula,Justin Martyr,
dalam dialognya dengan Trypho the Jew (hal. 349), berbicara
tentang Yesaya, mengatakan, ὄν πρίονι ζυλῳ ἐπρίσατε, 'yang
kamu lihat digergaji dengan gergaji kayu”. Augustine (de
Civit. Dei, lib. 18, c. 24) mengatakan, sang nabi Yesaya
dianggap telah dibunuh oleh Raja Manasye yang jahat. Jerome
mengatakan, bahwa nabi bernubuat dalam bagian kematiannya
sendiri, (Yes.57:1) karena itu adalah tradisi yang tak
terbantahkan di antara kita, bahwa dia digergaji oleh Manasye,
dengan gergaji kayu.

(4)Karakter Manasye yang sedemikian jahat, sehingga jika


Yesaya hidup selama masa pemerintahannya, ia akan
mengalami kematiannya. Dalam 2 Raja-raja 21:16, dikatakan
tentang dia bahwa dia telah menumpahkan banyak darah orang
yang tidak bersalah, sampai dia memenuhi Yerusalem. Pada
awal pemerintahannya,tercatat bahwa ia melakukan kejahatan,
terutama bahwa ia membesarkan tempat-tempat tinggi dan
mezbah penyembahan berhala yang telah dihancurkan Hizkia,
dan berusaha untuk memulihkan kembali kekejian yang telah
ada pada zaman Ahab. 2 Raja 21: 2, 3. Hampir tidak dapat
dipercaya bahwa orang seperti Yesaya akan melihat semua ini
dilakukan tanpa upaya untuk mencegahnya; dan sudah pasti
bahwa upaya seperti itu akan membangkitkan kemarahan
Manasye.

(5.) Konfirmasi dari pernyataan penulis Perjanjian Baru


(Ibrani 11:37) menegaskan bahwa orang-orang kudus,
dilempari, digergaji, dibunuh dengan pedang... Tidak ada
dalam Perjanjian Lama yang menyebutkan secara tegas
tentang keberadaan seseorang. dihukum mati dengan cara ini;

28
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

tetapi sudah umum,semua tradisi setuju untuk


menghubungkannya kepada Yesaya. Mengenai Raja Hizkia
catatan menyatakan: "Peristiwa-peristiwa lain dari
pemerintahan Hizkia dan tindakan pengabdiannya ditulis
dalam penglihatan nabi Yesaya putra Amoz dalam kitab raja-
raja Israel dan Yehuda" (2 Taw 32:32).

B. Penulis Kitab Yesaya

1. Pendekatan Tradisonal

Penafsir-penafsir Yahudi dan Kristen sama-sama


mengakui Yesaya anak Amos (bukan Nabi Amos) 1:1, nabi
pada Abad ke delapan, sahabat dan orang kepercayaan Hizkia
sebagai penulis kitab Yesaya. Yesaya tinggal di Israel paling
tidak sampai kematian Sanherib (37:38).
Penafsir-penafsir sebelumnya, yaitu pada masa Pencerahan,
mengalami kesulitan untuk menerima realitas intervensi Ilahi
ke dalam sejarah manusia dalam inspirasi nabi, termasuk
Yesaya. Mereka tidak mengakui perkataan-perkataan nabi
tentang masa depan sebagai sesuatu bukti dari perkataan yang
mungkin terjadi.

2. Pendekatan kritik

Pendekatan ini dimulai pada akhir Abad ke 20 oleh


Doderlein (1789) dan Eichorn (1783), yang mulai
mempertanyakan tentang kesatuan kitab Yesaya dan membagi
kitab Yesaya hanya sampai pasal 40. Para Sarjana Alkitab
modern ini mulai membedakan antara Yesaya bin Amos (atau
Yesaya dari Yerusalem) dengan Yesaya kedua (atau Deutro

29
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Yesaya). Pendekatan kritik ini dibagi atas tiga bagian besar


yang membedakan Yesaya 40-66 kepada penulis yang lain.

a. Situasi Historis Yesaya

Separuh dari keseluruhan kitab Yesaya dianggap memiliki


setting (tempat peristiwa) di Yerusalem pada Abad ke delapan,
ketika Asyur menguasai wilayah Yerusalem. Sebaliknya, pada
bagian yang kedua (40-66) pendengar sudah berada di dalam
pembuangan di Babel (48:20). Mereka mengharapkan suatu
pembebasan yang segera akan terjadi atau sudah dekat dan
kembali ke Sion (40:9-11; 42:1-9; 43:1-7; 44:24-28; 48:12-22;
49:8-23; 51:11; 52:11-12), serta penghakiman Allah yang
melawan para penjajah mereka (43:14-15; 47:1-15; 48:14;
49:24-26; 51:21-23). Bangsa Israel hidup pada waktu
Yerusalem dan Bait Allah dihancurkan, tetapi mereka
mengharapkan pembaharuan kembali (45:13; 51:3; 54:11-14;
58:12; 60:10; 61:4)

Pada masa Yesaya bin Amos, Babel belum menjadi


penguasa dunia, belum menjajah Israel sehingga Allah belum
“membalas dendam” kepada Babel.
Raja Persia ada dalam prediksi Yesaya yang namanya
disebutkan jauh sebelum raja tersebut memerintah (44:28;
45:1, 13).

Pendengar Yesaya 40-66, berbeda dengan pendengar yang


terdapat dalam Yesaya 1-39. Yesaya 40-66 tidak memprediksi
pembuangan sebagai suatu kehidupan masa yang akan datang,
penulis juga hidup dalam keadaan yang diperkirakannya
sendiri. Yesaya menulis akhir pembuangan, memprediksi
kedatangan penakluk Babel yaitu raja Koresy dari Persia dan
pemulangan orang-orang Yahudi ke Yerusalem.

30
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

b. Perbedaan-perbedaan gagasan teologis

Kitab Yesaya 1-39 menekankan kemulian Allah,


sedangkan 40-66, menekankan penguasaan yang bersifat
universal yang tak terbatas. Pada bagian pertama (1-39),
bangsa Israel dipimpin oleh seorang raja dari keturunan Daud
(11:1), sedangkan pada bagian yang kedua (40-66), dipimpin
oleh para Imam, para Lewi dan Tua-tua bangsa Israel (61:6;
66:21) dan disini tidak terdapat catatan tentang dynasti Daud.
Kerajaan Mesianis pada paruh bagian pertama (9:6-7;
11:1-11), ditempatkan kembali pada bagian yang kedua (40-
66) oleh “hamba Tuhan” , sebagai figur yang tidak disebut
dalam bagian yang pertama (1-39).
Doktrin tentang kesetiaan “sisa” merupakan satu elemen
yang berbeda dari bagian 1-39, yang justru merupakan tema
yang mencolok dalam bagian yang kedua (40-66). Bagian
pertama kitab mencatat data-data sejarah secara konkrit,
sebagai latar belakang sejarah bagi banyak nubuatan –
nubuatan, dimana hal ini tidak nampak pada bagian yang
kedua (40-66).
Setengah dari bagian yang kedua, lebih konsern dengan
ucapan-ucapan nabi terhadap keadaan atau situasi yang terjadi
di sekitarnya, namun nama Yesaya sendiri tidak disebutkan
atau dicatat secara eksplisit.

c. Bahasa dan Gaya bahasa yang berbeda

Alasan kedua, yang memenggal kitab Yesaya ke dalam


dua bagian di lihat dari bahasa dan gaya bahasa yang berbeda
yang dipakai. Dalam bagian yang kedua (40-66) nada bahasa
berubah secara drastis dari bahasa yang terdengar sangat tajam

31
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

atau bersifat menghakimi (1-39) kepada gaya bahasa yang


mendamaikan, yang lebih puitis dan teoritis dan sering
memakai pengulangan yang jarang terdapat pada bagian yang
pertama (band. (40:1,; 43:11, 25; 48:11, 15; 51:17; 52:1, 11;
57:6, 14, 19 ; 62:10; 65:1)

3. Tanggapan Penganut pandangan Tradisional

Pandangan konservatif atau tradisional berpegang kepada


penulis tunggal kitab Yesaya dan kesatuan kitab Yesaya (1-66)
yang didasarkan kepada persamaan dan pengulangan-
pengulangan tema dan kosa kata pada keseluruhan kitab.
Argumentasi para teolog konservatif dimulai dari
pendahuluan (1:1) yang dihubungkan kepada Yesaya bin
Amos dan kutipan-kutipan dalam Perjanjian Baru yang
berbicara tentang seluruh kitab Yesaya sebagai hasil karya dari
seorang penulis tunggal.

a. Tema-tema dan kosa kata yang dipakai

Margalioth memberi argumentasi bahwa tidak ada satu


pasalpun dalam Yesaya 1-39 yang tidak direfleksikan dalam
Yesaya 40-66. Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa paling
tidak ada 15 pokok yang berbeda dalam kitab ini yang kedua-
duanya menunjuk kepada : 1. Allah, 2. bangsa Israel, 3.
pengantar-pengantar nubuatan, 4.Sion dan Yerusalem, 5.
penghiburan dan dorongan, 6. ekspresi-ekspresi sukacita dan
dukacita, 7. pengharapan tentang masa depan yang bersifat
universal, 8. kata-kata peringatan, 9. Hukuman, 10. antitesis
dan sintesis, 11. dan lain-lain

32
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Paralel-paralel di antara keduanya nampak. Sebagai


contoh, Allah disebut sebagai “Yang Maha Kudus di Israel”
yang dicatat 12 kali pada bagian yang pertama (1-39), dan 14
kali dalam bagian yang kedua (40-66). Israel dijelaskan
sebagai “batu” (29:18, 35:5; 42:16, 18, 19; 43:8; 56:10) dan
“tuli” (29:18; 35:5; 42:18; 43:8; 52:19).
Umat Israel adalah “umat tebusan Allah” yang akan kembali
ke Sion (35:10; 51:11).

Formula nubuatan yang bersifat umum, “Firman Allah


datang kepadaku” ditemukan paling tidak 50 kali dalam
Yeremia dan Yehezkiel, tetapi tidak ditemukan dalam kitab
Yesaya. Kedua bagian ini (keseluruhan kitab Yesaya)
memakai “Firman Tuhan” (1:11,18; 33:10; 40:11, 25; 41:22;
66:9), atau “sungguh Tuhan yang mengatakan” (1:20; 40:5;
58:14) atau “suara orang yang berseru” (6:4; 40:3).

Dalam kedua bagian ini juga Allah menetapkan satu panji


sebagai suatu tanda bagi pembubaran bangsa (11:42;49:22)
dan persiapan bagi suatu jalan raya (11:16; 35:8; 40:3; 50:10),
dalam kedua bagian juga dijelaskan bahwa “hukum keluar
atau berasal dari Sion” (2:3; 51:4), dalam kedua bagian Roh
Allah berakhir kepada dua bagian yang disebut sebagai hamba
Mesianis (11:2-4; 42:1; 61:1), dalam kedua bagian, serigala,
domba dan singa hidup berdampingan secara damai (11:6-9;
65:25) dan lain-lain.

b. Ketergantungan Nabi-Nabi lain terhadap nabi Yesaya

Zefanya, Nahum dan Yeremia berisi bagian-bagian yang


sama kepada ucapan-ucapan dalam 40-66. Jika
ketergantungan ini dapat menjelaskan pertanyaan di atas, itu

33
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

berarti Yes.40-66 itu sendiri adalah masa sebelum


pembuangan.
Zefanya 2:15 mirip dengan Yes.47:8, pemberitahuan tentang
“orang yang berjalan membawa berita” ditemukan baik dalam
Nah.1:15 dan Yes. 52:7. Catatan dalam Yeremia tentang
“mengharu-birukan laut dan gelombang-gelombang air”
(Yer.31:35) dekat dengan statement yang sama yang dicatat
oleh Yesaya (51:15), Yeremia menunjuk kepada Israel sebagai
“hambaku” (30:10) kemungkinan merefleksikan nyanyian
hamba” yang terkenal dalam kitab Yesaya (41:8-9; 42:1, 19;
44:1-2; 45:4; 48:20; 52:13;53:11)

c. Kutipan-kutipan dalam Perjanjian Baru

Yesaya dikutip lebih dari 20 kali (yang menyebut nama


Yesaya secara eksplisit) dalam Perjanjian Baru dan kutipan-
kutipan itu termasuk kepada kedua bagian kitab Yesaya (1-39;
40-66). Yohanes mengutip Yes.6:10 dan 33:1 dalam ayat-ayat
ini keduanya mengidentifikasikannya kepada Yesaya
(Yoh.12:38-41) “ Yesaya mengatakan hal ini karena “dia telah
melihat kemuliaan Yesus, dan telah berkata-kata tentang Dia”
(Yoh.12:41)

Lukas berkata bahwa Sida-Sida dari Etophia membaca


dari “kitab nabi Yesaya” ketika dia didekati oleh Filipus
(Kis.8:30). Bagian-bagian yang dibaca oleh Sida-Sida itu
adalah Yesaya 53:7-8). Perjanjian Baru mengutip Yesaya

d. Struktur dari kitab Yesaya yang menggambarkan


kesinambungan

Suatu argumen yang menjelaskan kesatuan kitab Yesaya


nampak dalam paralel dalam strukturnya. Paralel yang sangat

34
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

menyolok antara bagian pertama (1-39) dengan bagian yang


kedua (40-66) antara lain :

1:2 66:2-4
1:5-6 53:4-5
5:27 40:30
6:1 52:13,
57:15
6:11-12 62:4
11:1 53:2
11:6-9 65:25
11:12 49:22
35:10 51:11

Pasal 36-39 merupakan interlude sejarah yang dicatat dalam


pasal 1-35 untuk memperkenalkan sejarah dalam pasal 40-66.

II. Kesatuan Kitab Yesaya

Sebagaimana dijelaskan di atas, pada umumnya sarjana


Perjanjian Lama meragukan kitab Yesaya sebagai karya
tunggal dari seorang penulis (pandangan tradisional), namun
selain argumentasi-argumentasi yang dijelaskan di atas,
beberapa factor yang mendukung pandangan tradisional
bahwa Yesaya putra Amos penulis kitab ini antara lain:
1. Judul kitab dan setidaknya tiga belas tempat di lain dalam
kitab ini mengklaim Yesaya sebagai pembicara / penulis.
2. Tradisi Yahudi dan Kristen seragam dalam menghubungkan
kitab ini dengan Yesaya.
3. Septuaginta, yang diterjemahkan sekitar 250 SM, tidak
menunjukkan perbedaan antara dua bagian dari kitab ini.
4. Ben Sirach, yang menulis sekitar tahun 280 SM, hanya
mengetahui tentang satu Yesaya.

35
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

5. Dua naskah lengkap Yesaya di antara Gulungan Laut Mati


menunjukkan tidak ada jeda atau berakhir pasal 39.
Naskah-naskah ini bertanggal sekitar satu setengah abad
sebelum Kristus.
6. Yosefus mengaitkan nubuat Koresh pada 44:28 dan 45: 1,
nubuat paling kontroversial dalam kitab itu — dengan Yesaya
putra Amoz.
7. Yesus di rumah ibadat di Nazaret membaca dari Yesaya 61
dan menghubungkannya dengan Yesaya (Lukas 4:16 dst.).
8. Dalam Perjanjian Baru beberapa bagian dari "Deutero-
Yesaya" dikutip dan dikaitkan hanya dengan Yesaya.
9. Gaya sastra paruh kedua Yesaya sangat mirip dengan yang
pertama yang bahkan kritikus mengakui bahwa "Deutero-
Yesaya" pasti seorang murid Yesaya yang mencoba meniru
tuannya.
10. Lingkaran gagasan tertentu muncul di seluruh kitab yang
mengikatnya sebagai karya satu penulis. Konsep jalan raya,
Sion, Yang Maha Kudus di Israel, dan kepedihan seorang
wanita, hanyalah beberapa dari banyak yang mungkin
terdaftar.
11. Banyak bagian yang ditemukan dalam "Deutero-Yesaya"
sama sekali tidak cocok dengan periode pengasingan Yehuda
di mana mereka ditempatkan oleh para kritikus, tetapi benar-
benar sesuai dengan zaman Yesaya putra Amoz.

III. Bentuk Sastra dari kitab Yesaya

Gaya bahasa yang dipakai Yesaya memiliki kekayaan


perbendaharaan kata yang terdiri dari berbagai perumpamaan-
perumpamaan dengan berbagai ekspresi-ekspresi yang unik.
Dalam kitab Yesaya banyak terdapat perumpamaan : perang
(63:1-6), kehidupan sosial (3:1-7), kehidupan dengan suasana
pedesaan yang ditumbuhi “kebun anggur” yang
menggambarkan tentang hubungan antara Yahweh dengan
Israel (5:1-7). Yesaya juga mempersonifikasikan penciptaan :

36
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

“Matahari dan Bulan akan menjadi malu” (24:23), “padang


gurun akan bergirang” (35:1), “ gunung-gunung dan pohon-
pohon akan bersorak sorai dan bertepuk-tangan” (44:23;
55:12). Dia juga memakai “ejekan terhadap raja Babel” (14:4-
23), perumpamaan apocalyptic yang menggambarkan
“keadaan pada akhir zaman” (24-27), sindiran (44:9-20),
personifikasi-personifikasi, metaphor-metaphor, permainan-
permainan kata /word play (5:7), alliteration/pemakaian kata-
kata yang memiliki bunyi yang sama atau assonance (24:17),
chiasms /pembalikan arti (6:10, 16:7).

IV. Tema dan Tujuan kitab Yesaya

Tema dasar dari kita Yesaya ditemukan dalam namanya :


Keselamatan dari Allah atau Yahweh adalah keselamatan .
Kata keselamatan muncul 26 kali dalam kitab ini dan hanya
muncul 6 kali dalam kitab Nabi-Nabi lain yang terdapat dalam
Perjanjian Lama.
Pasal 1-39, menggambarkan kebutuhan manusia yang
terbesar akan keselamatan,
Pasal 40-66, menyatakan ketetapan-ketetapan Allah yang
terutama tentang keselamatan. Keselamatan berasal dari Allah
bukan dari manusia dan Allah nampak sebagai pemberi hukum
yang tertinggi, kedaulatan Allah dalam sejarah dan satu-
satunya juru slamat.
Yesaya memperingatkan bangsa Yehuda tentang
penghakiman sebagai akibat kerusakan moral, pelanggaran
atau kesalahan-kesalahan secara politik, ketidak adilan sosial
maupun perzinahan secara rohani. Karena Yehuda tidak mau
kembali dari perbuatan-perbuatan mereka dan bertobat, maka
Yesaya mengumumkan tentang kejatuhan Yehuda.
Meskipun demikian, Allah tetap setia terhadap janji-Nya
yang disediakannya bagi suatu “sisa” atau orang-orang yang

37
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

tetap setia kepada-Nya. Allah akan menyediakan keselamatan


dan pembebasan pada masa yang akan datang. Juru selamat
akan datang kepada Yehuda dan mengerjakan baik penebusan
maupun restorasi. Orang-orang Kafir akan datang kepada
terang-Nya dan zaman berkat yang bersifat universal akan
tiba.

V. Berita Kitab Yesaya

A. Yahweh,Yang Maha Kudus Israel (1:1-12:6)

Ketika Yesaya menerima panggilannya untuk bernubuat


pada masa pemerintahan Raja Uzia mati (6), Yesaya melihat
Allah yang duduk di tempat yang yang Maha Tinggi dan dalam
kemuliaan-Nya di atas tahta-Nya. Terdengar suara Sherapim
yang berkata, ”kudus, kudus Allah yang Maha Tinggi, seluruh
bumi penuh kemuliaan-Nya”. Pengalaman nabi di dalam
panggilannya merupakan penetapan bagi pelayanannya.
Dari seluruh kitab, Yesaya merupakan kitab yang paling
terkenal yang menunjuk kepada “Yang Kudus dari Israel”
(1:4-12:6) . Phrase ini muncul dua belas kali dalam bagian
pertama (1-39) dan empat belas kali dalam bagian yang kedua
(40-66). Di luar Yesaya phrase ini hanya nampak enam (6)
kali dalam Perjanjian Lama. Dari Pemilihan Allah atas bangsa
Israel, Allah memerintahkan kepada umat, “kuduslah kamu
sebab Aku kudus” (Im.11:44-45; 19:5)
Panggilan Nabi tidak ditempatkan pada bagian pertama
sebagaimana Yeremia dan Yehezkiel (Yer.1:4-19; Yeh. 2:1-
3:15), tetapi ditempatkan di antara nubuatan-nubuatan
penghakiman dan pembebasan (1-5; 7-12). Disini terdapat 12
pasal yang dapat digambarkan kepada suatu Tripartic dengan
tiga panel:

38
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Visi tentang ”Yang


Maha Kudus di
Israel” (6)

Nubuatan
Nubuatan
tentang
penghakiman
penghakiman
dan
dan
pengharapan
penghukuman
(1-5)
(7-12)

Panel (1 ) memperkenalkan tentang kekudusan Allah,


kerajaan Allah dan penghakiman
Panel sentral (2) menjelaskan mengapa Yesaya gemetar
dengan kekudusan dan kerajaan Yahweh
Panel (3) mengaplikasikan kekudusan Allah, Raja yang
besar kepada konteks raja-raja Yehuda, Israel, Aram dan
Asyur
Narasi panggilan Nabi melalui visinya tentang kekudusan
Allah, penetapan kerajaan-Nya dan penghakiman-Nya atas
manusia adalah suatu pokok tunggal yang sangat penting yang
diberikan kepada pembaca sebagai focus seluruh kitab.
Yesaya menerima visi tentang raja yang besar, Tuhan (adonai,
6:1; band.1:24; 3:1; 10:33), raja alam semesta.
Fenomena kehadiran Allah ini sama halnya seperti
penampakan-Nya di gunung Sinai pada waktu pentahbisan
Tabernakel (Kel.19:16; 40:34-35:1 band. 1 Raj.8:10-11)
penuh dengan kemuliaan Allah, bumi gemetar dan api nampak
membakar. Nabi Yesaya dikuasai oleh kekagumannya kepada
Allah sama seperti Musa ketika Ia menerima suatu visi tentang
kemulian Allah (kel.34:29-35).
Di hadapan kekudusan Allah, Yesaya mengakui kesalahan
bangsa Israel termasuk kesalahannya sendiri. Umat Tuhan

39
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

tidak mempersiapkan diri dalam menerima Dia dalam


kekudusan dan kemuliaan, sehingga hal inilah yang
mencemaskan hatinya.(6:5)
Narasi panggilan Yesaya memperkenalkan Tuhan, Dia satu-
satunya Allah Yang Maha Kudus di Israel (1:4;5:19, 24; 10:17,
20, 33)

B. Allah sebagai Juruslamat dan Pembebas

Kekudusan Allah juga berarti bahwa dia setia kepada


janji-Nya. Karena Allah adalah Allah yang kudus, maka ia
tidak hanya menyediakan hidup yang berlimpah kepada Israel,
tetapi Dia juga akan menjadi Juruselamat dan pembebas
mereka (41:14; 43:3, 14)
Nama Yesaya sendiri (Yahweh akan menyelamatkan atau
Yahweh adalah keselamatan) merefleksikan aspek-aspek
tentang sifat Allah ini. Dia akan mendatangkan bangsa dari
Asyur dari koalisi Syro-Ephraim (8:1-14), dari Asyur (17:10;
11:10-12:3) dan dari Babel (45:17; 48:14, 20; 49:25-26). Allah
sendiri akan mempertaruhkan diri-Nya sendiri dihadapan mata
bangsa-bangsa melalui keselamatan umat-Nya (52:7-10)
Bapa mereka sendiri bukanlah Abraham, Ishak atau Yakub,
tetapi Allah sendiri. Dan Ia akan memberikan belas
kasihannya atas anak anak-Nya.
Dalam Alkitab Ibrani istilah “goel” (penebus) memiliki
arti yang dekat yang menyatakan tentang keselamatan dan
pembebasan. Kata kerja :”go’el” yang berarti “menebus
kembali” menekankan kewajiban kaum kerabat atau keluarga
dan pembayaran biaya. Dalam Hukum Taurat, pembebas
sanak keluarga dibuat untuk melindungi bangsa Israel dari
utang sebagai akibat kebangkrutan ekonomi, usaha, terlilit
utang dan untuk melestarikan kelangsungan kehidupan
keluarga atau silsilah. Dalam Perjanjian Lama yang masuk

40
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

dalam penebusan sanak keluarga adalah tanah atau harta benda


dan orang sebagai penerus dari keluarga yang ditebus. Sanak
penebus akan menutupi utang dengan tujuan untuk melindungi
warisannya atau nama baiknya (Im.25:47-49)
Dalam kitab Yesaya berulang kali Allah digambarkan
sebagai TUHAN Penebus (go’el , Yes.43:14; 48:17 band.
41:14; 44:6, 24; 47:4; 49:26; 54:5, 8; 59:20; 60:16; 63:16).
Hanya Allah yang dapat menebus Israel dari Mesir (Kel.13:15;
Ul.7::8; 9:26; 2 Sam.7:23; 1 Taw.17:21; Mik.6:4), juga hanya
Dia yang dapat membebaskan mereka dari perbudakan di
Babel dan memperbaharui mereka untuk mewarisi apa yang
disediakannya di tanah Kanaan (1:27; 29:22; 35:9; 41:14;
43:1). “mereka dijual tanpa pembayaran, maka mereka akan
ditebus tanpa pembayaran juga” (52:3). Tetapi disisi yang lain
penekanan kata go’el tentang harga yang harus dibayar juga
menjelaskan penebusan Allah dengan harga yang sangat
mahal (43:3-4) . Mereka akan dibebaskan oleh Allah sehingga
bangsa-bangsa akan menyebut mereka, “bangsa yang kudus,
orang-orang tebusan Tuhan” (62:12)

C. Sisa

Remnant atau “sisa” adalah sekelompok orang dari bangsa


Isael yang selamat dari berbagai malaptaka yang ditimpakan
Allah atas bangsa Israel sebagai hukuman atas dosa mereka.
Keberlangsungan hidup “sisa” mewarisi kembali janji-janji
Allah. Masa depan dari kelompok ini akan bertumbuh dalam
kemurniannya, dalam kesetiaannya dan akan selamat dari
penghakiman Allah. Pengertian “remnant” atau “sisa” dalam
Perjanjian Lama memiliki arti yang sangat berbeda dengan
pengertian pada masa kini. Tema tentang “remnant”
merupakan tema pokok yang menjadi tonggak dalam sejarah

41
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

bangsa Israel. Sisa merupakan “tunas kehidupan baru” bagi


umat Allah.

Contoh-contoh remnant yang dimulai dari Perjanjian lama


sampai ke Perjanjian Baru dapat kita lihat dalam kehidupan
Nuh dan keluarga sebagai “sisa” dari bangsa Israel yang
dihukum oleh air bah, Lot dan keluarganya “sisa” penduduk
Sodom dan Gomora yang ditunggang balikkan oleh Allah,
Yosua dan Kaleb sebagai “sisa” generasi Mesir yang sampai
ke tanah Kanaan, bangsa Israel yang kembali dari pembuangan
sebagai “sisa” dari orang-orang yang setia, Yesus Kristus
adalah “sisa” batu yang dibuang tukang bangunan yang
menjadi batu penjuru.
Motif remnant dapat membedakan dua pokok penting:
1. Umat Allah yang benar dan umat Tuhan yang palsu
2. Masa kini dan masa depan umat Tuhan
Orang-orang yang selamat dari penghakiman, dibersihkan,
dimurnikan, dan menjadi remnant yang setia kepada Allah.
Tema remnant juga menekankan tentang kekudusan
Allah. Penghukuman Allah berada di atas umat-Nya, karena
dosa mereka. Keberlangsungan hidup umat Tuhan terancam .
Kedaan ini digambarkan Yesaya seperti, “pondok di kebun
anggur”, dan seperti “gubuk di kebun mentimun” (1:8-9),
“tunggul pohon yang tinggal” (6:13), “beberapa buah pohon
zaitun yang tertinggal di puncak pohon” (17:4-6), seperti
tonggak isyarat di atas puncak gunung (30:17).
Namun Remnant juga berbicara tentang Anugerah Ilahi,
pemilihan dan belas kasihan Allah, kehidupan yang baru akan
bertunas dari pangkalnya, suatu tunas yang benar dari
keturunan Daud (4:2-3; 11:1-16). Remnant yang setia dan
yang dimurnikan akan menjadikan Israel menjadi satu “kota
kebenaran” atau “kota yang setia” ((1:21-26), mereka akan
berakar di dalam negeri dan menjadi umat Tuhan yang

42
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

menghasilkan buah (37:30-32). Nama-nama anak Yesaya


merefleksikan dua dimensi dari remnant: Maher-Shalal-Hasy-
Baz (“cepat-cepat terhadap barang rampasan, tergopoh-gopoh
kepada jarahan” 8:1-3). Hal ini menggambarkan penghakiman
yang akan datang. Shear-Jashub (“suatu sisa akan kembali”
7:3) berbicara tentang pengharapan masa depan, anak-anak
Yesaya menjadi tanda bagi maksud Allah (8:16-18)

D. Roh Allah.

Seperti halnya kitab kitab lain khususnya dalam kitab


nabi-nabi Roh Allah adalah Roh yang memberikan inspirasi
dan kemampuan kepada para nabi (Bi.11:25-29; 1 Sam.10:6,
10, 18:10, 19:20-23; 1 Raj.22:22-23; 2 Raj.2:15; Neh.9:30;
Yeh.13:3; Yl.2:28; Zak.7:12; band, Luk.1:67, Kis.2:17-18,
19:6, 28:25; 1Kor.14:1, 32, 37; Ef.3:5; 2 Ptr.1:21; 1Yoh.4:1;
Why.16:13, 19:10, 22:6)
Penekanan ini juga terlihat di dalam kitab Yesaya: Roh Allah
memberikan hikmat dan pengetahuan (11:2), hamba Allah
diurapi oleh Roh Allah, yang diresponi melalui proklamasi
tentang kabar baik (61:1)
Dalam 40:7-8, Roh Allah memakai kata “ruah” secara
“ambiguity” (memiliki dua arti), suatu istilah yang dapat
berarti, “kekuatan atau spirit” dan “angin”. Meskipun rumput
akan menjadi layu oleh karena ditiup “angin” (ruah), tetapi
perkataan Allah (yang juga berasal dari “ruah”-Nya ) akan
kekal. Roh Allah membuat tujuan Allah menjadi nampak
(48:16). Dalam Yesaya juga Roh Allah nampak sebagai Roh
yang menciptakan kembali atau memperbaharui negeri yang
telah hancur (32:15, 34:16-35:2, 59:21-60:2, 63:10-14). Roh
Allah akan menjadi Roh yang memberikan “keadilan” dan
“kepahlawanan” (28:6, 42:1, 44:3).

43
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

E. Hamba Allah

Hamba Allah menjadi pokok penting dan sekaligus juga


merupakan perdebatan sampai masa kini. Beberapa kelompok
menafsirkan “hamba” dalam kitab Yesaya secara kolektif.
Penafsiran ini mengidentikkan “hamba” kepada bangsa Israel
atau remnant yang tetap setia kepada Allah atau beberapa
kelompok dari bangsa Israel yang dianggap representatif.
Pada sisi yang lain kelompok yang menafsirkan “hamba”
dalam presfektif individu mengidentikkannya kepada figur-
figur utama dalam Perjanjian Lama seperti Zerubabel,
Yoyakim, Musa, Uzia, Koresy, atau Yesaya sendiri.
Disamping itu, penafsiran yang bersifat individu ini juga
melihat “hamba” dalam kitab Yesaya sebagai tokoh atau Figur
eskatologi yaitu Mesias atau Yesus.

Perdebatan tentang identitas hamba dalam kitab ini kadang-


kadang mengalami jalan buntu. Para ahli lebih cenderung
menggabungkan kedua bentuk penafsiran itu, sebagai sesuatu
yang saling melengkapi.
Dalam kitab Yesaya, sebutan hamba atau nyanyian hamba
dapat diidentikkan dengan bangsa Israel. Hamba secara khusus
disebut hamba-Ku Israel atau hamba-Ku Yakub (41:8-9; 44:1-
2, 21; 45:4; 48:20; 49:36). Remnant yang lahir dari bangsa
Israel yang luput dari penghukuman Allah juga disebut sebagai
“hamba” atau hamba yang menderita. Allah membawa
mereka melalui api yang menghanguskan, dan melalui air
yang menghanyutkan (43:1-2), Mereka dijadikan Allah
sebagai kelompok kecil (41:8-14), hamba hamba-Nya yang
benar dan yang akan menyatakan hukum-hukum Allah kepada
bangsa-bangsa (42:1-9).

44
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Allah akan membawa umat-Nya dari ujung-ujung bumi


dan menjadi saksi-Nya (43:5-13). Dia akan mencurahkan Roh-
Nya atas hamba-hambaNya, dan mereka akan seperti rumput
yang tumbuh di tepi aliran air (44:1-4).
Yesaya juga mempersonifikasikan hamba: Dia lahir dari
seorang perempuan, Dia datang sebagai seseorang yang
dipisahkan dari bangsanya, seorang yang akan merestorasi
suku Yakub dan akan membawa kembali Israel. (44:24; 46:3;
49:3).
Tujuan Yesaya terhadap komunitas remnant dalam
periode restorasi ini tidak tercapai sebagai suatu bangsa yang
dimurnikan, dibersihkan dari dosa-dosanya dan hidup dalam
ketaatan terhadap perintah-perintah Allah, sebagai bangsa
yang kudus, benar dan tunduk di hadapan Allah. Yesaya
sendiri berbicara tentang ketidakadilan dalam komunitas yang
mengalami restorasi itu (58-59). Keganjilan-keganjilan dalam
kehidupan Umat Tuhan itu juga nampak dalam penglihatan-
penglihatan baik kepada Zakaria (psl.5) dan kepada Ezra (9:1-
15).
Pembaca-pembaca Kristen masa kini dapat memahami
kitab ini sebagaimana penulis-penulis Perjanjian Baru
mengikuti Yesaya sendiri. Dalam kaca mata mereka, Yesus
menjadi seorang remnant. Dia menjadi perwujudan dari orang-
orang Israel yang setia, menjadi hamba yang sungguh-sungguh
benar dan menderita. Tidak seperti remnant pada periode
restorasi, Dia tidak berdosa, (53:9; bnd. 1 Ptr. 2:22). Sebagai
perwujudan dari remnant yang setia, Dia akan memikul
penghukuman Allah bagi dosa-dosa manusia (di atas kayu
salib), dibuang, dan mengalami restorasi (kebangkitan) hidup
sebagai dasar bagi Israel baru, kembali mewarisi janji-janji
Allah.
Sebagai remnant atau “sisa” yang memberikan restorasi
kepada kehidupan, Yesus menjadi fokus pengharapan bagi

45
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

kelangsungan eksistensi umat Allah dalam suatu kerajaan


yang baru, Israel dan bangsa-bangsa yang baru. Sebagai dasar
pembaharuan bagi Israel, Kristus memanggil kawanan kecil
yang akan menerima kerajaan Allah (Dan.7:22,27; Luk.12:32)
dan mengangkat hakim-hakim bagi dua belas suku Israel
dalam zaman yang baru (Mat.19:28; Luk.22:30). Gereja
dipandang sebagai Israel pada zaman yang baru (Gal,6:16),
dua belas suku (Yak.1:1), suatu Umat Pilihan, Imamat yang
rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri (
Kel.19:6; 1 Ptr.2:9).

F. Iman

Keseluruhan kitab ini memberikan himbauan kepada umat Tuhan


untuk percaya akan Dia. Dalam bagian yang pertama (pasal 1-39),
umat Tuhan cenderung untuk mempercayai bangsa-bangsa lain
sebelum mereka percaya kepada Allah. Dalam bagian yang kedua
dan ketiga (40-55 dan 56-66) umat Tuhan dipanggil untuk percaya
kepada Tuhan yang dapat membebaskan mereka.
Yesaya menegaskan bahwa ada dua alasan mengapa
mempercayai Allah: alasan pertama, Allah haruslah dipercayai,
karena apapun yang dipercayai selain Dia akan gagal. Contoh yang
diuraikan oleh Yesaya dalam kitab ini adalah tentang raja Asyur dan
Ahaz. Yesaya memberitahu Ahaz, bahwa karena dia telah
mempercayai Asyur bukan Allah ketika Israel dan Syria
mengancamnya, maka akan tiba saatnya Asyur akan datang
menyerbu Yehuda seperti air bah (8:6-8)
Alasan kedua mengapa Allah harus dipercayai adalah karena Ia
tidak akan meninggalkan umat-Nya ketika mereka dibinasakan oleh
semua kepercayaan-kepercayaan mereka yang salah. Pada saat
demikian, Allah akan datang kepada mereka, menawarkan harapan
dan pembebasan (10:24-27). Bukankah Allah yang demikian patut
dipercayai? Dalam 12:2, “pastilah Allah keselamatanku”…, Allah

46
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

yang tidak membalikkan badan ketika Dia telah ditolak namun


secara terus-menerus mengulurkan tangannya dengan kasih. Dia
adalah Allah yang patut dipercayai.

Dalam pasal 40-55 Yesaya menguraikan tentang bangsa Yehuda


yang dibuang dan kehilangan pengharapan. Ini bukanlah masalah
kepercayaan yang keliru atau salah namun mengenai tidak adanya
kepercayaan (40:27) Dalam keputusasaan dan tidak adanya harapan,
mereka akan condong untuk tidak percaya kepada janji apapun,
maka Yesaya harus meyakinkan mereka mengenai kasih Allah yang
tidak berubah dan kekuasaan-Nya yang tak tertaklukkan oleh
apapun.

G. Dosa

Dalam kitab Yesaya dosa digambarkan sebagai pemberontakan


kepada Allah. Istilah ini muncul pada ayat pertama sesudah
superskrpisi (1:2) dan dalam ayat terakhir (66:24) dan di sepanjang
kitab ini. Pemberontakan terhadap Allah ini dimanifestasikan dalam
berbagai cara, salah satu dari antaranya adalah penyembahan kepada
allah-allah lain (1:7-9), kesombongan dan kemegahan manusia
dengan memuja orang-orang besar (2:12-17), bangsa Asyur tidak
mengakui bahwa mereka hanyalah alat di tangan yang maha kuasa
(10: 12-16), Bangsa Babel menyombongkan diri (47:10-11), raja
Babel menegaskan bahwa dia akan duduk diatas tahta surga (14:13-
14), Yerusalem yang tinggi hati berjalan dengan angkuhnya ( (3:16-
23), para ahli agama mencemooh sesamanya (65:1-5). Yesaya
menyebut semua ini sebagai pemberontakan. Pemberontakan adalah
kegagalan untuk memberikan tempat yang semestinya kepada Tuhan
semesta alam, yang kudus di Israel.
Pemberontakan ini juga dimanifestasikan dalam usaha untuk
mereduksi sikap religius menjadi performance ritual semata (sikap
lahiriah) bukan suatu kehidupan dimana karakter Allah diungkapkan

47
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

(sikap batiniah). Hal ini muncul secara langsung dalam Yes.1:10-15


dan dalam sepanjang kitab tersebut sampai pada pasal yang terakhir.
Sikap religius hanyalah merupakan pemegahan diri. Pasal 66:1-6
berbicara dalam cara yang sama dengan pasal 1 tentang kebodohan
manusia dalam beribadah yang semata-semata hanya memegahkan
diri sendiri dan bukan untuk menyenangkan hati Allah. Sebaliknya
kerendahan hati dan pertobatan merupakan tanda-tanda yang
esensial dari ketaatan terhadap Perjanjian Allah (57:15; 66:2)

VI. Kristus dalam kitab Yesaya

Ketika Yesaya berbicara tentang Kristus, ia berbicara


seperti penulis-penulis Perjanjian Baru dari pada sebagai
seorang nabi dalam Perjanjian Lama. Nubuatan Mesianisnya
lebih jelas dari pada nubuatan-nubuatan yang terdapat dalam
PerjanjianLama. Nubuatan itu menjelaskan banyak aspek
tentang pribadi dan pekerjaan Kristus dalam kedatangan-Nya
yang pertama dan kedatangan-Nya yang kedua.
Dalam kitab Yesaya ada beberapa nubuatan Mesianis yang
telah digenapi dalam Perjanjian Baru antara lain:
7:14 ---→ Mat.1:22-23; 9:1-2 ----→ Mat.4:12-16; 9:6 -----→
Luk.2:11; Ef.2:14-18; 11:1 ---→Luk.3:23-, 32; Kis.13:22-23;
11:2 ---→ Luk:3:22; 28:16 ----→ 1Ptr.2:4-6; 40:3-5-
→Mat.3:1-3; 42:1-4 ----→ Mat.12:15-21; 42:6 ---→
Luk.2:29-32; 50:6 ---→ Mat.26:67, 27:36; 52:14 ---
→Flp.2:7-11; 53:3 --→Luk.23:18; Yoh.1:11, 7:5; 1 Ptr.1:18-
19; 53:9 --→ Mat.27:57-60; 53:12 ----→ Mrk.15:28; 61:1-
2a ----→ Luk.4:17-19, 21

Perjanjian Lama memiliki lebih dari 300 nubuatan tentang


kedatangan Kristus pertama, dan Yesaya memberikan suatu
jumlah yang besar tentang hal itu. Nubuatan Yesaya tentang
kedatangan Kristus yang kedua merupakan nubuatan yang

48
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

masih menantikan penggenapannya termasuk 4:2; 11:2-6, 10;


32:1-8; 49:7; 52:13,15;59:20-21;60:1-3; 61:2b-3

Yesaya 52:13-53:12 adalah pasal sentral dalam kitab


Yesaya bagian yang kedua (40-66). Ada 5 (lima) stanza yang
nampak dalam bagian ini yang membedakan pekerjaan
keselamatan Kristus :
1. 52:13-15 Pengorbanan Kristus dengan segenap hati-
Nya (Kurban bakaran)
2. 53:1, 3 Keselamatan-Nya yang sempurna ( Kurban
ucapan syukur)
3. 53:4-6 Kristus mengerjakan penebusan yang
membawa damai dengan Allah (Kurban pendamaian)
4. 53:7-9 Kristus membayar atau mengganti pelanggaran
umat-Nya ( Kurban penebusan)
5. 53:10-12 Dia mati akibat dosa-dosa umat-Nya (Kurban
penghapus dosa)

VII. Pendekatan Perjanjian Baru terhadap kitab Yesaya

Penulis-penulis Perjanjian baru menunjuk kembali kepada


kitab Yesaya untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam zaman mereka. Yohanes Pembaptis berseru di
padang gurun, menyiapkan jalan bagi kemuliaan Allah (40:3;
Mat.3:3; Luk. 3:4-6; Yoh.1:23). Yesaya berbicara tentang
kelahiran Yesus melalui anak dara Maria (7:14; Mat.1:23;
Luk.1:34). Kegagalan pada generasi Yesaya menjelaskan
mengapa Yesus mengajar melalui perumpamaan sehingga
tidak dapat dipahami oleh para pendengarnya (6:9-10; 29:13
band. Mat.13:13-15, 15:7-9; Yoh.12:39-40; Kis.28:24-27)
Yesus diidentikkan dengan hamba yang menderita dalam
Yesaya: dijelaskan dalam penolakan-Nya, penderitaan-Nya
(53:1; Yoh.12:38; Kis.8:27-33) dan muzijat kesembuhan-Nya

49
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

(53:4; Mat:8:17). Catatan yang dipakai oleh Yesaya


berhubungan dengan misi Yesus kepada bangsa-bangsa (9:1-
2; Mat.4:13-16), ketika Ia ditolak di Nazaret (kota
kelahirannya). Tentang khotbah-Nya dan mujijat-Nya ketika
Ia di Galilea kepada bangsa-bangsa. Yesus mengidentikkan
dirinya sebagai hamba yang berbicara dalam Yesaya (61:1-3;
Luk.4:14-21). Yesus menghindari kepopulerannya dijelaskan
dalam suatu permohonan Yesaya (42:1-4; Mat.12:13-21)
Bagi Yohanes, kemuliaan tahta Allah yang dicatat dalam
kitab Yesaya nampak dalam visinya tentang pengukuhannya
(6:1-3; Yoh.12:41).

Paulus menjelaskan tentang masuknya orang-orang di luar


Yahudi kepada persekutuan umat Allah seperti yang dicatat
oleh nabi Yesaya (11:10 dalam Rm.15:12; 65:10 dalam
Rm.10:20), dan untuk memproklamirkan suatu sisa bagi
Israel (1:9 dalam Rm.9:29; 10:22-23 dalam Rm.9:27-28).
Sebagai bagian yang secara eksplisit dicatat dalam kitab
Yesaya, penulis Perjanjian Baru antara lain: pembaharuan
ciptaan dalam taman Eden yang hilang (65:17-66:24 dalam
Rm.8:18-25; Why.21-22). Allah dan umat Allah dalam
perumpamaan yang ditulis (5:1-7, 6:13, 4:2-3, 4:13; Yoh.15)
dan peringatan-peringatan keras melawan pengeritiknya (ahli-
ahli Taurat dan Farisi).

50
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Isaiah Rebukes the People

51
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

IV

KITAB YEREMIA

Pendahuluan

Kitab Yeremia merupakan suatu biografi kehidupan dan


pelayanan seorang nabi besar di Yehuda dalam suatu zaman
kegelapan. Nabi Yeremia dikenal sebagai nabi yang meratap,
nabi martir dan gada besi Allah. Biografinya adalah khotbah
hidup, dan kitabnya adalah sebuah mini-Alkitab. Orang-orang
kudus sepanjang zaman telah ditantang dan terinspirasi oleh
perbuatan dan kata-katanya. Yeremia adalah seorang imam
sebelum dia seorang dipanggil menjadi nabi. Ayahnya,
Hilkiah, mungkin adalah imam besar terkenal yang
memainkan peran penting dalam reformasi tahun 621 SM. (lih.
2 Taw 34: 9). Sebagai anak laki-laki, tidak diragukan Yeremia
akan menemani ayahnya ke Bait Suci dari waktu ke waktu. Dia
akan belajar dengan mengamati panggilan yang dia harapkan
ketika dia mencapai usia tiga puluh.
Yeremia dibesarkan di desa Anathoth, sekitar dua mil sebelah
utara Yerusalem. Desa ini adalah bagian dari wilayah suku
Benyamin. Mungkin masa kanak-kanak di daerah pedesaan ini
menyumbang banyak metafora pertanian yang digunakan
Yeremia selama pelayanannya.

Masa Pelayanan Yeremia

a. Masa Pemerintahan Yosia (640-609 SM)


Yeremia dipanggil sebagai nabi selama pemerintahan
Yosia, raja Yehuda yang baik, yang terakhir memerintah
bangsa Israel. Beberapa dugaan bahwa ia diajari oleh nabi

52
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Zefanya selama masa kanak-kanaknya. Dia tentu saja tidak


belajar kesalehan dari ayahnya Amon yang melakukan
kejahatan di mata Tuhan (2 Taw. 33:22). Ketika Yosia mulai
memerintah, Yehuda adalah negara bawahan di dalam
Kekaisaran Asyur yang besar. Pemerintah Asyur menuntut
orang-orang Yahudi untuk memuliakan dewa-dewa Asyur.
Jadi penyembahan berhala adalah hal yang lazim di Yehuda
selama periode ini.
Pada tahun kedelapan masa pemerintahannya, ketika
usianya baru enam belas tahun, Yosia mulai mencari Tuhan
ayahnya, Daud (2 Taw 34: 3). Pada tahun kedua belas pada
usia dua puluh raja mulai membersihkan Yerusalem dari
semua perlengkapan penyembahan berhala. Kampanyenya
diperluas ke wilayah yang pernah ditempati oleh sepuluh suku
utara, wilayah yang telah dimasukkan ke dalam Kekaisaran
Asyur. Ini adalah tantangan langsung bagi hegemoni Asyur di
wilayah tersebut. Karena Kekaisaran Asyur pada saat ini
lemah, Yosia tidak pernah dipaksa untuk mempertahankan
tindakannya di medan perang.
Pada tahun ketiga belas Yosia, Yeremia dipanggil oleh
Allah untuk menjadi nabi bagi bangsa-bangsa. Catatan
otobiografi panggilan itu dicatat di Pasal pertama kitab
Yeremia. Yeremia enggan dan berdalih terhadap panggilan
yang diberikan kepadanya karena ia hanyalah seorang muda.
Tonggak pertama dalam pelayanan nabi adalah reformasi
besar pada tahun kedelapan belas Yosia. Gulungan Hukum
Allah ditemukan oleh imam besar Hilkia yang terkubur di
bawah puing-puing di Bait Allah. Setelah memastikan bahwa
ancaman dan kutukan yang terkandung dalam gulungan ini
masih berlaku, Yosia mengintensifkan kampanyenya untuk
membersihkan tanah penyembahan berhala. Yeremia pasti
telah menjadi peserta aktif dalam upaya ini. Banyak materi

53
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

khotbah dalam Pasal 2–7 kitab ini tumbuh dari konteks


reformasi besar ini.
Selama delapan belas tahun pelayanannya, sampai akhir
kehidupan Yosia, Yeremia mendapat dukungan dalam upaya
pengabarannya. Yosia meninggal ketika ia terlibat dalam
pertempuran dengan melibatkan Firaun Neco di lembah
Megido pada tahun 609 SM. Neco sedang bergerak ke utara
untuk memperkuat sisa-sisa pasukan Asyur di sungai Efrat.
Yeremia sangat terpengaruh dan bersedih oleh kematian yang
tidak masuk akal dari raja yang saleh ini. Dia menulis beberapa
ratapan yang digunakan penyanyi Yudea selama bertahun-
tahun untuk memperingati kematian Yosia (2 Taw 35:25).
Dia dipanggil sebagai nabi selama pemerintahan Yosia,
raja Yehuda yang baik, yang terakhir memerintah bangsa
Israel. Raja Yosia dan nabi Yeremia menjadi pasangan yang
serasi dalam mengusahakan reformasi di tengah-tengah situasi
yang dialami oleh bangsa Israel. Tetapi reformasi yang
dikenal dengan reformasi Yosia tidak dapat membendung arus
kemurtadan bangsa Israel yang mengalir terus sampai kepada
empat raja yang memerintah setelah dia.
Umat Israel bertumbuh dalam pemberontakan dan
kemerosotan moral, iman dan situasi ini lebih berbahaya jika
dibandingkan dengan zaman sebelum pembuangan (3:11).
Mereka telah menyeleweng dari ibadah yang benar kepada
Allah kepada ilah-ilah asing. Karena menolak untuk bertobat
atau mendengarkan suara nabi Allah, maka Allah harus
mengobati mereka dengan cara pembedahan yang sangat
radikal. Yeremia memproklamirkan tentang penghakiman atas
bangsa itu secara bertubi-tubi, Allah akan memakai Babel
sebagai alat penghakiman-Nya. Kitab ini mencatat bangsa-
bangsa sebanyak 164 kali lebih daripada kitab-kitab yang lain.
Yeremia setia untuk memproklamirkan penghukuman
Allah atas pemberontakan Yehuda selama 40 tahun. Untuk

54
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

berita yang disampaikannya, Yeremia harus mengalami


berbagai penderitaan, dia dipukuli, dikucilkan dan dipenjara.
Yeremia sering kali ingin berhenti dari tugasnya sebagai
seorang nabi karena berita yang disampaikannya serta
sambutan orang-orang yang tidak mau mendengar berita itu.
Tetapi Yeremia tetap teguh untuk menyampaikan berita itu
sampai perjuangannya yang terakhir. Yeremia menjadi nabi
yang meratap (9:1, 13:17), kesepian, ditolak dan dianiaya.

b. Masa Pemerintahan Yoahaz (609 BC)


Orang-orang di negeri itu mengurapi Salum sebagai raja
menggantikan ayahnya. Salum mengambil nama tahta
Yoahas. Raja ini memerintah tetapi tiga bulan. Dia kemudian
dipanggil ke Riblah oleh Firaun Neco. Di sana ia diikat dan
dideportasi ke Mesir. Tampaknya banyak orang menganggap
Yoahas sebagai raja yang sah bahkan setelah ia dideportasi.
Mereka berharap dia kembali untuk mengklaim takhtanya.
Namun, Yeremia mengumumkan bahwa Salum akan mati di
tempat di mana mereka membawanya sebagai tawanan (Yer.
22:11-12 ).

c. Masa Pemerintahan Yoyakim (609-598)


Firaun Neco memilih saudara laki-laki Shallum, Eliakim,
untuk menjadi raja yang baru. Neco memberikan nama
Yoyakim kepada Eliakim. Raja yang baru ditempatkan di
bawah kewajiban upeti tahunan yang sangat besar untuk
Mesir. Dalam 605 SM. Ketika Neco dikalahkan oleh
Nebukadnezar dalam pertempuran Karkemis, Yoyakim
beralih kesetiaan ke Babel. Raja yang licik ini mampu
mempertahankan dirinya di atas takhta Yehuda selama sebelas
tahun. Itu adalah tahun-tahun yang menyedihkan bagi
Yeremia. Kehidupan nabi dalam bahaya secara terus-menerus.

55
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Yoyakim adalah sasaran dari banyak kritik dan nubuatan yang


paling keras dari Yeremia.

d. Masa Pemerintahan Yoyakin (597 BC)

Setelah Yoyakim meninggal ada bulan Desember 598 SM.


Ia digantikan oleh putranya, Konya, yang mengambil nama
takhta dengan nama Yoyakhin. Setelah masa pemerintahan
lebih dari tiga bulan, raja muda ini dipaksa untuk menyerah
kepada Nebukadnezar pada bulan Maret tahun 597 SM. Pada
waktu itu ia dideportasi ke Babel dengan sepuluh ribu
rakyatnya. Yeremia meramalkan bahwa tidak ada keturunan
Yoyakhin yang akan berhasil duduk di atas takhta Daud di
Yehuda (Yer 22:30).

e. Masa Pemerintahan Zedekia (597–586 SM)


Nebukadnezar mengangkat Mattaniah, putra Raja Yosia
yang lain, sebagai raja bawahannya di Jerusalem. Mattaniah
mengambil nama takhta Zedekia. Raja Perjanjian Lama
terakhir ini memerintah selama sebelas tahun. Dia berada di
bawah tekanan konstan dari penasihatnya untuk
memberontak melawan Nebukadnezar. Di sisi lain, Yeremia
secara konsisten mendesak Zedekia untuk menyerah kepada
Babel. Raja tidak bisa menahan tekanan untuk mencari aliansi
dengan Mesir melawan Nebukadnezar. Manuver politik ini
menyebabkan kehancuran Yerusalem pada tahun 586 SM.

Nama Kitab Yeremia


Dalam bahasa Ibrani nama kitab ini disebut yirmeyahu
atau yirmeyah, secara harafiah dapat berarti Yahweh
melemparkan. Barangkali nama ini merupakan suatu pokok
dari keseluruhan isi berita yang disampaikan oleh Yeremia.
Yaitu berita tentang Yahweh yang menetapkan, menentukan

56
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

atau mengutus bangsa Yehuda ke pembuangan sebagai akibat


dosa mereka yang keluar dari ketetapan Yahweh .

Analisa dan Pembagian kitab Yeremia


Kitab Yeremia dapat disusun berdasarkan beritanya yang
tetap: penyerahan kepada kehendak Allah adalah satu-satunya
jalan untuk menghindari malapetaka. Penghakiman tidak
dapat ditunda atau dihentikan. Tetapi Yeremia juga
menjanjikan suatu restorasi bagi suatu sisa yang tetap setia
kepada Allah
Kitab ini dapat dibagi kedalam beberapa bagian antara lain :
1. Panggilan Yeremia (1)
2. Mengenai Yehuda (2-45)
3. Mengenai bangsa-bangsa (46-51)
4. Penggenapan atau penyempuranaan penghakiman (52)

1. Panggilan Yeremia (1)

Bagian ini dimulai dengan panggilan Yeremia untuk


menjadi nabi pada “tahun ketiga belas pemerintahan Yosia”
yaitu tahun 627 BC (1:2). Yeremia dipanggil dan dikuduskan
sebelum ia lahir untuk menjadi seorang nabi Allah. Pasal
pendahuluan ini menjelaskan tentang identitas, pelantikan
serta instruksi-instruksi bagi seorang nabi.

2. Mengenai Yehuda (2-45)

Bagian ini merupakan bagian yang terpanjang dalam kitab


Yeremia yang menjelaskan tentang kehidupan bangsa Yehuda.
Dalam bagian ini,Yeremia mengkomunikasikan perkataan-
perkataan Allah dengan memakai berbagai perumpamaan,
melalui khotbah-khotbah dan bahan-bahan pelajaran.

57
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Kehidupan nabi Yeremia menjadi salah satu ilustrasi yang


dipakai untuk menggambarkan keadaan Yehuda. Di dalam
bagian ini juga banyak ditemukan bahan-bahan pelajaran yang
dipakai oleh Yeremia antara lain: (13:1-11)
Dari rangkaian berita yang disampaikan, Yeremia
mendaftarkan penyebab mengapa Yehuda mendapat
penghakiman Allah. Orang-orang kafir lebih setia kepada allah
mereka dari pada Yehuda terhadap Yahweh. Mereka (tanpa
kecuali) menjadi anggur yang asam oleh karena mereka
mengikuti ilah-ilah asing. Umat Allah ini dihukum karena
pekerjaan-pekerjaan mereka yang sia-sia, yang tidak taat
terhadap perjanjian Allah dan melakukan perzinahan secara
rohani.
Yeremia menjelaskan dosa-dosa Yehuda khususnya
penyembahan berhala yang mereka lakukan seperti yang
dilakukan oleh orang-orang Kanaan. Mereka bahkan
mempersembahkan anak-anak mereka kepada dewa-dewa
Molokh (dewa Kanaan). Yeremia juga menjelaskan tentang
banyaknya ilah-ilah mereka yang sama banyaknya kota-kota
dan jalan-jalan di Yerusalem (11:12-13)
Allah mengikat dirinya sendiri kepada Yehuda, tetapi
Yehuda seperti ikat pinggang yang telah lapuk, mereka
melakukan kesalahan dan tidak berguna sama sekali. Yeremia
menyediakan suatu masa untuk menyadari dan mengakui
segala kesalahan itu, tetapi mereka tidak kembali kepada
Allah. Nabi Yeremia hanya dapat meratapi nasib bangsanya.
Penghukuman atas Yehuda dan Yerusalem digambarkan
oleh Yeremia dengan memakai kata utara sebagai petunjuk
tempat darimana penghakiman itu akan datang. Penghukuman
itu datang dalam penglihatan Yeremia :
- Periuk yang mendidih datang dari utara (1:13)
- Malepetaka datang dari utara (1:14, 4:6, 6:1)
- Kaum dari utara (1:15, 25:9 band. 50:3, 9, 41, 48)

58
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

- Suat bangsa dari utara (6:22-23)


- Besi dan tembaga dari utara (15:12)

Sebagai suatu tanda kesegeraan datangnya penghakiman,


Yeremia dipakai oleh Allah menjadi ilustrasi, Dia tidak
diijinkan untuk menikah dan harus melakukan puasa (16:1
dst). Bangsa Yehuda yang tidak mau percaya kepada Allah
dan tidak memelihara Sabbat, akibatnya negeri itu akan
mendapat Sabbat nya ketika mereka dibuang. Yerusalem akan
dikuasai oleh bangsa-bangsa kafir, pemimpin-pemimpinnya
akan dibuang ke Babel. Yeremia mengumumkan lamanya
pembuangan bangsa itu selama 70 tahun. Pemberitahuan
Yeremia ini berbeda dari berita yang disampaikan oleh nabi-
nabi palsu yang mengatakan bahwa hal ini tidak akan terjadi.
Salah satu isu dalam bagian ini ialah apakah materi yang
tertulis dalam pasal 1-25 berasal dari Yeremia? (ya) Tentu kita
tetap berpegang kepada peranan Barukh sebagai juru tulis
Yeremia. Tetapi bukankah bahwa nama Barukh baru
disebutkan sesudah pasal 32, meskipun ia telah bersama-sama
dengan Yeremia sejak awal?
Karena beritanya (2-25), Yeremia menderita sengsara dan
dimusuhi (26-45). Dia ditolak oleh nabi-nabi dan para Imam
yang berusaha untuk membunuhnya. Yeremia
memproklamirkan berita yang tidak disukai oleh bangsanya
yaitu ketaatan terhadap disiplin Ilahi. Disamping itu, Yeremia
juga menyampaikan suatu jaminan terhadap restorasi bagi
bangsa Yehuda (sisa) dan pengharapan di bawah Perjanjian
Baru (30-33). Suatu remnant atau sisa akan dibebaskan dan
suatu zaman yang baru akan segera tiba.
Pengalaman Yeremia secara pribadi dalam
penderitaannya, menjadi suatu bahan pelajaran penting yang
nampak dalam pasal 34-35. Tidak lama setelah Yeremia
meninggalkan istana, ia mengutus sekretarisnya Barukh untuk

59
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

membacakan atau menyampaikan peringatan akan


penghakiman atas kerajaan. Raja Yoyakim membakar
gulungan kitab itu dan memenjarakan Yeremia.
Sesudah kehancuran Yerusalem sebagai penggenapan
dari nubuatan, Yeremia dibawa ke Mesir bersama-sama orang
Yahudi yang dibuang kesana. Di sana Yeremia juga bernubuat
tentang kehancuran Nebukadnezar atau Babel yang akan
mengalami invasi dari Mesir.

3. Mengenai Bangsa-Bangsa (46-51)

Pasal ini merupakan suatu rangkaian nubuatan


penghakiman terhadap bangsa-bangsa. Ada sembilan bangsa
yang disebutkan antara lain: Mesir, Philistin, Moab, Amon,
Edom, Damaskus, Arabia, Elam dan Babel. Dari sejumlah
bangsa itu, hanya Mesir, Amon, Moab dan Elam yang
mendapat janji Restorasi.
Urutan-urutan nubuatan terhadap bangsa-bangsa ini
berbeda dalam Versi Ibrani (MT) dan Versi Yunani atau
Septuaginta (LXX). Perbedaan ini pertama-tama disebabkan
perbedaan jumlah atau isi dalam kedua versi (LXX lebih
singkat + 700 kata daripada MT) . Perbedaan urutan nubuatan
terhadap bangsa-bangsa itu dalam kedua versi dapat dilihat
sebagai berikut :

LXX Bangsa-Bangsa MT

25: 15-29 Elam 49:34-39

26 Mesir 46:2-38

27-28 Babel 50:1-51:58

29:1-7 Filistea 47:1-7

60
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

30:1-16 Edom 49:7-22

30:17-22 Amon 49:1-6

30:23-28 Kedar 49:28-33

30:29-33 Damsyik 49:23-27

31 Moab 48:1-47

32 Bangsa-Bangsa 25:15-38

4. Penggenapan atau konsumasi Penghakiman (52)

Deklarasi tentang penghakiman dan kematian yang


dikumandangkan selama 40 tahun, pada akhirnya terlaksana
dalam suatu peristiwa yang sangat mengerikan seperti
dilaporkan empat kali dalam Alkitab (II Raj.25; II Taw.36;
Yer.39, 52). Sebagai suplement atau penjelasan dalam sejarah
tersebut maka dicatatlah tentang Yerusalem yang dikuasai,
dihancurkan dan dirampas, pemimpin-pemimpinnya dibuang
bersama-sama bangsa Yehuda ke Babel

Bagian ini merupakan lampiran yang kemungkinan


ditambahkan kemudian oleh seorang editor dan tidak mungkin
ditulis oleh Yeremia karena jangkauan waktu yang sangat jauh
hingga kematian Nebukadnezar. Editor bagian ini memberikan
petunjuk yang jelas yang tidak perlu lagi diperdebatkan
tentang penulisannya, sampai disinilah perkataan-perkataan
Yeremia (51:46)

61
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Latar Belakang Sejarah kitabYeremia

1. Penulis Kitab Yeremia

Pertanyaan-pertanyaan tentang siapa penulis kitab ini


merupakan pertanyaan klasik sebagaimana kitab-kitab
Perjanjian Lama lainnya. Bagi kita, kitab ini memberikan
informasi tentang Yeremia anak Imam Hilkiah yang tinggal di
Anatot (kira-kira 2 mil sebelah utara Yerusalem). Pandangan
para teolog moderen menganggap bahwa kitab ini berisi
beberapa tradisi perkataan-perkataan Yeremia yang
dirangkaikan dengan Deutronomostic (Hukum kedua/ kitab
Ulangan). Pandangan ini merupakan suatu asumsi yang tidak
memiliki dasar dan penolakan terhadap bukti-bukti baik
secara internal maupun secara eksternal terhadap Yeremia
sebagai penulis.
Kitab ini mencatat bahwa Yeremia sebagai penulis (1:1),
Yeremia mendiktekan semua nubuatan yang diterimanya dari
Allah kepada sekretarisnya Barukh yang dimulai dari awal
pelayanannya sampai tahun ke empat pemerintahan raja
Yoyakim. Sesudah gulungan kitab yang telah ditemukan pada
masa pemerintahan raja yang baik yaitu Yosia tahun 622 BC
dibakar oleh Yoyakim, Yeremia kembali mendiktekan suatu
edisi yang lebih lengkap kepada Barukh (36-38).
Bagian-bagian terakhir dalam kitab Yeremia ini juga
disusun olehnya, kecuali pasal terakhir (52) yang
kemungkinan tidak ditulisnya. Bagian ini (52) memiliki
persamaan dengan apa yang dicatat dalam kitab 2 Raj.24:18-
25:30, yang kemungkinan itu ditambahkan oleh Barukh.
Nabi Daniel menyinggung nubuatan Yeremia tentang
masa 70 tahun pembuangan (Dan.25:11-14, 29:16, 9:2).
Kepenulisan Yeremia juga mendapat dukungan atau bukti

62
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

bukti dari luar Alkitab seperti kitab Ecclesiasticus dari


Josephus dan Talmud. Bukti yang lain tentang kepenulisan
Yeremia juga dicatat dalam Perjanjian baru menyangkut
nubuatan yang disampaikannya (Mat.2:7-18)

2. Tanggal dan Setting

Yeremia sezaman dengan zefanya, Habakuk, Daniel dan


Yekezkiel. Pelayanannya dimulai dari tahun 620 BC sampai
tahun 580 BC. Yosia menjadi Raja Yehuda (yang baik)
terakhir yang memerintah dari tahun 640 BC hingga tahun 609
BC. Tahun 622 BC tahun ditemukannya gulungan kitab Musa
yang telah lama hilang dan tahun ini merupakan tonggak
sejarah, dimana Yosia menetapkan suatu reformasi spiritual
secara nasional bagi bangsa Yehuda. Yeremia menjadi sahabat
dan rekan kerja raja Yosia dalam melayani bangsanya.
Yeremia meratapi kematian raja Yosia yang dibunuh oleh
Firaun Necho dari Mesir tahun 609 BC.
Pada waktu itu, Babel sudah menaklukkan Niniwe ibukota
Asyur tahun 612 BC. Yoahas menggantikan Yosia menjadi
raja atas Yehuda, tetapi ia hanya dapat bertahan selam tiga
bulan sebelum ia dibuang oleh ke Mesir oleh raja Firaun
Necho.
Yoyakim (609-597 BC) menjadi raja Yehuda berikutnya.
Ia memerintah sebagai boneka dari penjajah yaitu Mesir
hingga tahun 605 BC. Dalam periode berikutnya Mesir
dikalahkan oleh Babel di Karkemis. Nebukadnezar menguasai
Palestina dan mendeportasi orang-orang penting seperti halnya
Daniel ke Babel. Yoyakim menjadi boneka Babel, ia menolak
peringatan yang disampaikan oleh Yeremia tahun 601 BC dan
memberontak melawan Babel.
Yoyakin menjadi raja Yehuda yang berikutnya pada tahun
597 BC, tetapi kemudian ia digantikan oleh Zedekia tiga bulan

63
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

berikutnya ketika Nebukadnezar mengalahkan Yerusalem dan


mendeportasi Yoyakin ke Babel. Zedekia menjadi raja
Yehuda yang terakhir. Karena usahanya untuk membangun
koalisi dengan Mesir berakibat kepada penaklukan
Nebukadnezar atas Yerusalem tahun 586 BC.
Yeremia melayani dalam tiga periode penting, yaitu:
1. Dari tahun 627 BC - 605 BC, yang bernubuat tentang
Yehuda yang akan dikalahkan oleh Mesir.
2. Dari tahun 605BC – 586 BC Yeremia
memproklamirkan penghakiman Allah, ketika Yehuda
dikalahkan oleh Babel
3. Dari tahun 586 BC - 580 BC, Yeremia melayani di
Yeusalem dan di Mesir sesudah kejatuhan Yehuda

3. Tema dan Tujuan kitab Yeremia

Tujuan kitab Yeremia dapat disimpulkan ke dalam dua


tujuan penting, pertama maksud Yeremia adalah untuk
memberitahukan pelanggaran dan dosa-dosa bangsa Yehuda,
yaitu dosa penyembahan berhala dan dosa-dosa lainnya.
Kedua, kitab Yeremia bertujuan untuk memberitahukan
penghukuman sebagai akibat dosa bangsa yang tidak mau
bertobat dan kembali kepada Allah.
Dalam kitab Yeremia, Allah nampak sebagai Allah yang
penuh dengan kesabaran dan Allah yang kudus. Dia menunda
penghakiman dan mengharapkan agar bangsa Yehuda bertobat
sebelum terlambat. Gambaran tentang kedaulatan dan
kesabaran Allah dinyatakan melalui suatu bahan pelajaran di
rumah pembuat barang tembikar. Bejana atau barang tembikar
itu dijatuhkan hingga pecah dalam kedaulatan si penjunan
dengan tujuan agar dapat diperbaiki secara lebih sempurna
oleh sang “penjunan” itu (18:1-4).

64
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Kekerasan hati bangsa Israel yang tidak mau kembali


kepada Allah juga digambarkan melalui bahan pelajaran yang
sama seperti sebuah bejana tanah liat yang telah mengeras,
yang sulit atau tidak dapat lagi dibentuk, kecuali dipecahkan
(19:10-14). Pernyataan Allah jelas, waktu pertobatan akan
segera berakhir dan hilang karena mereka menolak untuk
mendengar, sehingga penjajahan Babel tidak lagi dapat
terelakkan.
Pada sisi yang lain, Yeremia juga membawa berita tentang
pengharapan dan restorasi dimana akan selalu ada sisa yaitu
orang-orang yang tetap setia kepada Allah dan menetapkan
suatu Perjanjian Baru.

4. Pokok-pokok penting dalam kitab Yeremia

a. Yahweh dalam kitab Yeremia

Kitab Yeremia menurut teolog Historis Kritis berisi


kreativitas-kreativitas teolog Israel, tetapi pandangan ini
merupakan sesuatu yang asing dalam kitab Yeremia. Yeremia
tidak memperkenalkan suatu ide baru tentang Allah,
sebaliknya dia memproklamirkan Yahweh kepada bangsa
Israel sebagaimana nabi-nabi sebelumnya. Yeremia memohon
kepada bangsa Israel agar bangsa itu, bertanya tentang jalan-
jalan yang dahulu kala, bertanya tentang jalan yang baik dan
berjalan di dalamnya (6:16). Gagasan nabi tentang dirinya
sebagai orang yang memanggil bangsa Israel untuk setia
kepada perjanjian Allah dahulu.
Yahweh adalah Allah yang hidup, sumber air yang hidup
(2:13). Bagi Yeremia Yahweh adalah Allah yang berdaulat
penuh atas dunia. Dia adalah pencipta dunia. Allah berdaulat
atas seluruh ciptaan dan seluruh isinya. Meskipun Yahweh
adalah unik bagi Israel (2:3-4, 10:16, 7:13), tetapi Dia juga

65
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

berkuasa atas bangsa-bangsa. Yeremia tidak diutus hanya bagi


bangsa Israel saja, tetapi ia diutus menjadi nabi bagi bangsa-
bangsa (1:4), atas bangsa-bangsa dan kerajaan-kerajaan untuk
mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan
meruntuhkan dan untuk membangun dan menanam (1:10).
Nubuatan Yeremia yag melawan bangsa-bangsa kafir adalah
suatu kesaksian oleh nabi bahwa Yahweh adalah penguasa atas
dunia ini.
Penekanan terhadap dosa-dosa dan kesalahan Israel, juga
ingin menggambarkan tentang kekudusan Allah, Allah adil,
Dia akan menghukum ketegartengkukan, pemberontakan, dan
kekerasan hati bangsa yang tidak mau berbalik kepada Allah.
Di sisi lain, kekudusan dan keadilan Allah ditunjukkan secara
bersama-sama. Allah panjang sabar, berbelas-kasihan, penuh
rahmat, tetapi di sisi yang lain, Dia adalah Allah yang tidak
membiarkan dosa, tetapi menghukumnya.

b. Umat Allah dan Perjanjian Baru

Bagi Yeremia bangsa Israel adalah bangsa yang telah


dipilih oleh Allah. Nabi memakai banyak perumpamaan untuk
menggambarkan keunikan status bangsa Israel: Isarel adalah
buah sulung Allah (2:3), anggur pilihannya (2:21), pengantin
perempuan yang dikasihinya (2:2, 3:14), kawanan dombanya
(13:17), kebun anggurnya (12:10), kepunyaannya sendiri
(12:7-9), Bapa bagi anak-anak yang tidak patuh, dan suami
bagi istri yang tidak setia (3:19-20)
Israel menjadi suatu bangsa Perjanjian Allah. Nabi
memanggil bangsa Israel untuk mengingat kembali kepada
hari-hari Musa, dimana Israel menjadi pengantin perempuan
bagi Allah (2:2). Bangsa Israel harus hidup dalam ketaatan
sebagaimana dahulu di Sinai. Mereka harus mencintai Allah
dengan segenap hati dan jiwa dan menjauhkan ilah-ilah asing

66
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

jika mereka ingin menikmati berkat di negeri yang dijanjikan


oleh Allah. (11). Berkat dan kutuk dari gunung Ebal dan
gunung Gerizim tetap berlaku bagi Israel pada generasi
Yeremia (11:26-32; 22:9 band. Ul.27-28). Perjanjian Allah
dahulu dengan Israel kembali mengklaim bangsa itu atas
rahmat-Nya, kasih-Nya (14:21), tetapi Israel harus memelihara
Taurat Tuhan itu.
Tetapi Yehuda pada zaman Yeremia tidak setia kepada
Allah. Dari mulai masa penaklukan sampai kepada zaman itu
(zaman Yeremia),bangsa Israel hanya menjadi perempuan
sundal (3:1-20), mereka meninggalkan kekasihnya dan
mengikuti Baal, mereka menolak pengajaran (2:30; 5:3; 17:23;
32:33; 35:13). Oleh karena itu mereka akan ditimpa oleh kutuk
(Ul.28).
Dalam khotbahnya kepada bangsa Yehuda,Yeremia
menegur bangsa itu akan kepercayaan palsu bangsa itu.
Pemilihan Allah atas mereka tidak berarti bahwa mereka tidak
dapat diganggu gugat. Jika mereka tidak taat terhadap hukum
Tuhan, mereka akan dihukum. Seperti yang telah dinubuatkan-
Nya, bait Allah akan dihancurkan, bangsa asing akan
menguasai negeri mereka dan menghancurkannya dan mereka
akan menjadi tawanan (7:9-11)

c. Yeremia dan Musa

Musa telah ditetapkan sebagai sumber dan pola bagi nabi–


nabi sesudah dia. Sebagaimana Allah menaruh perkataan-
perkataan-Nya di mulut Musa, maka Allah juga menaruh
perkataan-Nya dimulut Yeremia (1:9; Ul:18:18). Musa
dipanggil menjadi nabi dan diutus bagi bangsa-bangsa kafir
(Kel.3:10), ini juga menjadi cermin dalam panggilan Yeremia
sendiri (1:4, 10). Baik Musa maupun Yeremia memprotes atau
keberatan terhadap panggilan itu oleh karena ketidakmampuan

67
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

mereka dalam berbicara dan menyampaikan perkataan Allah


kepada bangsa Israel (1:6; Kel.4:10).
Musa menjadi seorang nabi perantara: usahanya tidak
mudah untuk menunjukkan Allah kepada bangsa itu, tetapi
juga untuk menunjukkan atau mewakili bangsa itu di hadapan
Allah. Musa menjadi perantara ketika bangsa itu
memberontak di Kadesh (Bil.14:17-19; Ul.9:23-29),
mempertaruhkan hidupnya sendiri di Sinai (Kel.32:31-
32;Ul.9:15-21; Mzm.106:19-23), dan memohon belas kasihan
kepada Allah atas Miryam (Bil. 12:9-15). Yeremia mengikuti
contoh yang ditunjukkan dan dilakukan oleh Musa (21:1-2;
37:3; 42:2-4), tetapi dengan suatu ironis: Yeremia yang telah
menjadi perantara di hadapan bangsa itu dalam waktu yang
sangat panjang, sekarang diperintahkan untuk menjadi
perantara untuk menyampaikan suatu penghukuman yang
tidak dapat lagi dibatalkan. Yeremia harus menjadi perantara
Allah untuk menyampaikan penghukuman Allah atas bangsa
itu, dan doa-doa mereka (termasuk doa Yeremia) tidak lagi
didengarkan (7:16; 11:14; 14:11-15:1).
Musa menyelamatkan bangsa itu dari kehancuran melalui
doa syafaat, tetapi sekarang Yeremia diperintahkan untuk
tidak menjalankan tanggung jawab itu. Musa adalah seorang
nabi yang memimpin bangsa itu keluar dari perbudakan di
Mesir, dan pada akhirnya Yeremia harus kembali kesana
(43:1-7). Dengan demikian kita dapat melihat suatu siklus
dalam sejarah Isarel, sebelum mereka memasuki tanah
Perjanjian, disini tidak ada pemerintahan, tidak ada seorang
raja, tidak ada seorang Imam, tidak ada bait Allah dan hanya
satu populasi. Tetapi kesetiaan Hamba Allah (38:7-12; 39:16-
18) dan Barukh (45:1-5), seperti Yosua dan Kaleb di hadapan
mereka, yang berbeda dari generasi sebagaimana mereka
menjadi bagiannya.

68
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Dalam kitab Yeremia terdapat persamaan-persamaan


dengan kitab Raja-Raja sebagai kesajajaran sejarah yang
terdapat dalam kedua kisah:
Yeremia 40:7-41 =========== 2 Raja-Raja 25:23-26
Yeremia 52:1-30 =========== 2 Raja-Raja 24:18-25:21
Yeremia 52:31-34 =========== 2 Raja-Raja 25-37-30
Yeremia 40:7-41:18 =========== 2 Raja-Raja 25:23-26
Yeremia 52:4-16 =========== 2 Raja-Raja 25:1-12

Aspek-Aspek Penting dalam Pelayanan Nabi Yeremia

a. Pelayanan Yeremia secara Umum : Dimensi


Pelayanan Yeremia yang dimulai dari pemanggilannya
pada tahun 627 SM. sampai sesudah kejatuhan Yerusalem
pada 586 SM, periode ini lebih dari empat dekade. Pelayanan
Yeremia multi-dimensi.
1. Berkhotbah. Dia adalah pengkhotbah pertama dan terutama.
Meskipun tidak fasih seperti Yesaya atau berwarna-warni
seperti Yehezkiel, tetap saja Yeremia adalah seorang utusan
yang kuat. Khotbahnya berdenyut dengan emosi. Metafora-
metafornya melukiskan gambaran yang jelas tentang dosa dan
kemurtadan.
2.Drama. Yeremia adalah seorang aktor sekaligus
pengkhotbah. Dia mendramatisir pesannya dari waktu ke
waktu untuk menarik perhatian audiens dan menggarisbawahi
kebenaran yang dia khotbahkan. Tindakan-tindakan simbolis
Yeremia tidak sekuat dan seaneh seperti yang ada pada
Yehezkiel, tetapi tindakan-tindakan simbolis ini tetap saja
menjadi ciri pemberitaan Yeremia mereka tetap aneh. Di
antara "alat peraga"-nya ada ikat pinggang yang lapuk,
tembikar dan pelarikan, piala berisi anggur, dan kuk sebagai
sarana dalam pemberitaannya.

69
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

3. Menulis. Yeremia adalah seorang penulis. Dia menulis,


sebagaimana disebutkan di atas, meratapi kematian Yosia. Dia
menulis surat kepada Babel (Yer 29). Dia menulis kitab yang
menyandang namanya dan mungkin kitab-kitab Alkitab
tentang Ratapan dan Raja. Melalui tulisannya, nabi ini telah
mengilhami orang-orang percaya.
4. Doa. Doa adalah dimensi lain dari pelayanan Yeremia. Dia
gigih sebagai perantara bagi bangsa Israel meskipun ada
indikasi berulang tentang keputusasaan dari usahanya (Pasal
14; 18:20). Nabi ini telah mencatat bagi anak cucunya doa
pengaduan (4:10), persepsi (5: 3), pujian (10: 6 dst.), Dan
klarifikasi (32: 16-23). Mungkin lebih banyak pengajaran
tentang doa ditemukan dalam Kitab Yeremia daripada di kitab
Alkitab lainnya.
5. Kenegarawanan. Yeremia adalah seorang negarawan. Dia
mendukung upaya reformasi nasional Raja Yosia. Setelah
pertempuran Carchemish, ia mendesak bangsanya untuk
mengakui Babel sebagai penguasa dunia. Dia memerangi
pendapat mayoritas di dalam kerajaan yang berpikir bahwa
Mesir akan memberikan bantuan dari penindasan Babel.
Yeremia melihat dengan jelas bahwa Babel akan memerintah
dunia selama tujuh puluh tahun. Meskipun secara konsisten ia
mendesak agar tunduk kepada Babel, Yeremia bukanlah
pengkhianat. Setelah kejatuhan Yerusalem ia diberikan pilihan
untuk menghabiskan sisa hari-harinya di bawah perlindungan
kerajaan di Babel. Dia memilih untuk tetap bersama dengan
sisa-sisa rakyatnya yang compang-camping di tanah Yehuda
yang hancur.
6. Konseling. Yeremia melayani secara pribadi kepada
individu maupun kepada massa. Dia adalah seorang penasihat.
Ia diperlengkapi untuk pelayanan ini dengan kemenangannya
secara pribadi atas kondisi-kondisi depresi dalam krisis di
tengah pelayanannya. Lima kali Yeremia berseru kepada

70
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Allah dari kedalaman keraguan dan keputusasaannya. Tuhan


menjawab "pengakuan" nabi sedemikian rupa sehingga
Yeremia bisa "kembali ke jalurnya" dalam pelayanannya.
Dengan menggunakan wawasan yang muncul dari dialog
dengan Tuhan ini, Yeremia menasihati Baruch, sekretarisnya,
selama salah satu periode keputusasaannya. Raja Zedekia
mencari Yeremia pada banyak kesempatan untuk meminta
nasihatnya dalam menangani krisis nasional.

b. Pelayanan Yeremia secara Umum : Penderitaan


Bukan tanpa alasan Yeremia telah disebut nabi yang
meratap. Nabi ini menderita sebagaimana hal itu dialami oleh
Anak Allah itu sendiri. Tiga aspek berbeda dari penderitaan
pribadinya dapat diidentifikasi dalam kitab ini.
1. Aspek Pelayanan. Yeremia mengalami penderitaan
karena pesan penghakimannya. Dia melihat dengan jelas
dalam penglihatan total tentang penghancuran tanah yang dia
cintai. Dia melihat penderitaan pria, wanita dan anak-anak.
Secara emosional ia kehabisan tenaga setiap kali ia berbagi
visi yang mengerikan itu dengan para pendengarnya (9: 1;
13:17).
Jika pesannya menyakitkan untuk disampaikan, penerimaan
yang diterima pesan itu bahkan lebih menyakitkan. Orang-
orang yang ia cintai, orang-orang yang ia kenal berdiri di tepi
kehancuran secara nasional dan menolak untuk
mendengarkan. Orang-orang dari kota asalnya merencanakan
kematiannya (11:19, 21). Dia bahkan tidak bisa mempercayai
anggota keluarganya sendiri (12: 6). Karena penegasannya
bahwa Yerusalem dan Bait Allah akan dihancurkan, Yeremia
dicap sebagai bidat dan diancam akan dibunuh (26: 7–9).
Ketika ramalannya gagal terwujud segera, mereka mencapnya
nabi palsu dan mengejek ancaman hari kiamatnya (17:15).
Bagi orang-orang sezamannya, Yeremia adalah sebuah

71
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

lelucon, lelucon yang menyedihkan, ketinggalan zaman (20:


7b). Orang banyak bersorak ketika seorang nabi palsu secara
terbuka mempermalukan Yeremia di pengadilan bait suci
(Pasal 28).
2. Aspek psikologis. Kesepian pribadi Yeremia memperparah
penderitaannya. Jika seorang pria membutuhkan pasangan
yang simpatik, nabi ini pasti melakukannya. Namun Tuhan
memerintahkan dia untuk tidak menikah (16: 2). Gaya hidup
pengkhotbah harus sesuai dengan proklamasinya. Bagi
pengkhotbah ini untuk menikah dan menjadi ayah anak-anak
akan tidak konsisten dengan pengumumannya bahwa segera
Yerusalem akan dihancurkan oleh Nebukadnezar. Karena
alasan yang sama Allah melarang Yeremia untuk menghadiri
pertemuan sosial, baik pesta atau pemakaman (16: 5–9). Nabi
ini harus menjadi "penyendiri" dan melalui kesepiannya ia
akan berkhotbah. Ini bukan waktunya untuk pesta, karena
tidak ada yang dirayakan. Di sisi lain, pemakaman akan segera
mustahil. Begitu banyak orang akan mati dalam penghakiman
segera bahwa melakukan upacara peringatan individu tidak
praktis. Demikianlah Yeremia berkhotbah dengan apa yang ia
tolak lakukan seperti apa yang ia lakukan atau katakan. Dia
adalah khotbah di sepatu!
3. Aspek fisik. Penderitaan Yeremia memiliki dimensi fisik dan
psikologis. Kepala di rumah Tuhan memukul dan memasung
dia di pintu gerbang Benyamin yang ada di rumah Tuhan (20:
1-2). Selama hari-hari terakhir Yerusalem, Yeremia ditangkap
atas tuduhan pengkhianatan. Lagi-lagi dia dipukuli, lalu
dilempar ke penjara bawah tanah. Dia hampir mati di tempat
busuk itu (37:11 dst.). Tak lama setelah cobaan itu, dia
kembali didakwa melakukan pengkhianatan karena mendesak
para pembela Yerusalem untuk meninggalkan pasukan Babel.
Raja mengizinkan para pemuka agama yang kejam untuk
melakukan hal yang sama dengan abdi Allah ini. Mereka

72
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

melemparkannya ke dalam sumur yang kosong dan


meninggalkannya di sana untuk mati kelaparan (38: 6).
Seorang hamba Tuhan orang etiopia mempertaruhkan
nyawanya untuk menyelamatkan nabi Yeremia dari kematian
di dalam perigi (38:11 dst).

73
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Jeremiah Proclaims the Law

74
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

KITAB RATAPAN

Nama Kitab Ratapan

Dua judul yang paling umum dipakai kepada kitab Ratapan


dalam bahasa Ibrani antara lain:
1. Ekhah yang dapat diterjemahkan sebagai ah atau
bagaimana atau aduh , kata ini terdapat dalam
pendahuluan pada pasal 1, 2 dan 4
2. Qinoth diterjemahkan sebagai ratapan atau elegi.
Kata ini merupakan suatu judul yang dipresentasikan
dalam kitab ini melalui isinya yang terdiri atas lima
puisi ratapan.

Penulis dan Tahun Penulisan Kitab Ratapan

Dalam Septuginta dan tradisi Yahudi kitab ini diyakini


sebagai bagian karya nabi Yeremia. Beberapa bukti yang
diajukan untuk mendukung kepenulisan Yeremia antara lain:
1. Dalam Septuaginta kitab ini dimulai dengan
pendahuluan “dan setelah Israel ditawan, Yerusalem
tidak didiami lagi, maka Yeremia duduk sambil
menangisi dan meratapi Yerusalem serta berkata….”
(kalimat ini tidak terdapat dalam versi Ibrani)
2. Tradisi Yahudi percaya bahwa Yeremia sebagai
penulis dari kitab Ratapan berdasarkan Yer. 9:1, 14:
17-22, yang ingin menjelaskan bahwa penulis
merupakan saksi mata dari peristiwa kehancuran
Yerusalem dan meratapi kehancuran itu.

75
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

3. Persamaan-persamaan yang terdapat antara ratapan


dan bagian-bagian puisi dalam kitab Yeremia
(bandingkan juga 2 Taw.35:25)
4. Pengarang kedua kitab (Yeremia-Ratapan)
menyaksikan kejatuhan Yerusalem dan mengetahui
penyebabnya yaitu dosa Yehuda
5. Istilah-istilah yang sama tentang kota yang dipakai
dalam kedua kitab

Hubungan Kitab Yeremia dan Ratapan dapat digambarkan


sebagai berikut:

Kitab Yeremia Kitab


Kejatuhan Ratapan
Yerusalem
Peringatan 586 BC Perkabungan

Menurut Gordis, kitab Ratapan disusun antara tahun 586-


530 BC sebelum bangsa Yehuda kembali dari pembuangan
dibawah pimpinan Zerubabel. Lebih lanjut Gordis
memberikan rincian tentang penulisan kitab ini sebagai
berikut:
- Pasal 1 berbicara tentang bait Allah disusun tahun 530
BC
- Pasal 2, 4, disusun tahun 570-560 BC
- Pasal 3, disusun tahun 550-540 BC
- Pasal 5, disusun tahun 530 BC

Dengan demikian menurut tahun-tahun penulisan ini


disimpulkan, bahwa kitab Ratapan bukan merupakan satu

76
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

kesatuan. Penulis dan tahun penulisan kitab Ratapan


merupakan diskusi yang kadang-kadang mengalami “jalan
buntu”, tetapi sebagai kesimpulan, kita dapat bercermin
kepada pernyataan R K Harrison, Yeremia bisa saja menulis
kitab ini, namun pada waktu bersamaan kita bisa
menghargainya sebagai kitab tanpa nama penulis dan
menolak untuk mempersoalkannya

Pembagian kitab Ratapan

1. Yerusalem ditinggalkan (1)


Puisi ini berisi suatu ratapan Yeremia (ay.1-11) dan
ratapan dalam bagian ini dipersonifikasikan (ay.12-22). Kota
Yerusalem dikucilkan oleh karena dosa-dosanya. Musuh-
musuhnya mentertawakan kejatuhannya (1:7). Dalih-dalih
Yerusalem kepada Allah hanya akan mendatangkan
malapetaka yang semakin besar dan keuntungan bagi lawan-
lawannya.

2. Yerusalem dihancurkan (2)

Dalam elegi yang kedua ini, penulis bergerak dari


pengucilan kota Yerusalem kepada proses penghancurannya.
Babel yang menjadi alat penghakiman di tangan Allah
merusak kota Yerusalem. Penulis (Yeremia) sebagai saksi
mata melaporkan tentang kerasnya pengrusakan yang terjadi
atas Yerusalem (2:1-10). Melalui Babel, Allah menghakimi
seluruh rutinitas-rutinitas agamawi umat Tuhan,
menghentikan tugas-tugas para Imam, Nabi dan Raja dengan
mengahancurkan Bait Allah dan kota Yerusalem.
Yeremia berduka atas penderitaan umat-Nya. Mereka
mengalami hal itu karena memberontak terhadap Allah (2:11-

77
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

19),dan permohonan-permohonannya terhadap Yerusalem


melengkapi ratapan ini (2:20-22)

3. KesusahanYerusalem (3)

Dalam 3:1-18, Yeremia masuk ke dalam penderitaan dan


kehancuran umat Allah, tetapi dalam ay.19-39 dengan tegas
Yeremia merefleksikan ketidaksetiaan umat Tuhan terhadap
kemurahan hati Allah. Kebenaran-kebenaran ini
memampukan Yeremia untuk menemukan penghiburan dan
harapan dalam keadaan yang suram ini. Penghiburan dan
Pengharapan itu diekspresikan oleh Yeremia ke dalam
ratapannya (ay.40-55), dan ia memohon pengampunan Allah
atas umat-Nya untuk pembebasan dan pemulihan.

4. Yerusalem dikalahkan (4)

Nabi Yeremia kembali memperlihatkan pengepungan


Yerusalem dan penderitaan, kelaparan orang-orang kaya dan
miskin (ay.1-12), Dia juga mengekspresikan penyebab
penyerbuan yaitu dosa-dosa para Nabi, Imam dan orang-orang
bodoh yang percaya kepada pertolongan manusia (13-20).
Puisi ini ditutup dengan suatu peringatan kepada
penghukuman Edom masa yang akan datang dan kepada suatu
pengharapan yang masih nampak secara samar-samar (21-
22).
5. Keinginan Yeremia (5)

Ratapan Yeremia yang terakhir ini menjelaskan ratapan


umatnya atas bangsa dan negerinya. Penghukuman mereka
lengkap (1-18), dan Yeremia berdoa untuk pemulihan
bangsanya (19:22).

78
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Berita Kitab Ratapan

Berita kitab Ratapan terdiri atas tigaaspek penting :

1. Ratapan atas penghukuman dosa Yerusalem. Bagian


ini merupakan bagian yang terbanyak dicatat dalam
kitab ini. Berita ini dapat kita bandingkan dengan
ratapan Yesus terhadap kota Yerusalem yang dicatat
dalam Perjanjian Baru Luk. 13:34-35 dan 19:41-44
2. Pengakuan dosa (1:8; 3:59; 5:16)
3. Cahaya pengharapan (3:21-32; 5:21) hanya seseorang
yang dapat melihat kepada masa depan yang jauh dapat
berbicara tentang pengharapan. Babel menjadi
penguasa atau penjajah dan Yerusalem ditaklukkan
pada masa kini, tetapi pada masa yang akan datang,
Yerusalem akan dimuliakan dan Babel akan
dihancurkan. Dengan pengharapan ini, penulis
mengklaim “tak habis-habisnya rahmat-Nya (3:23b)

79
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

A view of the city of Babylon and its justly famous ziggurat, in the days
of the Neo-Babylonian empire

80
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

VI

KITAB YEHEZKIEL

1. Latar belakang kitab Yehezkiel

A. Yehezkiel : Seorang Imam, Nabi dan Penjaga Israel

Seperti halnya nabi Yeremia, Yehezkiel (yehezqe’l


artinya: Allah adalah kekuatan) lahir dari keluarga Imam (1:3),
dia menikah (24:15-18) dan memiliki rumah sendiri (3:24; 8:1)
, tinggal di tengah-tengah orang-orang buangan (bangsa
Yehuda) yang terletak di Tel Abib (sebelah selatan Babel dan
utara Nippur 1:1, 3; 3:5). Sebagai seorang yang lahir dari
keluarga Imam, ia memahami hal hal yang menyangkut
tentang hukum Taurat, bait Allah dan Kurban-kurban. Latar
belakang Yehezkiel ini menjelaskan minatnya tentang masa
depan bait Allah :kurban simbol kehadiran Allah, perjanjian
dan hukum Taurat (1 Raj.8:10-11 band. Mzm.137).
Pada tahun 593 BC, Yehezkiel menerima panggilan Allah
untuk melayani–Nya sebagai nabi. Dan pada usianya yang ke
30 tahun, ia kembali ke Yerusalem dan melayani bersama
Buzi ayahnya.
Yehezkiel, sebagai seorang Imam mendapat suatu visi
tentang kemuliaan Allah di pembuangan. Dia menyaksikan
kemuliaan Allah di pembuangan seperti halnya Musa
(Kel.33:18, 34:29-35) dan seperti Yesaya (6:1-5). Namun
penyataan Allah pada Musa di gunung Sinai berbeda dengan
penglihatan yang diterima oleh Yehezkiel. Pada konteks
Musa, Israel melihat ke depan kepada masa yang akan datang,
ke negeri perjanjian. Sebaliknya dalam penglihatan Yehezkiel

81
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

dalam konteks pembuangan sebagai suatu gambaran dari


ketidak hadiran Allah di tengah-tengah umat-Nya. Meskipun
Yehezkiel diliputi oleh suatu keagungan dan semarak
kehadiran Allah, tetapi dalam waktu yang sama nabi berada
dalam suatu pergumulan yang dalam tentang keadaan
bangsanya.
Yehezkiel jatuh ke dalam kelemahan manusia, tetapi roh
Allah membangkitkan dan menguasainya (2:1-2). Roh Allah
mengutus dia untuk melayani orang-orang buangan (ay.3-4).
Sebagai seorang Imam, Yehezkiel bertanggung jawab untuk
mengajar dan mengaplikasikan berita tentang pergumulan dan
kesengsaraan umat itu melalui perkataan-perkataan dan
tindakan-tindakan simbolis. Sebagai seorang Imam ia juga
berbicara tentang transformasi dengan kembalinya kemuliaan
Allah di dalam bait-Nya.
Yehezkiel sebagai seorang Nabi, berfungsi sebagai juru
bicara Allah di pembuangan. Yehezkiel melayani sebagai alat
peperangan di tangan Allah, “Aku akan meneguhkan hatimu
melawan mereka yang berkepala batu dan membajakan
semangatmu melawan ketegaran hati mereka….” (3:8-9).
Allah berjanji menguatkan dan melindunginya (2:6-7)
Yehezkiel menerima gulungan kitab yang berisi penghakiman
dan ratapan-ratapan (2:8-10). Berita ini memiliki “rasa yang
sangat pahit”, tetapi ketaatan Yehezkiel kepada Allah akan
merubahnya menjadi sesuatu yang “manis” (3:1-3)
Yehezkiel melayani sebagai penjaga Israel (3:17-21), Dia
harus memperingatkan umat tentang apa yang telah dilakukan
oleh Allah di Yerusalem sebagai Allah yang berdaulat (bebas)
dalam penghakiman-Nya, dan memanggil mereka untuk
bertobat. Dalam penghakiman-Nya, (5:5-7:27) Yehezkiel
mendeklarasikan bahwa bahwa penderitaan yang mereka
alami adalah akibat pelanggaran mereka. Dalam fungsinya
sebagai seorang penjaga bagi Israel, Yehezkiel menekankan

82
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

tentang tanggung jawab setiap orang atas perbuatan-perbuatan


mereka (14:12-23; 18:23; 33:1-20 band. Yer.31:29)
Yehezkiel bertanggung jawab terhadap umat Allah baik
sebagai seorang Imam, nabi maupun penjaga bagi Israel, tetapi
setiap orang harus bertanggung jawab atas perbuatan-
perbuatannya.
Seorang nabi sekaligus Imam dan penjaga merupakan suatu
hal yang tidak asing (band. Hos.9:8). Hal ini ingin menjelaskan
suatu tanggung jawab nabi itu. Seorang nabi akan kehilangan
haknya atas diri sendiri untuk hidup jika dia tidak
menyerukan berita ini (berita Ilahi)

Yehezkiel

Fungsi: Imam Nabi Penjaga

Concern: Bait Allah Firman Allah Umat Allah

Tiga gelombang pembuangan bangsa Israel ke Babel:

605/ 603 597 593 586


Charchemis Deportasi Deportasi Panggilan Kej.Yer
Pertama: Kedua: Yehezkiel Deportasi
Daniel Yoyakin& Ketiga:
Yehezkiel Pembuangan

Masa pelayanan Yehezkiel dimulai pada Tahun ketiga


puluh. Apakah artinya?
- Tahun ketiga puluh adalah tahun pembuangan Yoyakin
(568/7)

83
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

- Tahun ketiga puluh sama dengan tahun kelima dari


pembuangan Yoyakin (592)
- Tahun ketiga puluh adalah tahun ketiga puluh dalam
kehidupan Yehezkiel. Usia yang dibutuhkan bagi seorang
Imam dalam memulai suatu tugas (Band. Bil.4:3, 30,35, 39,
43, 47). Pendapat yang ketiga ini sesuai dengan jabatan
Yehezkiel sebagai seorang Imam (1:3). Tentulah Yehezkiel
belum bertugas sebagaimana Imam dalam Perjanjian Lama,
tetapi pemahamannya sebagai seorang Imam tidak perlu
diragukan dan nampak dalam minatnya terhadap Bait suci
yang baru dan fungsi-fungsi keagamaan dalam pasal 40-48.
Yehezkiel menjadi seorang nabi dan sekaligus menjadi
seorang Imam dan penjaga bagi Israel.

B. Penulis kitab Yehezkiel dan kesatuan kitab

Sebagaimana kitab-kitab dalam Perjanjian Lama, kitab


Yehezkiel merupakan salah satu kitab yang banyak
diperdebatkan, baik penulis maupun kesatuan kitab itu sendiri.
Para teolog moderen beranggapan bahwa kitab Yehezkiel
hanya terdiri atas pasal 1-39, yang kemudian ditambahkan
dengan pasal 40-48. Pasal 40-48 kemungkinan ditulis oleh
orang lain (murid-murid Yehezkiel) sesuai dengan maksud
dan tujuan Yehezkiel (tentang restorasi Yerusalem) sendiri.
Bagian kedua ini (40-48) kemungkinan ditulis antara tahun
440-400 BC.
Selain itu, ada juga pandangan yang sangat ekstrim
terhadap kitab Yehezkiel yang hanya mengakui bahwa hanya
sepertujuh bagian saja dari kitab ini yang merupakan karya
dari Yehezkiel sendiri. Pandangan-pandangan tersebut di atas
jelas menolak autentisitas kitab Yehezkiel.
Pada sisi yang lain para teolog yang meyakini kesatuan
kitab Yehezkiel merupakan hasil karya satu orang yaitu

84
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Yehezkiel sendiri. Mereka meyimpulkan bahwa komposisi


kitab Yehezkiel dari awal hingga akhir membuktikan bahwa
kitab ini adalah hasil pekerjaan satu orang. Beberapa alasan
tentang kepenulisan kitab yang dikemukakan antara lain:
1. Kitab ini memiliki struktur yang seimbang,
susunannya secara logis mencakup pasal 1-48
2. Kitab ini memiliki berita yang konsisten
3. Kitab ini menunjukkan suatu tanda-tanda kesatuan
baik dalam gaya maupun bahasa
4. Kitab ini memiliki suatu urutan kronologis yang jelas
dengan data-data yang nampak pada 1:1-2; 8:1; 20:1;
24:1; 26:1; 29:1; 30:20; 31:1; 32:1, 17; 33:21; 40:1
5. Gambaran tentang karakter dan pribadi Yehezkiel
nampak secara konsisten melalui keseluruhan kitab
Kitab Yeheziel ditulis mulai dari tahun masa pembuangan
(tahun 593, 1:2) sampai dengan tahun ke 27 (tahun 571, 29:17)

2. Tempat Pelayanan Yehezkiel

Dalam bagian pengantar (1:3), Yehezkiel menyebut


lokasinya di negeri orang Kasdim di tepi Sungai Kebar.
Bagian ini menjadi rujukan bahwa ia berada di pembuangan
bersama sama bangsa Israel. Tetapi dalam bagian yang lain
40:1, dicatat sesudah pembuangan kami. Bagaimanakah kita
dapat memastikan tempat pelayanan nabi Yehezkiel?. Pada
dasarnya para teolog menjelaskan hal ini dengan berbagai teori
antara lain:
- Salah satu pandangan yang menjelaskan bahwa
Yehezkel menerima penglihatan di Mesopotamia,
tetapi ia menerima suatu panggilan untuk kembali ke
Palestina tahun 593 (2:3-3:9), Ia taat terhadap
panggilan itu dan kembali ke Yerusalem dan bernubuat
di sana sampai tahun 587 BC,dan ketika kota

85
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Yerusalem hancur Ia kembali ke Tel Abib dan


menghabiskan masa pelayanannya di Babel. (teori tiga
tempat: Mesopotamia, Palestina, Yerusalem )
- Seluruh pelayanan Yehezkiel dihabiskan di Palestina,
Ia tidak pernah pergi ke Babel, lokasi Babel yang
dilaporkan dalam kitab hanya merupakan hasil
pekerjaan editorial yang ditambahkan kemudian
kepada kitab ini. Pandangan ini didasarkan atas
pernyataan yang dicatat dalam pasal 3:4, pergilah dan
temuilah kaum Israel….. dan pasal 11:13, maka
sementara aku bernubuat matilah Pelaca bin
Benaya… Bukankah hal ini membuktikan bahwa
Yehezkiel menyaksikan peristiwa itu ketika ia berada
di Yerusalem? (teori satu tempat:Yerusalem)
- Yehezkiel menerima panggilannya untuk bernubuat di
Yerusalem yang dilanjutkan sampai pengepungan kota
Yerusalem dimulai. Setelah masa pengepungan Ia
pergi ke ke Babel dan menghabiskan masa
pelayanannya disana (teori dua tempat: Yerusalem
& Babel)
- Yehezkiel adalah pribadi fiksi sehingga lokasi tempat
dimana ia melayani tidak penting sebagai fakta historis
(teori tempat fiksi)
- Jika Yehezkiel bernubuat di Babel sebagaimana dicatat
dalam kitab, lokasinya di dekat sungai Kebar (1:1, 3;
3:15, 23; 10:15, 20, 22; 43:3). Lokasi sungai Kebar
berada di wilayah Tel Abib (3:15). Teori yang dikenal
dengan teori satu Tempat : Babel, merupakan teori
yang mendapat dukungan secara luas baik dari teolog-
teolog maupun berdasarkan isi kitab itu sendiri

86
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

3. Metode-metode pemberitaan dalam kitab Yehezkiel


1. Komunikasi lisan/ perkataan-perkataan
2. Penglihatan-penglihatan (Visions,1:4-28, 2:9-3:3, 3:22-23,
8:1-18, 9:1-11,10:1- 22, 11:1-25, 37:1-10, 40:1-48:35)
3. Sajak atau syair (19:1-14, 27:1-36)
4. Alegori-alegori :
- Pokok anggur (15:1-8)
- Isteri yang tidak setia (16:1-63)
- Dua burung Rajawali (17:1-21)
- Carang (17:22-24)
- Dua perempuan (23:1-49)
- Kuali yang berkarat (24:1-14)
5. Perumpamaan Apokaliptik (6:1-14,7:5-12, 20:33-44, 28:25-
26, 34:25-31)
6. Tindakan-tindakan simbolis

Tindakan-tindakan simbolis
1. Bisu selama tujuh tahun, dalam arti apakah Yehezkiel
bisu (3:22-24:26-27), bagaimana pelayanan nabi Yehezkiel
yang dilaporkan pada pasal 4 sampai dengan pasal 32? dan apa
arti kebisuan Yehezkiel
- arti kebisuan Yehezkiel bahwa ia sama sekali tidak
aktif selama tujuh tahun, dari tahun 592-586. Dan
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam pasal 1-32
terjadi setelah kebisuan itu berakhir
- arti kebisuan, tidak terjadi seperti yang terjadi dalam
3:22-27, tetapi setelah peristiwa yang dicatat dalm
pasal 22 atau pasal 33. hal ini akan memperpendek
masa kebisuan nabi. Kebisuan itu hanya kebisuan
simbolis sesaat sebelum kejatuhan Israel
- arti kebisuan harus dilihat sebagai sesuatu peristiwa
yang terjadi sewaktu-waktu (tidak sepanjang tujuh

87
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

tahun penuh) dan baru terjadi secara tetap pada waktu


kejatuhan Yerusalem
- arti kebisuan itu merupakan suatu penglihatan, sama
halnya seperti tindakan-tindakan yang lain yang
digambarkan dalam pasal 3:22-5:17
- arti kebisuan adalah bentuk ucapan yang terhambat
yang berlangsung sampai penaklukan Babel atas
Yerusalem.
Dari sekian banyak kemungkinan yang telah dijelaskan
tentag arti kebisuan Yehezkiel, maka pendekatan yang kelima
merupakan pendekatan yang lebih banyak dipilih para teolog.
Pendekatan itu didasarkan kepada bagian-again yang jelas dari
konteksnya antara lain:

- 3:26 : Yehezkiel dilarang menjadi pelerai antara


Allah dengan bangsa Israel
- 3:22-27 : teks ini dihubungkan dengan larangan untuk
menemplak dengan kebisuan nabi tersebut.
- 3:24 : dilihat dari konteksnya, ini menjelaskan
tentang pengasingan nabi dari publik,yang tersirat
dalam perintah kurunglah dirimu di dalam rumahmu
(3:24).

Dengan demikian kebisuan Yehezkiel selama tujuh tahun


dapat dipahami sebagai pembatasan perannya di tengah-
tengah Israel sebagai penjaga, sampai Ia kembali setelah masa
kebisuan pada pasal 33:1-10

2. Tindakan-tindakan Simbolis lainnya serta artinya


Pasal Tindakan Arti
symbol

88
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

4:1-3 Mengukir di Gambaran


atas batu bata tentang
pengepungan
kotaYerusalem
4;1-8 Berbaring Pengepungan
pada sisi kiri dan kejatuhan
dan kanan Yerusalem
(390 & 40
hari)
4:9-17 Kelaparan Kehancuran
dalam
penghukuman
5:1-17 Pedang dan Cara dan alat
dan pisau yang dipakai
cukur untuk
menghancurkan
kotaYerusalem
12:1- Pindah malam Pembuangan ke
7,17- hari negeri asing
20,
21:1-17 Pedang yang Penghakiman
terhunus sudah dekat
21:18- Pedang Penguasaan
23 Nebukadnezar Babel
22:17- Tungku Penghakiman
31 peleburan dan pemurnian
bangsa Israel
24:1517 Kematian Kehilangan
Isteri berkat-berkat
Yehezkiel
37:15- Dua papan Reuni Israel dan
17 disatukan Yehuda

89
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Dalam kitab Yehezkiel juga banyak terdapat kemiripan


dengan kitab Wahyu. Bagian-bagian ini nampak dengan jelas
dalam bagian-bagian yang berikut :

Yehezkiel Wahyu Yehezkiel Wahyu

1:1 19:11 14:21 6:8


1:5 4:6 26:13 18:22
1:10 4:7 27:28-30 18:17,19
1:22 4:6 37:10 11:11
1:24 1:15 37:27 21:3
1:28 4:3 38:2-3 20:8
2:9 5:1 40:2 21:10
3:1,3 10:10 40:3 11:1
7:2 7:1 43:2 1:15
9:4 7:3 43:16 21:16
9:11 1:13 47:1, 12 22:1,2
10:2 8:5 48:31 21:12

4. Analisa sastra dan Strukur kitab Yehezkiel

Kitab Yehezkiel nampak dalam pengulangan, anak


manusia ( + 90 kali ) Mereka harus mengetahui (+ 70 kali) ,
Aku adalah Yahweh ( + 200,kali) Formula tanggal (+ 14 kali)
atau kronologi dan pertanyaan-pertnyaan retoris
Struktur kitab Yehezkiel nampak jelas dari kronologi yang
terdapat di dalam kitab ini mulai dari peristiwa panggilan
Yehezkiel pada pasal 1 (kira-kira tahun 593 BC) hingga
permulaan pengepungan Babel atas kota Yerusalem (kira-kira

90
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

tahun 588 BC) dan dilanjutkan setelah masa pengepungan


Yerusalem dan sesudahnya.
Kronologi itu dapat dilihat sebagai berikut :

PASAL TAHUN BULAN HARI PERISTIWA


1:1-2 30 4 5 Penglihatan
kereta
3:16 5 4 12 Panggilan
menjadi
penjaga
8:1 6 6 5 Penglihatan
tentang bait
Suci
20:1 7 5 10 Sejarah
teologis
24:1 9 10 10 Hari
pengepungan
26:1 11 10 Nubuatan
terhadap
Tirus
29:1 10 10 12 Terhadap
Firaun
29:17 27 1 1 Terhadap
Mesir
30:20 11 1 7 Terhadap
Firaun
31:1 11 3 1 Terhadap
Firaun
32:1 12 12 1 Ratapan atas
Firaun
32:17 12 15 Ratapan atas
Mesir

91
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

33:21 12 10 5 Kejatuhan
kota
40:1 25 1 10 Penglihatan
tentang bait
suci
yang baru

5. Analisa kitab Yehezkiel

A. Ucapan Ilahi tentang hari Tuhan terhadap Bangsa


Israel: Kehancuran Israel (1-24)
1. Panggilan dan pelayanan Yehezikel (1-5)
2. Perkiraan tentang hari Tuhan (6-7)
3. Kekejian di Bait Allah dan hilangnya kemuliaan Allah
(8-11)
4. Penghukuman terhadap Israel (12-24)

B. Ucapan Ilahi tentang hari Tuhan bagi bangsa-


bangsa (25-32)

Ucapan-ucapan Ilahi terhadap bangsa-bangsa dapat dilihat


sebagai berikut :

Pasal Bangsa Tanggal Akibatnya


Penguasa Bagi Israel
25:1-7 Amon Menyakitkan
Israel (25:3,
6)
25:8- Moab Menyakitkan
11 Israel (25:8)
25:12- Edom Menyakitkan
14 (25:12)

92
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

25:13- Filistin Menyakitkan


17 (25:15)
26:1- Tirus Menyakitkan
28:19 (26:15)
26:1- Tirus 11/1
21
27:1- Tirus
36
28:1- Tirus
10
28:11- Raja
19 Tirus
28:20- Sidon Menyakitkan
26 (28:24)
29:1- Mesir
32:16
29:1- Firaun 10/10/12
16
29:17- Mesir 27/1/1
21
30:1- Mesir
19
30:20- Firaun 11/1/7
26
31:1- Firaun 11/3/1
18
32:1- Firaun 12/12/1
16
32:17- Mesir 12/15
12

93
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

C. Ucapan Ilahi mengenai hari Tuhan terhadap Israel :


Pemulihan (33-48)

1. Penghiburan bagi Israel (33-48)


2. Bait suci yang baru (40-48)

6. Berita Kitab Yehezkiel

1. Ajaran tentang Tuhan


Feinberg menunjukkan bahwa sementara Yesaya menekankan
keselamatan Allah, Yeremia keputusannya, dan Daniel kerajaannya,
Yehezkiel menekankan kemuliaan Tuhan. Bagi Yehezkiel Yahweh
bukan hanya keilahian lokal atau nasional. Allah Israel adalah yang
di atas segala allah, Ia maha kuasa (1:24) dan maha tahu (1:18). Dia
ditinggikan secara tak terhingga di atas bumi, berpakaian
kehormatan dan keagungan. Tiga hal yang secara khusus ditekankan
oleh nabi ini.
Pertama, Yehezkiel menyatakan bahwa Allah berdaulat. Dia
memerintah di Surga dan di bumi. Semua manusia dan bangsa-
bangsa menyerah pada keputusannya yang berdaulat. Mesir, Babel,
dan semua bangsa kafir terikat untuk menaatinya. Nebukadnezar
hanyalah alat di tangannya.
Kedua, Yehezkiel menekankan bahwa Allah itu kudus (39: 7).
Namanya kudus (36: 21; 39:25). Tuhan Yehezkiel tidak bisa
mengabaikan dosa. Karena kerusakan Yerusalem, ia menarik
kemuliaan-Nya dari Bait Allah (10:18; 11:23). Allah yang kudus ini
menempatkan kecaman yang sangat besar terhadap dosa Yehuda
melalui hamba-Nya Yehezkiel. Kecaman nabi ini atas kesesatan
rohani bahkan lebih parah daripada Yeremia.

94
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Ketiga, Yehezkiel mengerti bahwa Allah murah hati melebihi


apa yang dapat dpahami manusia. Yahweh tidak senang akan
kematian orang fasik (18:23, 32; 33:11). Di tengah ancaman guntur,
dia membujuk orang-orang yang tidak patuh untuk bertobat (14:22;
16:63; 20:11). Meskipun rakyatnya tidak layak menerima belas
kasihan (36:32), namun ia berjanji kepada mereka masa depan yang
gemilang.

2. Manusia

Yehezkiel memandang manusia sebagai ciptaan dan harta milik


Allah (18: 4). Ia menunjukkan tentang ajaran Alkitab mengenai
tidak bersalahnya manusia yang asli, namun manusia itu telah jatuh
(28:15, 17). Karena itu, manusia itu berdosa (18: 21–30). Hatinya
perlu dilunakkan dan diperbaharui (18:31). Karena kejahatannya dia
bertanggung jawab secara individu (18: 4, 13, 18). Manusia yang
diberi kebebasan dan karena itu bertanggung jawab atas reformasi
kehidupannya sendiri dan pemurnian hati (33:11: 43: 9). Bagi
mereka yang mau menerimanya, Allah akan memberikan hati yang
baru (11:19; 36:26; 37:23).

3. Kerajaan Allah

Terminologi "kerajaan Allah" tidak pernah muncul dalam kitab


ini. Namun, Yehezkiel dengan jelas menunjuk pada konsep
pemerintahan Allah atas hati orang-orang yang telah ditebus.
Banyak yang mencemaskan bangsanya, Yehezkiel menekankan
bahwa kerajaan Allah tidak terpisahkan dengan keberadaan politik
Yehuda. Dia melihat inti spiritual batin dari bangsa yang ada di tanah
pembuangan (12:17). inti ini tumbuh secara konstan ketika manusia
yang bertobat ditambahkan padanya (34: 11–19). Akhirnya
Yehezkiel melihat Israel baru dengan Mesias sebagai Raja (34: 23 ;
37:24). Bahwa Israel yang baru akan berjalan dalam hukum Tuhan

95
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

(11:20; 16:61; 20:43; 36:27) dan tinggal di tanah Kanaan (36:33;


37:25). Allah akan masuk ke dalam perjanjian baru dengan orang-
orang itu (37: 26–28), dan IA akan berjalan dalam persekutuan yang
akrab dengan mereka (39:29; 46: 9). Atas mereka Tuhan akan
mencurahkan Roh Kudus-Nya (36:27; 39:27).

4. Pembaharuan Perjanjian

Penolakan umat Allah terhadap Allah yang berakhir di


pembuangan tidak akan barlangsung untuk selamanya. Allah
menyediakan suatu remnant yang tetap setia kepada-Nya dan
membangkitkan suatu umat yang baru. Yehezkiel
memproklamirkan kabar baik kepada orang buangan. Allah
akan membaharui, memulihkan dan mengatakan kepada
mereka bahwa mereka adalah umat-Nya (39:7, 25, 27). Suatu
komunitas yang terdiri dari orang-orang yang dimurnikan oleh
Roh Allah dan yang akan melayani Allah sebagai saksi bagi
bangsa-bangsa.
Janji itu menyangkut tanah perjanjian yang semula
diberikan kepada Abraham dan keturunannya. Tanda
kehadiran Allah adalah Roh Allah, Dia adalah Roh
transformasi, yang memberikan kemenangan melalui
intervensinya di tengah-tengah umat-Nya. Roh Allah
membaharui umat Allah dan memberikan hukum Allah
sehingga mereka akan mengalami suatu kemerdekaan yang
baru (36:26-27).
Kehadiran Roh Allah membaharui relasi (37:14 band.
Yoh.16:15; Kis.2:38, 3:19; Rm.8:2, 4, 15) dan memperoleh
damai (34:25). Kehadiran Roh Allah di antara mereka akan
memberkati dan melindungi mereka. Umat Allah yang hidup
dalam keresahan akan mengalami perhentian dari pencaharian

96
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

mereka, dari musuh-musuh mereka, dan dari kerja keras


mereka.
Bagian-bagian lain tentang penghakiman atas bangsa-
bangsa (35:1-15, 36:36, 37:28, 38:1-39:29) ditempatkan di
antara nubuatan keselamatan (34:1-48:35), nubuatan melawan
Gog dan Magog (38:1-39:20) ditempatkan dalam konteks
keselamatan (37:15-28; 39:21-29). Mengapa Yehezkiel
menempatkannya demikian?
1. Restorasi adalah tindakan penyataan Allah kepada
bangsa-bangsa. Perubahan dari nubuatan keselamatan
kepada nubuatan penghukuman atas Gog dan Magog
secara significant mempersiapkan pembaca untuk
memahami tindakan Allah dalam pemulihan dan di
dalam penghakiman : “Maka bangsa-bangsa akan
mengetahui bahwa Aku, TUHAN…” (37:28).
Restorasi adalah pekerjaan Allah untuk mentahbiskan
suatu umat bagi dirinya sendiri. Dan setiap aspek
Retorasi menyaksikan kesetiaan Allah dalam konteks
ciptaan-Nya
2. Restorasi akan mendatangkan respon negatif dari
bangsa-bangsa di atas bumi dan menolak kedatangan
kerajaan Allah di atas bumi. Meskipun Yahweh
menunjukkan kemuliaan-Nya kepada seluruh bangsa-
bangsa, bahwa Ia adalah Allah dan bahwa tidak ada
kekuasaan mengalahkan dirinya baik Gog maupun
Magog, “Aku akan membuat kuasa kemuliaan-Ku
berlaku atas bangsa-bangsa…” (39:21)
3. Motif Gog dan Magog tidak dapat dibatasi oleh suatu
sejarah yang eksklusif atau relevansi eskatologi.
Bahasa pada pasal 38-39 berisi motif sejarah dan
eskatologi. Kerajaan Allah akan membangkitkan
tindakan-tindakan permusuhan dan penindasan dari
kerajaan atau kekuasaan manusia. Umat Allah

97
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

diperingatkan untuk menyiapkan diri menghadapi


realita ini. Kerajaan Utara adalah symbol oposisi yang
menjelaskan bahwa penjajah-penjajah datang dari
Utara : Yunani, Persia dan Roma.
4. Kesimpulan tentang perlawanan terhadap bangsa-
bangsa (39:20) menjelaskan tentang tindakan
pembebasan Allah atas umat-Nya (ay.25-29). Allah
berjanji untuk menyatakan kemuliaan-Nya dalam
penghakiman atas pemberontakan dan di dalam
penetapan kerajaan-Nya di antara umat-Nya (ay.21
band. Yes.40:5). Visi tentang oposisi, tentang
kemenangan Allah atas musuh-musuh-Nya sebagi
suatu dorongan atau semangat kepada orang-orang
yang tetap setia kepada Allah untuk menantikan
penebusan Allah.

5. Janji dan Penggenapan


Penggenapan suatu zaman yang baru dijelaskan dalam
tindakan-tindakan Yahweh yang berjanji untuk memulihkan
suatu umat bagi diri-Nya. Tindakan-tindakan Allah itu
termasuk:
1. pembebasan dari pembuangan (36:20-36; 37:23)
2. Pemulihan Israel ke negeri perjanjian atau
pemulangan (36:1-15;39:27;24;37:14-23)
3. Transformasi spiritual (36:25-27, 37:14,39:29)
4. Berkat-berkat (36:8-12, 29-30, 33-35;37:26, termasuk
kemenangan atas musuh-musuh (35:1-15; 36:36;
37:28; 38:1-39:24)
5. Pemulihan bagi kerajaan Daud, Mesias (37:24-25)
6. Kehadiran Allah di Bait-Nya (27:20-27)
Tindakan-tindakan Allah ini merupakan puncak atau
penggenapan dari perjanjian Penciptaan, Perjanjian Abraham,
Musa dan perjanjian kepada Daud. Transformasi memberikan

98
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

suatu dimensi yang baru kepada umat yang di dalamnya


mereka dapat menikmati berkat-berkat Allah.

7. Kristus dalam kitab Yehezkiel


Dalam kitab Yehezkiel bagian-bagian yang berbicara
tentang Mesianis antara lain :
- Allah, tempat perlindungan 11:16-20
- Ranting pohon cedar 17:16-20
- Raja yang benar atau sesungguhnya 21:26-27
- Gembala yang setia 34:11-31
- Penyucian 36:25-35
- Kebangkitan 37:1-14
- Reuni 37:21-28
- Penggulingan Gog 38:1-39:29
- Aliran air hidup 47:1-12

99
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

A ferocious lioness mauling an Ethiopian; eighth century B.C.,


from Nimrud

100
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

VII

KITAB DANIEL

A. Nama Kitab Daniel

Nama Daniel yang diterjemahkan dari bahasa Ibrani


“daniyye’l ” yang berarti Allah adalah hakim atau Allah adalah
hakimku. Nama ini sejajar dengan nama yang diberikan oleh
pegawai istana Nebukadnesar (meskipun artinya berbeda)
yaitu “Belteshazzar”yang berarti dewa Bel. Daniel
=Belteshazzar= ‘Belet, “melindungi raja’, mungkin dari bêlet
sar-usur Babilonia. Belet adalah nama yang diberikan kepada
istri Marduk, atau Bel, pelindung Babel Nama itu merupakan
penghargaan terhadap salah satu dewa Babel (band.4:8 lihat
juga Yes.46:1; Yer.50:2, 51:44)
Daniel lahir kira-kira pada zaman reformasi Yosia pada
tahun 621 BC, Daniel adalah salah seorang dari keturunan raja
Yehuda (kemungkinan keturunan Hizkia) yang sudah
dinubuatkan dalam 2 Raja-Raja 20:17-18 dan Yesaya 39:7
band.Dan.1:3). Daniel kemungkinan berusia sepuluh tahun
ketika ia dibawa kepembuangan pada deportasi pertama
bersama-sama dengan bangsa Yehuda.
Daniel bersama-sama dengan ketiga sahabatnya memiliki
karakter yang sama (orang-orang yang takut akan Allah),
sehingga meskipun nama mereka diubah dengan memakai
nama-nama dewa Babel, tetapi mereka tidak pernah percaya
dan menyembah dewa-dewa itu, kecuali kepada Yahweh.
Daniel melayani sebagai nabi Allah paling tidak sampai tahun
536 BC (10:1), segera sesudah itu dia menulis kitabnya. Data-
data tentang akhir hidup Daniel, termasuk kematiannya tidak
diketahui

101
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Kitab Daniel merupakan salah satu kitab yang


ditempatkan dalam kitab-kitab nabi Perjanjian Lama yang
memiliki keunikan antara lain:

1. Nabi Daniel tidak memiliki panggilan yang khusus


untuk melayani seperti halnya Yesaya dan Yeremia
2. Dia menerima karunia untuk bernubuat (karunia nabi),
tetapi tidak memiliki jabatan sebagi seorang nabi
3. Dia melayani di Istana-istana Raja
4. Dia bernubuat tentang bangsa-bangsa dan raja-raja
kafir atau asing
5. Dia merupakan satu-satunya nabi yang kitabnya
diklasifikasikan sebagai apocalyptic (Wahyu)
6. Kitab Daniel merupakan kunci untuk dapat mengerti
atau menafsirkan “seluruh” nubuatan-nubuatan
tentang akhir zaman

B. Penulis dan Tahun Penulisan Kitab Daniel


(Perdebatan dan Jawaban)

Penulis dan tahun penulisan kitab Daniel merupakan salah


satu isu terbesar yang diperdebatkan para sarjana Alkitab
moderen dibandingkan dengan kitab-kitab yang lain. Menurut
Tradisi Yahudi, Kitab Daniel (1-6) dan (7-12) ditulis oleh
Daniel pada Abad ke-6 BC, tetapi menurut para sarjana
Alkitab moderen, Daniel ditulis pada abad ke dua BC tepatnya
pada tahun164-167 BC. Penanggalan yang “terkemudian” ini
didasarkan atas alasan-alasan sebagai berikut:

1. Dalam Alkitab Ibrani, kitab Daniel tidak tidak


ditempatkan pada bagian kedua, nabi-nabi (Nebiim)
tetapi pada bagian yang ketiga, tulisan-tulisan
(Ketubim). Salah satu kitab Apokrif sirakh (abad ke-2

102
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

BC) menjelaskan bahwa kitab nabi-nabi telah ditulis


dan disusun sebelum abad kedua BC (mungkin juga
jauh sebelum itu), sehingga jika kitab Daniel sudah
ditulis dan disusun pada waktu itu, mengapa ia tidak
dimasukkan ke dalam kitab nabi-nabi ?

Jawab: Penjelasan yang lebih logis mengapa Daniel


ditempatkan dalam “tulisan-tulisan” dari pada ke dalam
“nabi-nabi” karena Daniel terutama lebih kepada seorang
pejabat pemerintah dan seorang Administrator dari pada
seorang nabi. Tidak sama halnya dengan Yesaya, Yehezkiel
dan Yeremia yang mendapat panggilan khusus dan melayani
umat Israel. Daniel memang disebut sebagai “seorang
nabi” oleh Kristus, tetapi penyebutan ini lebih kepada
kemampuan Daniel untuk memprediksi sebagai salah satu
aspek dari berita seorang nabi . Atau dengan kata lain
Daniel bukanlah seorang nabi jika dilihat dari jabatannya,
tetapi ia menjadi seorang nabi oleh karena kemampuan
yang dimiliki seperti halnya seorang nabi.Kristus mengakui
tulisan-tulisan Daniel dan kemampuannya terhadap
nubuatan yang disampaikan. Daniel dicatat dalam Alkitab
sebagai seorang nabi dalam pengertian umum, seperti
halnya Musa, Abraham (Kej.20:7, Ul.18:15) karena Dia
menerima berita dari Allah dan menyampaikan berita itu
kepada umat Allah.

2. Nama Daniel hampir tidak disinggung pada kitab-


kitab yang lain baik dalam Perjanjian Lama maupun
dalam Perjanjian Baru ( Kecuali Mat.24:15,
Mrk.13:14), karena kitab ini baru ditulis pada zaman
Intertestament (antara tahun 167-164 BC)

3. Dalam kitab-kitab Apokripa (Deutrokanonika : versi


Katolik) khususnya kitab Sirakh 44:1 s/d 49:16,

103
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

disebutkan pujian terhadap tokoh-tokoh penting


Perjanjian Lama (Henokh-Nuh, Yesaya, Yeremia
Yehezkiel dan kedua belas nabi kecil), tetapi tidak
menyebut nama Daniel.

Jawab : Daftar dalam kitab Sirakh adalah bersifat selektif,


dengan kata lain bahwa jika kitab ini tidak menyebut nama
Daniel itu berarti bahwa penulis kitab ini tidak mengenal
Daniel. Penulis kitab Apokrypa juga tidak menulis atau
mencantumkan tokoh-tokoh lain seperti Ezra yang secara
kronologis lebih dekat kepada kitab itu dari pada kitab
Daniel. Bahasa yang dipakai dalam kitab Daniel bukanlah
bahasa yang cocok dengan Abad ke-6 BC tetapi Abad ke-2
BC. Sebagian bahasa kitab ini memakai bahasa Aram (2:4b
–7:28) dan pinjaman istilah-istilah dari bahasa Persia,
“kaum bangsawan” (1:3) , “santapan” (1:5, 8) “rahasia”
(2:18), dan bahasa Yunani (3:5) lebih cocok dengan
tanggal yang terkemudian.

4. Bahasa yang dipakai dalam kitab Daniel bukanlah


bahasa yang cocok dengan Abad ke-6 BC tetapi Abad
ke-2 BC. Sebagian bahasa kitab ini memakai bahasa
Aram (2:4b –7:28) dan pinjaman istilah-istilah dari
bahasa Persia, “kaum bangsawan” (1:3) , “santapan”
(1:5, 8) “rahasia” (2:18), dan bahasa Yunani (3:5)
lebih cocok dengan tanggal yang terkemudian.

Jawab: Daniel melayani sebagai administrator pada saat


Persia menaklukkan Babel atau, pada permulaan zaman
Persia, sehingga pastilah ia banyak mengetahui vocabulary
(perbendaharaan kata) Persia. Penemuan arkeologi juga
memberi dukungan terhadap hal itu, bahwa pertukaran
dalam dunia perdagangan, budaya sudah eksist pada saat
itu di antara negara-negara termasuk negara Babel dan

104
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Persia. Istilah-istilah yang dipakai dalam bahasa Persia


antara lain menyangkut nama-nama pejabat, istilah-istilah
pemerintahan dan lain-lain. Kata-kata Persia yang dipakai
dalam kitab Daniel menurut Kitchen adalah “kata-kata yang
lebih tua” (Old Persian Words) yang dipakai sebelum tahun
300 BC Kemudian juga dikatakan, bahwa bahasa Aramik
yang terdapat dalam Daniel adalah tipe barat dan bukan
tipe yang dipakai di Babel pada masa Daniel.. Penemuan
dokumen-dokumen Aramik pada Abad ke Lima menunjukkan
bahwa seperti halnya kitab Ezra, Tulisan dalam kitab
Daniel adalah suatu bentuk tulisan Aramik tipe imperial
atau suatu dilaek sastra yang diakui dalam seluruh wilayah
Timur Tengah Kuno.

5. Pemakaian bahan bahan yang dipakai oleh penulis


tidak sesuai dengan kisah pembuangan bangsa Israel
pada Abad ke-6, Di dalam kitab ini terdapat banyak
kekeliruan yang sebenarnya merupakan petunjuk
kepada abad ke-2 BC :
- Penanggalan pembuangan Daniel dan kawan-kawan
yang tidak cocok dengan penanggalan yang dipakai
oleh Yeremia (band. Dan.1:1, “tahun ketiga
pemerintahan Yoyakim” dengan Yer.25:1,9; 46:2,
“tahun keempat pemerintahan Yoyakim” )

Jawab: Penanggalan pada Dan.1:1 “tahun ketiga


pemerintahan raja Yoyakim” tidak bertentangan dengan
Yer. 25:1 & 46:2, “tahun keempat pemerintahan raja
Yoyakim”, tetapi perbedaan tanggal itu disebabkan sistim
penghitungan tanggal yang dipakai oleh kedua kitab
berbeda. Daniel memakai sistim penghitungan Babel sesuai
dengan konteksnya di pembuangan. Sistim penghitungan
Babel adalah penghitungan tahun penobatan sama dengan
tahun raja naik tahta, sehingga tahun pertama adalah tahun
baru pada tahun berikutnya. Penghitungan Yeremia

105
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

memakai penghitungan Palestina, dimana tahun penobatan


= tahun pertama pemerintahan, sehingga penghitungan
menurut sistim ini akan lebih satu tahun jika dibandingkan
dengan penghitungan Babel.

Dalam Yer.25:1, “tahun ke-4 pemerintahan Yoyakim =


”tahun ketiga pemerintahan Yoyakim dalam Dan.1:1 menurut
penghitungan Babel
Perbedaan penghitungan Babel dengan penghitungan
Palestina dapat digambarkan sebagai berikut :

Sistim Babel Sistim Palestina


(Daniel) (Yeremia)
Tahun Yoyakim Tahun pertama
naik tahta 608 BC pem. Yoyakim
608 BC
Tahun pertama Tahun kedua
pem. Yoyakim 607 pem. Yoyakim
BC 607 BC
Tahun kedua pem. Tahun ketiga
Yoyakim 606 BC pem. Yoyakim
606 BC
Tahun ketiga
pem.Yoyakim Tahun keempat
Tahun 605 BC pem. Yoyakim
Dst…… 605 BC Dst….

6. Pemakaian istilah “orang Kasdim” dalam menyebut


kelompok orang-orang tertentu seperti para ahli nujum,
orang-orang bijak (5:30, 9:1) adalah istilah yang salah
yang tidak dipakai dalam kitab Daniel, tetapi
merupakan istilah yang dipakai jauh sesudah jaman itu

106
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Jawab: Istilah ini tidak hanya dipakai terbatas untuk


menunjuk kepada para ahli nujum dan para orang bijak,
tetapi juga dipakai untuk menunjukkan arti kesukuan yang
dipakai secara luas dalam Perjanjian Lama misal: 2
Taw.36:17, Yes.13:19, 23:13, Yer.21:4 , 2 Raj.24:2. Daniel
memakai istilah ini dalam arti kesukuan untuk orang Babel

7. Mengenai Beltsasar, anak Nabonidus bukan anak


Nebukadnezar, dan dia tidak pernah menjadi raja Babel
(5:1, 2, 11, 13, 18, 22)

Jawab : Pengertian istilah anak dalam Perjanjian Lama


tidak dapat dipahami dalam pengertian yang sempit, tetapi
bisa juga dipakai untuk menunjukkan suatu hubungan
antara guru dan murid, nabi dan pembantu-pembantunya,
dan istilah ini juga tidak harus dipahami dalam urutan yang
langsung, tetapi bisa juga dipakai untuk keturunan yang
kedua atau ketiga (Kakek-cucu)
Menurut catatan, dalam jangka waktu tertentu, Belsyazar
pernah memerintah (tidak kurang dari 10 tahun), ketika
ayahnya sedang melakukan perjalanan ke Arab. Belsyazar
melakukan fungsi yang sama dengan seorang raja yang
memiliki otoritas penuh. Dalam waktu yang demikian
panjang, Belsyazar berfungsi sebagai raja, Daniel tidak
salah jika ia menyebutnya sebagai raja (band.Dan.5:7, 16,
29 “orang ketiga)

8. Penyataan yang dicatat dalam 1:21, yang diasumsikan


bahwa penulis menunjukkan tanggal kematian Daniel.
Hal ini merupakan indikasi bahwa kitab ini tidak
mungkin ditulis oleh Daniel yang mengetahui
kematiannya sendiri

107
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Jawab: Dalam bagian ini penulis hanya mendeklarasikan


bahwa Daniel hidup sampai tahun pertama pemerintahan
Koresy, tanpa indikasi bahwa kemudian dia mati. Daniel
10:1 menujukkan fakta bahwa dia tidak mati pada waktu itu,
tetapi dia hidup paling tidak sampai tahun ketiga
pemerintahan Koresy.

9. Keberatan-keberatan lain terhadap kitab Daniel adalah


menyangkut teologi kitab ini secara khusus mengenai
Malaikat dan Kebangkitan yang dianggap sebagai
bagian atau ide yang berkembang pada zaman Makabe

Jawab: Alkitab memberikan banyak referensi tentang


Malaikat dan tentang kebangkitan jauh sebelum Daniel
(Malaikat : Kej.19:1-22; 2 Sam.24:16, 17; 2 Raj.19:35;
Ayub 1:6; 2:1;Mzm.91:11; Zak.1:9,12-14. Tentang
Kebangkitan: Ayub 14:11-14; 19:25-27; Mzm.16:10; 49:15;
Yes.25:8; 26:19; Hos.13:14).

Meskipun para sarjana moderen menolak Daniel sebagai


penulis kitab ini, melainkan ditulis oleh seseorang yang tidak
dikenal pada tahun 165 BC, namun bukti-bukti internal
maupun eksternal dengan jelas memberikan dukungan
terhadap Daniel sebagi penulis kitab ini. Beberapa alasan
untuk menerima Daniel sebagai penulis antara lain:

1. Kitab ini secara langsung mempresentasikan Daniel


sebagai penulis. Paling tidak separuh dari bagian kitab
Daniel yang terakhir, dimana Daniel menerima
penyataan Ilahi dan sebagai penulis Ia berbicara
dengan memakai kata ganti orang pertama tunggal
dalam pasal 7-12. Dalam 12:4, dicatat tentang “kitab”
yang menunjukkan suatu bagian yang substansial dari
keseluruhan kitab.

108
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

2. Daniel juga menulis paruh bagian yang pertama dan


membentuk suatu kesatuan kitab hal ini ditunjukkan
oleh berbagai pertimbangan:
a. Kedua bagian kitab memiliki ketergantungan satu
dengan yang lainnnya. Sebagai contoh, penafsiran
terhadap mimpi Nebukadnezar oleh Daniel dalam
pasal 2 dan penyataan yang diberikan kepadanya
secara langsung oleh Allah dalam pasal 7-12
b. Terminologi yang dipakai dalam 2:28, 4:2,7,10 pada
bagian yang pertama sama dengan yang dipakai
dalam 7:1, 2, 15 pada bagian yang kedua
c. Kesatuan yang mempresentasikan Daniel sebagai
suatu pribadi dalam seluruh kitab:
- seluruh pasal dikombinasikan dalam suatu tujuan
untuk menunjukkan Supermasi Allah atas seluruh
bangsa-bangsa dan penghukuman Allah atas
mereka
-kesatuan sastra kitab ini mendapat penghargaan
dan pengakuan dari para teolog Liberal seperti
halnya Charles, Driver, Pfeiffer dan Rowley.

3. Penulis menunjukkan pengetahuannya tentang Babel


dan sejarah Persia mula-mula sebagai suatu zaman
yang terdapat dalam kitab Daniel. Dalam Pasal 4,
Nebukadnezar dipresentasikan secara tepat sebagai
pemimpin Babel, dalam pasal 5 Beltzazar ditetapkan
sebagai pembantu atau wakil raja Babel yang berkuasa
penuh di Palestina. Hal ini merupakan suatu fakta
sebagaimana ditunjukkan melalui penemuan arkeologi
pada masa kini. Dalam pasal 6, Darius dipresentasikan
sebagai penguasa Babel, Koresy penguasa atas Persia
yang dikenal sebagai seorang Gubaru. Dalam pasal 2

109
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

(ay.12, 13, 46) Nebukadnezar ditunjukkan sebagai


seorang penguasa yang memiliki kemampuan untuk
mengubah hukum Babel yang dia buat sebelumnya.
Dalam pasal 6 (ay.8, 9, 12, 15) Darius dipresentasikan
sebagai seseorang yang tidak memiliki kemampuan
untuk melakukan hal itu.

4. Ada delapan Manuskrip Daniel yang ditemukan


ditemukan di Qumran. Dua dari antaranya yaitu
4QDan dan 4Q Dan yang memberi dukungan kepada
tanggal yang lebih dini terhadap kitab Daniel

5. Kristus sendiri berbicara tentang Daniel sebagai


seorang yang bernubuat bahwa, “pembinasa keji” akan
berdiri di tempat kudus (Mat.24:15, Mrk.13:14) hal ini
menunjukkan bagaimana Kristus mengakui apa yang
telah disampaikan oleh Daniel pada zamannya
(Dan.9:27, 12:11)

C. Apokrif Dalam kitab Daniel?

Selain perdebatan mengenai penulis dan tahun penulisan Daniel,


isi kita Daniel banyak dipersoalkan para teolog dan menurut mereka
kitab ini merupakan bagian dari legenda-legenda.
Selama periode intertestamental, muncul berbagai legenda tentang
tokoh-tokoh dalam Kitab Daniel. Beberapa legenda ini beredar
dalam bentuk tertulis pada waktu Septuaginta diterjemahkan sekitar
250 SM. Para penerjemah versi Yunani itu memasukkan kisah-kisah
legendaris itu ke dalam Kitab Daniel yang historis. Gereja Katolik
Roma menerima tambahan ini pada Daniel suatu tulisan yang asli.
Namun, penambahan-penambahan ini tidak pernah diterima oleh
komunitas Yahudi di mana firman Tuhan telah yang telah
dipercayakan kepada mereka (Rm. 3: 2).

110
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Yang pertama dari tambahan disebut "Lagu Tiga Anak Kudus."


Enam puluh tujuh ayat ini diapit antara ayat 23 dan ayat 24 dari
Daniel 3. Tambahan ini terdiri dari (1) doa panjang yang dikaitkan
dengan Azariah; (2) narasi yang menggambarkan pemanasan
tungku dan kematian tentara Kasdim; dan (3) lagu pujian yang
konon dinyanyikan oleh ketiga orang Ibrani di dalam tungku api.
Penambahan kedua dikenal sebagai "The History of Susanna."
Dalam versi Septuaginta ini datang tepat sebelum Kitab Daniel yang
kanonik. Dalam Vulgata Latin (yang didasarkan pada Septuaginta)
penambahan ini muncul sebagai pasal 13 dalam kitab ini. Dalam
narasi yang ditulis dengan baik ini, Daniel melakukan beberapa
pekerjaan detektif yang bagus untuk mengekspos dua bangsawan
yang berbohong yang menuduh Susanna melakukan perzinahan.
Tambahan ketiga, "Bel dan Naga," mengikuti 12:13 dalam
Septuaginta. Ini adalah pasal 14 dalam Vulgata Latin. Dalam dua
kisah ini, Daniel pertama-tama menunjukkan kepada raja Persia
bahwa tuhannya Bel tidak berdaya. Makanan yang menghilang dari
kuil Bel tidak dimakan oleh dewa. Daniel menunjukkan kepada raja
jalan rahasia tempat para imam memasuki kuil yang terkunci setiap
malam untuk mencuri makanan yang telah dipersembahkan kepada
dewa. Kemudian Daniel mengungkapkan kurangnya kekuatan naga
yang disembah raja Persia. Dia memberi makan binatang itu kue
peledak yang membunuhnya. Daniel kemudian dilemparkan ke
dalam kandang singa yang kelaparan, tetapi dia secara ajaib tidak
tersentuh. Sementara di sana Daniel diberi makan oleh nabi
Habakuk.

D. Struktur Kitab Daniel

Pertanyaan tentang struktur Daniel harus dicermati pada dua


tingkatan yaitu bahasa dan sastra. Pertama-tama, pada tingkat
bahasa, kitab Daniel menggunakan dua bahasa, bahasa Ibrani dan
bahasa Aram. Kitab ini dimulai dalam bahasa Ibrani, dan kemudian

111
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

dalam 2: 4 kata-kata muncul bahasa Aram: 'Kemudian orang


Kasdim berbicara kepada raja Aram.'

Satu-satunya tempat lain dalam Perjanjian Lama di mana bahasa


Aram digunakan adalah Ezra 4: 8–6: 18; 7: 12–26 (Catatan-catatan
dokumen yang berkaitan dengan pembangunan kembali bait suci)
dan dalam Kejadian 31:47 (dua kata yang menerjemahkan nama
tempat dalam bahasa Aram). Berbagai penjelasan telah diberikan
mengenai penggunaan bahasa Aram dalam Daniel, dan beberapa di
antaranya terkait dengan pandangan tentang asal mula materi.22
Tentu saja bahasa Aram cocok dengan periode umum yang dicakup
oleh kitab Daniel, sebagaimana halnya bahasa Semitik yang
digunakan sejak abad kesembilan SM dan selanjutnya. Ini digunakan
dalam epigraf pada batu bata yang digunakan dalam membangun
Babel Nebukadnezar, dan kemudian menjadi media komunikasi
resmi di kerajaan Persia .
Tidak ada jawaban pasti yang dapat diberikan mengenai
penggunaan bahasa Aram dalam Daniel. Bahasa Aram yang dipakai
dalam 2: 4, tetapi selanjutnya dipakai bahasa Ibrani tanpa ada
penanda atau penjelasan. Selain itu, penggunaannya juga tumpang
tindih dengan struktur sastra, Dari sisi sastra, kitab Daniel sampai
dengan akhir pasal 6 ditulis dalam narasi sejarah dan pasal 7 dimulai
bagian baru, yang berisi tentang visi dan interpretasinya, yang
dicatat hingga pasal 12:23

Dari sudut pandang sastra, pembaca dapat mengajukan


pertanyaan yang sama dengan Daniel seperti halnya pertanyaan
terhadap tulisan kuno mana pun. Pertama, apa arti dari teks, dan
kedua, kita harus bertanya mengapa penulis menulis seperti yang
tertulis dalam teks? Untuk menjawab pertanyaan kedua mungkin
memerlukan penelitian bukan hanya secara internal, tetapi juga
secara eksternal, kepada siapa tulisan tersebut ditujukan. Dalam
kitab Daniel, tidak ada petunjuk langsung yang diberikan mengenai

112
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

cara di mana berbagai bagian kitab dihubungkan satu sama lain


(misalnya, seperti halnya kitab Kejadian disusun dengan frasa
berulang, 'inilah riwayat atau generasi

Pasal 7 sangat penting, tidak hanya sebagai klimaks dari pasal 1–


6, tetapi juga sebagai kunci dari visi eskatologis. Meskipun pasal
7:12-26 dipakai bahasa Aram (dan karena itu memiliki kedekatan
linguistik dengan pasal 2: 4–6: 28), namun perbedaan antara narasi
kehidupan di pengadilan Babilonia dalam pasal 1–6 dan visi dalam
pasal 7-12 tampaknya menuntut agar pembaca memahami struktur
bifocal dasar kitab ini. Dalam Bagian 1 Daniel dan teman-temannya
diperkenalkan sebagai orang Yahudi yang setia di istana seorang
raja asing, dan kuasa Allah diperlihatkan melalui mereka dalam
peristiwa-peristiwa yang terjadi. Dalam Bagian 2, kitab Daniel
menjelaskan tentang mimpi dan penglihatan Daniel. Ada hubungan
antara pasal 7 dan pasal-pasal sebelumnya dalam kedua catatan
adegan pengadilan, jika dalam pasal-pasal sebelumnya penguasa
adalah penguasa duniawi, maka dalam Daniel 7: 9-10, 13-14, 26-27
penguasa adalah ilahi. Pasal 7 membentuk jembatan antara dua
bagian Kitab ini, kitab Daniel terdiri atas dua bagian utama yaitu:
pasal 1–6 dan 7–12.

E. Pokok-Pokok Teologi Kitab Daniel

1. Kerajaan
Tidak diragukan lagi, bahwa salah satu pokok penting yang
sangat menonjol dalam kitab Daniel ialah pokok tentang kerajaan.
Kehancuran Yerusalem dan pembuangan mereka ke Babel
membawa orang-orang Yahudi ke dalam “hubungan yang dekat”
dengan kerajaan yang kuat yang membentang dari Mediterania ke
Iran, dan utara dari Teluk Persia ke Anatolia tengah. Dalam konteks
Daniel, Kekaisaran Babel berada pada puncak kejayaannya, dan
kekayaan yang didapatkan dari daerah-daerah jajahannya

113
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

memungkinkan program pembangunan kerajaan yang besar. Daniel


dan teman-temannya,yang merupakan bagian penting dari kerajaan
(orang-orang pilihan) memiliki peran terhadap kerajaan itu.
Pada sisi lain, besarnya pengaruh kejayaan Babel ditunjukkan
kepada orang-orang Yahudi di pengasingan yang memperhadapkan
mereka dengan semua kegiatan pemujaan yang berkaitan dengan
pemujaan Marduk dan putranya Nabu, yang merupakan demonstrasi
kekuasan dan kemegahan serta kekayaan besar yang dimiliki oleh
kerajaan.
Melawan kekuatan Babel dan superioritas dewa-dewanya, ada
dua pertanyaan yang dihadapi orang-orang Yahudi yang diasingkan:
'Apakah Allah Israel benar-benar Allah (dibandingkan dengan yang
Babel)?', Dan 'Apakah Allah akan mengampuni dosa umat-Nya dan
melanjutkan persekutuan dengan mereka? 'Pertanyaan pertama
dijawab dalam diri Daniel dengan menceritakan kembali kekuatan
Allah Israel ketika ia menjalankan kedaulatannya atas semua
kerajaan manusia. Kerajaan kontemporer seperti Babel, kerajaan
Persia, Yunani, atau bahkan kerajaan Antikristus, semuanya akan
jatuh di hadapan kekuatan Allah yang agung yang kerajaannya 'tidak
akan pernah dihancurkan' dan yang 'akan hancur berkeping-keping
dan menghancurkan semua ini '(2:44). Kerajaan manusia akan naik
dan turun. Meskipun kelihatannya ada tampak kemunduran dari
waktu ke waktu, kerajaan Allah akan menang dan ia akan diakui
sebagai Penguasa yang berdaulat atas semua. Teologi kerajaan dari
Kitab Daniel adalah jawaban atas keprihatinan orang-orang buangan
terhadap keunikan Allah Israel

2. Perjanjian
Kitab Daniel juga menjawab pertanyaan kedua tersebut di atas
('Apakah Allah akan mengampuni dosa umat-Nya dan melanjutkan
persekutuan dengan mereka?) Tidak hanya tema 'kerajaan' yang
hadir, tetapi juga tema 'perjanjian'. 'Kerajaan' adalah yang lebih luas
dari dua konsep, 'perjanjian' yang lebih sempit. 'Perjanjian' hadir

114
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

secara implisit di bagian naratif kitab ini, dengan penekanan pada


kekhasan Daniel dan teman-temannya dalam lingkungan
pengasingan mereka. Namun, dalam pasal 9 dan 11 tema perjanjian
muncul secara eksplisit. Daniel dapat berdoa, membuat pengakuan
atas nama umat perjanjian, dan secara signifikan dia menggunakan
bentuk jamak ('kami', 'kami', 'kami'). Dia mengidentifikasikan diri
dengan orang-orang perjanjian yang berada dalam pengasingan
karena penerapan penghakiman Allah yang adil atas mereka. Daniel,
mengetahui tentang tujuh puluh tahun pengasingan dari nubuat
Yeremia (9: 2), dan juga mengetahui tentang janji pemulihan dalam
sebagaimana ditulis dalam Yeremia 23: 1–8; 30: 1–24; 31: 1–40.
Pengasingan tidak memutuskan ikatan antara Allah dan Israel, dan
melalui Yeremia Allah berjanji untuk memulihkan orang-orang yang
ia sebut 'kawanan dombaku' ke Palestina (Yer. 23: 3). Jaminan akan
hubungan perjanjian yang berkelanjutan melanggengkan doa Daniel
di pasal 9. Dia berdoa kepada 'Allah yang besar dan luar biasa, yang
menepati perjanjian dan belas kasihannya dengan mereka yang
mencintainya, dan dengan mereka yang mematuhi perintah-
perintahnya' (9: 4), dan dasar dari permohonannya adalah kebesaran
belas kasihan Allah (9:18). Pasal 11 juga menunjukkan kehadiran
perjanjian pada periode Antiokhus IV Epifanes (lihat 11:28, 30, 32).
Sama seperti Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel semuanya
menegaskan kesinambungan hubungan perjanjian, demikian juga
Daniel menegaskannya. Pengasingan tidak menandai pemisahan
permanen antara Allah dan Israel, tetapi pengasingan sementara
(band. Yes 54: 4-8).

Sarjana Lutheran Injili abad kesembilan belas, E. W.


Hengstenberg, meringkas perspektif teologis Daniel dalam kata-kata
ini: ‘Nubuat-nubuat Daniel juga harus dianggap sebagai tanda
berlanjutnya pemilihan Israel. Arti penting mereka sudah muncul,
dari kenyataan bahwa nubuat Perjanjian Baru, dari wahyu kenabian
Tuhan sampai kepada akhir zaman, melekat begitu penting bagi

115
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

mereka. Gagasan mendasar mereka adalah kemenangan terakhir


kerajaan Allah, yang diprediksi dengan keyakinan mutlak. Kerajaan
runtuh, dan kerajaan baru bangkit menggantikannya; umat Allah
banyak mengalami penderitaan; tetapi biarlah mereka terhibur,
karena Allah mereka akan mengalahkan dunia, dan di atas puing-
puing kerajaan dunia kerajaan yang kekal akhirnya akan ditegakkan.
Dengan nubuat-nubuat ini, umat Allah ditetapkan seperti di gunung
yang tinggi, dari mana mereka dapat melihat kekacauan di dataran
jauh di bawah kaki mereka.

F. Daniel dan Perjanjian Baru

Pengajaran Perjanjian Baru, baik dari Yesus sendiri maupun para


rasul, dibangun di atas bagian-bagian Perjanjian Lama, atau, dengan
kata lain, bagian-bagian Perjanjian Lama membentuk konstruksi
pengajaran doktrinal Perjanjian Baru. Pola penyingkapan Perjanjian
Lama oleh Yesus (Lukas 24:44) diikuti oleh murid-muridnya dalam
khotbah dan tulisan mereka, ketika Roh Kudus mengingatkan
mereka semua yang diajarkan Yesus (Yohanes 14:26).

Kitab Daniel yang penuh dengan prediksi-prediksi tentang


peristiwa masa depan, maka tidak mengherankan bahwa Daniel
menonjol dalam eskatologi Perjanjian Baru. Topik kerajaan surga
menjadi penting dalam pengajaran Yesus (Mat. 5: 3, 19; 13: 1–58;
lih. Dan 2:44), dan ia mengangkat tema 'kekejian yang dibinasakan
yang diucapkan secara lisan dari oleh nabi Daniel '(Mat. 24:15; lih
Dan. 9:27; 12:11). Sementara Paulus juga berbicara tentang orang-
orang kudus akan menghakimi dunia (1 Kor. 6: 2; lih. Dan 7:18, 22,
27), ia juga sangat menyadari bahwa sebelum kedatangan Yesus
yang kedua , 'manusia dosa' akan dinyatakan, 'putra kebinasaan' (2
Tes. 2: 3; lih. Dan 7:25).

116
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Juga tidak mengherankan bahwa kitab Daniel dikutip


sedemikian banyak dalam kitab Wahyu. Kedua duanya adalah
tulisan apokaliptik dan keduanya memiliki pandangan yang sama
tentang akhir zaman. Perbedaan utama di antara kedua kitab ini
adalah bahwa Yohanes mengembangkan tema-tema Daniel secara
lebih lengkap. Deskripsi Yesus yang bangkit, dimuliakan dan
menang, seperti dalam Wahyu 1: 12–16, mencerminkan bahasa
Daniel 7: 9–14. Wahyu 12: 1–11 menyajikan gambaran perang
bahkan di surga itu sendiri (lih. Dan 12: 1-4), sementara deskripsi
kebangkitan terakhir dan kemuliaan Yerusalem surgawi (Wahyu 20-
22) sudah diramalkan sebelumnya. dalam perikop Daniel tentang
kebangkitan orang mati (Dan. 12: 9-13).

Harapan menunggu untuk akhir ditekankan baik dalam Daniel


maupun kitab Wahyu (Dan. 12:13; Wah 22: 1-7). Sejarah manusia
akan berjalan dengan sendirinya, dan orang-orang percaya dipanggil
untuk melewati banyak pencobaan ketika mereka menunggu wahyu
terakhir dari kemuliaan dan kerajaan Allah (Kisah Para Rasul 14:22).
Kedua Kitab menyatakan bahwa akhirnya pasti. Orang-orang yang
beriman ingin mendengar suara malaikat berkata, "Kerajaan dunia
ini telah menjadi kerajaan Tuhan kita dan Kristusnya, dan dia akan
memerintah untuk selama-lamanya" (Wahyu 11:15).

Paralel-paralel yang nampak di antara kitab Daniel dan


kitab Wahyu sebagai berikut:
- Wahyu 1:14: Kristus yang bangkit dijelaskan “Kepala dan
rambutnya putih seperti bulu domba, seputih salju, dan matanya
seperti api yang menyala-nyala.” Daniel 7: 9 menjelaskan gambaran
yang sama: “Pakaiannya putih seperti salju; rambut kepalanya putih
seperti bulu domba.

117
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

- Wahyu 1:15 menggambarkan Kristus memiliki" kaki seperti


tembaga yang bercahaya di dalam tungku, dan suaranya seperti suara
air yang deras. "(bnd.Dan. 10: 6),
- Wahyu 1:17 Yohanes mengatakan: “Aku jatuh di kaki [Kristus]-
Nya seolah-olah mati. Kemudian dia meletakkan tangan kanannya
ke arahku dan berkata, 'Jangan takut.' ”Ini mencerminkan
penglihatan dalam Daniel 8: 17–18. Daniel bersujud. Dia berkata,
“jatuh pingsanlah aku tertelungkup ke tanah’ Kemudian dia
menyentuh aku dan mengangkat aku. "
- Wahyu 2:10 memperingatkan gereja Smirna: “Kamu akan
menderita penganiayaan selama sepuluh hari.” Ini sedikit
mengingatkan kita pada Daniel 1:12: “Silakan uji hamba-hambamu
selama sepuluh hari.”
- Wahyu 4: 2 menyatakan bahwa ada “ sebuah takhta berdiri di surga
dengan ditahta itu duduk Seseorang” Ayat 9 menambahkan,
“Makhluk-mahluk itu mempersembahkan pijian kepada dia yang
duduk di atas takhta dan yang hidup untuk selama-lamanya.”
Bandingkan Daniel 7: 9: "Ketika aku melihat takhta-takhta telah
diletakkan, lalu duduklah Yang lanjut Usianya; " (lih. 4:34; 12: 7).
- Wahyu 5: 1, Yohanes berkata, “Aku melihat di sebelah kanannya,
yang duduk di atas takhta, sebuah kitab dengan tulisan pada kedua
sisinya dan dimeteraikan dengan tujuh meterai.” Dalam Daniel 12: 4
Daniel diperintahkan untuk “menyembunyikan dan meteraikan
kata-kata dari gulungan ini sampai akhir zaman. ”Dalam Wahyu itu
adalah kitab penghakiman atas orang mati, tetapi dalam Daniel itu
terutama catatan dari penglihatan nubuat yang diberikan kepada
Daniel.
- Dalam Daniel 8: 3 , Daniel berkata, "Aku ... memandang ke atas,
dan melihat tampak seekor domba jantan berdiri di depan sungai itu”
ini mewakili Kekaisaran Media-Persia daripada Domba-Kristus,
tetapi gambarannya serupa.
Dalam pujian Kristus dalam Wahyu 5: 9, kita membaca, “Kamu
membeli manusia untuk Tuhan dari setiap suku dan bahasa dan

118
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

orang-orang dan bangsa.” Dalam Daniel 3: 4 pemberita raja


menyatakan, “Hai bangsa, bangsa, dan manusia dari setiap bahasa.
"Sekali lagi, dalam 5:19 kita membaca" semua bangsa dan bangsa
dan manusia dari setiap bahasa. "
- Wahyu 5:11 menggambarkan pengadilan malaikat di surga
“berjumlah ribuan demi ribuan, dan sepuluh ribu kali sepuluh ribu.”
Bandingkan Daniel 7:10: “Ribuan demi ribuan orang mengikutinya;
sepuluh ribu kali sepuluh ribu berdiri di depannya. "
- Wahyu 9:20 menggambarkan tanggapan dunia yang memberontak
terhadap penghakiman Allah: “Mereka tidak berhenti menyembah
iblis, dan berhala-berhala emas, perak, perunggu, batu dan kayu —
berhala yang tidak dapat melihat atau mendengar atau berjalan.”
Bandingkan Daniel 5 : 23 di mana Belsyazar dan tamunya dikecam
oleh Daniel: "Kamu memuji para dewa dari perak dan emas, dari
perunggu, besi, kayu dan batu, yang tidak bisa melihat atau
mendengar atau mengerti."
- Wahyu 10: 5–6 mencatat: “Lalu malaikat itu… mengangkat tangan
kanannya ke surga. Dan dia bersumpah demi dia yang hidup untuk
selama-lamanya, yang menciptakan surga. Daniel 12: 7
menggambarkan malaikat itu sebagai “orang yang berpakaian lenan”
yang mengangkat tangan kanan dan tangan kirinya ke surga, dan…
[bersumpah] olehnya yang hidup selamanya, dengan mengatakan,
'Itu akan terjadi untuk suatu waktu, waktu dan setengah waktu. '"
- Wahyu 11: 3 mengutip ucapan Tuhan, “Dua saksi Ku… akan
bernubuat selama 1.260 hari, mengenakan kain kabung.”
Bandingkan rentang waktu dalam Daniel 7:25, yang berbicara
tentang tanduk kecil yang akan “menindas orang-orang kudusnya…
orang-orang suci akan diserahkan kepadanya untuk sementara
waktu, setengah kali. ”Istilah untuk waktu (zemān) jelas sama
dengan“ tahun ”dalam perikop ini; dan tiga setengah tahun keluar
menjadi sekitar 1.283 hari, sedikit lebih dari 1.260.
- Wahyu 12: 3 menggambarkan seekor naga merah besar "dengan
tujuh kepala dan sepuluh tanduk dan tujuh mahkota di atas

119
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

kepalanya." Bandingkan Daniel 7: 7, yang menyebut binatang


keempat sebagai "berbeda dari semua binatang buas sebelumnya,
dan ia memiliki sepuluh tanduk . "
- Wahyu 12: 4 menceritakan bagaimana ekor naga itu “menyapu
sepertiga dari bintang-bintang dari langit dan melemparkannya ke
bumi.” Daniel 8:10 menggambarkan tanduk kecil itu tumbuh sebagai
”bala tentara langit, dan ia melemparkan beberapa dari host
berbintang turun ke bumi dan menginjak-injak mereka. "
- Wahyu 13: 1 adalah referensi lebih lanjut tentang binatang
eskatologis “yang keluar dari laut. Dia memiliki sepuluh tanduk dan
tujuh kepala. "Ayat 2 melanjutkan," Binatang yang kulihat
menyerupai macan tutul, dan memiliki kaki seperti beruang dan
mulut seperti singa. "Ini tampaknya merupakan gabungan dari
binatang yang mewakili kerajaan berturut-turut Babel, Persia, dan
Yunani yang dijelaskan dalam Daniel 7: 3–6.
Dalam Daniel 7: 8, Daniel diberi informasi tentang Antikristus
dengan kedoknya sebagai tanduk kecil: "Tanduk ini memiliki mata
seperti mata manusia dan mulut yang berbicara dengan sombong." -
- Wahyu 13: 5 mengatakan tentang naga besar , “Binatang buas itu
diberi mulut untuk mengucapkan kata-kata dan penghujatan yang
sombong dan menjalankan wewenangnya selama empat puluh dua
bulan.” Bandingkan Daniel 11:36: “Raja akan melakukan apa yang
dia mau. Dia akan meninggikan dan meninggikan diri di atas setiap
dewa dan akan mengatakan hal-hal yang tidak pernah terdengar
terhadap Dewa para dewa. "
- Wahyu 13:11 mengutip Yohanes yang mengatakan, “Aku melihat
seekor binatang lain keluar dari bumi. Dia memiliki dua tanduk
seperti anak domba, dan dia berbicara seperti seekor naga.
"Bandingkan lambang Kekaisaran Media-Persia dalam Daniel 8: 3:"
Seekor domba jantan dengan dua tanduk, berdiri di samping kanal. "
- Wahyu 20: 4 menetapkan penghakiman terakhir Allah: “Aku
melihat takhta-takhta yang di atasnya mereka yang telah diberi
wewenang untuk menghakimi.” Sebuah adegan yang serupa

120
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

ditemukan dalam Daniel 7: 9: tempat, dan Ancient of Days


mengambil tempat duduknya. Pakaiannya seputih salju; rambut
kepalanya putih seperti wol. "
Sejauh menyangkut adegan penghakiman, ada paralel lebih jauh
antara Wahyu 20:12 - “Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan
kecil, berdiri di depan takhta itu, dan kitab-kitab dibuka. Kitab lain
dibuka, yaitu kitab kehidupan "—dan Daniel 7: 10—" Pengadilan
duduk, dan kitab-kitab itu dibuka. "
Dari petikan-petikan yang dikutip, kita melihat bahwa petikan-
petikan utama dan motif-motif dari Kitab Daniel yang dipantulkan
atau diperbesar dalam PB sebagian besar berhubungan dengan
peristiwa dan tokoh akhir zaman.

121
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Barnes, A. Notes on the Old Testament: Isaiah (Vol. 1) London:


Blackie & Son, 1851.

Brown Driver Briggs, The New Brown-Driver-Briggs, Gesenius


Hebrew-English Lexicon, Massachusetts: Hendrickson Publisher,
1979

Bullock Hassell.C, Kitab Nabi-Nabi Perjanjian Lama (terj),


Malang: Gandum Mas,2002

Cowles, H. Ezekiel and Daniel, with Notes, Critical, Explanatory,


and Practical New York: D. Appleton and Company.nd

Drane John, Memahami Perjanjian Lama II (terj), Jakarta :


Persekutuan Pembaca Alkitab.2002

Free, Joseph.P, Arkeologi dan Sejarah Alkitab (terj), Malang:


Gandum Mas, 2001

Green B. Joel, Memahami Nubuatan, Jakarta: Persekutuan Pembaca


Alkitab, 2005

Henry Matthew, Kitab Yesaya 1-39 (terj), Surabaya: Momentum,


2016

Harman, A. M. A Study Commentary on Daniel, Darlington,


Inggris; Webster, New York: Evangelical Press 2007.

Jensen, L. Irving, Jensen’s Survey Of The Od Testament, Chicago:


Moody Press,1978

Kidner Derek, Yeremia,Teladan Iman Di Tengah Kekacauan


Kehidupan Modern (terj), Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina Kasih,
2002

122
Survey PL 4 (Nabi-Nabi)

Klien W.William & Blomberg L.Craig & Hubbard L Robert, Jr,


Introduction to Biblical Interpretation 2 (terj), Malang: Literatur
SAAT, 2013

Lasor, W.S, Pengantar Perjanjian Lama II (terj), Jakarta: BPK


Gunung Mulia,2001

Pratt, L Richard, He Gaves Us Stories (Ia Berikan kita Kisah-Nya),


Surabaya: Momentum,2005

Van Gemeren A.Willem, Penginterpretasian Kitab Para Nabi (terj),


Surabaya: Momentum

Van Gemeren A.Willem (Gen.Ed), New International Dictionary of


Old Testament Theology & Exegesis, Vol.4, Grand Rapids,
Michigan:Zondervan Publishing House,1996

Young J Edward, My Servants The Prophets, Grand Rapid


Michigan: WM.B.Eerdmans Publishing Co,1978

Young, J Edward An introduction to the Old Testament Grand


Rapids, Michigan: WM B. Eerdmans Publishing Co, 1977

123

Anda mungkin juga menyukai