Anda di halaman 1dari 18

SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah

Volume 1 Nomor 2, Desember 2018


p-ISSN 2654-3923
e-ISSN 2621-6051

PENDAPATAN NON HALAL SEBAGAI SUMBER DAN PENGGUNAAN


QARDHUL HASAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Harkaneri1 & Hana Reflisa2*

1&2 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. HR. Soebrantas Panam KM. 15 No. 155 Tampan Pekanbaru, 28293
e-mail : harkaneri@gmail.com

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tinjauan Islam
mengenai pendapatan non halal sebagai sumber dan penggunaan dana qardhul hasan
pada perbankan syariah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi dimana data diperoleh dengan melakukan wawancara
mendalam dengan informan yang dipilih berdasarkan teknik purposive sampling.
Pemilihan informan untuk penelitian fenomenologi ini dikategorikan dari ulama,
praktisi perbankan syariah dan akademisi.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa adanya unsur riba pada bunga yang
merupakan sumber pendapatan non halal. Penggunaan pendapatan non halal dalam
dana qardhul hasan selayaknya tidak disalurkan dalam bentuk pinjaman bergulir
(qardhul hasan) sebab adanya hukum haram yang melekat pada bunga. Sehingga
penggunaanya secara khusus disalurkan pada kepentingan umum yang bersifat non
komsumtif yang berfungsi untuk membersihkan dana haram pada perbankan syariah.

Kata Kunci : Pendapatan Non Halal, Qardhul Hasan, Fenomenologi, Perspektif Islam

SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 1, Nomor 2, Desember 2018

102
p-ISSN 2654-3923
e-ISSN 2621-6051

PEDAHULUAN (2011) berpendapat bahwa kontribusi


Industri perbankan syariah nasional pembiayaan qardhul hasan bagi nasabah
terus tumbuh berkembang selama lebih memiliki mashlahat yang sangat besar.
dari dua dekade pengembangan sejak tahun Berdasarkan penelitian Purwadi
1992.Perbankan syariah adalah bank yang (2011) bahwa peran yang begitu besar dari
tidak hanya bertujuan pada profit (profit produk pembiayaan qardhul hasan
oriented)semata melainkan juga pada menarik peneliti untuk meneliti lebih lanjut
kepentingan sosial. Produk perbankan mengenai sumber dana qardhul hasan yang
syariah yang sesuai dengan prinsipta’awun bersumber dari pendapatan non halal yang
(tolong menolong)salah satunya akan di tinjau dalam perspektif Islam.
yaituqardhul hasan. Dalam literatur fikih Dalam hal ini pendapatan non halal
klasik, konsepqardhul hasan dikategorikan bergerak secara fluktuatif namun
dalam akad tolong menolong danbukan cenderung meningkat seperti table 1
transaksi komersial(Purwadi, 2011). berikut ini :
Penelitian yang dilakukan Badaruddin
Tabel 1. Pendapatan Non Halal
NO BANK SYARIAH 2012 2013 2014

1 Bank Muamalat - 1048 1637

2 Bank Syariah Mandiri 454 191 442

3 BNI Syariah 254 121 1

4 BRI Syariah 47 337 161

5 Bank Syariah Bukopin 75 58 130

6 BCA Syariah 1 1 1

7 BJB Syariah 4 98 220

8 Bank Mega Syariah 53 128 166

9 Bank Maybank Syariah Indonesia 11 28 27

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Diolah Peneliti


Perbedaan penelitian saat ini dengan akademisi yang ahli bidang akuntansi
penelitian sebelumnya adalah penelitian syariah dan ekonomi syariah serta praktisi
yang dilakukan saat ini menggunakan perbankan syariah. Sehingga, penelitian ini
metode kualitatif dengan pendekatan akan memberikan informasi yang lebih
fenomenologi. Peneliti akan melihat mendalam mengenai status pendapatan
perspektif syariah mengenai pendapatan non halal pada sumber dan penggunaan
non halal sebagai sumber dan penggunaan qardhul hasan.
dana qardhul hasan menurut ulama ahli,

SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 1, Nomor 2, Desember 2018

103
p-ISSN 2654-3923
e-ISSN 2621-6051

membelanjakan harta di jalan-Nya.


TINJAUAN PUSTAKA Karena rezeki setiap manusia adalah
Qardhul hasan berasal dari kata qard, sebuah titipan dari Allah SWT dan
menurut Ali dan Muhdlar (1996) dalam sebagiannya merupakan hak orang
Burhanudin (2012) bahwa secara etimologi lain yang wajib diberikan dengan cara
kata qard berasal dari qa-ra-da yang berarti yang baik. Dalam firman Allah yang
memotong.Pengeritan qardh menurut lain, surah al-Baqarah ayat 245 juga
Dewan Syariah Nasional sebagimana menjelaskan makna yang sama
tercantum dalam fatwa Dewan Syariah dengan surah di atas.
nomor 19/DSN-MUI/IX/2001 tentang al- 2. Hadis
qardh menyebutkan bahwa al-qardh adalah Antonio (2013: 132) menjelaskan
suatu akad pinjaman kepada nasabah hadis yang berkaitan dengan qardh,
tertentu dengan ketentuan bahwa nasabah yaitu sebagai berikut :
wajib mengembalikan dana yang Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa
diterimanya kepada lembaga keuangan Nabi saw, Berkata,”bukan seorang
syariah (LKS) pada waktu yang telah muslim (mereka) yang meminjamkan
disepakati oleh LKS dan nasabah. Ada suatu muslim (lainnya) dua kali kecuali
jenis qardh yang disebut qardh ul-hassan yang satunya adalah (senilai)
atau qardh hassan, yaitu perjanjian qardh sedekah.”(HR Ibnu Majah no. 2421,
yang khusus untuk tujuan sosial(Khir, Kitab al-Ahkam; ibnu Hibban dan
Giupta dan Shanmugam, 2008; 186 dalam Baihaqi)
Sjahdeini, 2014:342). Anas bin Malik berkata bahwa
Dalil yang menguatkan keputusan Rasulullah berkata, ”Aku melihat
ulama memperbolehkan transaksi qardh pada waktu malam di-isra’-kan, pada
yang dijelaskan Antonio (2013:131) bahwa pintu surga tertulis : sedekah dibalas
transaksi qardh dibolehkan oleh para sepuluh kali lipat dan qardh delapan
ulama berdasarkan hadist riwayat Ibnu belas kali. Aku bertanya : ‘Wahai
Majjah dan ijma ulama. Jibril, mengapa qardh lebih utama
1. Alquran dari sedekah? Ia menjawab, “karena
“Siapakah yang mau meminjamkan peminta-minta sesuatu dan ia punya,
kepada Allah pinjaman yangbaik, sedangkan yang meminjam tidak
maka Allah akan melipat-gandakan akan meminjam kecuali karena
(balasan) pinjaman ituuntuknya dan keperluan.”(HR Ibnu Majah no. 2422,
dia akan memperoleh pahala yang kitab al-ahkam dan Baihaqi)
banyak.” (Qs.al-Hadid:11) Dari hadis tersebut menjelaskan
Makna dari firman Allah SWT ini bahwasannya sangat utamanya saling
menjelaskan bahwa sebagai hamba tolong menolong diantara sesama.
Allah SWT, Allah menyeru untuk Begitu pula pada akad qardhul
membelanjakan harta di jalan-Nya. hasanyang merupakan akad pinjaman
Sehingga manusia harus meyakini yang dapat membantu orang lain dari
bahwa memberikan pinjaman kepada kesusahan, karena dengan pinjaman
sesama manusia karena Allah maka tersebut orang lain akan merasa lebih
sama maknanya dengan ringan untuk menghadapi masalah

SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 1, Nomor 2, Desember 2018

104
p-ISSN 2654-3923
e-ISSN 2621-6051

keuangannya dan niscaya pemberi (misalnya dari sumbangan, infak, sedekah


pinjaman akan mendapatkan dan sebagainya). Sedangkan contoh sumber
balasannya yaitu janji Allah yang akan dana qardh yang disediakan para pemilik
memberi kemudahan bahkan secara entitas bisnis, hasil pendapatan non halal
tegas alan melepaskan kesusahannya dan denda lain-lainnya. Sedangkan
dihari kiamat kelak (Solehudin, menurut Antonio (2013: 133) qardhul
Auliyah dan Zuhdi, 2014). hasan bersumber dari dana umat seperti
3. Ijma zakat, infak dan sedekah. Disamping itu
Menurut Antonio (2013: 132-133) terdapat sumber dana lain seperti jasa
bahkan para ulama telah menyepakati nostro di bank koresponden yang
al-qardh boleh dilakukan. Hal ini konvensional, bunga atas jaminan L/C di
dijelaskan bahwa fatwa ini didasari bank asing.
dari manusia sebagai makhluk sosial Pendapatan non halal adalah
yang membutuhkan pihak lain untuk penerimaan atau uang masuk pada bank
mempertahankan hidup. Tidak ada syariah yang berasal dari transaksi non
seorangpun yang memiliki segala halal. Salah satu contohnya adalah
barang yang ia butuhkan. Oleh karena pendapatan bunga.
itu pinjam meminjam sudah menjadi Pendapatan non halal salah satunya
satu bagian dari kehidupan di dunia bersumber dari bunga bank. Terdapat
ini. pendapat ulama yang menyatakan bahwa
bunga bank itu riba, maka haram. Dengan
Sumber dana qardhul hasan demikian pendapatan non halal yang
disebutkan dalam Explosure berasal dari bunga bank merupakan riba,
DraftPernyataan Standar Akuntansi hal demikian jelas dilarang dalam nash Al-
Keuangan 101 (2014): Penyajian Laporan Qur’an dan Hadist. Menurut Antonio
Keuangan Syariah khususnya mengenai (2013:48-54) bahwa terdapat firman Allah
laporan sumber dan penggunaan dana yang menjelaskan mengenai riba seperti
kebajikan pada paragraf ke-123a. Dalam hal salam surat Ar-Ruum ayat 3, an-Nisa ayat
ini sumber qardhul hasan berasal dari 160-161, Ali-Imran ayat 130 dan al-
penerimaan infak, sedekah, hasil Baqarah ayat ayat 278-279.
pengelolaan wakaf sesuai dengan Pada prinsipnya perbankan syariah
perundang-undangan yang berlaku, dilarang memperoleh penerimaan non
pengembaliandana kebajikan produktif, halal. Penerimaan non halal pada umumnya
denda dan penerimaan dana non halal. terjadi dalam kondisi yang tidak dapat
Pelaporan qardhul hasan disajikan dihindari. Dalam ED PSAK 101 (revisi
tersendiri dalam laporan sumber dan 2014): Penyajian LaporanKeuangan
penggunaan dana karena aset tersebut Syariah, khususnya mengenai laporan
bukan aset bank yang bersangkutan. sumber dan penggunaandana kebajikan
Menurut Nurhayati dan Wasilah pada paragraf 126 menjelaskan bahwa
(2015:263) bahwa sumber dana qardhul pendapatan nonhalal adalah semua
hasan dari eksternal dan internal. Sumber penerimaan dari kegiatan yang tidak sesuai
eksternal berasal dari dana qardh yang dengan prinsip syariah antara lain
diterima oleh bank syariah dari pihak lain

SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 1, Nomor 2, Desember 2018

105
p-ISSN 2654-3923
e-ISSN 2621-6051

penerimaan jasa giro atau bunga yang yang dijadikan objek penelitian, yaitu PT.
berasal dari bank konvensional. Bank Muamalat, PT. Bank Syariah Mandiri,
PT. BNI Syariah, PT. BRI Syariah, PT. Bank
METODE Syariah Bukopin, PT. Bank Jabar Banten
Penelitian ini menggunakan metode Syariah, PT. Bank BCA Syariah, PT. Bank
kualitatif dengan pendekatan Mega Syariah dan PT. Bank Maybank
fenomenologi. Menurut Martono Syariah Indonesia.
(2015:206) penelitian fenomenologi Teknik pengumpulan data yang
(phenomenology research) adalah tipe digunakan dalam dalam penelitian ini yaitu,
penelitian yang menggambarkan wawancara, dokumentasi dan studi
pemaknaan beberapa individu mengenai kepustakaan. Semua metode tersebut
pengalaman hidupnya, pemaknaan mereka digunakan dalam penelitian guna
mengenai konsep atau fenomena tertentu. memperoleh data yang relevan dan
Jenis dan sumber data yang berkualitas.
digunakan dalam penelitian ini adalah data Informan merupakan orang yang
primer dan data sekunder. Data primer memberikan penjelasan atau informasi
adalah sekumpulan informasi yang secara rinci dalam proses
diperoleh peneliti langsung dari lokasi penelitian(Martono, 2015: 120). Dalam
penelitian melalui sumber pertama (seperti penelitian ini, pemilihan informan
informan melalui wawancara) atau melalui menggunakan teknik purposive sampling.
hasil pengamatan yang dilakukan sendiri Peneliti sengaja memilih informan yang
oleh peneliti (Martono,2015:65). Untuk telah dibagi dan disesuaikan berdasarkan
menjawab riset question atas penelitian bidang dan keahliannya, yaitu sebagai
yang dilakukan maka peneliti memperoleh berikut :
data dengan wawancara kepada informan. a. Praktisi perbankan syariah yang
Data Sekunder dalam penelitian ini dipilih adalah pimpinan salah satu
misalnya laporan keuangan perbankan cabang utama di salah satu daerah di
syariah terutama laporan sumber dan Indonesia.
penggunaan dana kebajikan di perbankan b. Ulama, informan yang mempunyai
syariah. pekerjaan atau keahlian sebagai
Objek penelitian dalam penelitian ulama yang memahami tafsir, hadist
ini adalah perbankan syariah di Indonesia. dan fiqh.
Kemudian dalam penelitian ini, perbankan c. Akademisi, kriteria informan
syaariah dipilih berdasarkan kriteria akademisi yaitu yang memiliki gelar
sebagai berikut : (1) merupakan Bank atau keahlian dalam bidang
Umum Syariah; (2) BUS harus muamalat syariah dan akuntansi
mengungkapkan Laporan Sumber dan syariah.
Penggunaan Dana Kebajikan dalam 3 tahun Menurut Sugiyono (2013:369)
teraqkhir dari 2012-2014; (3) dan BUS menyatakan bahwa triangulasi diartikan
harus Memiliki pendapatan non halal pada sebagai pengecekan data dari berbagai
salah satu sumber dana kebajikan dalam sumber dengan berbagai cara dan berbagai
jangka waktu 3 tahun terakhir. Sehingga waktu, berikut penjelasannya.
berdasarkan kriteria di atas, ada 9 BUS

SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 1, Nomor 2, Desember 2018

106
p-ISSN 2654-3923
e-ISSN 2621-6051

a. Triangulasi sumber yaitu dengan perhatian penuh pada


pemeriksaan keabsahan data yang fenomena yang sedang diteliti oleh
dapat dilakukan dengan cara peneliti.
mengecek data yang telah c) Peneliti melihat dan membaca
diperoleh melalui beberapa seluruh unit makna sambil
sumber (Sugiyono, 2013: 370). memperhatikan apakah unit makna
b. Triangulasi teknik pengumpulan tersebut benar-benar memiliki
dataialah untuk menguji kredibiltas keterkaitan dengan topik yang
data yang dilakukan dengan cara dibahas dan diteliti oleh peneliti.
mengecek data kepada sumber- d) Peneliti membuat sintesa dari
sumber yang sama dengan teknik semua unit makna yang
yang berbeda (Sugiyono, ditranformasi dalam satu statement
2013:353). yang sesuai dengan pengalaman
c. Triangulasi waktu yaitu untuk informan.
menguji kredibilitas data yang
dilakukan dengan cara melakukan HASIL
pengecekan dengan wawancara Realitas Penggunaan Pendapatan Non
atau teknik lain dalam waktu atau Halal dalam Sumber Dana Qardhul
situasi yang berbeda (Sugiyono, Hasan
2013: 371). Adanya pendapatan non halal pada
Teknik analisis data untuk penelitian perbankan syariah disebabkan adanya
fenomenologi pada penelitian ini mengacu transaksi antara perbankan syariah dengan
pada yang disampaikan Amadeo Giori perbankan konvensional yang
(Raco & Tanod, 2011: 119-123 dalam menimbulkan bunga bank. Menurut
Nuradilla, Rusmana dan Warsidi, 2014), Solehudin, Auliyah dan Zuhdi (2014) bahwa
yaitu: perbankan syariah masih membutuhkan
a) Peneliti membaca keseluruhan kerja sama dengan perbankan
ungkapan yang disampaikan oleh konvensional sebab posisi perbankan
informan dengan tujuan untuk syariah di Indonesia yang kurang tepat.
mendapatkan arti umum dari Konsisten dengan yang disampaikan
informasi tersebut, ketika Bapak Imdibkri selaku Pimpinan Cabang di
membaca keseluruhan ungkapan salah satu perbankan syariah bahwa dalam
yang disampaikan oleh informan, kondisi tertentu bank syariah menepatkan
peneliti juga berpegang pada dana pada bank konvensional. Hal ini
konteks penelitian yang dilakukan menimbulkan bunga yang diterima bank
agar peneliti dapat menangkap syariah, sehingga bunga inilah yang
ungkapan yang dimaksud oleh dikategorikam sebagai pendapatan non
informan. halal. Informan juga menyampaikan
b) Peneliti akan membaca pendapatan non halal yang diterima
keseluruhan teks kembali dengan diperbankan yang dipimpinannya hanya
tujuan khusus, yaitu untuk memilih berasal dari bunga bank.
atau membedakan (discriminating) “....sumbernya itu tadi. Cuma satu yang
unit makna (meaning unit) dan kita terima sekarang. Itu dari bunga,

SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 1, Nomor 2, Desember 2018

107
p-ISSN 2654-3923
e-ISSN 2621-6051

dana kita yang kita pakai di Pendapatan non halal dalam laporan
konvensional, satu atau dua hari. Di sumber dan penggunaan dana kebajikan
kasih bunga. Itu kita kategorikan non pada perbankan syariah cenderung
halal.” meningkat. Hal ini dapat dilihat pada
diagram tiga tahun terakhir di bawah ini.

Gambar 1. Pendapatan Non Halal dalam Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Kebajikan pada Perbankan Syariah Selama 3 Tahun
Pendapatan Non halal (dalam jutaan rupiah)

1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
2012 2013 2014
BM 0 1048 1637
BSM 454 191 442
BNIS 254 121 1
BRIS 47 337 161
BSB 75 58 130
BCAS 1 1 1
BJBS 4 98 220
BMS 53 128 166
Sumber:OtoriasJ aKeuang (OJK).DiolahPenlit
BMSI 11 28 27

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Diolah Peneliti


Dari gambar di atas menunjukkan Pandangan Ulama, Akademisi dan
pendapatan non halal pada perbankan Praktisi: Pendapatan Non Halal sebagai
syariah bergerak fluktuatif tiap tahunnya Sumber dan Penggunaan Dana Qardhul
namun cenderung meningkat. Hal ini Hasan dalam Perspektif Islam
memungkinkan munculnya pendapatan Pemanfaatan pendapatan non halal:
non halal di perbankan syariah kian ahsan digunakan sebagai sumber dana
meningkat tiap tahunnya. qardhul hasan
Mengembalikan dana umat kepada umat

SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 1, Nomor 2, Desember 2018

108
p-ISSN 2654-3923
e-ISSN 2621-6051

Dalam hal ini peneliti akan yang suci. Lalu saat itu apa fungsiuang
memaparkan sudut pandang dari ahli itu? Mengembalikan uang umat
ulama. Adalah Ustaz H. Abdul Shomad, LC., kepada umat. Umat ini
D.E.S.A, informan berprofesi sebagi ulama dianggap umat yang satu. Awalnya
serta dosen di salah satu Universitas Negeri uang ini milik si ‘A’, ‘B’, ‘C’ dan lain-
di Indonesia.Menurutkeputusan Majma’ al lain. Lalu diberikan kepada ‘F’, ‘G’, ‘H’,
Fiqh al-Islamy, fatwa Mufti al-Azhar (Syekh ‘I’, ‘J’, ‘K’. Diberikan uang si ‘Ini’ kepada
Abdulathif Hamzah), mufti ulama besar si ‘Ini’. Ini masih diangggap satu umat.
Saudi Arabia, Syekh Hisam ‘Afanah, dikutip Yang tak boleh itu, uang hasil bunga
oleh Ustaz H. Abdul Shomad, LC., D.E.S.A, itu saya makan untuk saya. Maka
maka informan berpendapat bahwa hendaklah ia menyerahkan kepada
penggunaan pendapatan non halal boleh orang banyak dan untuk kepentingan
digunakan namun tidak tergolong sebagai umum. Yang dinikmatin orang banyak.
sedekah. Bukan dinikmati person (perorang).
Dari keputusan fatwa ulama-ulama Karena tak boleh dia makan,haram!
tersebut mengungkapkan bahwa semua Jadi fungsi uang saat itu bukan sebagai
harta yang berasal dari bunga bank maka sedekah, mengembalikan uang umat
haram menurut syariat Islam, baik bagi kepadaumat. Karena itu milik
penerima bunga maupun bagi pihak lain bersama. Disitu letak
seperti keluarga namun ada pengecualian persimpangannya, mirip tampaknya.
dari pernyataan tersebut. Bahwa bunga Loh dimakan tak boleh, disedekahkan
bank boleh dimanfaatkan tetapi untuk fakir kok boleh?Bukan sedekah. Makanya
miskin, dan kepentingan umum. disitu tidak boleh dengan niat
Sebagaimana yang dinyatakan Antonio sedekah.Gak boleh dengan niat
(2013: 133) pemanfaatan bunga ini sedekah. Karena tak boleh sedekah,
didasarkan pada kaidah akhaffu dhararain lalu kalo dibuang? Dibuang haram.
(mengambil mudharat yang lebih kecil) bila Maka dipakai untuk kepentingan
dibandingkan dengan dana tersebut umum,untuk orang banyak. Fakir
digunakan oleh perbankan konvensional miskin, anak yatim, membangun
dalam bisnis utamanya yang hanya amah- murafik, membangun sekolah,
berprosentase pada bunga dan akhirnya MDA, musytafaya (rumah sakit).Tidak
bunga akan menimbulkan bunga lainnya. dianggap sebagai sedekah. Mensucikan
Ustaz H. Abdul Shomad, LC., D.E.S.A diri dari yang haram, dikembalikan
menyatakan hal yang serupa pada hasil kepada umat.”
wawancara yang telah dilakukan.
Berdasarkan asumsi informan bahwa Berdasarkan yang dinyatakan Ustaz
penggunaan pendapatan non halal layak H. Abdul Shomad, LC., D.E.S.A dapat diambil
digunakan untuk kepentingan umum dan suatu kesimpulan bahwa beliau sependapat
fakir miskin. Berikut pernyataannya. dengan fatwa ulama-ulama yang setuju
“..... lalu diserahkan kepada fakir (pro) pada penggunaan pendapatan
miskin bukan sebagai sedekah. Karena nonhalal sebagai sumber dana qardhul
Allah tidak menerima yang kotor. Allah hasan. Menurut informan secara implisit
Maha Suci, Allah menerima kecuali menyatakan bahwa pendapatan non halal

SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 1, Nomor 2, Desember 2018

104
p-ISSN 2654-3923
e-ISSN 2621-6051

tidak diakui sebagai pendapatan oleh bank disebut tadi mengembalikan dana umat
syariah bahkan untuk disedekahkan. kepada umat. Sebab sumber awalnya
Selanjutnya,dengan adanya penepatan dana berasal dari umat dan dikembalikan kepada
pada perbankan konvensional umat. Informan menyatakan bahwa umat
menimbulkan bunga yang tidak dapat disini maknanya umat yang satu. Untuk
dihindari. Dalam hal ini bunga (interest) melihat alur distribusi pendapatan non
tidak diakui sebagai pendapatan pada halal dalam makna mengembalikan dana
perbankan syariah, melainkan umat kepada umat dapat di lihat pada
dimanfaatkan untuk umat seperti gambar 2 berikut ini :
masyarakat umum (ekonomi lemah). Maka

Tujuan mengembalikan dana umat kepada syariah dari pendapatan haram ini. Karena
umat dijelaskan oleh informan bahwa Allah tidak menganggap sebuah pahala atas
bukan tergolong sebagai sedekah sumber sedekah kecuali yang thoyib (suci).
melainkan untuk mensucikan perbankan Hal ini didasarkan pada sebuah pernyataan

SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 1, Nomor 2, Desember 2018

105
p-ISSN 2654-3923
e-ISSN 2621-6051

informan yang menjelaskan bahwa “Allah misalnya seratus juta, jangan diputar
Maha Suci, Allah menerima kecuali yang lagi. Saya lebih condong pendapat
suci.” mayoritas. Murni konsumtif. Untuk
biaya anak sekolah, untuk
Penggunaan secara konsumtif bukan pembangunan MDA, jangan diputar
produktif (Pinjaman bergulir) dengan pinjaman lalu dikembalikan.
Dalam ED PSAK 101 (revisi): ....Saya lebih setuju yang untuk dana
Penyajian Laporan Keuangan Syariah secara konsumtif, habis.”
khusus mengenai laporan sumber dan Pencampuran penerimaan
penggunaan danakebajikan menjelaskan pendapatan halal dan pendapatan non halal
bahwa penggunaan dana qardhul hasan (haram) pada sumber dana qardhul hasan
pada perbankan syariah digunakan untuk menjadi dilematik. Hukum haram yang
pinjaman, sedekah, dan lainnya. melekat pada bunga diakui sebagai
Penggunaan dana qardhul hasan disalurkan kewajiban yang wajib dikeluarkan oleh
untuk kepentingan umum,dan sedekah entitas untuk kepentingan sosial. Dalam
sebagai pemberdayaan masyarakat penelitan Solehudin, Auliyah dan Zuhdi
ekonomi lemah bisa disebut bersifat (2014) mengungkapkan bahwa pendapatan
konsumtif. Dalam hal ini, bersifat konsumtif non halal sudah selayaknya mencatat dan
maksudnyapenyaluran dana untuk melaporkan pendapatan non halal secara
pemberdayaan masyarakat ekonomi lemah terpisah dari laporan sumber dan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya penggunaan dan kebajikan. Sebab kehati-
yang habis pakai. Berbeda dengan hatian dan ketelitian dalam pengelolaan
penggunaan secara produktif dalam bentuk pendapatan non halal haruslah terjaga oleh
pinjaman atau qardh. Ada pun, Ustaz H. perbakan syariah. Bukan hanya karena
Abdul Shomad, LC., D.E.S.A dalam hal ini menjaga dan menghindari salah catat atau
cenderung dana qardhul hasan kekeliruan yang materialistas dalam sebuah
dimanfaatkan untuk kepentingan umum, laporan keuangan, namun sebagai tanggung
dan untuk secara konsumtif alih-alih jawab terhadap sebuah pengelolaan yang
produktif.Karena berdasarkan pendapatan bijak dan bajik mengingat bahwa bunga
dari fatwa-fatwa ataupun mufti ulama- adalah sumber bencana ekonomi.
ulama menyatakan secara jelas Ada pun jika dibuat sebuah skema
pemanfaatan bunga bank boleh digunakan pengalokasian dana kebajikan secara
bahkan ada yang mengatakanwajib konsumtif untuk pemberdayaan fakir
dialokasikan untuk kepentingan umum dan miskin dan penggunaan untuk kepentingan
asyarakat ekonomi lemah. umum, serta dalam bentuk pinjaman lunak
“Saya lebih setuju, kalo dalam semester (qardhul hasan) akan terlihat seperti pada
ini dapat dana non halal dapat gambar 3 berikut ini :

SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 1, Nomor 2, Desember 2018

104
p-ISSN 2654-3923
e-ISSN 2621-6051

Gambar 3 Alokasi Sumber Dana Qardhul Hasan (Dana Kebajikan)

Sumber Dana Qardhul Hasan

Pendapatan
Diberikan Penggunaan
Non Halal
Fakir Miskin & Memenuhi Kebutuhan
Kepentingan & Membangun Fasilitas
Umum Umum
Denda
Pengalokasian
Dana

Infak
Pengembalian pinjaman saat jatuh
tempo sesuai akad di awal

Sumbangan Dipinjamankan Pengelolaan

Peminjaman Mengelola
(Pinjaman Bergulir) Usaha Mikro
Lainnya

Sumber: Analisis hasil wawancara peneliti dengan Ustaz Abdul Shomad (Informan)
Dapat dilihat pada gambar 3 bahwa Pemanfaatan pendapatan non halal:
penyaluran dana secara konsumtif tidak ahsan digunakan sebagai sumber
penggunaan untuk kepentingan umum dana qardhul hasan
diberikan secara sukarela. Sehingga, dalam Haram Diambil Haram Pula Diberikan
hal ini sesuai dengan mengembalikan dana Dalam sebuah kaidah menyebutkan
umat kepada umat. Kondisi yang berbeda bahwa “Apa saja yang diharamkan untuk
jika dana qardhul hasan disalurkan dalam mengambilnya maka diharamkan pula
bentuk pinjaman produktif. Adanya memakannya dan diberikan kepaada orang
kewajiban penerimaan dana untuk lain.” Kaidah ini dikutip oleh Prof. Dr.
mengembalikan dana tersebut pada saat Akhmad Mujahidin, M. Ag. sebagai dasar
jatuh tempo. Sehingga tujuan perbankan argumen informan yang menyatakan
syariah untuk membersihkan diri dari bahwa bukanlah tindakan yang bijak
penerimaan non halal belum sesuai dengan menggunakan pendapatan non halal
yang diharapkan. Sebab pendapatan non tersebut pada salah satu sumber qardhul
halal belum seutuhnya bersih dari hasan.
perbankan syariah. “Uda salah kalau ini, seharusnya harus
spin off. Ga boleh ada pendapatan non
halal lagi. Ini continuity. Haram

SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 1, Nomor 2, Desember 2018

104
p-ISSN 2654-3923
e-ISSN 2621-6051

jadinya. ....Maka di sini ada sebuah infak, sedekah. Kenapa harus dicampur
kaidah. “Apa saja yang diharamkan dengan non halal.”
untuk mengambilnya maka Selanjutnya, Prof. Dr. Akhmad
diharamkan pula memakannya dan Mujahidin, M.Ag menguatkan argumen
memberikannya kepada orang lain.” dengan pernyataan di atas. Pencampuran
Ada pun, maksud kaidah ini adalah dana halal dan non halal dalam sumber
dua kegiatan yang kausalitas (sebab-akibat) dana qardhul hasan yang dilakukan
yang terikat satu sama lain, maka perbankan syariah seharusnya dihindari.
hukumnya dipararelkan. Jika suatu akibat Jika perbankan syariah memprioritaskan
dari aktifitas kegiatan yang dinilai haram, menjalankan prinsipnya secara
maka aktifitas sebelumnya yang komprehensif (kaffah) walaupun dengan
merupakan sebab munculnya keharaman, bertahap.
maka diharamkan pula. Ini sebagai Hal yang senada disampaikan oleh Dr.
konsekuensi logis untuk mewujudkan Aji Dedi Mulawarman, informan menolak
kemaslahatan yang lebih komprehensif dari secara mutlak pemanfaatan bunga dalam
sebuah pelarangan (Ramadhansyah, 2013). dana qardhul hasan digunakan untuk
Pernyataan informan tersebut masyarakat ekonomi lemah. Untuk itu
menegaskan bahwa haram hukumnya perbankan syariah harus menghindari
pendapatan non halal dimanfaatkan untuk penerimaan bunga dalam operasionalnya.
memperdayakan masyarakat ekonomi Sebab secara eksplisit, informan
lemah, sebagaimana diharamkan mengakui menyatakan bahwa untuk menghindari riba
bunga sebagai pendapatan operasional dalam perbankan syariah maka yang
perbankan syariah. Sebab bukan suatu dilakukan adalah tidak mengambil sesuatu
alasan pembenaran atas pemanfaatan riba ukuran berbasis interest (kepentingan),
untuk upaya pemberdayaan masyarakat dalam hal ini bunga adalah kepentingan.
ekonomi lemah. Sehinggga menghindari transaksi yang
Sebagaimana hukum haram yang menimbulkan bunga pada bank syariah
melekat pada bunga, upaya penghentian merupakan wujud dari pelaksanaan prinsip
penerimaan dana non halal harusnya syariah secara komprehensif (kaffah).
menjadi suatu prioritas. Seperti dalam “Kalau segala sesuatu diambil
pernyataan informan bahwa spin off atas ukurannya berbasis pada
penerimaan bunga harus dilakukan sebagai kepentingan/interest. Wong riba itu
bentuk harga diri bank syariah untuk kan interest. Interest itu kan
menjaga prinsip syariah yang bebas riba. kepentingan. Jadi kalo bank itu cara
“Ya pendapatan non halal kok berpikirnya riba, ya sudah pasrah. Itu
diterima, ya ga boleh. Kalau mau yang kalo melihat pendapatan non halal,
sebenarnya. Ga ada mudharat untuk yah lumayan itu pakai aja. Kan itu
kita jika kita tidak menerima. Tidak kepentingan. Kalau pun katanya untuk
ada. Ini kita bisa dijengkali sama dana kebajikan. Namun, namanya
konvensional. ‘Ente.... mau juga bunga sudah barang rongsok, ini kan
kami’. Disitu kita ga bisa begak namanya menjebak orang dalam
jadinya. Qardhul hasan itu dari zakat, keburukan.”

SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 1, Nomor 2, Desember 2018

104
p-ISSN 2654-3923
e-ISSN 2621-6051

Penggunaan pendapatan non halal Konsisten dengan pandangan


untuk kepentingan umum informan sebelumnya, Bapak Imdibkri
Penggunaan pendapatan non halal selaku praktisi di salah satu perbankan
dalam dana qardhul hasan sebagai wujud syariah mengungkapkan hal yang demikian.
sosial tidak bisa dikatakan keputusan bijak, Penggunaan pendapatan non halal
dan bajik. Sebab pada sisi Allah SWT selayaknya di alokasikan dalam bentuk
penggunaan ini tidak dianggap sebagai yang bersifat non konsumsi namun
sedekah karena Allah Maha Suci menerima disalurkan pada fasilitas umum seperti
kecuali yang suci. membangun jalan, jembatan dan
“Kalau untuk kepentigan umum sejenisnya.
seperti jalan raya, jembatan boleh Menurut data yang diperoleh dari otoritas
deh. Dari pada mubazir. Tapi kalo jasa keuangan menyatakan sumber dan
untuk konsumsi, jangan. Daging penggunaan dana kebajikan pada
yang tumbuh dari barang haram perbankan syariah periode Desember 2013.
neraka tempatnya. Konteks qardhul Pada tabel 4.2 menjelaskan sumber dan
hasan untuk orang miskin kan. penggunaan dan kebajikan berdasarkan
....Tapi kalo untuk kosumsi, investasi Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
seperti beasiswa, itu kan investasi. Kebajikan pada perbankan syariah periode
Jangan! Haram itu. .... Begitu pun, 2014. Tahun 2014 Bank Mualamat
untuk modal usaha. Usaha itu kan mengungkapkan sumber dana
hasilnya untuk dimakan (konsumsi). kebajikannya yang berasal dari denda yaitu
Jangan!. Harus hati-hati.” sebesar 2.337.000.000,00 dan pendapatan
Pernyataan Prof. Dr. Akhmad non halal sebesar 1.637.000.000,00.
Mujahidin, M.Ag. menanggapi positifatas Sedangkan penggunaan dana tersebut tidak
penggunaan dana non halal untuk diungkapkan oleh Bank Muamalat. Pada
kepentingan umum yang sifatnya non Bank Syariah Mandiri sumber dana
konsumsi. Dalam pernyataannya, kebajikan hampir sama dengan periode
kepentingan umum yang dimaksud seperti sebelumnya dimana berasal dari denda,
membangun jembatan, rekontruksi jalan pendapatan non halal dan lainnya, dan
raya dan lainnya yang sejenis. Ide ini penggunaanya digunakan untuk kategori
didasarkan pada premis (asumsi) bahwa lainnya yaitu sebesar Rp 2.252.000.000,00.
hal ini dilakukan sebagai bentuk kehati- Begitu pula Bank BNI Syariah mendapatkan
hatian jika penggunaannya untuk sumber dan penggunaan yang sama pada
dikonsumsi. Informan memperkuat premis- periode sebelumnya. Namun, terjadi
nya (asumsi) dari sebuah hadis, yaitu penurunan penerimaan sumber dana
“daging yang tumbuh dari barang haram walaupun tidak begitu signifikan.
neraka tempatnya.”Ada pun, informan juga Sedangkan penggunaan dana tersebut
menjelaskan jika penggunaan pendapatan mengalami peningkatan ± 5 kali lipat dari
non halal ini untuk pinjaman modal usaha, penggunaan dana sebelumnya yaitu
hukumnya sama, yaitu haram. Sebab dalam sebesar Rp 899.000.000,00. Peningkatan
jangka pendek atau pun panjang akan penerimaan dana kebajikan dari periode
menerima hasilnya yang hasilnya jelas sebelumnya dialam juga oleh Bank Bukopin
untuk dikonsumsi. Syariah sebesar 57,7%, Bank Jabar Banten

SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 1, Nomor 2, Desember 2018

105
p-ISSN 2654-3923
e-ISSN 2621-6051

meningkat 72,9%, Bank Mega Syariah kepercayaan mereka kepada pengelola


meningkat 135,1%, dan Bank Maybank dana (perbankan syariah), dan ketika
Syariah Indonesia meningkat 183,1%. mereka percaya, nasabah akan termotivasi
Meski begitu peningkatan dana kebajikan untuk mengulangi tindakan amal mereka.
tidak sebanding dengan peningkatan Hasil Schoorman et al. (2007) dalam Iqbal
penggunaan dana tersebut, justru terjadi (2014) telah menunjukkan bahwa tindakan
penurunan dalam pengalokasi dana amal akan mengakibatkan munculnya efek
kebajikan. kepercayaan yang memotivasi individu
Selanjutnya Bank BRI Syariah untuk mengulangi tindakan yang sama.
mengungkapkan sumber dana Pencampuran dana halal dan non
kebajjikannya berasal dari denda, halal dalam sumber dana qardhul hasan
sumbangan/hibah, dan pendapatan non bukanlah keputusan yang bijak dan bajik
halal, dalam hal ini terjadi decrease dalam karena hukum haram yang melekat pada
sumber dananya walaupun tidak signifikan, bunga. Maka harus digunakan secara hati-
turun sekitar 18,5%. Sedangkan Bank BCA hati. Pada penelitian Solehudin, Auliya dan
Syariah penerimaan dananya bergerak Zuhdi (2014) mencoba memberikan suatu
statis (tetap) pada Rp 418.000.000,00 dari solution atas pendapatan non halal, yaitu
tahun sebelumnya untuk penggunaannya pemisahan pendapatan non halal dari
digunakan untuk kategori lainnya sebesar laporan sumber dan penggullaan dana
Rp 211.000.000,00. kebajikan. Dalam penelitian tersebut juga
membuat contoh laporan pendapatan non
Expectation (harapan) pada halal yang terpisah dari laporan dana
transparansi pendapatan non halal kebajikan. Bahkan bukan hanya pemisahan
Ada pun pendapatan non halal laporan namun dana pendapatan non halal
harusnya mengungkapkan informasi dibatasi penggunaanya untuk suatu hal
bagaimana transaksi tersebut bisa terjadi yang memerlukan pendapatan non halal.
dan bagaimana cara mengantisipasinya. Sehingga pendapatan non halal harus
Sehingga stakeholdersmenerima informasi masuk-keluar dari pintu pendapatan non
secara transparan. Berdasarkan penjelasan halal.Dalam hal ini, jalan keluarnya adalah
dari Haniffa & Hudaib (2004) dalam Iqbal pendapatan non halal digunakan untuk
(2012) salah satu dasar untuk entitas sumbangan atau hibah kepada Negara
syariah untuk menunjukkan komitmen Indonesia untuk dibayarkan kepada bunga
yang tulus terhadap tanggung jawab sosial akibat pinjaman negara upaya penutup
adalah dengan pengungkapan. anggaran untuk kebutuhan bangsa.Maka
Dalam hal ini, perlu kesadaran akan bunga diserahkan kepada bunga.
pentingnya pengungkapan untuk semua Namun Ustaz H. Abdul Shomad, LC.,
transaksi yang berhubungan dengan dana D.E.S.A menanggapi berbeda jika
qardhul hasan. Konsisten dengan hasil pendapatan non halal ini dialokasikan
penelitian Iqbal (2012) bahwa dana kepada Negara. Sebab suatu negara sudah
kebajikan bertujuan sosial, suatu perbuatan memiliki APBN, yang secara khusus
yang dilakukan untuk tujuan baik akan menanggulangi kemiskinan. Sehingga lebih
menerima berkat Ilahi (berkah). Berkat ini efektif dan efesien dana non halal
kemungkinan nasabah telah memberikan dialokasikan secara langsung oleh

SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 1, Nomor 2, Desember 2018

106
p-ISSN 2654-3923
e-ISSN 2621-6051

perbakan syariah atau pun diserahkan menghindari bunga dalam perbankan


kepada lembaga sosial yang dapat syariah menjadi sulit terealisasi. Sehingga
mengelola dana tersebut untuk keputusan yang paling bijak dan bajik
kepentingan umum. adalah memutuskan segala transaksi yang
“Saya dalam hal ini mengikut menimbulkan bunga yang tujuannya
pendapat ulama yang lehih meilialan prinsip syariat Islam secara
banyak.Karena lebih selamat. Jadi kaffah.
dana itu tidak ke Negara. Negara Namun disamping ekspektasi
sudah punya ABPN, APBD.Mestinya, tersebut, kondisi realitas menunjukan hal
dalam undang-undang kita, orang yang berbeda.Penerimaan pendapatan non
miskin itu ditanggung Negara. halal pada perbankan syariah timbul secara
Sekarang malah dana itu di diberikan kontinu.Seharusnya tidak ada toleransi
ke Negara. Apalagi Negara yang tidak untuk mengakui pendapatan sejak status
amanah. Akan sulit teridentifikasi pendapatan tersebut adalah haram,
dana itu. Maka bagusnya, yang meskipun dalam kasus tertentu, diakui itu
mendapatkan dana non halal tadi, bisa terjadi.Seharusnya diupayakan adanya
langsung aja diserahkan.” penjelasan tentang bagaimanatransaksi
(bunga) tersebut bisa terjadi dan
Bagaimana pun keharusan bagaimana cara mengantisipasinya.
pengungkapan pendapatan non halal pada Dengan pengungkapan secara
perbankan syariah sesuatu transaparan mengenai danaqardhul hasan
urgent.Pengungkapan laporan dana khususnya dana non halal akan berorentasi
kebajikan secara tranparan atas alasan pada kepercayaan publik.Dalam hal ini,
terjadinya dan penggunaan pendapatan menurut analisis peneliti upaya
non-halal pada catatan atas laporan pengungkapan yang perlu dilakukan yaitu
keuangan harus menjadi prioritas upaya dengan memisahkan penggunaan
menjalankan prinsip syariah secara kaffah. pendapatan non halal pada pengalokasian
Upaya kehati-hatian dalam mengelola dana yang bersifat konsumtif dan
pendapatan non halal pada perbankan khususnya pinjaman produktif. Walaupun
syariah secara komprehensif(kaffah). pendapatan non halal terakumulasi dengan
Menurut Prof. Dr. Akhmad Mujahidin, M. Ag sumber lainnya pada danaqardhul hasan.
adalah dengan spin off, menghentikan Namun,hal ini diantisipasi dengan
penerimaan bunga dalam perbankan mengungkapkannya pada laporan
syariah.Karena untuk mencapai prinsip keuangan atau pun catatan atas laporan
syariat Islam dalam operasional harus keuangan.Sehingga pendapatan non halal
terhindar dari penerimaan haram (bunga). khusus hanya dialokasikan untuk
Konsisten dengan yang disampai oleh Dr. kepentingan umum, seperti kontruksi jalan
Aji Dedi Mulawarman bahwa yang raya, pembangunan jembatan dan lainnya.
membedakan perbankan syariah dengan Hal ini, dilakukan untuk menghindari
perbankan non syariah adalah dari pencampuran dana halal dan non halal
paradigmanya, jika paradigmanya dalam penggunaannya. Sebab alokasi
mengambil suatu ukuran berbasis pada dengan pinjaman dalam penggunaan dana
kepentingan (bunga) maka untuk kebajikan, harus dihindari dari sumber

SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 1, Nomor 2, Desember 2018

107
p-ISSN 2654-3923
e-ISSN 2621-6051

dana non halal. Karena mengingat sebagai berikut:


penggunaan pendapatan non halal secara 1. Pendapatan non halal boleh digunakan
produktif (pinjaman) bukanlah keputusan pada danaqardhul hasan. Hal ini
yang bijak dan bajik untuk dilakukan. Maka didasarkan pada asumsi bahwa
pemisahaan penggunaan dana halal dan mengembalikan dana umat kepada
non halal pada sumber dana qardhul hasan umat yang bertujuan untuk
perlu dilakukan. Dalam hal ini, sumber membersihkan diri dari benda haram.
qardhul hasan dari pendapatan non halal Namun pemisahan penggunaan perlu
digunakan khusus untuk kepentingan diprioritaskan dengan memisahkan
umum. Sedangkan, sumber dana halal bisa penggunaan pendapatan non hal yang
digunakan untuk pinjaman produktif, khusus dialokasikan untuk kepentingan
sumbangan dan lainnya yang bersifat umum (fasilitas umum) seperti
konsumtif. kontruksi jalan, membangun jembatan
dan lainnya. Sedangkan sumber
SIMPULAN qardhul hasan yang bersumber dari
Analisis pandangan informan dana halal dialokasikan untuk
mengenai fenomena pemanfataan sumbangan yang bersifat konsumtif
pendapatan non halal pada danaqardhul atau pinjaman bergulir (qardhul
hasan memiliki pespektif yang berbeda- hasan).
beda. Hasilnya menunjukan terdapatdua 2. Upaya kehati-hatian dalam mengelola
pandangan yang berbeda terkait fenomena, pendapatan non halal pada perbankan
yaitu pandanganpertama, ahsan digunakan syariah secara kaffah (komprehensif)
sebagai sumber danaqardhul hasan. Dalam menurut Prof. Dr. Akhmad Mujahidin,
hal ini,penggunaan-nya alokasikan pada M. Ag adalah dengan spin off,
kepentingan umum atau fakir miskin. menghentikan penerimaan bunga
Pandangan kedua, yaitu menolak dalam perbankan syariah. Karena
penggunaan pendapatan non halal pada untuk mencapai prinsip, syariat Islam
sumber danaqardhul hasan. Hal ini dalam operasional harus terhindar dari
didasarkan, pada asumsi bahwa jika suatu penerimaan haram (bunga). Konsisten
akibat aktifitas kegiatan yang dinilai haram, dengan yang disampaikan oleh Dr. Aji
maka aktifitas sebelumnya yang Dedi Mulawarman bahwa yang
merupakan munculnya membedakan perbankan syariah
keharaman.Sehingga sesuatu yang dengan perbankan non syariah adalah
bersumber dari yang haram tidak layak dari paradigmanya, jika paradigmanya
difungsikan bahkan diberikan.Namun mengambil suatu ukuran berbasis pada
demikian, pengecualian jika pendapatan kepentingan (bunga) maka untuk
non halal dimanfaatkan untuk kepentingan menghindari bunga dalam perbankan
umum, hal ini tergolong dibolehkan dari syariah hanya menjadi suatu
pada dari pada mubazir. expectation tanpa ada realisasi.
Hasil analisis menunjukkan walaupun Sehingga keputusan yang paling bijak
perbedaan pandang dari pernyataan dan bajik adalah memutuskan segala
informan terdapat hubungan atau transaksi yang menimbulkan bunga,
keterkaitan pemahaman, dalam hal ini yaitu yang tujuannya menjalan prinsip

SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 1, Nomor 2, Desember 2018

108
p-ISSN 2654-3923
e-ISSN 2621-6051

syariat Islam secara Budiman, Farid. (2013). Karakteristik Akad


komprehensif(kaffah). Pembiyaan Al-Qardh Sebagai Akad
3. Pengungkapan secara transaparan Tabarru’
menjadi orientasi peningkatan Chair. Wasilul. Riba Dalam Perspektif Islam
kepercayaan publik. Menurut analisis Dewan Standar Akuntansi Keuangan.
peneliti upaya pengungkapanperlu (2014). Exposure Draft Pernyataan
dilakukan yaitu memisahkan Standar Akuntansi Keuangan No. 101.
penggunaan pendapatan non halal Jakarta: Ikatan Akuntansi Indonesia
pada pengalokasian dana yang bersifat Dewan Syariah Nasional-MUI. (2001).
konsumtif dan khususnya pinjaman Datwa Dewan Syariah Nasional No:
produktif (qardul hasan). Walaupun 19/DSN-MUI/IV/2001
pendapatan non halal terakumulasi Gunawan, Imam. (2013). Metode Penelitian
dengan sumber lainnya pada Kualitatif: Teori & Praktiki. Jakarta:
danaqardhul hasan. Namun, hal ini Bumi Aksara
dapat diantisipasi dengan Hermawan, Hendri. (2008). Sumber dan
mengungkapkannya pada laporan Penggunaan Dana Qardh Dan Qardhul
sumber dan penggunaan dana Hasan Pada Bank Syariah Cabang
kebajikan atau pun catatan atas laporan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:
keuangan. Sehingga pendapatan non Fakultas Agama Islam Universitas
halal khusus hanya dialokasikan untuk Islam Indonesia
kepentingan umum, seperti kontruksi Iqbal, M. (2012). The Meaning Of Disclosure
jalan raya, pembangunan jembatan dan Of Sources And Uses Of Benevolent
lainnya. Fund (Qardhul Hasan) Of Syariah
Banks: A Study Based On Symbolic
Interaction And God Trilogy Teaching
DAFTAR RUJUKAN
Martono, Nanang. (2015). Metode Penelitian
Antonio, Muhammad Syafi’i. (2013). Bank
Sosial: Konsep-Konsep Kunci. Jakarta:
Syariah: Dari Teori Ke Praktik.
Rajawali Press
Jakarta: Gema Insani
Maulidha, Erina dan Air Nur Bayinah.
Badaruddin. (2011). Manajemen
(2014). Kerangka Pengungkapan
Pembiayaan Produk Qardhul Hasan:
Transaksi Non-Halal Di Bank Syariah.
Studi Kasus Di BPRS Metro Lampung
SNAS 2014
Tahun 2011. Tesis. Yogyakarta:
Muqarrabin, Ahmad. (2012). Warung
Program Pasca
Ekonomi Islam.
Sarjana UIN Sunan Kali Jaga
http://warungekonomiislam.blogspot
Burhanudin. (2012). Pemahaman Dan
.com. Diakses 23 Oktober 2015
Penerapan Al-Qard Al-Hasan Pada
Nuradilla, Masschuraini. Oman Rusmana
KJKS BMT Haniva. Skripsi. Yogyakarta:
dan Warsidi. Studi Fenomenologi
UIN Sunan Kali Jaga
Peran Laporan Keuangan Dalam
Bank Indonesia. (2003). Pedoman
Mmfasilitasi Kredit Usaha Rakyat
Akuntansi Perbankan Syariah
(KUR). Mataram: SNA 17
Indonesia (PAPSI)

SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 1, Nomor 2, Desember 2018

109
p-ISSN 2654-3923
e-ISSN 2621-6051

Nurhayati, Sri dan Wasilah. (2015). htttp://pustakasharia.blogspot.


Akuntansi Syariah Di Indonesia. co.id/2013/04/kaidah-ke-7-sesuatu-
Jakarta: Salemba Empat yang-haram-diambil. Diakses pada 09
Otoritas Jasa Keuangan. (2015). Roadmap maret 2016
Perbankan Syariah Indonesia 2015- Wiroso. 201 Produk Perbankan Syariah.
2019 Jarkarta: LPEE Usaksi
Otoritas Jasa Keuangan. Laporan Publikasi www.syariahmandiri.co.id. Diakses pada 30
Sementara. www.ojk.go.id. Diakses Januari 2015
pada 19 Desember 2015 www.bnisyariah.co.id. Diakses pada 30
Purwadi, Muhammad Imam. (2011). Januari 2015
Qardhul-Ahsan Dalam Perbankan
Syariah: Konsep Dan Implementasinya
Berdasarkan Prinsip Manfaat Bagi
Pemberdayaan Masyarakat. UNISIA.
Vo. XXXIII No.74
Purwadi, Muhammad Imam. (2014). Al-
Qardh dan Al-Qardh Hasan Sebagai
Wujud Pelaksanaan Tanggung Jawab
Sosial Perbankan Syariah. Jurnal
Hukum IUS QUIA IUSTUM. Vol. 21 No.
1
Sjahdeini. Sutan Remy. (2014). Perbankan
Syariah: Produk-Produk Dan Aspek-
Aspek Hukumnya. Jakarta: Kencana
Prenademia Group
Solehodin, Robiatul Uliyah dan Rahmat
Zuhdi. (2014). Ahsankah Pendapatan
Non Halal Pada Qardhul Hasan?. SNA
2014
Sugiono. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi
(Mixed Methods). Alfabeta: Bandung
Utomo, Anif Punto. et. Al. (2014). Dua
Dekade Ekonomi Syariah: Menuju
Kiblat Ekonomi Islam. Jakarta: Gress
Rahmadina, Hana. (2015). Penerapan PSAK
No 101 Pada Penyusunan Laporan
Keuangan PT Bank Madiri Syariah
Ramdhansyah, Ferry. (2013). Kaidah ke-27
Sesuatu Yang Haram Diambil. Maka
Haram Pula Diberikan.

SYARIKAT : Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah Volume 1, Nomor 2, Desember 2018

110

Anda mungkin juga menyukai