Dosen Pengampun :
Nim : 4305019053
LATAR BELAKANG
Indonesia sudah merdeka selama kurang lebih tujuh puluh tahun, seharusnya
di usia tersebut bangsa indonesia sudah bisa menata dirinya menuju peradaban
dan kemajuan yang lebih baik. Tetapi apa yang terjadi? Bangsa ini ternyata belum
keluar dari konflik pemaksaan kepentingan elite tertentu, kekerasan disegala
bidang, ponolakan akan keberagaman, suku budaya dan bahkan agama.
Bangsa ini belum bisa menyatukan diri nya sebagai sebuah bangsa yang besar.
Persatuan dan kesatuan yang diamanatkan dalam indonesia belum bisa
direalisasikan dengan baik. Bahkan sekarang banyak pihak yang hendak
menghapus dan mengganti pancasila.
Kebaikan bersama atau bonum commune adalah hal yang menjadi tujuan
bersama suatu kelompok masyarakat. Tujuan bersama inilah yang mengikat
anggota-anggota kelompok atau masyarakat untuk bersatu atau bergabung, dan
mempunyai kekuatan mewajibkan. Kebaikan bersama lazimnya tidak terbatas
pada tujuan lahir, seperti keuntungan tertentu, tetapi dalam masyarakat atau
negara terutama adalah kesejehteraan umum, yakni keseluruhan syarat-syarat dari
hidup bersama yang memungkinkan masing-masing anggota dan kelompok-
kelompok masyarakat memcapai penyempurnaan dirinya dan dapat menjalankan
panggilan hidup dengan baik.( wikipedia).
Aristoteles juga berpendapat bahwa menurut kodrat nya manusia itu hidup
dalam polis (negara kota), bagi aristoteles tujuan negara adalah untuk menggapai
hidup yang baik dalam arti yang sepenuh-penuhnya, yakni pencapaian bonum
commune (kesejahteraan umum).
Istilah ini diturunkan dari budaya masyarakat desa yang saling menolong ketika
membangun dan memindahkan rumah, menggotongnya bahu-membahu dengan
tandu dari batang royong (ruyung), tumbuhan tinggi sejenis kelapa. Hal ini dapat
diartikan bahwa gotong royong merupakan jiwa masyarakat indonesia itu sendiri.
Ini lah yang hendak di perjuangkan papua sekarang, bonum commune yang sudah
ada sejak dulu bahkan sekarang di jadikan tujuan negara indonesia. Mereka
menuntut kesejahteraaan yang di cita-citakan sejak lama. Kesejahteraan untuk
semua golongan tanpa memandang kaya dan miskin, tua dan muda, kasta,
suku,agama, ras dan budaya.
Polis yang digagas aristoteles adalah tempat di mana yang satu dengan yang lain
dibedakan hanya berdasarkan peran dan setiap orang menyumbangkan sesuatu
sesuai perannya sehingga saling mengisi. Itu berarti kesejahteraan adalah usaha
bersama. Masing-masing mempunyai tanggung jawab untuk membangun
kesejahteraan sesama.
Harus ada komitmen dan kepercayaan pada semua aspek pemerintahan yang
terlibat untuk mewujudkan kesejahteraan umum di indonesia. Mulai dari
pemerintah, daerah, kota, kabupaten, desa dan sampai sektor yang paling kecil RT
harus turut ambil bagian dalam mewujudkan cita-cita bersama ini. Tetapi
kenyataannya yang terjadi sekarang berbeda, pemerintah seakan lupa untuk
membangun daerah indonesia yang lain dan malah sibuk dengan urusan perkotaan
dan perpolitikan di indonesia yang mulai kurang sehat.
Separatis atau lebih dikenal dengan gerakan separatisme merupakan suatu gerakan
yang bertujuan untuk mendapatkan kedaulatan dan memisahkan suatu wilayah
atau kelompok manusia (biasanya kelompok dengan kesadaran nasional yang
tajam) dari satu sama lain, gerakan ini muncul dari berbagai aspek kehidupan
dalam kehidupan manusia. Salah satu gerakan separatisme yang cukup
berpengaruh di Indonesia adalah Organisasi Papua Merdeka (OPM). Organisasi
ini memiliki basis pergerakan di Papua, organisasi ini sudah banyak melakukan
gerakan aktif yang sudah banyak memakan korban baik harta maupun jiwa.
Organisasi Papua Meredeka (OPM) adalah sebuah organisasi yang dibentuk pada
tahun 1965 dengan tujuan membantu dan melaksanakan penggulingan yang saat
ini berdiri di provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia, sebelumnya bernama
Irian Jaya. Memisahkan diri pada Indonesia dan menolak pembangunan ekonomi
dan modernitas. Menurut tokoh Papua Nicholas Jouwe, organisasi Papua Merdeka
dibentuk pada 1965 saat pecahnya peristiwa gerakan G30S oleh para serdadu
Belanda di Papua dengan tujuan untuk memusuhi Republik Indonesia dan
mengganggu keamanan di wilayah Paling Timur dan paling baru wilayah
Indonesia. Organisasi ini dianggap tidak sah di Indonesia. Perjuangan meraih
kemerdekaan di tingkat Provinsi dapat dituduh sebagai tindakan pengkhianatan
terhadap negara. Sejak berdiri, OPM berusaha mengadakan dialog diplomatik,
mengibarkan bendera Bintang Kejora, dan melancarkan sebagai bagian dari
konflik Papua. Para pendukungnya sering membawa-bawa bendera bintang kejora
dan simbol persatuan Papua lainnya, seperti lagu kebangsaan: Hai tanah ku Papua
dan lambang nasional. Kepolisian Indonesia berspekulasi bahwa orang-orang
yang melakukan tindakan seperti ini bisa dijerat dengan tuduhan pengkhianatan
yang hukumannya berupa kurungan penjara selama 7 tahun sampai 20 tahun di
Indonesia.
Secara keseluruhan luas Provinsi Papua adalah 934,4 km. Secara geografis,
Provinsi Papua pada daerah barat berbatasan langsung dengan Provinsi Papua
Barat, disebelah timur dengan Papua Nugini, di utara dengan Samudra Pasifik,
sedangkan di selatan dengan Laut Arafuru. Papua yang terletak di wilayah paling
timur Nusantara masuk dalam NKRI pada tanggal 19 November 1969 melalui
resolusi PBB No. 2504. Hal tersebut juga sekaligus menjadi dasar pengakuan atas
integrasi Papua dengan NKRI menurut hukum Internasional. Akan tetapi, ketika
menjadi bagian NKRI sebagian penduduk Papua merasa kurang puas karena
secara fakta mereka masih marginal dan miskin. Ketidakpuasan secara ekonomis
tersebut menjadi salah satu faktor munculnya semangat untuk memerdekakan diri.
Padahal Papua memiliki luas 4 kali lebih besar dari Pulau Jawa yang seharusnya
menyimpan potensi akan kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Secara
korelasi, seharusnya sumber daya alam tersebut dapat membuat rakyat Papua
tidak berada dibawah garis kemiskinan dan mampu membuat rakyat Papua
sejahtera. Hingga sekarang kondisi kemiskinan tersebut tampak pada terisolirnya
sebagian besar penduduk Papua yang tempat tinggalnya relatif jauh dan tidak
memiliki sarana transportasi yang memadai ke pusat pelayanan ekonomi,
kesehatan, pendidikan, pemerintahan dan pelayanan sosial. Namun kini bangsa
Indonesia sedang menghadapi ujian yang cukup berat berkenaan dengan
kelangsungan NKRI. Maraknya gerakan separatisme yang mengancam kedaulatan
menjadi pemicu masalah kesenjangan sosial, kurangnya kesejahteraan,
keamanan, dan timbulmya paham rasisme.
Bukan hal yang baru lagi tanah Papua merupakan tanah konflik. Di tengah
situasi konflik inilah para pemimpin penganut agama Kristen, Katolik, Islam,
Hindu, dan Budha Provinsi Papua melancarkan kampanye perdamaian yang
terkenal dengan moto “Papua Tanah Damai”. Para pimpinan agama bertekad
mewujudkan Papua Tanah Damai (PTD) sebagai suatu visi bersama dari masa
depan tanah Papua yang wajib diperjuangkan dengan semangat juang yang tinggi
oleh setiap orang yang hidup di tanah Papua, sekalipun diakui oleh hampir setiap
individu di dunia bahwa damai merupakan hasrat terdalam nurani manusia.
Beberapa contoh dampak tidak tercapainya kesejateraan umum di papua seperti:
kasus Freeport, limbah tailing, telah mencemari sumber ekonomi seperti Moluska,
sumber protein masyarakat Kamoro-Sempan di Omawita. Demikian pula
eksploitasi sumber daya laut seperti di Biak, Sorong, Merauke dan Fak-Fak juga
merusak ekosistem dan mengganggu populasi ikan, penduduk lokal yang masih
menggunakan teknologi penangkapan tradisional, makin sulit mengakses dan
memanfaatkan sumber daya laut bagi kesejahteraannya. Eksploitasi SDA oleh
para investor di bawah fasilitasi pemerintah, berlangsung secara cepat. Sementara,
persiapan sosial yang dapat membantu menyiapkan dan memfasilitasi penduduk
asli agar mengakses program-program atau proyek-proyek yang berhubungan
dengan pengelolaan SDA tidak terjadi. Akibatnya, masyarakat menjadi penonton
dan terasing di tanahnya sendiri. Masyarakat Papua sebagai komunitas lokal tidak
dapat berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi, karena memang tidak
dipersiapkan, dilatih, dan diberi kesempatan. Perlakuan yang kurang tepat
terhadap masyarakat Papua juga terjadi dalam bidang pemerintahan, dan proses-
proses politik. Sadar atau tidak, selama pemerintahan Orde Baru, orang Papua
kurang diberikan peran dalam bidang pemerintahan. Posisi-posisi utama selalu
diberikan kepada orang luar dengan dalih orang Papua belum mampu. Walaupun
untuk sebagian peran, dalih itu mungkin ada benarnya, tetapi pada umumnya
untuk mencekal orang Papua. Seleksi ketat yang dikenakan terhadap orang Papua
dilatarbelakangi oleh kecurigaan dan tuduhan terhadap semua orang Papua
sebagai OPM. Adanya kepentingan politik dari sejumlah elite di pemerintahan
agar penduduk asli tidak memiliki akses dan duduk di pemerintahan, tidak bisa
bersuara untuk membela hak dan kekayaan SDA-nya dengan menggunakan
tuduhan OPM sebagai stigma. Dominasi masyarakat pendatang bukan hanya pada
sektor pemerintahan saja, tetapi juga pada sektor swasta. Pada kegiatan di sektor
industri manufaktur yang memanfaatkan eksploitasi SDA sebagai bahan baku
lebih banyak menggunakan tenaga kerja dari luar, Sektor perbankan juga
didominasi oleh pekerja dari kaum pendatang.Dominasi dan tekanan tersebut
makin mematangkan nasionalisme Papua dan memungkinkan tuntutan Papua
Merdeka makin gencar.
KESIMPULAN
Sejatinya pancasila dan indonesia adalah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
karena pancasila adalah dasar negara bangsa indonesia, yang selalu digunakan
untuk berbagai hal di negara kita. Layaknya sebuah rumah jika dibangun dengan
pondasi yang tidak kuat, maka rumah tersebut tidak akan bertahan lama. Dengan
adanya pancasila dan ditetapkannya pancasila sebagai dasar negara Indonesia
maka bangsa ini tidak akan mudah terombang ambing saat menghadapi setiap
permasalahan yang ada. Baik dari luar maupun dari negeri kita sendiri. Tetapi
sekarang banyak pihak yang hendak mengubah nilai pancasila sebagai dasar
negara. Padahal pancasila ditemukan dalam lubuk hati dan jiwa bangsa indonesia
jauh sebelum bangsa ini merdeka Dan dengan ciri utamanya gotong royong.
Dalam hal munculnya gerakan separatisme disinilah Pancasila berperan dalam
mempertahankan keutuhan bangsa. Gerakan Separatisme Papua meruapakan salah
satu ancaman terbesar bagi bangsa Indonesia, apabila sebuah bangsa tidak
memiliki ideologi negara yang menjadi pondasi kuat bagi rakyatnya maka bangsa
tersebut akan sangat mudah terdisintegrasi atau terpecahkan apalagi gerakan
separatisme Papua sangat mudah di tanamkan kepada masyarakat yang
berpendidikan rendah dan faktor ekonomi yang kurang baik, maka rakyat tersebut
akan sangat mudah untuk terpengaruh dan menjadi bagian dari gerakan
separatisme atau bergabung di OPM.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kebaikan_bersama
http://riksaaneh.blogspot.com/2014/11/makalah-gerakan-separatisme-dalam.html
https://www.kompasiana.com/fajarbaru/5500df55a333117f7351228e/keadilan-
sosial-bagi-seluruh-rakyat-indonesia-bonum-commune-mungkin-hanya-utopia-
saja#