Rangkuman Fisika Cita Erina

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 21

Nama : Cita Erina

Kelas : X TKRO 1
Nis : 7974
No. Absen : 8

Bab 2. Suhu, Kalor dan Termodinamika


1. Suhu

 Pengertian
Suhu adalah ukuran energi internal suatu sistem, sedangkan panas adalah ukuran bagaimana
energi ditransfer dari satu sistem (atau tubuh) ke yang lain, atau, bagaimana suhu dalam satu
sistem dinaikkan atau diturunkan oleh interaksi dengan yang lain.

Jadi dapat kita definisikan Suhu adalah pengukuran objektif tentang seberapa panas atau
dingin suatu benda.

Suhu bisa diukur dengan termometer atau calorimeter untuk menentukan energi internal yang
terkandung dalam sistem yang diberikan.

 Skala suhu

Suhu memiliki 4 skala yang digunakan pada masing-masing kebutuhan, diantaranya adalah  :

 Skala Celcius : skala Celsius didasarkan pada 0 ° C untuk titik beku air dan 100 ° C untuk
titik didih air pada tekanan 1 atm.
 Skala Fahrenheit : pada skala Fahrenhei titik beku air didefinisikan sebagai 32 ℉, dan titik
didih air didefinisikan sebagai 212 ℉, pemisahan 180 ℉, sebagaimana didefinisikan pada
permukaan laut dan standar tekanan atmosfir.
 Skala Reaumur : skala Reaumur memiliki titik beku air adalah 0 derajat Réaumur, titik didih
air 80 derajat. Jadi, satu derajat Réaumur sama dengan 1,25 derajat Celsius atau kelvin.
 Skala Kelvin : Skala suhu Kelvin adalah skala suhu absolut yang paling umum digunakan di
dunia. Skala suhu Kelvin adalah skala suhu absolut yang ditentukan menggunakan hukum
ketiga termodinamika. Karena ini adalah skala absolut, suhu yang dicatat di Kelvin tidak
memiliki derajat. Titik nol dari skala Kelvin adalah nol mutlak, yaitu ketika partikel memiliki
energi kinetik minimum dan tidak bisa menjadi lebih dingin.

 Konversi suhu
Rumus Konversi Suhu
Perbandingan skala

Celcius : Fahrenheit : reamur : kelvin = 5 : 9 : 4 : 5

Celcius Fahrenheit Reamur Kelvin

(°C × 9/5) + °C +
Celcius 32 4/5 C 273,15

( °F −
32) ×
( °F − 4/9 (F- 5/9 +
Fahrenheit 32) × 5/9 32) 273

5/4 R +
Reamur 5/4 R 9/5 R +32 273

5/4 R +
Kelvin 5/4 R 9/5 R +32 273

Contoh
Ubahlah 20 °C ke dalam skala Fahrenheit, Reamur dan Kelvin

Jawab :

 (20°C x 9/5) + 32  = 36 +32 = 68 °F


 4/5 x 20°C = 16 °R
 20°C + 273 = 293 K

 Alat Ukur Suhu


Banyak perangkat telah diciptakan untuk mengukur suhu secara akurat. Semuanya dimulai
dengan pembentukan skala suhu.

Skala ini mengubah pengukuran suhu menjadi angka yang bermakna.

Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Penemuan pertama
untuk mengukur suhu adalah oleh Galileo.

Dia menemukan termometer air yang belum sempurna pada tahun 1593. Dia menamai
perangkat ini “Thermoscope”.

Alat ini tidak efektif karena air membeku pada suhu rendah.
Terdapat  tiga kategori termometer yang diberikan ini:

1. Termometer klinis termometer klinis : digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia dalam
kisaran 35 ° C hingga 42 ° C.
2. Termometer lab : digunakan untuk mengukur suhu ruangan dari padatan panas dan cairan
dalam percobaan. Ini mengukur suhu dalam kisaran 5 ° C hingga 110 ° C dan pada suhu yang
lebih tinggi.
3. Termometer digital : termometer canggih yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh
dengan tingkat akurasi yang tinggi.
 Jenis-jenis Termometer
1. Termometer air raksa (Mercury Thermometer)
thermometer memiliki sifat ekspansi linier dan memiliki kisaran suhu -35 ° C hingga
+500 ° C (dengan nitrogen terkompresi). Ini bekerja berdasarkan prinsip: ΔL α ΔT

Di mana ΔT = Δl / lοα dan α adalah koefisien ekspansi linier.

2. Termometer gas tekanan konstan


Dalam termometer ini, volume meningkat secara langsung dengan meningkatnya suhu.
Ini mengukur suhu dalam kisaran dari 0 k 500 k.

ΔV α ΔT
Di mana

 ΔT = ΔV / Vγ = ΔV × 273 / Vo.
 γ = 1/273 untuk gas ideal
3. Termometer volume konstan
Dalam termometer ini, tekanan meningkat secara langsung dengan meningkatnya suhu. Ini
mengukur suhu dalam kisaran o k hingga 5oo k.

ΔP α ΔT
di mana

 ΔT = Δp / P triple point
 γ = 273 Δp / P triple point
4. Termometer tahan Platinum
Dalam resistensi termometer ini bahan dalam termometer meningkat secara langsung dengan
peningkatan suhu. Ini mengukur suhu di kisaran 5oo k hingga 2300 k.

ΔR α ΔT
di mana

 ΔT = ΔR / Rα
 α adalah koefisien resi
5. Termokopel Thermometer
Termometer ini bekerja berdasarkan prinsip: emf ∈ = αT + β T²

Dalam skala ini adalah nonlinier. Temperatur disesuaikan dengan kurva standar yang
disediakan oleh pabrikan atau disediakan tampilan digital. Α dan β bergantung pada bahan
yang digunakan untuk membentuk termokopel. dimana:
emf ∈ = αT + βT² / 2

Ini mengukur suhu di kisaran 500 k hingga 2300 k

6. Pyrometer
Termometer ini bekerja berdasarkan prinsip radiasi. Ini mengukur suhu lebih besar dari 2000
k. Itu menggunakan hukum Stefan: Intensitas E = σT

Contoh Soal Suhu


1. Nilai suhu yang sama ditunjukkan oleh thermometer Celcius dan Fahrenheit adalah ..

a. 40 °
b. 20 °
c. -40 °
d. -20 °
e. -32 °
Pembahasan
Perbandingan Celcius : Fahrenheit = 5 : 9 (+32)

Jadi kita misalkan :

Celcius = 5y

Fahrenheit = 9y +32

Maka :
5y = 9y + 32

-4y = 32

y = -8

Jadi :
Celcius = 5. (-8) = -40

Fahrenheit = 9. (-8) + 32 = -72 + 32 = -40

Jadi -40 ° C = -40 ° F

2. Sebuah thermometer x menunjukkan bahwa air membeku pada suhu 20 ° x dan mendidih
pada suhu 100 ° x. suhu 30° C pada thermometer celcius akan bernilai .… pada thermometer
tersebut.

a. 22 ° x
b. 25° x
c. 26° x
d. 44° x
e. 49° x
Pembahasan
X1 = 20 ° x

X2 = 100 ° x

C1 = 0 ° C

C2 =100° C

C=30 ° C

x…?

C-C1/C2-C1 = X-X1/X2-X1

30-0/100-0 = x-20/100-20

30/100 = x-20/80

30/5 = x-20/4

6 = x-20/4

6×4= x-20

24+20 = x

X= 44 ° x

Sumber : https://rumuspintar-com.cdn.ampproject.org/v/s/rumuspintar.com/suhu/amp/?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D%3D#ampshare=https%3A%2F
%2Frumuspintar.com%2Fsuhu%2F

2. Kalor

 Pengertian Kalor
Kalor adalah salah satu bentuk energi, sehingga dapat berpindah dari satu sistem ke sistem
yang lain karena adanya perbedaan suhu.

Setiap ada perbedaan suhu antara dua sistem maka akan terjadi perpindahan kalor.
Kecenderungan perpindahan kalor dari suhu tinggi ke suhu rendah.

Ketika zat mengalami pemanasaan, partikel-partikel benda akan bergetar dan menumbuk
partikel lain yang suhunya lebih rendah.
Hal ini berlangsung lama akan membentuk energi kinetik rata-rata sama antara benda panas
dengan benda yang menerima panas.

Kondisi seperti ini terjadi kesetimbangan termal dan suhu kedua benda akan sama.

Satuan kalor dalam S.I. adalah Joule dan dalam CGS adalah erg.

1 Joule = 107 erg.

Sebelum orang mengetahui bahwa kalor merupakan suatu bentuk energi, maka orang sudah
mempunyai satuan untuk kalor adalah kalori.
1 kalori = 4,18 joule atau 1 Joule = 0,24 kal.

 Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor adalah proses perpindahan panas dari reservoir suhu tinggi ke reservoir
suhu rendah.

Terdapat tiga jenis perpindahan kalor yaitu konduksi, konveksi, dan Radiasi. Berikut ini
adalah penjelasan dari ketiga jenis perpindahan kalor :

1. Konduksi
Konduksi adalah Perpindahan panas antara dua benda padat. Hal tersebut tergantung pada
perbedaan suhu suatu sistem/benda yang panas dan dingin.

Perpindahan panas(kalor) konduksi pada suatu zat tidak disertai dengan perpindahan partikel
– partikelnya.

Contoh :

1. memanaskan salah satu ujung logam seperti tembaga; karena perpindahan panas
konduksi ujung logam yang lain juga menjadi panas.
2. Knalpot yang panas ketika motor dinyalakan
rumus konduksi
Laju Kalor = Q/t = kA ΔT/x
keterangan:

 Q : kalor (J) atau (kal)


 k : konduktivitas termal (W/mK)
 A : luas penampang (m2)
 ΔT : perubahan suhu (K)
 x : panjang (m)
 t : waktu (sekon)
2. Konveksi
Konveksi adalah Perpindahan panas antara permukaan padat dan cairan. Jika partikelnya
berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, maka akan terjadilah konveksi.

Contoh :
1. Bejana panas yang dicelupkan kedalam air, maka air akan menjadi panas/hangat
akibat terjadinya konveksi
2. Peristiwa terjadinya angin darat dan angin laut.
3. Asap cerobong pabrik yang membumbung tinggi.
Rumus konveksi
Laju Kalor = Q/t = hA ΔT
keterangan:

 h = koefisien konveksi termal (j/sm2K)


 A = Luas permukaan (m2)
 ∆ T = Perbedaan suhu (K)
3. Radiasi
Ketika dua benda berada pada suhu yang berbeda dan dipisahkan oleh jarak, perpindahan
panas di antara keduanya disebut sebagai perpindahan panas radiasi.

Dalam hal perpindahan panas konduksi dan konveksi ada media untuk memindahkan panas,
tetapi dalam kasus perpindahan panas radiasi tidak ada media.

Perpindahan panas radiasi terjadi karena gelombang elektromagnetik yang ada di atmosfer.

Salah satu contoh terpenting perpindahan panas radiasi adalah panas matahari yang datang ke
bumi.

Rumus radiasi
Laju Kalor = Q/t = σeAT4
Rumus Kalor
Pada abad ke-18, sejumlah ilmuwan melakukan percobaan dan menemukan bahwa besar
kalor Q yang diperlukan untuk mengubah suhu suatu zat yang besarnya ΔT sebanding
dengan massa m  zat tersebut. Pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan :
Q = m c ∆T
Keterangan :

 Q = banyaknya kalor yang diperlukan ( J)


 m = massa suatu zat yang diberi kalor (kg)
 c = kalor jenis zat (J/kg°C)
 ΔT  = kenaikan/perubahan suhu zat (°C)
c adalah besaran karakteristik dari zat yang disebut kalor jenis zat. Kalor jenis suatu zat
dinyatakan dalam satuan J/kg°C (satuan SI yang sesuai) atau kkal/kg°C. Untuk air pada suhu
15 °C dan tekanan tetap 1 atm, cair = 1 kkal/kg°C = 4,19 × 103 J/kg°C.

 Asas Black
Kalor yang dilepas oleh benda yang bersuhu tinggi sama dengan kalor yang diterima oleh
benda yang bersuhu rendah. Hal ini dapat dinyatakan dalam persamaan :

Q lepas = Q terima
Kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat dari padat menjadi cair disebut kalor lebur
(Lb), kalor yang dibutuhkan untuk mengubah suatu zat dari wujud cair menjadi uap
disebut kalor penguapan (Lu).
Kalor yang diberikan ke suatu zat untuk peleburan atau penguapan disebut kalor laten.
 Rumus Kapasitas Kalor dan Kalor jenis
Sejumlah kalor yang diberikan suatu benda tidak semuanya mengalami kenaikan suhu,
artinya masih bisa mengalami penurunan suhu.

Oleh karena itu, kalor dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu massa, selisih suhu dan kalor
jenis.

Kalor jenis adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1°C.
kalor jenis yang diberi lambang “c”.

Jika suatu zat yang massanya m memerlukan atau melepaskan kalor sebesar Q untuk
mengubah suhunya sebesar ΔT, maka kalor jenis zat itu dapat dinyatakan dengan persamaan:

selain kalor jenis, juga dikenal istilah kapasitas kalor. Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu benda sebesar 1°C. kapasitas kalor diberi
lambang “C”. persamaan kapasitas kalor bisa dinyatakan dengan :

atau

∆Q = C x ∆T
Sehingga

C=mxc

 Contoh Soal Kalor


1. Tentukan besar kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebatang alumunium yang
massanya 10 kg dari 15 °C menjadi 100 ° C, jika kalor jenis besi 550 J/kg?

Pembahasan
Diketahui :
m = 10 kg

∆T = 100-15 = 85 °C

C = 550 J/kg

Ditanyakan :
Q=…?

Dijawab :
∆Q = m x c x ∆T
∆Q = 10 x 550 x 85

∆Q = 467500 J atau 467.5 Kj

2. Sepotong logam yang memiliki massa 4 kg, dipanaskan dari suhu 25°C hingga 135°C. Jika
kalor yang diserap 125 kJ. Tentukan kapasitas kalor logam dan kalor jenis logam?

Pembahasan
Diketahui :
m= 4 kg

∆T = 135-15 = 120 °C

Q = 125 kJ.

Ditanyakan :
1. C …?
2. c….?
jawab :
1. Kapasitas Kalor logam
C = Q / ∆T = 125000/ 120 = 1041, 667 J/°C

2. Kalor Jenis Logam


c = C/m = 1041.667 / 4 kg = 260.416 J/kg°C

Sumber: https://rumuspintar.com/kalor/

3. Termodinamika

Termodinamika adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari tentang proses perpindahan
energi sebagai kalor dan usaha antara sistem dan lingkungan. Kalor diartikan sebagai
perpindahan energi yang disebabkan oleh perbedaan suhu, sedangkan usaha merupakan
perubahan energi melalui cara-cara mekanis yang tidak disebabkan oleh perubahan suhu.
Proses perpindahan energi pada termodinamika berdasarkan atas dua hukum, yaitu Hukum 1
Termodinamika yang merupakan persyaratan hukum kekekalan energi, dan Hukum 2
Termodinamika yang memberikan batasan tentang arah perpindahan kalor yang dapat terjadi.
 Sistem Termodinamika
Dalam termodinamika dikenal istilah sistem dan lingkungan. Sistem adalah benda atau
sekumpulan apa saja yang akan diteliti atau diamati dan menjadi pusat perhatian. Sedangkan
lingkungan adalah benda-benda yang berada diluar dari sistem tersebut. Sistem bersama
dengan lingkungannya disebut dengan semesta atau universal. Batas adalah perantara dari
sistem dan lingkungan. Contohnya adalah pada saat mengamati sebuah bejana yang berisi
gas, yang dimaksud dengan sistem dari peninjauan itu adalah gas tersebut sedangkan
lingkungannya adalah bejana itu sendiri.

 Jenis-jenis sistem
Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan sifat dari batasan dan arus benda, energi dan
materi yang melaluinya. Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi
antara sistem dan lingkungannya, yaitu :
1)   Sistem terbuka
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda
(materi) dengan lingkungannya. Sistem terbuka ini meliputi peralatan yang melibatkan
adanya aliran massa kedalam atau keluar sistem seperti pada kompresor, turbin, nozel dan
motor bakar. Sistem mesin motor bakar adalah ruang didalam silinder mesin, dimana
campuran bahan bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas buang keluar
sistem. Pada sistem terbuka ini, baik massa maupun energi dapat melintasi batas sistem yang
bersifat permeabel. Dengan demikian, pada sistem ini volume dari sistem tidak berubah
sehingga disebut juga dengan control volume.
Perjanjian yang kita gunakan untuk menganalisis sistem adalah

Untuk panas (Q) bernilai positif bila diberikan kepada sistem dan bernilai negatif bila keluar
dari sistem
Untuk usaha (W) bernilai positif apabila keluar dari sistem dan bernilai negatif bila diberikan
(masuk) kedalam sistem.
2)   Sistem tertutup
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi
pertukaran zat dengan lingkungan. Sistem tertutup terdiri atas suatu jumlah massa yang
tertentu dimana massa ini tidak dapat melintasi lapis batas sistem. Tetapi, energi baik dalam
bentuk panas (heat) maupun usaha (work) dapat melintasi lapis batas sistem tersebut. Dalam
sistem tertutup, meskipun massa tidak dapat berubah selama proses berlangsung, namun
volume dapat saja berubah disebabkan adanya lapis batas yang dapat bergerak (moving
boundary) pada salah satu bagian dari lapis batas sistem tersebut. Contoh sistem tertutup
adalah suatu balon udara yang dipanaskan, dimana massa udara didalam balon tetap, tetapi
volumenya berubah dan energi panas masuk kedalam masa udara didalam balon.
Sebagaimana gambar sistem tertutup dibawah ini, apabila panas diberikan kepada sistem
(Qin), maka akan terjadi pengembangan pada zat yang berada didalam sistem.
Pengembangan ini akan menyebabkan piston akan terdorong ke atas (terjadi Wout). Karena
sistem ini tidak mengizinkan adanya keluar masuk massa kedalam sistem (massa selalu
konstan) maka sistem ini disebut control mass.
Suatu sistem dapat mengalami pertukaran panas atau kerja atau keduanya, biasanya
dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:

Pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.


Pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
Dikenal juga istilah dinding, ada dua jenis dinding yaitu dinding adiabatik dan dinding
diatermik. Dinding adiabatik adalah dinding yang mengakibatkan kedua zat mencapai suhu
yang sama dalam waktu yang lama (lambat). Untuk dinding adiabatik sempurna tidak
memungkinkan terjadinya pertukaran kalor antara dua zat. Sedangkan dinding diatermik
adalah dinding yang memungkinkan kedua zat mencapai suhu yang sama dalam waktu yang
singkat (cepat).
3)   Sistem terisolasi
Sistem yang mengakibatkan tidak terjadinya pertukaran panas, zat atau kerja dengan
lingkungannya. Contohnya : air yang disimpan dalam termos dan tabung gas yang terisolasi.
Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena
pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan
gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi
yang keluar dari sistem.
Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut property (koordinat sistem/variabel
keadaan sistem), seperti tekanan (p), temperatur (T), volume (v), masa (m), viskositas,
konduksi panas dan lain-lain. Selain itu ada juga koordinat sistem yang didefinisikan dari
koordinat sistem yang lainnya seperti, berat jenis, volume spesifik, panas jenis dan lain-lain.
Suatu sistem dapat berada pada suatu kondisi yang tidak berubah, apabila masing-masing
jenis koordinat sistem tersebut dapat diukur pada semua bagiannya dan tidak berbeda
nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state) tertentu dari sistem, dimana sistem
mempunyai nilai koordinat yang tetap. Apabila koordinatnya berubah, maka keadaan sistem
tersebut disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak mengalami
perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan seimbang (equilibrium).
A.  Proses Termidinamika
1.  Usaha oleh Sistem terhadap Lingkunggan
Usaha yang dilakukan sistem pada lingkungannya merupakan ukuran energi yang
dipindahkan dari sistem ke lingkungan.
Gambar tersebut menunjukkan suatu gas di dalam silinder tertutup dengan piston (penghisap)
yang dapat bergerak bebas tanpa gesekan. Pada saat gas memuai, piston akan bergerak naik
sejauh Δs . Apabila luas piston A, maka usaha yang dilakukan gas untuk menaikkan piston
adalah gaya F dikalikan jarak Δs . Gaya yang dilakukan oleh gas merupakan hasil kali
tekanan P dengan luas piston A, sehingga:
W = F . ∆s
W = P . A . ∆s
W = P . ∆V  atau  W = P ( V2 - V1 )
 

karena A. Δs = ΔV , maka:


Ketererangan :
W = usaha ( J)
V1 = volume mula-mula (m3)
P = tekanan (N/m2)
V2= volume akhir (m3)
ΔV = perubahan volume (m3)
dW = F . d
       = F . P . A
ds   = PdV

Apabila V2 > V1, maka usaha akan positif (W > 0). Hal ini berarti gas (sistem) melakukan
usaha terhadap lingkungan. Apabila V2 < V1, maka usaha akan negatif (W < 0). Hal ini
berarti gas (sistem) menerima usaha dari lingkungan. Untuk gas yang mengalami perubahan
volume dengan tekanan tidak konstan, maka usaha yang dilakukan sistem
terhadap lingkungan dirumuskan:
Jika volume gas berubah dari V1 menjadi V2, maka:
Besarnya usaha yang dilakukan oleh gas sama dengan luas daerah di bawah kurva pada
diagram P-V
 Contoh Soal :
1.        Suatu gas dipanaskan pada tekanan tetap sehingga memuai, seperti terlihat pada
gambar. Tentukanlah usaha yang dilakukan gas. (1 atm = 105 N/m2)

Penyelesaian :
Dik       : p = 2 atm
              V1 = 0,3 L
              V2 = 0,5 L.
  1 L = 1 dm3 = 10–3 m3
Dit       : W?
Jawab  :
W = p ( ΔV) = p (V2 – V1)
    = 2 × 105 N/m2 (0,5 L – 0,2 L) × 10–3 m3 = 60 Joule
2.  Proses Termodinamika Gas
·         Proses  Isobarik
 Proses Isobarik adalah proses perubahan keadaan sistem pada tekanan tetap.
        W   = P ( V2 -  V1 )
              = P (∆V)
       Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas
dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas
melakukan usaha (W = p∆V). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan
konstan Qp. Berdasarkan hukum I termodinamika, pada proses isobarik berlaku:
QP = W + ∆V
Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama dengan kalor yang diserap
gas pada volume konstan. QV =∆U
Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai : W = Qp − QV
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi (kalor) yang
diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap gas pada volume
konstan (QV).
gambaran grafiknya:

Proses Isokhorik
      Proses Isokhorik adalah    proses perubahan keadaan sistem pada volume tetap.
              W = P (∆V) = P (0)
              W = 0
     
gambaran grafiknya:

Proses Isotermal
Proses Isotermal adalah proses perubahan keadaan suhu tetap.Proses ini mengikuti proses
hukum Boyle, yaitu: PV = KONSTAN.
Dari persamaan gas ideal PV = nRT , Karena nRT merupakan bilangan     tetap, maka
grafik P - V berbentuk hiperbola.
Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik p – V di bawah ini. Usaha yang dilakukan
sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagai:

Q = W = nRT  1n  
gambaran grafiknya:
Proses Adiabatik
      Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan  sistem tanpa adanya kalor yang masuk
ke sistem atau  keluar dari sistem (gas) yaitu :
Q=0
B.  Hukum I Termodinamika
Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Kita hanya dapat mengubah bentuk energi,
dari bentuk energi yang satu ke bentuk energi yang lain.
Apabila suatu sistem diberi kalor, maka kalor tersebut akan digunakan untuk melakukan
usaha luar dan mengubah energi dalam.
Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa:
Untuk setiap proses, apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem melakukan usaha W,
maka akan terjadi perubahan energi dalam ∆U = Q – W.
Pernyataan ini dapat dituliskan secara matematis:

·       W  bertanda positif jika sistem melakukan usaha terhadap lingkungan


·       W bertanda negatif jika sistem menerima usaha dari lingkungan
·       Q bertanda positif jika sistem menerima kalor dari lingkungan
·       Q bertanda negatif jika sistem melepas kalor pada lingkungan

Usaha  Luar / Kerja


Gas dalam suatu silinder apabila dipanaskan, volumenya akan mengembag. Gas tersebut
dapat dikatakan melakukan usaha.

Gas dalam suatu sipinder melakukan usaha:


1.    Kerja atau usaha luar pada gas ideal
Pers. Gas ideal :
a. Proses Isotermik ( T tetap)
b. Proses Isometrik / Isokhorik / Isovolum ( V tetap )

c. Proses Isobarik ( p tetap )


Usaha luar ( W ) : tergantung pada lintasan atau proses

Tenaga Dalam (Usaha Dalam)


Jumlah kalor

Menurut hukum I Termodinamika

Pada proses dengan V tetap berarti dW = 0


Sehingga :

cV = kalor jenis gas pada volume tetap


cp = kalor jenis gas pada tekanan tetap
Untuk proses p tetap

Proses pada gas ideal :


R = 0,82 It.atm/mol K
   = 8,3.107 erg/mol K
   = 8,3 joule/mol K

Energi dalam (U) : tidak tergantung pada lintasan proses, melainkan hanya tergantung pada
suhu awal dan suhu akhir.

C.  HUKUM II TERMODINAMIKA

Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa energi bersifat kekal, tidak dapat diciptakan dan
tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Pada hukum I Termodinamika tidak ada petunjuk adanya arah perubahan dan batasan-batasan
yang lain.
Ada beberapa masalah yang tidak dapat diterangkan pada hukum I Termodinamika antara
lain :
1.      Dapatkah kalor mengalir dari benda yang dingin ke benda yang lebih panas atau dari
benda yang sama suhunya dengan tiba-tiba dapt mengalirkan kalor, sehingga suhu kedua
benda menjadi berbeda.
2.      Dapatkah energi kalor seluruhnya diubah menjadi energi mekanik atau usaha secara
terus-menerus.
3.      Dapatkah energi diubah sekehendak kita.
4.      Dapatkah energi kalor seluruhnya diubah menjadi usaha.
Jawabannya adalah dapat, tetapi hanya untuk satu proses atau satu tahan saja.

Hukum II Termodinamika membatasi perubahan energi mana yang dapat terjadi dan yang
tidak dapat terjadi. Pembatassan ini dinyatakan dengan berbagai cara, antara lain :
1.      Hukum II Termodinamika dalam menyatakan aliran kalor.
Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak
mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya.
2.                  Hukum II Termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor.
Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-
mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan megubah seluruhnya menjadi usaha luar.
3.                  Hukum II Termodinamika dalam pernyataan entropi.
Total entropi semesta tidak berubah ketika proses reversibel terjadi dan bertambah ketika
proses irreversibel terjadi.

Proses Reversibel : suatu proses yang dapat dibalikkan ke keadaan semula tanpa mengubah
keadaan sekelilingnya.
Proses Irreversibel : suatu proses yang tak terbalikkan. Untuk mengembalikkan ke keadaan
semula harus mengubah keadaan sekelilingnya.

    Entropi adalah besaran termodinamika yang menyertai perubahan setiap keadaan dari awal
sampai keadaan akhir sistem. Entropi menyatakan ukuran ketidakteraturan suatu sistem.
Suatu sistem yang memiliki entropi tinggi   berarti sistem tersebut makin tidak teratur.
Perubahan entropi suatu sistem hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir. Proses
reversibel tidak mengubah total entropi dari semesta, tetapi setiap proses irreversibel selalu
menaikkan entropi semesta.

HUKUM KE NOL TERMODINAMIKA


Setelah sistem A dan B terjadi keseimbangan termis dan sistem C dihubungkan dengan A dan
B, maka selanjutnya akan terjadi keseimbangan termis. A = B = C

      A

      C
      B

      A

      C

      B

Proses yang terjadi dalam suatu arah, misal benda yang berbeda temperaturnya bersentuhan,
akhirnya seimbang termal. Tetapi tidak dapat terjadi dalam arah yang sebaliknya. Proses
tersebut dinamakan proses irreversibel.

Sumber : http://analogixiipa2.blogspot.com/2016/01/termodinamika.html?m=1

 LATIHAN SOAL! !
1. Mengapa kapasitas kalor juga disebut harga air?
2. Panas tubuh manusia dikonveksi oleh darah. Jelaskan fenomena tersebut !
3. Apabila kita mengatakan suatu suhu tertentu, maka kita menyebutnya derajat
Celcius (oC) atau derajat Fahrenheit (oF). Contoh : Pada tekanan 1 atm, suhu
air panas = 100 oC atau 180 oF. Suhu tubuh saya = 98 0F. namun bagaimana
kalau kita mengatakan peruban suhu? Apakah sama seperti kita
mengatakan/menyebutkan suhu tertentu?
4. Mengapa pada daerah kutub, air membeku pada permukaaan sedangkan pada
kedalaman, air tidak membeku, padahal seharusnya suhu di kedalaman lebih
rendah dari pada dipermukaan ?
5. Kapan zat cair dikatakan mendidih
6. Pada sebuah bungkusan biskuit terdapat tulisan:karbohidrat=10
kkal.Berapakah tambahan energi yang diperoleh tubuh jika biskuit ini
dimakan?
7. Dalam satu siklus, sebuah mesin menyerap 3000 Joule kalor dari reservoir
suhu tinggi dan membuang 1000 Joule kalor pada reservoir suhu rendah.
Tentukan efisiensi mesin kalor tersebut!
8. Suatu mesin kalor menghasilkan usaha 2000 Joule dan membuang kalor
sebanyak 500 Joule dalam satu siklus. Efisiensi mesin tersebut adalah?
9. Mesin sebuah mobil mempunyai efisiensi 30%. Jika mesin tersebut
menghasilkan usaha 10.000 Joule tiap siklus, berapa kalor yang dibuang oleh
mesin setiap siklus ?
10. Bagaimana prinsip kerja termos sebagai alat yang dapat mencegah
perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi?
Sumber : http://kurikulumpengembangan.blogspot.com/2014/06/kumpulan-soal-termodinamika-suhu-dan.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai