Udang galah (Macrobrachium rosendergii, de Man) atau juga dikenal dengan Giant Tiger
Prawn termasuk golongan krustase dari famili Palaemonidae, merupakan jenis yang terbesar
ukurannya dibandingkan udang-udang air tawar lainnya. Udang yang diklaim merupakan
udang asli oleh India dan Indonesia ini merupakan salah satu jenis udang yang semakin
populer karena rasanya yang lezat, ukurannya cukup besar, dan mudah dibudidayakan. Menu
dari udang ini umumnya dalam bentuk utuh (komplit dengan kepala atau head-on); berbeda
dengan jenis udang lain yang sering disajikan dalam bentuk tanpa kepala (headless). Mengapa
demikian, bukan tanpa alasan; rupanya pada bagian kepala itulah ada kandungan steroid,
yang bermanfaat meningkatkna kebugaran tubuh kita.
Sebelum mempelajari teknik budidayanya, marilah kita mengenal lebih jauh perihal udang ini,
baik pengenalan species, karakteristik maupun sifat-sifatnya.
Klasifikasi udang galah (Mudjiman, 1983)
Phyllum : Arthropoda
Subphyllum : Mandibulata
Kelas : Crustacea
Subkelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Palamonidae
Subfamil : Palamoniae
Genus : Macrobrachium
Species : Macrobrachium rosenbergii, de Man
Secara umum, udang galah mempunyai karakteristik morfologis sebagai berikut: Tubuh
beruas–ruas sebanyak 5 ruas yang masing-masing dilengkapi sepasang kaki renang; kulit keras
dari chitin; pelura ke dua menutupi pleura pertama dan ke tiga; Badan terbagi tiga bagian:
kepala+dada (cephalothorax); badan (abdomen) & ekor (uropoda); Cephalothorax dibungkus
karapas (carapace); Tonjolan seperti pedang pada carapace disebut rostrum dengan gigi atas
sejumlah 11-15 buah dan gigi bawah 8-14 buah; Kaki jalan ke dua pada udang dewasa tumbuh
sangat panjang dan besar, panjangnya bisa mencapai 1,5 kali panjang badan, sedang pada
udang betina pertumbuhan tidak begitu mencolok.
Perkembangan stadia udang galah secara garis besar disajikan pada Gambar berikut:
PERSYARATAN LOKASI
Beberapa kriteria lokasi/calon lokasi yang baik untuk hatchery adalah :
a. Lokasi hendaknya mempunyai sumber air laut dan air tawar, karena untuk pemijahan
dan larva stadia awal udang galah membutuhkan air payau;
b. Lingkungan sekitar bebas dari pencemaran, agar kualitas air pasok memenuhi syarat
kebersihan dan bebas bahan pencemar.
c. Lokasi aman dari banjir dan bencana alam lain;
d. Tersedia sumber listrik;
e. Tersedia tenaga kerja;
f. Kebutuhan sarana budidaya terjamin;
g. Aksesibilitas baik;
h. Keamanan terjamin;
i. Pemasaran benih mudah.
Air sumber harus memenuhi baik kuantitas maupun kualitasnya. Semakin tinggi kualitas
unsur-unsur tersebut maka akan semakin kuat mendukung keberhasilan usaha. Kualitas air
harus memenuhi syarat baik fisik, kimiawi maupun biologi. Harus dapat menyediakan air
dengan salinitas 12 ppt. Nilai-nilai parameter kualitas air dijsaikain pada Tabel berikut:
pH 7-8,5 Suhu (oC) 25-30
H2S (ppm) nil Chlorin nil
Nitrat (ppm) 20 Nitrit (ppm) 0,1
Kesadahan total air tawar (mg/l <100 Kekeruhan nil
setara CaCO3)
TDS (ppm) 217 Fe (ppm) <0.02
PO4 (ppm) 0,15 CO2 bebas nil
a) Persiapan Kolam
Beberapa tahapan yang penting dalam mempersiapkan kolam budidaya adalah sebagai
berikut:
Pengeringan kolam;
Pengolahan tanah dan perbaikan tanggul sewrta caren;
Pengapuran : untuk tanah dengan ph 6,5–7 :10 – 20 g/m2;; sedang untuk tanah dengan
ph 5 – 6 : 40 – 75 gram/m2;
Pemupukan : pupuk kandang 200–500 g/m2; dan urea dan tsp 5 – 10 g/m2 setelah isi
air 3 hari;
Pemasangan shelter;
Pengisian air kolam, dilakukan secara bertahap guna memberikan waktu
berkembangnya pakan alami.
Shelter berfungsi selain untuk perlindungan terhadap predasi (pemangsaan), juga dapat
berfungsi untuk perluasan substrat dasar kolam sehingga memungkinkan peningkatan padat
tebar. Dengan fungsi yang terakhir maka jumlah produksi dapat ditingkatkan.
b) Penebaran Benih
Penebaran benih dilakukan satu minggu setelah persiapan kolam secara lengkap;
Benih diperoleh dari Panti Benih (hatchery), diutamakan yang telah tersertifikasi;
Benih berkualitas baik : ukuran seragam dan gerakannya lincah.
Benih ditebar setelah melalui proses aklimatisasi untuk menghindari stres pada udang.
Benih kualitas baik dimaksud adalah yang sesuai dengan SNI 01- 6486.2 – 2000 tentang Benih
Udang Galah (Macrobranchium rosenbergii, de Man) kelas benih sebar.
Kriteria kuantitatif tokolan udang galah :
1. Umur dari telur : lebih dari (>) 50 hari;
2. Panjang : 25 – 30 mm;
3. Berat : 1400 – 2600 mg;
4. Kesehatan/bebas penyakit : 80%;
5. Keseragaman populasi : 80%;
6. Daya tahan terhadap :
· penurunan salinitas 30 ke 0 ppt : > 80%
· penurunan suhu 30 ke 10oC : > 80%
· perendaman formalin 500 ppm : > 80%
7. Rangsangan terhadap cahaya dan aerasi : + (positif)
PEMELIHARAAN
Beberapa kegiatan perawatan dalam pemeliharaan/ pembesaran udang galah meliputi
pemberian/pengelolaan pakan, pengelolaan kualitas air, monitoring pertubuhan, monitoring
kesehatan, dan panen serta pasca panen.
a) Pengelolaan pakan
Pakan pellet komersial, dengan kandungan protein minimal 30%.
Dosis : tahap tokolan yaitu 10% dari berat biomasa, dan menurun pada tahap
selanjutnya hingga 3% dari berat total udang sesuai dengan umur udang yang
dipelihara sampai panen ukuran udang konsumsi yaitu size 20-30.
Kandungan Kadar
Protein Min 30%
Lemak Min 5%
Serat Kasar Maks 4%
Kadar Abu Maks 10%
Kadar Air Maks 12%