PERKEMBANGAN PSIKOLOGI
JUMP 1 TERMINOLOGI
3. Frustasi : Frustrasi, dari bahasa Latin frustratio, adalah perasaan kecewa akibat
terhalang dalam pencapaian tujuan. Semakin penting tujuannya, semakin besar frustrasi
dirasakan. Rasa frustrasi bisa menjurus ke stress. Frustrasi dapat berasal dari dalam atau
dari luar diri seseorang yang mengalaminya.
4. Insomnia : adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk memulai tidur
atau mempertahankan tidur.
6. Apa saja yang dapat menyebabkan insomnia dan mengapa Tn A dinyatakan menderita
insomnia?
=Insomnia merupakan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur (kualitas maupun
kuantitas) (kesulitan tidur, masalah tidur, sering terbangun di malam hari, bangun
terlalu pagi). Faktor penyebabnya seperti nyeri, cemas, takut, tekanan jiwa, kondisi yang
tidak mendukung.
8. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan kepribadian seperti yang
terjadi pada Tn A?
= Kepribadian itu dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:
1. Seorang Sanguinis itu bersifat spontan, lincah, periang, optimistik, ekstrovert,
tetapi suka pamer dan suka memerintah.
2. Seorang Melankolis bersifat penuh pemikiran, setia, tekun, analitis, tetapi
pesimistik dan introvert.
3. Seorang Koleris bersifat suka berpetualang, persuasif dan percaya diri, tetapi
keras kepala dan kurang simpatik.
4. Seorang Phlegmatis bersifat ramah, sabar, puas, dan diplomatis, tetapi kurang
bersemangat dan pemurung.
Gangguan kepribadian skizotipal. Selain tingkah laku yang aneh dan cara bicara mereka
yang tidak wajar, penderita gangguan kepribadian jenis ini kerap terlihat cemas atau
tidak nyaman dalam situasi sosial. Penderita juga kerap berkhayal, misalnya percaya
bahwa dirinya memiliki kekuatan telepati yang mampu memengaruhi emosi dan tingkah
laku orang lain atau percaya bahwa suatu tulisan di koran adalah sebuah pesan
tersembunyi bagi mereka.
Kedua adalah gangguan kepribadian kelompok B. Ciri-cirinya adalah pola pikir dan
perilaku yang tidak bisa diprediksi, serta emosi yang berlebihan dan dramatis. Jenis-jenis
gangguan kepribadian kelompok B terdiri dari:
Gangguan kepribadian ambang (borderline). Orang yang menderita kondisi ini biasanya
memiliki emosi yang tidak stabil dan memiliki dorongan untuk menyakiti diri sendiri,
misalnya dengan meminum banyak alkohol atau melakukan seks bebas. Penderita
gangguan ini juga merasa kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain. Mereka
merasa tidak dianggap baik dalam lingkungan keluarga maupun di masyarakat.
Gangguan kepribadian antisosial. Orang yang menderita kondisi ini kerap mengabaikan
norma sosial yang berlaku dan tidak memiliki rasa simpati terhadap orang lain.
Penderita cenderung menyalahkan orang lain atas masalah yang terjadi dalam hidup
mereka. Mereka gemar mengintimidasi orang lain dan tidak menyesali perbuatan
mereka. Mereka juga tidak mampu mengendalikan amarah dan mempertahankan
hubungan.
Gangguan kepribadian narsistik. Orang yang menderita kondisi ini merasa yakin bahwa
dirinya lebih istimewa dibandingkan orang lain. Mereka cenderung arogan dan terus-
menerus mengharapkan pujian dari orang lain. Mereka akan membanggakan dan
melebih-lebihkan prestasi yang dicapai. Ketika merasa ada orang lain yang lebih unggul
daripada mereka, penderita gangguan kepribadian narsistik akan merasa sangat iri.
Gangguan kepribadian histrionik. Orang yang menderita kondisi ini biasanya terlalu
mencemaskan penampilan, cenderung dramatis dalam berbicara, dan selalu mencari
perhatian. Apabila menjalin hubungan pertemanan, penderita gangguan ini akan
menganggap hubungan pertemanan tersebut sangat erat, meskipun orang lain
menganggapnya tidak.
Ketiga adalah gangguan kepribadian kelompok C. Meski ciri-ciri tiap gangguan yang
masuk dalam kelompok ini berbeda-beda, ada satu komponen yang sama, yaitu rasa
cemas dan ketakutan. Gangguan kepribadian kelompok C terdiri dari:
Gangguan kepribadian dependen. Penderita kondisi ini akan merasa sangat tergantung
pada orang lain dalam hal apa pun. Mereka tidak bisa hidup mandiri dan selalu diliputi
rasa takut akan ditinggalkan orang lain. Saat mereka sedang sendiri, mereka akan
merasa tidak nyaman dan tidak berdaya. Akibat ketergantungan yang berlebihan ini,
penderita gangguan kepribadian dependen tidak akan bisa membuat keputusan dan
mengemban tanggung jawab sendiri tanpa petunjuk dan bantuan orang lain.
Gangguan kepribadian obsesif kompulsif. Orang yang mengalami kondisi ini bisa
dikatakan “gila kendali”. Mereka sulit untuk bisa bekerja sama dengan orang lain dan
lebih memilih untuk mengatur atau menyelesaikan tugasnya sendiri. Karena kepribadian
mereka yang perfeksionis, sering kali mereka stres apabila hasil pekerjaan tidak sesuai
dengan standar mereka yang tinggi.
11. Apa saja jenis ganguan kepribadian dan apakah yang mungkin terjadi pada Tn A?
= Cara utama dalam menangani gangguan kepribadian adalah melalui terapi psikologis
atau kejiwaan di bawah bimbingan psikiater. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan pasien dalam mengendalikan emosi serta pikirannya secara lebih baik.
Umumnya terapi ini dilakukan setidaknya selama enam bulan, namun durasinya bisa
lebih panjang jika kondisi kejiwaan pasien cukup parah.
Terapi psikologis terdiri dari tiga jenis, yaitu:
• Terapi perilaku kognitif. Terapi ini bertujuan mengubah cara berpikir dan
perilaku pasien ke arah yang positif. Terapi ini didasarkan kepada teori bahwa perilaku
seseorang merupakan wujud dari pikirannya. Artinya, jika seseorang berpikiran negatif,
maka perilakunya pun akan negatif, begitu pun sebaliknya.
• Terapi psikodinamik. Terapi ini bertujuan mengeksplorasi dan membenahi
segala bentuk penyimpangan pasien yang telah ada sejak masa kanak-kanak. Kondisi
semacam ini terbentuk akibat pengalaman-pengalaman negatif yang dialami pasien di
masa lalu.
• Terapi interpersonal. Terapi ini didasarkan kepada teori bahwa kesehatan
mental seseorang sangat dipengaruhi oleh interaksi mereka dengan orang lain. Artinya,
jika interaksi tersebut bermasalah, maka gejala-gejala gangguan kepribadian bisa
terbentuk. Karena itulah terapi ini bertujuan untuk membenahi segala masalah yang
terjadi di dalam interaksi sosial pasien.
Selain terapi psikologis, dokter bisa memberikan obat-obatan kepada pasien. Namun,
penggunaan obat hanya disarankan apabila gejala-gejala yang terkait dengan gangguan
kepribadian sudah memasuki tingkat menengah atau parah. Sejumlah obat yang
mungkin dipakai adalah obat-obatan penstabil suasana hati dan obat penghambat
pelepasan serotonin (antidepresan)
JUMP 4 SKEMA
2. Pembentukan Kepribadian
a.Faktor yang mempengaruhi
b.Status mental (Tipe kepribadian)
c. Penyesuaian diri (Mekanisme pertahanan ego)
3. Gangguan Kepribadian
a.Faktor yang mempengaruhi
b.Peran neurotransmitter
c. Klasifikasi Gangguan Kepribadian (etiologi, patogenesis,
gambaran klinis)
4. Tatalaksana dan Terapi
kejiwaan (psikis).
http://etheses.uin-malang.ac.id/
Mood = suasana perasaan
Emosi yang bersifat pervasif dan bertahan lama, mewarnai persepsi seseorang terhadap
kehidupan.
Euthym : normal
Hypothym : murung-putus asa-depresif
Hyperthym : elasi-ekspansif-euforik-manik
Disforik : tidak menyenangkan
Euforia : elasi kuat (waham kebesaran)
Irritable : mudah tersinggung
Labilitas Mood : pergeseran depresi mnjdi eutimik bahkan marah
Afek : Ekspresi emosi sesaat, dapat diamati dari ekspresi wajah, gerak tubuh, irama suara.
• Appropriate affect: kesesuaian gagasan, pikiran atau pembicaraan yang menyertai;
• Inappropriate affect : ketidakharmonisan antara irama perasaan emosional dengan
gagasan, pikiran atau pembicaraan.
• Blunted affect: penurunan yang berat pada intensitas irama perasaan yang diungkapkan
keluar.
• FIat affect: tidak adanya atau hampir tidak adanya tanda ekspresi afek; suara yang
monoton, wajah yang tidak bergerak.
• Labile affect: perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba, yang tidak
berhubungan dengan stimulasi ekstemal.
http://digilib.uinsby.ac.id/
a) Stress
Emosi cenderung terkait dengan stres. Individu sering menggunakan keadaan emosionalnya
untuk mengevaluasi stres. Proses penilaian kognitif dapat mempengaruhi stres dan pengalaman
emosional. Reaksi emosional terhadap stres yaitu rasa takut, fobia, kecemasan, depresi, perasaan
sedih dan rasa marah
Stres adalah sekumpulan perubahan fisiologis akibat tubuh terpapar terhadap bahaya ancaman.
Dan suatu reaksi tubuh yang dipaksamenganggu equilibrium (homeostasis) fisiologi normal.
Stres memiliki dua komponen Fisik yakni:
perubahan fisiologis dan psikologis: disebut sebagai stresor (pengalaman yang menginduksi
respon stres)
- Adaptasi psikologis
Perilaku adaptasi psikologi membantu kemampuan seseorang untuk menghadapi stresor,
diarahkan pada penatalaksanaan stres dan didapatkan melalui pembelajaran dan pengalaman
sejalan dengan pengidentifikasian perilaku yang dapat diterima dan berhasil.
Perilaku adaptasi psikologis juga disebut sebagai mekanisme koping. Mekanisme ini dapat
berorientasi pada tugas, yang mencakup penggunaan teknik pemecahan masalah secara langsung
untuk menghadapi ancaman atau dapat juga mekanisme pertahanan ego, yang tujuannya adalah
untuk mengatur distres emosional dan dengan demikian memberikan perlindungan individu
terhadap ansietas dan stres..
- Adaptasi perkembangan
Pada setiap tahap perkembangan, seseorang biasanya menghadapi tugas perkembangan dan
menunjukkan karakteristik perilaku dari tahap perkembangan tersebut. Stres yang berkepanjangan
dapat mengganggu atau menghambat kelancaran menyelesaikan tahap perkembangan tersebut.
Mengkaji stresor dan sumber koping dalam dimensi sosial mencakup penggalian tentang
besaranya, tipe dan kualitas dari interaksi sosial yang ada. Stresor pada keluarga dapat
menimbulkan efek disfungsi yang mempengaruhi klien atau keluarga secara keseluruhan
Menurut Maramis (2009) dalam bukunya, ada empat sumber atau penyebab stres psikologis, yaitu
- Frustasi: Frustasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan
ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan
ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain).
- Konflik
- tekanan, dan
- krisis.
Sumber-sumber konflik
1) Approach-approach conflict: terjadi apabila individu harus memilih satu diantara dua
alternatif yang sama-sama disukai. Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan cepat
diselesaikan.
2) Avoidance-avoidance conflict: Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih
banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya karena masing-masing alternatif memiliki
konsekuensi yang tidak menyenangkan
3) Approach-avoidance conflict: Tekanan timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. Krisis
yaitu keadaan mendadak yang menimbulkan stres pada individu
Konsep stres, stimulus, respon, dan akibat yang ditimbulkan oleh stress
konsep stres yang dikenal dengan “fight-or-flight response”, stres diartikan sebagai respons tubuh
terhadap sesuatu hal dan sebagai ganguan homeostasis yang menyebabkan perubahan pada
keseimbangan fisiologis yang dihasilkan dari adanya rangsangan terhadap fisik maupun
psikologis.
teori stres hanya digolongkan atas tiga pendekatan. Tiga pendekatan terhadap teori stres
tersebut adalah:
a. stres model stimulus (rangsangan)
model stres yang menjelaskan bahwa stres itu adalah varibel bebas (independent) atau
penyebab manusia mengalami stres (Lyon, 2012)/stres adalah situasi lingkungan yang
seseorang rasakan begitu menekan dan individu tersebut hanya menerima secara
langsung rangsangan stres tanpa ada proses penilaian.
Penyebab-penyebab stres tersebut berperan dalam menentukan seberapa banyak stres
yang akan mungkin diterima. situasi-situasi yang memungkinkan menjadi pemicu
terjadinya stres/Sumber stres tersebut dikenal dengan istilah “stressor”berikan
rangsangan dan mendorong sehingga terjadi stres pada seseorang Dan dapat
dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu:
life events (peristiwaperistiwa kehidupan): Suatu peristiwa kehidupan bisa menjadi
sumber stres terhadap seseorang apabila kejadian tersebut membutuhkan penyesuaian
perilaku dalam waktu yang sangat singkat. Ketika seseorang gagal berurusan
(menyesuaikan) dengan situasi atau perubahan-perubahan yang secara ekstrem tesebut,
maka timbullah dampak buruk, misalnya perasaan cemas. Cth: kematian pasangan,
perceraian, kehilangan anggota keluarga, terpenjara, masalah keuangan, pertengkaran
dalam keluarga, tunawisma, pengangguran, anggota keluarga yang tiba-taba mencoba
bunuh diri, dan anggota keluaga yang menderita sakit serius.
chronic strain (ketegangan kronis): kesulitan-kesulitan yang konsisten atau berulang-
ulang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk fisik maupun psikologis. empat
faktor yang menjadi pemicu terjadinya ketegangan kronis, yaitu tuntutantuntutan
pekerjaan, kurangnya pengendalian atas pekerjaan, tuntutan-tuntutan dari rumah,
kurangnya pengendalian dari rumah. Sedangkan di lingkungan akademik, ketegangan
kronis bisa dipicu karena banyak hal, misalnya adalah tekanan akademik
daily hassles (permasalahan-permasalahan sehari-hari): peristiwa-peristiwa kecil yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang memerlukan tindakan penyesuaian dalam sehari
saja. Misalnya, seseorang mengalami kesulitan-kesulitan, dan kesulitan tersebut tidak
berlanjut secara terus menerus. Kesulitan yang dihadapi itupun bisa terselesaikan dalam
kurun waktu yang singkat. Ada beberapa contoh dari permasalah sehari-hari, misalnya
pendatang yang tidak diharapkan, kemacatan berlalu lintas, berkomunikasi dengan orang
lain, tugastugas keseharian yang penting, tenggat waktu yang tiba-tiba dan
berargumentasi kepada orang lain. Permasalahan-permasalahan tersebut hanya
menimbulkan stres sesaat dan tidak mengakibatkan terjadinya gangguan-gangguan fisik
maupun mental yang parah.
b. stres model response (respons)
stres tersebut menjadi respons seseorang terhadap stimulus yang diberikan. Hasil stres itu
bersumber dari dalam diri individu, meliputi perubahan kondisi psikis, emosional, dan
psikologis. Misalnya, ketika seseorang mengalami situasi yang mengkhawatirkan, tubuh
secara spontan bereaksi terhadap ancaman tersebut. Ancaman tersebut termasuk sumber
stres, dan respons tubuh terhadap ancaman itu merupakan stres respons. perpaduan antara
sumber stres dan hasil stres mengarahkan pada pengertian bahwa stres tidak bisa
dipisahkan dari reaksi tubuh terhadap sumber-sumber stres yang ada
c. stres model transactional (transaksional)
berfokus pada respon emosi dan proses kognitif yang mana didasarkan pada interaksi
manusia dengan lingkungan /menekankan pada peranan penilaian individu terhadap
penyebab stres yang mana akan menentukan respon individu tersebut (sebagai tuntutan
atau ketidakmampuan dalam mengahadapi situasi yang membahayakan atau mengancam
kesehatan)
appraisal (proses penilaian) adalah suatu tindakan pengevaluasian, penafsiran, dan tanggapan
tentang peristiwa-persitiwa yang ada dan faktor utama dalam menentukan seberapa banyak
jumlah stres yang dialami oleh seseorang saat berhadapan dengan situasi berbahaya
(mengancam).
coping (penanggulangan): stres bisa berlanjut ke tahap yang lebih parah atau sedikit demi sedikit
semakin berkurang ditentukan bagaimana usaha seseorang berurusan dengan sumber stress
tergantung pada penilaian terhadap hal apa yang bisa dilakukan untuk mengubah situasi
dilakukan ketika menghadapi stres yaitu
(1) problemfocused coping (penanggulangan berfokus pada masalah)
(2) emotion-focused coping (penanggulangan berfokus pada emosi)
Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana tubuh memberikan respons terhadap sumber stress,
Selye pun memperkenalkan sebuah model stress. Adapun model stress yang diperkenalkan Selye
adalah General Adaptation Syndrome, ada tiga tahapan stres respons, yaitu
b. alarm (tanda bahaya): suatu kondisi yang tidak diinginkan dan terjadi ketika ada
perbedaan antara kenyataan yang sedang terjadi dan situasi yang diharapkan
tubuh menerima rangsangan dan secara alami mengaktifkan reaksi flight-or-fight
karena adanya kondisi yang berpotensi mengancam kestabilan kondisi tubuh
timbul seperti sakit di dada, jantung berdebar-debar, sakit kepala, disfagia
(kesulitan menelan), kram, dan lain sebagainya.
c. resistance (perlawanan): terjadi saat alarm tidak berakhir atau terus menerus
berlangsung. Dampaknya, kekuatan fisik pun dikerahkan untuk melanjutkan
kerusakan-kerusakan karena rangsangan-rangsangan yang membahayakan
sedang menyerangkemungkinan akan timbulnya penyakit, seperti radang
sendi, kanker, dan hipertensi
d. exhaustion (kelelahan).
Kelenjar-kelenjar tubuh memproduksi sejumlah adrenalin cortisone dan hormon-hormon
lainnya serta mengkoordinasikan perubahan-perubahan pada sistem saraf pusat.
- Jika tuntutan-tuntutan berlangsung terus, mekanisme pertahanan diri berangsur-angsur akan
melemah, sehingga organ tubuh tidak dapat beroperasi secara adekuat.
- Jika reaksi-reaksi tubuh kurang dapat berfungsi dengan baik, maka hal itu merupakan awal
munculnya penyakit “gangguan adaptasi”
Jurnal.ugm.ac.id
Takikardi
- Saat marah terjadi, maka sistem saraf memicu berbagai reaksi biologis pada
tubuh: terbentuknya dan terlepaskannya hormon adrenalin pada
tubuhpenignkatan detak jantung dan napas yg lebih cepat serta meningkatnya
produksi keringat.
- Hormon kortisol (hormon stres) pada tubuh juga dilepaskan saat marah sedang
terjadi, hormon ini dapat menyebabkan tekanan darah menjadi naik, pupil mata
menjadi lebih lebar, dan kadang terjadi reaksi sakit kepala yg terjadi secara
mendadak karena akibat dari naiknya hormon kortisol ini.
Perih Lambung
- Gangguan kecemasan dapat mengakibatkan berbagai respon fisiologis, diantaranya
gangguan pencernaan. Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan
stressdapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan lamakelamaan dapat
menyebabkan terjadinya gastritis
- saat stress, tubuh seseorang akan menjadi lebih sensitif, akibatnya saat asam
lambung yang diproduksi sama atau bahkan lebih sedikit, tetapi tubuh seseorang
meresponnya dengan berlebihan sehingga rasa tidak nyaman di lambung akan lebih
terasa.
b) Frustasi
Frustasi berasal artinya perasaan kecewa atau jengkel akibat terhalang dalam
pencapaian tujuan sebab adanya rintangan dan hambatan. Frustasi dapat berasal dari
internal diri yang berasal dari kurangnya percaya diri atau ketakutan pada situasi
sosialyang menghalangi pencapaian tujuan, dan berasal eksternaldiri yaitu
keadaanlingkungan yang tidak mendukung,dll.
Frustasi ini juga bisa menimbulkan dua kelompok diantaranya bisa menimbulkan:
2. Pembentukan Kepribadian
a) Faktor yang mempengaruhi
Pembentukan Kepribadian
Konsep Pembentukan Kepribadian Freud, (teori kepribadian psikoanalisis): manusia
dianggap memiliki sebuah energi psikis yang mendorong manusia untuk berperilaku dan
sifatnya dinamis yaitu
- Id: sumber segala energi psikis (komponen utama dalam kepribadian), satu-satunya
komponen kepribadian yang hadir sejak lahir, aspek kepribadiannya sadar dan termasuk
dari perilaku naluriah dan primitif. didorong oleh prinsip kesenangan yang berusaha
untuk memenuhi semua keinginan dan kebutuhan, apabila tidak terpenuhi timbul
kecemasan dan ketegangan.
- Ego: ego lebih kepada prinsip kenyataan, dimana ego lebih mementingkan hal yang
bersifat rasional, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat
dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego adalah menyaring
dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
- Superego: suatu gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang
ditanam oleh adat-istiadat, agama, orangtua, dan lingkungan. Pada dasarnya Superego
adalah hati nuranimemberikan pedoman untuk membuat penilaian, baik yang benar
atau yang salah.
Superrgo hadir dalam sadar, prasadar dam tidak sadar. diperoleh dan berkembang pada usia 3
hingga 5 tahun sebagai “bekal” yang kemudian mempengaruhi perilaku setelah masa anak-anak.
Superego berfungsi untuk mengendalikan implus Id seperti naluri-naluri yang bertentangan atau
dilarang oleh masyarakat, misalnya perilaku seks yang menyimpang, agresi terhadap orang lain,
dan naluri negatif lainnya, maka dapat membujuk ego agar beralih ke tujuan-tujuan moralistik
serta berjuang untuk menuju kesempurnaan.
- untuk memaksimalkan Superego maka pendidikan karakter dengan cara penanaman nilai-
nilai moral harus dimulai sebelum usia usia 5 tahun dan terdapat peran orangtua serta
masyarakat yang berada di sekitar anak-anak. Salah satu cara untuk mengoptimalkan
peran Superego dalam pendidikan karakter adalah dengan disiplin rohani. Dengan
disiplin rohani yang berkaitan erat dengan nilai-nilai moral dapat membentuk superego
yang kuat
- ego bersama dengan superego mengatur dan mengarahkan pemenuhan id dengan
berdasarkan aturan-aturan yang benar dalam masyarakat, agama dan perilaku yang baik
atau buruk.
Faktor lingkungan
- memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh,
budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan
- Lingkungan keluarga, tempat seorang anak tumbuh dan berkembang akan sangat
berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak. Terutama dari cara orang tua mendidik
dan membesarkan anaknya. seorang anak meniru cara berpikir dan perbuatan yang
sengaja atau tidak sengaja yang dilakukan oleh orang tua mereka.
Perubahan Kepribadian
Perubahan dalam kepribadian tidak bisa terjadi secara spontan, tetapi merupakan
hasil pengamatan, pengalaman, tekanan dari lingkungan sosial budaya, rentang usia
dan faktor-faktor dari individu:
kepribadian dapat dilihat dari perilaku seseorang yang dibentuk melalui Amigdala,
yaitu bagian dalam sistim limbik pada otak manusia yang berfungsi sebagai pusat
perasaan. kepribadian itu dapat berubah-rubah dan antar berbagai komponen
kepribadian tersebut (sistem psikofisik seperti kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan,
emosi, perasaan dan motif) memiliki hubungan yang erat. Hubungan-hubungan
tersebut terorganisir sedemikian rupa secara bersama-sama mempengaruhi pola
perilaku dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Perkembangan kepribadian pada masa dewasa dapat dijelaskan dalam tiga tingkat, yaitu:
- kecenderungan sifat: (dispositional traits) adalah sifat yang diturunkan.
- perhatian personal: merujuk kepada perasaan sadar, rencana-rencana, dan tujuan-tujuan.
Perasaan, rencana, dan tujuan berubah sepanjang kehidupan sebagai hasil dari bermacam-
macam pengaruh.
- narasi hidup. Sementara naskah hidup berdampak pada pembentukan diri (self),
pencapaian identitas, dan menemukan penyatuan tujuan dalam hidup. Naskah hidup juga
berubah sebagai respons terhadap kebutuhan lingkungan dan sosial.
https://repository.uksw.edu
8. Orientasi/memori
Orientasi Terhadap tempat, waktu, ruang, personal , suasana
Memori terhadap kejadian jangka panjang, menengah, pendek, segera. Adakah
uasaha pasien untuk menutupi gangguan ingatan seperti kofabulasi,
sikumstantialitas dan lain-lain
9. Konsentrasi dan pikiran
Konsentrasi terganggu karena : gangguan kognitif, ansietas, depresi, stimulus
interenal, halusinasi auditorik
10. Pikiran abstrak
Pikiran untuk menangani konsep. Misal tanyakan apa berbedaan apel dengan
jeruk
Konsep yang dikenal dengan Sindrom Adaptasi Umum (General Adaptation Syndrome) yang
menjelaskan bila seseorang pertama kali mengalami kondisi yang mengancamnya, maka
mekanisme pertahanan diri (defence mechanism) pada tubuh diaktifkan.
Karakteristik Penyesuaian Diri
MPE Membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang, tetapi jika berlangsung pada
tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan diri dandisorientasi realitas, maka
mekanisme ini dapat merupakan respon maladaptif terhadap stress. Mekanisme ini
sering kali diaktifkan oleh stressor jangka pendek dan biasanya tidak mengakibatkan
gangguan psikiatrik. Mekanisme pembelaan ego (Ego defence mechanism)
5. Rasionalisasi Berusaha memperlihatkan tingkah laku yang tampak sebagai pemikiran yang
logis bukan karenakeinginan yang tidak disadari
6. Substitusi Mengganti obyek yang bernilai tinggi dengan obyek yang kurang bernilai tetapi
dapat diterima oleh masyarakat.
(9) Proyeksi Memproyeksikan keinginan, perasaan, impuls, pikiran pada orang lain/obyek
lain/lingkungan untuk mengingkari.
(10) Simbolisasi Menggunakan obyek untuk mewakili ide/emosi yang menyakitkan untuk
diekspresikan
(11) Regresi Ego kembali pada tingkat perkembangan sebelumnya dalam pikiran, perasaan dan
tingkah lakunya.
(13) Sublimasi Memindahkan energi mental (dorongan) yang tidak dapat diterima kepada tujuan
yang dapat diterima masyarakat.
(15) Introyeksi Mengambil alih semua sifat dari orang yang berarti menjadi bagian dari
kepribadiannya sekarang.
http://digilib.unimus.ac.id/
- Yang berorientasi pada penyelesaian masalah (Task oriented): upaya yang disadari, dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres.
• Frontal
• Kompromi
• Penarikan diri
- Bertindak
- Evaluasi Feedback
Akan membentuk coping mechanism: perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam
upaya cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan
perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam mengatasi tuntutan internal atau
eksternal
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan.
Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik
relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas konstruktif
http://digilib.unimus.ac.id
3.Gangguan Kepribadian
PIKIRANGangguan Bentuk Pikir : Ketidak mampuan mengorganisasikan proses pikir
membentuk ide bertujuan
Jenis-2 Gangguan Bentuk / Arus Pikir :
Gangguan isi pikir: Di sini yang terganggu adalah buah pikirannya / keyakinannya, dan
bukan cara penyampaiannya. Bisa berupa waham, obsesi, fobi, preokupasi dll
Waham : Keyakinan yang salah, tidak dapat dikoreksi, tiidak sesuai dengan realitas dan
budaya yang berlaku di lingkungan kehidupan pasien.
Deskripsi Waham
Waham aneh/bizarre
Waham sistematik. Mood congruent/incongruent
Waham Nihilistik
Waham Somatik
Waham Paranoid ;
- Waham besar
- Waham cemburu
- Waham kejar
Waham kendali
- Thought withdrawal
- Thought insertion
- Thought broadcasting
Waham Erotis / Erotomania
• Kepribadian adalah ciri yang menetap dari suatu respon yang dimunculkan oleh
seseorang baik ketika menghadapi stresor internal maupun eksternal sehingga dirinya
dapat dikenali dengan ciri tersebut.
• Gangguan Kepribadian: Tidak fleksibel dan adaptabel gangguan kepribadian
• Pengalaman dan perilaku subyektif yang berlangsung lama, menyimpang dari standard
kultur yang ada, kaku dan pervasif,
• onset remaja atau dewasa muda
Gejala-gejalanya:
- alloplastic (mampu beradaptasi)
- ego-syntonik.
- tidak merasa cemas dg gg. maladaptifnya
- tidak merasa menderita
- tidak interes dengan terapi dan
- tidak berniat sembuh
http://etheses.uin-malang.ac.id/
Jenis-jenis anxietas :
1. General Anxiety Disorders (GAD)
Penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang secara terus menerus saling
c. Deprivasi: kehilangan fisik, baik yang dibawa sejak lahir ataupun yang didapat,
misalnya karena kecelakaan hingga anggota gerak (kaki dan tangan) ada yang harus
diamputasi
d. Temperamen / Proses-proses emosi yang berlebihan: Orang yang terlalu peka/sensitif
biasanya mempunyai masalah kejiwaan dan ketegangan yang memiliki kecenderungan
mengalami gangguan jiwa. Proses emosi yang terjadi secara terus- menerus dengan
koping yang tidak efektif akan mendukung timbulnya gejala psikotik (Yosep, 2014).
e. Penyalahgunaan obat-obatan: Zat yang dimaksud adalah zat psikoaktif yang
berpengaruh pada sistem saraf pusat dan dapat mempengaruhi kesadaran, pikiran, dan
perasaan (Muttakin & Sihombin, 2012)
f. Penyakit dan cedera tubuh.
2. faktor psikologis
a. Interaksi ibu dan anak: Lingkungan psikologis yang paling erat bagi
perkembangan kepribadian individu tidak lain adalah keluarga. Tahap
psikososial pertama adalah masa bayi. Krisis psikososial yang terjadi pada
masa ini adalah kepercayaan versus ketidakpercayaan dan kekuatan dasar
pada masa ini adalah harapan.
b. Hubungan sosial: Gangguan hubungan sosial merupakan suatu gangguan
hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak
fleksibel dan menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
seseorang dalam berhubungan sosial.
Ada dua respon hubungan sosial:
- Respon adaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan dengan cara yang dapat
- Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah dengan cara
http://repository.ump.ac
b. Peran neurotransmitter
Depresi terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah faktor biologik yang dipengaruhi oleh kadar
neurotransmiter berupa dopamin, norepinefrin dan serotonin.
- Serotonin (5-HT) berperan dalam regulasi nafsu makan yang berpengaruh terhadap berat badan,
perilaku sosial, fungsi lokomotor, regulasi tidur, dan detak jantung. Berkurangnya kadar serotonin
pada otak dapat menimbulkan gejala depresi seperti keinginan bunuh diri, keinginan untuk
mengkonsumsi alkohol, stress, hingga gangguan jiwa
Hampir seluruh aktivitas di otak memanfaatkan neurotransmitter:
Senyawa organik endogenus yang membawa sinyal di antara neuron.
• Neurotransmiter dalam bentuk zat kimia bekerja sebagai penghubung antara otak ke seluruh
jaringan saraf dan pengendalian fungsi tubuh
• Bahasa yang digunakan neuron di otak dalam berkomunikasi, muncul ketika ada pesan yang
harus di sampaikan ke bagian-bagian lain.
Monoamin dan Depresi
• Penelitian menunjukkan bahwa zat-zat yang menyebabkan berkurangnya monoamin, seperti
reserpin, dapat menyebabkan depresi.
• Teori yang menyatakan bahwa berkurangnya ketersediaan neurotransmiter monoamin,
terutama NE dan serotonin, dapat menyebabkan depresi.
• Teori ini diperkuat dengan ditemukannya obat antidepresan trisiklik dan monoamin oksidase
inhibitor yang bekerja meningkatkan monoamin di sinap.
• Peningkatan monoamin dapat memperbaiki depresi.
Asetilkolin
• Asetilkolin merupakan neurotransmiter hasil sintesa dari bahan utama berupa kolin
• Abnormal kadar kolin (prekursor asetilkolin) terdapat di otak pasien depresi.
• Obat yang bersifat agonis kolinergik menyebabkan letargi, anergi, dan retardasi psikomotor
pada orang normal mengeksaserbasi simptom depresi dan mengurangi simptom mania.
• Fungsi Utama ACh adalah mengatur atensi, memori, rasa haus, pengaturan mood, tidur REM,
memfasilitasi perilaku sexual dan tonus otot.
• Di otak, asetilkolin ditemukan pada cerebral cortex, hippocampus (terlibat dalam fungsi
ingatan), bangsal ganglia (terlibat dalam fungís motoris), dan cerebelum (koordinasi bicara dan
motoris).
• Gejala Defisit: Kurangnya inhibisi, Berkurangnya fungsi memori, Euphoria, Antisosial, Penurunan
fungsi bicara
• Gejala Berlebihan: Over-inhibisi, Anxietas & Depresi dan Keluhan Somatic
http://eprints.ums.ac.id/
Subtype kepribadian:
Cluster A : schizotypal, schizoid, dan paranoid
Cluster B : narcissistic, borderline, antisocial, and histrionik
Cluster C : obsessive-compulsive, dependent, dan menghindar
- Banyak menunjukkan kecenderungan tidak hanya menderita
satu macam gangguan kepribadian
- Bila lebih maka klinisi harus mendiagnosis satu persatu.
- Gangguan Kepribadian ditulis pada aksis II.
ETIOLOGI
1. Faktor Genetik
Angka kejadian kembar monozygot beberapa kali >kembar dizygot.
• Gg. Kepribadian Cluster A:
- lebih sering didapatkan pada keluarga biologis pasien Skizofrenia.
• Gg. Kepribadian Cluster B:
- Gg.Kepribadian Antisosial dikaitkan dgn penyalahgunaan alkohol.
- Depresi sering pd keluarga latar belakang Gg.kepribadian ambang.
- Gg. Kepribadian histronik berhubungan erat dengan Gg. somatisasi.
- Tiap gangguan sering menunjukkan gejala overlaping.
• Gg. Kepribadian Cluster C:
- Gg. Kepribadian Menghindar menunjukkan tingkat kecemasan tinggi.
- Gg. kepribadian Obsesif-kompulsihf menunjukkan gejala depresi.
2. Faktor biologic
• Nerotransmiter
- Nerotransmiter Dopamin dan serotonin menunjukkan perubahan aktivitas pada penelitian ciri
kepribadian
- 5-hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA),metabolit serotonin, rendah pada pasien percobaan bunuh diri,
pasien agresif dan impulsif.
- Peningkatan level Serotonin dengan serotonergic agent (Flouxetine ) menurunkan depresi, impulsif ,
dan menimbulkan perasaan nyaman.
- Peningkatan konsentrasi Dopamin dalam susunan syaraf pusat pada pemberian psikostimulansia
(mis. Amfetamin) menginduksi eforia.
- Efek nerotransmiter pada Gg.Kepribadian menarik dan kontroversi.
• Electrophysiology
• Terdapat perubahan electroencephalogram (EEG) pada beberapa pasien dengan Gg.Kepribadian
, terutama tipe antisosial dan borderline berupa aktivitas gelombang lambat.
7. Gangguan Kepribadian Paranoid
adalah gangguan kejiwaan yang ciri khasnya adalah sikap parno, curigaan, dan nggak percaya
sama semua orang.
- Individu dengan gangguan kepribadian ini biasanya sensitif, gampang tersinggung, dan
menghubungkan segala sesuatunya dengan kemungkinan yang menakutkan.
- Orang dengan gangguan kepribadian paranoid selalu mengamati keadaan sekitar.
Mereka berpikir bahwa mereka sedang dalam bahaya, selalu mencari tanda-tanda
kemunculan bahaya tersebut, dan nggak percaya kalau dikasih tau bahwa bahaya itu
nggak ada.
- Kemampuan dalam menciptakan hubungan emosional dengan orang lain buruk
- suka mendendam, curigaan, tersinggungan, dan sering merasa bahwa apa-apa yang
terjadi selalu ditujukan untuknya.
Psikiater adalah dokter medis (MDs) yang lulus dari sekolah kedokteran, memiliki tahun
magang medis, dan memiliki 3 tahun residensi dalam penilaian dan pengobatan gangguan
kesehatan mentalmemperjelas diagnosis dan mungkin meresepkan obat.
Psikolog memiliki gelar doktor di bidang psikologi, studi tentang pikiran dan perilaku
manusia. Mereka bukan dokter medis.
• Karena pelatihan medis mereka, psikiater dapat meresepkan obat.
Pendekatan
Baik psikiater dan psikolog biasanya dilatih untuk berlatih psikoterapi – berbicara
dengan pasien tentang masalah mereka. Tetapi perbedaan latar belakang dan
pelatihan diterjemahkan ke dalam pendekatan yang berbeda untuk memecahkan
masalah kesehatan mental yang Anda rasakan.
- Untuk jenis serius masalah kesehatan mental, seperti depresi berat, gangguan
bipolar, atau skizofrenia, di mana gejala fisik mungkin parah dan mungkin sulit
untuk merawat diri sendiri, psikiater umumnya memiliki lebih banyak pelatihan
formal dan pilihan perawatan yang tersedia.
- Dalam menangani masalah kesehatan mental yang tidak terlalu parah, siapa yang
Anda temui sering kali lebih merupakan masalah pilihan pribadi. “Banyak orang
tidak menyukai gagasan pengobatan,” kata Wright. “Mereka takut akan kecanduan,
atau takut dengan efek obat yang harus dikonsumsi.” Mereka lebih cenderung
menemui psikolog terlebih dahulu.
Seseorang yang mungkin mengalami depresi klinis dapat mengambil manfaat dari minum
obat, sementara seseorang yang berhadapan dengan fobia mungkin menemukan terapi
dengan psikolog pilihan yang paling efektif. Biasanya, jika seorang psikolog merawat
seseorang yang mereka rasakan memiliki gejala parah (seperti pikiran bunuh diri atau
sangat tidak rasional), mereka mungkin menyarankan konsultasi dengan psikiater untuk
membantu memperjelas diagnosis dan mungkin meresepkan obat
Golongan obat antidepresan Berikut merupakan golongan obat depresan yang biasa digunakan sebagai
obat antidepresan antara lain golongan TCA (Triciclic Antidepressant) yang biasa digunakan sebagai
antidepresan. Contoh obat golongan ini adalah Imipramin, Amitriptilin, Clomipramin, Desipramin,
Deksopin, Nortriptilin, Protriptilin, dan Trimipramin (Singh, 2007). Obat golongan MAOI (monoamin
oksidase inhibitor) adalah phenelzine, isocarboxazid, dan tranylcypromine (Goodman & Gilman’s, 2008).
Obat golongan SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor) adalah fluoxetine, fluoxamine, paroxetine,
sertraline, dan citalopram (Sangkuhl et al., 2009). Obat golongan SSRI merupakan lini pertama dalam
terapi antidepresan (Dipiro et al., 2008). Mekanisme aksi dari SSRI adalah menghambat reuptake
serotonin di presinaptik pada celah sinaptik. SSRI memiliki afinitas tinggi pada transporter uptake
serotonin, afinitas rendah pada transporter uptake noradrenalin dan afinitas sangat rendah pada transporter
uptake neurotransmiter. Re-uptake serotonin mengakibatkan serotonin dimetabolisme oleh monoamin
oksidase, selain itu juga serotonin yang tidak dipecah oleh monoamin oksidase akan berikatan dengan
monoamin vesicle transporter untuk disimpan ke dalam vesicle yang akan dikeluarkan jika terjadi
kekurangan dari neurotransmiter diotak
http://eprints.ums.ac.id/