Rumusan Masalah
B. Tujuan Percobaan
C. Hipotesis
D. Kajian Pustaka
Tumbuhan tidak akan bisa melakukan fotosintesis jika tidak ada air dan
cahaya matahari. Fotosintesis sendiri adalah suatu proses biokimia pembentukan
zat makanan (zat anorganik menjadi zat organik) pada tumbuhan dengan
memanfaatkan cahaya matahari. Air dan zat hara dari tanah serta hasil fotosintesis
akan diangkut melalui pembuluh pengangkut xylem dan floem. Pengangkutan ini
disebut dengan translokasi. Air dari dalam tanah masuk ke akar hingga sampai ke
pembuluh xylem melalui proses osmosis. Dari xylem akar, air dan zat hara
kemudian diangkut ke batang dan daun karena aliran massa yang di pengaruhi
oleh proses transpirasi.
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap melalui jaringan
tumbuhan yang bersentuhan dengan atmosfer luar. Transpirasi ini dilakukan oleh
tumbuhan melalui stomata, kutikula, dan lentisel. Namun utamanya adalah
transpirasi yang melalui stomata daun. Hal ini terjadi karena stomata perlu
memasukkan CO2 yang digunakan dalam proses fotosintesis. Karbon dapat masuk
ke dalam jaringan tumbuhan jika air yang ada di ruang-ruang antar sel keluar dari
tubuh tumbuhan. Stomata dikelilingi oleh sel penjaga yang bertugas dalam
mengatur keluar masuknya udara melalui mekanisme membuka menutupnya
stomata (Purba, 2011).
Transpiasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk
mengambil karbon dioksida dari udara untuk berfotosintesis. Lebih dari 20% air
yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara sebagai uap air (Siregar, 2003).
Menurut (Yuliani, 2019) transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel
mesofil ke rongga antar sel yang ada pada daun. Penguapan air ke rongga antar sel
akan terus berlangsung sampai rongga antar sel jenuh dengan uap air. Sel-sel yang
menguapkan airnya ke rongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan air
sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang
berasal dari xylem tulang daun, yang selanjutnya akan menerima dari batang dan
batang menerima dari akar dan seterusnya. Apabila stomata membuka uap air dari
rongga antar sel akan keluar ke atmosfir.
Stomata akan membuka jika tekanan turgor sel penutup tinggi dan akan
menutup jika jika tekanan turgor rendah. Mekanisme membuka menutupnya
stomata dapat dijelaskan dengan 4 teori, yaitu teori fotosintesis, teori klasik
(Sayre), teori klasik (Levit), dan pemompaan ion K+.
1) Teori Fotosintesis
Sel penutup stomata mengandung klorofil yang akan mengalami fotosintesis
jika terkena cahaya matahari. Hal ini menghasilkan gula yang akan larut dan
menyebabkan PA sel penutup menurun sehingga turgornya meningkat, karena
air dari sel tetangga akan masuk ke sel penutup dan stomata akan terbuka.
Sel penutup mengandung klorofil Gula larut dalam cairan sel penutup
Glukosa membuat PO dan PA sel penutup turun sehingga air dari sel tetangga
masuk dan membuat tekanan turgor menjadi tinggi sehingga stomata terbuka.
- Malam hari
Tidak terjadi fotosintesis berakibat CO2 di dalam sel bereaksi dengan air
dan menghasilkan asam karbonat.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : kondisi terang, kondisi gelap
2. Variabel kontrol : - jenis tanaman pacar air (Impatien balsemia)
- tinggi tanaman
- jumlah daun
- waktu perlakuan
- volume air dalam tabung erlenmeyer
3. Variabel respon : perubahan berat tanaman, kecepatan transpirasi
F. Definisi Operasional Variabel
Kondisi lingkungan terang yang dipilih adalah dengan meletakkan tabung
erlenmeyer beserta tanaman pacar air di sekitar bohlam lampu dengan daya 100
watt, intensitas cahayanya sebesar 1740 cd/m2, kelembaban 75 % dan dengan
suhu 370. Sedangkan pada kondisi lingkungan gelap yang dipilih adalah dengan
meletakkan tabung erlenmeyer ke dalam almari inkubator yang intensitas
cahayanya 0 cd/m2, kelembaban 89%, dan dengan suhu 290. Tanaman pacar air
yang memiliki nama ilmiah Impatien balsemia ini digunakan untuk praktikum
dengan ketentuan memiliki kesamaan jenis yang dapat dilihat dari wana
bunganya, jika tanaman yang digunkan berbunga ungu maka tanaman satunya
juga harus berbunga ungu. Agar proses yang terjadi juga sama. Tinggi tanaman
yang digunakan untuk praktikum adalah 20 cm diukur dari pucuk tanaman sampai
kebawah dan dipotong miring. Jumlah daun dikontrol dengan jumlah yang sama,
jika 10 daun maka kedua tanaman juga menyisakan 10 daun. Untuk daun yang
lainnya bisa dipetik. Waktu yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah 90 menit
atau 1,5 jam, dimana setiap 30 menit dilakukan penimbangan. jadi ada 3 kali
penimbangan yang di lakukan setiap 30 menit. Volume air yang dimasukkan ke
dalam tabung erlenmeyer adalah 150 ml.
Pada setiap 30 menit sekali akan dilakukan penimbangan yang akan
menunjukkan apakah terjadi perubahan berat sebagai akibat dari percobaan yang
dilakukan. Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh tanaman dalam bentuk uap
air yang melalui stomata. Kecepatan trasnpirasi yang merupakan respon dari
praktikum ini dicari tahu agar dapat mengetahui perbedaan kecepatan transpirasi
pada tanaman saat berada di tempat yang terpapar cahaya dan di tempat yang
tidak terpapar cahaya.
H. Rancangan Percobaan
- diukur panjangnya 20 cm
- dipotong ujung batangnya secara miring
- dimasukkan di tabung erlenmeyer yang sudah ada gabus
dan dilubangi dan diisi air 150 ml
diolesi vaselin pada tiap bagian yang telah dipetik / dibuang dari
tanaman
pada celah gabus diolesi vaselin agar tidak ada udara yang
Tanaman pacar air (Impatien balsemia) yang sudah
keluar/masuk
diolesi vaselin
I. Langkah Kerja
3. Memotong miring pangkal pucuk batang tanaman pacar air dalam air, dan
segera masukkan potongan tanman tersebut pada tabung erlemenyer melalui
lubang pada sumbat bagian bawahnta terendam air. Buanglah bunga, kuncup,
daun yang rusak dan olesi dengan vaselin. Demikian pula olesi celah-celah yang
ada dengan vaselin (misalnya sekitar sumbat penutup).
4. Menimbang kedua erlenmeyer tersebut lengkap dengan tanaman dan air yang
ada di dalamnya dan cacat.
Rata – rata
30’ 30’’ 30’’’
Selisih Berat
Berat
Perbedaan Berat Berat Berat
Awal
Lingkungan Akhi Akhi Akhi
(gr) Selisih Selisih Selisih
r r r
(W1) (W2) (W3)
Botal A
260,5 260,3 0,2 260,2 0,1 260,1 0,1 0,13
(Gelap)
Botol B
253,5 253,2 0,3 252,7 0,5 252,6 0,1 0,3
(Terabg)
0
Kecepatan Transisi (Terang) Kecepatan Transisi (Gelap)
Kondisi Lingkungan
dalam kondisi terang laju transpirasi tanaman pacar air sebesar 0,0005
g/menit/cm2 sedangkan laju transpirasi tanaman pacar air pada tempat gelap lebih
rendah yakni sebesar 0,00022 g/menit/cm2.
- Gambar
Pada gambar 1 merupakan diagram dari hasil kecepatan transisi pada
tanaman pacar air di tempat gelap dan terang. Ditunjukkan melalui diagram
batang bahwa tempat terang menghasilkan kecepatan tranpirasi sebesar 0,0005
g/menit/cm2 sedangkan pada tempat gelap menghasilkan kecepatan tranpirasi
0,00022 g/menit/cm2.
M. Kesimpulan
- Berdasarkan praktikum yang dilakukan membuktikan bahwa pengaruh
lingkungan dan cahaya sangat mempengaruhi kecepatan transpirasi pada
tumbuhan.
- Pada tanaman yang terpapar cahaya menunjukkan kecepatan transpirasi yang
tinggi, sedangkan pada tanaman yang berada di tempat gelap atau tidak terpapar
cahaya sama sekali menunjukkan kecepatan transpirasi yang lebih rendah.
- Pada kondisi lingkungan yang terang kecepatan transpirasi sebesar 0,0005
g/menit/cm2 dan pada kondisi lingkungan gelap sebesar 0,00022 g/menit/cm2.
N. Daftar Pustaka
Lestari, Endang. 2006. Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan
Ketahanan Kekeringan pada Somaklon padi Gajahmungku, Towuti, dan IR 64.
Biodiversitas ISSN: 1412-033x. Volume 7, No.1. halaman 44.
Miftah, Arief. 2014. Transpirasi dan Fungsinya Bagi Tumbuhan. Jurnal
(online). https://www.anakagronomy.com/2014/03/transpirasi-dan-fungsinya-
bagi-tumbuhan.html (diakses Rabu, 19 Februari 2020).
Purba. 2011. Kebutuhan dan Cara Pemberian Air Irgasi Untuk Tanaman
Padi Sawah. Jurnal Sains dan Teknologi 3 : 146
Rachmawati, Fida., dkk. 2007. Biologi Umum. Surabaya : Unesa
University Press.
Rizky. 2011. Pengukuran Laju Transpirasi Dengan Menggunakan Metode
Penimbangan Langsung. Jurnal (Online).
https:id.scribd.com/doc/87995346/Laporan-Praktikum-Fisiologi-Tumbuhan-
Transpirasi. (diakses Rabu, 19 Februari 2020).
Salisbury, F.B dan Ross, C.W. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid III.
Bandung : ITB.
Sasmitamihardja, Drajat, dkk. 1997. Fisiologi Tumbuhan. Bandung :
Depdikbud.
Siregar, Arbayah. 2003. Anatomi Tumbuhan. Bandung : ITB.
Yuliani,dkk. 2019. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Surabaya :
FMIPA UNESA.