Anda di halaman 1dari 18

Kalorimeter

Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah 


Praktikum Fisika Untuk Biologi
Yang dibimbing oleh Bapak Joko Utomo, S.Si., M.Sc.

Oleh :
Siti Evaun Anisah
190342621258
Offering G

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
Oktober 2019
A. TUJUAN
1. Memperoleh penguatan pemahaman tentang kalor, kapasitas kalor zat dan kalor
jenis zat.
2. Mencoba menentukan kapasitas kalor kalorimeter dan kalor jenis zat padat.
3. Terampil menggunakan set kalorimeter.
4. Terampil menggunakan teori ralat dan mengetahui ralat alat.
5. Terampil menggunakan termometer
.

B. DASAR TEORI
Kalorimeter merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
yang dipindah dari atau ke suatu benda. Istilah kalor sendiri memang sudah tidak
asing lagi bagi kita, karena dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan kata
kalor tersebut. Kalor adalah panas yang dapat berpindah dari benda yang memiliki
kelebihan kalor menuju benda yang kekurangan kalor. Sebagai mahasiswa kita harus
mengetahui bagaimana mekanisme kalor berpindah dari suatu benda menuju benda
yang lain. Terdapat hubungan antara kalor dengan listrik, kalor merupakan bentuk
energi maka dari itu kalor dapat berubah dari bentuk satu kebentuk yang lain.
Berdasarkan hukum kekekalan energi, energi kalor dapat berubah menjadi energi
listrik dan juga sebaliknya energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor. Dalam
proses yang terjadi pada alat pengukur kalor atau yang disebut sebagai kalorimeter
berlaku azas Black, yaitu:
Qlepas = Qterima
Qair panas = Qair dingin + Qkalorimeter
m1 . c . (Tp-Tc) = m2 . c . (Tc-Td) + C (Tc-Td)
Keterangan:
m1 = massa air panas
m2 = massa air dingin
c = kalor jenis air
C = kapasitas kalorimeter
Tp = suhu air panas
Tc = suhu air campuran
Td = suhu air dingin
Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan massa zat (m), kalor jenis zat (c), dan
perubahan suhu (∆T). Kalor reaksi dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai
berikut:
Q = m . c . ∆T
Keterangan:
Q = jumlah kalor (joule) ∆T = perubahan suhu (Takhir – Tawal)
m = massa zat (gram)
c = kalor jenis

C. ALAT DAN BAHAN


1. Kalorimeter lengkap dengan pengaduk
2. Termometer dan bejana pelindung
3. Termometer batang
4. Gelas ukur 10 mL
5. Pemanas bunsen
6. Bejana pemanas
7. Butiran zat padat
8. Air

D. PROSEDUR PERCOBAAN
Percobaan 1 (menentukan kapasitas kalor kalorimeter):
1. Menyiapkan alat dan bahan, kemudian menyusun percobaan.
2. Menimbang air dingin (suhunya harus lebih rendah dari suhu kamar) sekitar 50 g,
kemudian dimasukkan kedalam kalorimeter. Mencatat massa air dingin sebagai
mad.
3. Mengukur suhu air dingin menggunakan termometer kemudian mencatat suhu
ditunjukkan oleh termometer sebagai T1.
4. Menyiapkan air sebanyak 50 mL diukur menggunakan gelas ukur. Mencatat
volume air dingin sebagai map.
5. Memanaskan air sebanyak 50 mL (dari langkah 4) sampai suhunya menjadi 50̊C
(diukur dengan termometer lain) kemudian dicatat sebagai T 2, selanjutnya
mencampurkannya ke dalam kalorimeter yang sudah berisi air dingin.
6. Mengaduk campuran air dingin dan air panas tersebut kemudian mengukur
suhunya dengan termometer. Mengamati terus perubahan temperatur yang
ditunjukkan oleh termometer. Setelah penunjukan termometer stabil, dan suhunya
hampir turun, suhunnya dicatat sebagai T3.
7. Membuang air yang ada didalam kalorimeter dan mengusap bejana kalorimeter
menggunakan lap hingga kering, lalu langkah butir 2 sampai 6 diulangi sebanyak
4 kali.
8. Mencatat data yang diperoleh pada lembar data pengamatan yang tersedia.

Percobaan 2 (menentukan kalor jenis zat padat):


1. Menyiapkan alat dan bahan, kemudian menyusun percobaan.
2. Menimbang air dingin (suhunya harus lebih rendah dari suhu kamar) sekitar 50 g,
kemudian dimasukkan kedalam kalorimeter. Massa air dingin dicatat sebagai mad.
3. Mengukur suhu air dingin menggunakan termometer kemudian mencatat suhu
ditunjukkan oleh termometer sebagai T1.
4. Memanaskan anak timbangan yang memiliki massa 100 g menggunakan heater
yang sudah berisi air hingga suhu anak timbangan menajdi 80 ℃. Mencatat massa
anak timbangan sebagai mbp dan suhu anak timbangan sebagai T2.
5. Memasukkan anak timbangan ke dalam air dingin yang ada di dalam set
kalorimeter.
6. Mengukur suhu air pada set kalorimeter menggunakan termometer. Mengamati
terus perubahan temperatur yang ditunjukkan oleh termometer. Setelah
penunjukan termometer stabil, dan suhunya hampir turun, suhunnya dicatat
sebagai T3.
7. Membuang air yang ada didalam kalorimeter dan mengusap bejana kalorimeter
menggunakan lap hingga kering, lalu langkah butir 2 sampai 7 diulangi sebanyak
2 kali.
8. Mencatat data yang diperoleh pada lembar data pengamatan yang tersedia.
E. DATA
Tabel percobaan 1
No. mad (g) map (g) T1 (̊C) T2 (̊C) T3 (̊C) Ckal (J/̊C)
1. 50 50 20 50 29 66,67
2. 50 50 16 50 26 70
3. 50 50 18 50 28 60
4. 50 50 19 50 31 29,16

Keterangan:
mad = massa air dingin
map = massa air panas
T1 = suhu air dingin
T2 = suhu air panas
T3 = suhu campuran
Cara menghitung Ckal:
T 2−T 3
Ckal = mad . ca . – map. ca
T 3−T 1
ca = kalor jenis air (1 kalori/g℃)

Tabel percobaan 2
No. mad (g) mbp (g) T1 (̊C) T2 (̊C) T3 (̊C)
1. 50 100 18 80 29
2. 50 100 20 80 30

Keterangan:
mad = massa air dingin
mbp = massa benda padat
T1 = suhu air dingin
T2 = suhu air panas
T3 = suhu campuran

F. ANALISIS DATA
Perlu ditentukan terlebih dahulu ralat mutlaknya:
T 2−T 3
Ckal = map . ca . – mad. ca
T 3−T 1
1 1
∆map = . nst = . 0.01 = 0.005 g
2 2
1 1
∆mad = . nst = . 0,01 = 0.005 g
2 2
1 1
∆T1 = . nst = . 1 = 0,5 ℃
2 2
1 1
∆T2 = . nst = . 1 = 0,5 ℃
2 2
1 1
∆T3 = nst . = . 1 = 0.5 ℃
2 2
 Ralat mutlak:
2 2 2 2 2❑
∆ C k=
√|
∂Ck 2
∙ ∆ map +
∂ map 3
∂ Ck 2
||
∙ ∆ mad +
∂ mad 3
∂Ck 2
||
∙ ∆T 1 +
∆T 1 3
∂ Ck 2
||∙ ∆T 2 +
∆T 2 3
∂ Ck 2
|| |
∙ ∆T 3
∆T 3 3

∂ Ck Ca(T 2−T 1) ∂Ck =−Ca ∂Ck = m ap . Ca(T 2−T 1) Ck = map . Ca


= ; ; ; T2 ;
∂ map T 3−T 1 ∂ mad ∂T 1 (T 3−T 1)2 (T 3−T 1)2

∂Ck ( T 3−T 1) m ap .Ca (−1 )−m ap .Ca(T 2−T 1)(1)


=
∂T3 (T 3 −T 1 )2
 Ralat relatif:
∆ Ckal
Ralat relatif = ×100 %
C kal
1. Percobaan 1
50−29
Ckal = 50 . 1 . – 50. 1
29−20
= 66,67 kal/oC
∂ Ck 1(50−20)
=
∂ map 29−20
= 3,33
∂Ck
=−1;
∂ mad
∂Ck 50. 1(50−20)
= ;
∂T 1 (29−20)2
= 18,51
∂Ck 50. 1
= ;
∂T 2 (29−20)2
= 0,61
∂Ck ( 29−20 ) 50.1 . (−1 )−50.1(50−20)(1)
=
∂T3 (50−20)2
= −2,16
2 2 2 2 2❑

√| 2
3 || 2
3 || 2
3 || 2
3 || 2
∆ C k = 3,4. ∙ .0.005 + (−1 ) ∙ . 0.005 + 18.51 ∙ . 0.5 + 0.61∙ . 0.5 + −2,16 ∙ . 0.5
3 |
= 12,23677912 kal/oC
∆ Ckal
Ralat relatif = ×100 %
C kal
12,23677912
=
66,7
= 18,3459956% ZAP
Jadi, Ckal1 = (66,67 ± 12,23 kal/oC) dengan ralat relatif 18% ZAP
2. Percobaan 2
50−26
Ckal = 50 . 1 . – 50. 1
26−16
= 70 kal/oC
∂ Ck 1(50−16)
=
∂ map 26−16
= 3,4
∂Ck
=−1;
∂ mad
∂Ck 50. 1(50−16)
= ;
∂T 1 (26−16)2
= 17
∂Ck 50.1
= ;
∂T 2 (26−16)2
= 0,5
∂Ck ( 26−16 ) 50.1 . (−1 )−50.1(50−16)(1)
=
∂T3 (50−16)2
= −22
2 2 2 2 2❑

√| 2
3 || 2
3 || 2
3 || 2
3 || 2
3 |
∆ C k = 3.33 ∙ . 0.005 + (−1 ) ∙ . 0.005 + 17 ∙ . 0.5 + 0,5 ∙ .0.5 + −22 ∙ . 0.5

= 9,282606843 kal/oC
∆ Ckal
Ralat relatif = ×100 %
C kal
9,282606843
=
70
= 13,2608669% ZAP
Jadi Ckal2 = (70 ± 9,28 kal/oC) dengan ralat relatif 13% ZAP
3. Percobaan 3
50−28
Ckal = 50 . 1 . – 50. 1
28−18
= 60 kal/oC

∂ Ck 1(50−18)
=
∂ map 28−18
= 3.2
∂Ck
=−1;
∂ mad
∂Ck 50. 1.(50−18)
= ;
∂T 1 (28−18)2
= 16
∂Ck 50. 1
= ;
∂T 2 (28−18)2
= 0.5
∂Ck ( 28−18 ) 50.1 . (−1 )−50.1(50−18)(1)
=
∂T3 (50−18)2
= −21
2 2 2 2 2❑

√| 2
3 || 2
3 || 2
3 || 2
3 || 2
3 |
∆ C k = 3.2 ∙ .0.005 + (−1 ) ∙ . 0.005 + 16 ∙ . 0.5 + 0.5 ∙ .0.5 + −21∙ . 0.5

= 8,801849578 kal/oC
∆ Ckal
Ralat relatif = ×100 %
C kal
8,801849578
=
60
= 14,6697493%
Jadi, Ckal3 = (67 ± 12,23 kal/oC) dengan ralat relatif 15% ZAP
4. Percobaan ke 4
50−31
Ckal = 50 . 1 . – 50. 1
31−19
= 29,16 kal/oC
∂ Ck 1(50−19)
=
∂ map 31−19
= 2,58
∂Ck
=−1;
∂ mad
∂Ck 50. 1(50−19)
= ;
∂T 1 ¿¿¿
= 10,76
∂Ck 50. 1
= ;
∂T 2 (31−19)2
= 0,34
∂Ck ( 31−19 ) 50.1. (−1 )−50.1( 50−19)(1)
=
∂T3 (50−19)2
= −5,27
2 2 2 2 2❑

√| 2
3 || 2
3 || 2
3 || 2
3 || 2
∆ C k = 2,58 ∙ . 0.005 + (−1 ) ∙ . 0.005 + 10,76 ∙ . 0.5 + 0.34 ∙ . 0.5 + −5,27 ∙ . 0.5
3 |
= 6,996759321 kal/oC
∆ Ckal
Ralat relatif = ×100 %
C kal
6,996759321
=
29,16
= 23,9943735 %
Jadi, Ckal4 = (29,16 ± 12,23 kal/oC) dengan ralat relatif 24% ZAP

G. PEMBAHASAN
Pada saat kita melakukan pengukuran, maka tidak bisa dihindara bahwa dalam hasil
pengukuran yang kita lakukan terdpat ralat (kesalahan). Oleh karena itu kita
diharuskan untuk memperkecil ralat tersebut. Saat kita selesai melakukan pengukuran
maka sebaiknya kita melakukan analisis data menggunakan teori ralat. Dalam teori
ralat tersebut terdapat dua macam ralat alat yaitu: a). Ralat mutlak, b). Ralat relatif.
Perbedaan dari keduanya ialah ralat relatif memberikan informasi yang tentang
seberapa besar ralat (kesalahan) yang terjadi pada alat tersebut. Semakin kecil nilai
mutlak kesalahan relatif maka semakin besar tingkat akurasi data. Ralat dalam
pengukuran tunggal dapat ditentukan dengan cara ½ NST (nilai skala terkecil). Dan
ralat dalam pengukuran berulang dapat ditentukan dengan standar deviasi yang
merupakan fungsi probabilitas (kemungkinan). Pada percobaan kalorimeter ini kita
mengunakan rumus ralat sebagai berikut:
 Ralat mutlak:
2 2 2 2 2❑
∆ C k=
√|∂Ck 2
∙ ∆ map +
∂ map 3
∂ Ck 2
|| ∙ ∆ mad +
∂ mad 3
∂Ck 2
||
∙ ∆T 1 +
∆T 1 3
∂ Ck 2
||
∙ ∆T 2 +
∆T 2 3
∂ Ck 2
∙ ∆T 3
∆T 3 3 || |
∂ Ck Ca(T 2−T 1) ∂Ck =−Ca ∂Ck = map . Ca(T 2−T 1) Ck = map . Ca
= ; ; ; T2 ;
∂ map T 3−T 1 ∂ mad ∂T 1 (T 3−T 1)2 (T 3−T 1)2

∂Ck ( T 3−T 1) m ap .Ca (−1 )−m ap .Ca(T 2−T 1)(1)


= 2
∂T3 (T 3 −T 1 )
 Ralat relatif:
∆ Ckal
Ralat relatif = ×100 %
C kal
Pada ralat mutlak menggunakan rumus kapasitas kalor kalorimeter yang kemudian
diturunkan dan diakarkan. Pada ralat relatif hanya membagi ralat kapasitas kalor
kalorimeter dengan nilai kapasitas kalor kalorimeter dan dikalikan 100%. Nilai ralat
relatif pada percobaan diatas relatif tinggi yaitu pada 4 percobaan tersebut rata-rata
diatas 10%. Hal itu disebabkan mungkin kurang presisinya alat pengukur suhu
ataupun kalorimeter, atau boleh jadi kesalahan pengamatan dari peneliti sendiri.

H. KESIMPULAN
1. Kalor adalah perpindahan energi panas dari suatu benda yang memiliki suhu
tinggi ke benda lain yang memiliki suhu yang lebih rendah. Kapasitas kalor adalah
besarnya kalor yang dibutuhkan oleh benda untuk menaikkan suhu sebesar 1 oC.
Kalor jenis adalah besarnya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 Kg
benda sebesar 1oC.
2. Cara menentukan kapasitas kalorimeter ialah dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut:
T 2−T 3
Ckal = map . ca . – mad. ca
T 3−T 1
Dengan persamaan diatas kita tinggal memasukkan data yang sudah kita peroleh
dari hasil praktikum dan dengan begitu kita dapat menentukan kapasitas kalor
kalorimeter. Dan untuk menentukan kalor jenis zat padat kita dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut:
∆Q
c=
m ∆T
3. Set kalorimeter terdiri dari: bejana pelindung, bejana kalorimeter, termometer, dan
pengaduk. Bejana pelindung dan bejana kalorimeter berfungsi sebagai alat untuk
tetap mempertahankan suhu yang terdapat didalam kalorimeter. Termometer
berfungsi untuk mengukur suhu cairan yang terdapat dalam kalorimeter. Dan
pengaduk berfungsi sebagai alat untuk mencampur bahan yang berbeda suhunya
dalam kalorimeter.
4. Teori ralat merupakan merupakan ketidakpastian dari hasil pengukuran.
Sedangkat ralat alat adalah kemungkinan kesalahan yang terdapat pada alat
pengukuran. Sumber-sumber kesalahan tersebut meliputi:
 Kalibrasi yang tidak sempurna.
 Kesalahan paralaks pembacaan.
 Keadaan lingkungan.
 Teori yang terlalu sederhana.

Teori ralat pada kalorimeter dapat dilihat pada persamaan berikut:


 Ralat mutlak:
2 2 2 2 2❑
∆ C k=
√| ∂Ck 2
||
∙ ∆ map +
∂ map 3
∂ Ck 2
∙ ∆ mad +
∂ mad 3
∂Ck 2
|| ∙ ∆T 1 +
∆T 1 3
∂ Ck 2
||
∙ ∆T 2 +
∆T 2 3
∂ Ck 2
||
∙ ∆T 3
∆T 3 3 |
∂Ck ∂Ck map . Ca(T 2−T 1) Ck = map . Ca ∂ Ck Ca(T 2−T 1)
; =−Ca ; = ; T2 ; =
∂ mad ∂T 1 (T 3−T 1)2 (T 3−T 1)2 ∂ map T 3−T 1

∂Ck ( T 3−T 1) m ap .Ca (−1 )−m ap .Ca(T 2−T 1)(1)


=
∂T3 (T 3 −T 1 )2
 Ralat relatif:
∆ Ckal
Ralat relatif = ×100 %
C kal
5. Termometer merupakan alat untuk mengukur panas atau dinginnya suatu benda.
Apabila mengukur benda dalam keadaan dipanaskan maka termometer tidak boleh
sampai menyentuh wadah benda tersebut karena akan mempengaruhi hasil
pengukuran.

I. RUJUKAN
Pauliza, Osa, Dwi Gustanti, Ahmad Bukhori. 2008. Fisika untuk SMK Kelompok
Teknologi dan Kesehatan Kels XI. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Setiawan, Ruslan Tri dan Cahyo Widodo. 2008. Ringkasan dan Kumpulan Soal
Fisika. Jakarta: Grasindo.
Putra, Valentinus Galih Vidia dan Indah Purnomosari. 2015. Pengantar Eksperimen
Fisika. Yogyakarta: CV. Mulia Jaya.

J. LAMPIRAN

Plagiarism Checker X Originality


Report
K. Similarity Found: 14%
L.
M. Date: Thursday, October 10, 2019
N. Statistics: 311 words Plagiarized / 2197 Total words
O. Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional
Improvement.
P. --------------------------------------------------------------------------------------
-----
Q.
R. KALORIMETER untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Fisika untuk
Biologi Yang dibimbing oleh Bapak Joko Utomo S.Si., M.Sc.

Oleh : Siti Evaun Anisah 190342621261 Offering G / UNIVERSITAS NEGERI


MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI Oktober 2019 TUJUAN Memperoleh penguatan
pemahaman tentang kalor, kapasitas kalor zat dan kalor jenis zat.
S.
T. Mencoba menentukan kapasitas kalor kalorimeter dan kalor jenis zat padat.
Terampil menggunakan set kalorimeter. Terampil menggunakan teori ralat
dan mengetahui ralat alat. Terampil menggunakan termometer . DASAR TEORI
Kalorimeter merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah
kalor yang dipindah dari atau ke suatu benda.
U.
V. Istilah kalor sendiri memang sudah tidak asing lagi bagi kita, karena dalam
kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan kata kalor tersebut. Kalor
adalah panas yang dapat berpindah dari benda yang memiliki kelebihan kalor
menuju benda yang kekurangan kalor. Sebagai mahasiswa kita harus
mengetahui bagaimana mekanisme kalor berpindah dari suatu benda menuju
benda yang lain.
W.
X. Terdapat hubungan antara kalor dengan listrik, kalor merupakan bentuk
energi maka dari itu kalor dapat berubah dari bentuk satu kebentuk yang lain.
Berdasarkan hukum kekekalan energi, energi kalor dapat berubah menjadi
energi listrik dan juga sebaliknya energi listrik dapat berubah menjadi energi
kalor. Dalam proses yang terjadi pada alat pengukur kalor atau yang disebut
sebagai kalorimeter berlaku azas Black, yaitu: Qlepas = Qterima Qair panas =
Qair dingin + Qkalorimeter m1 . c . (Tp-Tc) = m2 . c .
Y.
Z. (Tc-Td) + C (Tc-Td) Keterangan: m1 = massa air panas m2 = massa air dingin c
= kalor jenis air C = kapasitas kalorimeter Tp = suhu air panas Tc = suhu air
campuran Td = suhu air dingin Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan
massa zat (m), kalor jenis zat (c), dan perubahan suhu (?T). Kalor reaksi dapat
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut: Q = m . c .
AA.
BB. ?T Keterangan: Q = jumlah kalor (joule) ?T = perubahan suhu (Takhir – Tawal)
m = massa zat (gram) c = kalor jenis ALAT DAN BAHAN Kalorimeter lengkap
dengan pengaduk Termometer dan bejana pelindung Termometer batang
Gelas ukur 10 mL Pemanas bunsen Bejana pemanas Butiran zat padat Air
PROSEDUR PERCOBAAN Percobaan 1 (menentukan kapasitas kalor
kalorimeter): Menyiapkan alat dan bahan, kemudian menyusun percobaan.
CC.
DD. Menimbang air dingin (suhunya harus lebih rendah dari suhu kamar)
sekitar 50 g, kemudian dimasukkan kedalam kalorimeter. Mencatat massa air
dingin sebagai mad. Mengukur suhu air dingin menggunakan termometer
kemudian mencatat suhu ditunjukkan oleh termometer sebagai T1.
Menyiapkan air sebanyak 50 mL diukur menggunakan gelas ukur. Mencatat
volume air dingin sebagai map.
EE.
FF. Memanaskan air sebanyak 50 mL (dari langkah 4) sampai suhunya menjadi
50°C (diukur dengan termometer lain) kemudian dicatat sebagai T2,
selanjutnya mencampurkannya ke dalam kalorimeter yang sudah berisi air
dingin. Mengaduk campuran air dingin dan air panas tersebut kemudian
mengukur suhunya dengan termometer. Mengamati terus perubahan
temperatur yang ditunjukkan oleh termometer. Setelah penunjukan
termometer stabil, dan suhunya hampir turun, suhunnya dicatat sebagai T3.
GG.
HH. Membuang air yang ada didalam kalorimeter dan mengusap bejana
kalorimeter menggunakan lap hingga kering, lalu langkah butir 2 sampai 6
diulangi sebanyak 4 kali. Mencatat data yang diperoleh pada lembar data
pengamatan yang tersedia. Percobaan 2 (menentukan kalor jenis zat padat):
Menyiapkan alat dan bahan, kemudian menyusun percobaan.
II.
JJ. Menimbang air dingin (suhunya harus lebih rendah dari suhu kamar) sekitar
50 g, kemudian dimasukkan kedalam kalorimeter. Massa air dingin dicatat
sebagai mad. Mengukur suhu air dingin menggunakan termometer kemudian
mencatat suhu ditunjukkan oleh termometer sebagai T1. Memanaskan anak
timbangan yang memiliki massa 100 g menggunakan heater yang sudah
berisi air hingga suhu anak timbangan menajdi 80 ?.
KK.
LL. Mencatat massa anak timbangan sebagai mbp dan suhu anak timbangan
sebagai T2. Memasukkan anak timbangan ke dalam air dingin yang ada di
dalam set kalorimeter. Mengukur suhu air pada set kalorimeter menggunakan
termometer. Mengamati terus perubahan temperatur yang ditunjukkan oleh
termometer. Setelah penunjukan termometer stabil, dan suhunya hampir
turun, suhunnya dicatat sebagai T3.
MM.
NN. Membuang air yang ada didalam kalorimeter dan mengusap bejana
kalorimeter menggunakan lap hingga kering, lalu langkah butir 2 sampai 7
diulangi sebanyak 2 kali. Mencatat data yang diperoleh pada lembar data
pengamatan yang tersedia. Data Tabel percobaan 1 No. _mad (g) _map (g) _T1
(°C) _T2 (°C) _T3 (°C) _Ckal (J/°C) _ _1. _50 _50 _20 _50 _29 _66,67 _ _2. _50 _50
_16 _50 _26 _70 _ _3. _50 _50 _18 _50 _28 _60 _ _4.
OO.
PP. _50 _50 _19 _50 _31 _29,16 _ _ Keterangan: mad = massa air dingin map =
massa air panas T1 = suhu air dingin T2 = suhu air panas T3 = suhu campuran
Cara menghitung Ckal: Ckal = mad . ca . ??2-??3 ??3 -??1 – map. ca ca = kalor
jenis air (1 kalori/g?) Tabel percobaan 2 No. _mad (g) _mbp (g) _T1 (°C) _T2
(°C) _T3 (°C) _ _1. _50 _100 _18 _80 _29 _ _2.
QQ.
RR._50 _100 _20 _80 _30 _ _ Keterangan: mad = massa air dingin mbp = massa
benda padat T1 = suhu air dingin T2 = suhu air panas T3 = suhu campuran
ANALISIS DATA Perlu ditentukan terlebih dahulu ralat mutlaknya: Ckal = map .
ca . ??2-??3 ??3 -??1 – mad. ca ?map = 1 2 . nst = 1 2 . 0.01 = 0.005 g ?mad =
1 2 . nst = 1 2 . 0,01 = 0.005 g ?T1 = 1 2 . nst = 1 2 . 1 = 0,5 ? ?T2 = 1 2 . nst =
1 2 . 1 = 0,5 ? ?T3 = 1 2 nst . = 1 2 . 1 = 0.5
SS.
TT. ? Ralat mutlak: ? ?? ?? = ?????? ???????? · 2 3 ??????? 2 + ?????? ???????? · 2
3 ??????? 2 + ?????? ???1 · 2 3 ???1 2 + ?????? ???2 · 2 3 ???2 2 + ?????? ???3 · 2
3 ???3 2 ?????? ???????? = ????(??2-??1) ??3-??1 ; ?????? ???????? =-????; ??????
????1 = ?? ???? . ????(??2-??1) (??3-??1) 2 ; ???? ??2 = ??????. ???? (??3-??1)
2 ; ?????? ?? ?? 3 = ?? 3 - ?? 1 ?? ???? .???? -1 - ?? ???? .????( ?? 2 - ?? 1 )(1) ( ??
3 - ?? 1 ) 2 Ralat relatif: Ralat relatif = ????????? ?? ?????? ×100% Percobaan 1
Ckal = 50 . 1 . 50-29 29 -20 – 50.
UU.
VV.1 = 66,67 kal/oC ?????? ???????? = 1(50-20) 29-20 = 3,33 ?????? ???????? =-
1; ?????? ????1 = 50. 1(50-20) (29-20) 2 ; = 18,51 ?????? ????2 = 50. 1 (29-20)
2 ; = 0,61 ?????? ?? ?? 3 = 29-20 50.1. -1 -50.1(50-20)(1) (50-20) 2 =
-2,16 ? ?? ?? = 3,4.· 2 3 . 0.005 2 + -1 · 2 3 . 0.005 2 + 18.51· 2 3 . 0.5 2 + 0.61· 2
3 . 0.5 2 + -2,16· 2 3 . 0.5
WW.
XX. 2 = 12,23677912 kal/oC Ralat relatif = ????????? ?? ?????? ×100% =
12,23677912 66,7 = 18,3459956% Percobaan 2 Ckal = 50 . 1 . 50-26 26 -16 –
50. 1 = 70 kal/oC ?????? ???????? = 1(50-16) 26-16 = 3,4 ?????? ???????? =-
1; ?????? ????1 = 50. 1(50-16) (26-16) 2 ; = 17 ?????? ????2 = 50. 1 (26-16) 2 ; =
0,5 ?????? ?? ?? 3 = 26-16 50.1. -1 -50.1(50-16)(1) (50-16) 2 = -22 ? ?? ?? =
3.33· 2 3 . 0.005 2 + -1 · 2 3 . 0.005 2 + 17· 2 3 . 0.5
YY.
ZZ. 2 + 0,5· 2 3 . 0.5 2 + -22· 2 3 . 0.5 2 = 9,282606843 kal/oC Ralat relatif
= ????????? ?? ?????? ×100% = 9,282606843 70 = 13,2608669% Percobaan 3
Ckal = 50 . 1 . 50-28 28 -18 – 50. 1 = 60 kal/oC ?????? ???????? = 1(50-18) 28-
18 = 3.2 ?????? ???????? =-1; ?????? ????1 = 50. 1. (50-18) (28-18) 2 ; =
16 ?????? ????2 = 50. 1 (28-18) 2 ; = 0.5 ?????? ?? ?? 3 = 28-18 50.1. -1
-50.1(50-18)(1) (50-18) 2 = -21 ? ?? ?? = 3.2· 2 3 . 0.005 2 + -1 · 2 3 . 0.005 2 +
16· 2 3 . 0.5 2 + 0.5· 2 3 . 0.5 2 + -21· 2 3 . 0.5 2 = 8,801849578 kal/oC Ralat
relatif = ????????? ?? ?????? ×100% = 8,801849578 60 = 14,6697493%
Percobaan ke 4 Ckal = 50 . 1 .
AAA.
BBB. 50-31 31 -19 – 50. 1 = 29,16 kal/oC ?????? ???????? = 1(50-19) 31-19 =
2,58 ?????? ???????? =-1; ?????? ????1 = 50. 1(50-19) (31-19 )2 ; =
10,76 ?????? ????2 = 50. 1 (31-19) 2 ; = 0,34 ?????? ?? ?? 3 = 31-19 50.1. -1
-50.1(50-19)(1) (50-19) 2 = -5,27 ? ?? ?? = 2,58· 2 3 . 0.005 2 + -1 · 2 3 . 0.005 2
+ 10,76· 2 3 . 0.5 2 + 0.34· 2 3 . 0.5 2 + -5,27· 2 3 . 0.5
CCC.
DDD. 2 = 6,996759321 kal/oC Ralat relatif = ????????? ?? ?????? ×100% =
6,996759321 29,16 = 23,9943735 % PEMBAHASAN Pada saat kita melakukan
pengukuran, maka tidak bisa dihindara bahwa dalam hasil pengukuran yang
kita lakukan terdpat ralat (kesalahan). Oleh karena itu kita diharuskan untuk
memperkecil ralat tersebut. Saat kita selesai melakukan pengukuran maka
sebaiknya kita melakukan analisis data menggunakan teori ralat.
EEE.
FFF. Dalam teori ralat tersebut terdapat dua macam ralat alat yaitu: a). Ralat
mutlak, b). Ralat relatif. Perbedaan dari keduanya ialah ralat relatif
memberikan informasi yang tentang seberapa besar ralat (kesalahan) yang
terjadi pada alat tersebut. Semakin kecil nilai mutlak kesalahan relatif maka
semakin besar tingkat akurasi data.
GGG.
HHH. Ralat dalam pengukuran tunggal dapat ditentukan dengan cara ½ NST
(nilai skala terkecil). Dan ralat dalam pengukuran berulang dapat ditentukan
dengan standar deviasi yang merupakan fungsi probabilitas (kemungkinan).
Pada percobaan kalorimeter ini kita mengunakan rumus ralat sebagai berikut:
Ralat mutlak: ? ?? ?? = ?????? ???????? · 2 3 ??????? 2 + ?????? ???????? · 2
3 ??????? 2 + ?????? ???1 · 2 3 ???1 2 + ?????? ???2 · 2 3 ???2 2 + ?????? ???3 · 2
3 ???3 2 ?????? ???????? = ????(??2-??1) ??3-??1 ; ?????? ???????? =-????; ??????
????1 = ?? ???? . ????(??2-??1) (??3-??1) 2 ; ???? ??2 = ??????. ???? (??3-??1)
2 ; ?????? ?? ?? 3 = ?? 3 - ?? 1 ?? ???? .???? -1 - ?? ???? .????( ?? 2 - ?? 1 )(1) ( ??
3 - ?? 1 ) 2 Ralat relatif: Ralat relatif = ????????? ?? ?????? ×100% Pada ralat
mutlak menggunakan rumus kapasitas kalor kalorimeter yang kemudian
diturunkan dan diakarkan. Pada ralat relatif hanya membagi ralat kapasitas
kalor kalorimeter dengan nilai kapasitas kalor kalorimeter dan dikalikan 100%.
III.
JJJ. Nilai ralat relatif pada percobaan diatas relatif tinggi yaitu pada 4 percobaan
tersebut rata-rata diatas 10%. Hal itu disebabkan mungkin kurang presisinya
alat pengukur suhu ataupun kalorimeter, atau boleh jadi kesalahan
pengamatan dari peneliti sendiri. KESIMPULAN Kalor adalah perpindahan
energi panas dari suatu benda yang memiliki suhu tinggi ke benda lain yang
memiliki suhu yang lebih rendah.
KKK.
LLL. Kapasitas kalor adalah besarnya kalor yang dibutuhkan oleh benda
untuk menaikkan suhu sebesar 1oC. Kalor jenis adalah besarnya kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 Kg benda sebesar 1oC. Cara menentukan
kapasitas kalorimeter ialah dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Ckal = map . ca . ??2-??3 ??3 -??1 – mad.
MMM.
NNN. ca Dengan persamaan diatas kita tinggal memasukkan data yang sudah
kita peroleh dari hasil praktikum dan dengan begitu kita dapat menentukan
kapasitas kalor kalorimeter. Dan untuk menentukan kalor jenis zat padat kita
dapat menggunakan persamaan sebagai berikut: c = ??? ????? Set kalorimeter
terdiri dari: bejana pelindung, bejana kalorimeter, termometer, dan pengaduk.
Bejana pelindung dan bejana kalorimeter berfungsi sebagai alat untuk tetap
mempertahankan suhu yang terdapat didalam kalorimeter.
OOO.
PPP. Termometer berfungsi untuk mengukur suhu cairan yang terdapat
dalam kalorimeter. Dan pengaduk berfungsi sebagai alat untuk mencampur
bahan yang berbeda suhunya dalam kalorimeter. Teori ralat merupakan
merupakan ketidakpastian dari hasil pengukuran. Sedangkat ralat alat adalah
kemungkinan kesalahan yang terdapat pada alat pengukuran. Sumber-sumber
kesalahan tersebut meliputi: Kalibrasi yang tidak sempurna.
QQQ.
RRR. Kesalahan paralaks pembacaan. Keadaan lingkungan. Teori yang terlalu
sederhana. Teori ralat pada kalorimeter dapat dilihat pada persamaan berikut:
Ralat mutlak: ? ?? ?? = ?????? ???????? · 2 3 ??????? 2 + ?????? ???????? · 2
3 ??????? 2 + ?????? ???1 · 2 3 ???1 2 + ?????? ???2 · 2 3 ???2 2 + ?????? ???3 · 2
3 ???3 2 ; ?????? ???????? =-????; ?????? ????1 = ?? ???? .
SSS.
TTT. ????(??2-??1) (??3-??1) 2 ; ???? ??2 = ??????. ???? (??3-??1)
2 ; ?????? ???????? = ????(??2-??1) ??3-??1 ?????? ?? ?? 3 = ?? 3 - ??
1 ?? ???? .???? -1 - ?? ???? .????( ?? 2 - ?? 1 )(1) ( ?? 3 - ?? 1 ) 2 Ralat relatif:
Ralat relatif = ????????? ?? ?????? ×100% Termometer merupakan alat untuk
mengukur panas atau dinginnya suatu benda.
UUU.
VVV. Apabila mengukur benda dalam keadaan dipanaskan maka termometer
tidak boleh sampai menyentuh wadah benda tersebut karena akan
mempengaruhi hasil pengukuran. RUJUKAN Pauliza, Osa, Dwi Gustanti,
Ahmad Bukhori. 2008. Fisika untuk SMK Kelompok Teknologi dan Kesehatan
Kels XI. Bandung: Grafindo Media Pratama. Setiawan, Ruslan Tri dan Cahyo
Widodo. 2008. Ringkasan dan Kumpulan Soal Fisika. Jakarta: Grasindo. Putra,
Valentinus Galih Vidia dan Indah Purnomosari. 2015.
WWW.
XXX. Pengantar Eksperimen Fisika. Yogyakarta: CV. Mulia Jaya.
YYY.
ZZZ. INTERNET SOURCES:
AAAA. -------------------------------------------------------------------------------
------------
BBBB. 8% - https://ekapswtest.blogspot.com/2012/04/kalorimeter.html
CCCC. <1% - https://sectoranalyst.blogspot.com/2011/10/makalah-
termokimia.html
DDDD. <1% - http://www.lsihub.lecture.ub.ac.id/files/2012/04/TUGAS-PPL.docx
EEEE. 1% - https://brainly.co.id/tugas/13969812
FFFF. <1% - https://naudha.blogspot.com/2011/12/normal-0-false-false-
false.html
GGGG. <1% - https://www.scribd.com/document/247609005/Laporan-
Praktikum-Kalorimeter-Widhya
HHHH. 1% -
https://www.academia.edu/23621421/NILAI_BAHANG_JENIS_AIR_DENGAN_M
ETODE_JOULE
IIII. <1% - https://fisikadventure.blogspot.com/2017/05/hubungan-antara-kalor-
kerja-dan-energi.html
JJJJ. 1% -
https://www.academia.edu/8352186/LAPORAN_PRAKTIKUM_FISIKA_DASARmi
na
KKKK. 1% - https://meandscienceworld.blogspot.com/2014/04/apa-saja-jenis-
jenis-termometer.html
LLLL. <1% - https://pt.scribd.com/document/104467628/BukuBse-
belajarOnlineGratis-com-Kelas7-Ipa-Smp-Mts-Saeful-1
MMMM. <1% - https://ekapswtest.blogspot.com/
NNNN. <1% - https://www.coursehero.com/file/pdphdln/1-2-3-3-1-2-2-1-1-3-
2-3-2-1-2-1-Poisson-pmf-71-Example-311-The-probability-of-a/
OOOO. 1% -
https://www.herber.de/forum/archiv/968to972/969360_1_2_3_1_2_3.html
PPPP. <1% - http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2009/03/pengolahan_dan_analisis_data.pdf
QQQQ. <1% - https://ervinaseptiani.blogspot.com/2012/01/teori-
ketidakpastian-dan-angka-penting.html
RRRR. <1% - https://natural-a.ub.ac.id/index.php/natural-
a/article/download/96/94
SSSS. <1% -
https://www.academia.edu/13375363/DASAR_PENGUKURAN_DAN_KETIDAKP
ASTIAN
TTTT. <1% - https://gusri7151.blogspot.com/2017/01/kalor.html
UUUU. <1% - https://brainly.co.id/tugas/2804872
VVVV. 1% - https://alljabbar.wordpress.com/2008/03/23/kalor/
WWWW. <1% - https://fisikachy.blogspot.com/2012/01/
XXXX. <1% -
https://www.academia.edu/4727577/Laporan_praktikum_kimia_dasar
YYYY. 1% - https://www.hajarfisika.com/2017/09/laporan-praktikum-
kalorimeter.html
ZZZZ. <1% - https://fisika-atom.blogspot.com/2014/03/contoh-laporan-
fisika-dasar-pengukuran.html
AAAAA. 1% - https://www.academia.edu/29178322/Revisi_neraca_mor_FARHAN
BBBBB.

Anda mungkin juga menyukai