Anda di halaman 1dari 4

A.

KONSEP DASAR

1.PENGERTIAN

• Nyeri adalah suatu keadaan yang memengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui
hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya (Mc. Coffery, 1979)
• Nyeri merupakan suatu mekanismeproduksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang
dirusak, dan menyebablkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa
rangsangan (Arthur C. Curton,1983).
• Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif
karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, hanya
orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi nyeri yang dialaminya (Aziz
Alimul,2006)

2. TEORI NYERI

Tedapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri, di antaranya (Barbara C.Long, 1989)

• Teori Pemisahan (Specificity Theory). Menurut teori ini, rangsangan sakit masuk ke medulla
spinalis (spinal cord) melalui karnu dorsalis yang bersinaps di daerah posterior, kemudian
naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median ke sisi lainnya, dan berakhir di korteks
sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
• Teori Pola (Pattren Theory). Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke
medulla spinalis dan merangsang aktivitas sel T. Hal ini mengakibatkan suatu respons yang
merangsan ke bagian yang lebih tinggi, yaitu korteks serebri, serta kontraksi menimbulkan
response dan otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri. Persepsi di pengaruhi oleh
modalitas respons dari reaksi sel
• Teori Pengendali Gebang (Gate Control Theory). Menurut teori ini, nyeri tergantung dari
kerja serat saraf besar dan kecil yang keduanya berada di dalam akar ganglion doralis.
Rangsangan pada serat besar akan meninggalkan aktivitas subtansia gelatinosa yang
mengakibatkan tutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan
menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat. Rangsangan serat besar dapat
Langsung merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan kedalam medulla
spinalis melalui serat eferen dan reaksinta mempengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada
serat kecil akan menghambat aktivitas substansi gelatinosa dan membuka pintu
mekanisme,sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan
rangsangan nyeri.
• Teori transmisi dan inhibisi. Adanya stimulus pada niciceptor melalui transmisi impuls-implus
saraf, sehingga implus nyeri menjadi efektif oleh neurotransmitter yang spesifik. Kemudian,
inhibisi implus nyeri menjadi efektif oleh implus-implus pada serabut-serabut besar yang
memblok implus-implus pada serabut lamban dan endogen opiate system supresif 3.

3. KLASIFIKASI NYERI

a. Nyeri berdasarkan sifatnya :


• Incidental pain Yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang.
• Steady pain Yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu yang lama.
• Paroxymal pain Yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali.Nyeri tersebut
menetap ± 10-15 menit, lalu menghilang, kemudian timbul lagi.

B. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan :

• Nyeri akut Nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat dan berakhir dalam enam, bulan,
sumber dan daerah nyeri diketahui dengan jelas.Rasa nyeri mungkin sebagai akibat dari
luka, seperti luka operasi, atau pun pada suatu penyakit arteriosderosis pada arteri koroner.
• Nyeri kronis Nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri kronis ini polanya beragam
dan berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Ragam pola tersebut ada yang
nyeri timbul dengan periode yang diselingi interval bebas dari nyeri lalu timbul kembali dan
Begitu seterusnya. Ada pula pola nyeri kronis yang konstan, artinya rasa nyeri tersebut terus
menerus terasa makin lama semakin meningkat intensitasnya walau pun telah diberika
pengobatan, misalnya nyeri karena neoplasm

C. Nyeri berdasarkan berat ringannya :

• Nyeri Ringan Nyeri dengan intensitas rendah. Pada nyeri ini, seseorang bias menjalankan
aktivitasnya seperti biasa. (tidak mengganggu aktivitas).
• Nyeri Sedang Nyeri dengan intensitas sedang \ menimbulkan reaksi (fisiologis maupun
psikologis)
• Nyeri Berat Nyeri dengan inyensitas yang tinggi. Pada nyeri ini, seseorang sudah
dapatmelakukan aktivitas karena nyeri tersebut sudah tidak dapat dikendalikan oleh orang
yang mengalaminya. Penggunaan obat analgesic dapat membantu pada nyeri ini.

4.ETIOLOGI

1.Mekanis
• a)Trauma jaringan tubuh Kerusakan jaringan, iritasi langsung pada reseptor nyeri,
peradangan
• b)Perubahan dalam jaringan misal:oedem Pemekaan pada reseptor nyeri bradikinin
merangsang reseptor nyeri c)Sumbatan pada saluran tubuh distensi lumen saluran
• d)Kejang otot Rangsangan pada reseptor nyeri
• e)Tumor penekanan pada reseptor nyeri iritasi pada ujung Ujung saraf.

2.Thermis
• a.Panas/dingin yang berlebihan missal :luka bakar Kerusakan jaringan merangsang
thermo sensitive reseptor nyeri.
3.Kimia
• a.Iskemia jaringan mis: blok pada arteri coronary Rangsangan pada reseptor karena
tertumpunya asam laktat/bradikinin dijaringan
• b.Kejang otot Sekunder dari rangsangan mekanis menyebabkan iskemia jaringan

5. PATOFISIOLOGI
Munculnya nyeri berkaitan dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang
dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki
sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya
pada visera, persendian dinding arteri, hati dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat
memberikan respons akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat
berupa zat kimiawi seperti histamine, bradikinin, prostaglandin, dan macam asam yang
dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi
yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis.

Selanjutnya stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan ke serabut C.


Serabut-serabut aferen masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsal root) serta sinaps pada
dorsal horn. Dorsal horn, terdiri atas beberapa lapisan atau laminae yang saling bertautan.
Diantara lapisan dua dan tiga berbentuk substansia gelatinosa yang merupakan saluran
utama impuls. Kemudian, impuls nyeri menyeberangi sumsum tulang belakang pada
interneuron dan bersambung ke jalur spinal asendens yang paling utama, yaitu jalur
spinothalamic tract (STT) atau jalur spinothalamus tract (SRT) yang membawa informasi
tentang sifat dan lokasi nyeri. Dari proses transmisi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya
nyeri, yaitu jalur opiate dan jalur non-opiate. Jalur opiate ditandai oleh pertemuan reseptor
pada otak yang terdiri atas jalur spinal desendens dari thalamus yang melalui otak tengah
dan medulla ke tanduk dorsal dari sumsum tulang belakang yang berkonduksi dengan
nociceptor impuls supresif. Serotonin merupakan neurotransmitter dalam impuls supresif.
System supresif lebih mengaktifkan stimulasi nociceptor yagn ditransmisikan oleh serabut A.
Jalur non-opiate merupakan jalur desendens yang tidak memberikan respons terhadap
naloxone yang kurang banyak diketahui mekanismenya. (Barbara C Long. 1989) 6.

6. TANDA DAN GEJALA :

• Gangguam tidur
• Posisi menghindari nyeri
• Gerakan meng hindari nyeri
• Raut wajah kesakitan (menangis,merintih)
• Perubahan nafsu maka
• Tekanan darah meningkat
• Nadi meningkat
• Pernafasan meningkat
• .Depresi,frustasi7.

7. PEMERIKSAAN PENUNJAN

• Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomen
• . Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
• Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemefriksaan lainnya
• Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di otak 8.

8. PENATALAKSANAAN MEDIS
1.Mengurangi faktor yang dapat menambah nyer, misalnya keridakpercayaan,kesalahpahaman,
ketakutan, dan kelelahan

2.Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan tekhnik Tekhnik berikut ini :

•Teknik latihan pengalihan :

a. Menonton televisi

b. Berbincang Bincang dengan orang lain.

c. Mendegarkan music

3.Pemberian obat analgesic

Merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri karena obat ini membloktransmisi
stimulus agar terjadi perubahan persepsi dengan cara mengurangi kortikalterhadap nyeri. Walaupun
analgesic dapat menghilangkan nyeri dengan efektif, perawatdan dokter masih cenderung tidak
melakukan upaya analgesic dalam penanganan nyerikarena informasi obat yang tidak benar, karena
adanya kekhawatiran klien akan mengalamiketagihan obat, cemas akan melakukan kesalahan dalam
menggunakan analgetik narkotik,dan pemberian obat yang kurang dari yang diresepkan

Ada 3 jenis analgetik, yakni :

a. Non Narkotik dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)

b. Analgesik narkotik atau opiate

c. Obat tambahan (adjuvant) atau koanalgesik

4. Pemberian stimulator listrik

yaitu dengan memblok atau mengubah stimulus nyeri dengan stimulus yang dirasakan.Bentuk
stimulator metode stimulus listrik meliputi :Transcutaneus electrical stimulator (TENS), digunakan
untuk ,engendalikan stimulusmanual daerah nyeri tertentu dengan menempatkan beberapa
electrode diluar.

• Percutaneus implanted spinal cord epidural stimulator merupakan alat stimulatorsumsum tulang
belakang dan epidural yang diimplan dibawah kulit dengantransistortimah penerima yang
dimasukkan kedalam kulit pada daerah epidural dan columnavertebrae.

• StimulatorStimulator columna vertebrae, sebuah stimulator dengan stimulus alat


penerimatransistor dicangkok melalui kantung kulit intraclavicula atau abdomen, yaituelectrode
ditanam melalui pembedahan pada dorsum sumsum tulang belakang.

Anda mungkin juga menyukai