Anda di halaman 1dari 35

PEMBAHASAN

1. Penelitian Ilmiah
1.1 Ilmu Pengetahuan dan Pendekatan Ilmiah
1.1.1 Ilmu Pengetahuan
Ilmu adalah pengetahuah yang bersifat umum dan sistematis,
pengetahuan darimana dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu
menurut yang umum. Ilmu ialah pengetahuan yang dicoba dan
diatur menurut urutan dan arti serta menyeluruh dan sisternatis.
Menurut Maranon (1953), ilmu mencakup lapangan yang
sangat luas, menjangkau aspek tentang progress manusia secara
rnenyeluruh. Termasuk di dalamnya pengetahuan yang
dirumuskan secara sisternatis melalui pengamatan dan percobaan
yang terus-menerus, yang menghasilkan penemuan kebenaran
yang bersifat umum.
Tan (1954), berpendapat bahwa ilmu bukan saja merupakan
suatu himpunan pengetahuan yang sistematis, tetapi juga
rnerupakan suatu metodologi. Ilmu telah memberikan metode dan
sistem yang mana tanpa ilmu, semua itu akan merupakan suatu
kebutuhan saja. Nilai dari ilmu tidak saja terletak dalam
pengetahuan yang dikandungannya, sehingga si penuntut ilmu
menjadi seorang yang ilmiah, baik dalam keterampilan, dalam
pandangan maupun tindak-tanduknya.
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui langsung dari
pengalaman, berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi
secara spontan. Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan,
subjektif dan intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengan
kebenaran, yaitu kesesuaian antara pengetahuan yang dimiliki
manusia dengan realitas yang ada pada objek.

1
Menurut Moh. Hatta, ilmu pengetahuan menurut adalah
pengetahuan atau studi yang teratur tentang pekerjaan hukum
umum, sebab akibat dalam suatu kelompok masalah yang sifatnya
sama baik dilihat dari kedudukannya maupun hubungannya.
Menurut Dadang Ahmad S, ilmu pengetahuan adalah suatu
proses pembentukan pengetahuan yang terus menerus hingga
dapat menjelaskan fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.
Menurut Mappadjantji Amien, ilmu pengetahuan adalah
sesuatu yang berawal dari pengetahuan, bersumber dari wahyu,
hati dan semesta yang memiliki paradigma, objek pengamatan,
metode, dan media komunikasi membentuk sains baru dengan
tujuan untuk memahami semesta untuk memanfaatkannya dan
menemukan diri untuk menggali potensi fitrawi.
Menurut Syahruddin Kasim, ilmu pengetahuan adalah
pancaran hasil metabolisme ragawi sebagai hidayah sang pencipta
yang berasal dari proses interaksi fenomena fitrawi melalui
dimensi hati, akal, nafsu yang rasional empirik dan hakiki dalam
menjelaskan hasanah alam semesta demi untuk menyempurnakan
tanggung jawab kekhalifaan.
Pengertian ilmu pengetahuan menurut Helmy. A. Kotto adalah
suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus menerus
sampai menjelaskan fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.
Menurut Sondang Siagian bahwa ilmu pengetahuan adalah
suatu objek, ilmiah yang memiliki sekelompok prinsipol, dalil,
rumus, yang melalui percobaan yang sistematis dilakukan
berulang kali telah teruji kebenarannya, dalil-dalil, prinsip-prinsip
dan rumus-rumus mana yang dapat diajarkan dan dipelajari.
Pengertian ilmu pengetahuan menurut Soerjono Soekanto
adalah pengetahuan yang tersusun sistematis dengan
menggunakan kekuatan pemikiran, pengetahuan dimana selalu

2
dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis oleh setiap orang lain
yang mengetahuinya.
Pengertian ilmu pengetahuan menurut Abu Bakar adalah suatu
pendapat atau buah pikiran, yang memenuhi persyaratan dalam
ilmu pengetahuan terhadap suatu bidang masalah tertentu.
1.1.2 Pendekatan Ilmiah
Sejak zaman dahulu, dikenal adanya metode berpikir kritis.
Orang mulai menggunakan alur pemikiran kritis melalui
silogisme, yaitu membuat kesimpulan berdasarkan premis yang
ada. Dibedakan antara pola berpikir deduktif dan induktif.
Pola berpikir deduktif adalah penarikan kesimpulan untuk hal
spesifik dari gejala umum. Contoh dari pola berpikir ini adalah,
semua mahasiswa harus mengambil mata kuliah Metodologi
Penelitian, Ita adalah mahasiswa, oleh karena itu harus mengambil
mata kuliah Metodologi Penelilian.
Pola berpikir induktif adalah suatu penarikan kesimpulan
berdasarkan keadaan spesifik untuk hal-hal yang umum. Contoh
pola pemikiran ini adalah, mahasiswa A membawa kuku teks pada
saat kuliah Metodologi Penelitian, mahasiswa B membawa kuku
teks pada saat kuliah Metodologi Penelitian, maka kesimpulannya
adalah semua mahasiswa membawa kuku teks pada saat kuliah
Metodologi Penelitian.
1.2 Pendekatan Non Ilmiah
Tidak selamanya penemuan kebenaran diperoleh secara ilmiah.
Kadangkala kebenaran ditemukan melalui proses non ilmiah, seperti:
1.2.1 Penemuan Kebenaran Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan tidak lain dari takdir
Allah. Walaupun penemuan kebenaran secara kebetulan bukanlah
kebenaran yang ditemukan secara ilmiah, tetapi banyak penemuan
tersebut telah menggoncangkan dunia ilmu pengetahuan Misalnya,

3
penemuan kristal urease oleh Dr. S. Summers adalah secara
kebetulan saja di tahun 1926. Pada suatu hari, Summers sedang
bekerja dengan ekstrak aceton. Karena ia ingin bermain tenis, maka
ekstrak aceton tersebut disimpannya di dalam kulkas dan ia
bergegas pergi ke lapangan tenis. Keesokan harinya, ketika ia ingin
meneruskan percobaan dengan ekstrak aceton yang disimpannya di
dalam kulkas, dilihatnya telah timbul kristalkristal baru pada
ekstrak aoeton tersebut. Kemudian, ternyata bahwa kristal-kristal
tersebut adalah enzim urease yang amat berguna bagi manusia.
Akan tetapi, tidak selalu penemuan secara kebetulan merupakan
kebenaran asasi. Adakalanya, penemuan secara kebetulan dapat
membuat seseorang menjadi tertipu karena hubungan yang seakan-
akan ada artinya, padahal hubungan tersebut berdiri sendiri-sendiri.
1.2.2 Penemuan Dengan Cara Akal Sehat
Akal sehat merupakan serangkaian konsep atau bagan
konsepsual yang memuaskan untuk digunakan secara praktis. Akal
sehat dapat menghasilkan kebenaran dan dapat pula menyesatkan.
Misalnya, di abad ke-19, dengan akal sehat orang percaya bahwa
hukuman untuk anak didik merupakan alat utama dalam
pendidikan. Kemudian, ternyata pendapat tersebut tidak benar.
Hasil penelitian dalam bidang psikologi dan pendidikan
menunjukkan bahwa alat yang baik bagi pendidikan bukan
hukuman, tetapi ganjaran. Karena kebenaran yang diperoleh dengan
common sense sangat dipengaruhi oleh kepentingan yang
menggunakannya, maka sering orang mempersempit pengamatan
kepada hal-hal yang bersifat negatif saja. Karena itu, common sense
dapat menjurus kepada prasangka.
1.2.3 Penemuan Kebenaran Secara Wahyu
Kebenaran yang didasarkan kepada wahyu merupakan
kebenaran mutlak, jika wahyu datangnya dari Allah melalui Rasul

4
dan Nabi. Kebenaran yang diterima sebagai wahyu bukanlah
disebabkan oleh hasil usaha penalaran manusia secara aktif. Wahyu
diturunkan Allah kepada Rasul dan Nabi. Akan tetapi, kebenaran
yang dibawakan melalui wahyu merupakan kebenaran yang asasi.
1.2.4 Penemuan Kebenaran Secara Intuitif
Kebenaran dapat juga diperoleh berdasarkan intuisi. Kebenaran
dengan intuisi diperoleh secara cepat sekali melalui proses luar
sadar, tanpa menggunakan penalaran dan proses berpikir ataupun
melalui suatu renungan. Kebenaran yang diperoleh secara intuisi
sukar dipercaya, karena kebenaran ini tidak menggunakan langkah
yang sistematis untuk memperolehnya.
1.2.5 Penemuan Kebenaran Melalui Trial dan Error
Bekerja secara trial dan error adalah melakukan sesuatu secara
aktif dengan mengulang-ulang pekerjaan tersebut berkali-kali
dengan menukar-nukar cara dan materi. Pengulangan tersebut tanpa
dituntun oleh suatu petunjuk yang jelas sampai seseorang
menemukan sesuatu. Penemuan dengan cara trial dan error tidak
dikategorikan sebagai penemuan ilmiah.
1.2.6 Penemuan Kebenaran Melalui Spekulasi
Penemuan kebenaran secara spekulasi sedikit lebih tinggi
tarafnya dari penemuan secara trial dan error. Jika dalam penemuan
secara trial dan error, peneliti tidak mempunyai panduan sama
sekali, maka dalam penemuan dengan spekulasi, seseorang
dibimbing oleh suatu pertimbangan, walaupun pertimbangan
tersebut kurang dipikirkan secara masak-masak, tetapi dikerjakan
dalam suasana penuh dengan risiko. Cara menemukan kebenaran
dengan cara spekulasi juga tidak dianggap penemuan kebenaran
secara ilmiah.

5
1.2.7 Penemuan Kebenaran Karena Wibawa
Kebenaran ada kalanya diterima karena dipengaruhi oleh
kewibawaan seseorang. Pendapatan dari seorang ilmuwan yang
berbobot tinggi ataupun yang mempunyai otorita dalam suatu
bidang ilmu dan mempunyai banyak pengalaman sering diterima
begitu saja, tanpa perlu diuji kebenaran tersebut lebih dahulu. Ada
kalanya kebenaran karena kewibawaan seseorang setelah diuji,
ternyata tidak benar sama sekali. Umumnya, kebenaran karena
kewibawaan didasarkan pada logika saja. Kebenaran karena wibawa
dianggap suatu kebenaran yang diperoleh tanpa prosedur ilmiah.
1.3 Cara Berpikir Ilmiah
Proses berpikir adalah suatu refleksi yang teratur dan hati-hati.
Proses berpikir lahir dari suatu rasa sangsi akan sesuatu dan keinginan
untuk memperoleh suatu ketentuan, yang kemudian tumbuh menjadi
suatu masalah yang khas. Masalah ini memerlukan suatu pemecahan
dan untuk ini, dilakukan penyelidikan terhadap data yang tersedia
dengan metode yang tepat. Akhirnya, sebuah kesimpulan tentantif akan
diterima, tetapi masih di bawah penyelidikan yang kritis dan terus-
menerus untuk mengadakan evaluasi secara terbuka.
Biasanya manusia normal selalu berpikir dengan situasi
permasalahan. Hanya terhadap hal-hal yang lumrah saja, biasanya
reaksi manusia terjadi tanpa berpikir. Ini adalah suatu kebiasaan atau
tradisi. Akan tetapi, jika masalah yang dihadapi adalah masalah yang
rumit, maka manusia normal akan mencoba memecahkan masalah
tersebut menurut langkah-langkah tertentu. Berpikir demikian
dinamakan berpikir secara reflektif.
Menurut Dewey (1933), proses berpikir dari manusia normal
mempunyai urutan yaitu, timbul sulit baik dalam bentuk adaptasi
terhadap alat ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara
tiba-tiba, kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk

6
permasalahan dan timbul suatu pemecahan yang berupa hipotesis atau
teori, ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui
pembentukan implikasi dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti,
menguatkan pembuktian tentang ide-ide di atas dan menyimpulkannya
baik melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.
Menurut kelly (1930), proses berpikir menuruti langkah-langkah
yaitu, timbul rasa sulit, rasa sulit tersebut didefinisikan, mencari suatu
pemecahan sementara, menambah keterangan terhadap pemecahan tadi
yang menuju kepada kepercayaan bahwa pemecahan tersebut adalah
benar, melalukan pemecahan lebih lanjut dengan verifikasi
eksperimental, mengadakan penilaian terhadap penemuan-penemuan
ekaperimental menuju pemecahan secara mental untuk diterima atau
ditolak sehingga kembali menimbulkan rasa sulit, memberikan suatu
pandangan ke depan atau gambaran mental tentang situasi yang akan
datang untuk dapat menggunakan pemecahan tersebut secara tepat
Dari keterangan-keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa
berpikir secara nalar mempunyai dua buah kriteria penting, yaitu ada
unsur logis di dalamnya dan ada unsur analitis.
Ciri pertama dari berpikir adalah adanya unsur logis didalamnya.
Dengan perkataan lain, berpikir secara nalar tidak lain dari berpikir
secara logis. Perlu juga dijelaskan, bahwa berpikir secara logis
mempunyai konotasi jamak dan bukan konotasi tunggal. Karena itu,
suatu kegiatan berpikir dapat logis menurut logika lain. Kecenderungan
tersebut dapat menjurus kepada apa yang dinamakan kekacauan
penalaran. Hal ini disebabkan karena tidak adanya konsistensi dalam
menggunakan pola berpikir.
Ciri kedua dari berpikir adalah adanya unsur analitis didalam
berpikir itu sendiri. Dengan logika yang ada ketika berpikir, maka
kegiatan berpikir itu secara sendirinya mempunyai sifat analitis, yang
mana sifat ini merupakan konsekuensi dari adanya pola berpikir

7
tertentu. Berpikir secara ilmiah berarti melakukan kegiatan analitis
dalam menggunakan logika secara ilmiah. Dengan demikian, berpikir
tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkaikan
rambu-rambu pikirannya ke dalm suatu pola pikir tertentu, yang dapat
timbul sebagai kejeniusan seorang ilmuan.
1.4 Definisi Riset
Penelitian adalah terjemahan dari Kata Inggris research. Dari itu,
ada juga ahli yang menerjemahkan research sebagai riser. Research itu
sendiri berasal dari kata re berarti "kembali" dan to search yang berarti
"mencari". Dengan demikian, arti sebenarnya dari research atau riser
"mencari kembali"
Menurut Kamus Webster's New International, penelitian adalah
penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-
prinsip; suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan
sesuatu. Menurut ilmuwan Hillway (1956), penelitian tidak lain dari
suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui pentelidikan yang
hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh
pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
Whitney (1960), menyatakan bahwa di samping untuk memperoleh
kebenaran, kerja menyelidik harus pula dilakukan secara sungguh-
sungguh dalam waktu yang lama. Dengan demildan, penelitian
merupakan suatu metode untuk menemukan kebenaran, sehingga
penelitian jugs merupakan metode berpikir secara kritis. Whitney
mengutip beberapa definisi tentang penelitian yaitu, penelitian adalah
pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa
pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat
dipecahkan (Parsons, 1946), penelitian adalah suatu pencarian fakta
menurut metode objektif yang jelas untuk menemukaan hubungan
antarfakta dan menghasilkan dali atau hukum (John, 1949), penelitian
adalah transformasi yang terkendalikan atau terarah dari situasi yang

8
dikenal dalam kenyataan-kenyataan yang ada padanya dan
hubungannya (Dewey, 1936), penelitian merupakan sebuah metode
untuk menemukan kebenaran yang merupakan sebuah pemikiran kritis.
1.5 Pentingnya Metodologi Penelitian
Dengan mempelajari dan memahami metodologi penelitian maka
dapat diperoleh manfaat untuk:
1.5.1 Dapat menyusun laporan/tulisan/karya ilmiah baik dalam bentuk
paper/skripsi/thesis.
1.5.2 Mengetahui arti pentingnya riset, sehingga keputusan-keputusan
yang dibuat dapat dipikirkan dan diatur dengan sebaik-baiknya.
1.5.3 Dapat menilai hasil-hasil penelitian yang sudah ada yaitu untuk
mengukur sampai beberapa jauh suatu hasil penelitian dapat
dipertanggung jawabkan kebenarannya.
1.6 Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
1.6.1 Penelitian Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis
penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan
terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain
penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan
penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table,
grafik, atau tampilan lainnya.
Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik

9
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan
(Sugiyono, 2012:7). Metode kuantitatif sering juga disebut metode
tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery.
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode
ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi
sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai
metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme.
Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena
metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit,
empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga
disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat
ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini
disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-
angka dan analisis menggunakan statistik.
Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai
bebas nilai (value free). Dengan kata lain, penelitian kuantitatif
sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip objektivitas. Objektivitas
itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telãh
diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi
kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat
membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai
pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu maka
penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah
yang sesungguhnya (Sudarwan Danim, 2002: 35).
Selain itu metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai
metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara
obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan
pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa
komponen masalah, variable dan indikator. Setiap variable yang di
tentukan di ukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang

10
berbeda–beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan
dengan variable tersebut. Dengan menggunakan simbol–simbol
angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik
dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan
yang belaku umum di dalam suatu parameter. Tujuan utama dati
metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi
menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan
kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah
yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu.
Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau
metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif.
Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran
terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga
sering disebut “sample” dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang
diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari
populasi atau sering disebut “data”. Data ialah contoh nyata dari
kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan
menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian
kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan
fakta dan menguji teori yang timbul.
1.6.2 Penelitian Kualitatif
Metode penelitian kualitatif merupakan metode baru karena
popularitasnya belum lama, metode ini juga dinamakan
postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat post positifisme,
serta sebagai metode artistic karena proses penelitian lebih bersifat
seni, dan disebut metode interpretive karena data hasil peneletian
lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang di
temukan di lapangan. Metode penelitian kuantitatif dapat di
artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

11
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
teleh di tetapkan. Metode penelitian kualitatif sering di sebut
metode penelitian naturalistik karena penelitianya di lakukan pada
kondisi yang alamiah, disebut juga metode etnographi, karena
pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk
penelitian bidang antropologi budaya.
Beberapa metodologi seperti Kirk dan Miller (1986),
mendefinisikan metode kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam
ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung
pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasanya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan
dalam peristilahanya. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor
(1975) dalam buku Moleong (2004:3) mengemukakan metode
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Miles and Huberman (1994) dalam
Sukidin (2002:2) metode kualitatif berusaha mengungkap
berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok,
masyarakat, dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, dan
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Metode penelitian kualitatif juga merupakan metode penelitian
yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam
terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan untuk
penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka
menggunakan teknik analisis mendalam, yaitu mengkaji masalah
secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa
sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah
lainnya.

12
Menurut teori penelitian kualitatif, agar penelitinya dapat betul-
betul berkualitas, maka data yang dikumpulkan harus lengkap,
yaitu berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah
data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara
lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang
dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek penelitian yang
berkenaan dengan variabel yang diteliti. Sedangkan data sekunder
adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis, foto-
foto, film, rekaman video, benda-benda, dan lain-lain yang dapat
memperkaya data primer.
Dengan demikian menurut Moleong (1998), sumber data
penelitian kualitatif adalah tampilan yang berupa kata-kata lisan
atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang
diamati sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat
dalam dokumen atau bendanya. Sumber data tersebutpun harusnya
asli, namun apabila yang asli susah didapat, maka fotocopy atau
tiruan tidak terlalu jadi masalah, selama dapat diperoleh bukti
pengesahan yang kuat kedududkannya. Sumber data penelitian
kualitatif secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
manusia dan yang bukan manusia. Namun ketika peneliti memilih
manusia sebagai subjek harus tetap mewaspadai bahwa manusia
mempunyai pikiran, perasaan, kehendak, dan kepentingan.
Meskipun peneliti sudah memilih secara cermat, sudah merasa
menyatu dalam kehidupan bersama beberapa lama, tetap harus
mewaspadai bahwa mereka juga bisa berfikir dan
mempertimbangkan kepentingan pribadi. Mungkin ada kalanya
berbohong sedikit dan menyembunyikan hal-hal yang dianggap
dapat merugikan dirinya, dalam hal ini peneliti harus lebih pandai
mengorek informasi menyembunyikan perasaan.

13
Sehubungan dengan pengumpulan data tersebut Bogdan &
Biklen (1982) mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif ini
kehadiran peneliti sangat penting kedudukannya, karena penelitian
kualitatif adalah studi kasus, maka segala sesuatu akan sangat
bergantung pada kedudukan peneliti. Dengan demikian peneliti
berkedudukan sebagai instrumen penelitian yang utama. Begitu
penting dan keharusan keterlibatan peneliti dan penghayatan
terhadap permasalahan dan subjek penelitian, maka dapat
dikatakan bahwa peneliti melekat erat dengan subjek penelitian.
Jadi tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi
pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian
kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis
penelitian kualitatif.
Hamidi menjelaskan terdapat beberapa perbedaan pendekatan
kuantitatif dengan kualitatif yaitu; Dari segi perspektifnya
penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan etik, dalam
arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan
terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang
berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih
oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan
indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan
tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya.
Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif
emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita
rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai
dengan bahasa dan pandangan informan.
Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari
konsep (variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh
peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner untuk
pengukuran variabel-variabelnya. Di sisi lain penelitian kualitatif

14
berangkat dari penggalian data berupa pandangan responden
dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para
responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga
menciptakan konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian
kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji (retest) teori,
sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan, menemukan
konsep atau teori.
Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis
sejak awal, yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih,
sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan bisa
tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah
penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan
data yang lebih mendalam lagi.
Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif
mengutamakan penggunaan kuisioner, sedang penelitaian
kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.
Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian
kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh,
keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu
variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif
menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa
konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan latar
sosial yang diteliti.
Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample)
pendekatan kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat
representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan
rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah
ditentukan sebelum pengumpulan data. Penelitian kualitatif
jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan data
mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari

15
mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti
sampai pada responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah
tidak memberikan informasi baru lagi. Maksudnya berhenti
sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah
“tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball),
sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi
dengan para informan sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif
jumlah responden atau informannya didasarkan pada suatu proses
pencapaian kualitas informasi.
Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif
berproses secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep),
kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain,
penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya
diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup
responden, life story, life sycle, berkenaan dengan topik atau
masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi, kemudian
dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai
temuan.
Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka
atau tabel, sedang penelitian kualitatif datanya disajikan dalam
bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan responden.
Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif
menggunakannya, sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu
menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel (definisi
operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur).
Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional,
berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik bukan emik
lagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti
telah menetapkan jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah

16
membatasi subjek penelitian mengemukakan pendapat,
pengalaman atau pandangan mereka.
Dari segi analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir
pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik,
sedang penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan sejak awal
turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara
“mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi,
mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi
interpretasi.
Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen
berupa peneliti itu sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat
beradaptasi dengan para responden dan aktivitas mereka. Yang
demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data
menjadi lebih terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain,
pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau kuesioner.
Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh
peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek
penelitian, sebab merekalah yang yang lebih tepat untuk
memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah
diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap
interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa
saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering
digunakan oleh para responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif
“sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil
perhitungan atau analisis statistik.
1.7 Etika Dalam Penelitian
Etika adalah norma atau standar perilaku yang memandu pilihan
moral mengenai perilaku kita dan hubungan kita dengan orang lain.
Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa tidak seorang pun yang

17
dirugikan atau menanggung konsekuensi yang merugikan dari kegiatan
penelitian (Cooper 8 Schindler, 2001).
Pengabaian terhadap etika penelitian dapat mendorong turunnya
kualitas data yang diperoleh, dan pada ujungnya akan menurunkan
kualitas keputusan yang diambil oleh manajemen. Perilaku yang tidak
etis akan berpengaruh kepada keabsahan data yang dikumpulkan.
Dengan demikian, jelas bahwa etika perlu diperhatikan ketika
melakukan penelitian. Bila etika dipertimbangkan dalam desain riset,
prioritas perlu diberikan kepada bagaimana melindungi hak-hak para
stakeholder dari penelitian yang akan dijalankan. Setidaknya ada empat
pihak yang memiliki hak atas pelaksanaan penelitian, yaitu masyarakat,
subjek, klien. dan peneliti (Davis & Cosenza, 1993: 476).
1.7.1 Hak Masyarakat
Ada tiga hak masyarakat dalam hubungannya dengan
penelitian bisnis, yaitu (Davis 8 Cosenza, 1993:479); Hak untuk
memperoleh informasi hasil penelitian yang penting, hak untuk
mengharap hasil penelitian yang objektif , dan hak kebebasan
pribadi. Hak masyarakat yang pertama adalah hak untuk
memperoleh informasi tentang hasil penelitian yang penting dari
sisi masyarakat, terutama yang berhubungan dengan keamanan,
kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat umum. Misalnya
penelitian tentang dampak negatif dari penggunaan obat tertentu.
Masyarakat juga berhak untuk mengharap bahwa hasil
penelitian tersebut merupakan hasil yang objektif, lengkap, tidak
berat sebelah, dan layak secara ilmiah. Di beberapa kasus, hasil
penelitian digunakan untuk mengonfirmasi atau menolak suatu
tuntutan. Namun, hasil penelitian semacam ini sebenarnya bukan
merupakan hasil riset, melainkan pernyataan-pemyataan yang
didesain untuk meyakinkan atau membujuk orang atas suatu
fenomena. Dengan kata lain, pemberian informasi hasil penelitian

18
adalah tidak etis dan melanggar hak masyarakat. Masyarakat
sebagai individu mempunyai hak untuk tidak diganggu. Artinya,
kebebasan pribadinya perlu dihargai oleh pihak lain, termasuk
oleh peneliti.
1.7.2 Hak Subjek Penelitian
Tiga macam hak subjek penelitian perlu untuk diperhatikan
(Davis & Cosenza, 1993: 479-482); Hak untuk memilih. Semua
subjek penelitian mempunyai hak untuk memilih apakah ia akan
berpartisipasi dalam penelitian ataukah tidak.
Hak untuk memperoleh keamanan dan keselamatan. Dalam hal
ini yang paling utama adalah hak untuk terhindar dari kerugian
fisik maupun mental. Prosedur yang memungkinkan timbulnya
kerugian subjek penelitian dalam bentuk apa pun. harus
benarbenar dikaji terlebih dahulu. Hak keamanan dan keselamatan
juga termasuk garansi dan proteksi anonimitas, bebas dari segala
tekanan, dan bebas dari segala penipuan. Termasuk dalam hak
keamanan dan keselamatan adalah hak untuk memperoleh
informasi tentang tujuan penelitian yang benar.
Hak untuk diberitahu mengenai semua aspek penelitian. Subjek
penelitian juga mempunyai hak untuk memperoleh informasi yang
relevan tentang prosedur di mana subjek penelitian akan terlibat.
Subjek penelitian kadang merasakan bahwa partisipasi yang telah
diberikan kepada penelitian tidak ada artinya buat mereka.
Apabila subjek penelitian mengetahui dengan pasti manfaat apa
saja yang dapat diperoleh dari partisipasi yang dilakukannya.
subjek penelitian ini tidak akan keberatan. bahkan dengan senang
hati dan suka rela berpartisipasi pada penelitian berikutnya.

19
1.7.3 Hak Klien
Ada dua hak klien yang penting untuk dibicarakan di sini,
yaitu, hak atas kerahasiaan dan hak untuk mengharapkan
penelitian yang berkualitas tinggi (Davis & Cosenza, 1993:482-3).
Pada pelaksanaan penelitian, merupakan hal yang umum
bahwa diperlukan komunikasi yang terbuka antara peneliti dan
klien. Komunikasi ini sangat diperlukan untuk menunjang kualitas
penelitian yang dilakukan yang pada ujungnya juga merupakan
kepentingan klien dan peneliti. Dalam pelaksanaan penelitian,
dengan prinsip komunikasi terbuka, sangat mungkin peneliti akan
mengetahui dan mendiskusikan beberapa data penting yang
merupakan rahasia perusahaan. Dalam keadaan seperti ini,
merupakan tanggung jawab peneliti untuk menjaga rahasia. Klien
juga berhak terhadap penjagaan anonimitas sejauh tidak
merugikan atau memperdayakan subjek penelitian dan pihak yang
terkait dalam penelitian. Klien mempunyai hak untuk memperoleh
proteksi dari penelitian yang tidak diperlukan. Karena peneliti
umumnya adalah ahli pada bidangnya. ia dapat memberikan saran
kepada klien tentang apa. kapan, dan di mana penelitian
diperlukan dan cukup bernilai bagi klien. Apabila peneliti
mengetahui bahwa penelitian yang akan dilakukan tidak layak
atau tidak banyak bernilai dari sisi kepentingan klien. sudah
seharusnya sebagai peneliti yang baik, memberitahukan hal
tersebut kepada klien.
1.7.4 Hak Peneliti
Berdasarkan anggapan bahwa melakukan penelitian dengan
memperhatikan hak-hak masyarakat Subjek penelitian, dan klien,
para peneliti juga mempunyai hak tertentu sehubungan dengan
penelitian yang dilakukannya. Ada dua hak peneliti yang perlu
dihormati oleh pihak lain (Davis Cosenza, 1993: 484-485), hak

20
untuk mengharap perilaku etis dari klien dan hak untuk
mengharap perilaku etis dari subjek penelitian.
Sehubungan dengan penelitian yang dilaksanakan, klien
mempunyai tiga tanggung jawab kepada peneliti yaitu, bila klien
meminta proposal penelitian kepada peneliti adalah tanggung
jawab klien bahwa peneliti akan diminta untuk melaksanakan
penelitian, tanggung jawab yang kedua berhubungan dengan
akurasi hasil penelitian oleh klien, hak peneliti yang ketiga dalam
hubungannya dengan tanggung jawab klien adalah penjagaan
rahasia oleh klien.
Di samping klien, subjek penelitian juga mempunyai tanggung
jawab etis terhadap peneliti. Apabila subjek penelitian meminta
dan mendapatkan hak mereka dalam penelitian. Peneliti
mempunyai dua macam hak kepada subjek penelitian yaitu, hak
untuk mengharap ketelitian, kebenaran, dan kejujuran subjek
dalam pemberian informasi dan hak untuk mengharap subjek
menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh.
1.7.5 Hindari Plugiarisme
Plagiarisme menjadi salah satu isu penting dalam dunia
akademik yang tidak hanya dialami di Indonesia namun juga di
negara maju. Ditambah dengan semakin berkembangnya
teknologi informasi berupa Internet. Internet memungkinkan
seseorang untuk mengambil ide orang lain dengan mudah
sehingga banyak karya yang hanya bermodalkan copy-paste.
Definisi plagiarisme yaitu penjiplakan atau pengambilan
karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan
menjadikannya seolah-olah karangan dan pendapat sendiri
(Wikipedia, 2008).
Bentuk yang paling serius dalam plagiarisme yaitu dengan
melakukan penulisan dengan mengutip secara langsung tanpa

21
melakukan perubahan yang signifikan dari hasil karya orang lain.
Praktek tersebut dinamakan dengan word-for-word plagiarism
(Brian, 1984). Selain bertentangan dengan kode etik akademik,
plagiarisme dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri
hak cipta orang lain. Beberapa alasan kenapa setiap peneliti perlu
memperhatikan isu plagiarisme dengan yaitu sebagai berikut
(University of Chicago Davis, 2006); Dengan melakukan
plagiarisme berarti melakukan kecurangan kepada diri sendiri,
Merupakan perbuatan tidak jujur dan menyebabkan misleading
bagi orang lain, Plagiarisme melanggar Kode Etik Akademik,
Plagiarisme mengurangi nllal dari karya orang lain, Plagiarisme
melanggar hak millk orang lain, Plagiarisme akan berdampak
buruk pada reputasi lembaga tempat peneliti berada.
Hal yang digolongkan sebagal plagiarisme adalah; Mengakui
tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri, Mengakui gagasan orang
lain sebagai pemikiran sendiri, Mengakui temuan orang lain
sebagai kepunyaan sendiri, Mengakui karya kelompok sebagai
kepunyaan atau hasil sendiri, Menyajikan tulisan yang sama
dalam kesempatan yang berbeda anpa menyebutkan asal-usulnya,
Meringkas dan memparafrasekan (mengutip tak langsung) tanpa
menyebutkan sumbernya, Meringkas dan memparafrasekan
dengan menyebut sumbernya, tetapi rangkaian kalimat dan pilihan
katanya masih terlalu sama dengan sumbernya.
Hal-hal yang tidak tergolong plagiarisme yaitu; Menggunakan
informasi yang berupa fakta umum, Menuliskan kembali (dengan
mengubah kalimat atau parafrase) opini orang lain dengan
memberikan sumber jelas, Mengutip secukupnya tulisan orang
lain dengan memberikan tanda batas jelas bagian kutipan dan
menuliskan sumbernya.

22
2. Jenis-Jenis Penelitian
2.1 Penelitian Menurut Tujuan
2.1.1 Penelitian Murni
Penelitian murni adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan ilmiah atau untuk menemukan  bidang
penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya
kegunaan hasil penelitian tidak segera dipakai, namun untuk waktu
jangka panjang akan segera dipakai.
Gay (2009:9) menyatakan bahwa penelitian murni bertujuan
untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan
yang langsung bersifat praktis. Senada dengan pendapat tersebut,
Suriasumantri (2009:9) berpendapat bahwa penelitian murni adalah
penelitian yang bertujuan  menemukan  pengetahuan baru yang
sebelumnya belum pernah diketahui.
2.1.2 Penelitian Terapan
Penelitian  terapan  adalah setiap penelitian yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan
praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dapat dipakai untuk
keperluan praktis. Misalnya penelitian untuk menunjang kegiatan
pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk melandasi
kebijakan pengambilan keputusan atau administrator.
Gay (2009:9) berpendapat bahwa penelitian terapan adalah
penelitian yang dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji dan
mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam
memecahkan masalah-masalah praktis. Suriasumantri (2009:9)
menyatakan bahwa penelitian terapan bertujuan untuk memecahkan
masalah-masalah kehidupan praktis.
Sehingga, hubungan penelitian murni dan penelitian terapan
sangat erat, karena penelitian murni berkenaan dengan penemuan
dan pengembangan ilmu, setelah ilmu tersebut digunakan untuk

23
memecahkan masalah, maka penelitian tersebut akan menjadi
penelitian terapan.
2.2 Penelitian Menurut Metode
2.2.1 Penelitian Survey
Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada
populasi besar atau kecil tetapi data yang dipelajari adalah data
dari sampel yang diambil dari populasi. Senada dengan pendapat
tersebut, prasetyo (2005:49) berpendapat bahwa penelitian survey
umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari
pengamatan yang tidak mendalam. Jika sampel yang diambil
adalah representatif maka generalisasinya kuat. Contoh penelitian
tentang kecenderungan masyarakat dalam memilih pemimpinnya,
penelitian pengaruh anggaran pendidikan terhadap kualitas SDM
di negeri ini, penelitian tentang kecenderungan konsumem dalam
memilih suatu jenis produk.
2.2.2 Penelitian Ex Post Facto
Penelitian Ex Post Facto adalah penelitian yang dilakukan
untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut
kebelakang guna mengetahui faktor-faktor penyebab timbulnya
kejadian. Penelitian ini menggunakan logika jika x maka y.
Namun demikian dalam penelitian tidak dilakukan manipulasi
variabel. Contohnya penelitian untuk mengungkapkan sebab
terjadinya kerusuhan disuatu daerah, penelitian tentang sebab
terjadinya banyak siswa yang tidak lulus ujian, penelitian tentang
sebab banyaknya produk yang tidak terjual.
2.2.3 Penelitian Eksperimen
Penelitian Eksperimen adalah penelitian yang berusaha
mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam
kondisi yang terkontrol secara ketat. Ada empat bentuk eksperimen
yaitu pre experimenta: true experimental, factorial, dan quasi

24
experimental. Contoh penelitian mengenai pengaruh penggunaan
metode mengajar A terhadap hasil belajar siswa, penelitian tentang
pengaruh metode promosi terhadap jumlah penjualan.
2.2.4 Penelitian Naturalistik
Penelitian Naturalistik adalah penelitian yang digunakan untuk
kondisi obyektif alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi,
analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih
menekankan makna, bukan generalisasi. Contoh penelitian tentang
makna upacara ritual dari kelompok masyarakat tertentu, penelitian
untuk menemukan faktorfaktor penyebab terjadinya korupsi.
2.2.5 Penelitian Kebijakan
Penelitian Kebijakan adalah penelitian yang dilakukan untuk
kepentingan pengambilan kebijakan. Penelitian ini dilakukan
karena adanya masalah bagi organisasi atau para pengambil
keputusan. Penelitian ini dilakukan terhadap masalahmasalah
sosial yang mendasar sehingga temuannya dapat direkomendasikan
kepada pengambil keputusan. Contoh penelitian untuk membuat
undang-undang atau peraturan, penelitian untuk mengembangkan
struktur organisasi, dan lain-lain.
2.2.6 Penelitian Tindakan
Penelitian Tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi
diri yang dilakukan oleh para partisipan misalnya guru, siswa atau
kepala sekolah, dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan).
Penelitian tindakan bertujuan untuk memecahkan masalah melalui
aplikasi metode ilmiah, bukan untuk memberi kontribusi pada ilmu
pengetahuan. Contoh penelitian tentang mencari mengajar yang
paling tepat untuk siswa kelas II SMA, penelitian tentang prosedur
dan metode kerja dalam pelayanan masyarakat.

25
2.2.7 Penelitian Evaluasi
Penelitian evaluasi adalah penelitian yang diharapkan dapat
memberikan masukan atau mendukung pengambilan keputusan
tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan. Jadi
penelitian evaluasi adalah penelitian yang dilakukan untuk
pengambilan keputusan. Contoh penelitian tentang efektivitas
pelaksanaan KBK di sekolah X, penelitian tentang kebijakan link
and match, dan lain-lain.
2.2.8 Penelitian Historis
Penelitian historis adalah kegiatan penelitian yang difokuskan
untuk menyelidiki, memahami, dan menjelaskan keadaan yang
telah lalu. Tujuan penelitian historis adalah untuk merumuskan
kesimpulan mengenai sebab-sebab, dampak, atau perkembangan
dari kejadian yang telah lalu yang dapat dipergunakan untuk
menjelaskan kejadian sekarang dan mengantisipasi kejadian yang
akan datang. Contohnya penelitian untuk mengetahui bagaimana
perkembangan peradaban masyarakat tertentu, penelitian tentang
mengapa suatu produk dimasa lalu menjadi andalan.
2.2.9 Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan adalah merupakan penelitian untuk
mengembangkan produk sehingga produk tersebut menjadi lebih
baik. Tujuan penelitian pengembangan bukan untuk menguji
hipotesis, melainkan untuk mendapatkan produk baru atau proses
baru. Contoh penelitian tentang kemungkinan mengembangkan
produk A menjadi produk A plus.
2.3 Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi
Tingkat eksplanasi adalah tingkat penjelasan. Jadi penelitian menurut
tingkat eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan
kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu
variabel dengan variabel yang lain.

26
2.3.1 Penelitian Deskriptif 
Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan, atau penghubungan
dengan variabel yang lain. Terdapat ciri-ciri yang pokok pada
metode deskriptif, antara lain adalah; Memusatkan perhatian pada
permasalahan yang ada pada saat penelitian dilakukan atau
permasalahan yang bersifat aktual. Menggambarkan fakta tentang
permasalahan yang diselidiki sebagaimana adanya, diiringi dengan
interpretasi rasional yang seimbang. Pekerjaan peneliti bukan saja
memberika gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga
menerangkan hubungan, menguji hipotesis, membuat prediksi, serta
mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah.
Jenis penelitian deskriptif menurut Nazir (1988:64-65)
mengemukakan bahwa ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki,
teknik dan alat yang digunakan, serta tempat dan waktu, maka
penelitian dibagi menjadi beberapa jenis yaitu; Metode survei.
Metode deskriptif kesinambungan. Penelitian studi kasus.
Penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas. Penelitian tindakan
(action research). Penelitian Perpustakaan.
2.3.2 Penelitian Komparatif 
Penelitian Komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat
membandingkan. Variabelnya masih samadengan penelitian varabel
mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, ataudalam waktu
yang berbeda. Ciri-ciri metode penelitian komparatif adalah bersifat
ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian
yang dipersoalkan berlangsung. Peneliti mengambil satu atau lebih
akibat dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa
lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan
maknanya. Penelitian komparatif dapat digunakan apabila telah

27
terpenuhi syarat sebagai berikut; Tidak memungkinkan untuk
melakukan Metode eksperimental yang dianggap lebih kuat.
Apabila penelitian tidak mungkin mengontrol, memilih, dan
memanipulasi factor yang penting dalam mempelajari hubungan
sebab - akibat secara langsung. Pengontrolan terhadap semua
variabel kecuali variabel bebas, sangatlah terlalu dibuat-buat dan
tidak realistis, serta mencegah adanya interaksi yang normal antar
variabel-variabel lain yang berpengaruh. Pengontrolan yang
dilakukan di laboratorium untuk beberapa tujuan penelitian
dianggap mahal, tidak praktis, atau secara etika dipertanyakan.
2.3.3 Penelitian Sosial
Metode Penelitian Sosial merupakan penelitian yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. Dengan
penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat
berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu
gejala. Ciri-ciri penelitian sosial adalah; Sistematis artinya bahasan
tersusun secara teratur, berurutan menurut sistem. Logis artinya
sesuai dengan logika, masuk akal, benar menurut penalaran.
Empiris artinya diperoleh dari pengalaman, penemuan, pengamatan.
Metodis artinya berdasarkan metode yang kebenarannya diakui oleh
penalaran. Umum artinya menggeneralisasi, meliputi keseluruhan
tidak menyangkut yang khusus saja. Akumulatif artinya bertambah
terus, makin berkembang, dinamis.
2.4 Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisis
2.4.1 Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan data
kualitatif (data yang berbentuk data, kalimat, skema, dan gambar)
Penelitian kualitatif ini lebih diarahkan kepada deskriptif suatu
objek yang akan diteliti tanpa melakukan uji tertentu. Menurut
Strauss dan Corbin (1997: 11-13) yang dimaksud dengan penelitian

28
kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-
penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-
prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi.
Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk
penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku,
fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. Salah satu
alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman para
peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan.
2.4.2 Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data
kuantitatif. Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah
yang sistematis terhadap bagian-bagain dan fenomena serta
hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah
mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-
teori dan hipotesis yang dikaitkan dengan fenomena alam.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan untuk menguji suatu teori,
untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan statistik, untuk
menunjukkan hubungan antar variabel, dan ada pula yang bersifat
mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau
mendeskripsikan banyak hal, baik itu dalam ilmu-ilmu alam
maupun ilmu-ilmu sosial. Pendekatan ini juga digunakan sebagai
cara untuk meneliti beraspek dari pendidikan.
Istilah penelitai kuantitatif sering digunakan dalam ilmu-ilmu
sosial untuk membedakannya dengan penelitian kuantitatif. Metode
yang sering digunakan adalah experimental, deskripsi, survei, dan
menemukan korelasional. Penelitian kuantitatif menyajikan
proposal yang bersifat lengkap, rinci, prosedur yang spesifik,
literatur yang lengkap dan hipotesis yang dirumuskan dengan jelas.
Pada penelitian kualitatif, proposalnya lebih singkat dan tidak
banyak kajian literatur, pendekatan dijabarkan secara umum, dan

29
biasanya tidak menyajikan rumusan hipotesis. Cara merumuskan
langkah-langkah penelitian ilmiah yaitu; Identifikasi masalah.
Merumuskan hipotesis. Mendefinisikan istilah. Melakukan
penelitian atau observasi lapangan. Analisis data. Menarik
kesimpulan
2.5 Macam-Macam Data Penelitian
Seperti telah dikemukakan bahwa penelitian adalah merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data yang valid. Untuk bisa mendapatkan data
yang valid tersebut, maka peneliti harus terlebih mengetahui macam-
macam data. Macam-macam data yang dikemukakan, diperoleh dengan
instrumen yang menggunakan skala nominal, ordinal, interval dan ratio.
Macam-macam data ada dua yaitu Data Kualitatif dan Data
Kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata,
kalimat, dan gambar. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka
atau bilangan. Data kuantitatif dibagi menjadi dua:
2.5.1 Data Diskrit
Data yang hanya dapat digolong-golongkan secara terpisah,
secara diskrit atau kategori. Data ini diperoleh dari hasil
menghitung, misalnya dalam suatu kelas setelah dihitung terdapat
50 mahasiswa, terdiri atas 30 pria dan 20 wanita. Dalam suatu
kelompok terdapat 1000 orang suku Jawa dan 500 suku Sunda dll.
Jadi data nominal adalah data diskrit, bukan data kontinum.
2.5.2 Data Kontinum
Data yang bervariasi menurut tingkatan dan ini diperoleh dari
hasil pengukuran. Data ini dibagi menjadi 3 yaitu; Data ordinal
adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat. Misalnya juara
I, II, III dan seterusnya. Data ini bila dinyatakan dalam skala, maka
jarak satu data dengan data yang lain tidak sama.
Data Interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidak
mempunyai nilai nol (0) absolut (mutlak). Contoh skala

30
thermometer, walaupun ada nilai 0° C, tetapi tetap ada nilainya.
Data-data yang diperoleh dari pengukuran dengan instrumen sikap
dengan skala Likert misalnya adalah berbentuk data interval. Data
interval dapat dibuat menjadi data ordinal (peringkat).
Data ratio adalah data yang jaraknya sama, dan mempunyai
nilai nol mutlak. Misalnya data tentang berat, panjang dan volume.
Berat 0 kg berarti tidak ada  bobotnya, panjang 0 m berarti tidak ada
panjangnya. Data ini dapat dirubah ke dalam interval dan ordinal.
Data ini juga dapat dijumlahkan atau dibuat perkalian secara
aljabar. Misalnya air 1 gelas dengan suhu 20°C + air 1 gelas dengan
suhu 15° C maka suhunya tidak menjadi 35°C, tetapi sekitar
17,5°C. Data rasio adalah data yang paling teliti.
2.6 Penelitian dan Pengambilan Keputusan
Penelitian merupakan serangkain kegiatan yang memiliki tujuan untuk
memperoleh informasi atau data yang akan dibutuhkan sebelum melakukan
suatu riset atau eksperimen tertentu. Penelitian terdiri dari penelitian yang
bersifat ilmiah dan non ilmiah. Tujuan dari penelitian adalah untuk
mengetahui, membandingkan antara data yang dihasilkan dari penelitian
dengan fakta yang terjadi, memecahkan masalah yang terjadi di
masyarakat dan pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan merupakan tahap akhir dalam sebuah
penelitian yang artinya alternatif pengambilan keputusan menjadi
keputusan akhir dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam
masyarakat. Tingkat pengambilan keputusan dibagi menjadi tiga macam
yaitu; Keputusan strategis adalah keputusan yang menentukan arah
kegiatan dalam jangka waktu panjang. Keputuan taktis adalah
implementasi dari keputusan strategis yang biasanya digunakan dalam
orientasi jangka pendek. Keputusan teknis adalah keputusan untuk
kegiatan rutin dalam kehidupan sehari-hari pada kegiatan tertentu.

31
Hal penting yang harus dilakukan dalam pengambilan keputusan
adalah penyediaan informasi yang relevan, lengkap, dan berguna.
Keputusan akan diperlukan atau tidak dalam penelitian tergantung kendala
waktu, ketersediaan data, jenis keputusan yang harus diambil, dan nilai
informasi yang dihasilkan oleh peneliti dibandingkan dengan biayanya.

32
SIMPULAN

Ilmu pengetahuan adalah suatu sistem berbagai pengetahuan yang didapatkan dari
hasil pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan menggunakan metode-metode
tertentu. Pola berpikir deduktif adalah penarikan kesimpulan untuk hal spesifik dari
gejala umum. Pola berpikir induktif adalah suatu penarikan kesimpulan berdasarkan
keadaan spesifik untuk hal-hal yang umum.
Tidak selamanya penemuan kebenaran diperoleh secara ilmiah. Kadangkala
kebenaran dapat ditemukan melalui proses nonilmiah seperti, secara kebetulan, secara
akal sehat, melalui wahyu, secara intuitif, secara trial.
Proses berpikir adalah suatu refleksi yang teratur dan hati-hati. Proses berpikir
lahir dari suatu rasa sangsi akan sesuatu dan keinginan untuk memperoleh suatu
ketentuan, yang kemudian tumbuh menjadi suatu masalah yang khas. Berpikir
mempunyai dua buah kriteria penting yaitu, ada unsur logis dan ada unsur analitis
didalamnya.
Penelitian adalah terjemahan dari kata inggris research, research diterjemahkan
sebagai riser. Research berasal dari kata re berarti "kembali" dan to search yang
berarti "mencari". Dengan demikian, research atau riser adalah "mencari kembali".
Dengan mempelajari dan memahami metodologi penelitian maka dapat diperoleh
manfaat untuk yaitu seseorang. Dapat menyusun laporan/tulisan/karya ilmiah baik,
Mengetahui arti pentingnya riset dan dapat menilai hasil penelitian yang sudah ada.
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal
hingga pembuatan desain penelitiannya. Metode penelitian kualitatif sebagai tradisi
tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
pengamatan terhadap manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan
orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahanya.
Etika perlu diperhatikan ketika melakukan penelitian. Tujuannya adalah untuk
menjamin bahwa tidak seorangpun yang dirugikan atau menanggung konsekuensi
yang merugikan dari kegiatan penelitian. Bila etika dipertimbangkan dalam desain

33
riset, prioritas perlu diberikan kepada bagaimana melindungi hak-hak para
stakeholder dari penelitian yang akan dijalankan. Setidaknya ada empat pihak yang
memiliki hak atas pelaksanaan penelitian, yaitu: masyarakat, subjek, klien, dan
peneliti.
Jenis penelitian menurut tujuan adalah penelitian murni dan terapan.
Penelitian murni adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk menemukan  bidang
penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Penelitian  terapan  adalah
setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan
suatu tujuan praktis.
Sedangkan penelitian menurut metode yaitu, penelitian survey, penelitian ex post
facto, penelitian eksperimen, penelitian naturalistik, penelitian kebijakan, penelitian
tindakan, penelitian evaluasi, penelitian historis, penelitian pengembangan.
Penelitian menurut tingkat eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud
menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu
variabel dengan variabel yang lain.
Penelitian menurut jenis data dan analisis dibedakan menjadi dua bentuk yaitu
penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Data penelitian dibagi menjadi dua yaitu, data kualitatif adalah data dalam bentuk
kata dan data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan, atau angka. Data
kuantitatif dibagi menjadi data diskrit dan data kontinum.
Proses akhir suatu penelitian adalah menghasilkan pengambilan keputusan yang
merupakan keputusan akhir dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam
masyarakat.

34
DAFTAR PUSTAKA

Hamidi. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal


dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Deddy Mulyana. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Mudrajad Kuncoro. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Surabaya:
Erlangga.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Moh Nazir. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

35

Anda mungkin juga menyukai