2001 20
2001 20
ABSTRAK
Struktur Kuala Simpang Barat ditemukan oleh Pertamina melalui pemboran sumur Eksplorasi Ksb-01 tahun 1979, terletak 60 km
arah Barat Laut - Tenggara dari kota Pangkalan Brandan atau 140 km arah Barat Laut kota Medan. Secara umum Struktur Kuala
Simpang Barat terbagi atas blok B, C1, C2 dan blok D , terdiri atas 32 lapisan sebagai penghasil minyak dan 6 lapisan penghasil gas
Sebagai obyek pembahasan dalam presentasi adalah lapisan J-10 blok B, C1, C2 karena terjadi komunikasi yang baik antar blok
selanjutnya disebut lapisan J-10 blok B,C.
Perhitungan awal isi minyak metoda volumetris sebesar 10.28 MMstb dengan metoda Material Balance sebesar 9.08 MMstb.
Penerapan perhitungan awal isi minyak metoda Material Balance dengan pertimbangan karena bertambahnya data produksi dan
didukung oleh tersedianya data PVT, data petro fisik batuan dan data tekanan reservoir yang memadai.
Lapisan J-10 blok B,C berproduksi sejak tahun 1980 sampai dengan akhir Desember 1999 ( sebagai cut off data) melalui 6 sumur
produksi yaitu Ksb-01, Ksb-12, Ksb-16, Ksb-11, Ksb-45 dan Ksb-44.
Hasil perhitungan faktor perolehan minyak (RF) dengan metoda J.J. Arps untuk strong water drive diperoleh RF sebesar 46.89 %
selanjutnya digunakan untuk menentukan pengambilan maksimum dengan memperhitungkan kumulatip minyak per 31 Desember 1999
sebesar 3.80 MMstb maka selanjutnya dapat menentukan sisa cadangan minyak per 01 Januari 2000 sebesar 470.00 Mstb.
Untuk merealisasikan pengurasan minyak secara optimum , direncanakan menambah 3 titik serap dan merubah metoda
pengangkatan pada 2 sumur existing dari metoda gaslift ke metoda electric submergible pump (ESP).
Dalam upaya pengurasan tersebut ditempuh melalui 4 skenario , pembagian skenario tersebut disusun berdasarkan atas asumsi
penggabungan 2 sumur produksi existing jika diproduksikan dengan metoda gaslift atau ESP dengan sumur-sumur kandidat Kupl
dengan metoda gaslift .
Dari hasil analisa dan perhitungan ternyata skenario IV menunjukan kinerja yang optimum karena menghasilkan recovery yang
terbesar ( 46.4 % ) kemudian disusul skenario II. Skenario III dan recovery terkecil skenario I. Umur produksi dari keempat skenario
tersebut berkisar antara antara dua sampai empat tahun .
Dalam pemasangan pompa ESP biaya yang dibutuhkan untuk sewa dapat kembali setelah sumur berproduksi selama 3 bulan
pada tahun I dan setelah 5 bulan pada tahun II untuk Ksb-11 dan untuk Ksb-45 biaya kembali setelah 5 bulan pada tahun I dan setelah
7 bulan pada tahun II
IATMI 2001-20
Optimasi Cadangan Minyak Metode Material Balance untuk Mendukung Pengurasan Agus Subyanto & Dudy Sumarhadi
Minyak Lapisan J10 Blok B,C Struktur Kuala Simpang Barat Asset Hulu Rantau
IATMI 2001-20
Optimasi Cadangan Minyak Metode Material Balance untuk Mendukung Pengurasan Agus Subyanto & Dudy Sumarhadi
Minyak Lapisan J10 Blok B,C Struktur Kuala Simpang Barat Asset Hulu Rantau
4.1. Penentuan awal isi minyak Untuk menentukan laju produksi awal pada metoda ESP
digunakan produksi optimal yang diperoleh dari tubing
Under saturated reservoir intake tubing 2 3/8 inchi dengan IPR disesuaikan dengan
Reservoir pada kondisi Under Saturated diperkirakan kapasitas pompa yang dipilih (Gambar-5 dan Gambar-6).
berlangsung selama 3 - 4 bulan produksi , pada kondisi
under saturated perbandingan gas minyak terproduksi rata– 6.3. Perkiraan produksi setiap skenario
rata mendekati Rsoi dan kadar air masih relatif kecil.
Dari hasil perhitungan perkiraan produksi setiap skenario
Dari hasil perhitungan menggunakan persamaan (1) (Tabel-3) dapat disampaikan sebagai berikut :
diperoleh awal isi minyak sebesar 9.08 MMstb.
Skenario I :
Np = 0.55 MMstb Jika hanya diproduksikan dua sumur saja Ksb-11 dan Ksb-
Bt = 8.54 cuft/stb 45 dengan metoda gaslift dapat menguras minyak sebesar
Rp = 690.00 cuft/stb 41.82 Mstb atau 8.90 % dari cadangan awal dengan lama
Bg = 0.0028 bbl/scf produksi 43 bulan untuk Ksb-11 dan 50 bulan untuk Ksb-45.
Bti = 8.00 cuft/stb
Rso = 584.00 scf/stb Skenario II :
Jika hanya diproduksikan dua sumur saja Ksb-11 dan Ksb-
N = ( 0.55 ) * ( 0.0028 + ( 690.0 – 584.00) * ( 0.0028 )) / ( 45 dengan metoda ESP dapat menguras minyak sebesar
8.54 – 8.00) MMstb. 63.51 Mstb 32.19 Mstb atau 13.51 % dara cadangan awal.
= 9.08 MMstb. dengan lama produksi 24 bulan untuk Ksb-11 dan 12 bulan
untuk Ksb-45 bulan.
Saturated reservoir
Skenario III :
Berdasarkan persamaan (1), (2), (3) dan (4) maka Recovery Jika 3 sumur kandidat Kupl Ksb-49, Ksb-50 , Ksb-05 dan 2
atau prosentase kumulatif produksi terhadap Stoip pada setiap sumur existing Ksb-11 & KSB-45 semuanya menggunakan
periode bulan produksi dapat ditentukan pula (Tabel-1). metoda gaslift dapat menguras minyak sebesar 106.07 Mstb
Tekanan reservoir mulai stabil pada bulan produksi 168 ( atau 22.57 % dari sisa cadangan awal, dengan lama produksi
Gambar-2) , pada kondisi ini diperoleh : antara 21 bulan sampai dengan 50 bulan.
- Awal Isi Minyak ( N ) = 9.08 MMstb
- Depletion Drive Index ( DDI ) = 0.24 ; Segregation Skenario IV:
Drive Index (SDI) = 0.03 ;Water Drive Index (WDI ) = Jika 3 sumur kandidat Kupl Ksb-49, Ksb-50 , Ksb-05
0.70 diproduksikan dengan metoda gaslift dan 2 sumur existing
- Recovery Factor (RF = Np / N ) = 40.84 % Ksb-11 & KSB-45 diproduksikan dengan metoda ESP dapat
menguras minyak sebesar 127.77 Mstb atau 27.18 % dari sisa
5. Penentuan sisa cadangan minyak per 01-01-2000. cadangan awal. dengan lama produksi antara 12 bulan
sampai dengan 48 bulan.
Berdasarkan hasil perhitungan Recover Factor ( RF ) metoda
J.J. Arps menggunakan persamaan (9). Untuk reservoir yang 7. Biaya pemasangan pompa ESP
terdiri dari batu pasir dengan daya dorong predominan Dengan menggunakan biaya produksi per barell sebesar US $
Water Drive diperoleh RF sebesar 46.89 % sehingga 3.5 dan rental Pompa kapasitas 1000 bpd sebesar Rp 2,9
diperoleh pengambilan maksimum minyak sebesar 46.89 % milyar maka
dari awal isi minyak (sebesar 4.26 MMstb) setelah
diperhitungkan dengan kumulatip produksi minyak sampai Untuk sumur Ksb-11 :
akhir tahun 1999 sebesar 3.80 MMstb maka diperoleh sisa Pada tahun pertama biaya akan kembali setelah 3 bulan,
cadangan minyak per 01 - 01 - 2000 sebesar 470 Mstb. (tahun I) dan setelah 5 bulan (tahun II) untuk tahun berikutnya
keuntungan semakin kecil biaya kembali setelah lebih 8.4
6. Perkiraan perolehan kumulatip produksi minyak bulan,
IATMI 2001-20
Optimasi Cadangan Minyak Metode Material Balance untuk Mendukung Pengurasan Agus Subyanto & Dudy Sumarhadi
Minyak Lapisan J10 Blok B,C Struktur Kuala Simpang Barat Asset Hulu Rantau
DAFTAR SYMBOL
N = Awal isi minyak, MMstb
Np = Kumulatip produksi, MMstb
Bt = Faktor volume formasi minyak dan gas, scf/stb
Rp = Perbandingan gas minyak terproduksi, scf/stb
Rs = Gas terlarut pada kondisi Awal, scf/stb
Bti = Faktor volume formasi minyak dan gas awal,
suft/stb
We = Rembesan air, Mmcuft
Bo = Faktor volume formasi minyak, Cuft/stb
Bg Faktor volume formasi gas, Cuft/scf
RE = Recovery effisiency , %
φ = Porositas batuan , fraksi
Sw = Saturasi air , fraksi
Boi = Faktor formasi minyak awal , v/v
K = Permeabilitas absolut batuan , Darcy
µwi = Viskositas air kondisi awal , cp
µoi = Fiskositas minyak kondisi awal , cp
PI = Tekanan reservoir kondisi awal , psi
Pa = tekanan reservoir kondisi abandon , psi
Qo = laju produksi minyak , bopd
qt = laju produksi gross , bpd
An = Konstanta.
Pr = tekanan statik reservoir , psia
P wf = tekanan dasar alir , psia.
Qi = Laju produksi awal minyak
A = Konstanta decline
Np = Kumulatip produksi per satuan waktu
T = Lama prouksi sampai ekonomi limit
Qel = Laju produksi ekonomi limit
P1 = Tekanan dasar alir pada uji perama
P2 = Tekanan dasar alir pada uji kedua
IATMI 2001-20
Optimasi Cadangan Minyak Metode Material Balance untuk Mendukung Pengurasan Agus Subyanto & Dudy Sumarhadi
Minyak Lapisan J10 Blok B,C Struktur Kuala Simpang Barat Asset Hulu Rantau
Gambar-1
IATMI 2001-20
Optimasi Cadangan Minyak Metode Material Balance untuk Mendukung Pengurasan Agus Subyanto & Dudy Sumarhadi
Minyak Lapisan J10 Blok B,C Struktur Kuala Simpang Barat Asset Hulu Rantau
Gambar-2
Gambar-5
Gambar-3
Gambar-6
Gambar-4
IATMI 2001-20