MANAJEMEN KEPERAWATAN
Disusun oleh:
KELOMPOK 2
1. AFRIZAL NUR FAHMI
2. HIKMATUL FAUZIYAH
3. M. AZKY DIAR RIZALDI
4. MUHAMMAD ABDUH R
5. NANA FATIN KAHILMA
6. NIA PRAMITASARI
7. NURLAELA FITRIYANI
8. RIKE DWI SAPUTRI
9. SELMA PRATIWI
10. VINNA NUR AMALIA
PROFESI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen Keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk dapat memberikan asuhan keperawatan secara profesional. yakni salah
satu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang
ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan suatu pelayanan
keperawatan yang efektif kepada pasien, keluarga dan masyarakat (Nursalam, 2007).
Sehingga Manajemen keperawatan harus juga dapat diaplikasikan dalam suatu
tatanan pelayanan nyata, yaitu di Rumah Sakit dan Komunitas sehingga perawat perlu
memahami konsep dan aplikasi.Konsep manajemen keperawatan pada suatu perencanaan
berupa sebuah rencana strategi melalui pendekatan yaitu pengumpulan data, analisa
SWOT dan menyusun langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan secara operasional,
khususnya dalam suatu pelaksanaan metoda asuhan keperawatan, melakukan pengawasan
dan pengadilan serta dokumentasi yang lengkap.
Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya
(Sabarguna, 2008). Suatu rumah sakit memerlukan pengorganisasian untuk melancarkan
jalan sukses. Organisasi rumah sakit memiliki pemimpin dan staf-staf yang bergerak
dibidangnya agar organisasi di rumah sakit mampu mejalankan pelayanan yang
optimal.Pengorganisasian dalam manajemen keperawatan mempunyai banyak aktifitas
penting, antara lain bagaimana asuhan keperawatan dikelola secara efektif dan efisien
untuk sejumlah pasien di rumah sakit dengan jumlah staf keperawatan dan fasilitas yang
ada. Untuk diperlukan pembagian tugas, kerjasama, dan koordinasi sehingga semua
pasien mendapatkan pelayanan yang optimal. Oleh karena itu menejer keperawatan perlu
menetapkan kerangka kerja, yaitu dengan cara: mengelompokan dan membagi kegitan
yang harus dilakukan, menentukan jalinan hubungan kerja antara tenaga dan menciptakan
hubungan antara kepala-staf melalui penugasan,delegasi dan wewenang.
Dalam model pengembangan praktik keperawatan profesional peran dan fungsi
kepala ruang merupakan hal yang sangat penting sehingga kompetensi kepemimpinan dan
manajemen yang mutlak dibutuhkan karena kemampuan itu manajer kepala ruang akan
diuji untuk menata pengorganisasian staf dan menentukan sistem pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien sebagai refleksi pelaksanaan praktik keperawatan profesional.
1.2 Tujuan Umum
Menganalisa dan memahami MPKP di ruangan Mawar RSUD Bhamada Slawi
Pasien/klien
Skema 1. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Fungsional
Kepala Ruangan
Perawat Primer
Pasien / Klien
Kepala Ruang
PA PA PA PA
PA PA PA PA
PA PA PA PA
Misi JCI
Meningkatkan keselamatan dan kualitas perawatan pasien di seluruh dunia.
Tujuan JCIA
1. Kualitas pelayanan
2. Kepercayaan masyarakat
3. Patient safety ervirontment safety
4. Staff safety
5. Revenue
6. Margin
7. Kesejahteraan karyawan
8. Daya saing
Manfaat JCIA
1. Meningkatkan kepercayaan public
2. Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien kepuasan karyawan
3. Bernegosiasi dengan sumber sumber pembayaran
4. Memperhatikan pasien dan keluarganya, menghormati hak-haknya, melibatkan
mereka dalam proses pelayanan
5. Menciptakan budaya yang terbuka
6. Membangun kepemimpinan yang kolaboratif
Persyaratan umum
1. Izin operasi
2. Ingin meningkatkan kualitas pelayanan
3. Mengikuti standar JCI
Standar JCI
1. Patient focus function
a. International patient savety goals
b. Access to care and continuity of care
c. Care of patient
d. Assesment of patient
e. Anasthesia and surgical care
f. Patient and family right
g. Patient and family education
h. Madication managemet and use
2. Organitation function
a. Staff Qualification and education
b. Goverments, leadership and direction
c. Fasility management and savety
d. Management of comunication and information
e. Quality improvement and patient savety
f. Prevention and control of infection
1. Seorang pasien berusia 30 tahun dirawat di ruang bedah dengan katarak pada mata
sebelah kanan pasien mengatakan pusing, dokter menganjurkan operasi mata katarak
besok pagi TD 120/80 mmHg, HR 80x/Menit, RR 24x/Menit dan suhu 36 c pasien
mengatakan cemas dan takut karena baru pertama kali menjalani operasi.
2. Berusia 25 tahun dengan Dx. Typoid, klien mengatakan pusing, sulit tidur, Terpasang
infus, dengan kesadaran composmentis GCS : 14, hasil pemeriksaan TTV TD :
120/80 mmHg, N : 90x/menit, RR : 20x/menit, T : 38ºC.
3. dirawat dengan Dx. Thypoid, klien mengatakan nyeri pada perut, demam selama 3
hari, mual-mual, sulit untuk menelan. terpasang infuse dengan kesadaran
composmentis GCS 12, hasil pemeriksaaan TTV : TD : 110/80 mmHg, N : 90x/menit,
RR : 20x/menit, T : 38,5º C.
4. Seorang pasien berusia 56th dirawat di RSUD dengan Dx SNNT ( kelenjar tyroid )
post Op. pasien terpasang kateter dan pasien terpasang infus RL dengan kesadaran
composmentis GCS 12 dan di sertai nyeri karena post Op saat berbicara.
5. Pada suatu hari ada seorang perempuan 14 tahun dirawat di ruang bedah di Rs
Bhamada Slawi dengan keluhan nyeri pada pergelangan tangan kirinya dan tidak bisa
di gerakan. Dari hasil pengkajian didapatkan pergelangan tangannya yang bengkok.
Pasien meringis kesakitan. Pasien dalam keadaan sadar dan bisa berkomunikasi Td
120/90 mmhg. Nadi 88x/mnt. Suhu 36.0°C. RR 18x/mnt. BB 45kg. TB 130 cm.
6. Umur 25 tahun dirawat di RS. Bhamada sehat bangsal bedah dengan Dx fraktur
radius. Pasien mengatakan nyeri pada tangan kirinya. TTV TD: 120/70mmHg,
N:85x/m, RR: 20x/m, S: 37,1°C. terpasang infus RL 20tpm.
7. Seorang pasien berusia 60 tahun dirawat dengan diagnosa Katarak post operasi 1 hari,
pasien mengatakan nyeri pada bagian mata yang telah dioperasi. Nilai GCS pasien
adalah 15 tingkat kesadaran composmentis dengan nilai TTV : TD : 120/80 mmHg,
T : 37o C N : 80x/mnt.
8. Di bangsal medikal bedah RS Bhamada, seorang pasien mengalami CKR terjatuh dari
tangga dengan GCS 14 dan akan dilakukan operasi karena ada fraktur tertutup pada
humerus dan pasien ketika datang ke IGD dalam keadaan mual dan muntah 1x .
Pasien mampu melakukan ADL secara mandiri seperti makan, minum, berpindah
tempat, toileting dengan pengawasan, pemantauan TTV setiap pergantian shift.
9. Seorang laki-laki berusia 20 tahun di rawat di ruang bedah RS Bhamada Paska
tindakan Debridemen karena femur dekstra luka tersebut terpasang nekslap dan balut
dengan elastis verban, keesokan harinya pasien mengeluh nyeri kesemutan dan CRT
jari Kaki kanan Lebih dari 2 detik.
Nama S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M
Azki Diar P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L
Tim 1
M. Abduh P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L P
Ridho
Vinna * P P S S M L P P P S S M L P P P S S M L P P P S S M L P
Hikmah** P S S M L P P P S S M L P P P S S M L P P P S S M L P P
Nia*** M M L L P S M M M L L P S M M M L L P S M M M L L P S M
Fitri P P S S S M L P P S S S M L P P S S S M L P P S S S M L
Darmo S S S S M L P S S S S M L P S S S S M L P S S S S M L P
Tim 2
Afrizal L P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P L P P P P P P
Rike S S M L P P S S C M L P P S S C M L P P S S S M L P P S
Fatin S M L P S S S S M L P S S S S M L P S S S S M L P S S S
Selma L S S M L P M L S S M L P M L S S M L P M L S S M L P M
Darmi M L P P S S S M L P P S S S M L P P S S S M L P P S S S
JUMLAH
Pagi 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5
Siang 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
Malam 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
3.2.3 Klasifikasi Pasien
No Nama Kriteria Tingkat
Pasien Ketergantungan
1 Ny. S Seorang pasien berusia 30 tahun dirawat di ruang Minimal
bedah dengan katarak pada mata sebelah kanan
pasien mengatakan pusing, dokter menganjurkan
operasi mata katarak besok pagi TD 120/80
mmHg, HR 80x/Menit, RR 24x/Menit dan suhu
36 c pasien mengatakan cemas dan takut karena
baru pertama kali menjalani operasi
TD : 140/90 mmhg
HR : 85x/mnit
RR : 21x/mnt
S : 36,7C
10 Tn. A berusia 60th dengan Dx fraktur humerus post op Parsial
lengan atas. Klien mengeluh nyeri pda bagian
lengan atas akibat jatuh dari kamar mandi. Dengan
kesadaran composmentis GCS 12
TD : 130/80 mmhg
HR : 88x/mnt
RR : 20x/mnt
S : 36,0C
11 Ny. B Seorang pasien berusia 25th dengan Dx Tumor Parsial
mammae post op 2 hari, pasien terpasang kateter,
infuse RL pasien masih mengeluh nyeri di bagian
luka oprasi dan pasien masih mengatakan lemas
GCS 12 TD : 110/80 mmhg S : 36,7C N :
100x/mnt
Dinas Pagi
Minimal : 9 x 0,17 = 1,53
Parsial : 7 x 0,27 = 1,89
Total : 5 x 0,36 = 1,8
5,22 5 Orang perawat
Dinas Siang
Minimal : 9 x 0,14 = 1,26
Parsial : 7 x 0,15 = 1,05
Total : 5 x 0,30 = 1,5
3,81 4 Orang perawat
Dinas Malam
Minimal : 9 x 0,10 = 0,9
Parsial : 7 x 0,07 = 0,49
Total : 5 x 0,20 =1
2,39 2 Orang perawat
b. Metode Depkes
Jenis/Katergori Rata-rata Rata-rata jam Jumlah jam
pasien /hari perawatan /hari perawatan
Penyakit Dalam 18 3,5 63
Bedah 3 4 12
Gawat 0 10 0
Anak 0 4,5 0
Kebidanan 0 2,5 0
Jumlah 75
Jumlah tenaga yang dibutuhkan
= Jumlah jam perawatan : jam kerja efektif
= 75 : 7 = 10,71 = 11 orang
Loss day
= Jumlah hari minggu dalam 1 thn + cuti + hari besar x kebutuhan tenaga
Jumlah hari kerja efektif /tahun
= 52 + 12 + 12 x 11
289
= 76 x 11
289
= 2,89 = 3
Non Nursing Job
= 25% x (kebutuhan tenaga + loss day)
= 25% x (11 + 3)
= 25/100 x 14
= 3,5 = 4
Jumlah kebutuhan tenaga yang dibutuhkan adalah 11+3+4 = 18
Rangkaian kegiatan :
No Kegiatan Waktu
1 Karu membuka acara timbang terima dihadiri oleh perawat 09.00
dinas malam dan dinas pagi
2 Karu menanyakan kehadiran perawat 09.02
3 Perawat dinas malam menyampaikan dan menjelaskan 09.05
kondisi masing-masing pasien kepada perawat dinas pagi
4 Perawat dinas pagi mencatat kondisi pasien yang telah 09.05
dijelaskan oleh perawat dinas malam
5 Karu, katim dan perawat pelaksana ke ruangan pasien untuk 09.15
melakukan validasi kondisi pasien
6 Perawat pelaksana melakukan validasi langsung kepada 09.17
pasien
7 Karu menutup kegiatan timbang terima 09.20
Hambatan pelaksanaan kegiatan : Waktu pelaksanaan timbang terima terlalu
lama
Saran Perbaikan : perlu dipersingkat lagi supaya perawat dinas
malam dapat pulang tepat waktu
3.2.7 Laporan Kegiatan Pre conference
Jumlah perawat yang mengikuti : 10 orang terdiri dari 1 karu, katim 1, 8 pp shift
pagi
Dimulai pukul : 09.45
Selesai pukul : 10.15
Rangkaian kegiatan :
No Kegiatan Waktu
1 Kepala tim membuka acara 09.45
2 Kepala tim menanyakan rencana harian masing masing 09.48
perawat pelaksana
3 Kepala tim memberikan masukan dan tindak lanjut 09.58
terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu
4 Kepala tim memberikan reinforcement 10.05
5 Kepala tim menutup acara 10.15
4.1 Simpulan
Pelaksanaan kegiatan praktek Manajemen Keperawatan di STIKes Bhamada Slawi pada
tanggal 28 Desember 2020 s/d 16 Januari 2021. Kelompok melakukan roleplay timbang
terima, pre conference dan post conference pada tanggal 11 Januari 2021 kemudian
kelompok menemukan beberapa masalah yang perlu diperbaiki yaitu:
a. Pelaksanaan timbang terima keperawatan perlu ditingkatkan seperti mempersingkat
waktu timbang terima
b. Perlu ditingkatkan pendokumentasian askep
c. Pelaksanaan post conference perlu diperbaiki dalam penyampaian catatan
perkembangan pasien, hanya perlu mencantumkan Evaluasi SOAP saja
4.2 Saran
Diharapkan semua pihak agar senantiasa meningkatkan kemampuan dalam manajemen
keperawatan guna tercapainya kepuasan pasien disaat mahasiswa mulai bekerja di rumah
sakit.
LAMPIRAN
1. Topik
Supervisi
2. Sub topik
Asuhan Keperawatan pada Pasien
3. Tujuan Umum
Mengetahui perkembangan pasien dengan cara mengkomunikasikan keadaan pasien
dan menyampaikan informasi yang penting.
4. Tujuan Khusus
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan klien
b. Menyampaikan hal-hal yang sudah dilakukan dalam sudah dilakukan dalam
asuhan keperawatan pada klien
c. Menyampaikan permasalahan keperawatan klien yang masih ada dan yang sudah
terselesaikan.
d. Menyampaikan hal-hal penting yang harus ditindak lanjuti oleh dinas berikutnya
e. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
f. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara secara paripurna
g. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
h. Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota
tim perawat
i. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan sesuai
dengan planing dan kondisi pasien sampai kondisi klien membaik dan
diperbolehkan pulang.
5. Sasaran
Seluruh staff perawat diruang Mawar
6. Waktu
Senin, 11 Januari 2021, jam 09.00 – 09.40
7. Materi
Terlampir
8. Pengorganisasian
Kepala Ruang : M. Azky Diar
KA Tim 1 : Muhammad Abduh Ridho
KA Tim 2 : Afrizal Nur Fahmi
PP : 1. Vinna nur amalia
2. Selma Pratiwi
3. Hikmatul Fauziyah
4. Nurlaela Fitriyani
5. Rike Dwi Saputri
6. Nia Pramitasari
7. Nana fatin kahilma
8. Darmi
9. Darmo
9. Tempat
Di ruang Mawar
10. Metode
Diskusi dan Tanya jawab
11. Media
1) Status Pasien
2) Alat Tulis
3) Sarana dan Prasarana Perawatan
12. Penyampaian
13. Evaluasi
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift
b. Setiap perawat mengetahui perkembangan pasien Setiap perawat mengetahui
perkembangan pasien
c. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
LAMPIRAN
B. Manfaat
1) Bagi Perawat
a. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh perawat pada
shift berikutnya.
b. Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan dengan
keadaan klien yang sebenarnya.
c. Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang belum
terungkap.
2) Bagi Pasien
a. Mengetahui perkembangan dari kesehatan klien
b. Mendapatkan pelayanan yang komprehensif
c. Mengetahui program/ rencana therapi yang akan dilakukan
C. Metode Pelaporan
1. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung kepada
perawat penanggung jawab berikutnya. Cara ini memberikan kesempatan diskusi
yang maksimal untuk kelanjutan dan kejelasan rencana keperawatan.
2. Pelaksanaan timbang terima dapat juga dilakukan di ruang perawat kemudian
dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi klien satu klien satu persatu.
D. Prosedur
1. Kedua kelompok dinas sudah siap.
2. Perawat yang melaksanakan timbang terima mengkaji secara penuh terhadap masalah,
kebutuhan dan segenap tindakan yang telah dilaksanakan serta hal-hal yang penting
lainnya selama masa perawatan (tanggung jawab)
3. Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan perincian yang matang sebaiknya dicatat
khusus untuk kemudian diserah terimakan kepada petugas berikutnya.
4. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima :
a. Identitas klien dan diagnosa medis.
b. Masalah Keperawatan yang masih muncul.
c. Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan (secara umum)
d. Intervensi kolaboratif yang telah telah dilaksanakan.
e. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan operatif,
pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lain, persiapan untuk
konsultasi atau prosedur yang tidak rutin dijalankan.
f. Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan.
5. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab
dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan atau berhak
terhadap keterangan-keterangan yang kurang jelas.
6. Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat.
7. Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit, kecuali dalam kondisi
khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.
E. Tugas/peran
1. Kepala ruang Kepala ruang Kepala ruang memimpin/memfasili mfasilitasi jalannya
timbang terima dengan terima dengan membuka pre konferen kemudian menyerahkan
kepada ketua tim di ruang ners station.
2. Ketua tim Ketua tim menyerahkan pada perawat pelaksana yang jaga malam untuk
menyampaikan identitas pasien, jumlah pasien, masalah keperawatan dan tindakan
yang dilakukan serta program lain jika ada di ners station.
3. Perawat pelaksana Perawat pelaksana yang sift jaga malam menyampaikan Identitas
pasien dan diagnosa medis, masalah keperawatan yang masih muncul, tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif yang telah
dilaksanakan, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
operatif, pemerikasaan laboratorik/pemeriksaan penunjang lain, persiapan untuk
konsultasi atau terhadap prosedur yang terhadap prosedur yang tidak rutin dijalankan,
pros tidak rutin dijalankan, prosedur rutin edur rutin yang biasa yang biasa dilakukan
tidak perlu disampaikan di ruang perawatan klien.
F. Alur dan Mekanisme Timbang Terima
1. Alur Timbang Terima
Klien
Diagnosa Diagnosa
Medis
Keperawatan
Rencana
Tindakan
Perkembangan
keadaan klien
MASALAH :
1. Teratasi keseluruhan
2. Sebagian
3. Belum Teratasi
4. Terdapat Masalah
Baru
Kepala Ruang
Membimbing, mengarahkan dan menyelesaikan
masalah( problem solving )
1. Topik
Supervisi
2. Sub topik
Asuhan Keperawatan pada Pasien
3. Tujuan Umum
Mengetahui rencana kegiatan asuhan keperawatan yang akan diberikan kepada pasien.
4. Tujuan Khusus
a. Menyampaikan kondisi dan keadaan klien
b. Menyampaikan rencana harian masing masing perawat.
c. Menyampaikan Asuhan Keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien
d. Memberikan reinforcement kepada PP.
e. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan sesuai
dengan planing dan kondisi pasien sampai kondisi klien membaik dan
diperbolehkan pulang.
5. Sasaran
Seluruh staff perawat diruang Mawar
6. Waktu
Senin, 11 Januari 2021, jam 09.00 – 09.40
7. Materi
Terlampir
8. Pengorganisasian
Kepala Ruang : M. Azky Diar
KA Tim 1 : Muhammad Abduh Ridho
PP :
1. Vinna Nur Amalia
2. Selma Pratiwi
3. Afrizal Nur Fahmi
9. Tempat
Di ruang Mawar ( Meja Masing Masing )
10. Metode
Diskusi dan Tanya jawab
11. Media
1) Rencana Harian Perawat Pelaksana atau Katim
2) Alat Tulis
3) Sarana dan Prasarana Perawatan
12. Penyampaian
13. Evaluasi
a. Pre Conference dapat dilakukan jika yang berdinas lebih dari 1 orang meliputi
Karu bisa diganti dengan katim dan PP lebih dari 1 dan dilakukan sesudah
pergantian shift
b. Setiap perawat mampu mengetahui perkembangan pasien
c. Pemberian asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan evektif.
LAMPIRAN
A. Pengertian
Pre Conference merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi
dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai dengan
jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference sebaiknya dilakukan ditempat tersendiri
sehingga dapat mengurangigangguan dari luar.Konferensi terdiri dari pre conference dan
postconference yaitu Pre Conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpinoleh
ketua tim atau penanggung jawab tim. Jikayang dinas pada tim tersebut hanya
satu orang, maka pre conference ditiadakan Isi pre conference adalah rencana tiap
perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim (ModulMPKP,
2006). Sebelum operan ke dinas berikutnya.
Tempat : Meja masing – masing tim. Penanggung jawab : ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :1) Ketua tim atau Pj tim membuka acara. 2) Ketua tim atau Pj tim menanyakan
kendala dalam asuhan yang telah diberikan. 3) Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan
tindakan lanjut asuhan klien yang harus diperankan kepada perawat shift berikutnya. 4)
Ketua tim atau Pj menutup acara. 2. Tujuan Pre dan Post Conference Secara umum
tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah secara kritis dan
menjabarkan alternatif penyelesaian masalah,mendapatkan gambaran berbagai situasi
lapanganyang dapat menjadi masukan untuk menyusunrencana antisipasi sehingga dapat
meningkatkankesiapan diri dalam pemberian asuhankeperawatan dan merupakan cara
yang efektif untuk menghasilkan perubahan non kognitif (McKeachie, 1962).
B. Syarat
a. Pre conference di laksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan
b. Waktu yang efektif yang diperlukan 10 atau sampai 15 menit
c. Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien,
perencanaan dan data yang perlu di tambakan.
d. Yang terlibat dalam pre conference adalah kepala ruang katim dan anggota tim.
C. Manfaat
1. Bagi Perawat
a. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh perawat
terkait pasien yang di kelolanya.
b. Dapat melakukan cross check ulang tentang asuhan keperawatan yang akan
dilaksanakanya.
D. Metode Pelaporan
1. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung kepada Karu
atau Katim terkait tindakan atau asuhan keperawatan yang akan di lakukan kepada
pasien.
2. Pelaksanaan Preconference dapat juga dilakukan di ruang perawat kemudian
dilanjutkan dengan Interverensi kepada pasien.
E. Prosedur
1. Melakukan preconference setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas
2. Dipimpin oleh karu atau katim
3. Preconferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam tim nya masing masing
4. Menyampaikan perkembangan dan maslah pasien berdasarkan hasil evaluasi kemarin
dan kondidi pasien yang dilaporkan dinas sebelumnya.
5. PP menyampaikan hal meliputi : Keluhan pasien, TTV dan GCS , Hail pemeriksaan
Lab atau diagnosis terbaru , masalah keperawatan, RH, Perubahan terapi medis, dan
Rencana , medis.
6. Perawat Pelaksana mendiskusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang
masalahyang terkait dengan perawatan yang terkait.
7. Mengingatkan kembali standar prosedur yang telah ditentukan.
F. Tugas/peran
1. Kepala ruang memimpin/memfasili jalannya dengan membuka pre konferen
kemudian menyerahkan kepada ketua tim di ruang ners station.
2. Ketua tim menyerahkan pada perawat pelaksana yang akan melakukan tindakan
untuk menyampaikan RH, keluhan pasien dan tindakan yang akan diberikan.
3. Perawat pelaksana yang akan berjaga menyampaikan Identitas pasien dan diagnosa
medis, masalah keperawatan yang masih muncul, tindakan keperawatan yang akan
dilakukan (secara umum), intervensi kolaboratif yang akan dilaksanakan, rencana
umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan.
PRE PLANING RONDE KEPERAWATAN
A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan di Indonesia perlu mendapatkan prioritas utama
dalampengembangan keperawatan di masa depan. Hal ini berkaitan dengan tuntunan
profesi dan tuntunan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan
pengelolaan secara profesional.
Pelayanan keperawatan yang disebut profesional bukan sekedar terampil dalam
melakukan prosedur keperawatan, tetapi mencakup keterampilan interpersonal,
keterampilan intelektual, dan keterampilan teknikal. Dalam keterampilan intelektual dan
interpersonal, komunikasi antara dua orang atau kelompok yang dianggap ada dalam
lingkungan keperawatan profesional misalnya antara perawat dengan sesama perawat,
perawat dengan pasien, perawat dengan dokter dan perawat dengan manajer (Roger,
2000 dalam Gaffar, 1997; 32).
Rumah Sakit sebagai suatu tempat pelayanan kesehatan memiliki suatu sistem
yang terdiri dari tim pelayanan kesehatan seperti dokter, perawat, ahli gizi, dan tenaga
kesehatan lainnya, yang mempunyai satu tujuan untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan.
RSUP Dr. M. Djamil Padang merupakan rumah sakit di daerah Kota Padang yang
mengutamakan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien
khususnya di Ruang irna bedah. Sementara itu, perawat merupakan ujung tombak dalam
pelayanan di rumah sakit, dimana perawat dituntut untuk melaksanakan asuhan
keperawatan yang berkualitas guna meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit dan
memberi kepuasan pada pasien yang dalam hal ini adalah sebagai konsumen (Adill et all,
2009).
Upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, tidak terlepas dari pelayanan
keperawatan yang berkesinambungan. Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan
kepada pasien adalah melalui pemberian asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa
aman bagi pasien, keluarga serta masyarakat (Tribowo, 2013). Pemberian asuhan
keperawatan merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh setiap pasien rawat
inap oleh perawat. Salah satunya adalah prosedur timbang terima pasien yang
merupakan kegiatan sehari-hari dan harus dilakukan oleh perawat. Pelaksanaan
timbang terima pasien merupakan tindakan keperawatan yang secara langsung akan
berdampak pada perawatan pasien, selain itu timbang terima pasien dibangun
sebagai sarana untuk menyampaikan tanggung jawab serta penyerahan legalitas
yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan pada pasien (Wallis, 2010).
Catatan keperawatan adalah dokumentasi keperawatan, tanpa memperhatikan tipe
atau lokasi dalam catatan. Apapun jenis sistem pendokumentasian yang digunakan,
pendokumentasian harus mengomunikasikan status pasien, pemberian perawatan
spesifik, dan respon pasien terhadap perawatan (Marrelli, 2008).
Menurut Webster’s New World Dictionary dalam Marelli (2008) mendefiniskan
dokumentasi sebagai penyediaan bukti pencatatan dan pengumpulan, ringkasan, dan
pengkodean informasi yang tercetak atau tertulis untuk referensi di masa mendatang.
Definisi sederhana ini menyesuaikan berbagai peran bahwa dokumentasi atau proses
pendokumentasian dan pendemonstrasian pemberian perawatan pasien penting dalam
perawatan kesehatan.
Berdasarkan pengkajian ulang terhadap pasien luka bakar yangbelum berjalan
optimal, dimana luka pasien tidak kunjung membaik stelah dilakukan perawatan selama
3 hari. Dan pasien juga masih mengeluhkan tentang sakitnya dan cemas lukanya tidak
akan sembuh.
Pemecahan masalah tersebut, menurut kelompok perlu diadakan pertemuan dalam
bentuk lokakarya mini dengan mengundang Kepala Ruang, Kepala Tim, Perawat
Pelaksana, Perawat Konsuler, Ahli Gizi dan keluarga pasien di ruangbedah RSUD
BHAMADA beserta staf, pembimbing klinik dan pembimbing akademik.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mempresentasikan hasil kajian data awal mahasiswa praktek profesi manajemen
keperawatan STIkes Bhamasa kepada Karu, Katim, Perawat Pelaksana, Perawat
Konsuler, Ahli Gizi dan keluarga pasien di RSUD Bhamada ruang Mawar.
2. Tujuan Khusus
Setelah mempresentasikan hasil kajian awal diharapkan kepada Karu, Katim,
Perawat Pelaksana, Perawat Konsuler, Ahli Gizi dan keluarga pasien :
a. Memperoleh gambaran masalah tentang pelayanan kesehatan di Ruang Mawar
RSUD Bhamada.
b. Memperoleh kesepakatan bersama terkait permasalahan yang menjadi prioritas
di Ruang Mawar RSUD Bhamada.
c. Memperoleh kesepakatan dari semua jajaran keperawatan dan
mengimplementasikan hasil temuan di Ruang Mawar RSUD Bhamada.
C. Sasaran
Karu, Katim, Perawat Pelaksana, Perawat Konsuler, Ahli Gizi dan Keluarga Pasien.
D. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
E. Media dan alat
-
F. Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Rabu, 11 Januari 2021
Waktu : 10.00 – 11.50 WIB
Tempat : Ruang Kepala Ruang
G. Setting Tempat
5 4 3
6 3
1 2
KETERANGAN:
1 = Karu
2 = Katim
3 = Perawat Pelaksana
4 = Ahli Gizi
5 = Perawat Konsuler
6 = Keluarga Pasien
H. Susunan Acara
I. Evaluasi Hasil
a. Adanya kesepakatan tentang prioritas masalah.
b. Adanya kesepakatan pelaksanaan Tindakan keperawatan.
c. Adanya kesepakatan tentang petunjuk pelaksaan Tindakan keperawatan.
LAMPIRAN
4. Tipe Ronde
Tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan diantaranya adalah menurut
Close & Castledine (2005) ada empat tipe ronde yaitu matrons’ rounds, nurse management
rounds, patient comfort rounds & teaching nurse.
a. Matron nurse menurut Close & Castledine (2005) seorang perawat berkeliling ke
ruangan-ruangan, menanyakan keadann pasien sesuai jadwal rondenya. Yg dikerjakan
perawat ronde ini ialah memeriksa standart pelayanan, kebersihan & kerapihan, &
menilai penampilan & kemajuan perawat dlm memberikan pelayanan pada pasien.
b. Nurse management rounds menurut Close & Castledine (2005), ronde ini ialah ronde
manajerial yg melihat pada rencana pengobatan & implementasi pada sekelompok
pasien. Buat melihat prioritas tindakan yg sudah dikerjakan serta melibatkan pasien &
keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tak terjadi proses pembelajaran antara
perawat & head nurse.
c. Patient comport nurse menurut Close & Castledine (2005) ronde disini berfokus pada
kebutuhan utama yg dibutuhkan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dlm ronde ini
ialah mencukupi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dikerjakan dimalam
hari, perawat menyiapkan tempat tidur buat pasien tidur.
d. Teaching rounds menurut Close & Castledine (2005) dikerjakan antara teacher nurse
dgn perawat / mahasiswa perawat, dimana terjadi proses pembelajaran. Teknik ronde
ini biasa dikerjakan karena perawat / mahasiswa perawat.Dgn pembelajaran langsung.
Perawat / mahasiswa bisa langsung mengaplikasikan ilmu yg didapat langsung pada
pasien. Daniel (2004) walking round yg tersusun dari nursing round, physician-nurse
rounds / interdisciplinary rounds. Nursing rounds ialah ronde yg dikerjakan antara
perawat dgn perawat. Physician-nurse ialah ronde pada pasien yg dikerjakan karena
dokter dgn perawat, sedangkan interdisciplinary rounds ialah ronde pada pasien yg
dikerjakan karena aneka macam tenaga kesehatan meliputi dokter, perawat, ahli gizi
serta fisioterapi.
7. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan sebagai berikut :
a. Struktur
Persyaratan administratif (informed consent, alat & lainnya).
Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.
Persiapan dikerjakan sebelumnya.
b. Proses
Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
Seluruh perserta berperan aktif dlm kegiatan ronde sesuai peran yg sudah
ditentukan.
c. Hasil
Klien merasa puas dgn hasil pelayanan.
Kasus klien bisa teratasi.
Perawat bisa : Menumbuhkan cara berpikir yg kritis, Menaikkan cara berpikir yg
sistematis, Menaikkan kemampuan validitas data klien, Menaikkan kemampuan
menentukan diagnosis keperawatan, Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan
keperawatan yg berorientasi pada kasus klien, Menaikkan kemampuan
memodifikasi rencana askep, Menaikkan kemampuan justifikasi, Menaikkan
kemampuan menilai hasil kerja.
Di ruang Mawar RSUD Bhamada akan diadakan ronde keperawatan pada salah seorang
pasien. Tahap pre ronde keperawatan ..
Sebelum melakukan ronde keperawatan ketua tim menentukan kasus yang akan dirondekan
dan menetukan tim ronde keperawatan. Kemudian ketua tim menemui kepala ruangan untuk
meminta persetujuan.
Di nurse station..
Ridho : Assalamualaikum selamat pagi pak.
Azky : Wa’allaikum salam. Iya ada apa ?
Ridho : Begini pak, saya mau melaporkan tentang pasien Tn. A, klien sudah 3 hari
dirawat, dan belum ada peningkatan yang berarti. Jadi saya bermaksud untuk
melakukan ronde keperawatan.
Azky : Ooh iya, yang pasien dari Tegal itu ya.. yang luka bakar tersiram air panas?
Ridho : Iya pak. Klien sudah 3 hari dirawat tetapi belum ada kemajuan dan klien
mengalami kesakitan pada lukanya . jadi apakah bapak setuju jika dilakukan
ronde keperawatan pada Tn. A?
Azky : Iya saya setuju. Bagaimana persiapannya dan kapan akan dilakukan?
Ridho : Saya sudah menyiapkan tim yang akan melakukan ronde keperawatan dan
insya Allah besok dilaksanakan. Nanti saya akan melakukan inform consent
kepada pasien dan keluarganya.
Azky : Baiklah silahkan lakukan inform consent terlebih dahulu.
Ridho : Baik pak terima kasih banyak, saya permisi dulu.
Setelah mendapat persetujuan dari kepala ruangan, ketua tim melakukan inform concent
kepada pasien dan keluarganya.
Di ruang pasien..
Ridho : Assalamualaikum pak. Bagaimana keadaan bapak,apakah masih merasa
sakit?
Afrizal : Masih pak, terutama di bagian lengan kanan dan punggung
Ridho : Oh iya… Sabar ya pak kami akan melakukan yang terbaik untuk
kesembuhan bapak. Jadi begini (sambil berbicara dengan keluarga pasien)
Tn. A ini akan kami jadikan pasien untuk ronde keperawatan. Apa dari pihak
keluarga bersedia?
Afrizal dan Hikmatul : Apa itu ronde keperawatan?
Ridho : Jadi ronde keperawatan itu suatu kegiatan yang nantinya pasien atau keluarga
akan diajak diskusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.
Diharapkan nantinya setelah dilakukan ronde keperawatan dan tindakan
keperawatan masalah itu bisa berkurang atau teratasi.
Hikmatul : Ooh begitu. Saya setuju saja yang penting bapak saya bisa cepat sembuh dan
cepat pulang.
Ridho : Baik, jadi tanda tangan disini (sambil memberikan surat persetujuan kepada
keluarga pasien). Ini surat persetujuan bahwa Tn. A dan keluarga bersedia
kami jadikan pasien ronde keperawatan. Jadi nanti akan ada perawat yang
akan memeriksa Tn. A untuk mengetahui masalah yang terjadi.
Hikmatul : Oh iya baik pak.
Ridho : Kalau begitu saya permisi dulu pak.
Setelah melakukan inform consent dan mendapat persetujuan dari pasien dan keluarga ,
Ketua Tim melakukan pertemuan dengan anggota tim (perawat pelaksana) untuk melakukan
pemberian tugas.
Di ruang perawat..
Ridho : Assalamualaikum ,, Ners nia dan Ners fatin.
Anggota Tim : Waalaikumsalam wr.wb pak
Ridh : Baiklah langsung saja seperti yang sudah direncanakan sebelumnya kita akan
melakukan ronde keperawatan pada Tn. A . Dan hari ini kita akan melakukan
tahap pra ronde keperawatan.
Ners Nia : Tn. A yang masuk karena luka bakar itu ya pak?
Ridho : Iya, sudah 3 hari tapi belum ada perubahan yang memperlihatkan kemajuan.
Ners Fatin : Jadi apa yang harus kita lakukan?
Ridho : Maka dari itu sekarang tolong lakukan pengkajian ulang pada Tn. A untuk
mengetahui masalah masalah apa saja yang sebenarnya terjadi sekarang ini.
Anggota Tim : Baik pak. Akan segera kami lakukan.
Setelah melakukan pengkajian , anggota Tim menghadap kepada ketua tim untuk melaporkan
hasil pengkajian kemudian ketua tim melakukan validasi data dan kontrak waktu dengan
pasien dan keluarganya.
Anggota Tim : Pak kami sudah melakukan pengkajian terhadap Tn.A dan ini hasilnya
(sambil memberikan hasil pengkajian).
Ridho : (sambil melihat hasil pengkajian), baiklah mari kita ke pasien untuk
melakukan validasi data dan kontrak waktu untuk Ronde Keperawatan besok.
Ketua tim dan anggota tim pun menemui pasien dan keluarganya untuk melakukan kontrak
waktu.
Di ruang pasien ...
Ridho : Assalamualaikum bu.. tadi sudah diperiksa sama ners Nia dan ners Fatin
Hikmatul : Iya sus.
Ridho : Jadi rencananya besok akan diadakan ronde Keperawatan. Jadi kami akan
memanggil ibu besok sekitar jam 10 di ruang perawat untuk ikut berdiskusi
tentang masalah yang dihadapi Tn. A.
Hikmatul : Oh iya baik pak.
Ridho : Terima kasih atas kerja samanya bu.
Hikmatul : Iya, sama sama.
Keesokan harinya Ronde Keperawatan pun dimulai . Ronde Keperawatan dihadiri oleh
kepala ruangan, ketua tim , anggota tim (perawat pelaksana), dan perawat konsuler.
Di ruang perawat ..
Azky : Assalamualaikum , selamat pagi semua. Hari ini kita akan melakukan Ronde
Keperawatan, sesuai dengan yang telah direncanakan. Adapun Tujuan kita
melakukan Ronde Keperawatan adalah untuk mengatasi masalah keperawatan
klien yang belum teratasi selama dirawat di rumah sakit. Untuk
mengefisienkan waktu langsung saja saya persilahkan kepada ners Ridho
selaku ketua Tim untuk memberikan penjelasan tentang pasien ronde
keperawatan kita kali ini. Silahkan ..
Ridho : Baik Terima Kasih.. Assalamualaikum wr.wb. terima kasih kepada pak Azky
selaku kepala ruangan. Pasien ronde keperawatan kita kali ini adalah Tn. A
dengan luka bakar. Klien sudah dirawat 3 hari tapi belum ada kemajuan.
Kemarin dilakukan pengkajian ulang oleh Ners Nia dan Ners Fatin dan
didapatkan data klien mengalami masalah kekurangan cairan dan infeksi pada
luka, Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan intoleransi Aktifitas.
Selanjutnya saya persilahkan kepada anggota tim saya ners Nia dan ners Fatin
untuk menjelaskan intervensi yang akan dilakukan kepada Tn. A.
Ners Nia : Baik terima kasih.. Intervensi yang akan kami lakukan untuk mengatasi
kekurangan cairan nya yaitu 1. Observasi tanda-tanda vital , rasionalnya
Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
2. Berikan kompres hangat pada daerah dahi jika ada peningkatan suhu tubuh ,
rasionalnya Untuk membantu menurunkan suhu tubuh. 3. Berikan minum yang
banyak (1500-2000 cc) atau sekitar 2,5liter / 24jam Rasionalnya Peningkatan
suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu
diimbangi dengan asupan cairan yang banyak. 4. Anjurkan klien menggunakan
pakaian tipis dan menyerap keringat. Rasionalnya Untuk menjaga agar klien
merasa nyaman, pakaian tipis akan membantu mengurangi penguapan tubuh.
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik dan antipiretik,
Rasionalnya Antibiotik untuk mengurangi infeksi dan antipiretik untuk
mengurangi panas.
Ners Fatin : untuk mengatasi masalah nutrisinya intervensi yang akan kami lakukan yaitu
1. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang manfaat
makanan/nutrisi. Rasionalnya Untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang
nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat. 2. Beri nutrisi dengan diet
lembek atau lunak, tidak mengandung banyak serat, tidak merangsang,
maupun menimbulkan banyak gas dan dihidangkan saat masih hangat.
Rasionalnya Untuk meningkatkan asupan makanan karena mudah ditelan. 3.
Berikan makanan sedikit tapi sering. Rasionalnya Untuk menghindari mual
dan muntah. 4. Sajikan makanan yang bervariasi rasionalnya agar pasien tidak
merasa bosan dan nafsu makannya meningkat. 5. Anjurkan menjaga
kebersihan oral/mulut, Rasionalnya untuk Menghilangkan rasa tidak enak pada
mulut/lidah,dan dapat meningkatkan nafsu makan. 6. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk pemberian diit pada pasien luka bakar , Rasionalnya Antasida
mengurangi rasa mual dan muntah.
Rike : Untuk pasien luka bakar, saya sudah membuat menu diit. Menu pagi saya
memberikan Nasi 100 gram, ayam 50 gram, tempe 40 gram, 1 mangkuk
sayuran yang berisi bayam, pisang 1 buah, teh hangat 250 ml. Menu siang hari,
Nasi 100 gram, ikan 40 gram, tahu semur 50 gram, semangka 1 potong, 1
mangkuk sayur sawi, air mineral 250 ml. Menu malam hari nasi 100 gram,
tahu tempe 100 gram, sayur kacang panjang 1 mangkuk, buah melon 1 potong,
1 gelas teh 250 ml.
Ners Nia : adapun intervensi dari masalah intolerasi aktifitas nya yaitu 1. Kaji keadaan
umum pasien, Rasionalnya untuk mengetahui keadaan umum pasien dan
kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan sehari hari . 2. Tingkatkan
aktivitas sesuai toleransi, Bantu dalam melakukan latihan. Rasionanya, untuk
meningkatkan toleransi terhadap aktivitas dan mencegah kelemahan. 3. Beri
posisi yang nyaman , rasionalnya agar klien bisa beristirahat dengan nyaman.
4. Bantu aktivitas sehari-hari seperti makan , mandi , buang air. Rasionalnya
untuk mengurangi kecemasan dan membatasi agar klien tidak terlalu lelah.
saya kira hanya itu intervensi yang sudah kami rencanakan selanjutnya saya
kembalikan kepada ketua tim.
Ridho : Baik itu tadi rencana yang akan dilakukan. Selanjutnya saya persilahkan
kepada Ibu vinna sebagai perawat konsuler untuk menjelaskan tentang
penyakit Tn. A kepada keluarga klien.
Vinna : baik terima kasih .. Jadi bu Tn. A kemungkinan mengalami infeksi pada
lukanya. Jadi mempengaruhi proses penyembuhan luka tersebut, dan juga
menyebabkan masalah kesehatan lain seperti apa yang sudah dijelaskan tadi
ya bu. Mungkin saja pas sebelum bapaknya dibawa kesini lukanya dibiarkan
terbuka dan penanganan yang kurang tepat sehingga menyebabkan infeksi
pada luka bapak tersebut yahbu.
Hikmatul : ooh iya jadi bagaimana sus kalau sudah terinfeksi gitu, apa bisa sembuh?
Vinna : iya tentu bisa sembuh bu, asal ibu bisa sabar dan tetap mempercayakan
semuanya kepada petugas kesehatan dalam penanganan penyakit yang bapak
derita. Jadi nanti untuk luka bapak pada saat pergantian perban harus sering di
monitor, tentu saja ini untuk mengetahui apakah luka bapaknya ini membaik
atau belum. Bukan itu saja yah bu, pasien juga harus menjaga pola makannya ,
tidak boleh makan sembarangan harus makanan yg lunak dan mudah dicerna.
Pasien juga harus banyak istirahat , tidak boleh banyak bergerak. Cukup latih
pergerakan yang tidak terlalu berat, bila perlu di bantu dalam melakukan
aktivitasnya ya bu. Pasien juga perlu meningkatkan asupan minumannya yah
bu kira-kira 1,5 sampai 2 liter perhari untuk mengganti cairan yang keluar.
Apa ibu sudah paham penjelasan kami?
Hikmatul : Iya suster.. Saya paham.
Azky : baik tadi kita semua sama sama sudah mendengarkan intervensi dan
penjelasan tentang penyakit Tn. A . apakah dari rekan rekan perawat ada yang
ingin ditanyakan ?
Ridho dan anggota tim : tidak ada pak.
Azky : kalau dari keluarga Tn. A apakah sudah mengerti atau mungkin masih ada
yang ingin ditanyakan ? silahkan bertanya jika memang masih ada yang ingin
diketahui.
Hikmatul : tidak ada sus. Saya sudah mengerti .
Azky : baiklah karena semua sudah jelas, ronde keperawatan kita kali ini sudah
selesai. Silahkan nanti para tim ronde untuk melakukan tugasnya dengan baik.
terima kasih atas kerja samanya. Semoga masalah pasien kita bisa segera
teratasi . aamiin. Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Semua : waalaikumsalam wr.wb.
Akhirnya ronde keperawatan telah selesai dilakukan, anggota tim pun mulai melakukan
tugasnya masing masing...
Sekian ..
Terima Kasih ^_^
PRE PLANING SUPERVISI
1. Topik
Supervisi
2. Sub topik
Asuhan Keperawatan pada Pasien
3. Tujuan Umum
setelah dilakukan penyegaran tentang supervise dapat diciptakan kondisi kerja yang
kondusif dan nyaman
4. Tujuan Khusus
a. Dapat melatih staff dalam melaksanakan asuhan keperawatan
b. Memeberikan arahan dalam pelaksanaan kegiatan diruangan
c. Meningkatkan kesadaran akan peran dan fungsi staff
5. Sasaran
Seluruh staff perawat diruang Mawar
6. Waktu
Senin, 11 Januari 2021 jam 10.00-12.00
7. Materi
Supervisi merupakan cara ampuh untuk mencapai tujuan pelayanan rumah sakit,
khusunya pelayanan keperawatan. Supervise keperawata adalah proses pemberian
sumber-sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka
pencapaian tujuan. Tujuan dari supervise adalah pemenuhan dan peningkatan
kepuasan pelayanan kepada pasien dan keluarganya. Untuk mencapai tujuan akhir ini
ditetapkan tujuan awal supervise yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan, dan
kemampuan perawat untuk dapat melakukan tugasnya. Didalam proses supervise
dilakukan :
a. Apa yang dibutuhkan perawat agar dapat mengetahui tugasnya dan dapat
melakukan tugasnya.
b. Membantu perawat untuk mengembangkan ketrampilan yang diperlukan dalam
melakukan tugasnya.
c. Mempunyai kemampuan penuh yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
Supervise adalah salah satu fungsi pokok yang harus dilaksanakan oleh pengelola
(manajer) dari yang terendah, menengah, dan atas. Manajer yang melakukan
fungsi supervise disebut supervisor. Didalam rumah sakit yang termasuk manajer
keperawatan yang melakukan fungsi supervise adalah kepala ruangan, pengawas,
kepala seksi, kepala bidang, dan wakil direktur keperawatan.
Pada situasi nyata, jenjang manager keperawatan bervariasi baik macamnya
maupun pemegang posisi manager keperawatan. Semua manager keperawatan
perlu mengetahui, memahami, dan melaksankan peran dan fungsinya sebagai
supervisor.
Supervisi modern berfokus pada keunikan indvidu. Supervisor diharapkan dapat
menghargai potensi tiap individu dan menerima perbedaan tiap individu serta
mengembangkan potensi tiap individu untuk mencapai kepuasan pasien dan
keluarganya.
8. Pengorganisasian
Keterangan :
: Observer
: Perawat
9. Tempat
Di ruang Mawar
10. Metode
Diskusi dan Tanya jawab
11. Media
Lembar checklist
12. Penyampaian
13. Evaluasi
Setelah dilakukan supervisi perawat menjadi lebih memahami kekurangan dalam
melaukan tindakan perawatan kepada pasien yang dirawat diruang Mawar.
PRE PLANNING POST CONFERENCE
A. Topik
Post Conference
B. Sub topik
Penyampaian intervensi yang telah dilaksanakan
C. TujuanUmum
Mengetahui intervensi yang yang telah dilakukan oleh perawat untuk mendapatkan
hasil tindakan yang akan dilanjutkan kepada perawat selanjutnya
D. Tujuan Khusus
1. Mengetahui intervensi yang telah dilakukan
2. Mengetahui kendala apa saja ketika tindakan
3. Mengetahui intervensi lanjutan yang akan diteruskan oleh perawat pada shift
selanjutnya
E. Sasaran
Perawat yang menangani pasien di bangsal Mawar
F. Waktu
Jam: 20.30
Tanggal: Senin, 11 Januari 2021
G. Materi
Laporan Asuhan Keperawatan 21 pasien
H. Pengorganisasian
: Ketua Tim
: Perawat Pelaksana
I. Tempat
Bangsal Mawar Rumah Sakit Bhamada (ruang bedah dan dalam)
J. Metode
Diskusi
K. Media
Asuhan keperawatan pasien
L. Penyampaian (prolog naskah) dan pelaksanaan kegiatan)
A. Topik
Manajemen konflik
B. Sub topik
Proses pelaksanaan prosedur manajemen konflik di ruang mawar
C. Tujuan Umum
Menciptakan prosedur dan mekanisme penyelesaian konflik
D. Tujuan Khusus
a. Mendemonstrasikan proses manajemen konflik
b. Menerapkan proses manajemen konflik
c. Mengevaluasi proses manajemenkonflik
E. Sasaran
Kepala ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana
F. Waktu
Setelah shift pagi
G. Materi
1. Definisi
Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari Tindakan- tindakan
perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya. Konflik adalah
perselisihan internal yang dihasilkan dari perbedaan ide, nilai-nilai dan perasaan
antara dua orang atau lebih (Marquis &huston, 1996 dalam Hendel dkk, 2005).
Maka dapat disimpulkan bahwa management konflik merupakan langkah-
langkah yang di ambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan
perselisihan kearah penyelesaian yang kontruktif atau destruktif.
2. Penyebab konflik
Konflik disebabkan karena: (1) perbedaan interpersonal pada setiapdimensi-
umur, jenis kelamin, ras, pandangan, perasaan, pendidikan, pengalaman, tingkah
laku, pendapat, budaya, kebangsaan, keyakinan, dll. (2) perbedaan kepentingan
dalam hubungan antar manusia karena perbedaan budaya, posisi, peran, status,
dan tingkat hirarki (shetach, 2012).
Menurut robbins (2008), konflik muncul karena ada kondisi yang melatar
belakanginya (antecendt conditions). Kondisi tersebut, yang disebut juga sebagai
sumber terjadinya konflik, terdiri dari tiga kategori yaitu: komunikasi, struktur,
dan variable pribadi.
3. Sumber Konflik
a. Salah pengertian atau salah paham karena kegagalan komunikasi
b. Perbedaan tujuan kerja karena perbedaan nilai hidup yang di pegang
c. Persaingan dalam hal yang terbatas seperti fasilitas kerja dan jabatan
d. Masalah wewenang dan tanggung jawab
e. Penafsiran yang berbeda atas satu hal, perkara dan peristiwa yang sama
f. Kurangnya kerja sama
g. Tidak menaati tata tertib dan peraturan kerja yang ada
h. Ada usaha untuk menguasai dan merugikan
i. Pelecehan pribadi dan kedudukan
j. Perubahan dalam sasaran dan prosedur kerja sehingga orang menjadi merasa
tidak jelas tentang apa yang di harapkan darinya.
4. Kategori Konflik
a. Konflik interpersonal konflik yang terjadi pada individu sendiri
b. Konflik interpersonal terjadi antara 2 orang atau lebih dimana nilai tujuan dan
keyakinan perbedaan
c. Konflik inter kelompok
d. Konflik antar kelompok
H. Pengorganisasian ( setting pelaku dan seting tempat)
Kepala ruangan : M. Azky Diar
Kepala tim : Muhammad Abduh Ridho
Perawat A : Vinna Nur Amaliya
Perawat B : Selma Pratiwi
Setting tempat:
Keterangan :
= kepala ruangan
= kepala tim
= perawat A dan B
I. Tempat
Di ruang kepala ruang mawar
J. Metode
Role play
K. Media
-
L. Penyampaian (prolog naskah dan pelaksanaan kegiatan)
M. Evaluasi
Setelah kejadian itu, semua perawat diruang Kenanga menjadi menjadi lebih baik
dalam bekerja sama. Semua anggota saling belajar menghargai satu sama lain, saling
membantu, dan saling melengkapi. Konflik dalam kelompok tidak dapat dihindari.
Konflik diperlukan untuk meningkatkan kinerja kelompok.
Menyatakan pada hari, tanggal senin 11 Januari 2021 tidak dapat melaksanakan tugas sebagai
peserta rapat di RS bhamada. Demi kelancaran tugas tersebut, saya mendelegasikan tugas
beserta kewenanganya kepada:
Nama : Afrizal Nur Fahmi
Unit kerja : Perawat
Jabatan : Ketua Tim 2
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengumpulan data dilakukan oleh mahasiswa Profesi Ners STIKes
Bhamada Slawi diruang Pandawa didapatkan masalah :
1. Tindakan keperawatan : kinerja perawat belum optimal
2. Berdasarkan perhitungan Depkes jumlah perawat belum terpenuhi
3. Pengorganisasian : manajemen pemberian asuhan keperawatan metode tim cukup
optimal
4. Pengorganisasian : sasaran keselamatan pasien cukup optimal
B. SARAN
1. Pihak Rumah Sakit
a. Hasil evaluasi kegiatan praktek keperawatan manajemen ini sebagai bahan
masukan berdasarkan observasi untuk diperhatikan dan ditindaklanjuti agar
Rumah Sakit dapat memberikan pelayanan yang terbaik dan prima.
b. Pihak rumah sakit menambah jumlah perawat khusunya diruang mawar.
2. Perawat Ruangan
a. Mengoptimalkan tugas sesuai dengan tupoksinya.
b. Disiplin dalam menjalankan tugas sesuai peran dan tanggung jawab.
c. Mengadakan pendidikan keshatan yang rutin dan terjadwal untuk
mengoptimalkan. mutu asuhan keperawatan yang diberikan.