Oleh:
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK.......................................................................................................................2
KATA PENGANTAR......................................................................................................3
DAFTAR ISI....................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................5
1.4 Manfaat........................................................................................................6
BAB IITINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................7
2.2 IC NE555.....................................................................................................7
2.3 Buzzer........................................................................................................10
2.4 Saklar.........................................................................................................11
2.5 Kapasitor...................................................................................................15
2.6 Potensiometer............................................................................................20
2.7 Resistor......................................................................................................23
BAB IIIPERANCANGAN.............................................................................................30
3.3 Layout pcb pola jalur pcb..........................................................................32
BAB IVPEMBAHASAN...............................................................................................34
4.2. IC NE555...................................................................................................34
4.2.1 Susunan dan Konfigurasi Kaki IC 555......................................................35
4.3. Buzzer........................................................................................................37
4.4. Saklar.........................................................................................................38
4.4.1 Cara Kerja Saklar Listrik...........................................................................39
4.5. Kapasitor...................................................................................................41
4.5.1 Jenis-Jenis Kapasitor.................................................................................42
4.5.2 Fungsi Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika.......................................46
4.6. Potensiometer............................................................................................47
4.6.1 Struktur Potensiometer beserta Bentuk dan Simbolnya............................48
4.6.2 Jenis-jenis Potensiometer..........................................................................48
4.6.3 Prinsip Kerja (Cara Kerja) Potensiometer.................................................49
4.6.4 Fungsi-fungsi Potensiometer.....................................................................49
BAB V ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN...........................50
5.1 Anggaran biaya.........................................................................................50
5.2 Jadwal Kegiatan........................................................................................50
6.2 Saran..........................................................................................................52
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dalam pembuatan PRA PA ini adalah:
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 IC NE555
IC Timer atau IC Pewaktu adalah jenis IC yang digunakan untuk
berbagai Rangkaian Elektronika yang memerlukan fungsi Pewaktu dan
multivibrator didalamnya. Beberapa rangkaian yang memerlukan IC Timer
diantaranya seperti Waveform Generator, Frequency Meter, Jam Digital, Counter
dan lain sebagainya. IC Timer atau IC Pewaktu yang paling populer saat ini
adalah IC 555 yang dikembangkan oleh Hans R. Camenzind yang bekerja untuk
Signetic Corporation pada tahun 1970-an. Pada dasarnya, IC Timer 555
merupakan IC Monolitik pewaktu yang menghasilkan Osilasi (Oscilation) dan
Waktu Penundaan (Delay Time) dengan keakuratan dan kestabilan tinggi.
IC Timer 555 yang umum digunakan adalah IC Timer 555 yang
berbentuk DIP (Dual Inline Package) dengan 8 kaki terminalnya. Namun seiring
dengan perkembangannya, saat ini kita dapat menemui beberapa versi IC 555,
diantaranya seperti IC 556 yang menggabungkan 2 buah IC 555 dalam satu
kemasan (14 kaki), IC 558 yang menggabungkan 4 buah IC555 dalam satu
kemasan (16 kaki) serta IC555 yang mengkonsumsi daya rendah seperti 7555 dan
TLC555.
Susunan dan Konfigurasi Kaki IC 555
Berikut ini adalah susunan dan konfigurasi Kaki IC 555 yang berbentuk DIP 8 kaki.
2.3 Buzzer
Buzzer Listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat
mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Pada umumnya, Buzzer yang
merupakan sebuah perangkat audio ini sering digunakan pada rangkaian anti-
maling, Alarm pada Jam Tangan, Bel Rumah, peringatan mundur pada Truk
dan perangkat peringatan bahaya lainnya. Jenis Buzzer yang sering
ditemukan dan digunakan adalah Buzzer yang berjenis Piezoelectric, hal ini
dikarenakan Buzzer Piezoelectric memiliki berbagai kelebihan seperti lebih
murah, relatif lebih ringan dan lebih mudah dalam menggabungkannya ke
Rangkaian Elektronika lainnya. Buzzer yang termasuk dalam keluarga
Transduser ini juga sering disebut dengan Beeper.
2.4 Saklar
Saklar atau lebih tepatnya adalah Saklar listrik adalah suatu
komponen atau perangkat yang digunakan untuk memutuskan atau
menghubungkan aliran listrik. Saklar yang dalam bahasa Inggris disebut
dengan Switch ini merupakan salah satu komponen atau alat listrik yang
paling sering digunakan. Hampir semua peralatan Elektronika dan
Listrik memerlukan Saklar untuk menghidupkan atau mematikan alat
listrik yang digunakan.
Berikut ini beberapa contoh penggunaan saklar di peralatan-peralatan
listrik maupun elektronik :
Tombol ON/OFF dan Volume Up Down di Ponsel
Tombol ON/OFF di TV, Tombol-tombol di Remote TV
Saklar dinding untuk menghidupkan dan mematikan lampu listrik
Tombol ON/OFF di Laptop atau Komputer
Tombol-tombol Keyboard pada Laptop atau Komputer
Tombol ON/OFF dan Tombol pilihan kecepatan di Kipas Angin
Dan masih banyak lagi.
Cara Kerja Saklar Listrik
Pole adalah banyaknya Kontak yang dimiliki oleh sebuah saklar sedangkan Throw
adalah banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Saklar.
Berikut ini adalah beberapa contoh jenis Saklar Listrik yang digolongkan berdasarkan
Pole dan Throw :
SPST : Single Pole Single Throw, yaitu Saklar ON/OFF yang paling
sederhana dengan hanya memiliki 2 Terminal. Contohnya Saklar Listrik
ON/OFF pada lampu.
SPDT : Single Pole Double Throw, yaitu Saklar yang memiliki 3 Terminal.
Saklar jenis ini dapat digunakan sebagai Saklar Pemilih. Contohnya Saklar
pemilih Tegangan Input Adaptor yaitu 110V atau 220V.
DPST : Double Pole Single Throw, yaitu saklar yang memiliki 4 Terminal.
DPST dapat diartikan sebagai 2 Saklar SPST yang dikendalikan dalam satu
mekanisme.
DPDT : Double Pole Double Throw, yaitu saklar yang memiliki 6 Terminal.
DPDT dapat diartikan sebagai 2 Saklar SPDT yang dikendalikan dalam satu
mekanisme.
SP6T : Single Pole Six Throw, yaitu saklar yang memilki 7 Terminal yang
pada umumnya berfungsi sebagai Saklar pemilih. Jenis Saklar ini banyak
ditemui dalam Rangkaian Adaptor yang dapat memilih berbagai Tegangan
Output, misalnya pilihan output 1,5V, 3V, 4,5V, 6V, 9V dan 12V.
Berikut ini adalah Simbol Saklar berdasarkan jumlah Pole dan Throw-nya.
Selain jenis-jenis Pole dan Throw diatas, adanya juga 1P3T, 2P6T, TPST dan masih
banyak lagi tergantung keperluan dan penerapannya.
2.5 Kapasitor
Kapasitor (Capacitor) atau disebut juga dengan Kondensator
(Condensator) adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat
menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara dengan satuan
kapasitansinya adalah Farad. Satuan Kapasitor tersebut diambil dari
nama penemunya yaitu Michael Faraday (1791 ~ 1867) yang berasal
dari Inggris. Namun Farad adalah satuan yang sangat besar, oleh karena
itu pada umumnya Kapasitor yang digunakan dalam peralatan
Elektronika adalah satuan Farad yang dikecilkan menjadi pikoFarad,
NanoFarad dan MicroFarad.
Kapasitor merupakan Komponen Elektronika yang terdiri dari 2 pelat konduktor yang
pada umumnya adalah terbuat dari logam dan sebuah Isolator diantaranya sebagai
pemisah. Dalam Rangkaian Elektronika, Kapasitor disingkat dengan huruf “C”.
Jenis-Jenis Kapasitor
Berdasarkan bahan Isolator dan nilainya, Kapasitor dapat dibagi menjadi 2 Jenis yaitu
Kapasitor Nilai Tetap dan Kapasitor Variabel. Berikut ini adalah penjelasan
singkatnya untuk masing-masing jenis Kapasitor :
Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari Keramik dan
berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki arah
atau polaritas, jadi dapat dipasang bolak-balik dalam rangkaian Elektronika. Pada
umumnya, Nilai Kapasitor Keramik berkisar antara 1pf sampai 0.01µF.
Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip Capasitor) umumnya terbuat dari bahan
Keramik yang dikemas sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan peralatan Elektronik
yang dirancang makin kecil dan dapat dipasang oleh Mesin Produksi SMT (Surface
Mount Technology) yang berkecepatan tinggi.
Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Polyester dengan
bentuk persegi empat. Kapasitor Polyester dapat dipasang terbalik dalam rangkaian
Elektronika (tidak memiliki polaritas arah)
Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Kertas dan pada
umumnya nilai kapasitor kertas berkisar diantara 300pf sampai 4µF. Kapasitor Kertas
tidak memiliki polaritas arah atau dapat dipasang bolak balik dalam Rangkaian
Elektronika.
Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan Mika.
Nilai Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai 0.02µF. Kapasitor
Mika juga dapat dipasang bolak balik karena tidak memiliki polaritas arah.
Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari Elektrolit
(Electrolyte) dan berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau disingkat
dengan ELCO ini sering dipakai pada Rangkaian Elektronika yang memerlukan
Kapasintasi (Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas
arah Positif (-) dan Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai
pembungkus dan sekaligus sebagai terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai
Kapasitor Elektrolit berkisar dari 0.47µF hingga ribuan microfarad (µF). Biasanya di
badan Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan tertera Nilai Kapasitansi, Tegangan
(Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan, Kapasitor
Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah) pemasangannya terbalik dan melampui
batas kamampuan tegangannya.
6. Kapasitor Tantalum
Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-) seperti
halnya Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari Elektrolit. Disebut
dengan Kapasitor Tantalum karena Kapasitor jenis ini memakai bahan Logam
Tantalum sebagai Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum dapat beroperasi pada
suhu yang lebih tinggi dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga
memiliki kapasintansi yang besar tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil
dan mungil. Oleh karena itu, Kapasitor Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang
berharga mahal. Pada umumnya dipakai pada peralatan Elektronika yang berukuran
kecil seperti di Handphone dan Laptop.
Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat diatur atau
berubah-ubah. Secara fisik, Kapasitor Variabel ini terdiri dari 2 jenis yaitu :
1. VARCO (Variable Condensator)
VARCO (Variable Condensator) yang terbuat dari Logam dengan ukuran yang lebih
besar dan pada umumnya digunakan untuk memilih Gelombang Frekuensi pada
Rangkaian Radio (digabungkan dengan Spul Antena dan Spul Osilator). Nilai
Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai 500pF
2. Trimmer
Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk lebih kecil sehingga
memerlukan alat seperti Obeng untuk dapat memutar Poros pengaturnya. Trimmer
terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan oleh selembar Mika dan juga terdapat
sebuah Screw yang mengatur jarak kedua pelat logam tersebut sehingga nilai
kapasitansinya menjadi berubah. Trimmer dalam Rangkaian Elektronika berfungsi
untuk menepatkan pemilihan gelombang Frekuensi (Fine Tune). Nilai Kapasitansi
Trimmer hanya maksimal sampai 100pF.
Fungsi Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika
Dibawah ini adalah beberapa fungsi daripada Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika
:
2.6 Potensiometer
Dalam Peralatan Elektronik, sering ditemukan Potensiometer
yang berfungsi sebagai pengatur Volume di peralatan Audio / Video
seperti Radio, Walkie Talkie, Tape Mobil, DVD Player dan Amplifier.
Potensiometer juga sering digunakan dalam Rangkaian Pengatur terang
gelapnya Lampu (Light Dimmer Circuit) dan Pengatur Tegangan pada
Power Supply (DC Generator).
Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat
diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan
pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam
Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki
Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya. Gambar
dibawah ini menunjukan Struktur Internal Potensiometer beserta bentuk dan
Simbolnya.
Struktur Potensiometer beserta Bentuk dan Simbolnya
Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk
jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya
(biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan untuk
menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan Penyapu
(Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya Nilai
Resistansi sebuah Potensiometer.
Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran Metal
(logam) dan Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon).
Fungsi-fungsi Potensiometer
2.7 Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam
Rangkaian Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya. Pada
dasarnya Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi
atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik
dalam suatu rangkaian Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering
disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”.
Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM (Ω). Sebutan “OHM” ini
diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga merupakan seorang
Fisikawan Jerman.
Jenis-jenis Resistor
A. Fixed Resistor
Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap. Nilai
Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun
kode Angka. Anda dapat membaca artikel : Cara Menghitung Nilai Resistor
berdasarkan Kode Angka dan Kode Warna.
Bentuk dan Simbol Fixed Resistor :
Resistor jenis Carbon Composistion ini terbuat dari komposisi karbon halus yang
dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) agar
mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya
semakin rendah pula nilai resistansi atau nilai hambatannya.
Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk Resistor jenis Carbon
Composistion Resistor ini biasanya berkisar dari 1Ω sampai 200MΩ dengan daya
1/10W sampai 2W.
Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan Subtrat
isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung pada proporsi
karbon dan isolator. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai
resistansinya. Keuntungan Carbon Film Resistor ini adalah dapat menghasilkan
resistor dengan toleransi yang lebih rendah dan juga rendahnya kepekaan terhadap
suhu jika dibandingkan dnegan Carbon Composition Resistor.
Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran biasanya berkisar
diantara 1Ω sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena rendahnya
kepekaan terhadap suhu, Carbon Film Resistor dapat bekerja di suhu yang berkisar
dari -55°C hingga 155°C.
Metal Film Resistor (Resistor Film Logam)
Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang tipis
ke Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai Resistansinya dipengaruhi
oleh panjang, lebar dan ketebalan spiral logam.
Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini merupakan yang terbaik diantara
jenis-jenis Resistor yang ada (Carbon Composition Resistor dan Carbon Film
Resistor).
B. Variable Resistor
Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah dan
diatur sesuai dengan keinginan. Pada umumnya Variable Resistor terbagi menjadi
Potensiometer, Rheostat dan Trimpot.
Bentuk dan Simbol Variable
Resistor
:
Potensiometer
Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada Tegangan
dan Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai
Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid.
Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer)
adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki
ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya,
dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.
Thermistor adalah Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh suhu
(Temperature). Thermistor merupakan Singkatan dari “Thermal Resistor”. Terdapat
dua jenis Thermistor yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan
Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).
Bentuk dan Simbol Thermistor :
D. LDR (Light Dependent Resistor)
LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resistor yang nilai Resistansinya
dipengaruhi oleh intensitas Cahaya yang diterimanya.
Bentuk dan Simbol LDR
Fungsi-fungsi Resistor
4.2. IC NE555
IC Timer atau IC Pewaktu adalah jenis IC yang digunakan untuk
berbagai Rangkaian Elektronika yang memerlukan fungsi Pewaktu dan
multivibrator didalamnya. Beberapa rangkaian yang memerlukan IC Timer
diantaranya seperti Waveform Generator, Frequency Meter, Jam Digital, Counter
dan lain sebagainya. IC Timer atau IC Pewaktu yang paling populer saat ini
adalah IC 555 yang dikembangkan oleh Hans R. Camenzind yang bekerja untuk
Signetic Corporation pada tahun 1970-an. Pada dasarnya, IC Timer 555
merupakan IC Monolitik pewaktu yang menghasilkan Osilasi (Oscilation) dan
Waktu Penundaan (Delay Time) dengan keakuratan dan kestabilan tinggi.
IC Timer 555 yang umum digunakan adalah IC Timer 555 yang
berbentuk DIP (Dual Inline Package) dengan 8 kaki terminalnya. Namun seiring
dengan perkembangannya, saat ini kita dapat menemui beberapa versi IC 555,
diantaranya seperti IC 556 yang menggabungkan 2 buah IC 555 dalam satu
kemasan (14 kaki), IC 558 yang menggabungkan 4 buah IC555 dalam satu
kemasan (16 kaki) serta IC555 yang mengkonsumsi daya rendah seperti 7555 dan
TLC555.
4.4.1 Susunan dan Konfigurasi Kaki IC 555
Berikut ini adalah susunan dan konfigurasi Kaki IC 555 yang berbentuk DIP 8 kaki.
pada saat aliran listrik atau tegangan listrik yang mengalir ke rangkaian yang
menggunakan piezoeletric tersebut. Piezo buzzer dapat bekerja dengan baik
dalam menghasilkan frekwensi di kisaran 1 - 6 kHz hingga 100 kHz.
Buzzer ini bisa kita coba tanpa menggunakan board arduino yang diprogram.
Jadi kita hanya beri inputan tegangan 3 - 12 V (Tegangan Kerja Buzzer).
Buzzer mempunyai nilai impedansi sama seperi speaker. Jika nilai
impedansi kurang dari 10 ohm kita bisa langsung menghubungkan ke
arduino dan jika impedansi yang lebih besar kita akan membutuhkan driver
untuk mengangkat arus yang masuk ke buzzer. Kita bisa menggunakan
rangkaian transistor. Seperti gambar diatas kaki positive sambungkan pada
batere kutub positive dan kaki negative di sambungkan pada batere kutub
negative. Maka buzzer langsung berbunyi "beep beep". Kita juga bisa
menggunakan rangkaian diatas untuk mengetes apakah buzzer berfungsi atau
tidak.
4.4. Saklar
Saklar atau lebih tepatnya adalah Saklar listrik adalah suatu komponen atau
perangkat yang digunakan untuk memutuskan atau menghubungkan aliran listrik.
Saklar yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Switch ini merupakan salah satu
komponen atau alat listrik yang paling sering digunakan. Hampir semua peralatan
Elektronika dan Listrik memerlukan Saklar untuk menghidupkan atau mematikan
alat listrik yang digunakan.
Berikut ini beberapa contoh penggunaan saklar di peralatan-peralatan listrik
maupun elektronik :
Tombol ON/OFF dan Volume Up Down di Ponsel
Tombol ON/OFF di TV, Tombol-tombol di Remote TV
Saklar dinding untuk menghidupkan dan mematikan lampu listrik
Tombol ON/OFF di Laptop atau Komputer
Tombol-tombol Keyboard pada Laptop atau Komputer
Tombol ON/OFF dan Tombol pilihan kecepatan di Kipas Angin
Dan masih banyak lagi.
4.4.1 Cara Kerja Saklar Listrik
Pada dasarnya, sebuah Saklar sederhana terdiri dari dua bilah konduktor
(biasanya adalah logam) yang terhubung ke rangkaian eksternal, Saat kedua bilah
konduktor tersebut terhubung maka akan terjadi hubungan arus listrik dalam
rangkaian. Sebaliknya, saat kedua konduktor tersebut dipisahkan maka hubungan arus
listrik akan ikut terputus.
Saklar yang paling sering ditemukan adalah Saklar yang dioperasikan oleh
tangan manusia dengan satu atau lebih pasang kontak listrik. Setiap pasangan
kontak umumnya terdiri dari 2 keadaan atau disebut dengan “State”. Kedua
keadaan tersebut diantaranya adalah Keadaan “Close” atau “Tutup” dan Keadaan
“Open” atau “Buka”. Close artinya terjadi sambungan aliran listrik
sedangkan Open adalah terjadinya pemutusan aliran listrik.
Pole adalah banyaknya Kontak yang dimiliki oleh sebuah saklar sedangkan Throw
adalah banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Saklar.
Berikut ini adalah beberapa contoh jenis Saklar Listrik yang digolongkan berdasarkan
Pole dan Throw :
SPST : Single Pole Single Throw, yaitu Saklar ON/OFF yang paling
sederhana dengan hanya memiliki 2 Terminal. Contohnya Saklar Listrik
ON/OFF pada lampu.
SPDT : Single Pole Double Throw, yaitu Saklar yang memiliki 3 Terminal.
Saklar jenis ini dapat digunakan sebagai Saklar Pemilih. Contohnya Saklar
pemilih Tegangan Input Adaptor yaitu 110V atau 220V.
DPST : Double Pole Single Throw, yaitu saklar yang memiliki 4 Terminal.
DPST dapat diartikan sebagai 2 Saklar SPST yang dikendalikan dalam satu
mekanisme.
DPDT : Double Pole Double Throw, yaitu saklar yang memiliki 6 Terminal.
DPDT dapat diartikan sebagai 2 Saklar SPDT yang dikendalikan dalam satu
mekanisme.
SP6T : Single Pole Six Throw, yaitu saklar yang memilki 7 Terminal yang
pada umumnya berfungsi sebagai Saklar pemilih. Jenis Saklar ini banyak
ditemui dalam Rangkaian Adaptor yang dapat memilih berbagai Tegangan
Output, misalnya pilihan output 1,5V, 3V, 4,5V, 6V, 9V dan 12V.
Berikut ini adalah Simbol Saklar berdasarkan jumlah Pole dan Throw-nya.
Selain jenis-jenis Pole dan Throw diatas, adanya juga 1P3T, 2P6T, TPST dan masih
banyak lagi tergantung keperluan dan penerapannya.
4.5. Kapasitor
Kapasitor (Capacitor) atau disebut juga dengan Kondensator (Condensator)
adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam
waktu sementara dengan satuan kapasitansinya adalah Farad. Satuan Kapasitor
tersebut diambil dari nama penemunya yaitu Michael Faraday (1791 ~ 1867) yang
berasal dari Inggris. Namun Farad adalah satuan yang sangat besar, oleh karena itu
pada umumnya Kapasitor yang digunakan dalam peralatan Elektronika adalah satuan
Farad yang dikecilkan menjadi pikoFarad, NanoFarad dan MicroFarad.
Kapasitor merupakan Komponen Elektronika yang terdiri dari 2 pelat konduktor yang
pada umumnya adalah terbuat dari logam dan sebuah Isolator diantaranya sebagai
pemisah. Dalam Rangkaian Elektronika, Kapasitor disingkat dengan huruf “C”.
Berdasarkan bahan Isolator dan nilainya, Kapasitor dapat dibagi menjadi 2 Jenis yaitu
Kapasitor Nilai Tetap dan Kapasitor Variabel. Berikut ini adalah penjelasan
singkatnya untuk masing-masing jenis Kapasitor :
Kapasitor Nilai Tetap atau Fixed Capacitor adalah Kapasitor yang nilainya konstan
atau tidak berubah-ubah. Berikut ini adalah Jenis-jenis Kapasitor yang nilainya
Tetap :
1. Kapasitor Keramik (Ceramic Capasitor)
Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari Keramik dan
berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki arah
atau polaritas, jadi dapat dipasang bolak-balik dalam rangkaian Elektronika. Pada
umumnya, Nilai Kapasitor Keramik berkisar antara 1pf sampai 0.01µF.
Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip Capasitor) umumnya terbuat dari bahan
Keramik yang dikemas sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan peralatan Elektronik
yang dirancang makin kecil dan dapat dipasang oleh Mesin Produksi SMT (Surface
Mount Technology) yang berkecepatan tinggi.
Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Polyester dengan
bentuk persegi empat. Kapasitor Polyester dapat dipasang terbalik dalam rangkaian
Elektronika (tidak memiliki polaritas arah)
Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Kertas dan pada
umumnya nilai kapasitor kertas berkisar diantara 300pf sampai 4µF. Kapasitor Kertas
tidak memiliki polaritas arah atau dapat dipasang bolak balik dalam Rangkaian
Elektronika.
Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan Mika.
Nilai Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai 0.02µF. Kapasitor
Mika juga dapat dipasang bolak balik karena tidak memiliki polaritas arah.
5. Kapasitor Elektrolit (Electrolyte Capacitor)
Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari Elektrolit
(Electrolyte) dan berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau disingkat
dengan ELCO ini sering dipakai pada Rangkaian Elektronika yang memerlukan
Kapasintasi (Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas
arah Positif (-) dan Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai
pembungkus dan sekaligus sebagai terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai
Kapasitor Elektrolit berkisar dari 0.47µF hingga ribuan microfarad (µF). Biasanya di
badan Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan tertera Nilai Kapasitansi, Tegangan
(Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan, Kapasitor
Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah) pemasangannya terbalik dan melampui
batas kamampuan tegangannya.
6. Kapasitor Tantalum
Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-) seperti
halnya Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari Elektrolit. Disebut
dengan Kapasitor Tantalum karena Kapasitor jenis ini memakai bahan Logam
Tantalum sebagai Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum dapat beroperasi pada
suhu yang lebih tinggi dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga
memiliki kapasintansi yang besar tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil
dan mungil. Oleh karena itu, Kapasitor Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang
berharga mahal. Pada umumnya dipakai pada peralatan Elektronika yang berukuran
kecil seperti di Handphone dan Laptop.
VARCO (Variable Condensator) yang terbuat dari Logam dengan ukuran yang lebih
besar dan pada umumnya digunakan untuk memilih Gelombang Frekuensi pada
Rangkaian Radio (digabungkan dengan Spul Antena dan Spul Osilator). Nilai
Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai 500pF
2. Trimmer
Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk lebih kecil sehingga
memerlukan alat seperti Obeng untuk dapat memutar Poros pengaturnya. Trimmer
terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan oleh selembar Mika dan juga terdapat
sebuah Screw yang mengatur jarak kedua pelat logam tersebut sehingga nilai
kapasitansinya menjadi berubah. Trimmer dalam Rangkaian Elektronika berfungsi
untuk menepatkan pemilihan gelombang Frekuensi (Fine Tune). Nilai Kapasitansi
Trimmer hanya maksimal sampai 100pF.
Dibawah ini adalah beberapa fungsi daripada Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika
:
Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk
jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya
(biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan untuk
menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan
Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya
Nilai Resistansi sebuah Potensiometer.
Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran Metal
(logam) dan Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon).
Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat digolongkan
menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear (Linear Potentiometer) dan
Potensiometer Logaritmik (Logarithmic Potentiometer).
BAB V
ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL
PENELITIAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
diantaranya:
1. Memahami prinsip kerja dari rangkaian astabel pada Rangkaian
Pengusir Nyamuk.
2. Mengetahui karakteristik dari rangkaian astabel pada Rangkaian
Pengusir Nyamuk.
6.2 Saran
Dalam penyelesaian tugas ini, masih terdapat banyak kekurangan dalam
berbagai aspek. Untuk perbaikan dan pengembangan dari alat ini gunakan alat
standar sebagai pembanding, supaya alat ini dapat berkembang tidak hanya
dapat melakukan tugas utamanya yaitu sebagai Rangkaian Pengusir Nyamuk
akan tetapi dapat memiliki fungsionalistas yang lebih baik kedepanya.