Anda di halaman 1dari 11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Latihan (Drill) dalam Pembelajaran Matematika di SD

1. Pengertian Metode Latihan (Drill)

Metode latihan (drill) merupakan metode pembelajaran yang

digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan dari

apa yang telah dipelajari (Munjih, 2009: 91). Dalam pembelajaran

Matematika, materi yang bisa diajarkan dengan metode ini diantaranya

adalah adalah materi yang bersifat pembiasaan, seperti cara menghitung,

cara pengukuran.

Secara umum pembelajaran dengan metode latihan (drill) biasanya

digunakan agar siswa: (1) memiliki kemampuan motorik/ gerak; (2)

Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, menjumlahkan;

dan (3) memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan

dengan yang lain.

Ada beberapa keuntungan dalam pemanfaatan metode latihan

yaitu:

a. Bahan pelajaran yang diberikan dalam

suasana yang sungguh-sungguh akan lebih kokoh tertanam dalam

daya ingatan siswa, karena seluruh pikiran, perasaan, kemauan

dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan.


10

b. Anak didik akan dapat mempergunakan

daya fikirnya dengan bertambah baik, karena dengan pengajaran

yang baik, maka anak didik akan menjadi lebih teratur, teliti dan

mendorong daya ingatnya.

c. Adanya pengawasan, bimbingan dan

koreksi yang segera serta langsung dari guru, memungkinkan

siswa untuk melakukan perbaikan kesalahan saat itu juga. Hal ini

dapat menghemat waktu belajar di samping itu juga siswa langsung

mengetahui prestasinya.

2. Langkah-langkah Penerapan Metode Latihan (Drill)

Langkah-langkah dalam penerapan metode latihan (drill) menurut

Munjih (2009: 92), yaitu:

a. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum

diadakan latihan tertentu.

b. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap

diagnostik:

1) Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi yang

sempurna.

2) Dalam percobaan kambali harus diteliti kesulitan yang timbul.

3) Respon yang benar harus diperkuat.

4) Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti dan

control.
11

c. Masa latihan tidak perlu terlalu lama, tetapi harus sering

dilakukan.

d. Pada waktu latihan harus dilakukan proses esensial.

e. Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketetapan,

kecepatan dan pada akhirnya kedua-duanya harus dapat tercapai

sebagai kesatuan.

f. Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang

lebih luas.

1). Sebelum melaksanakan, siswa perlu mengetahui terlebih

dahulu arti latihan itu.

2). Ia perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu berguna

untuk kehidupan selanjutnya.

3). Ia perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu

diperlukan untuk melengkapi belajar.

B. Materi Pembelajaran Matematika

Materi pembelajaran Matematika dalam penelitian tindakan kelas di

Kelas V semester Ganjil SD Negeri 2 Karangsambung adalah

“Geometri/Pengukuran”, dengan standar kompetensi adalah:

menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak dan kecepatan dalam

pemecahan masalah. Dan kompetensi dasarnya adalah:


12

1. Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24

jam.

2. Melakukan operasi hitung satuan waktu.

3. Melakukan pengukuran sudut.

4. Mengenal satuan jarak dan kecepatan.

5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak

dan kecepatan.

Adapun materi pembelajaran Matematika tentang

“Geometri/Pengukuran” dapat dikemukakan:

1. Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam.

1 hari = 24 jam 1 abad = 100 tahun


1 jam = 60 menit 1 dasawarsa = 10 tahun
1 menit = 60 detik 1 windu = 8 tahun
1 jam = 3600 detik 1 tahun = 12 bulan

2. Membaca dan menulis tanda waktu pada jam

Jika jarum panjang menunjukkan angka 12, maka


waktu menunjukkan suatu tempat.
Jika jarum panjang menunjukkan angka 3, maka
waktu menunjukkan lebih 15 menit.
Jika jarum panjang menunjukkan angka 6, maka
waktu menunjukkan lebih 30 menit.
Jika jarum panjang menunjukkan angka 9, maka
waktu menunjukkan lebih 45 menit.

3. Melakukan operasi hitung satuan waktu.

Contoh:

a. 3 jam + 35 menit = ............


= (3 x 60 menit ) + 35 menit
= 180 menit + 35 menit
13

= 215 menit
b. 370 detik = ........ menit = .......detik
= (570 : 60 menit) + ..... detik.
= 6 menit + 10 detik.
c. 6 jam + 45 menit + 59 detik.
9 jam + 47 menit + 13 detik +
16 jam + 33 menit + 72 detik

4. Pengukuran sudut.

a. Sudut adalah daerah yang dibentuk oleh dua buah sinar


yang saling bertemu dan berpotongan.
Contoh:
K

x
L M
- Sinar L K dan L M disebut sebagai kaki sudut
- x disebut sebagai daerah sudut
- L disebut sebagai titik sudut
b. Macam-macam sudut
1) Sudut lancip
2) Sudut tumpul
3) Sudut siku-siku
4) Sudut refleksi
5. Mengenal satuan jarak dan kecepatan

1 km = 1000 meter
1m = 10 dm
1 inchsi = 2,25 cm
1 yard = 3 kaki = 0,9144 m
1 kaki = 12 inchi = 0,3048 m

6. Satuan kecepatan

Rumus untuk menghitung kecepatan:


a. Kecepatan = Jarak : Waktu (Jarak/Waktu)
b. Jarak = Kecepatan x Waktu
14

c. Waktu = Jarak : Kecepatan (Jarak.Kecepatan)

C. Temuan hasil Penelitian

Ada dua penemuan dari hasil penelitian tindakan kelas yaitu:.

1. Temuan kuantitatif

Dari setiap kelompok dalam satu kelas yang menjadi subyek

penelitian, dalam proses pembelajarannya dengan menerapkan Metode

Latihan diperoleh suatu hasil belajar selama siklus I , dan Siklus II yang

berupa nilai, dan tingkat pencapaian siswa dalam penguasaan

Matematika yang diperoleh dari hasil pra test dan pasca test.

2. Temuan kualitatif

Penemuan selanjutnya dalam penelitian tindakan kelas yang

dilakukan selama siklus I , dan siklus II, adalah temuan kualitatif yaitu:

a. Perhatian siswa dalam proses pembelajaran

Matematika terjadi peningkatan. Hal ini ditandai dengan perhatian

yang baik dan serius oleh siswa terhadap penjelasan guru. Hasil pra

test dan pasca test juga meningkat.

b. Kesungguhan siswa mengajukan pertanyaan dan

memberi tanggapan tentang pembelajaran semakin baik. Hal ini

ditandai dengan peningkatan pertanyaan siswa yang berhubungan

dengan materi, banyaknya tanggapan dan komentar terhadap

pemaparan oleh guru dan siswa lain, serta respon dan umpan balik
15

yang tepat terhadap pertanyaan dan tanggapan tentang pelajaran dari

sesama siswa.

c. Keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat yang

disertai dengan argumentasi yang logis terhadap materi yang

disampaikan oleh guru, sehingga sikap kritis mereka dapat meningkat.

Peningkatan ini terpacu adanya persaingan dalam mengeluarkan

pendapat yang sehat antar siswa, yang pada akhirnya pendapat baru

yang lebih baik..

d. Kesulitan siswa dalam belajar dapat diatasi dan

dipecahkan berkaitan dengan bimbingan guru dan kerjasama yang

baik antara anggota kelompok maupun individu. Mereka saling

membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi, baik dalam

pengetahuan maupun praktek.

e. Kemampuan siswa dalam melatih dan memahami

Matematika tentang materi “Geometri/ Pengukuran” meningkat hal ini

ditandai dengan semakin baiknya siswa dalam penguasaan

Matematika.

f. Peningkatan hasil prestasi belajar siswa secara individu

maupun kelompok semakin baik. Peningkatan ini dibuktikan dengan

peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pertemuan

kuantitatif siklus I , dan siklus II.


16

g. Penurunan jumlah siswa ysng memperoleh nilai turun

atau tetap tidak banyak. Hal ini karena kerja siswa yang baik dalam

kelompok untuk saling membantu mengatasi kesulitan dalam

pembelajaran Matematika hingga akhir siklus II tidak ada lagi siswa

yang memperoleh penurunan nilai atau tetap baik individu maupun

kelompok.

D. Pola Pikir

Mengacu pada judul penelitian tindakan kelas di atas penulis

mencoba merancang skenario pembelajarannnya sebagai berikut. Pada

kegiatan pembelajaran Matematika pada materi “Geometri/ Pengukuran”

penulis menjelaskan kepada siswa tentang materi pembelajarannya

dengan Metode Latihan (Drill).

Dalam penerapannya penulis mengambil langkah-langkah ,

sebagaimana yang dikemukakan Munjih (2009: 92), yaitu:

a. Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum

diadakan latihan tertentu.

b. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersikap

diagnostic:
17

1) Pada taraf permulaan jangan diharapkan reproduksi

yang sempurna.

2) Dalam percobaan kambali harus diteliti kesulitan yang

timbul.

3) Respon yang benar harus diperkuat.

4) Baru kemudian diadakan variasi, perkembangan arti

dan control.

c. Masa latihan tidak perlu terlalu lama, tetapi harus sering

dilakukan.

d. Pada waktu latihan harus dilakukan proses esensial.

e. Di dalam latihan yang pertama-tama adalah ketetapan,

kecepatan dan pada akhirnya kedua-duanya harus dapat tercapai

sebagai kesatuan.

f. Latihan harus memiliki arti dalam rangka tingkah laku yang

lebih luas.

1) Sebelum melaksanakan, siswa perlu mengetahui

terlebih dahulu arti latihan itu.

2) Ia perlu menyadari bahwa latihan-latihan itu

berguna untuk kehidupan selanjutnya.

3) Ia perlu mempunyai sikap bahwa latihan-latihan itu

diperlukan untuk melengkapi belajar.


18

Proses pembelajaran Matematika pada materi “Geometri/

Pengukuran” dengan menggunakan metode latihan (drill), juga yang

perlu diperhatikan oleh guru adalah:

a. Sebelum latihan dimulai, siswa hendaknya diberi pengertian yang

mendalam tentang apa yang dilatihkan.

b. Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnostis. Kalau

pada latihan pertama, siswa tidak berhasil, maka guru mengadakan

perbaikan, lalu penyempurnaan.

c. Latihan tidak perlu lama asal serintg dilaksanakan.

d. Latihan hendaknya disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.

e. Latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang esensial dan

berguna.

Berikut penulis kemukakan contoh aplikasi metode latihan pada tabel

berikut.

Tabel 2.1
Contoh Aplikasi Metode Latihan

Guru Siswa
● Memfasilitasi/ ● Melakukan latihan,
mengarahkan siswa misalnya praktek melakukan
● Mendampingi kegiatan operasi hitung bilangan,
siswa melakukan penaksiran dan
19

pembulatan suatu bilangan,


dll.

Dengan kerangka pemikiran tentang penerapan metode latihan

(drill) pada materi “Geometri/ Pengukuran” yang telah didijelaskan di atas,

dengan langkah-langkahnya atau hal-hal yang perlu diperhatikan. Maka,

dapat di duga proses pembelajaran tersebut akan berhasil.

Anda mungkin juga menyukai