Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

GIZI DAN DIET

OLEH
NAMA : AFRIANTO
NIM : 201447203

POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN PANGKALPINANG
PRODI D III KEPERAWATAN BELITUNG
FEBRUARI 2021
Gizi Pada Ibu Hamil

Pengertian
Kehamilan adalah suatu proses yang terjadi pada seorang wanita dalam usia subur, dimulai dengan
terjadinya proses fertilisasi (konsepsi) sampai dengan kelahiran bayi. Wanita yang sedang hamil
membawa embrio di dalam rahimnya. Pembuktian melalui tes kehamilan atau pemeriksaan medis.
Masa kehamilan berlangsung selama sekitar sembilan bulan atau sekitar 36 – 42 minggu. Kehamilan
secara konvensional dibagi menjadi tiga trimester: Trimester I (1-3 bulan); Trimester II (4-6 bulan);
dan Trimester III (7-9 bulan). Masa-masa ini sangat penting karena terjadi banyak perubahan dalam
waktu sebagai bentuk adaptasi ibu dan janin.

Evaluasi terhadap faktor resiko diet:

Faktor risiko kehamilan


- Usia ibu <18 tahun
- Keluarga pprasejahter

- Ibu merupakan perokok


- Hidup di lingkungan dengan ada perokok berat
- Pecandu obat & alkohol
- BB < 80% / > 120 % berat baku

Terlalu sering hamil > 8x / selang < 1 th, Adanya riwayat obsterik buruk, Pernah melahirkan bayi yang
meninggal, Tengah menjalani terapi gizi untuk penyakit sistemik

Food faddism: kepercayaan tentang fanatisme dampak suatu nutrisi terhadap kesehatan atau risiko
munculnya suatu penyakit.

2. Risiko selama perawatan (antenatal)

- Pertambahan bb tdk adekuat (< 1kg/bl)

- Pertambahan bb berlebihan (> 1kg/mg)

- Konsumsi suplementasi yang berlebihan

- Adanya mitos di daerah-daerah tertentu terkait makanan yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsi.

Prinsip Pemberian Makanan untuk Ibu Hamil:

Makanan mengandung protein (hewani & nabati)

Susu dan hasil olahannya

Cho (roti & biji-bijian)

Buah dan sayur yang kaya vitamin C

Sayur berwarna hijau tua

Konsumsi lemak tidak jenuh seperti extra virgin olive oil (EVOO), minyak ikan laut

Suplementasi zat besi & folat

Permasalahan Gizi Pada Ibu Hamil


Kekurangan energi kronis (KEK)

Anemia

Hiperemesis gravidarum

Risiko Pre-eklamsia

ANEMIA

Anemia merupakan kondisi rendahnya kadar haemoglobin (Hb) dalam darah.

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada


trimester I dan III atau kadar < 10,5 gr% pada trimester II.

Penanganan

Konsumsi table tambah darah.

Mengatur pola makan dan diet.

Mengonsumsi makanan tinggi zat besi dan vitamin C.

Tidur dan istirahat cukup.

Hiperemesis Gravidarum

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun kondisi ini sering kali
dikaitkan dengan tingginya kadar hormon human chorionic gonadotropin (HCG) dalam darah.
Hormon ini dihasilkan oleh ari-ari (plasenta) sejak trimester pertama kehamilan dan kadarnya terus
meningkat sepanjang masa kehamilan

Penanganan

Mengatur pola makan dengan baik.

Konsumsi makanan yang variatif.

Makan dalam porsi sedikit tapi sering.

Meminum suplemen jika diperlukan.

Melakukan monitoring dengan dokter atau bidan.

Pengaturan Gizi Anak Usia Sekolah, Remaja, Orang Dewasa, dan Lansia

Pengertian Anak Usia Sekolah

Menurut UU No. 20 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan WHO, Anak usia sekolah
merupakan anak yang berusia 6-18 tahun, anak usia sekolah memiliki ciri masa pertumbuhan masih
sangat cepatdan aktif belajar, sehingga kerja otak harus mendapat makanan yang bergizi
dalamkuantitas dan kualitas yang tepat. Secara spesifik anak usia sekolah dalam pokok bahasan ini
adalah anak yang berusia 6-11 tahun.

Masalah Gizi Anak Usia Sekolah

Hampir 97,1% persen penduduk Indonesia berusia lebih dari 10 tahun kurang mengonsumsi sayur.
Hampir separuh anak usia sekolah beraktivitas sedentary atau kurang gerak. Sekitar 31,8% jajanan
anak sekolah yang dijual dilingkungan sekolah mengandung bahan berbahaya. Banyak anak yang
mengonsumsi makanan tinggi energi, banyak mengonsumsi lemak, gula dan garam. Lebih dari 40%
anak sekolah tidak makan sarapan dan 44 persen mengonsumsi sarapan dengan kualitas rendah.

Masalah Gizi Anak Usia Sekolah

1.Perilaku makan yang baik tersebut didapat melalui pendidikan di rumah tangga atau keluarga dan
di lingkungan sekolah

2.Kemampuan ekonomi keluarga.

3.Tingkat edukasi dan ekonomi keluarga tentang pentingnga kecukupan gizi dan diversifikasi bahan
makanan.

4.Penyakit endemik.

5. Meningkatkan kebutuhan yang tinggi karena masa pertumbuhan yang cepat. 6. Gaya hidup:
makanan dan jajanan tinggi energi dan rendah kandungan nutrisi. 7. Kebiasaan olah raga. 8.
Kebersihan lingkungan dan adanya sanitasi.

Kebutuhan Gizi Anak Usia Sekolah

1. Protein
2. Karbohidrat
3. Lemak
4. Mineral
5. Zat besi
6. Seng
7. Vitamin
8. Folat

Gizi Pada remaja

Pengertian remaja

Menurut WHO Individu baik laki-laki maupun perempuan berada pada masa/usia antara anak-anak
& dewasa yang berawal pada usia 9-10 th & berakhir di usia 18 tahun Berdasarkan kematangan
psikososial & seksualnya : 1. Remaja awal /dini (early adolescenes): 11-13 th 2. Remaja
pertengahan (middle adolescenes ) : 14- 16 th 3. Remaja lanjut (late adolescenes): 17 – 20 th

Masalah Gizi Remaja

→ Dalam beberapa hal masalah gizi remaja serupa atau merupakan kelanjutan dari masalah gizi
pada usia anak, yaitu : ▪ Malnutrisi yang merupakan kelebihan atau kekurangan berat badan akibat
prilaku makan yg salah: a. Konsumsi makanan olahan yang banyak mengandung gula, lemak & zat
aditif.

b. Perubahan patologis yg terlalu dini.

→ Obesitas pada anak & remaja berbeda cara penanganan masalahnya, obese pada remaja
ditujukan untuk penurunan BB.

→ Obesitas pada anak cenderung mengarah pada perawatan medis, intervensi berlanjut dengan
pengaturan pola makan dan pembatasan kalori.
Gizi pada usia dewasa

Batas usia antara akhir 20 th s.d 50 th → usia paling panjang dalam siklus daur kehidupan Dikenal
dengan usia pertengahan Kategori usia dewasa dibagi menjadi 2 :

1. Dewasa muda 18 th s.d 30 th

2. Dewasa tua > 30 th

Gizi Pada Usia Lanjut

Pengertian gizi pada usia lanjut

Menua atau menjadi tua (aging ) merupakan proses yang akan dialami oleh semua orang dan
merupakan proses yang tidak dapat dihindari. Usia lanjut dimulai dari usia 60 tahun ke atas. Hal yang
menjadi perhatian dan fokus utama adalah untuk tetap sehat pada saat proses menua (menua
sehat/healthy aging) → menghindari munculnya penyakit akibat proses penuaan Proses menua
dipengaruhi oleh faktor eksogen dan endogen. Eksogen: faktor dari luar Endogen: faktor dari dalam
Faktor eksogen maupun endogen dapat menjadi faktor resiko penyakit degeneratif. Faktor risiko
tersebut bisa dimulai dari usia muda atau usia produktif, namun bersifat subklinis

Perubahan fisiologis & implikasinya terhadap status gizi

Fungsi fisiologis lansia dalam tubuh lansia menurun seiring pertambahan usianya → menurun
kemampuan lansia dalam menerima rangsangan baik dari dalam maupun luar.

Fungsi fisilogis → menurunnya fungsi indera

1. Penglihatan. 4. Peraba

2. Pendengaran. 5. Penciuman

3. Pengecapan

Anda mungkin juga menyukai