Anda di halaman 1dari 44

GERAK ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

SOAL NO.1

Seutas tali ABCD digantungkan pada titik A dan D. Pada titik B digantungkan beban
seberat w.
Tentukanlah besar w agar sistem dalam kesetimbangan !

Pembahasan

 Kita gunakan teorema sinus yang diajarkan pak Muslim perhatikan ttitik B, kita peroleh

 
Perhatikan titik C nilai T di C sama dengan nilai T di titik B sehaiiiiingga persamaan menjadi

 SOAL NO.2

Batang AB dengan panjang L = 5 m dipengaruh oleh gaya-gaya seperti terlihat pada


gambar.

Apabila batang dianggap tidak bermassa, resultan momen gaya terhadap titik A
adalah?

PEMBAHASAN

Momen gaya di titik A = 0

Momen gaya pada gaya 80 N

Momen gaya pada gaya F= 240 N


Oleh karena itu besar momen gaya  yang berlawanan arah adalah

Sekarang kita lihat momen gaya yang bekerja di bawah batang AB, besar momen gayanya
masing-masing momen gaya yang dihasilkan searah jarum jam bernilai (+)

Besar momen gaya di bawah batang AB

Besar momen gaya total pada batang AB menjadi

Soal No.3

 
Sistem katrol pada gambar berikut memiliki data-data mK = 1 kg, mA = 2 kg, mB = 5
kg,

dan katrol K dianggap sebagai silinder pejal.

Jika gesekan katroldengan poros dan massa tali diabaikan serta  g = 10 m/s2

Hitunglah:

a) percepatan sistem

b)tegangan tali TA

c)tegangan tali TB

 Pembahasan No.3

Perhatikan katrol gaya yang mempengaruhi katrol adalah T1 dan T2, sehingga hukum
Newton yang berlaku

                                          (persamaan I)

Perhatikan mB =  5 kg, lebih besar dari mA,maka dapat dipahami ke arah mana benda
bergerak
           persamaan (2)

Perhatikan m(A) = 2 kg

Persamaan (2) dan (3) kita subtitusikan ke persamaan (1)

Untuk menghitung tegangan tali di A kita gunakan persamaan (2)

Untuk menghitung tegangan tali di B kita gunakan persamaan (2)


SOAL NO.4

Massa katrol(silinder pejal) 10 kg dan jari-jari 25 cm, benda bermassa 5 kg digantung


pada katrol tersebut.

Hitunglah

a) percepatan gerak turunnya benda

b) percepatan sudut katrol

c) tegangan tali

PEMBAHASAN NO.4

Perhatikan katrol m = 10 kg

R = 25 cm = 0,25 m, hukum Newton yang berlaku


      Persamaan (1)

Perhatikan benda m = 5 kg

    Persamaan (2)

Kedua persamaan kita subtitusikan kita peroleh nilai percepatan

Percepatan sudut katrol

Nilai tegangan tali diperoleh dari persamaan (1)

SOAL NO.5

 
 Dua benda bermassa sama, yaitu 4 kg dihubungkan dengan seutas tali melalui sebuah
katrol, seperti ditunjukkan pada gambar.

Apabila massa katrol 4 kg, waktu yang diperlukan  m2 untuk menyentuh lantai
adalah .... (pada awalnya
benda berada dalam keadaan diam).

Hitung:

a.percepatan katrol

b. waktu yang dibutuhkan m2 untik sampai ke tanah

Tinjau benda m1

Tinjau katrol

Tinjau benda m2
Persamaan (1) dan (3) kita subtitusikan ke persamaan (2)

Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tanah dengan jarak 30 cm = 0,3 m

 Soal Remedial No.1

 
Tentukan titik berat bangun di atas terhadap alasnya???? (absisnya tak usah dihitung)

Soal Remedial No.2


Perhatikan gambar di bawah ini

Massa benda m1 = 8 kg dihubungkan dengan benda m2 = 8 kg lewat katrol berbentuk


silinder pejal yang massanya = 4 kg, jika g = 10 m/s² dan Θ = 30° dan arah gerak benda
searah benda m1, maka

Hitunglah

a. percepatan benda

b. Tegangan tali pada benda m1

c. tegangan tali pada benda m2

d. Jika jari - jari katrol 25 cm berpakah percepatan sudut katrol


Soal No. 1
Tentukan koordinat titik berat susunan enam buah kawat tipis berikut ini dengan acuan titik 0
!

Pembahasan
Data dari soal :
l1 = 20, X1 = 20, Y1 = 10
l2 = 20, X2 = 60, Y2 = 10
l3 = 80, X3 = 40, Y3 = 20
l4 = 20, X4 = 0, Y4 = 30
l5 = 40, X5 = 40, Y5 = 40
l6 = 20, X6 = 80, Y6 = 30

Koordinat titik berat gabungan keenam kawat (X0 , Y0)

Soal No. 2
Tentukan letak titik berat bangun berupa luasan berikut dihitung dari bidang alasnya!
Pembahasan

Data dari soal :


Benda 1 (warna hitam)
A1 = (20 x 60) = 1200
Y1 = 30
Benda 2 (warna biru)
A2 = (20 x 60) = 1200
Y2 = (60 + 10) = 70

Soal No. 3
Tentukan letak titik berat bangun berikut terhadap alasnya!

Pembahasan

Bagi bangun menjadi dua, persegi di bagian bawah dan segitiga sama kaki di bagian atas.
Data :
Bidang 1 (persegi)
A1 = (90 x 90) = 8100
Y1 = 90/2 = 45
Bidang 2 (segitiga)
A2 = 1/2(90 x 90) = 4050
Y2 = 1/3(90) + 90 = 120

Letak Yo :

Soal No. 4
Tentukan letak titik berat bangun berikut terhadap alasnya!
Pembahasan

Bagi bidang menjadi dua, persegi panjang yang dianggap utuh (belum dilubang) dan lubang
berbentuk segitiga. Data dari soal :
Bidang 1 (Persegi panjang utuh)
A1 = (180 x 90) = 16200
Y1 = (180/2) = 90
Bidang 2 (lubang segitiga)
A2 = 1/2(90 x 90) = 4050
Y2 = 180 − (90/3) = 150

Letak Yo :

Soal No. 5
Sebuah tabung pejal disambung dengan kerucut pejal seperti pada gambar berikut!

Tentukan letak titik berat bangun tersebut terhadap garis AB!

Pembahasan

Data :
Bangun 1 (Tabung pejal)
V1 = π r2 t = 12π r2
X1 = 6
Bangun 2 (Kerucut pejal)
V2 = 1/3 π r2 t = 4 π r2
X2 = 12 + (1/4 t) = 12 + 3 = 15

Letak Xo :
Soal Nomor 6
Karton I dan II masing-masing homogen , terbuat dari bahan yang sama dan digabung
menjadi satu seperti gambar di bawah.

Tentukan koordinat titik berat benda gabungan dari titik A


(Soal Ebtanas Fisika 1988 - Essay)

Pembahasan
Karton 1
A1 = 4 x 8 = 32
x1 = 4
y1 = 2

Karton 2
A2 = 4 x 4 = 16
x2 = 8 + 2 = 10
y2 = 4 + 2 = 6

Titik berat benda gabungan dengan demikian adalah

Letak titik berat dari titik A adalah 6 cm ke kanan dan 3,3 cm ke atas.

Soal Nomor 7
Benda 1 dan benda 2 berupa luasan disusun seperti gambar berikut ini.
Tentukan jarak titik berat benda 1 dan benda 2

Pembahasan
Letak titik berat benda 1 diukur dari alas benda 1 adalah y1 = d/2 = 0,5 d
Letak titik berat benda 2 diukur dari alas benda 1 adalah y2 = d + 1/3(3d) = d + d = 2d

Sehingga jarak kedua titik adalah:


2d − 0,5 d= 1,5 d

Soal Nomor 8
Diberikan sebuah bangun datar sebagai berikut.

Tentukan koordinat titik berat diukur dari titik O.

Pembahasan
Bagi luasan menjadi dua, tentukan titik berat masing-masing luasan seperti ini.

A1 = = 12 x 12 = 144
x1 = 6
y1 = 6

A2 = 1/2 x 12 x 12 = 72
x2 = 12 + 4 = 16
y2 = 4

Sehingga

Koordinat titik berat dari titik O adalah (9,33 , 5,33)

Soal Nomor 9
Tentukan lokasi titik berat luasan berikut ini diukur dari sumbu x!

Pembahasan
Bagi luasan menjadi 3 bagian. Diukur terhadap sumbu x artinya yo yang dicari.
Data yang diperlukan:
A1 = 20 x 50 = 1000
y1 = 25

A2 = 30 x 20 = 600
y2 = 40

A3 = 20 x 10 = 200
y3 = 15

Soal Nomor 10
Sebuah kubus dengan panjang sisi 2 meter ditempatkan di bawah sebuah balok dengan
ukuran seperti gambar.

Tentukan letak titik berat gabungan kedua benda diukur dari alas kubus!

Pembahasan
Volum Kubus dan ordinat (y) kubus:
  V1 = 2 x 2 x 2 = 6    V1 = 2 x 2 x 2 = 8
y1 = 2/2 = 1

Volum Balok dan ordinat (y) balok:


V2 = 2 x 1,5 x 1 = 3
y2 = 2 + 1 = 3

Letak Yo dari alas kubus

Read more: http://fisikastudycenter.com/content/view/109/28/#ixzz2ryAKrFEQ

Perhatikan Gambar di bawah, tiga buah partikel bermasa m1, 2m, dan 3m dipasang pada
ujung kerangka yang massanya dapat diabaikan. Sistem terletak pada bidan x dan y. Jika
kemudian sumbu y yang kita putar, berpakah momen inersia total dari sistem tersebut?

Pembahasan
Perhatikan sumbu mana yang akan di putar. Jika sumbu y yang diputar maka hanya partikel
pada sumbu x yang akan mengalami gerak melingkar. Jadi total momen inersia adalah jumlah
momen inersia partikel-partikel di sumbu x.
2 2 2 2 2 2 2
I = ∑ mi ri2 = m1r1 + m2r2 = 3m . (a) + m (2a) = 3 ma + 4 ma = 7 ma

Sumber Soal momen inersia : 1700 Bank Soal Fisika, Ahmad Zaelani, Dkk,

Contoh Soal dan Pembahasannya

Dari gambar di bawah, letak titik berat bidang homogen yang diarsir terhadap sumbu x adalah
....
A. 4,0 cm
B. 3,5 cm
C. 3,0 cm
D. 2,5 cm
E. 2,0 cm
PEMBAHASAN
Diketahui:

Ditanyakan: Letak titik berat terhadap sumbu x?


Pembahasan: 
Aplikasi Kesetimbangan Benda Tegar Pada Pemikul Terompet

Kesetimbangan adalah keadaan system atau benda tidak ada gaya


atau tidak ada torsi yang bekerja atau resultannya bernilai nol. Benda tegar
didefinisikan sebagai benda yang tidak mengalami perubahan  bila diberi
gaya luar dan torsi (t). Syarat kesetimbangan untuk benda yang dianggap
sebagai partikel adalah resultan gaya atau torsi  yang bekerja pada benda
tersebut sama dengan nol (St = 0) dan benda dalam keadaan diam. Pada
benda setimbang berlaku ∑Fx dan ∑y = 0, serta ∑τ = 0.

Gambar 1: Penjual Terompet

Sebagai contoh penerapan konsep kesetimbangan benda tegar,


kami menggunakan aplikasi kesetimbangan benda tegar pada seorang
penjual terompet (gambar 1).

Dari gambar tersebut dapat digambarkan sketsanya beserta torsi


dan gaya yang bekerja pada penjual terompet.
Seperti gambar berikut ini..
Gambar 2 : Ilustrasi gaya-gaya yang bekerja pada gambar 1

Pada gambar di atas, anggap saja panjang batang kayu 1 meter,


berat total terompet  pada masing-masing sisi (kanan & kiri) adalah 10 kg
dan 5 kg. Berikut ulasannya :

Sistem berada dalam kesetimbangan, jadi dapat digunakan kondisi


kesetimbangan torsi-torsi gaya. Dapat dinyatakan momen-momen gaya
untuk sistem yang setimbang di sembarang titik pada sistem.

Keterangan :

l : panjang batang kayu (m)

W1 & W2 : beban cobek (N)

Wo : berat batang kayu (N)

N : gaya normal pada batang kayu (N)

Diketahui :

l : 1 meter

m1 : 10 kg

m2 : 5 kg

R1 : x meter

R2 : (1-x) meter

Ditanya : Dimanakah bapak penjual terompet itu harus


meletakkan batang kayu terhadap

                 titik A  agar kedua sisi (kanan&kiri) seimbang ?


Jawab :

∑ Fx = 0

∑ Fy = 0

N = W1 + W2

Massa Orang

g = m1. g + m2 . g

10 = 10 . 10 + 5 . 10

10 = 100 + 50

                   10 = 150

                        = 150/10

                        = 15 kg

Anggap titik di mana gaya A bekerja sebagai poros diam

∑τ= 0

τW1  =  τW2

W 1 . r = W2 . r

m1 . g . r1  = m2 . g . r2

10.10 . r1  = 5.10 (1-r1)

100 . r1  = 50 – 50 . r1

150 . r1  = 50

 r1  = 50/150

    = 1/3

    = 0.33 meter 


Aplikasi Kesetimbangan Benda Tegar Pada Ayunan Yang Diam

Kesetimbangan merupakan keadaan sistem atau benda, tidak ada gaya


atau torsi bekerja atau resultannya nol. Benda tegar didefinisikan sebagai
benda yang tidak mengalami perubahan  bila diberi gaya luar dan torsi ().

Syarat kesetimbangan untuk benda yang dianggap sebagai partikel adalah


resultan gaya atau torsi  yang bekerja pada benda tersebut sama dengan
nol ( = 0) dan benda dalam keadaan diam.

Aplikasi kesetimbangan benda tegar dapat diterapkan pada ayunan yang


diam (tidak sedang berayun)

dari gambar tersebut dapat digambar sketsa ayunan beserta torsi dan gaya
yang bekerja di ayunan.
Seperti gambar berikut ini..
Di gambar tersebut, terdapat seorang anak yang mempunyai massa 25kg
sedang duduk di atas tempat duduk (penyangga) bermassa 10 kg yang
tergantung pada tali-tali ayunan. Anak tersebut duduk pada posisi yang
ditunjukkan pada gambar itu. Dicari tegangan tali T1 dan T2 (berat-berat lain
di system ini diabaikan).

Sistem berada dalam kesetimbangan, jadi dapat digunakan kondisi


kesetimbangan torsi-torsi gaya. Dapat dinyatakan momen-momen gaya
untuk sistem yang setimbang di sembarang titik pada sistem.

Untuk mencari T1, lihat titik A (titik A sebagai poros diam).


T1 dan T2 mengarah ke atas, maka nilainya negatif (karena berlawanan
arah jarum jam),
W1dan W2 mengarah ke bawah, maka nilainya positif (karena searah arah
jarum jam).

A = 0

-T2. R - T1.l + W1.0,5 l + W2( l – 0,33 l ) = 0

-T2 .(0) - T1.l + 250.(0,5 l ) + 100.( l – 0,33 l ) = 0

0 - T1.l + 125 l + 100 l - 33 l = 0

T1 + 33  = 225

T1 = 192 N

Untuk mencari T2,  lihat titik B (titik B sebagai poros diam)

T1 dan T2 mengarah ke atas, maka nilainya positif (karena searah arah


jarum jam),

W1dan W2 mengarah ke bawah, maka nilainya negatif (karena berlawanan


arah jarum jam).

B = 0

T1. R + T2.l - W1.0,5 l - W2.0,33 l = 0

T1.(0) + T2.l - 250.(0,5 l ) -100.(0,33 l)  = 0

0 + T2.l  - 125 l - 33 l = 0


T2 = 158 N

Dengan demikian, besar tegangan tali ayunan dapat ditentukan.

Aplikasi Kesetimbangan Benda Tegar Pada Penjual Cobek

Yang dimaksud dengan kesetimbangan adalah keadaan system atau


benda yang pengaruh dan gaya torsi nol. Sedangkan benda tegar sendiri
berarti ukuran dan bentuk benda tidak berubah karena pengaruh gaya dan
torsi. Pada benda setimbang berlaku ∑Fx dan ∑y = 0, serta ∑τ = 0.

Gambar 1: Penjual Cobek

Sebagai contoh penerapan konsep kesetimbangan benda tegar,


kami menggunakan seorang penjual cobek (lihat gambar 1). Pada gambar
di atas, anggap saja panjang batang kayu 1 m, berat total cobek pada
masing-masing sisi (kanan & kiri) adalah 20 kg dan 10 kg. Berikut
ulasannya :
Gambar 2 : Ilustrasi gaya-gaya yang bekerja pada gambar 1

Keterangan :

l : panjang batang kayu (m)

W1 & W2 : beban cobek (N)

Wo : berat batang kayu (N)

N : gaya normal pada batang kayu (N)

Diketahui :

l:1m

m1 : 10 kg

m2 : 20 kg

R1 : x m

R2 : 1-x m

Ditanya :

Dimanakah anak itu harus meletakkan batang kayu terhadap titik A agar
kedua sisi seimbang?

Jawab :
∑ Fx = 0

∑ Fy = 0

N = W1 + W2

morang . g = m1. g + m2 . g

morang . 10 = 10 . 10 + 20 . 10

morang = 100+20010

= 30010

= 30 kg

∑τ= 0, anggap titik di mana gaya A bekerja sebagai poros diam

τW1 = τW2

W 1 . r = W2 . r

m1.g.r1 = m2.g.r2

10.10.r1 = 20.10(1-r1)

100.r1 = 200 – 200.r1

300.r1 = 200

r1 = 200300

= 23

= 0.67 m
Aplikasi Kesetimbangan Benda Tegar Pada layar LCD gantung

Syarat suatu benda berada dalam keadaan setimbang adalah jika jumlah
momen gaya atau torsi sama dengan nol. Momen gaya atau torsi
dilambangkan dengan simbol τ (baca: Tau) dengan satuan Nm (baca:
Newton meter). Torsi adalah tenaga putar, yaitu kemampuan gaya F untuk
memutar benda pada poros sejauh R.

Kesetimbangan artinya keadaan benda tidak ada gaya atau torsi yang
bekerja atau resultannya nol. Benda tegar adalah benda yang tidak
mengalami perubahan karena pengaruh gaya dan torsi.
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa sebuah roll bermassa 2 kg
digantung pada dua buah kawat yang masing-masing ditahan oleh sebuah
tuas bermassa 1 kg.

Gaya tegang kawat = T

∑ τ = 0 B sebagai poros diam

2 T mengarah ke atas, keduanya positif (karena CW).

W mengarah ke bawah, negatif (karena CCW).

∑τ=0

τ W1 – τ T – τ T = 0

F.R–F.R–F.R=0

20 . 2.5 – T . 0.3 – T . 2.2 = 0

50 – 0.3 T – 2.2 T = 0
50 = 2.5 T

T = 20 N

Dengan demikian, T dapat ditemukan nilainya.

Sekarang pada gambar tuas mendatar di atas dapat dilihat tuas bermassa
1 kg ditarik ke bawah oleh kawat yang mempunyai gaya tegang 20 N. Tuas
tersebut mempunyai gaya N ke atas dan gaya berat W ke bawah.

Gaya N menahan mengarah ke atas untuk melawan gaya T (20 N) dan W


(10 N). Jadi, gaya N adalah sebesar 30 N.
Sekarang pada gambar tuas vertikal di atas dapat dilihat tuas bermassa 3
kg mempunyai gaya berat W ke bawah, gaya F paku ke dinding / tembok,
dan gaya normal N yang berlawanan arah dengan gaya dinding.
Penyangga vertikal ini juga menahan penyangga mendatar, sehingga
terdapat gaya N penyangga mendatar ke atas. Dalam kasus ini, F dan N
saling meniadakan dan besarnya sama. N penyangga mendatar juga
mempunyai besar yang sama dengan W sehingga keduanya saling
meniadakan.

N penyangga mendatar = W

N penyangga mendatar = m . g

N penyangga mendatar = 3 . 10

N penyangga mendatar = 30 N

F=N

30 N = 30 N

Aplikasi Kesetimbangan Benda Tegar Pada Lampu Lalu Lintas

Seperti permasalahan yang akan kami bahas tentang lampu lalu


lintas ini, ia termasuk dalam benda tegar karena pengaruh gaya dan torsi
sama dengan nol. Hal itu dapat di buktikan dari gambar berikut ini. Yakni
gaya berat dari W1 dan W0 disamakan oleh gaya dari fs dan gaya T ( tegang
tali ). Gaya W1 dan W0 yang arahnya ke bawah searah jarum jam ( CW )
disamakan oleh gaya fs dan gaya T yang arahnya keatas berlawanan
jarum jam ( CCW ).
Pada gambar tersebut di jelaskan bahwa sebuah lampu lalu lintas
bermassa 30 Kg di tahan oleh sebuah balok yang bermassa 10 Kg dan
balok tersebut mempunyai engsel. Masalah yang di hadapi yakni mencari
gaya tegang tali. Dan cara penyelesaianya sebagai berikut.

∑Ʈ=0
Anggap “A” sebagai poros diam.

Gaya fs mengarah keatas karena untuk mengimbangi gaya berat dari W1


dan W0. Gaya fs juga di bantu oleh gaya T. Oleh karena gaya – gaya yang
bekerja pada titik A adalah gaya fs , Na, Tx yang mempunyai torsi nol.

Ʈ W0 + Ʈ  W1 = Ʈ T

W0.R+ W1.R = T.R.sin 30

100.1/2R+300.R=T.1/2R

50+300=1/2T

T = 700 N

Dengan demikian, kita dapat menemukan nilai T .

Sumber Referensi

http://kelompok6xiipa2.blogspot.com

http://blogfisikagroup7.blogspot.com

http://kelompoksatusebelasipadua.blogspot.com

http://blogfisikagroup7.blogspot.com/2011/02/karya-tulis-ilmiah-
aplikasi.htmlza
Momen gaya
τ = Fd

Keterangan :
F = gaya (Newton)
d = jarak (yang tegak lurus) gaya ke poros (meter)
τ = momen gaya atau torsi (Nm)

Penguraian Gaya
Fx = F cos θ
Fy = F sin θ

Keterangan :
θ = sudut antara gaya F terhadap sumbu X
Syarat Keseimbangan Translasi
Σ Fx = 0
Σ Fy = 0

Syarat Keseimbangan Translasi dan Rotasi


Σ Fx = 0
Σ Fy = 0
Στ=0

Gaya Gesek
f=μN

Keterangan :
f = gaya gesek (N)
μ = koefisien gesekan
N = Normal Force (N)

Gaya Berat
W = mg

Keterangan :
W = berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Contoh Soal : 

1. Penguraian gaya-gaya dari peristiwa di atas seperti berikut:

Syarat seimbang Σ Fx = 0, Σ Fy = 0

(Persamaan 1)
(Persamaan 2)

Dari persamaan 2 dan 1 didapatkan :

2. Seorang anak bermassa 50 kg berdiri diatas tong 50 kg diatas sebuah papan kayu
bermassa 200 kg yang bertumpu pada tonggak A dan C.

Jika jarak anak dari titik A adalah 1 meter dan panjang papan kayu AC adalah 4 m,
tentukan :
a) Gaya yang dialami tonggak A
b) Gaya yang dialami tonggak C

Pembahasan Keseimbangan
Berikut ilustrasi gambar penguraian gaya-gaya dari soal di atas :

WB = Wanak + Wtong = 1000 N


a) Mencari gaya yang dialami tonggak A, titik C jadikan poros

b) Mencari gaya yang dialami tonggak C, titik A jadikan poros

Categories Fisika

0 komentar:
Soal Dan Pembahasan Keseimbangan Benda Tegar
Contoh Soal Dan Pembahasan Keseimbangan Benda Tegar

                               

     

Soal Keseimbangan No. 1


Kotak lampu digantung pada sebuah pohon dengan menggunakan tali, batang kayu dan
engsel seperti terlihat pada gambar berikut ini:

Jika :
AC = 4 m
BC = 1 m
Massa batang AC = 50 kg
Massa kotak lampu = 20 kg
Percepatan gravitasi bumi g = 10 m/s2
Tentukan besarnya tegangan tali yang menghubungkan batang kayu dengan pohon!

Pembahasan Keseimbangan
Penguraian gaya-gaya dengan mengabaikan gaya-gaya di titik A (karena akan dijadikan
poros) :
Syarat seimbang Σ τA = 0

Soal Keseimbangan No. 2


Seorang anak memanjat tali dan berhenti pada posisi seperti diperlihatkan gambar berikut!

Tentukan besar tegangan-tegangan tali yang menahan anak tersebut jika massa anak adalah
500 kg!

Pembahasan Keseimbangan
Penguraian gaya-gaya dari peristiwa di atas seperti berikut:
Syarat seimbang Σ Fx = 0, Σ Fy = 0

(Persamaan 1)

(Persamaan 2)

Dari persamaan 2 dan 1 didapatkan :

Soal Keseimbangan No. 3


Seorang anak bermassa 50 kg berdiri diatas tong 50 kg diatas sebuah papan kayu bermassa
200 kg yang bertumpu pada tonggak A dan C.
Jika jarak anak dari titik A adalah 1 meter dan panjang papan kayu AC adalah 4 m, tentukan :
a) Gaya yang dialami tonggak A
b) Gaya yang dialami tonggak C

Pembahasan Keseimbangan
Berikut ilustrasi gambar penguraian gaya-gaya dari soal di atas :

WB = Wanak + Wtong = 1000 N

a) Mencari gaya yang dialami tonggak A, titik C jadikan poros

b) Mencari gaya yang dialami tonggak C, titik A jadikan poros


Soal Keseimbangan No. 4
Seorang anak bermassa 100 kg berada diatas jembatan papan kayu bermassa 100 kg yang
diletakkan di atas dua tonggak A dan C tanpa dipaku. Sebuah tong berisi air bermassa total
50 kg diletakkan di titik B.

Jika jarak AB = 2 m, BC = 3 m dan AD = 8 m, berapa jarak terjauh anak dapat melangkah


dari titik C agar papan kayu tidak terbalik?

Pembahasan  Keseimbangan
Ilustrasi gaya-gaya :

Titik C jadikan poros, saat papan tepat akan terbalik NA = 0


Soal  Keseimbangan No. 5
Sebuah tangga seberat 500 N di letakkan pada dinding selasar sebuah hotel seperti gambar di
bawah ini!

Jika dinding selasar licin, lantai diujung lain tangga kasar dan tangga tepat akan tergelincir,
tentukan koefisien gesekan antara lantai dan tangga!

Pembahasan Keseimbangan
Cara pertama :

μ = 1/[2tan θ] = 1/[2(8/6)] = 6/ [2(8)] = 3/8

Cara kedua :

Ilustrasi gaya- gaya pada soal di atas dan jarak-jarak yang diperlukan :
Urutan yang paling mudah jika dimulai dengan ΣFY kemudian ΣτB terakhir ΣFX. (Catatan :
ΣτA tak perlu diikutkan!)

Jumlah gaya pada sumbu Y (garis vertikal) harus nol :

Jumlah torsi di B juga harus nol :

Jumlah gaya sumbu X (garis horizontal) juga nol :

  

Rumus-Rumus Minimal :

Momen gaya
τ = Fd
Keterangan :
F = gaya (Newton)
d = jarak (yang tegak lurus) gaya ke poros (meter)
τ = momen gaya atau torsi (Nm)
Penguraian Gaya
Fx = F cos θ
Fy = F sin θ
Keterangan :
θ = sudut antara gaya F terhadap sumbu X

Syarat Keseimbangan Translasi


Σ Fx = 0
Σ Fy = 0

Syarat Keseimbangan Translasi dan Rotasi


Σ Fx = 0
Σ Fy = 0
Στ=0

Gaya Gesek
f=μN
Keterangan :
f = gaya gesek (N)
μ = koefisien gesekan
N = Normal Force (N)

Gaya Berat
W = mg
Keterangan :
W = berat benda (N)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Anda mungkin juga menyukai