Anda di halaman 1dari 10

Cara mengecek vaksin itu pada hari ke 3, 5, dan ke 7.

Dengan melihat parameter jumlah mortalitas pada ayam yang ada dikandang, misal
pada hari ke 3, kematian berjumlah 14 ekor, trus melihat hari berikutnya, hari ke 5 tingkat
kematian turun sebanyak menjadi 9 ekor, setelah itu kita lihat lagi pada hari ke -7 , biasanya
kalau vaksin berhasil jumlah kematian tidak ada, atau mati 1 atau 2 ekor,, namun jika masih
dijumpai tingkat kematian masih banyak maka vaksin itu gagal.

Ciri - ciri ayam yang sakit, yaitu matanya satu, pucet, jika penyakit pernapasan ayam
akan merasakan panting, sulit bernafas, dengan disertai ngorok.

Seorang peternak ayam petelur di Blitar mulai beternak sejak tahun 2007 dan selalu
memulai pemeliharaan dengan persiapan kandang yang cukup beserta segala peralatannya.
Setiap DOC masuk, ia melakukan seleksi ayam yang sesuai dan tidak sesuai standar termasuk
seleksi berat badan yang dilakukan dengan penimbangan. Saat itulah ia memahami bahwa di
awal pemeliharaan sudah bisa didapatkan gambaran performa ayam yang baik dan kurang baik.
Sehingga seleksi dan penimbangan berat badan ayam sejak awal sangat penting.

Peternak tersebut rutin melakukan pencatatan hingga mencapai fase pullet (16
minggu). Dari hasil pencatatan tersebut ia bisa melihat keseragaman dari ayam yang dipelihara.
Ia menemukan hal menarik bahwa jika dilihat secara sekilas tidak akan ada perbedaan, tetapi
setelah melihat data ternyata ditemukan perbedaan berat badan dan pertumbuhan yang cukup
signifikan. Peternak di Blitar tersebut menyadari bahwa sebenarnya produksi telur tidak hanya
ditentukan oleh keberhasilan manajemen dan pakan pada masa bertelur. Masa pertumbuhan
juga sangat menentukan produktivitas ayam petelur. Dalam hal inilah dia menekankan
pentingnya kontrol berat badan dan keseragaman pada masa pemeliharaan pullet yang akan
berpengaruh pada masa produksi mendatang.

Pullet di Peternakan saat ini

Banyak peternak yang mengeluh sulitnya mencapai standar performa ayam petelur
walau telah melakukan berbagai macam usaha ketika masa produksi. Bisa jadi, fakta ini
disebabkan masih sedikit peternak yang memberi perhatian lebih terhadap manajemen pullet
di peternakannya atau bahkan belum memahami tentang pentingnya fase tersebut. Terkadang
upaya pemeliharaan yang dilakukan hanya fokus pada peningkatan nutrisi dan perbaikan
program kesehatan, namun hal ini tidak dapat menjadi solusi apabila kualitas pullet yang dari
awalnya sudah rendah. Populasi ayam petelur selalu meningkat dari tahun ke tahun,
berdasarkan Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan hingga 2016 tercatat populasi ayam ras
petelur di Indonesia mencapai 161.349.806 ekor sedangkan pada tahun 2015 masih
155.007.388 ekor. Jika umur produksi ayam ras petelur rata-rata mencapai 90 minggu, maka
kebutuhan pullet setiap minggunya bisa mencapai 1.792.775 ekor. Ini menunjukkan bahwa
peluang bisnis ayam petelur, khususnya pullet, masih sangat luas. Pullet adalah ayam petelur
yang dipelihara di umur 0-16 minggu. Namun biasanya sudah bisa dikatakan pullet jika telah
memasuki umur 12-16 minggu. Program pembentukan pullet yang optimal harus dimulai sejak
DOC hingga menjelang awal produksi. Pullet memiliki tahapan perkembangan tubuh yang
kompleks sesuai periodenya (starter dan grower). Perkembangan kerangka tubuh (frame size)
yang terbentuk sempurna akan sangat mendukung pencapaian puncak produksi yang optimal.

Pentingnya Memahami Keseragaman Pullet

Produktivitas ayam petelur yang optimal dipengaruhi banyak faktor, salah satunya
keseragaman ayam mulai dari DOC hingga masa pullet atau siap berproduksi. Keseragaman
yang baik dapat diartikan ayam dalam 1 populasi memiliki kesamaan. Kondisi ini menjadi syarat
penting agar produksi telur atau henday bisa mencapai puncak. Seperti telah kita ketahui,
tingkat produktivitas ayam petelur diperhitungkan melalui perbandingan antara jumlah
produksi telur yang dihasilkan pada satu populasi tertentu. Jadi saat keseragaman ayam tidak
optimal maka waktu produksi telurnya akan sangat beragam sehingga puncak produksi sulit
tercapai.

Keseragaman menjadi ukuran variabilitas ayam dalam suatu populasi. Secara fisik,
berat badan ayam petelur haruslah seragam. Seragam disini tentulah diartikan berat badan
sebagian besar ayam sama, yaitu sesuai dengan standar. Berat badan ayam petelur dikatakan
sesuai standar jika mencapai + 10% dari target berat badan dari standar panduan pemeliharaan
tiap strainnya. Sebagai contoh, target berat badan ayam petelur umur 12 minggu ialah 1.076
gram sehingga berat badan dikatakan standar bila minimal 968 gram dan maksimal 1.184 gram
(Hyline Manual Guide, 2016).

Lebih baik lagi apabila saat fase grower berat badan bisa di angka minimal sama
atau melebihi target. Mengapa? Saat ayam mulai menghasilkan telur sampai puncak produksi,
yang disebut masa kritis, biasanya mengalami stres disebabkan target produksi telur yang harus
meningkat drastis menuju puncak, berat atau ukuran telur pun harus bertambah dan tak
ketinggalan pertambahan berat badan. Untuk mencapai target tersebut membutuhkan lebih
banyak nutrisi yang siap digunakan saat asupan nutrisi belum optimal. Dan “simpanan” ini akan
diambil dari kelebihan berat badan tersebut. Namun berat badan ayam yang terlalu besar juga
bukan sebuah keuntungan. Berat badan yang terlalu gemuk akan menimbulkan adanya
timbunan lemak di daerah perut (abdomen). Kondisi ini akan mengurangi elastisitas saluran
telur karena tertahan oleh tumpukan lemak tubuh tersebut. Akibatnya saat terjadi kontraksi
saluran telur relatif sulit kembali ke posisi semula atau ada sebagian saluran telur yang berada
di luar. Kondisi ini yang akan memicu munculnya kasus prolapsus.

Keseragaman tidak hanya untuk berat badan, namun keseragaman ukuran kerangka tubuh
maupun kedewasaan kelamin juga perlu dicapai karena akan sangat berpengaruh terhadap
produksi dan kualitas telur. Ukuran kerangka yang optimal sangat berpengaruh terhadap
produksi dan kualitas telur. Saat proses pembentukan telur, kalsium pada kerangka tubuh akan
diambil untuk dideposisikan pada kerabang telur. Setelah selesai, kerangka ini akan di re-
formulasi (dibentuk kembali) dengan suplai kalsium dan fosfor dari ransum. Kerangka tubuh
yang kecil akan mensuplai kalsium dalam jumlah kecil. Kondisi ini akan mengakibatkan ukuran
telur menjadi relatif kecil. Normal atau tidaknya ukuran kerangka (frame size) bisa diketahui
dari panjang shank (tulang kering). Pada umur 19 minggu, ayam layer biasanya memiliki
panjang shank 10,4 cm dan ukurannya akan tetap sama hingga ayam berumur tua.

Dewasa Kelamin

Kematangan seksual (dewasa kelamin) yang terjadi secara serempak sangat diperlukan agar
puncak produksi segera tercapai dan bisa bertahan lama. Kematangan seksual ini haruslah
diselaraskan dengan kedewasaan tubuh (berat badan).

Disaat ayam ada yang mulai berproduksi telur, kita harus segera memberikan stimulasi
pencahayaan agar produksi telur dapat berlangsung secara serempak. Oleh karena itu, suatu
populasi ayam dengan tingkat keseragaman yang baik, yaitu setidaknya 80-85% ayam harus
memiliki berat badan, kerangka tubuh dan kedewasaan kelamin yang sama. Dengan kondisi ini,
manajemen pemeliharaannya menjadi relatif mudah untuk diterapkan, seperti manajemen
ransum, program pencahayaan dan vaksinasi. Kebutuhan ayam akan terpenuhi dengan baik dan
respon fisiologis juga akan sama. Kondisi ini sangat diperlukan guna mencapai produksi telur
yang optimal.

Kontrol Berat badan

Kontrol berat badan (penimbangan) merupakan hal yang penting pada pemeliharaan ayam
petelur dan perlu dilakukan secara rutin. Berat badan yang sesuai standar merupakan indikator
dari status kondisi kesehatan pullet dan sebagai penentu dari potensi produksi di masa periode
bertelur.

Ayam pullet yang terlalu ringan atau terlalu berat dari standar pada akhirnya tidak akan mampu
berproduksi secara maksimal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan kontrol
berat badan ialah :

Jumlah sampel ayam yang ditimbang 100 ekor tiap kandang secara merata di setiap bagian
kandang dan bisa ditingkatkan 5% jika dipelihara pada kandang baterai. Metode
penimbangannya pun sebaiknya per individu ayam.

Penimbangan berat badan saat ayam petelur umur 0-4 minggu dilakukan secara berkelompok
sedangkan umur > 4 minggu sebaiknya dilakukan per individu ayam.

Timbangan yang digunakan sebaiknya timbangan gantung dengan skala pembagi tidak lebih
dari 20 gram.
Saat umur 0-18 minggu, kontrol berat badan sebaiknya dilakukan setiap 1 minggu sekali, umur
18 minggu sampai puncak produksi dilakukan setiap 2 minggu sekali. Setelah puncak produksi
ayam hanya perlu ditimbang setiap 1 bulan sekali.

Waktu penimbangan dilakukan pada waktu yang tetap, misalkan pada hari Senin pagi dengan
kondisi tembolok masih kosong, sehingga akan bias karena waktu yang berbeda. Sekalipun
berat ransum yang dikonsumsi bisa diminimalisir tetap saja berbeda.

Setelah penimbangan, hitung keseragaman dengan membandingkan antara ayam yang sesuai
standar.

Target keseragaman berat badan dalam satu flok yang baik adalah 80-85% untuk pullet,
sedangkan untuk ayam yang sudah berproduksi antara 70-80%. Keseragaman ideal terjadi bila
80-85% dari populasi ayam berat badannya sesuai dengan standar, dengan toleransi ± 10% dari
target.

Jika ada dua kelompok berat badan ayam, yang satu sesuai standar dan yang lain dibawah
standar maka lakukan pemeriksaan dan evaluasi terhadap hal-hal yang dapat menyebabkan
berat badan rendah, seperti distribusi tempat ransum dan air minum maupun manajemen
potong paruh yang kurang tepat. Lain halnya jika keseragaman baik tapi berat badan rata-rata
dibawah standar. Penanganannya ialah melakukan pemeriksaan kualitas dan jumlah ransum
yang diberikan. Selain itu, perhatikan juga kenyamanan kandang (suhu, kelembapan dan
sirkulasi udara). Sedangkan, apabila berat badan ayam lebih dari standar, lakukan treatment
untuk menurunkan berat badan secara perlahan dan bertahap. Biasanya bisa dengan
mengurangi jatah ransum (feed intake) sebesar 2-5 g/ekor/hari secara bertahap hingga
diperoleh berat badan sesuai standar.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keseragaman


Faktor yang perlu diperhatikan agar keseragaman tercapai antara lain :

Kualitas DOC

DOC yang baik sangat menentukan pertumbuhan ayam pada periode berikutnya. Keseragaman
ayam akan tercapai jika DOC juga seragam. DOC yang berasal dari berbagai strain breeder juga
biasanya memiliki pertumbuhan yang berbeda. Oleh karena itu, dalam sebuah kandang
sebaiknya dipelihara DOC dengan jenis yang sama.

Kepadatan kandang

Kandang yang terlalu padat akan meningkatkan kompetisi dalam mendapatkan ransum, air
minum maupun oksigen. Kompetisi ini akan memunculkan ayam yang kalah dan menang
sehingga pertumbuhannya menjadi tidak seragam. Kepadatan ayam petelur saat masa grower
(4-10 minggu) sebaiknya 12 ekor/m2 (ISA Management Guide, 2015). Kepadatan kandang
hendaknya diatur untuk meminimalkan kompetisi.

Tempat ransum dan air minum

Manajemen pemberian ransum (feeding) yang tidak optimal bisa menyebabkan tidak
tercukupinya asupan nutrisi sehingga berdampak terhadap rendahnya tingkat keseragaman.
Misalnya apabila akibat terlambatnya pemberian ransum, atau jumlah dan distribusi tempat
ransum yang tidak sesuai dengan jumlah ayam. Jumlah dan distribusi tempat ransum dan air
minum harusnya sesuai dengan populasi ayam sehingga suplai ransum dan air minum sesuai
dengan kebutuhan. Selain itu, jumlah pemberian dan kualitas ransum maupun air minum harus
sesuai dengan kebutuhan ayam.

Kandang yang nyaman

Ayam akan tumbuh dan berproduksi secara optimal jika dipelihara di kandang yang nyaman.
Kenyamanan ini bisa ditunjukkan dari suhu (25-28°C) dan kelembapan udara (70%) kandang.
Selain itu, sirkulasi udara harus diperhatikan sehingga mampu membawa keluar gas berbahaya,
seperti amonia, CO2 dan memasukkan O2 secara optimal. Manajemen buka tutup tirai perlu
diterapkan secara tepat. Penambahan exhaused fan/kipas juga bisa dilakukan untuk membantu
sirkulasi udara pada kandang dengan aliran angin rendah.

Potong paruh

Pemotongan paruh mampu meningkatkan efisiensi ransum. Apabila hal ini tidak dilakukan, atau
dilakukan namun hasil potongannya tidak sesuai, maka konsumsi ransum tetap tidak akan
efisien dan justru akan berpengaruh terhadap pencapaian keseragaman. Hal tersebut
disebabkan karena ayam lebih suka memilih ransum yang butiran dan ransum yang lebih halus
akan tidak dimakan. Tentu saja hal tersebut akan merugikan peternak secara materi karena
tingginya biaya ransum yang perlu dikeluarkan untuk mencapai performa dan keseragaman
ayam yang baik.

Program kesehatan yang tepat

Penyakit dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan keseragaman. Oleh karena itu,
program kesehatan harus diterapkan secara tepat. Vaksinasi dilakukan secara tepat baik jadwal,
jenis vaksin maupun aplikasi vaksinasinya. Begitu juga pengobatan, hendaknya dilakukan
dengan tepat. Biosekuriti perlu diaplikasikan secara ketat agar tantangan bibit penyakit bisa
diminimalkan. Sehingga ayam akan tumbuh berkembang secara optimal hingga mencapai
produksi maksimal.

Kendala yang Muncul saat Pemeliharaan Pullet dan Penanganannya

Manajemen pada masa pemeliharaan DOC hingga pullet ini memang cenderung rumit dan
membutuhkan perhatian yang lebih intensif selain dari hanya memperhatikan keseragaman.
Agar keseragaman dapat tercapai lebih baik lagi, maka perlu didukung pula dengan perbaikan
manajemen pemeliharaan seperti memilih DOC berkualitas sejak awal, memperhatikan
kepadatan kandang, serta menciptakan kondisi sirkulasi udara yang nyaman seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Namun, masih ada lagi kendala yang sering dialami saat masa
pemeliharaan pullet seperti berikut:

Masa brooding kurang optimal

Kegagalan pada masa ini akan mempersulit pencapaian produktivitas yang optimal pada fase
siap berproduksi. Pada masa brooding, ayam akan mengalami pertumbuhan sangat pesat dan
mencakup semua organ yang berperan bagi produktivitas ayam. Karena serangkaian proses
yang terjadi selama masa brooding begitu penting, maka perhatian dan penanganan secara
intensif tidak bisa terlewatkan pada masa ini. Penuhi semua kebutuhan masa brooding mulai
dari aspek chick guard, pemanas, litter, ketersediaan ransum dan air minum, kebutuhan suhu
dan kelembapan kandang, udara, maupun cahaya.

Nutrisi tidak sesuai dengan fase pemeliharaan ayam

Kandungan nutrisi dalam ransum erat kaitannya dengan tahapan pertumbuhan ayam. Ransum
fase starter diformulasikan memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibanding fase grower
dan layer karena dibutuhkan untuk masa pertumbuhan. Jika ransum ini diberikan pada ayam
petelur masa grower maka ayam akan menjadi kegemukan sehingga nantinya produksi telur
tidak bisa optimal. Sedangkan ransum untuk fase layer membutuhkan lebih banyak nutrisi
seperti protein, lemak, energi metabolisme serta berbagai mineral untuk mengoptimalkan
produksi telurnya.

Kurangnya kontrol pencahayaan pada masa grower

Kurangnya kontrol pencahayaan masa fase grower dan ayam mendapatkan cahaya berlebihan
dapat mengakibatkan dua kemungkinan. Pertama, ayam akan bertelur dini. Kedua, berat badan
ayam akan melebihi standar karena adanya kesempatan makan di malam hari, sehingga
memperbesar kemungkinan kasus prolapsus. Pada fase ini cahaya bisa diberikan dalam waktu
paling singkat (12 jam atau hanya dari cahaya matahari) dengan intensitas terendah (5-10 lux).

Penanganan pindah kandang yang tidak tepat

Apabila penanganan pindah kandang dilakukan terlambat dan tidak tepat, stres yang dialami
ayam lebih tinggi dan mengakibatkan produksi telur nanti akan lambat atau bahkan muncul
kematian. Penangkapan harus dilakukan secara hati-hati di waktu seperti malam, pagi atau sore
hari disaat kondisi kandang tidak panas. Upayakan agar ayam tidak terlalu banyak berterbangan
dan “berteriak”. Gunakan juga sarana pengangkut ayam yang berkualitas dan nyaman seperti
Keranjang Ayam Medion.

Kurangnya penerapan program kesehatan

Penerapan program kesehatan termasuk komponen penting yang berpengaruh terhadap


produktivitas ayam petelur. Idelanya ayam sudah divaksinasi terakhir maksimal 2 minggu
sebelum produksi. Lakukan monitoring titer antibodi ND, AI, EDS dan IB secara rutin minimal 1
bulan sekali untuk melihat protektivitas titer antibodi. Berikan suplemen menambah nafsu
makan dan peningkat daya tahan tubuh seperti Kumavit. Kumavit mengandung zat aktif dalam
ekstrak Curcuma yang dapat mempercepat proses metabolisme nutrisi. Sedangkan untuk
menambah mineral dan nutrisi lain dalam ransum ayam petelur bisa menggunakan Mineral
Feed Suplement A. Penggunaan Mineral Feed Supplement A akan memperbaiki produksi telur
dan meningkatkan mutu telur.

Keseragaman memiliki kedudukan yang penting terhadap tingkat produktivitas ayam. Kontrol
keseragaman perlu secara rutin dilakukan, meliputi berat badan, ukuran kerangka tubuh dan
dewasa kelamin. Salam.

Tatalaksana vaksin nd

Obat cacing

Efek obat cacing

Anda mungkin juga menyukai