Anda di halaman 1dari 69

DIKTAT PRAKTIKUM

KIMIA BAHAN ALAM FARMASI

DISUSUN OLEH :
Nova Syafni, M. Farm, Apt

Diperiksa dan disetujui oleh:


Prof. Dr. Amri Bakhtiar, MS, DESS, Apt
Prof. Dr. Dayar Arbain, Apt
Prof. Dr. Deddi Prima Putra, Apt
Prof. Dr. Dian Handayani, Apt
Dr. Yohanes Alen, MS

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Kimia Bahan Alam II merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa Program
Studi S1 Farmasi di semester IV, pada kurikulum baru mata kuliah ini disebut dengan Kimia Bahan
Alam Farmasi. Pada mata kuliah ini terdapat 1 sks untuk pelaksanaan pembelajaran dengan
praktikum, diktat praktikum Kimia Bahan Alam Farmasi diperuntukkan sebagai buku
panduan/penuntun bagi mahasiswa Program Studi S1 Farmasi Universitas Andalas dalam
melakukan kegiatan praktikum di lapangan dan di laboratorium.
Praktikum ini terdiri ata dua bagian kegiatan; a. Kegiatan Praktikum berupa Survey
Etnobotani dan Fitokimia dilaksanakan di Lapangan dan b. Kegiatan Praktikum di Laboratorium
yang terdiri atas 4 objek praktikum. Praktikum di lapangan dilaksanakan di tempat yang disetujui
oleh dosen penanggung jawab mata kuliah Kimia Bahan Alam II. Diktat ini menguraikan kegiatan
praktikum yang dilakukan di lapangan dan kegiatan praktikum di laboratorium tediri atas; 1)
isolasi alkaloid dari buah lada hitam/merica (Piper nigrum L.), 2) isolasi flavonoid dari daun
singkong (Manihot esculenta Crantz.), 3) isolasi triterpenoid dari daun pegagan (Centella asiatica
L.) dan 4) isolasi fenolik dari kayu angin (Usnea sp.).
Semoga diktat praktikum ini bermanfaat bagi mahasiswa program studi S1 Farmasi
Universitas Andalas. Segala kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan diktat ini.

Padang, September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................2

Daftar Isi……………………………………………………………………………………3

Petunjuk Umum …………………………………………………………………………...4

Objek I. Survey Etnobotani dan Fitokimia………………………………………………6

Objek II. Isolasi Alkaloid dari Buah Lada Hitam (Piper nigrum L.)……………………17

Objek III. Isolasi Flavonoid dari Kulit Jeruk (Citrus sinensis)………………..………....19

Objek IV. Isolasi Triterpenoid dari Daun Pegagan (Centella asiatica L.).…….………..21

Objek V. Isolasi Fenolik dari Kayu Angin (Usnea sp.)……………………….……….. 23

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………….25

3
PETUNJUK UMUM

Bekerja dengan bahan kimia dapat mendatangkan berbagai macam bahaya, sekiranya tidak
dipahami terlebih dahulu pengetahuan yang berhubungan dengan apa-apa yang akan dikerjakan.
Ketahuilah bahwa selama di Lapangan atau di Laboratorium banyak bahaya yang akan anda hadapi
apabila tidak memenuhi segala aturan yang dianjurkan selama kegiatan. Banyak senyawa
kimia/pelarut bersifat mudah terbakar, beracun, karsinogen (zat yang dapat menyebabkan kanker),
mudah meledak, korosif dari zat yang bersifat asam atau basa kuat. Untuk itu sangat penting bagi
setiap praktikan bahwa sebelum percobaan dilakukan perlu dipahami benar-benar sifat-sifat
zat/reagensia yang dipakai serta metoda yang digunakan. Bacalah buku penuntun praktikum yang
diberikan dengan baik dan seksama untuk menghindari resiko yang tidak diharapkan.

Selain penguasaan dasar dari teori, bahan serta peralatan yang digunakan perlu
diperhatikan beberapa hal berikut ini :

1. Gunakan selalu Jas Laboratorium dari katun setiap berada di Laboratorium. Jas tersebut
akan melindungi tubuh anda dari semua bahan-bahan yang mungkin berbahaya atau
korosif seperti asam-asam kuat, basa kuat serta zat-zat yang dapat merusak kulit atau
pakaian anda sehari-hari.

2. Gunakan pelindung mata (kacamata) bagi yang bekerja dengan asam atau basa kuat
serta bahan kimia yang mudah menguap dan merusak selaput lendir mata. Bila mata
anda terkena percikan bahan kimia, lakukan pencucian dengan air kran sebanyak
mungkin, jangan menggosok bagian yang terkena cipratan. Segera ke dokter dan rumah
sakit terdekat bila mata masih sakit.

3. Gunakan lemari asam bila anda bekerja dengan asam-asam pekat atau zat berbahaya
yang mudah menguap, mudah meledak serta beracun.

4. Bila diperlukan, gunakanlah masker. Perlu diketahuilah bahwa filter dari masker hanya
dapat melindungi pernafasan anda dari debu, namun tidak dapat menyaring semua jenis
gas, apakah itu gas CO, asam dan sebagainya.

4
5. Gunakan setiap bahan kimia yang masih memiliki etiket yang jelas. Jangan
menggunakan bahan kimia yang tidak jelas identitasnya karena dapat mengundang
bahaya (dapat menimbulkan gas beracun, meledak atau terbakar).

6. Jangan memegang zat beracun walaupun botolnya dengan tangan telanjang, pakailah
sarung tangan.

7. Jangan membuang pelarut yang tidak bercampur dengan air (etil asetat, kloroform, dll)
kedalam bak pembuangan, masukkan semua jenis pelarut sisa kedalam wadah yang
telah disediakan. Nantinya pelarut tersebut dapat dimusnahkan (dibakar pada tempat
khusus) sehingga tidak mencemari lingkungan.

8. Dilarang merokok di laboratorium karena banyak sekali bahan kimia yang bersifat
racun dan mudah terbakar. Jika terjadi kebakaran, jangan panik dan hadapilah dengan
tenang, ketahui letak racun api dan letak kran air serta pasir. Jika keadaan sudah tidak
terkendali lagi, selamatkan diri anda dan hindari menghirup asap sebanyak mungkin,
jangan mencoba memadamkan api sendiri dan utamakan memanggil pemadam
kebakaran.

9. Selama berada di laboratorium tidak dibenarkan makan-makan dan minum


sembarangan. Bila ingin makan lakukanlah diruangan tempat makan dan cucilah
tangan anda dengan sabun sebelumnya.

10. Ketahuilah bahwa banyak bahan kimia organik bereaksi lambat terhadap tubuh yang
menyebabkan kita tidak merasakan perubahan apa-apa bila dikenainya, berbeda dengan
zat anorganik yang cepat bereaksi dan mudah diketahui bila terjadi kecelakaan kerja
dilaboratorium. Oleh karena itu janganlah bekerja serampangan.

11. Tanyakan pada asisten atau pengawas yang bertugas apabila ada sesuatu hal yang
belum dimengerti terutama pada pemasangan alat atau mencampurkan/ bahan-bahan
kimia tertentu.

12. Setiap perserta praktikum diharuskan memiliki buku catatan laboratorium yang
sewaktu-waktu dapat diperiksa pengawas asisten/pembimbing.

Praktikan yang tidak mengikuti ketentuan yang berlaku akan memperoleh nilai praktikum pada
saat itu = NOL.

5
OBJEK I

SURVEY ETNOBOTANI DAN FITOKIMIA

Tujuan:
1. Agar praktikan memahami dan dapat melakukan sendiri bagaimana melakukan koleksi
tumbuhan dalam kegiatan Survey Etnobotani, mempersiapkan spesimen identifikasi
koleksi tumbuhan dan melakukan screening kandungan kimia tumbuhan yang dikoleksi di
lapangan (setara dengan bobot 6 x kegiatan praktikum di Laboratorium).
2. Agar mahasiswa memahami dan dapat melakukan sendiri bagaimana mendeteksi serta
melakukan screening kandungan senyawa alkaloida yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan.
3. Agar mahasiswa memahami dan dapat melakukan sendiri bagaimana mendeteksi serta
melakukan skinning kandungan senyawa flavonoida, terpenoida/ Steroida, Fenol dan
Saponin yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan.

Etnobotani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana suatu etnik (bangsa) pada daerah
tertentu memanfaatkan tumbuhan yang ada disekitarnya (indigenous plants). Etnobotanis akan
meneliti bagaimana penggunaan tumbuhan tertentu, apakah sebagai bahan makanan, bahan
bangunan, obat-obatan, pakaian, peralatan berburu ataupun sebagai bagian dari upacara-upacara
adat dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat tertentu. Etnobotani merujuk pada dasar-dasar
ilmu botani dan sebaliknya ilmu botani terkait pada bagian bagaimana menemukan tumbuhan yang
dibutuhkan untuk keperluan tertentu, misalnya untuk mengobati penyakit. Jadi dengan demikian,
dunia pengobatan dan botani selalu terkait erat satu sama lainnya. Banyak obat-obatan saat ini
bersumber dari tumbuhan. Farmakognosi misalnya, merupakan salah satu cabang ilmu yang
mempelajari obat-obatan dan bahan racun dari tumbuh-tumbuhan.
Langkah –langkah untuk melaksanakan survey etnobotani :
1. Persiapan survey ke lapangan
2. Koleksi tumbuhan di lapangan
3. Menyiapkan spesimen tumbuhan

Pada hari pertama, keberangkatan dari kampus ke lokasi kuliah lapangan (KL). Kemudian
dibangun tenda di lokasi KL tersebut dan pada sore atau malam harinya dilakukan pengarahan

6
untuk kegiatan hari kedua (esok harinya) serta berdialog antara mahasiswa, asisten dan dosen yang
hadir. Saat dialog ini tema bisa bebas artinya di luar matakuliah yang diajarkan.
Pada hari kedua, pagi harinya setelah sarapan maka masing-masing kelompok
mempersiapkan bahan yang akan mereka bawa ke lapangan dan ransum masing-masing
mahasiswa. Setelah itu semua mahasiswa dikumpulkan bersama dengan dosen, asisten dan
pawang/penunjuk jalan. Kelompok dibagi atas beberapa rute dan ditunjuk dosen penanggung
jawab masing-masing rute. Kegiatan ke lapangan ini berlangsung dari jam 08.00 – 15.00. Setelah
pulang dari lapangan maka masing-masing kelompok mulai mengorankan sampel mereka dan
mengidentifikasi tumbuhan yang mereka koleksi dengan asisten dari biologi (herbarium) di
lapangan sampai selesai. Malam harinya jika ada waktu dilanjutkan dengan pengarahan dan uji
fitokimia.
Pada hari ketiga, setelah selesai sarapan masing-masing kelompok melanjutkan uji
fitokimia dan didampingi oleh asisten kimia bahan alam II. Kegiatan ini dilakukan sampai jam
10.00 WIB. Setelah selesai melakukan uji fitokimia maka semua peserta KL bersiap-siap untuk
kembali lagi ke Padang/Kampus. Pada siang harinya kegiatan ini selesai dan semuanya berangkat
ke Padang.

Bahan dan Peralatan :


Bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan selama dilapangan dapat
dikelompokkan atas beberapa bagian:

• Bahan dan keperluan pribadi.


Barang-barang kebutuhan pribadi diperlukan apabila kegiatan survey dilakukan cukup jauh
dari laboratorium atau kegiatan dilakukan dengan keadaan harus bermalam dilokasi :

1. Keperluan pribadi umumnya berupa pakaian sehari-hari yang ringkas, dapat menutupi
dengan baik anggota tubuh. Wanita tidak disarankan pakai rok karena dapat
menyulitkan untuk bergerak didaerah pegunungan.
2. Pakaian untuk musim hujan (jas hujan)
3. Sepatu lapangan (sepatu boot, terutama untuk lokasi dataran rendah)
4. Topi untuk melindungi kepala
5. Kebutuhan untuk keperluan mandi (sabun, pasta gigi, dll)

7
6. Makanan dan minuman disediapan sesuai kebutuhan termasuk alat-alat untuk memasak
7. Tenda untuk bermalam dilapangan dan alas tempat tidur (sleeping bed) apabila
direncanakan selama dilapangan tidak tinggal dirumah penduduk.
8. Apabila tidak tersedia penerangan dari rumah penduduk, diperlukan dipertimbangkan
untuk membawa generator listrik.
9. Obat-obatan, tertutama obat-obat untuk mengatasi: sakit kepala , diare, alergi, obat
luka. Obat untuk hal-hal yang spesifik bagi pederita penyaklit tertentu disediakan
sendiri oleh pribadi peserta seperti obat antihipertensi, asma, jantung, dll.
10. Obat untuk mengatasi nyamuk dan binatang kecil lain (Autan, Baigon, dll), minyak
sereh uk anti pacet.
11. Lampu senter sebagai alat penerangan dikala darurat.

• Bahan dan alat Kit Lapangan yang terdiri atas.


1. Kotak tempat alat-alat (20 x 30 cm) dari kayu atau plastik
2. Lumpang dan Stamper ( diameter 9 cm) 1 bh
3. Plat tetes 1 bh
4. Pipet tetes 5 bh
5. Corong kecil (diameter 5 atau 7 cm) 1 bh
6. Tabung reaksi besar 4 bh dan kecil 6 bh (10 x 150 mm dan 5 x 60 mm)
7. Tabung berisi air suling 250 ml
8. Kapas putih 15 atau 25 gr
9. Pasir bersih 25 gr
10.Asam sulfat pekat 25 ml
11.Asam sulfat 2N 50 ml
12.Anhidrida asetat 25 ml
13.Asam klorida pekat 25 ml
14.Logam Mg (berupa serbuk atau lempengan) 0.5 gr
15.Gunting kecil 1 bh
16.Kloroform 0.5 lt
17.Kloroform-amoniak 0,05 N (3,9 ml ammoniak 25% untuk 1 lt kloroform, kemudian
dikeringkan dengan natrium sulfat eksikatus).

8
18.Pereaksi Mayer 25 ml (1,358 g HgCl2/ 60 ml air suling dan 5 g KI/ 10 ml air suling,
kedua larutan dicampurkan dan dicukupkan dengan air suling hingga 100 ml)
19.Larutan FeCl3 1% 25 ml

Kit lapangan ini disediakan masing-masing untuk tiap 2 kelompok perserta praktikum lapangan
yang terdiri atas (5-9 orang).

• Bahan dan alat untuk koleksi tumbuhan serta pengawetan spesimen yang harus disiapkan
masing-masing untuk tiap kelompok.
1. Gunting kebun atau pisau kecil minimal 3 bh
2. Karung goni plastik yang besar 4 bh
3. Plastik seukuran karung goni plastik 2 bh
4. Plastik ukuran 2 kg 1/4 kg dan 1 kg 1/4 kg
5. Karet pengikat kecil 1/2 ons
6. Lakban/Selotip besar 1 bh (warna coklat)
7. Label dari karton putih 100 bh (3 x 5 cm)
8. Benang pengikat untuk label 1 bh (benang cap jagung)
9. Pensil dan bloknote masing-masing 1 bh
10. Spidol hitam tahan air 1 bh
11. Kertas koran bekas 2 kg
12. Parang/ Golok 1 atau 2 bh
13. Tali raffia kecil 1 bh
14. Alkohol 2 lt (Metanol atau Etanol untuk mengawetkan spesimen tumbuhan)

Pelaksanaan Koleksi Tumbuhan


Sebelum masing-masing kelompok turun kelapangan, setiap peserta telah siap secara fisik
dan mental. Diharapkan peserta kuliah lapangan, jauh hari sebelumnya telah melakukan persiapan
fisik melalui latihan-latihan yang bersifat aerobik (lari pagi atau jogging). Seringkali lokasi kuliah
lapangan mengharuskan kelompok untuk mejelajah jauh keatas perbukitan yang menghendaki
kondisi tubuh yang sangat baik. Perserta yang tidak mempersiapkan diri dengan baik sering kali

9
tidak mampu melakukannya dan apabila terdapat anggota kelompok yang tidak siap secara fisik,
akan diberikan tugas untuk menjaga perbekalan di tenda posko.

Sebelum berangkat tiap kelompok akan berkumpul untuk mendapatkan pengarahan dari
Dosen pembimbing lapangan tentang hal-hal ayang mesti dilakukan dan hal-hal yang ditak boleh
sama sekali dilakukan. Biasanya selama dilapangan, pawang /dukun setempat dimintakan bantuan
untuk mendampingi selama kegiatan survey.

Setiap peserta biasanya dibagi atas 8 kelompok kecil (6 s/d 9 orang, tergantung jumlah
peserta perangkatan) dan dua kelompok besar yang terdiri atas 4 kelompok kecil akan dibagi
berdasarkan ekotipe tumbuhan yang akan dikoleksi:

- Group 1 yang menuju perbukitan dan


- Group 2 yang memilih daerah lembah/ dataran rendah
Tiap 2 kelompok kecil akan dibimbing oleh 1 dosen dan 1 asisten.

Prosedur koleksi tumbuhan :

1. Pilih tumbuhan yang memiliki organ generatif, memiliki buah atau bunga, masing-masing
cukup untuk 3 spesimen koleksi herbarium, dan 1 bagian yang akan dimasukkan kedalam
kantong plastik kecil.
2. Pengambilan contoh tumbuhan sedemikian rupa dengan mencegah kemungkinan
tumbuhan menjadi mati. Tumbuhan yang berupa herba tidak boleh dicabut keculai telah
dikonsultasikan dengan pembimbing lapangan.
3. Contoh spesimen diberi label dan diikat dengan karet dan kemudian dimasukkan kedalam
karung plastik secara hati-hati, Jangan sampai ada yang rontok atau patah yang dapat
menghasilkan spesimen tidak dapat diidentifikasi dengan baik.
4. Buah atau bungan yang dikhawatirkan dapat copot/ rontok, dapat dilindungi dengan
memasukannya kedalam plastik kecil, kemudian diikat dengan karet.
5. Setiap pengambilan contoh spesimen, tanyakan pada dukun/pawang penunjuk jalan nama
local serta kegunaan tradisional tumbuhan dimaksud bagi mereka.
6. Beri identifikasi awal masing-masing koleksi: termasuk famili atau genus yang mana,
karena hal ini akan memudahkan identifikasi selanjutnya (bila perlu tanyakan pada

10
pembimbing atau asisten). Catat dengan baik ciri-ciri tumbuhan yang dikoleksi, apakah
berupa herba, menjalar, pohon, warna bunga, buah, dan lain sebagainya.
7. Kerja sama yang baik antara anggota kelompok sangat menentukan keberhasilan koleksi,
masing-masing anggota kelompok mendapat pembagian tugas seperti: pengambilan
spesimen, mengikat dan memberi label spesimen, membuat cacatan dinotebook dan yang
akan membawa koleksi yang terkumpul selama di perjalanan. Spesimen dibawa dengan
hati-hati agar tidak rusak sampai ke posko peristirahatan.
8. Sewaktu ditemukan contoh spesimen yang dianggap menarik (konsultasi dengan
pembimbing/ asisten), pengujian kandungan kimia dapat dilakukan misalnya untuk
menguji adanya kandungan alkaloida.

Kegiatan di posko peristirahatan


Contoh koleksi tumbuhan yang dibawa ke tenda posko harus segera diselamatkan dengan
memasukkan masing-masing tiap jenis kedalam kertas koran untuk dijadikan spesimen
herbarium.

1. Siapkan dengan baik masing-masing 3 spesimen untuk tiap koleksi, beri label dan
masukkan kedalam lipatan kertas koran.
2. Siapkan 1 kantong yang berisikan kira-kira 50 gr bagian dari spesimen untuk dibawa ke
laboratorium.
3. Lengkapi nama tiap spesimen yang belum lengkap
4. Kumpulkan tiap spesimen, ditumpuk sedemikian rupa sehingga dapat diikat dalam satu
ikatan (10 jenis atau 30 spesimen per ikatan), ikat dengan baik dengan tali raffia.
5. Masukkan dengan tersusun rapi ke dalam kantong plastik besar dan tuangkan secukupnya
alkohol sampai membasahi semua spesimen.
6. Lipat ujung plastik dan beri Lakban/selotip coklat untuk mencegah penguapan alcohol
(methanol) selama transportasi ke Laboratorium.

Pengolahan Spesimen di Laboratorium


1. Spesimen herbarium yang sudah diberi alcohol, dilaboratorium dibuka dengan baik (tanpa
melepaskannya dari kertas koran) dan dikering anginkan agar seluruh alcohol menguap.

11
2. Susun dengan baik dan tiap 6 spesimen dibatasi dengan 1 potongan kardus (ukuran sama
dengan kertas koran dilipat empat). Dibagian luar masing-masing diberi potongan kardus
dan ikat dengan rapi.
3. masing-masing ikatan (berisikan 10 jenis tumbuhan) dimasukkan kedalam oven pengering
dan proses pengeringan harus dikontrol dengan baik, cegah jangan sampai spesimen
terbakar atau hangus (pengeringan dilakukan di Herbarium Universitas Andalas)
4. Setelah masing-masing spesimen benar-benar kering, lakukan konfirmasi dengan
identifikasi ulang masing-masing spesimen.
5. Lakukan mounting spesimen diatas kertas khusus untuk herbarium. (tidak semua spesimen
herbarium akan dimounting, dikonsultasikan lebih dahulu dengan dosen pembimbing)
6. Beri etiket/label herbarium dengan baik

Pengujian Kandungan Kimia Golongan Alkaloida


Metoda Culvenor and Fitzgerald

Prosedur kerja :

1. Potong kecil-kecil 2-4 g daun segar ( 1/5 gram daun kering) atau kulit batang dari
masing-masing sample yang telah disiapkan dan disimpan dalam kantong plastik,
kemudian dihaluskan dalam lumpang dengan menambahkan sejumput pasir dan 10 ml
kloroform.
2. Setelah digiling halus kemudian tambahkan 10 ml kloroform-amoniak 0,05N,
diaduk/digerus lagi perlahan.
3. Saring larutan dengan corong kecil, didalamnya diletakkan kapas sebagai saringan, dan
masukkan hasil saringan kedalam sebuah tabung reaksi besar.
4. Tambahkan 10 tetes asam sulfat 2N dan balik-balikkan tabung perlahan (kocok
perlahan). Biarkan sejenak sehingga terbentuk pemisahan lapisan asam dan lapisan
kloroform.
5. Ambil dengan bantuan sebuah pipet bersih lapisan asam dan pindahkan kedalam sebuah
tabung reaksi kecil.
6. Kedalam tabung reaksi kecil tambahkan satu tetes pereaksi Mayer.

12
7. Reaksi positif ditandai dengan adanya kabut putih hingga gumpalan putih/endapan, +1
s/d +4.
+ terbentuk kabut putih
++ larutan berwarna putih seperti susu
+++ endapan putih
++++ supernatant

Catatan : Untuk melihat kepekatan endapan yang terbentuk dapat digunakan Kinin sulfat (+1=1:10
000, +2=1:2500, +3=1:500 dan +4=1:100). Senyawa lain seperti Brucin HCl juga dapat digunakan
sebagai standarisasi.

Hasil pengamatan :
Hasil pengamatan harus dicatat dan dibuatkan table dengan format seperti dibawah ini.

No. Kol. Famili Jenis/ Spesies Hasil Pengamatan Keterangan


(+1 s/d +4)
1

dst …

Catatan tambahan
Buat catatan tambahan apabila selama melakukan percobaan terdapat hal-hal yang membutuhkan penjelasan lebih
lanjut.

13
Skrining Flavonoid, Terpenoid/Steroid, Fenolik dan Saponin (Metoda Simes et all.)

Prosedur kerja :
1. 4 gram sampel segar dipotong halus dimasukkan ke dalam sebuah Erlenmeyer 100 ml,
kemudian dimaserasi dengan menggunakan 25 ml etanol dan dipanaskan (diatas penangas
air) selama 15 menit (Melakukan percobaan ini harus didalam Lemari asam).
2. Saring dalam keadaan panas kedalam Erlenmeyer 50 ml dan letakkan kembali diatas
penangas air sampai seluruh etanol menguap hingga kering.
3. Tambahkan pelarut kloroform dan air suling masing-masingnya sebanyak 5 ml (1:1),
kocok dengan baik dan kemudian biarkan sampai terbentuk pemisahan yang sempurna
antara kloroform dan air.
4. Masing-masing bagian pelarut yang memisah di pindahkan kedalam tabung reaksi kecil
yang bersih. Lapisan kloroform (disebut fraksi kloroform) dibagian bawah digunakan
untuk pemeriksaan senyawa terpenoid dan steroid, sedangkan lapisan air (disebut fraksi
air) untuk pemeriksaan kandungan saponin, fenolik dan flavonoid.

Pemeriksaan Senyawa Flavonoid (Sianidin test).

1. Ambil kira-kira sebagian kecil dari lapisan air (1 ml) dan dipindahkan dengan pipet
kedalam tabung reaksi kecil.
2. Masukkan 1-2 tetes asam klorida pekat dan 1-2 butir logam Mg (Penambahan asam klorida
dilakukan dalam Lemari asam)
3. Terbentuknya warna pink sampai merah menandakan adanya flavonoid (kecuali untuk
isoflavon)
4. Catat hasil pengamatan dalam buku kerja

Pemeriksaan Senyawa Fenolik

1. Dari fraksi air diambil 1 s/d 3 tetes dan masukkan kedalam plat tetes yang bersih.
2. Tambahkan kemudian kedalamnya 2 tetes pereaksi FeCl 3.
3. Terbentuknya warna biru-biru gelap menandakan adanya kadungan golongan sanyawa
fenolik.

14
4. Catat hasil pengamatan yang anda lakukan

Pemeriksaan Senyawa Saponin


1. Dari fraksi air, ambil dengan pipet bersih 2 ml lapisan air dan masukkan kedalam
tabung reaksi kecil.
2. Tutup mulut tabung reaksi dengan penyumbat karet dan kocok dengan kuat sehingga
terbentuk busa.
3. Terbentuknya busa yang tidak segera hilang apabila didiamkan (± 15 menit)
menunjukkan adanya senyawa saponin.
4. Catat hasil pengamatan ayang dilakukan

Periksaan Senyawa Steroid dan Terpenoid (Lieberman-Bouchard)


1. Siapkan sebuah pipet Pasteur bersih, dengan memasukkan sedikit kapas dujung bagian
dalamnya, dan masukkan arang aktif (norit) sampai memenuhi 1/3 dari panjang pipet.
2. Ambil 1/2 pipet lapisan kloroform dan masukkan hati-hati kedalam pipet yang sudah
dipersiapkan sebelumnya (berisikan norit).
3. Biarkan kloroform menetes dengan perlahan melalui ujung pipet, apabila ditak mau
menetes, gunakan karet pipet untuk memberikan tekanan sehingga kloroform dapat
menetes keluar.
4. Filtrat kloroform yang menetes harus jernih menandakan norit sudah cukup aktif untuk
mengikat klorofil dan filtrat yang keluar dimasukkan kedalam tiga lobang pada plat
tetes, biarkan sampai kering.
5. Apabila kloroform sudah menguap sempurna dan kering, tambahkan masing-masing
kedalam lobang plat tetes :
a. satu lobang ditambahkan asam sulfat pekat
b. satu lobang hanya ditambahkan anhidrida asetat
c. satu lobang tanbahkan anhidrida asetat dan kemudian asam sulfat pekat (jangan
terbalik)
6. Terbentuknya warna hijau-biru menandakan adanya steroid, sedangkan bila terbentuk
warna merah menunjukkan adanya kandungan terpenoid. Warna ungu menandakan
positif terpenoid dan steroid.

15
7. Catat hasil pengamatan yang dilakukan.

Catatan:

Setiap bekerja dengan menggunakan asam kuat harus dilakukan dalam lemari asam. Apabila
terjadi tumpahan asam diatas meja kerja, laporkan segera pada Dosen/ Asisten pengawas untuk
dilakukan tindakan pembersihan. Asam-asam kuat sangat korosif (dapat merusak jaringan kulit
dan pakaian). Ketika melakukan pemanasan atau mengeringkan ekstrak, jangan mengarahkan
mulut tabung reaksi pada teman sekerja, bumping dapat menyebabkan teman sekerja kena siraman
pelarut panas atau terbakar

Hasil Pengamatan :
Hasil pengamatan dicatat dalam tabel dengan format sebagai berikut :

No. Famili Jenis/ Spesies Hasil Pengamatan Keterangan


Kol. Flavonoid Fenolik Terpenoid Steroid Saponin

dst …

16
OBJEK I
ISOLASI ALKALOID DARI BUAH LADA HITAM (MERICA)
(Piper nigrum L.)

I. Tujuan
1. Mengetahui dan mempraktekkan cara mengisolasi golongan senyawa alkaloid
2. Mengetahui cara mengidentifikasi senyawa alkaloid hasil isolasi

II. Pendahuluan
Alkaloid berasal dari kata alkali, yang menunjukkan bahwa alkaloid ini
bersifat basa. Senyawa alkaloid pada umunya terdapat banyak pada tumbuhan,
sebagian kecil juga terdapat pada hewan dan mikroorganisme. Alkaloid dapat
diklasifikasikan berdasarkan letak nitrogen pada struktur alkaloid, misalnya pirolidin,
piperidin, quinolin, isoquinolin, indol dan lain sebagainya.
Pada umumnya alkaloid di alam banyak dalam bentuk garam, untuk
mengisolasi alkaloid tersebut maka dilakukanlah pembasaan dan atau pengasaman
pada proses isolasi alkaloid tersebut. Senyawa alkaloid yang ada sekarang sebagai obat
banyak juga diisolasi dari tumbuhan.
Pada objek praktikum ini akan diisolasi alkaloid dari bagian buah tumbuhan
lada hitam, biasanya dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai bumbu masakan.
Senyawa alkaloid yang akan diisolasi adalah piperin. Piperin merupakan senyawa
alkaloid derivat asam amino Lysin, termasuk alkaloid piperidin.

Gambar 1. Piperin

17
III. Metoda
1. Alat dan Bahan
Alat: seperangkat alat sokletasi, seperangkat alat Rotary evaporator, pipet tetes,
chamber, penotol, vial, corong, spatel.
Bahan: Buah lada hitam (Piper nigrum) (10 g), metanol, kalium hidroksida, etil
asetat, kapas/kertas saring, plat KLT, larutan penampak noda alkaloid
(Dragendorf).

2. Cara Kerja
a. Buah lada hitam kering dihaluskan (10 g)
b. Soklet dengan methanol
c. Uapkan maserat dengan alat rotary evaporator hingga kental
d. Ekstrak kental ditambahkan 10 mL larutan kalium hidroksida 10%, saring dan
diamkan 24 jam
e. Ambil kristal yang terbentuk, kemudian lakukan rekristalisasi dengan pelarut
etil asetat dan n-heksan
f. KLT senyawa hasil isolasi dengan fase diam silika gel 60 F 254, fase gerak n-
heksan:etil asetat (2:3). Lihat noda dibawah sinar UV λ 254 dan gunakan
penampak noda Dragendorf.

18
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung jawab Asisten

19
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung jawab Asisten

20
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung jawab Asisten

21
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung jawab Asisten

22
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

23
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

24
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

25
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

26
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

27
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

28
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

29
OBJEK II
ISOLASI FLAVONOID DARI KULIT JERUK
(Citrus sinensis)

I. Tujuan
1.Mengetahui dan mempraktekkan cara mengisolasi flavonoid
2.Mengetahui cara mengidentifikasi senyawa flavonoid

II. Latar Belakang


Flavonoid sebagai senyawa polifenol yang dibiosintesis melalui jalur
sikimat dan jalur asetat malonat, tersebar luas pada tumbuh-tumbuhan dan diperkirakan
2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan diubah menjadi flavonoid
atau senyawa yang berkaitan erat dengannya. Atom karbon flavonoid tersusun dalam
konfigurasi C6-C3-C6 yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan tiga
karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga. Susunan dari senyawa
tersebut dapat menghasilkan tiga jenis struktur yaitu 1,3-diarilpropan (flavonoid), 1,2-
diarilpropan (isoflavonoid) dan 1,1-diarilpropan (neoflavonoid).
Flavonoid yang terdapat pada tumbuhan dapat berupa glikosida atau
aglikon. Pada umumnya flavonoid glikosida terdapat sebagai flavonoid O-glikosida,
gula yang paling umum terlibat pada flavonoid glikosida ini adalah glukosa, selain itu
juga terdapat galaktosa, ramnosa, xilosa dan arabinose serta gula lainnya. Selain itu
flavonoid juga ada terikat langsung pada inti benzene yang disebut C-glikosida, gula
yang terikat hampir sama dengan pada O-glikosida. Untuk mendapat flavonoid aglikon
dapat diperoleh dari flavonoid glikosida dengan cara memutuskan ikatan gula yang
terdapat pada flavonoid tersebut.
Untuk melakukan isolasi flavonoid ini dapat dilakukan dengan cara
mengekstraksi dan fraksinasi sampel yang akan diisolasi. Pemisahan flavonoid dalam
jumlah besar dapat dilakukan kromatografi kolom dengan menggunakan fasa diam dari
berbagai bentuk penyerap seperti silica gel, selulosa, poliamid, Sephadex LH-20 atau
Amberlid XAD.

30
Objek praktikum isolasi flavonoid bertujuan mengisolasi senyawa nobiletin
dari kulit jeruk

Gambar 2. Nobiletin

III. Metoda
1.Alat dan Bahan
Alat:, Erlenmeyer/Beker glass, seperangkat alat rotary evaporator, corong, kertas
saring
Bahan: kulit jeruk manis (200 g), n-heksana, etil asetat penampak noda untuk
flavonoid (sitro borak), kertas saring.
2.Cara Kerja
a. Kulit jeruk yang telah kering kemudian dihaluskan (200g)
b. Direfluks selama 2 jam dengan 500 mL n-heksana
c. Saring untuk memisahkan filtrat dengan ampas selagi panas
d. Uapkan pelarut filtrat dengan rotary evaporator
e. Lakukan rekristalisasi
f. Ambil endapan yang terbentuk
g. Cek KLT senyawa hasil isolasi dengan fase diam kertas saring, fase gerak n-
heksana: etil asetat (4:1). Lihat fase diam di bawah sinar UV λ365 sebelum dan
sesudah di elusi, gunakan sitro borat sebagai penampak noda flavonoid.

31
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung jawab Asisten

32
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung jawab Asisten

33
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung jawab Asisten

34
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung jawab Asisten

35
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

36
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

37
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

38
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

39
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

40
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

41
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

42
OBJEK III
ISOLASI TRITERPENOID DARI PEGAGAN
(Centella asiatica L.)

I. Tujuan
1. Mengetahui dan mempraktekkan cara mengisolasi triterpenoid
2. Mengetahui cara mengidentifikasi triterpenoid

II. Latar Belakang


Terpenoid dan steroid dibiosintesis melalui jalur mevalonat dan jalur
mevalonat-independent melalui deoksixylulosa fosfat. Terpenoid dapat
diklasifikasikan berdasarkan jumlah unit isoprene yang terhubung, dan hemiterpene,
monoterpen dan variasi monoterpen yang tidak teratur dan iridoid, sesquiterpen,
diterpen, sesterpen, triterpen, tetraterpen, dan terpenoid yang lebih tinggi dengan
meningkatnya jumlah isoprene yang dimiliki. Masing-masing isoprene akan berikatan
dengan cara mengikatkan kepala dengan ekor dari isoprene tersebut. Bentuk struktur
yang terbentuk dari kerangka karbon isoprene (C5)n, maka terpenoid dapat
diklasifikasikan atas: hemiterpene (C5), monoterpen (C10), sesquiterpen (C15), diterpen
(C20), sesterterpen (C25), triterpen (C30), dan tetraterpen (C40).
Pada praktikum ini akan diisolasi campuran tiga triterpenoid dari daun
pegagan,. Tiga senyawa triterpenoid yang banyak dikenal pada tumbuhan pegagan
adalah asistikosida, asam asiatat dan asam madekasat.

Gambar 3. Asiatikosida Gambar 4. Asam Madekasat

43
Gambar 5. Asam Asiatat

III. Metoda
1. Alat dan Bahan
Alat: Wadah untuk maserasi, kolom kromatografi, corong, botol 100 mL, vial,
pipet tetes, seperangkat alat rotary evaporator, chamber, penotol
Bahan: Daun pegagan kering (100 g), metanol, etil asetat, plat KLT, kapas, norit,
penampak noda untuk triterpenoid

2. Cara Kerja
a. Grinder sebanyak 100 g daun pegagan kering
b. Maserasi dengan 500 mL metanol selama 1x3 hari, saring
c. Uapkan maserat hingga volume 200 mL
d. Masukkan 100 g norit ke dalam kolom kemudian lewatkan maserat ke dalam
kolom, tampung
e. Uapkan eluat dengan rotary evaporator hingga kering
f. KLT senyawa hasil isolasi menggunakan fase diam silika gel 60 F 254, fase
gerak etil asetat : metanol : aquadest (4:1:0,5). Semprotkan reagen vanillin
asam sulfat pada plat KLT yang sudah dielusi kemudian panaskan untuk
melihat noda pada fase diam.

44
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung jawab Asisten

45
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung jawab Asisten

46
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung jawab Asisten

47
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung jawab Asisten

48
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

49
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

50
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

51
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

52
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

53
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

54
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

55
OBJEK IV
ISOLASI SENYAWA FENOLIK DARI KAYU ANGIN
(Usnea sp.)

I. Tujuan
1. Mengetahui dan mempraktekkan cara mengisolasi senyawa golongan fenolik
2. Mengetahui cara mengidentifikasi senyawa golongan fenolik

II. Latar Belakang


Senyawa golongan fenol ditandai dengan adanya gugus hidroksil (-OH)
yang terikat pada benzen. Salah satu contoh senyawa golongan fenolik telah diisolasi
dari Usnea sp. adalah asam usnat. Asam usnat merupakan senyawa utama yang terdapat
pada Usnea sp, selain asam usnat terdapat senyawa lain seperti asam barbatat, asam
galbinat, asam salisinat dan asam norikstat.
Berikut adalah struktur senyawa asam usnat yang terdapat pada lumut
kerak / kayu angin (Usnea sp.).

Gambar 6. Asam usnat

III. Metoda
Alat-alat: Bahan:

Sokhlet Kayu angin (Usnea sp) dibeli dipasar 100 g

Labu destilasi 250 ml Heksana

Konsensor Kertas saring


56
Mantel pemanas Etil asetat

Erlenmeyer 125 ml 2 bh Metanol

Rotari evaporator

Prosedur Kerja :

1. Bungkus sample kayu angin dengan kertas saring sedemikian rupa sehingga dapat masuk
kedalam alat soklet.
2. Pasang kondensor dan mantel pemanas.
3. Masukkan pelarut n-heksana.
4. Lakukan proses sokletasi sehingga penyarian sempurna.
5. Pekatkan larutan asam usnat dengan rotary evaporator.
6. Tambahkan sedikit etil asetat sehingga kristal asam usnat larut baik dalam etil asetat panas.
7. Biarkan larutan dalam frizer dan saring kristal yang terbentuk dengan kertas saring. Bilas
kristal dengan methanol dingin.
8. Tentukan titik leleh kristal yang terbentuk.

57
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung jawab Asisten

58
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung jawab Asisten

59
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung jawab Asisten

60
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung jawab Asisten

61
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

62
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

63
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

64
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

65
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

66
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

67
Lembar kerja praktikum KBA II 2018

Hari/tanggal

Objek

Kegiatan Hasil Keterangan

Catatan:

Dosen Penanggung Jawab Asisten

68
DAFTAR PUSTAKA

1. Geoffrey A. Cordell, Introduction to Alkaloids, A Biogenetic Approach, John Wiley &


Sons, New York, 1981
2. Markam K.R., Technique of Flavonoid Identification, Academic Press, London, 1902
3. Harborne J.B., The Flavonoids; Advance and Research, Chapman and Hall, 1994
4. Dewick, P.M, Medicinal Natural Products; A Biosynthetic Approach, Wiley, 2001
5. Suksamrarn S, Komutiban O, Ratananukul P, Chimnoi N, Lartpornmatulee N, Suksamrarn
A , (2006), Cytotoxic Prenylated Xanthones from the Young Fruit of Garcinia
mangostana, Chem. Pharm. Bull. , 54(3) 301—305
6. Jung A-H, Bao-Ning Su B-W, Keller WJ, Mehta RG, Kinghorn AD, 2006, Antioxidant
Xanthones from the Pericarp of Garcinia mangostana (Mangosteen), J. Agric. Food Chem,
54, 2077, 2082.
7. Anonim, Suplemen I Farmakope Herbal Indonesia, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta,
2010

69

Anda mungkin juga menyukai