Anda di halaman 1dari 8

Mengurangi Pencemaran Udara

Sumber:http://geoenviron.blogspot.co.id/2011/12/pencemara
n-udara-dan-upaya.html

Untuk menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan melalui


beberapa usaha antara lain:
 Mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak
menghasilkan gas karbon monoksida.
 Pengolahan atau daur ulang limbah asap industri
 Penghijauan dan reboisasi atau penanaman kembali pohon-pohon pengganti
 Menghentikan pembakaran hutan.
 
Tanaman Penyerap Karbondioksida

Pohon trembesi jayoan penyerap karbondioksida (gambar: alamendah)


Tanaman merupakan penyerap karbondioksida (CO2) di udara. Bahkan beberapa
diantara tanaman-tanaman itu sangat jago, mempunyai kemampuan besar, untuk
menyerap karbondioksida (CO2). Pohon trembesi (Samanea saman) terbukti
menyerap paling banyak karbondioksida. Dalam setahun, trembesi mampu menyerap
28.488,39 kg karbondioksida.

Sebagaimana diketahui, tumbuhan melakukan fotosistesis untuk membentuk zat


makanan atau energi yang dibutuhkan tanaman tersebut. Dalam fotosintesis tersebut
tumbuhan menyerap karbondioksida (CO2) dan air yang kemudian di rubah menjadi
glukosa dan oksigen dengan bantuan sinar matahari. Kesemua proses ini berlangsung
di klorofil. Kemampuan tanaman sebagai penyerap karbondioksida akan berbeda-
beda.
Banyak faktor yang mempengaruhi daya serap karbondioksida. Diantaranya
ditentukan oleh mutu klorofil. Mutu klorofil ditentukan berdasarkan banyak
sedikitnya magnesium yang menjadi inti klorofil. Semakin besar tingkat magnesium,
daun akan berwarna hijau gelap.

Daya serap karbondioksida sebuah pohon juga ditentukan oleh luas keseluruhan
daun, umur daun, dan fase pertumbuhan tanaman. Selain itu, Pohon-pohon yang
berbunga dan berbuah memiliki kemampuan fotosintesis yang lebih tinggi sehingga
mampu sebagai penyerap karbondioksida yang lebih baik. Faktor lainnya yang ikut
menentukan daya serap karbondioksida adalah suhu, dan sinar matahari, ketersediaan
air.

Trembesi Juara Pohon Penyerap Korbondioksida. Adalah Endes N. Dahlan,


seorang dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor yang melakukan
penelitian daya serap karbondioksida pada berbagai jenis pohon. Penelitian yang
dilakukan pada 2007-2008 memberikan hasil bahwa trembesi (Samanea saman)
terbukti menyerap paling banyak karbondioksida. Dalam setahun, trembesi mampu
menyerap 28.488,39 kg karbondioksida.

Selain pohon trembesi, didapat juga berbagai jenis tanaman yang mempunyai
kemampuan tinggi sebagai tanaman penyerap karbondioksida (CO2). Pohon-pohon
itu diantaranya adalah cassia, kenanga, pingku, beringin, krey payung, matoa,
mahoni, dan berbagai jenis tanaman lainnya.

Daftar Pohon Penyerap Karbondioksida. Berikut merupakan daftar tanaman yang


mempunyai daya serap karbondioksida yang tinggi berdasarkan hasil riset Endes N.
Dahlan. (No, nama pohon, nama latin, daya serap).
1. Trembesi, Samanea saman, 28.488,39 kg/tahun
2. Cassia, Cassia sp, 5.295,47 kg/tahun
3. Kenanga, Canangium odoratum, 756,59 kg/tahun
4. Pingku, Dyxoxylum excelsum, 720,49 kg/tahun
5. Beringin, Ficus benyamina, 535,90 kg/tahun
6. Krey payung, Fellicium decipiens, 404,83 kg/tahun
7. Matoa, Pometia pinnata, 329,76 kg/tahun
8. Mahoni, Swettiana mahagoni, 295,73 kg/tahun
9. Saga, Adenanthera pavoniana, 221,18 kg/tahun
10. Bungur, Lagerstroemia speciosa, 160,14 kg/tahun
11. Jati, Tectona grandis, 135,27 kg/tahun
12. Nangka, Arthocarpus heterophyllus, 126,51 kg/tahun
13. Johar, Cassia grandis, 116,25 kg/tahun
14. Sirsak, Annona muricata, 75,29 kg/tahun
15. Puspa, Schima wallichii, 63,31 kg/tahun
16. Akasia, Acacia auriculiformis, 48,68 kg/tahun
17. Flamboyan, Delonix regia, 42,20 kg/tahun
18. Sawo kecik, Maniilkara kauki, 36,19 kg/tahun
19. Tanjung, Mimusops elengi, 34,29 kg/tahun
20. Bunga merak, Caesalpinia pulcherrima, 30,95 kg/tahun
21. Sempur, Dilenia retusa, 24,24 kg/tahun
22. Khaya, Khaya anthotheca, 21,90 kg/tahun
23. Merbau pantai, Intsia bijuga, 19,25 kg/tahun
24. Akasia, Acacia mangium, 15,19 kg/tahun
25. Angsana, Pterocarpus indicus, 11,12 kg/tahun
26. Asam kranji, Pithecelobium dulce, 8,48 kg/tahun
27. Saputangan, Maniltoa grandiflora, 8,26 kg/tahun
28. Dadap merah, Erythrina cristagalli, 4,55 kg/tahun
29. Rambutan, Nephelium lappaceum, 2,19 kg/tahun
30. Asam, Tamarindus indica, 1,49 kg/tahun
31. Kempas, Coompasia excelsa, 0,20 kg/tahun

Tumbuhan-tumbuhan tersebut adalah jagoan penyerap karbondioksida berdasarkan


riset yang dilakukan oleh Endes N. Dahlan yang dipublish awal 2008. Tidak menutup
kemungkinan masih terdapat pohon-pohon lain yang mempunyai kemampuan daya
serap karbondioksida yang lebih tinggi dalam upaya mengurangi polusi udara dan
mengurangi dampak pemanasan global.
Upaya yang Harus Dilakukan.

Sumber : http://kabargem.blogspot.co.id/2013/04/makalah-
pencemaran-air-udara-dan-tanah.html
Penanggulangan pencemaran udara tidak dapat dilakukan tanpa menanggulangi
penyebabnya. Mempertimbangan sektor transportasi sebagai kontributor utama
pencemaran udara, maka sektor ini harus mendapat perhatian utama.
 menyerukan kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem transportasi yang
ada saat ini, dengan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan dan terjangkau
oleh publik. Prioritas utama harus diberikan pada sistem transportasi massal dan
tidak berbasis kendaraan pribadi.
 juga menyerukan kepada pemerintah untuk segera memenuhi komitmennya
untuk memberlakukan pemakaian bensin tanpa timbal.
 Di sektor industri,  penegakan hukum harus dilaksanakan bagi industri
pencemar.
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan
sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar
dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota
dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya.
1. Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi,
sementara kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
2. Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu
dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama
yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.
3. Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas
dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas
terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas
dan mengurangi polusi udara.
4. Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang
sering diistilahkan dengan “polisi tidur” justru merupakan biang polusi. Kendaraan
bermotor akan memperlambat laju
5. Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun
pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan
adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di
samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.
6. Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan,
terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi
udara.
PENANGGULANGAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT
SISTEM TRANSPORTASI
Sumber:http://jejakjejakhijau.blogspot.co.id/2012/01/upaya
-penanggulangan-tingkat-pencemaran.html
Pengendalian pencemaran akibat kendaraan bermotor akan mencakup upaya-upaya
pengendalian baik langsung maupun tak langsung, yang dapat menurunkan tingkat
emisi dari kendaraan bermotor secara efektif.
Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan
sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar
dari kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota
dan angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya, seperti :
·         Pemeriksaan dan Pemeliharaan. Program pemeriksaan dan pemeliharaan
kendaraan yang dilaksanakan secara keras untuk memastikan kepatuhan masyarakat
merupakan suatu pelengkap yang penting dalam penetapan standar emisi. Pengotak-
atikan dan pemeliharaan yang buruk dapat dengan cepat membuat pengendalian
emisi menjadi tidak efektif. Usia juga cenderung menurunkan kinerja perangkat
polusi. Karena itu program untuk menghapus kendaraan tua dari jalan dengan
menawarkan suatu imbalan mungkin dapat sangat mengurangi emisi kendaraan. Satu
yang paling sederhana dalam hal ini lakukan servis berkala pada kendaraan dan
minta lah kepada teknisi bengkel untuk mengstandarkan emisi buangan kendaraan.
·         Larangan Masuk. Pada tahun 1977 Buenos Aires melarang kendaraan pribadi
memasuki jalan-jalan pusat keramaian kota dari pukul 10 pagi sampai 7 malam pada
hari-hari kerja. Bus dan taksi diperbolehkan hanya pada beberapa jalan tertentu.
Larangan ini mengatasi kepadatan lalu lintas dan pencemaran udara yang disebabkan
oleh satu juta orang yang memadati pusat kota Buenos Aires setiap hari kerja. Kita
sendiri telah melakukan untuk beberapa jalan melalui Kawasan 3in1.
·         Larangan Parkir. Larangan parkir membatasi jumlah mobil yang boleh
parkir di suatu daerah, tapi tidak berpengaruh apapun pada jumlah mobil yang boleh
lewat. Salah satu cara untuk mengatasi masalah yang diakibatkan oleh berlimpahnya
kendaraan adalah sama sekali melarang semua kendaraan memasuki pusat-pusat kota
. “Zona bebas mobil”, sebagai suatu cara untuk mengurangi pencemaran udara,
menggalakkan pariwisata, dan meningkatkan kualitas kehidupan, akhir-akhir ini
semakin populer di Eropa. Pengalaman yang terjadi di AS lebih terbatas; zona
pembatasan mobil biasanya hanya berlaku pada daerah pariwisata atau pertokoan
kecil, dan hanya berdampak kecil pada pola transportasi kota secara keseluruhan.
·         “Sel” Lalu Lintas. Gothenburg, Swedia, membagi pusat kotanya menjadi
lima sektor berbentuk “pastel” sebagai suatu cara untuk membatasi lalu lintas yang
lewat dan menggalakkan transportasi umum. Kendaraan darurat, angkutan lokal
masal, sepeda dan moped dapat melintas dari satu zona ke zona lain, tapi mobil tidak
dapat. Berkurangnya kepadatan di pusat kota Gothenburg telah menimbulkan
layanan transit yang lebih baik dan tingkat kecelakaan yang lebih rendah. Pendekatan
yang disebut “sel lalu lintas” ini, yang berasal dari Bremen, Jerman, juga digunakan
di Groningen, Belanda, dan Besancon, Prancis.
·         Hari Tanpa Mengemudi. Pada akhir 1991, Roma, Milano, Napoli, Turino,
dan tujuh kota lain di Italia mencanangkan “perang” terhadap pencemaran dengan
cara membatasi jumlah mobil di jalan. Dalam peraturan ini, mobil berplat nomor
ganjil dilarang berjalan di satu hari, sedang mobil berplat nomor genap dilarang
berjalan hari berikutnya. Banyak pengemudi yang merasa jengkel dengan adanya
kekangan dan larangan atas hak mereka untuk mengemudi, lalu mengabaikan aturan
genap-ganjil ini. Dalam satu hari saja di bulan Desember, para polisi lalu lintas
mencatat 12. 983 pelanggaran, menilang para pelanggar aturan yang mengemudi di
hari yang salah, atau yang mengubah plat nomor kendaraan mereka. Namun
demikian, dengan penggalakan peraturan secara keras, menteri lingkungan hidup
Italia yakin larangan mengemudi berseling hari itu dapat mengurangi polusi sebesar
20 sampai 30 persen.
·         Bersepeda. Sebagai bentuk transportasi yang paling lazim di dunia, bersepeda
kini mulai “naik daun”, sejalan dengan usaha pemerintah beberapa negara untuk
menggalakkan bersepeda melalui program khusus. Jumlah sepeda di planet ini lebih
dari 800 juta, hampir dua kali jumlah kendaraan umum, tetapi untuk lebih
menggalakkan kegiatan bersepeda, negara-negara seperti Belanda, Denmark, Belgia,
dan Jerman mengembangkan jaringan jalan untuk sepeda, masing-masing dengan
hak guna jalan yang terpisah dari jalan mobil. Tempat parkir yang terpisah,
persewaan sepeda dengan uang jaminan yang akan dikembalikan, bahkan garasi
khusus sepeda, semuanya diusahakan untuk lebih menggalakkan kegiatan bersepeda.
Program semacam itu mempunyai dampak amat besar terhadap cara orang melihat
pilihan yang mereka miliki untuk sarana transportasi. Misalnya, kegiatan bersepeda
di Erlangen , Jerman, meningkat dua kali lipat setelah jalan sepeda sepanjang 160 km
selesai dibangun. Banyak kota di Cina memiliki jalan sepeda selebar lima atau enam
jalur. Sesungguhnyalah, sepeda amat penting di Cina, dan pemantauan lalu lintas di
kota Tianjin telah mendata lebih dari 50.000 sepeda melintas di satu persimpangan
jalan dalam waktu satu jam.
·         Jam Kerja Lentur. Selama Olimpiade Musim Panas tahun 1984, Los Angeles
menggilir jam kerja, dan dengan demikian menurunkan pencemaran udara ke titik
terendah selama beberapa waktu terakhir ini. Sekarang banyak kota mencari jalan
untuk menghambat pencemaran udara dengan cara memulai jam kerja atau sekolah
satu atau dua jam lebih awal, atau dengan mengakhirinya lebih awal, dan dengan
demikian mengurangi kepadatan lalu lintas. Kota-kota lain mengusulkan empat hari
kerja seminggu sebagai cara lain mengurangi kemacetan lalu lintas. Misalnya di
kantor PU Los Angeles para karyawan bekerja 10 jam sehari dari Senin sampai
Kamis. Pada hari Jumat seluruh gedung ditutup, dan hal ini tidak saja mengurangi
asap kabut dan kemacetan, tapi juga menghemat biaya operasi 1,7 juta dollar AS
setahun.
·         Kerja Jarak Jauh (Telecommuting). Suatu strategi lain, yaitu cara “kerja
jarak jauh”, atau mengizinkan karyawan bekerja di rumah dengan menggunakan
telepon dan komputer, akan mengurangi biaya tambahan kantor dan sekaligus
menghemat waktu dan uang para karyawan. Para pegawai di Los Angeles berharap
akan mengurangi 3 juta perjalanan ke tempat kerja dengan adanya program kerja di
rumah dan kerja jarak jauh. Pusat Penelitian Masa Depan meramalkan bahwa lima
juta orang Amerika memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan komputer dan
dapat dikerjakan di rumah menjelang tahun 1993. Dan dari suatu studi yang
dilakukan oleh Asosiasi Pemerintahan California Selatan ditemukan bahwa jika satu
dari delapan karyawan memilih untuk bekerja di rumah, atau di stasiun kerja “satelit”
yang dihubungkan secara elektronis dengan kantor pusat, maka kemacetan lalu lintas
di jalan-jalan raya daerah tersebut dapat dikurangi hampir sepertiganya.
·         Teknologi Baru. Sejumlah teknologi yang lebih baru menjanjikan
pengurangan emisi cukup besar bila dibandingkan dengan sistem-sistem yang ada
saat ini. Dengan beroperasi menggunakan zat hidrogen, beberapa temuan mutakhir
ini bahkan dapat mencapai tingkat emisi nol, atau sangat mendekati nol, sampai
selisihnya tak dapat diukur dengan piranti yang ada sekarang.
Bahkan bila dioperasikan dengan bahan bakar fosilpun, seperti gas alam, temuan-
temuan itu masih mampu mencapai tingkat emisi nol untuk polutan-polutan tertentu,
dan mendekati nol untuk beberapa jenis polutan lain.

Selain hal-hal diatas, berikut ini hal-hal sederhana yang dapat kita lakukan dalam
upaya mengurangi beban polusi yang ada terkait “manajemen transportasi
perkotaan”, baik yang kaitannya dengan manajemen transportasi public maupun
manajemen kendaraan bermotor pribadi, diantaranya :
·         Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara
kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
·         Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu
dipertimbangkan sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama
yang kurang terawat, semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.
·         Menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan misalnya: biodiesel, BBG,
bioetanol.
·         Pemerintah perlu menyediakan sarana transportasi massal yang nyaman agar
masyarakat dapat menggunakannya, serta mengurangi penggunaan kendaraan pribadi
di jalan, khususnya pada saat jam sibuk
·         Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas
dan tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas
terhadap pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas
dan mengurangi polusi udara.
·         Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang
sering diistilahkan dengan "polisi tidur" justru merupakan biang polusi. Kendaraan
bermotor akan memperlambat laju.
·         Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun
pribadi meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan
adanya kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di
samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.

Anda mungkin juga menyukai