Anda di halaman 1dari 10

Analisis Contoh Kasus

Makalah

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi yang diampu oleh
Dr. Heni Mulyani, M.Pd
Rika Mardiani, S.E., M.Ak

oleh:

Natalia Nia Kurniasih 1800248

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2020
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ i
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB 2 KAJIAN TEORI ..................................................................................................... 2
Pengertian Kecurangan (Fraud) ...................................................................................... 2
Faktor yang Menyebabkan Kecurangan (Fraud) ............................................................ 2
Jenis- Jenis Kecurangan (Fraud) ..................................................................................... 3
Kode Etik Akuntan Publik .............................................................................................. 4
BAB 3 ANALISIS KASUS ................................................................................................ 5
BAB 4 KESIMPULAN....................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 8

i
BAB 1
PENDAHULUAN

Setiap perusahaan pasti mempunyai laporan keuangan yang digunakan untuk


menyajikan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bagi para
pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan secara ekonomi. Laporan
keuangan memberikan informasi keuangan suatu perusahaan yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan merupakan catatan informasi
keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari
proses pelaporan keuangan. Jika perusahaan tidak melakukan pencatatan laporan
keuangan, maka perusahaan tidak dapat mengetahui posisi keuangan mereka apakah
sudah dalam kondisi yang baik atau tidak.

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan tentunya harus mencerminkan


kondisi yang sebenarnya. Karena laporan tersebut bisa saja digunakan oleh pihak lain
yang membutuhkan laporan keuangan tersebut. Jika laporan keuangan pada perusahaan
tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya, maka perusahaan sudah melanggar aturan
yang seharusnya, hal tersebut juga dapat merugikan pihak-pihak lain yang menggunakan
laporan keuangan tersebut selain perusahaan yang bersangkutan. Tetapi di era sekarang
ini masih ada saja perusahaan yang melakukan kecurangan dengan menyusun laporan
keuangannya dengan tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya atau memanipulasi
data keuangan mereka untuk kepentingan yang hanya menguntungkan perusahaan itu
sendiri.

1
BAB 2
KAJIAN TEORI

Pengertian Kecurangan (Fraud)


Dalam dunia akuntansi, fraud merupakan tindak kecurangan yang dilakukan
secara sengaja oleh satu orang atau lebih. Tindakan fraud ini bisa terjadi pada suatu
manajemen yang dilakukan secara langsung atau melalui pihak ketiga. Upaya ini juga
bisa dilakukan oleh pihak lain yang memiliki tanggung jawab atas pengelolaan pada suatu
perusahaan. Dalam tindakannya, fraud akan memanfaatkan suatu kebohongan yang
bertujuan untuk mendapatkan berbagai keuntungan secara tidak adil. Tindakan fraud
tentunya bisa melanggar hukum karena didalamnya terdapat berbagai unsur kecurangan.
Jadi, jelas sudah bahwa fraud merupakan suatu bentuk kecurangan atau upaya
pelanggaran hukum.

Faktor yang Menyebabkan Kecurangan (Fraud)


1. Kesempatan
Terdapat berbagai faktor yang bisa menyebabkan terjadinya fraud dalam
suatu lembaga atau instansi perusahaan. Namun, faktor utamanya adalah karena
adanya kesempatan yang mendukung mereka bisa melakukan kejahatan fraud.
Kesempatan untuk melakukan tindakan ini bisa terjadi kapan saja dan oleh siapa
saja.
2. Tindakan Hukum yang Lemah
Selain itu, fraud juga bisa terjadi karena penegakan hukum yang berlaku
terlalu lemah, sehingga beberapa individu akan mulai menyepelekan sanksi
hukum yang berlaku disana. Hukum yang lemah juga mampu membuat sesorang
menyalahgunakan kedudukannya untuk melakukan berbagai tindakan kriminal
seperti fraud.
3. Adanya Sifat Buruk
Fraud juga bisa terjadi karena ada individu yang memiliki sifat buruk,
seperti tamak, dll. Sifat tamak ini akan semakin mendorong karyawan untuk
melakukan upaya fraud ketika ada kesempatan. Sifat yang buruk ini juga bisa
membuat seseorang mencari kesempatan ataupun peluang dalam melakukan
tindakan kriminal atau tindakan yang menyimpang lainnya.
4. Himpitan Ekonomi

2
Kebutuhan manusia yang sangat mendesak juga bisa mendorong
sesorang dalam melakukan tindakan fraud. Beban tekanan hidup yang berat akan
merubah seseorang untuk mengambil keputusan yang akan mengungtungkan
dirinya sendiri, dan tidak memikirkan bahwa ada pihak lain yang merugi karena
tindakannya.

Jenis- Jenis Kecurangan (Fraud)


1. Penyimpangan Aset
Jenis fraud ini meliputi seluruh tindakannya yang berkaitan erat dengan
pencurian atau penyalahgunaan atas aset dan harta yang dipercayakan pada orang
tersebut. Bentuk penyimpangan ini merupakan jenis fraud yang paling banyak
terjadi pada perusahaan. Namun, penyimpangan ini adalah yang paling mudah
untuk dideteksi karena aset perusahaan bisa diukur dan dihitung dengan mudah.
2. Pernyataan Palsu
Jenis fraud ini meliputi seluruh tindakan yang biasanya dilakukan oleh
para pejabat atau eksekutif pada suatu perusahaan. Tindakan ini biasanya
dilakukan demi menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya. Untuk hal ini,
pelaporan kuangan umumnya dilakukan dengan penuh bentuk tipuan demi
keuntungan tersendiri, baik itu untuk perusahaan maupun untuk pelaku fraud.
3. Korupsi
Korupsi dan suap merupakan tindakan fraud yang sulit sekali untuk
dilacak. Tindakan kriminal ini bisa saja terjadi karena adanya kelemahan pada
tindak penegakan hukum.
4. Pencurian Data
Pencurian data adalah salah satu bentuk fraud. Terlebih lagi jika
perusahaan tersebut bergerak dalam bisang kuangan, maka data nasabah ini
sering sekali dicuri. Tindakan ini merupakan tindakan yang menyimpang karena
bisa merugikan karyawan lain.
5. Penggelapan Uang
Fraud juga bisa terjadi dalam bentuk penggelapan uang atau data yang
dilakukan demi memperkaya diri sendiri. Kasus penggelapan ini bisa terjadi pada
divisi apa saja sehingga sangat penting untuk diwaspadai bersama.

3
Kode Etik Akuntan Publik
Lima prinsip dasar etika untuk anggota adalah sebagai berikut :

1. Integritas : Bersikap lugas dan jujur dalam semua hubungan profesional dan
bisnis.
2. Objektivitas : tidak mengompromikan pertimbangan profesional atau bisnis
karena adanya bias, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak semestinya
dari pihak lain.
3. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional :
I. Mencapai dan mempertahankan pengetahuan dan keahlian profesional
pada level yang disyaratkan untuk memastikan bahwa klien atau
organisasi tempatnya bekerja memperoleh jasa profesional yang
kompeten, berdasarkan standar profesional dan standar teknis terkini
serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
II. Bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar
profesional dan standar teknis yang berlaku.
4. Kerahasiaan : menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari hasil hubungan
profesional dan bisnis.
5. Perilaku Profesioanal : mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan menghindari perilaku apapun yang diketahui oleh Anggota mungkin akan
mendiskreditkan profesi Anggota.

4
BAB 3
ANALISIS KASUS

Kecurangan yang dilakukan PT. ISF

Pada kasus ini terdapat pelanggaran etika yang dilakukan oleh PT. ISF, yaitu
melakukan pemalsuan dan manipulasi data laporan keuangan pada akun piutang dan
penjualan, dimana pada laporan keuangan disajikan akun piutang fiktif dan penjualan
fiktif yang digunakan sebagai jaminan kepada para kreditur. Dimana PT. ISF
menggunakan hal tersebut sebagai alasan bahwa ketika piutang tersebut ditagih uangnya
akan digunakan untuk membayar utang kepada para kreditur. Untuk mendukung aksinya
PT. ISF memberikan dokumen fiktif yang berisi data customer.

Pada kasus ini PT. ISF tidak menerapkan prinsip otonomi, karena telah
mengambil keputusan dengan pemalsuan dan manipulasi dokumen keuangan. PT. ISF
juga tidak menanamkan prinsip kejujuran, karena telah memanipulasi dokumen keuangan
perusahaan sebagai salah satu usaha membohongi pihak lain untuk kepentingan
perusahaannya. Prinsip keadilan juga sudah diabaikan oleh PT. ISF, dimana yang
diharapkan oleh pihak kreditur dan perusahaan adalah tentunya untuk mendapatkan
keuntungan, tetapi pada kenyataannya perusahaan melakukan tindak kecurangan dengan
memanipulasi dokumen keuangan untuk mendapatkan pendanaan yang lebih besar. Maka
pada kasus ini tentu sangat merugikan pihak kreditur.

Pelanggaran Etika yang Dilakukan oleh Auditor PT. ISF

1. Integritas
Pada kasus ini, pihak akuntan publik dari KAP Edson dan rekan yang
merupakan salah satu KAP ternama tidak menerapkan prinsip integritas. Karena
selama mengaudit laporan keuangan PT. ISF mereka memberikan opini wajar
tanpa pengecualian, meskipun pada kenyataannya mereka tidak menegetahui
kondisi laporan keuangan PT. ISF yang telah dimanipulasi, yang berarti juga
bahwa pihak auditor tidak mempunyai maksusd buruk atas opininya tersebut.
2. Objektivitas
Akuntan publik tidak menerapkan prinsip objektifitas, karena tidak dapat
mendeteksi kecurangan pemalsuan dan manipulasi dokumen keuangan
perusahaan yang dilakukan oleh PT. ISF
3. Perilaku Profesional

5
Pada kasus ini, meskipun akuntan publik telah melakukan prosedur audit
sesuai dengan standar, mereka dianggap tidak menerapkan perilaku profesional
karena tidak mengetahui kecurangan yang dilakukan oleh PT. ISF. Dan apa yang
telah dilakukannya tersebut menimbulkan reputasi KAP Edson dan rekan yang
merupakan KAP ternama menjadi dipertanyakan kualitasnya.

6
BAB 4
KESIMPULAN

Perusahaan dalam menyusun laporan keuangan harus dibuat sesuai dengan


kondisi yang sebenarnya, tidak boleh di manipulasi atau melakukan kecurangan hanya
demi mendapatkan keuntungan tersendiri, sedangkan pihak lain dirugikan. Jika
perusahaan ingin mencari pendanaan seharusnya memberikan laporan keuangan pada
kondisi yang sebenarnya agar kedua belah pihak sama- sama diuntungkan. Jika memang
terjadi masalah keuangan yang menyebabkan kondisi perusahaan tidak mampu mengatasi
hal tersebut sebaiknya perusahaan mencari jalan keluar yang sesua dan benar, tanpa
melakukan kecurangan. Dan juga bagi KAP sebaiknya lebih meningkatkan lagi kualitas
para anggotanya, agar apa yang diharapkan klien dapat tercapai. Keputusan yang
diberikan auditor kepada klien tentu sangat berpengaruh bagi masa depan klien.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anisa Putri., S. M. (t.thn.). Kajian: Fraud (Kecurangan) Laporan Keuangan. Dipetik


Februari 16, 2021, dari Media neliti:
https://media.neliti.com/media/publications/4473-ID-kajian-fraud-kecurangan-
laporan-keuangan.pdf

Ismail, I. (2020, September 17). Accurate. Dipetik Februari 16, 2021, dari Accurate.id:
https://accurate.id/akuntansi/pengertian-fraud-akuntansi/

Publik, I. A. (2020). Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Jakarta: IAPI.

Anda mungkin juga menyukai