DISUSUN OLEH :
Nova Syafni, M. Farm, Apt
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
1
KATA PENGANTAR
Kimia Bahan Alam II merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa Program
Studi S1 Farmasi di semester IV, pada kurikulum baru mata kuliah ini disebut dengan Kimia Bahan
Alam Farmasi. Pada mata kuliah ini terdapat 1 sks untuk pelaksanaan pembelajaran dengan
praktikum, diktat praktikum Kimia Bahan Alam Farmasi diperuntukkan sebagai buku
panduan/penuntun bagi mahasiswa Program Studi S1 Farmasi Universitas Andalas dalam
melakukan kegiatan praktikum di lapangan dan di laboratorium.
Praktikum ini terdiri ata dua bagian kegiatan; a. Kegiatan Praktikum berupa Survey
Etnobotani dan Fitokimia dilaksanakan di Lapangan dan b. Kegiatan Praktikum di Laboratorium
yang terdiri atas 4 objek praktikum. Praktikum di lapangan dilaksanakan di tempat yang disetujui
oleh dosen penanggung jawab mata kuliah Kimia Bahan Alam II. Diktat ini menguraikan kegiatan
praktikum yang dilakukan di lapangan dan kegiatan praktikum di laboratorium tediri atas; 1)
isolasi alkaloid dari buah lada hitam/merica (Piper nigrum L.), 2) isolasi flavonoid dari daun
singkong (Manihot esculenta Crantz.), 3) isolasi triterpenoid dari daun pegagan (Centella asiatica
L.) dan 4) isolasi fenolik dari kayu angin (Usnea sp.).
Semoga diktat praktikum ini bermanfaat bagi mahasiswa program studi S1 Farmasi
Universitas Andalas. Segala kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan diktat ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................................2
Daftar Isi……………………………………………………………………………………3
Objek II. Isolasi Alkaloid dari Buah Lada Hitam (Piper nigrum L.)……………………17
Objek IV. Isolasi Triterpenoid dari Daun Pegagan (Centella asiatica L.).…….………..21
3
PETUNJUK UMUM
Bekerja dengan bahan kimia dapat mendatangkan berbagai macam bahaya, sekiranya tidak
dipahami terlebih dahulu pengetahuan yang berhubungan dengan apa-apa yang akan dikerjakan.
Ketahuilah bahwa selama di Lapangan atau di Laboratorium banyak bahaya yang akan anda hadapi
apabila tidak memenuhi segala aturan yang dianjurkan selama kegiatan. Banyak senyawa
kimia/pelarut bersifat mudah terbakar, beracun, karsinogen (zat yang dapat menyebabkan kanker),
mudah meledak, korosif dari zat yang bersifat asam atau basa kuat. Untuk itu sangat penting bagi
setiap praktikan bahwa sebelum percobaan dilakukan perlu dipahami benar-benar sifat-sifat
zat/reagensia yang dipakai serta metoda yang digunakan. Bacalah buku penuntun praktikum yang
diberikan dengan baik dan seksama untuk menghindari resiko yang tidak diharapkan.
Selain penguasaan dasar dari teori, bahan serta peralatan yang digunakan perlu
diperhatikan beberapa hal berikut ini :
1. Gunakan selalu Jas Laboratorium dari katun setiap berada di Laboratorium. Jas tersebut
akan melindungi tubuh anda dari semua bahan-bahan yang mungkin berbahaya atau
korosif seperti asam-asam kuat, basa kuat serta zat-zat yang dapat merusak kulit atau
pakaian anda sehari-hari.
2. Gunakan pelindung mata (kacamata) bagi yang bekerja dengan asam atau basa kuat
serta bahan kimia yang mudah menguap dan merusak selaput lendir mata. Bila mata
anda terkena percikan bahan kimia, lakukan pencucian dengan air kran sebanyak
mungkin, jangan menggosok bagian yang terkena cipratan. Segera ke dokter dan rumah
sakit terdekat bila mata masih sakit.
3. Gunakan lemari asam bila anda bekerja dengan asam-asam pekat atau zat berbahaya
yang mudah menguap, mudah meledak serta beracun.
4. Bila diperlukan, gunakanlah masker. Perlu diketahuilah bahwa filter dari masker hanya
dapat melindungi pernafasan anda dari debu, namun tidak dapat menyaring semua jenis
gas, apakah itu gas CO, asam dan sebagainya.
4
5. Gunakan setiap bahan kimia yang masih memiliki etiket yang jelas. Jangan
menggunakan bahan kimia yang tidak jelas identitasnya karena dapat mengundang
bahaya (dapat menimbulkan gas beracun, meledak atau terbakar).
6. Jangan memegang zat beracun walaupun botolnya dengan tangan telanjang, pakailah
sarung tangan.
7. Jangan membuang pelarut yang tidak bercampur dengan air (etil asetat, kloroform, dll)
kedalam bak pembuangan, masukkan semua jenis pelarut sisa kedalam wadah yang
telah disediakan. Nantinya pelarut tersebut dapat dimusnahkan (dibakar pada tempat
khusus) sehingga tidak mencemari lingkungan.
8. Dilarang merokok di laboratorium karena banyak sekali bahan kimia yang bersifat
racun dan mudah terbakar. Jika terjadi kebakaran, jangan panik dan hadapilah dengan
tenang, ketahui letak racun api dan letak kran air serta pasir. Jika keadaan sudah tidak
terkendali lagi, selamatkan diri anda dan hindari menghirup asap sebanyak mungkin,
jangan mencoba memadamkan api sendiri dan utamakan memanggil pemadam
kebakaran.
10. Ketahuilah bahwa banyak bahan kimia organik bereaksi lambat terhadap tubuh yang
menyebabkan kita tidak merasakan perubahan apa-apa bila dikenainya, berbeda dengan
zat anorganik yang cepat bereaksi dan mudah diketahui bila terjadi kecelakaan kerja
dilaboratorium. Oleh karena itu janganlah bekerja serampangan.
11. Tanyakan pada asisten atau pengawas yang bertugas apabila ada sesuatu hal yang
belum dimengerti terutama pada pemasangan alat atau mencampurkan/ bahan-bahan
kimia tertentu.
12. Setiap perserta praktikum diharuskan memiliki buku catatan laboratorium yang
sewaktu-waktu dapat diperiksa pengawas asisten/pembimbing.
Praktikan yang tidak mengikuti ketentuan yang berlaku akan memperoleh nilai praktikum pada
saat itu = NOL.
5
OBJEK I
Tujuan:
1. Agar praktikan memahami dan dapat melakukan sendiri bagaimana melakukan koleksi
tumbuhan dalam kegiatan Survey Etnobotani, mempersiapkan spesimen identifikasi
koleksi tumbuhan dan melakukan screening kandungan kimia tumbuhan yang dikoleksi di
lapangan (setara dengan bobot 6 x kegiatan praktikum di Laboratorium).
2. Agar mahasiswa memahami dan dapat melakukan sendiri bagaimana mendeteksi serta
melakukan screening kandungan senyawa alkaloida yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan.
3. Agar mahasiswa memahami dan dapat melakukan sendiri bagaimana mendeteksi serta
melakukan skinning kandungan senyawa flavonoida, terpenoida/ Steroida, Fenol dan
Saponin yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan.
Etnobotani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana suatu etnik (bangsa) pada daerah
tertentu memanfaatkan tumbuhan yang ada disekitarnya (indigenous plants). Etnobotanis akan
meneliti bagaimana penggunaan tumbuhan tertentu, apakah sebagai bahan makanan, bahan
bangunan, obat-obatan, pakaian, peralatan berburu ataupun sebagai bagian dari upacara-upacara
adat dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat tertentu. Etnobotani merujuk pada dasar-dasar
ilmu botani dan sebaliknya ilmu botani terkait pada bagian bagaimana menemukan tumbuhan yang
dibutuhkan untuk keperluan tertentu, misalnya untuk mengobati penyakit. Jadi dengan demikian,
dunia pengobatan dan botani selalu terkait erat satu sama lainnya. Banyak obat-obatan saat ini
bersumber dari tumbuhan. Farmakognosi misalnya, merupakan salah satu cabang ilmu yang
mempelajari obat-obatan dan bahan racun dari tumbuh-tumbuhan.
Langkah –langkah untuk melaksanakan survey etnobotani :
1. Persiapan survey ke lapangan
2. Koleksi tumbuhan di lapangan
3. Menyiapkan spesimen tumbuhan
Pada hari pertama, keberangkatan dari kampus ke lokasi kuliah lapangan (KL). Kemudian
dibangun tenda di lokasi KL tersebut dan pada sore atau malam harinya dilakukan pengarahan
6
untuk kegiatan hari kedua (esok harinya) serta berdialog antara mahasiswa, asisten dan dosen yang
hadir. Saat dialog ini tema bisa bebas artinya di luar matakuliah yang diajarkan.
Pada hari kedua, pagi harinya setelah sarapan maka masing-masing kelompok
mempersiapkan bahan yang akan mereka bawa ke lapangan dan ransum masing-masing
mahasiswa. Setelah itu semua mahasiswa dikumpulkan bersama dengan dosen, asisten dan
pawang/penunjuk jalan. Kelompok dibagi atas beberapa rute dan ditunjuk dosen penanggung
jawab masing-masing rute. Kegiatan ke lapangan ini berlangsung dari jam 08.00 – 15.00. Setelah
pulang dari lapangan maka masing-masing kelompok mulai mengorankan sampel mereka dan
mengidentifikasi tumbuhan yang mereka koleksi dengan asisten dari biologi (herbarium) di
lapangan sampai selesai. Malam harinya jika ada waktu dilanjutkan dengan pengarahan dan uji
fitokimia.
Pada hari ketiga, setelah selesai sarapan masing-masing kelompok melanjutkan uji
fitokimia dan didampingi oleh asisten kimia bahan alam II. Kegiatan ini dilakukan sampai jam
10.00 WIB. Setelah selesai melakukan uji fitokimia maka semua peserta KL bersiap-siap untuk
kembali lagi ke Padang/Kampus. Pada siang harinya kegiatan ini selesai dan semuanya berangkat
ke Padang.
1. Keperluan pribadi umumnya berupa pakaian sehari-hari yang ringkas, dapat menutupi
dengan baik anggota tubuh. Wanita tidak disarankan pakai rok karena dapat
menyulitkan untuk bergerak didaerah pegunungan.
2. Pakaian untuk musim hujan (jas hujan)
3. Sepatu lapangan (sepatu boot, terutama untuk lokasi dataran rendah)
4. Topi untuk melindungi kepala
5. Kebutuhan untuk keperluan mandi (sabun, pasta gigi, dll)
7
6. Makanan dan minuman disediapan sesuai kebutuhan termasuk alat-alat untuk memasak
7. Tenda untuk bermalam dilapangan dan alas tempat tidur (sleeping bed) apabila
direncanakan selama dilapangan tidak tinggal dirumah penduduk.
8. Apabila tidak tersedia penerangan dari rumah penduduk, diperlukan dipertimbangkan
untuk membawa generator listrik.
9. Obat-obatan, tertutama obat-obat untuk mengatasi: sakit kepala , diare, alergi, obat
luka. Obat untuk hal-hal yang spesifik bagi pederita penyaklit tertentu disediakan
sendiri oleh pribadi peserta seperti obat antihipertensi, asma, jantung, dll.
10. Obat untuk mengatasi nyamuk dan binatang kecil lain (Autan, Baigon, dll), minyak
sereh uk anti pacet.
11. Lampu senter sebagai alat penerangan dikala darurat.
8
18.Pereaksi Mayer 25 ml (1,358 g HgCl2/ 60 ml air suling dan 5 g KI/ 10 ml air suling,
kedua larutan dicampurkan dan dicukupkan dengan air suling hingga 100 ml)
19.Larutan FeCl3 1% 25 ml
Kit lapangan ini disediakan masing-masing untuk tiap 2 kelompok perserta praktikum lapangan
yang terdiri atas (5-9 orang).
• Bahan dan alat untuk koleksi tumbuhan serta pengawetan spesimen yang harus disiapkan
masing-masing untuk tiap kelompok.
1. Gunting kebun atau pisau kecil minimal 3 bh
2. Karung goni plastik yang besar 4 bh
3. Plastik seukuran karung goni plastik 2 bh
4. Plastik ukuran 2 kg 1/4 kg dan 1 kg 1/4 kg
5. Karet pengikat kecil 1/2 ons
6. Lakban/Selotip besar 1 bh (warna coklat)
7. Label dari karton putih 100 bh (3 x 5 cm)
8. Benang pengikat untuk label 1 bh (benang cap jagung)
9. Pensil dan bloknote masing-masing 1 bh
10. Spidol hitam tahan air 1 bh
11. Kertas koran bekas 2 kg
12. Parang/ Golok 1 atau 2 bh
13. Tali raffia kecil 1 bh
14. Alkohol 2 lt (Metanol atau Etanol untuk mengawetkan spesimen tumbuhan)
9
tidak mampu melakukannya dan apabila terdapat anggota kelompok yang tidak siap secara fisik,
akan diberikan tugas untuk menjaga perbekalan di tenda posko.
Sebelum berangkat tiap kelompok akan berkumpul untuk mendapatkan pengarahan dari
Dosen pembimbing lapangan tentang hal-hal ayang mesti dilakukan dan hal-hal yang ditak boleh
sama sekali dilakukan. Biasanya selama dilapangan, pawang /dukun setempat dimintakan bantuan
untuk mendampingi selama kegiatan survey.
Setiap peserta biasanya dibagi atas 8 kelompok kecil (6 s/d 9 orang, tergantung jumlah
peserta perangkatan) dan dua kelompok besar yang terdiri atas 4 kelompok kecil akan dibagi
berdasarkan ekotipe tumbuhan yang akan dikoleksi:
1. Pilih tumbuhan yang memiliki organ generatif, memiliki buah atau bunga, masing-masing
cukup untuk 3 spesimen koleksi herbarium, dan 1 bagian yang akan dimasukkan kedalam
kantong plastik kecil.
2. Pengambilan contoh tumbuhan sedemikian rupa dengan mencegah kemungkinan
tumbuhan menjadi mati. Tumbuhan yang berupa herba tidak boleh dicabut keculai telah
dikonsultasikan dengan pembimbing lapangan.
3. Contoh spesimen diberi label dan diikat dengan karet dan kemudian dimasukkan kedalam
karung plastik secara hati-hati, Jangan sampai ada yang rontok atau patah yang dapat
menghasilkan spesimen tidak dapat diidentifikasi dengan baik.
4. Buah atau bungan yang dikhawatirkan dapat copot/ rontok, dapat dilindungi dengan
memasukannya kedalam plastik kecil, kemudian diikat dengan karet.
5. Setiap pengambilan contoh spesimen, tanyakan pada dukun/pawang penunjuk jalan nama
local serta kegunaan tradisional tumbuhan dimaksud bagi mereka.
6. Beri identifikasi awal masing-masing koleksi: termasuk famili atau genus yang mana,
karena hal ini akan memudahkan identifikasi selanjutnya (bila perlu tanyakan pada
10
pembimbing atau asisten). Catat dengan baik ciri-ciri tumbuhan yang dikoleksi, apakah
berupa herba, menjalar, pohon, warna bunga, buah, dan lain sebagainya.
7. Kerja sama yang baik antara anggota kelompok sangat menentukan keberhasilan koleksi,
masing-masing anggota kelompok mendapat pembagian tugas seperti: pengambilan
spesimen, mengikat dan memberi label spesimen, membuat cacatan dinotebook dan yang
akan membawa koleksi yang terkumpul selama di perjalanan. Spesimen dibawa dengan
hati-hati agar tidak rusak sampai ke posko peristirahatan.
8. Sewaktu ditemukan contoh spesimen yang dianggap menarik (konsultasi dengan
pembimbing/ asisten), pengujian kandungan kimia dapat dilakukan misalnya untuk
menguji adanya kandungan alkaloida.
1. Siapkan dengan baik masing-masing 3 spesimen untuk tiap koleksi, beri label dan
masukkan kedalam lipatan kertas koran.
2. Siapkan 1 kantong yang berisikan kira-kira 50 gr bagian dari spesimen untuk dibawa ke
laboratorium.
3. Lengkapi nama tiap spesimen yang belum lengkap
4. Kumpulkan tiap spesimen, ditumpuk sedemikian rupa sehingga dapat diikat dalam satu
ikatan (10 jenis atau 30 spesimen per ikatan), ikat dengan baik dengan tali raffia.
5. Masukkan dengan tersusun rapi ke dalam kantong plastik besar dan tuangkan secukupnya
alkohol sampai membasahi semua spesimen.
6. Lipat ujung plastik dan beri Lakban/selotip coklat untuk mencegah penguapan alcohol
(methanol) selama transportasi ke Laboratorium.
11
2. Susun dengan baik dan tiap 6 spesimen dibatasi dengan 1 potongan kardus (ukuran sama
dengan kertas koran dilipat empat). Dibagian luar masing-masing diberi potongan kardus
dan ikat dengan rapi.
3. masing-masing ikatan (berisikan 10 jenis tumbuhan) dimasukkan kedalam oven pengering
dan proses pengeringan harus dikontrol dengan baik, cegah jangan sampai spesimen
terbakar atau hangus (pengeringan dilakukan di Herbarium Universitas Andalas)
4. Setelah masing-masing spesimen benar-benar kering, lakukan konfirmasi dengan
identifikasi ulang masing-masing spesimen.
5. Lakukan mounting spesimen diatas kertas khusus untuk herbarium. (tidak semua spesimen
herbarium akan dimounting, dikonsultasikan lebih dahulu dengan dosen pembimbing)
6. Beri etiket/label herbarium dengan baik
Prosedur kerja :
1. Potong kecil-kecil 2-4 g daun segar ( 1/5 gram daun kering) atau kulit batang dari
masing-masing sample yang telah disiapkan dan disimpan dalam kantong plastik,
kemudian dihaluskan dalam lumpang dengan menambahkan sejumput pasir dan 10 ml
kloroform.
2. Setelah digiling halus kemudian tambahkan 10 ml kloroform-amoniak 0,05N,
diaduk/digerus lagi perlahan.
3. Saring larutan dengan corong kecil, didalamnya diletakkan kapas sebagai saringan, dan
masukkan hasil saringan kedalam sebuah tabung reaksi besar.
4. Tambahkan 10 tetes asam sulfat 2N dan balik-balikkan tabung perlahan (kocok
perlahan). Biarkan sejenak sehingga terbentuk pemisahan lapisan asam dan lapisan
kloroform.
5. Ambil dengan bantuan sebuah pipet bersih lapisan asam dan pindahkan kedalam sebuah
tabung reaksi kecil.
6. Kedalam tabung reaksi kecil tambahkan satu tetes pereaksi Mayer.
12
7. Reaksi positif ditandai dengan adanya kabut putih hingga gumpalan putih/endapan, +1
s/d +4.
+ terbentuk kabut putih
++ larutan berwarna putih seperti susu
+++ endapan putih
++++ supernatant
Catatan : Untuk melihat kepekatan endapan yang terbentuk dapat digunakan Kinin sulfat (+1=1:10
000, +2=1:2500, +3=1:500 dan +4=1:100). Senyawa lain seperti Brucin HCl juga dapat digunakan
sebagai standarisasi.
Hasil pengamatan :
Hasil pengamatan harus dicatat dan dibuatkan table dengan format seperti dibawah ini.
dst …
Catatan tambahan
Buat catatan tambahan apabila selama melakukan percobaan terdapat hal-hal yang membutuhkan penjelasan lebih
lanjut.
13
Skrining Flavonoid, Terpenoid/Steroid, Fenolik dan Saponin (Metoda Simes et all.)
Prosedur kerja :
1. 4 gram sampel segar dipotong halus dimasukkan ke dalam sebuah Erlenmeyer 100 ml,
kemudian dimaserasi dengan menggunakan 25 ml etanol dan dipanaskan (diatas penangas
air) selama 15 menit (Melakukan percobaan ini harus didalam Lemari asam).
2. Saring dalam keadaan panas kedalam Erlenmeyer 50 ml dan letakkan kembali diatas
penangas air sampai seluruh etanol menguap hingga kering.
3. Tambahkan pelarut kloroform dan air suling masing-masingnya sebanyak 5 ml (1:1),
kocok dengan baik dan kemudian biarkan sampai terbentuk pemisahan yang sempurna
antara kloroform dan air.
4. Masing-masing bagian pelarut yang memisah di pindahkan kedalam tabung reaksi kecil
yang bersih. Lapisan kloroform (disebut fraksi kloroform) dibagian bawah digunakan
untuk pemeriksaan senyawa terpenoid dan steroid, sedangkan lapisan air (disebut fraksi
air) untuk pemeriksaan kandungan saponin, fenolik dan flavonoid.
1. Ambil kira-kira sebagian kecil dari lapisan air (1 ml) dan dipindahkan dengan pipet
kedalam tabung reaksi kecil.
2. Masukkan 1-2 tetes asam klorida pekat dan 1-2 butir logam Mg (Penambahan asam klorida
dilakukan dalam Lemari asam)
3. Terbentuknya warna pink sampai merah menandakan adanya flavonoid (kecuali untuk
isoflavon)
4. Catat hasil pengamatan dalam buku kerja
1. Dari fraksi air diambil 1 s/d 3 tetes dan masukkan kedalam plat tetes yang bersih.
2. Tambahkan kemudian kedalamnya 2 tetes pereaksi FeCl 3.
3. Terbentuknya warna biru-biru gelap menandakan adanya kadungan golongan sanyawa
fenolik.
14
4. Catat hasil pengamatan yang anda lakukan
15
7. Catat hasil pengamatan yang dilakukan.
Catatan:
Setiap bekerja dengan menggunakan asam kuat harus dilakukan dalam lemari asam. Apabila
terjadi tumpahan asam diatas meja kerja, laporkan segera pada Dosen/ Asisten pengawas untuk
dilakukan tindakan pembersihan. Asam-asam kuat sangat korosif (dapat merusak jaringan kulit
dan pakaian). Ketika melakukan pemanasan atau mengeringkan ekstrak, jangan mengarahkan
mulut tabung reaksi pada teman sekerja, bumping dapat menyebabkan teman sekerja kena siraman
pelarut panas atau terbakar
Hasil Pengamatan :
Hasil pengamatan dicatat dalam tabel dengan format sebagai berikut :
dst …
16
OBJEK I
ISOLASI ALKALOID DARI BUAH LADA HITAM (MERICA)
(Piper nigrum L.)
I. Tujuan
1. Mengetahui dan mempraktekkan cara mengisolasi golongan senyawa alkaloid
2. Mengetahui cara mengidentifikasi senyawa alkaloid hasil isolasi
II. Pendahuluan
Alkaloid berasal dari kata alkali, yang menunjukkan bahwa alkaloid ini
bersifat basa. Senyawa alkaloid pada umunya terdapat banyak pada tumbuhan,
sebagian kecil juga terdapat pada hewan dan mikroorganisme. Alkaloid dapat
diklasifikasikan berdasarkan letak nitrogen pada struktur alkaloid, misalnya pirolidin,
piperidin, quinolin, isoquinolin, indol dan lain sebagainya.
Pada umumnya alkaloid di alam banyak dalam bentuk garam, untuk
mengisolasi alkaloid tersebut maka dilakukanlah pembasaan dan atau pengasaman
pada proses isolasi alkaloid tersebut. Senyawa alkaloid yang ada sekarang sebagai obat
banyak juga diisolasi dari tumbuhan.
Pada objek praktikum ini akan diisolasi alkaloid dari bagian buah tumbuhan
lada hitam, biasanya dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai bumbu masakan.
Senyawa alkaloid yang akan diisolasi adalah piperin. Piperin merupakan senyawa
alkaloid derivat asam amino Lysin, termasuk alkaloid piperidin.
Gambar 1. Piperin
17
III. Metoda
1. Alat dan Bahan
Alat: seperangkat alat sokletasi, seperangkat alat Rotary evaporator, pipet tetes,
chamber, penotol, vial, corong, spatel.
Bahan: Buah lada hitam (Piper nigrum) (10 g), metanol, kalium hidroksida, etil
asetat, kapas/kertas saring, plat KLT, larutan penampak noda alkaloid
(Dragendorf).
2. Cara Kerja
a. Buah lada hitam kering dihaluskan (10 g)
b. Soklet dengan methanol
c. Uapkan maserat dengan alat rotary evaporator hingga kental
d. Ekstrak kental ditambahkan 10 mL larutan kalium hidroksida 10%, saring dan
diamkan 24 jam
e. Ambil kristal yang terbentuk, kemudian lakukan rekristalisasi dengan pelarut
etil asetat dan n-heksan
f. KLT senyawa hasil isolasi dengan fase diam silika gel 60 F 254, fase gerak n-
heksan:etil asetat (2:3). Lihat noda dibawah sinar UV λ 254 dan gunakan
penampak noda Dragendorf.
18
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
19
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
20
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
21
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
22
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
23
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
24
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
25
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
26
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
27
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
28
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
29
OBJEK II
ISOLASI FLAVONOID DARI KULIT JERUK
(Citrus sinensis)
I. Tujuan
1.Mengetahui dan mempraktekkan cara mengisolasi flavonoid
2.Mengetahui cara mengidentifikasi senyawa flavonoid
30
Objek praktikum isolasi flavonoid bertujuan mengisolasi senyawa nobiletin
dari kulit jeruk
Gambar 2. Nobiletin
III. Metoda
1.Alat dan Bahan
Alat:, Erlenmeyer/Beker glass, seperangkat alat rotary evaporator, corong, kertas
saring
Bahan: kulit jeruk manis (200 g), n-heksana, etil asetat penampak noda untuk
flavonoid (sitro borak), kertas saring.
2.Cara Kerja
a. Kulit jeruk yang telah kering kemudian dihaluskan (200g)
b. Direfluks selama 2 jam dengan 500 mL n-heksana
c. Saring untuk memisahkan filtrat dengan ampas selagi panas
d. Uapkan pelarut filtrat dengan rotary evaporator
e. Lakukan rekristalisasi
f. Ambil endapan yang terbentuk
g. Cek KLT senyawa hasil isolasi dengan fase diam kertas saring, fase gerak n-
heksana: etil asetat (4:1). Lihat fase diam di bawah sinar UV λ365 sebelum dan
sesudah di elusi, gunakan sitro borat sebagai penampak noda flavonoid.
31
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
32
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
33
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
34
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
35
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
36
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
37
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
38
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
39
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
40
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
41
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
42
OBJEK III
ISOLASI TRITERPENOID DARI PEGAGAN
(Centella asiatica L.)
I. Tujuan
1. Mengetahui dan mempraktekkan cara mengisolasi triterpenoid
2. Mengetahui cara mengidentifikasi triterpenoid
43
Gambar 5. Asam Asiatat
III. Metoda
1. Alat dan Bahan
Alat: Wadah untuk maserasi, kolom kromatografi, corong, botol 100 mL, vial,
pipet tetes, seperangkat alat rotary evaporator, chamber, penotol
Bahan: Daun pegagan kering (100 g), metanol, etil asetat, plat KLT, kapas, norit,
penampak noda untuk triterpenoid
2. Cara Kerja
a. Grinder sebanyak 100 g daun pegagan kering
b. Maserasi dengan 500 mL metanol selama 1x3 hari, saring
c. Uapkan maserat hingga volume 200 mL
d. Masukkan 100 g norit ke dalam kolom kemudian lewatkan maserat ke dalam
kolom, tampung
e. Uapkan eluat dengan rotary evaporator hingga kering
f. KLT senyawa hasil isolasi menggunakan fase diam silika gel 60 F 254, fase
gerak etil asetat : metanol : aquadest (4:1:0,5). Semprotkan reagen vanillin
asam sulfat pada plat KLT yang sudah dielusi kemudian panaskan untuk
melihat noda pada fase diam.
44
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
45
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
46
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
47
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
48
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
49
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
50
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
51
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
52
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
53
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
54
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
55
OBJEK IV
ISOLASI SENYAWA FENOLIK DARI KAYU ANGIN
(Usnea sp.)
I. Tujuan
1. Mengetahui dan mempraktekkan cara mengisolasi senyawa golongan fenolik
2. Mengetahui cara mengidentifikasi senyawa golongan fenolik
III. Metoda
Alat-alat: Bahan:
Rotari evaporator
Prosedur Kerja :
1. Bungkus sample kayu angin dengan kertas saring sedemikian rupa sehingga dapat masuk
kedalam alat soklet.
2. Pasang kondensor dan mantel pemanas.
3. Masukkan pelarut n-heksana.
4. Lakukan proses sokletasi sehingga penyarian sempurna.
5. Pekatkan larutan asam usnat dengan rotary evaporator.
6. Tambahkan sedikit etil asetat sehingga kristal asam usnat larut baik dalam etil asetat panas.
7. Biarkan larutan dalam frizer dan saring kristal yang terbentuk dengan kertas saring. Bilas
kristal dengan methanol dingin.
8. Tentukan titik leleh kristal yang terbentuk.
57
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
58
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
59
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
60
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
61
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
62
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
63
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
64
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
65
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
66
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
67
Lembar kerja praktikum KBA II 2018
Hari/tanggal
Objek
Catatan:
68
DAFTAR PUSTAKA
69