Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

ANALISIS INVESTASI DAN MANAJEMEN PORTOFOLIO

IMBAL HASIL DAN RISIKO

DOSEN PENGAMPU :
Yuliana, S.E., M.M.

DI SUSUN OLEH :
Mutmainna 17 222 018

UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT PALU


FAKULTAS EKONOMI
PRODI MANAJEMEN
2020
Imbal Hasil dan Risiko

A. Deskripsi
1. Imbal Hasil
Imbal hassil (return) adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan,
individu dan institusi dari hasil kebijakan yang telah dilakukan. R. J. Shook
mendefinisikan imbal hasil sebagai laba investasi, baik melalui bunga maupun dividen.
Ada beberapa pengertian imbal asil yang umum dipakai dala dunia investasi, yaitu:
a. Imbal hasil atas ekuitas (return on equity-ROE) yang diperoleh dengan membagi
pendapatan bersih dengan ekuitas pemegang saham.
b. Imbal hasil atas modal (return on capital) merupakan pembayaran kas tidak kena
pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal hasil modal yag
diinvestasikan, bukan distribusi dividen. Investor mengurangi biaya investasi
dengan jumlah pembayaran.
c. Imbal hasil atas investasi (return on investment-ROI) diperoleh dengan cara
menbagipendapatan sebelum pajak dengan investasi untuk memperoleh angka
yang mencerminkan hubungan antara investasi dan laba.
d. Imbal hasil atas modal investasi (return on invested capital) yang diperoleh dengan
cara membagi pandapatan bersih dan pengeluran bunga perusahaan dengan total
kapitalisasi perusahaan.
e. Imbal hasil realisasi (realized return)  merupakan imbal hasil yang telah terjadi.
f. Imbal hasil atas kekayaan bersih (return on net work) merupakan imbal hasil yang
diperoleh dengan cara membandingkan laba bersih setelah pajak dengan kekayaan
bersihnya.
g. Imbal hasil atas penjualan (return on sales). Return on sales digunakan untuk
menentukan efisiensi operasi penjualan. Seseorang dapat membandingkan
persentase penjualan bersihnya (yang mencerminkan laba sebelum pajak) terhadap
variabel yang sama dari periode sebelumnya. Persentase yang menunjukkan tinfkat
efisiensi operasi ini bervariasi antar indutri.
h. Expexted return merupakan imbal hasil yang diharapkan qkqn diperoleh investor
di masa mendatang.
i. Total return  merupakan keseluruhan imbal hasil yang diperoleh dari suatu
investasi dalam suatu periode tertentu.
j. Imbal hasil realisasi portopolio (portofolio realized return) merupakan rata-rata
tertimbang dari imbal hasil yang terealisasi dari masing-masing sekuritas tunggal
yang ada di dalam portopolio tersebut.
k. portofilio expected return  merupakan rata-rata tertimbang dari imbal hasil yang
diharapakan dari masing-masing sekuritas tunggal yang ada di dalam portofolio.
2. Risiko
Menurut Philip Best (2004) menyatakan bahwa risiko adalah kerugian secara
finansial, baik secara langsung maupun tidak langsung. Risiko bank adalah
keterbukaan terhadap kemungkinan rugi (exposure to the change of loss).
Sedangkan menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI), risiko bisnis bank adalah
risiko yang berkaitan dengan pengelolaan usaha bank sebagai perantaraan keuangan.
Menurut kamus ekonomi, risiko adalah peluang dimana hasil yang sesungguhya
bisa berbeda dengan hasil yang diharapkan atau kemungkinan nilai yang hilang atau
diperoleh yang dapat diukur. Risiko berbeda dengan ketidakpastian yang tidak dapat
diukur (Alfandi).
Risiko menurut wikipedia indonesia adalah bahaya yang dapat terjadi akibat dari
sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang
asuransi, risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, dimana jika
terjadi suatu keadaan yang tidak di kehendaki dapat menimbulkan kerugian.
Risiko dalam konteks perbankan menurut Adiwarman A. Karim (2004)
merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan
(anticipated)maupun yang tidak dapat diperkirakan (unanticipated) yang berdampak
negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank.
Definisi risiko yang tepat dilihat dari sudut pandang bank adalah, exposure
terhadap ketidakpastian pendapatan. Bank Indonesia (PBI No.5/8/PBI/2003)
mendefinisikan risiko sebagai “potensi terjadinya peristiwa (event) yang dapat
menimbulkan kerugian bank”. Sehingga, risiko bank dapat didefinisikan sebagai
kombinasi dari tingkat kemungkinan terjadinya sebuah peristiwa beserta
konsekuensinya terhadap bank, dimana setiap kegiatan mengandung kemungkinan itu
dan memiliki konsekuensi untuk mendatangkan keuntungan atau kerugian atau
mengancam sebuah kesuksesan.
Dari definisi-definisi tersebut, risiko memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
2) Merupakan ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian.
B. Mengukur Imbal Hasil (Return)
Contoh Saham A pada tahun 1990 harga saham Rp300 dan saat ini Rp25.000,
berapakah keuntungan rata – rata pertahun saham ini ? nah untuk mengetahui rata – rata
pendapatan saham tersebut maka kita perlu menghitungnya. Dalam perhitungan, seluruh
keuntungan/return akan dihitung juga tidak hanya capital gain(kenaikan harga) melainkan
juga dividen.
Maka komponen keuntungan investasi dapat dihitung sebagai berikut :
Total Return = Dividen Yield + Capital Gain (Loss)

1. Single Period
Perhitungan return jenis single period digunakan untuk mengetahui kinerja
saham dari waktu ke tahun. Tujuan dari mengetahui kinerja saham dari tahun ke
tahun adalah kita dapat membandingkan keuntungan rata – rata pertahun antar saham
satu dengan yang lain.
Contoh :
Mas bejo membeli saham ABCD pa tanggal 11 Maret 2017 dengan harga saham
perlembar Rp546, tanggal 11 April 2017saham ABCD membagikan dividen sebesar
Rp110 per lembar dan akhirnya mas Bejo menjual sahamnya di 15 februari 2019 di
harga Rp780, Berapakah total keuntungannya ?

Jawab :
= (110/546) + ((780 – 546)/546))
= 0.20 + 0.4285 = 0.6285 x 100
= 62.85%

2. Multiple Period
Setelah diketahui bahwa total keuntungan saham ABCD adalah 62.85% lalu
berpakah keuntungan rata – ratanya ? untuk menjawab ini kita menggunakan
perhitungan return periode multiple period
Maka simplenya saja return tersebut dibagi periodenya yaitu start 2017 sampai
2019 yaitu 62.85% dibagi 2 tahun 31.42%.

C. Cara Menghitung Expected Return dan Risiko Portofolio


1. Expected return
Expected Return atau return yang diharapkan, merupakan perhitungan penting dalam
penilaian (valuation) sekuritas. Prinsip dasar perhitungannya adalah dengan
menambahkan risk-free rate dan risk premium.
Expected Return=Risk−Frre Rate+ Risk Premium
Persamaan tersebut bermakna bahwa return yang diharapkan dari suatu cash flow
terdiri dari dua komponen. Komponen pertama adalah risk-free rate, yang
menunjukkan tingkat bunga sekuritas yang memiliki risiko paling rendah, seperti
tingkat bunga deposito atau obligasi pemerintah. Riskfree rate sendiri terdiri dari dua
sub-komponen, yaitu tingkat inflasi yang diperkirakan dan tingkat return atas
sekuritas bebas risiko.
Komponen kedua dalam expected return adalah risk premium, yaitu tingkat risiko
suatu investasi yang diperkirakan. Menurut Weigand (2014), risk premium berbeda
untuk setiap jenis asset. Risk premium bisa semakin besar jika investor menjadi
semakin pesimis atas pilihan investasinya. Sebaliknya, risk premium bisa semakin
kecil jika kepercayaan investor terhadap bisnis nya bertumbuh dan investor dapat
mengenali adanya momentum yang tepat atas keputusan investasinya.
Persamaan tersebut di atas juga menunjukkan bahwa jika risiko yang diperkirakan
atas suatu aset (asset’s perceived risk) meningkat, maka harga aset harus
merefleksikan risiko premium yang lebih tinggi. Jika seorang investor berinvestasi
pada aset yang mengandung risiko yang lebih tinggi, maka tingkat return yang
diharapkan harus sudah memperhitungkan tingkat kompensasi yang lebih tinggi
(karena investor tersebut mau menanggung risiko tinggi). Di sisi lain, harga asset
(yang memiliki risiko tinggi tersebut) umumnya lebih rendah secara relative terhadap
nilai cash flow yang diharapkan (dari pengelolaan asset tersebut).
Berikut ini adalah beberapa contoh perhitungan expected return, yaitu :
a. Perhitungan Expected Return Investasi Tahunan
Pembayaran tabungan senilai $100,000 yang dibayarkan setiap akhir tahun
selama 5 tahun, dengan tingkat bunga 12%, maka di akhir tahun ke-lima, nilai
intrinsik tabungan adalah:
1−1+ 0.12−5
value=$ 100,000 [0.12 ]
=$ 100,000� 3,6047=$ 360,477.

Hasil perhitungan tersebut dapat dimaknai bahwa jika seorang investor


membayar $360,477.62 pada saat ini, dengan tingkat bunga (discount rate)
sebesar 12% per tahun, maka selama 5 tahun mendatang investor tersebut akan
mendapat return tahunan sebesar $100,000. Metode ini dapat Anda gunakan
untuk memperkirakan berapa besarnya investasi saat ini agar di masa mendatang
Anda bisa memperoleh pendapatan bunga setiap tahun secara tetap pada tingkat
bunga tertentu.
Latihan 1. Hitunglah berapa nilai intrinsik investasi saat ini jika tingkat bunga
turun menjadi 10%. Anda akan dapati bahwa nilai intrinsik saat ini (intrinsic
value of cash flow) naik menjadi $379,079. Perhatikan bahwa terdapat hubungan
berlawanan antara nilai intrinsik investasi dengan tingkat expected return. Jika
investor berinvestasi pada tingkat bunga yang lebih rendah, maka nilai intrinsik
investasi saat ini akan meningkat.
Contoh ini menunjukkan prinsip investasi utama, yaitu membeli pada nilai
rendah dan menjual asset pada harga tinggi (buy low and sell high). Jika saat ini
investor berinvestasi pada harga $360,477.62 (lebih rendah dibandingkan
$379,079), maka tingkat return yang dia harapkan adalah 12% (lebih tinggi
dibandingkan 10%).

b. Perhitungan expected return obligasi


Seorang investor mendapat tawaran untuk membeli obligasi dengan nilai
nominal $1,000 berumur 9 tahun dan mendapatkan bunga tahunan (annual
coupon) sebesar $80. Berapa nilai investasi dalam obligasi yang harus dikeluarkan
investor tersebut jika tingkat return yang diharapkan adalah 6%? Berdasarkan
perhitungan di bawah ini, besarnya nilai investasi maksimal yang perlu
dikeluarkan untuk membeli obligasi adalah $1,136.03 jika tingkat return yang
diharapkan adalah 6%.
1−1+ 0.06 ⁻⁹ $ 1,000
{
Bond Price= $ 80 x
0.06
+ }
+ $ 1,000 1+ 0.06 ⁹
=$ 1,136.03

Latihan 2. Hitunglah berapa besarnya cash outflow pembelian obligasi jika


return diharapkan adalah 7.23% saat ini jika tingkat bunga turun menjadi 10%?
Anda akan dapati bahwa dengan tingkat return 7.23% maka investor
membutuhkan nilai investasi yang lebih rendah yaitu sebesar $1,050.

c. Perhitungan expected return proyek perusahaan


Suatu perusahaan berencana untuk membiayai suatu proyek yang
membutuhkan nilai investasi sebesar $500,000, dan diharapkan dapat
menghasilkan pendapatan $150,000 per tahun (berupa free cash flow) selama 5
tahun. Berapakah nilai intrinsik cash inflow yang diharapkan bisa terjadi jika
tingkat expected rate of return adalah 10%? Bagaimana saran Anda, apakah
perusahaan perlu merealisasikan proyek tersebut? Sebagaimana dihitung dalam
persamaan di bawah, investor dapat mengharapkan nilai intrinsik investasi sebesar
$568,618 sebagai nilai investasi saat ini yang diperlukan untuk memulai proyek,
dan net present value (NPV) sebesar $68,618. 3
1−1+0.1 ⁻⁵
$ 150,000 x [ 0.10 ]
− $ 500,000=$ 68,618

Latihan 3. Hitunglah berapa % tingkat return yang diharapkan agar nilai NPV
sama dengan nol? Anda akan dapati bahwa dengan tingkat return 15.2% dan nilai
intrinsik investasi saat ini sebesar $500,000, besarnya NPV adalah nol. Perhatikan
bahwa tingkat expected return dimana NPV bernilai lebih besar (yaitu sebesar
$68,618) adalah lebih kecil, yaitu sebesar 10% (dibandingkan tingkat expected
return dimana NPV sama dengan nol, yaitu 15,2%). Hitunglah berapa besarnya
total expected return proyek tersebut jika nilai investasi awal meningkat menjadi
$600,000, tingkat return tahunan sebesar $100,000 dan persentase expected return
sebesar 7.9%.
d. Perhitungan expected return ekuitas
Perhitungan expected return saham didasarkan pada prinsip keuangan bahwa
ada hubungan positif antara resiko dan expected return. Prinsip utama perhitungan
expected return didasarkan pada formula berikut ini.
Expected Return=Risk−free rate+ Risk premium
Formula tersebut secara implisit bermakna bahwa jika resiko suatu asset
diperkirakan naik, maka harga asset tersebut akan merefleksikan peningkatan
resiko premium. Dengan demikian, pemilik asset yang beresiko akan mendapatkan
return yang lebih tinggi sebagai kompensasi atas kemauan dan kemampuan untuk
menanggung resiko ekstra. Metode utama untuk mengestimasikan expected return
suatu saham adalah capital asset pricing model (CAPM). Metode ini banyak dipilih
karena terdapat perhitungan resiko saham untuk menentukan expected return, yang
konsisten dengan prinsip keuangan tersebut di atas. Persamaan CAPM adalah
sebagai berikut.
Expected Return=Risk−free rate+ [ β x ( Expected Return on Stock−Risk−free rate ) ]

Prinsip CAPM menyatakan bahwa expected return suatu saham (atau


portofolio saham) sama dengan risk-free rate ditambah dengan resiko premium,
yang dimulai dari perbedaan antara perkiraan jangka panjang atas return saham
(long-term expectation of the stock’s return) dengan tingkat bunga bebas resiko
(current risk-free rate). CAPM kemudian dihitung dengan mengalikan selisih
tersebut dengan beta saham, yang bertindak sebagai indeks volatilitas relative
saham (atau portofolio) tersebut.

2. Risiko portofolio
Risiko portofolio adalah varian return sekuritas-sekuritas yang membentuk
portofolio tersebut. Salah satu pengukur risiko adalah deviasi standar (standard
deviation) atau varian (variance) yang merupakan kuadrat dari deviasi standar.
a. Portofolio dengan dua aktiva
Portfolio dua asset adalah portfolio yang dibentuk hanya terdiri dari dua asset
atau sekuritas. Pembentukan ini dapat dilakukan pada berbagai keadaan, yaitu
dimulai dari tidak adanya investasi yang bebas risiko dan tidak diperkenankannya
short sales (menjual saham yang tidak dimiliki).
Kalau kita hanya memiliki 2 sekuritas A dan B, maka tingkat keuntungan yang
diharapkan dari portfolio adalah :
E(RP) = WA .RA + WB .RB E(RP) = XA .(RA) + XB .(RB) WA + WB = 1

Keterangan :
E(RP)  : tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu portfolio
E(RA) : ekspektasi return dari sekuritas A
RA       : satu outcome dari sekuritas A
XA      : proporsi asset/dana yang diinvestasikan pada saham A
E(RB)  : ekspektasi return dari sekuritas B
RB       : suatu outcome dari sekuritas B
XB       : proporsi asset/dana yang diinvestasikan pada saham B

Jika Short sales diperkenankan, maka:


XA + XB = 1 ------ XB = 1- XA ……….persamaan 1
Dimana : XA ≥ 0 , XB ≥ 0
Dengan demikian ekspansi return dari portfolio yang terdiri dari 2 saham/sekuritas
menjadi :
E(RP) = XA .E(RA) + XB .E(RB) E(RP) = XA .E(RA) + (1-RA) .E(RB)
Deviasi standar portfolio yang terdiri dari 2 jenis sekuritas adalah :
σP2 = XA2 .σA2 + XB2 .σB2 + 2XAXB .σA
σP = √ XA2 .σA2 + XB2 .σB2 + 2XAXB .σAB

Dimana :        
σP = varian portfolio σA = kovarian saham A
σB = kovarian saham B
σAB = kovarian antara A dan B
XA = proporsi dana ke sekuritas A
XB = proporsi dana ke sekuritas B
Kemudian masukan persamaan 1 :
σP = √ XA2 σA+ XB2 σB + 2XAXB σAB
σP = √ XA2 σA + (1-XA2) σB2 + 2XA(1.XA) σAB
dan, karena σAB = KAB σA σB, maka :
σP = √ XA2 σA2+ (1-XA2) σB2 + 2XA(1.XA) KAB σAσB
Koefisien korelasi berada antara +1 (maksimum) dan -1 (minimum). Koefisien
korelasi +1 menunjukan bahwa tingkat keuntungan antara 2 sekuritas tersebut
selalu bergerak dari arah yang sempurna sama (artinya kalau yang satu naik 10%
maka yang lain juga naik 10%). Sedangkan korelasi sebesar -1 menunjukan bahwa
pergerakan tengkat keuntungan menuju kearah berlawanan yang sempurna
(artinya jika yang satu naik 10% maka yang lain akan turun sebesar 10%).

b. Portofolio dengan banyak aset


Portfolio banyak asset adalah portfolio yang terdiri lebih dari dua sekuritas
atau banyak sekuritas. RUMUS :    E(RP) = Σ E(Ri)Xi     Atau,
E(RP) = WA.RA + WB.RB +…+Wn.Rn
( Dimana : WA+WB+…+Wn = 1)
Keterangan :
E(Rp) = tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu portfolio
E(Ri) = ekspektasi return dari sekuritas i
Ri = satu outcome dari sekuritas i
Xi = proporsi dana / asset yang diinvestasikan pada saham i

D. Resiko Investasi di Pasar Modal


Memprediksi risiko dalam investasi merupakan hal yang cukup komplex. Resiko
investasi di pasar modal pada prinsipnya semata-mata berkaitan dengan kemungkinan
terjadinya fluktuasi harga (price volatility). Menurut Hartono dan Harjito (2002) bahwa
resiko-resiko yang mungkin dihadapi investor tersebut antara lain:
1. Risiko daya beli (purchasing power risk)
Risiko ini berkaitan dengan kemungkinan terjadinya inflasi yang menyebabkan nilai
riil pendapatan akan lebih kecil
2. Risiko bisnis (business risk)
Risiko bisnis adalah suatu risiko menurunnya kemampuan perusahaan memperoleh
laba, sehingga pada gilirannya mengurangi pula kemampuan perusahaan membayar
bunga dan deviden.
3. Risiko tingkat bunga
Naiknya tingkat bunga biasanya akan menekan harga surat-surat berharga, sehingga
biasanya harga surat berharga akan turun.
4. Risiko pasar (market risk)
Apabila pasar bergairah (bulish) pada umumnya harga saham akan mengalami
kenaikan, tetapi bila pasar lesu (bearish) maka harga cenderung turun.
5. Risiko likuiditas (liquidity risk)
Risiko ini berkaitan dengan kemampuan suatu surat berharga untuk segera
diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.

Risiko tidak bisa dihindari, dan pada umumnya risiko muncul dari tiga
kemungkinan, (Brigham dan Houston, 2004):

1. Besarnya investasi
Suatu investasi yang besar lebih baik dibanding investasi kecil, terutama dari
unsur kegagalannya. Apabila proyek dengan investasi besar gagal, maka kegagalannya
bisa mengakibatkan perusahaan menjadi bangkrut, sedang investasi kecil mempunyai
risiko yang kecil, artinya tidak terlalu banyak menggangu opersional perusahaan
secara keseluruhan.

2. Penanaman kembali dari Cashflow


Apakah perusahaan akan menerima proyek investasi dengan 24% selama 2 tahun
atau yang mendatangkan keuntungan 20% selama 4 tahun?. Jawabannya adalah
seberapa besar kemungkinan hasil dari penanaman kembali investasi dengan hasil
24%. Apabila risiko dari penanaman kembali proyek pertama tersebut besar, maka
proyek dengan hasil 20% lebih diutamakan.

3. Penyimpangan dari cashflow


Seperti diuraikan di atas bahwa cashflow perusahaan didapat dari penerimaan
keuntungan di masa yang akan dating. Cashflow tersebut untuk masing-masing proyek
investasi tidak sama, ada yang variasinya besar dan ada yang variasinya kecil. Bila
variasi penerimaan besar maka resikonya juga besar, demikian sebaiknya bila
variasinya kecil, risiko yang di hadapi juga kecil.

E. Kurva Indifferens
Definisi indifference curve: adalah kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi
dari konsumsi (atau pembelian) barang-barang yang menghasilkan tingkat kepuasan yang
sama. Indifference curve memperlihatkan semua kombinasi dari pilihan konsumen yang
memberikan tingkat kepuasan atau utility yang sama bagi seseorang atau konsumen.
Ciri-ciri kurva indiferens:
 Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi barang
yg satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi)
 Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang
harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang
dikonsumsi (marginal rate of substitution)
 Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu
kurva indiferens yang berbeda.

Seperti halnya pendekatan tingkah laku konsumen melalui pendekatan kardinal,


pendekatan teori tingkah laku konsumen melalui pendekatan ordinal juga memiliki
sejumlah asumsi yang mesti berlaku. Beberapa asumsi yang harus ada pada pendekatan
ordinal ini dalam pembentukan kurva indifferen yang harus dipatuhi, yaitu :

 Rationality, konsumen diasumsikan rasional artinya konsumen memaksimalkan


utilitas dengan pendapatan pada harha pasar tertentu dan konsumen dianggap
mempunyai pengetahuan sempurna mengenai informasi pasar
 Utility adalah bersifat ordinal artinya konsumen cukup memberikan rangking atau
peringkat kombinasi mana saja yang ia sukai dengan demikian konsumen tidak perlu
memberikan satuan kepuasan terhadap barang yang dikonsumsi
 Menganut hukum diminishing marginal rate of subtitution artinya bila konsumen
menaikan konsumsi barang yang satu akan menyebabkan penurunan konsumsi
barang yang lain dan dapat digambarkan dengan kurva indeferen
 Total Utility yang diperoleh konsumen tergantung dari jumlah barang yang
dikonsumsikan
 Bersifat konsisten dan transivity of choice artinya bila A>B>C maka barang A lebih
disukai dari B dan barang B lebih disukai dari C kesimpulannya bahwa A>B>C
maka A>C

Bentuk Kurva Indeferen :

Anda mungkin juga menyukai