Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
B. Fungsi Ginjal:
1) Mengekskresikan zat – zat sisa metabolisme yang mengandung
nitrogennitrogen, misalnya amonia.
2) Mengekskresikan zat – zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya
gula dan vitamin) dan berbahaya (misalnya obat – obatan, bakteri
dan zat warna).
3) Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.
4) Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan
kelebihan asam atau basa.
C. Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal
1) Peredaran Darah
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang
mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan
kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian
menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi
ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang
disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut
dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama
dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian
menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.
2) Persyarafan Ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis
(vasomotor) saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang
masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan dengan
pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar
suprarenal) terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar
buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon yaitu hormone
adrenalin dan hormn kortison.
D. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing – masing bersambung dari ginjal
ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya ± 25 – 30 cm dengan
penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen
dan sebagian terletak dalam rongga pelvis. Lapisan dinding ureter
terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
F. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung
kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.\
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah –
tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus
tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm. Uretra pada laki – laki
terdiri dari :
a. Uretra Prostaria
b. Uretra membranosa
c. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan
paling dalam), dan lapisan submukosa. Uretra pada wanita terletak
dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas,
panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika
muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari
vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra
pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina)
dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
1.2 Definisi
Chronic kidney disease (CKD) atau penyakit ginjal kronis
didefinisikan sebagai kerusakan ginjal untuk sedikitnya 3 bulan dengan
atau tanpa penurunan glomerulus filtration rate (GFR) (Nahas &
Levin,2010). CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan sebagai
kondisi dimana ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat,
progresif, irreversibel, dan samar (insidius) dimana kemampuan tubuh
gagal dalam mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan
elektrolit, sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009)
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah merupakan menurunnya fungsi
ginjal yang berlangsung lama dan bertahap, sifatnya progresif dengan
kreatinin klirens (Sidabutar, 1983). Penurunan atau kegagalan fungsi ginjal
berupa fungsi ekskresi, fungsi pengaturan, dan fungsi hormonal dari ginjal.
Sebagai kegagalan sistem sekresi menyebabkan menumpuknya zat-zat
toksik dalam tubuh yang kemudian menyebabkan sindroma uremia.
Gagal ginjal kronis ( chronic renal failure) adalah kerusakan ginjal
progresif yang berakibat fatal dan ditandai dengan anemia (urea dan
limbah nitrogen yang berada dalam darah). (Nursalam, 2008).
Cronic Kidney Disease (CKD) merupakan gangguan ginjal yang
progresif dan irreversibel di mana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
menyebabkan uremia (retensi urin dan sampah nitrogen lain dalam darah)
Cronic Kidney Disease (CKD) atau penyakit renal tahap akhir (ESRD)
merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Gagal ginjal kronis terjadi dengan
lambat selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, dengan penurunan
bertahap dengan fungsi ginjal dan peningkatan bertahap dalam gejala-
gejala, menyebabkan penyakit ginjal tahap akhir (PGTA). Gagal ginjal
kronis biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal lanjut secara
bertahap. Gangguan fungsi ginjal adalah penurunan laju filtrasi glomerulus
yang dapat digolongkan ringan, sedang dan berat.
GFR menurun
GGK
Retensi Na
Edema
Preload naik
COP menurun
2
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN
2.1 Pengkajian
1. Identitas
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur,
agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin,
status perkawinan, penanggung biaya, tinggi badan, berat badan,
tanggal masuk RS, diagnose medis dan nomor registrasi.
2. Keluhan Utama
Kapan keluhan mulai berkembang, bagaimana terjadinya, apakah
secara tiba-tiba atau berangsur-angsur, apa tindakan yang dilakukan
untuk mengurangi keluhan, obat apa yang digunakan.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Mengkaji keluhan kesehatan yang dirasakan pasien pada saat di
anamnesa.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Mengkaji riwayat penyakit yang berhubungan dengan penyakit saat
ini atau penyakit yang mungkin dapat dipengaruhi/mempengaruhi
penyakut saat ini.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Mengkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang mengalami
penyakit yang sama. Bagaimana pola hidup yang biasa di terapkan
dalam keluarga, ada atau tidaknya riwayat infeksi system
perkemihan yang berulang dan riwayat alergi, penyakit hereditas
dan penyakit menular pada keluarga.
6. Riwayat Lingkungan
7. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi kesehatan dan manajemen
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penangan
kesehatan. Persepsi terhadap arti kesehtan dan pentalaksanaan
kesehtan, kemampuan menyusun tujuan, pengetahuan tentang
praktik kesehtaan.
b. Pola nutrisi
Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan dan elektrolit,
nafsu makan, pola makan, diet, kesulitan menelan,
mual/muntah, makan kesukaan.
c. P ola eliminasi
Menjelaskan pola fungsi ekresi, kandung kemih dan kulit.
Kebiasaan defekasi, ada tidaknya masalah defekasi, masalah
miksi (oliguri, disuri dll), penggunaan kateter, frekuensi
defekasi dan miksi, karakteristik urin, feses, pola input cairan,
infeksi saluran kemih.
d. Pola aktivitas dan latihan
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan dan
sirkulasi. Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat atau
sakit, gerak tubuh dan kesehatan berhubungan satu sama lain,
Range OF Motion (ROM), riwayat penyakit jantung, frekuensi,
irama, dan kedalaman nafas, bunti nafas riwayat penyakit paru.
e. Pola Kognitif dan Persepsi Sensori
Menjelaskan persepsi sensori kognitif. Pola persepsi sensori
meliputi pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan,
penciuman dan kompensasinya. Sedangkan pola kognitif
didalamnya mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap
peristiwa yang telah lama terjadi atau baru terjadi dan
kemampuan orientasi klien terhadap waktu, tempat, dan nama
(orang atau benda yang lain). Tingkat pendidikan, persepsi nyeri
dan penanganan nyeri, kemampuan untuk mengikuti, menilai
nyeri skala 0-10, pemakaian alat bantu dengar, melihat,
kehilangan bagian tubuh atau fungsinya, tingkat kesadaran,
orientasi pasien, adakah gangguan penglihatan, pendengaran,
persepsi sensori (nyeri), penciuman dan lain-lain.
f. Pola tidur dan Istirahat
Menggambarkan pola tidur, istirahat dan persepsi tentang
energi. Jumlah jam tidur pada siang dan malam, maslah selama
tidur, insomnia atau mimpi buruk, penggunaan obat, mengeluh
letih.
g. Pola Konsep Diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap
kemampuan. Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri,
harga diri, peran, identitas dan ide diri sendiri. Manusia juga
sebgai mahkluk boi-psiko-sosio-kultural spiritual dan dalam
pandangan secara histolik. Adanya kecemasan, ketakutan atau
penilaian terhadap diri, dampak sakit terhadap diri, kontak mata,
isyarat non verbal, ekspresi wajah, merasa tak berdaya, gugup
atau relaks.
h. Pola Peran-Hubungan
Menggambarkan dan mengetahui hubungan peran klien
terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien.
Pekerjaan, tempat tinggal, tidak punya rumah, tingkah laku yang
passive/agresif terhadap orang lain, masalah keuangan dll.
i. Pola Seksual dan Reproduksi
Menggambarkan kepuasan atau masalah yang aktual atau
dirasakan dengan seksualitas. Dampak sakit terhadap
seksualitas, riwayat haid, pemeriksaan mamae sendiri, riwayat
penyakit hubungan seksual, pemeriksaan genetalia.
j. Pola manajemen Koping Stress
Menggambarkan kemampuan untuk menangani strees dan
pengguanaan system pendukung. Penggunaan obat untuk
menangani strees, interaksi dengan orang terdekat, menangis,
kontak mata, metode koping yang biasa digunakan, efek
penyakit terhadap tingkat strees.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Mennggambarkan dan menjelaskan polai nilai keyakinan
termasuk spiritual. Menerangkan sikap keyakinan klien dalam
melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya. Agama,
kegiatan keagamaan dan budaya, bergbagi dengan orang lain,
bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan
spiritual dan pantangan dalam agam selama sakit (Perry,2009)
(Asmadi,2008)
8. Pemeriksaan Fisik
a. Status Kesehatan Umum
- Keadaan umum : lemah, sakit ringan/berat, gelisah, rewel,
dll.
- Pemeriksaan kesadaran
- Pemeriksaan TTV
- BB & TB
b. Pemeriksaan Kesadaran
- Secara kualitatif : tingkat kesadaran
- Secara kuantitatif : GCS (Glasgow Coma Scale)
c. Tingkat Kesadaran
- Compos mentis : sadar penuh
- Apatis : acuh tak acuh
- Somnolen : mengantuk, dapat terbangun bila dirangsang
- Sopor/stupor : mengantuk yang dalam
- Coma : sama sekali tidak berespon (GCS = 3)
d. GCS
Komponen GCS :
- Respon membuka mata
- Respon verbal/bicara
- Respon motorik/gerakan
e. Kepala & Leher
- Kepala : Keadaan rambut, wajah, mata, telinga, hidung,
mulut, gigi dan gusi
- Leher : pembesaran kelenjar limfe, tiroid.
f. Jantung & Paru-paru
- Inspeksi
- Palpasi
- Perkusi
- Auskultasi
g. Abdomen
- Inspeksi : warna, jaringan parut, striae
- Auskultasi : frekuensi, suara bising usus
- Palpasi : adanya nyeri tekan, teraba massa
- Perkusi
h. Ekstremitas
- Perubahan bentuk tulang
- Kelemahan anggota gerak
- Kekuatan otot
i. Genitalia
- Kebersihan
- Adanya alat invasif ke saluran kemih
- Adanya luka / tanda infeksi
j. Kulit
- Warna
- Perubahan pada kulit
- Turgor
- Integritas
9. Pemeriksaan Penunjang
Dituliskan tanggal pemeriksaan, hasil beserta satuannya dan nilai
normalnya