Anda di halaman 1dari 34

MODUL 4

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

SKENARIO 4 : Apa yang salah dengan tuan A?

Tuan A, umur 29 tahun, sudah 5 tahun bekerja diperusahaan


konstruksi. Tuan A merupakan seorang pekerja yang ulet, rajin dan pintar
serta dihormati oleh karyawan dikantornya. Belakangan ini Tuan A mulai
sering marah-marah. Stres, karena beban kerja yang terus bertambah,
serta konflik yang terjadi dengan beberapa orang karyawan, membuat
tuan A menjadi frustrasi. Saat pulang kerumah, kerap kali masalah
dikantor terbawa-bawa sehingga membuat tuan A menderita insomnia,
jantung berdebar-debar, lambung terasa perih, terutama saat tuan A
merasa emosinya meningkat.
Ibunya merasa heran melihat perubahan yang terjadi pada anaknya
belakangan ini, karena selama ini anaknya dikenal sebagai anak yang
santun, rajin beribadah dan mempunyai hubungan sosial yang baik
dengan lingkungan sekitarnya. Kadang ibunya berfikir, adakah yang salah
dengan lingkungan dan pendidikan yang diberikannya kepada tuan A
selama ini, sehingga kepribadian anaknya menjadi seperti sekarang?
Kemana ia harus meminta bantuan agar tuan A dapat kembali seperti
keadaan sebelumnya?

JUMP 1 TERMINOLOGI

1. Psikologi Perkembangan : Psikologi perkembangan adalah cabang dari ilmu psikologi


yang mempelajari perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan manusia sejak
dilahirkan sampai dengan meninggal.

2. Stress : Stres adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional


(mental/psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang
menyesuaikan diri. Stress juga dapat terjadi karena situasi atau pikiran yang membuat
seseorang merasa putus asa, gugup, marah, atau bersemangat.

3. Frustasi : Frustrasi, dari bahasa Latin frustratio, adalah perasaan kecewa akibat
terhalang dalam pencapaian tujuan. Semakin penting tujuannya, semakin besar frustrasi
dirasakan. Rasa frustrasi bisa menjurus ke stress. Frustrasi dapat berasal dari dalam atau
dari luar diri seseorang yang mengalaminya.
4. Insomnia :  adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk memulai tidur
atau mempertahankan tidur.

JUMP 2 & 3 RUMUSAN MASALAH & HIPOTESA


1. Apa yang menyebabkan seseorang marah-marah seperti yang terjadi pada Tuan A?
= Penyebab marah menurut psikologi dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
internal yaitu faktor perilaku dan sosial.
Faktor internal yang mempengaruhi penyebab marah menurut psikologi diantaranya
adalah tipe kepribadian, kurangnya ketrampilan penyelesaian masalah, ingatan tidak
menyenangkan, efek hormon, kecemasan, depresi, permusuhan, tekanan, agitasi,
masalah pada sistem saraf. Kehadiran kondisi tidak menyenangkan dapat memperkuat
rasa penyebab marah menurut psikologi dan kemampuan untuk mengontrol pribadi.
Sedangkan faktor eksternal meliputi, pengasuhan individu tua yang negatif, situasi
dan faktor lingkungan (kemacetan, , sura berisik, dan lain sebagainya), efek teman
sebaya dan media, status sosial ekonomi, tekanaan sosial. Beberapa emosi negatif dapat
berubah menjadi penyebab marah menurut psikologi, terutama rasa tidak aman dan
ketakutaan.

2. Bagaimana mekanisme terjadinya stress seperti pada Tn A?


= 1. Stres model stimulus
Merupakan model stres yang menjelaskan bahwa stres itu adalah varibel bebas
(independent) atau penyebab manusia mengalami stres (Lyon, 2012). Atau dengan kata
lain, stres adalah situasi lingkungan yang seseorang rasakan begitu menekan (Bartlett,
1998) dan individu tersebut hanya menerima secara langsung rangsangan stres tanpa
ada proses penilaian.Adapun situasi-situasi yang memungkinkan menjadi pemicu
terjadinya stres adalah beban kerja, kepanasan, kedinginan, suara keributan, ruangan
yang berbau menyengat, cahaya yang terlalu terang, lingkungan yang kotor, ventilasi
yang tidak memadai, dan lain sebagainya Menurut Thoits (1994), sumber stres (stressor)
dapat dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu
(1) life events (peristiwa peristiwa kehidupan),
(2) chronic strain (ketegangan kronis), dan
(3) daily hassles (permasalahan-permasalahan sehari-hari).

2. Stres Model Respons


Stres model respons dikembangkan oleh Hans Selye. Selye adalah ahli yang dikenal luas
karena penelitian dan teorinya tentang stres yang berkaitan dengan aspek fisik dan
kesehatan Adapun model stress yang diperkenalkan Selye adalah General Adaptation
Syndrome atau disingkat dengan istilah GAS ada tiga tahapan stres respons, yaitu
(1) alarm (tanda bahaya),
(2) resistance (perlawanan), dan
(3) exhaustion (kelelahan).

3. Stres Model Transaksional


Stres model transaksional berfokus pada respon emosi dan proses kognitif yang mana
didasarkan pada interaksi manusia dengan lingkungan (Jovanovic, Lazaridis & Stefanovic,
2006). Atau dengan kata lain, stres model ini menekankan pada peranan penilaian
individu terhadap penyebab stres yang mana akan menentukan respon individu
tersebut. ada dua tahap penilaian yang dilakukan oleh manusia ketika sedang
mengalami stres yaitu: (1) primary appraisal
Penilaian tahap awal (primary appraisal) dilakukan oleh individu pada saat mulai
mengalami sesuatu peristiwa.
Proses primary appraisal ini dalam tiga tahap, yaitu irrelevant, benign-positive, dan
stressful.
(2) secondary appraisal.
Secondary appraisal atau penilaian tahap kedua adalah proses penentuan jenis coping
yang bisa dilakukan dalam mengahadapi situasi-situasi yang mengancam (Lyon, 2012).
Coping tergantung pada penilaian terhadap hal apa yang bisa dilakukan untuk
mengubah situasi (Lazarus, 1993). Lazarus dan Folkman (1984) membagi dua metode
coping (penanggulangan) yang dilakukan ketika menghadapi stres yaitu (1)
problemfocused coping (penanggulangan berfokus pada masalah) dan (2) emotion-
focused coping (penanggulangan berfokus pada emosi).

3. Apa hubungan stress dan beban kerja yang meningkat?


= Beban kerja mental berpotensi menjadi sumber stres ditempat kerja. Bekerja dibawah
tekanan waktu untuk mencapai target merupakan sumber stres yang sering ada di
tempat kerja. Turunnya produktivitas kerja atau bahkan pengakibatkan Penyakit Akibat
Kerja dikarenakan beban pekerjaan yang melampaui kapasita kerja.
Stres adalah reaksi tubuh yang muncul saat seseorang menghadapi ancaman, tekanan,
atau suatu perubahan. Stres juga dapat terjadi karena situasi atau pikiran yang
membuat seseorang merasa putus asa, gugup, marah, atau kurang bersemangat.
Situasi tersebut akan memicu respon tubuh, baik secara fisik ataupun mental. Respon
tubuh terhadap stres dapat berupa napas dan detak jantung menjadi cepat, otot
menjadi kaku, dan tekanan darah meningkat.
stres adalah kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungan,
menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi yang
bersumber pada sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. Stres adalah
tekanan internal maupun eksternal serta kondisi bermasalah lainnya dalam kehidupan.
empat jenis konsekuensi yang dapat ditimbulkan stress , yaitu :
1. Pengaruh psikologis yaitu akibat dari stres yang berdampak pada aspek kejiwaan
seseorang.
2. Pengaruh perilaku yaitu akibat dari stres yang berdampak pada perubahan tingkah laku
seseorang.
3. Pengaruh kognitif yaitu akibat dari stres yang berdampak pada kemampuan berpikir
seseorang.
4. Pengaruh fisiologis yaitu akibat dari stres yang berdampak pada kondisi fisik seseorang.

5. Apa hubungan adanya konflik yang menyebabkan Tn A menjadi frustasi?


= Sebelumnya, mengapa bisa terjadi konflik itu bisa saja karena terjadi perbedaan
pendapat mengenai suatu prinsip atau pendirian, adanya perbedaan budaya yang
memengaruhi pola fikir, adanya bentrok kepentingan, adanya perubahan perubahan
social dalam masyarakat yang berlangsung terlalu cepat sehingga menyebabkan
ketidakaturan social juga bisa karena adanya perbedaan pendirian dan perasaan yang
semakin tajam.
Seperti dalam scenario Tn A mengalami konflik dengan beberapa teman kerjanya yang
menunjukkan Tn A ini mengalami kegagalan dalam penyesuaian diri yang
mengakibatkan tekanan Tn A menjadi frustasi.
Penyesuaian diri ini yaitu mengubah diri menjadi sesuai dengan keadaan lingkungan dan
mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan. Dalam penyesuaian diri manusia dituntut
memiliki kemampuan untuk membuat hubungan yang memuaskan antara orang dan
lingkungan.
Mekanisme penyesuaian diri adalah kebiasaan yang biasa digunakan orang untuk
memuaskan motif-motifnya, termasuk mekanisme pemecahan masalah secara realistis
dan mekanisme yang lebih bersifat primitive berupa sikap agresif melawan hal-hal yang
merintangi.Jadi mekanisme mana yang digunakan seseorang dalam situasi tertentu
adalah soal kebiasaan. Jika sebuah motif terpuaskan secara berhasil, mucullah
mekanisme-mekanisme yang dipergunakan untuk mereaksi terhadap keberhasilan.
Namun, ketika tidak dapat memuaskan motifnya maka terjadilah berbagai mekanisme
reaksi terhadap kegagalan, kekurangan diri sendiri dan terhadap motif yang tidak
dipuaskan.
Jadi, Tn A ini mengalami kegagalan dalam penyesuaian dirinya sehingga mengalami
berbagai masalah seperti konflik yang menyebabkan Tn A menjadi frustasi.

6. Apa saja yang dapat menyebabkan insomnia dan mengapa Tn A dinyatakan menderita
insomnia?
=Insomnia merupakan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur (kualitas maupun
kuantitas) (kesulitan tidur, masalah tidur, sering terbangun di malam hari, bangun
terlalu pagi). Faktor penyebabnya seperti nyeri, cemas, takut, tekanan jiwa, kondisi yang
tidak mendukung.

7. Mengapa Tuan a mengalami insomnia, jantung berdebar-debar, dan rasa perih


dilambung saat adanya peningkatan emosi?
= Penyebab umum terjadinya gangguan insomnia akut ini adalah stres. Seseorang yang
mengalami stres berat akan benar-benar kesulitan untuk tidur.
Stres yang terjadi dapat menyebabkan hyperarousal, yang dapat menyebabkan
terganggunya keseimbangan antara tidur dan terjaga. Walau begitu, tidak semua orang
yang sedang mengalami stres juga dipastikan akan mengalami insomnia.
Cara mengatasi insomnia karena stres yang paling ampuh adalah mengatasi perasaan
stres yang terjadi. gejala yg muncul terjadi akibat respon stress dengan pelepasan
adrenalin, noradrenalin dan kortisol, untuk rasa perih dilambung belum ditetntukan
secara pasti.

8. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan kepribadian seperti yang
terjadi pada Tn A?
= Kepribadian itu dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:
1. Seorang Sanguinis itu bersifat spontan, lincah, periang, optimistik, ekstrovert,
tetapi suka pamer dan suka memerintah.
2. Seorang Melankolis bersifat penuh pemikiran, setia, tekun, analitis, tetapi
pesimistik dan introvert.
3. Seorang Koleris bersifat suka berpetualang, persuasif dan percaya diri, tetapi
keras kepala dan kurang simpatik.
4. Seorang Phlegmatis bersifat ramah, sabar, puas, dan diplomatis, tetapi kurang
bersemangat dan pemurung.

9. Apa saja pengelompokan kepribadian mengingat adanya berbagai perbedaan


perilaku?
=Konsep Pembentukan Kepribadian Freud, (teori kepribadian psikoanalisis): manusia
dianggap memiliki sebuah energi psikis yang mendorong manusia untuk berperilaku dan
sifatnya dinamis yaitu
- Id: sumber segala energi psikis (komponen utama dalam kepribadian), satu-
satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir, aspek kepribadiannya sadar dan
termasuk dari perilaku naluriah dan primitif. didorong oleh prinsip kesenangan yang
berusaha untuk memenuhi semua keinginan dan kebutuhan, apabila tidak terpenuhi
timbul kecemasan dan ketegangan.e
- Ego: ego lebih kepada prinsip kenyataan, dimana ego lebih mementingkan hal
yang bersifat rasional, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id
dapat dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego adalah
menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
- Superego: suatu gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat
yang ditanam oleh adat-istiadat, agama, orangtua, dan lingkungan. Pada dasarnya
Superego adalah hati nuranimemberikan pedoman untuk membuat penilaian, baik
yang benar atau yang salah.
Superrgo hadir dalam sadar, prasadar dam tidak sadar. diperoleh dan berkembang pada
usia 3 hingga 5 tahun sebagai “bekal” yang kemudian mempengaruhi perilaku setelah
masa anak-anak.
Superego berfungsi untuk mengendalikan implus Id seperti naluri-naluri yang
bertentangan atau dilarang oleh masyarakat, misalnya perilaku seks yang menyimpang,
agresi terhadap orang lain, dan naluri negatif lainnya, maka dapat membujuk ego agar
beralih ke tujuan-tujuan moralistik serta berjuang untuk menuju kesempurnaan.
- untuk memaksimalkan Superego maka pendidikan karakter dengan cara
penanaman nilai-nilai moral harus dimulai sebelum usia usia 5 tahun dan terdapat peran
orangtua serta masyarakat yang berada di sekitar anak-anak. Salah satu cara untuk
mengoptimalkan peran Superego dalam pendidikan karakter adalah dengan disiplin
rohani. Dengan disiplin rohani yang berkaitan erat dengan nilai-nilai moral dapat
membentuk superego yang kuat

10. Bagaimana lingkungan & pendidikan dapat mempengaruhi kepribadian seseorang?


= Berdasarkan jenisnya, gangguan kepribadian dibagi menjadi tiga kelompok. Pertama
adalah gangguan kepribadian kelompok A. Seseorang dengan gangguan kepribadian
kelompok ini biasanya memiliki pemikiran dan perilaku yang aneh. Jenis-jenis gangguan
kepribadian kelompok A terdiri dari:

Gangguan kepribadian skizotipal. Selain tingkah laku yang aneh dan cara bicara mereka
yang tidak wajar, penderita gangguan kepribadian jenis ini kerap terlihat cemas atau
tidak nyaman dalam situasi sosial. Penderita juga kerap berkhayal, misalnya percaya
bahwa dirinya memiliki kekuatan telepati yang mampu memengaruhi emosi dan tingkah
laku orang lain atau percaya bahwa suatu tulisan di koran adalah sebuah pesan
tersembunyi bagi mereka.

Gangguan kepribadian skizoid. Ciri utama penderita gangguan kepribadian jenis ini


adalah sifat yang dingin. Mereka seperti sukar menikmati momen apa pun, tidak
bergeming saat dikritik atau dipuji, dan tidak tertarik menjalin hubungan pertemanan
dengan siapa pun, bahkan dengan lawan jenis. Mereka cenderung penyendiri dan
menghindari interaksi sosial.

Gangguan kepribadian paranoid. Ciri-ciri utama gangguan kepribadian jenis ini adalah


kecurigaan dan ketidakpercayaan terhadap orang lain secara berlebihan, termasuk pada
pasangan mereka. Mereka selalu takut bahwa orang lain akan memanipulasi atau
merugikan mereka, dan mereka takut pasangan mereka akan berkhianat.

Kedua adalah gangguan kepribadian kelompok B. Ciri-cirinya adalah pola pikir dan
perilaku yang tidak bisa diprediksi, serta emosi yang berlebihan dan dramatis. Jenis-jenis
gangguan kepribadian kelompok B terdiri dari:

Gangguan kepribadian ambang (borderline). Orang yang menderita kondisi ini biasanya
memiliki emosi yang tidak stabil dan memiliki dorongan untuk menyakiti diri sendiri,
misalnya dengan meminum banyak alkohol atau melakukan seks bebas. Penderita
gangguan ini juga merasa kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain. Mereka
merasa tidak dianggap baik dalam lingkungan keluarga maupun di masyarakat.

Gangguan kepribadian antisosial. Orang yang menderita kondisi ini kerap mengabaikan
norma sosial yang berlaku dan tidak memiliki rasa simpati terhadap orang lain.
Penderita cenderung menyalahkan orang lain atas masalah yang terjadi dalam hidup
mereka. Mereka gemar mengintimidasi orang lain dan tidak menyesali perbuatan
mereka. Mereka juga tidak mampu mengendalikan amarah dan mempertahankan
hubungan.

Gangguan kepribadian narsistik. Orang yang menderita kondisi ini merasa yakin bahwa
dirinya lebih istimewa dibandingkan orang lain. Mereka cenderung arogan dan terus-
menerus mengharapkan pujian dari orang lain. Mereka akan membanggakan dan
melebih-lebihkan prestasi yang dicapai. Ketika merasa ada orang lain yang lebih unggul
daripada mereka, penderita gangguan kepribadian narsistik akan merasa sangat iri.

Gangguan kepribadian histrionik. Orang yang menderita kondisi ini biasanya terlalu
mencemaskan penampilan, cenderung dramatis dalam berbicara, dan selalu mencari
perhatian. Apabila menjalin hubungan pertemanan, penderita gangguan ini akan
menganggap hubungan pertemanan tersebut sangat erat, meskipun orang lain
menganggapnya tidak.

Ketiga adalah gangguan kepribadian kelompok C. Meski ciri-ciri tiap gangguan yang
masuk dalam kelompok ini berbeda-beda, ada satu komponen yang sama, yaitu rasa
cemas dan ketakutan. Gangguan kepribadian kelompok C terdiri dari:

Gangguan kepribadian dependen. Penderita kondisi ini akan merasa sangat tergantung
pada orang lain dalam hal apa pun. Mereka tidak bisa hidup mandiri dan selalu diliputi
rasa takut akan ditinggalkan orang lain. Saat mereka sedang sendiri, mereka akan
merasa tidak nyaman dan tidak berdaya. Akibat ketergantungan yang berlebihan ini,
penderita gangguan kepribadian dependen tidak akan bisa membuat keputusan dan
mengemban tanggung jawab sendiri tanpa petunjuk dan bantuan orang lain.

Gangguan kepribadian menghindar. Penderita kondisi ini sering menghindari kontak


sosial, terutama dalam kegiatan baru yang melibatkan orang asing. Tidak sama seperti
gangguan kepribadian skizoid, penghindaran ini dilakukan penderita karena mereka
malu dan tidak percaya diri. Sebenarnya mereka ingin sekali menjalin hubungan dekat,
namun mereka merasa tidak pantas berbaur dan khawatir mengalami penolakan.

Gangguan kepribadian obsesif kompulsif. Orang yang mengalami kondisi ini bisa
dikatakan “gila kendali”. Mereka sulit untuk bisa bekerja sama dengan orang lain dan
lebih memilih untuk mengatur atau menyelesaikan tugasnya sendiri. Karena kepribadian
mereka yang perfeksionis, sering kali mereka stres apabila hasil pekerjaan tidak sesuai
dengan standar mereka yang tinggi.

11. Apa saja jenis ganguan kepribadian dan apakah yang mungkin terjadi pada Tn A?
= Cara utama dalam menangani gangguan kepribadian adalah melalui terapi psikologis
atau kejiwaan di bawah bimbingan psikiater. Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan pasien dalam mengendalikan emosi serta pikirannya secara lebih baik.
Umumnya terapi ini dilakukan setidaknya selama enam bulan, namun durasinya bisa
lebih panjang jika kondisi kejiwaan pasien cukup parah.
Terapi psikologis terdiri dari tiga jenis, yaitu:
• Terapi perilaku kognitif. Terapi ini bertujuan mengubah cara berpikir dan
perilaku pasien ke arah yang positif. Terapi ini didasarkan kepada teori bahwa perilaku
seseorang merupakan wujud dari pikirannya. Artinya, jika seseorang berpikiran negatif,
maka perilakunya pun akan negatif, begitu pun sebaliknya.
• Terapi psikodinamik. Terapi ini bertujuan mengeksplorasi dan membenahi
segala bentuk penyimpangan pasien yang telah ada sejak masa kanak-kanak. Kondisi
semacam ini terbentuk akibat pengalaman-pengalaman negatif yang dialami pasien di
masa lalu.
• Terapi interpersonal. Terapi ini didasarkan kepada teori bahwa kesehatan
mental seseorang sangat dipengaruhi oleh interaksi mereka dengan orang lain. Artinya,
jika interaksi tersebut bermasalah, maka gejala-gejala gangguan kepribadian bisa
terbentuk. Karena itulah terapi ini bertujuan untuk membenahi segala masalah yang
terjadi di dalam interaksi sosial pasien.
Selain terapi psikologis, dokter bisa memberikan obat-obatan kepada pasien. Namun,
penggunaan obat hanya disarankan apabila gejala-gejala yang terkait dengan gangguan
kepribadian sudah memasuki tingkat menengah atau parah. Sejumlah obat yang
mungkin dipakai adalah obat-obatan penstabil suasana hati dan obat penghambat
pelepasan serotonin (antidepresan)

JUMP 4 SKEMA

JUMP 5 LEARNING OBJECTIVE


1. Emosi (Mekanisme, Faktor yang mempengaruhi)
a.Stress
b.Frustasi

2. Pembentukan Kepribadian
a.Faktor yang mempengaruhi
b.Status mental (Tipe kepribadian)
c. Penyesuaian diri (Mekanisme pertahanan ego)

3. Gangguan Kepribadian
a.Faktor yang mempengaruhi
b.Peran neurotransmitter
c. Klasifikasi Gangguan Kepribadian (etiologi, patogenesis,
gambaran klinis)
4. Tatalaksana dan Terapi

JUMP 6 SEARCHING INFORMATION


JUMP 7 SHARING INFORMATION
1. Emosi (Mekanisme, Faktor yang mempengaruhi)
Emosi: Suatu kompleks keadaan perasaan dengan komponen psikis, somatik dan perilaku yang
berhubungan dengan afek dan mood.
emosi adalah pengalaman sadar, kompleks dan meliputi unsur perasaan, yang mengikuti keadaan-
keadaan psikologis dan mental yang muncul serta penyesuaian batiniah dan mengekspresikan
dirinya dalam perubahan yang disertai oleh gejala-gejala kesadaran, keperilakuan dan proses
fisiologis.
JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear (ketakutan), rage (kemarahan), Love
(cinta).
Emosi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu emosi sensoris dan emosi

kejiwaan (psikis).

http://etheses.uin-malang.ac.id/
 Mood = suasana perasaan
Emosi yang bersifat pervasif dan bertahan lama, mewarnai persepsi seseorang terhadap
kehidupan.
 Euthym : normal
 Hypothym : murung-putus asa-depresif
 Hyperthym : elasi-ekspansif-euforik-manik
 Disforik : tidak menyenangkan
 Euforia : elasi kuat (waham kebesaran)
 Irritable : mudah tersinggung
 Labilitas Mood : pergeseran depresi mnjdi eutimik bahkan marah
 Afek : Ekspresi emosi sesaat, dapat diamati dari ekspresi wajah, gerak tubuh, irama suara.
• Appropriate affect: kesesuaian gagasan, pikiran atau pembicaraan yang menyertai;
• Inappropriate affect : ketidakharmonisan antara irama perasaan emosional dengan
gagasan, pikiran atau pembicaraan.
• Blunted affect: penurunan yang berat pada intensitas irama perasaan yang diungkapkan
keluar.
• FIat affect: tidak adanya atau hampir tidak adanya tanda ekspresi afek; suara yang
monoton, wajah yang tidak bergerak.
• Labile affect: perubahan irama perasaan yang cepat dan tiba-tiba, yang tidak
berhubungan dengan stimulasi ekstemal.

http://digilib.uinsby.ac.id/
a) Stress

Emosi cenderung terkait dengan stres. Individu sering menggunakan keadaan emosionalnya
untuk mengevaluasi stres. Proses penilaian kognitif dapat mempengaruhi stres dan pengalaman
emosional. Reaksi emosional terhadap stres yaitu rasa takut, fobia, kecemasan, depresi, perasaan
sedih dan rasa marah
Stres adalah sekumpulan perubahan fisiologis akibat tubuh terpapar terhadap bahaya ancaman.
Dan suatu reaksi tubuh yang dipaksamenganggu equilibrium (homeostasis) fisiologi normal.
Stres memiliki dua komponen Fisik yakni:
perubahan fisiologis dan psikologis: disebut sebagai stresor (pengalaman yang menginduksi
respon stres)
- Adaptasi psikologis
Perilaku adaptasi psikologi membantu kemampuan seseorang untuk menghadapi stresor,
diarahkan pada penatalaksanaan stres dan didapatkan melalui pembelajaran dan pengalaman
sejalan dengan pengidentifikasian perilaku yang dapat diterima dan berhasil.

Perilaku adaptasi psikologi dapat konstruktif atau destruktif.

- Perilaku konstruktif membantu individu menerima tantangan untuk menyelesaikan konflik.


- Perilaku destruktif mempengaruhi orientasi realitas, kemampuan pemecahan masalah,
kepribadian dan situasi yang sangat berat, kemampuan untuk berfungsi.

Perilaku adaptasi psikologis juga disebut sebagai mekanisme koping. Mekanisme ini dapat
berorientasi pada tugas, yang mencakup penggunaan teknik pemecahan masalah secara langsung
untuk menghadapi ancaman atau dapat juga mekanisme pertahanan ego, yang tujuannya adalah
untuk mengatur distres emosional dan dengan demikian memberikan perlindungan individu
terhadap ansietas dan stres..

- Adaptasi perkembangan

Pada setiap tahap perkembangan, seseorang biasanya menghadapi tugas perkembangan dan
menunjukkan karakteristik perilaku dari tahap perkembangan tersebut. Stres yang berkepanjangan
dapat mengganggu atau menghambat kelancaran menyelesaikan tahap perkembangan tersebut.

- Adaptasi sosial budaya

Mengkaji stresor dan sumber koping dalam dimensi sosial mencakup penggalian tentang
besaranya, tipe dan kualitas dari interaksi sosial yang ada. Stresor pada keluarga dapat
menimbulkan efek disfungsi yang mempengaruhi klien atau keluarga secara keseluruhan

Menurut Maramis (2009) dalam bukunya, ada empat sumber atau penyebab stres psikologis, yaitu

- Frustasi: Frustasi ada yang bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan
ekstrinsik (kecelakaan, bencana alam, kematian orang yang dicintai, kegoncangan
ekonomi, pengangguran, perselingkuhan, dan lain-lain).
- Konflik
- tekanan, dan
- krisis.
 Sumber-sumber konflik

 Sumber-sumber intraindividual: konflik berasal dari dalam diri orang yang


bersangkutan sendiri.
 Konflik antara perbedaan nilai-nilaiperbedaan pendapat
Konflik timbul karena tidak bisa memilih antara dua atau lebih macam-macam keinginan,
kebutuhan atau tujuan. Ada 3 jenis konflik, yaitu:

1) Approach-approach conflict: terjadi apabila individu harus memilih satu diantara dua
alternatif yang sama-sama disukai. Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan cepat
diselesaikan.

2) Avoidance-avoidance conflict: Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan lebih
banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya karena masing-masing alternatif memiliki
konsekuensi yang tidak menyenangkan
3) Approach-avoidance conflict: Tekanan timbul sebagai akibat tekanan hidup sehari-hari. Krisis
yaitu keadaan mendadak yang menimbulkan stres pada individu

Konsep stres, stimulus, respon, dan akibat yang ditimbulkan oleh stress
konsep stres yang dikenal dengan “fight-or-flight response”, stres diartikan sebagai respons tubuh
terhadap sesuatu hal dan sebagai ganguan homeostasis yang menyebabkan perubahan pada
keseimbangan fisiologis yang dihasilkan dari adanya rangsangan terhadap fisik maupun
psikologis.
teori stres hanya digolongkan atas tiga pendekatan. Tiga pendekatan terhadap teori stres
tersebut adalah:
a. stres model stimulus (rangsangan)
model stres yang menjelaskan bahwa stres itu adalah varibel bebas (independent) atau
penyebab manusia mengalami stres (Lyon, 2012)/stres adalah situasi lingkungan yang
seseorang rasakan begitu menekan dan individu tersebut hanya menerima secara
langsung rangsangan stres tanpa ada proses penilaian.
Penyebab-penyebab stres tersebut berperan dalam menentukan seberapa banyak stres
yang akan mungkin diterima. situasi-situasi yang memungkinkan menjadi pemicu
terjadinya stres/Sumber stres tersebut dikenal dengan istilah “stressor”berikan
rangsangan dan mendorong sehingga terjadi stres pada seseorang Dan dapat
dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu:
 life events (peristiwaperistiwa kehidupan): Suatu peristiwa kehidupan bisa menjadi
sumber stres terhadap seseorang apabila kejadian tersebut membutuhkan penyesuaian
perilaku dalam waktu yang sangat singkat. Ketika seseorang gagal berurusan
(menyesuaikan) dengan situasi atau perubahan-perubahan yang secara ekstrem tesebut,
maka timbullah dampak buruk, misalnya perasaan cemas. Cth: kematian pasangan,
perceraian, kehilangan anggota keluarga, terpenjara, masalah keuangan, pertengkaran
dalam keluarga, tunawisma, pengangguran, anggota keluarga yang tiba-taba mencoba
bunuh diri, dan anggota keluaga yang menderita sakit serius.
 chronic strain (ketegangan kronis): kesulitan-kesulitan yang konsisten atau berulang-
ulang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk fisik maupun psikologis. empat
faktor yang menjadi pemicu terjadinya ketegangan kronis, yaitu tuntutantuntutan
pekerjaan, kurangnya pengendalian atas pekerjaan, tuntutan-tuntutan dari rumah,
kurangnya pengendalian dari rumah. Sedangkan di lingkungan akademik, ketegangan
kronis bisa dipicu karena banyak hal, misalnya adalah tekanan akademik
 daily hassles (permasalahan-permasalahan sehari-hari): peristiwa-peristiwa kecil yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang memerlukan tindakan penyesuaian dalam sehari
saja. Misalnya, seseorang mengalami kesulitan-kesulitan, dan kesulitan tersebut tidak
berlanjut secara terus menerus. Kesulitan yang dihadapi itupun bisa terselesaikan dalam
kurun waktu yang singkat. Ada beberapa contoh dari permasalah sehari-hari, misalnya
pendatang yang tidak diharapkan, kemacatan berlalu lintas, berkomunikasi dengan orang
lain, tugastugas keseharian yang penting, tenggat waktu yang tiba-tiba dan
berargumentasi kepada orang lain. Permasalahan-permasalahan tersebut hanya
menimbulkan stres sesaat dan tidak mengakibatkan terjadinya gangguan-gangguan fisik
maupun mental yang parah.
b. stres model response (respons)
stres tersebut menjadi respons seseorang terhadap stimulus yang diberikan. Hasil stres itu
bersumber dari dalam diri individu, meliputi perubahan kondisi psikis, emosional, dan
psikologis. Misalnya, ketika seseorang mengalami situasi yang mengkhawatirkan, tubuh
secara spontan bereaksi terhadap ancaman tersebut. Ancaman tersebut termasuk sumber
stres, dan respons tubuh terhadap ancaman itu merupakan stres respons. perpaduan antara
sumber stres dan hasil stres mengarahkan pada pengertian bahwa stres tidak bisa
dipisahkan dari reaksi tubuh terhadap sumber-sumber stres yang ada
c. stres model transactional (transaksional)
berfokus pada respon emosi dan proses kognitif yang mana didasarkan pada interaksi
manusia dengan lingkungan /menekankan pada peranan penilaian individu terhadap
penyebab stres yang mana akan menentukan respon individu tersebut (sebagai tuntutan
atau ketidakmampuan dalam mengahadapi situasi yang membahayakan atau mengancam
kesehatan)
appraisal (proses penilaian) adalah suatu tindakan pengevaluasian, penafsiran, dan tanggapan
tentang peristiwa-persitiwa yang ada dan faktor utama dalam menentukan seberapa banyak
jumlah stres yang dialami oleh seseorang saat berhadapan dengan situasi berbahaya
(mengancam).
coping (penanggulangan): stres bisa berlanjut ke tahap yang lebih parah atau sedikit demi sedikit
semakin berkurang ditentukan bagaimana usaha seseorang berurusan dengan sumber stress
tergantung pada penilaian terhadap hal apa yang bisa dilakukan untuk mengubah situasi
dilakukan ketika menghadapi stres yaitu
(1) problemfocused coping (penanggulangan berfokus pada masalah)
(2) emotion-focused coping (penanggulangan berfokus pada emosi)
Untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana tubuh memberikan respons terhadap sumber stress,
Selye pun memperkenalkan sebuah model stress. Adapun model stress yang diperkenalkan Selye
adalah General Adaptation Syndrome, ada tiga tahapan stres respons, yaitu
b. alarm (tanda bahaya): suatu kondisi yang tidak diinginkan dan terjadi ketika ada
perbedaan antara kenyataan yang sedang terjadi dan situasi yang diharapkan 
tubuh menerima rangsangan dan secara alami mengaktifkan reaksi flight-or-fight
karena adanya kondisi yang berpotensi mengancam kestabilan kondisi tubuh
timbul seperti sakit di dada, jantung berdebar-debar, sakit kepala, disfagia
(kesulitan menelan), kram, dan lain sebagainya.
c. resistance (perlawanan): terjadi saat alarm tidak berakhir atau terus menerus
berlangsung. Dampaknya, kekuatan fisik pun dikerahkan untuk melanjutkan
kerusakan-kerusakan karena rangsangan-rangsangan yang membahayakan
sedang menyerangkemungkinan akan timbulnya penyakit, seperti radang
sendi, kanker, dan hipertensi
d. exhaustion (kelelahan).
Kelenjar-kelenjar tubuh memproduksi sejumlah adrenalin cortisone dan hormon-hormon
lainnya serta mengkoordinasikan perubahan-perubahan pada sistem saraf pusat.
- Jika tuntutan-tuntutan berlangsung terus, mekanisme pertahanan diri berangsur-angsur akan
melemah, sehingga organ tubuh tidak dapat beroperasi secara adekuat.
- Jika reaksi-reaksi tubuh kurang dapat berfungsi dengan baik, maka hal itu merupakan awal
munculnya penyakit “gangguan adaptasi”

Jurnal.ugm.ac.id
 Takikardi
- Saat marah terjadi, maka sistem saraf memicu berbagai reaksi biologis pada
tubuh: terbentuknya dan terlepaskannya hormon adrenalin pada
tubuhpenignkatan detak jantung dan napas yg lebih cepat serta meningkatnya
produksi keringat. 
- Hormon kortisol (hormon stres) pada tubuh juga dilepaskan saat marah sedang
terjadi, hormon ini dapat menyebabkan tekanan darah menjadi naik, pupil mata
menjadi lebih lebar, dan kadang terjadi reaksi sakit kepala yg terjadi secara
mendadak karena akibat dari naiknya hormon kortisol ini. 
 Perih Lambung
- Gangguan kecemasan dapat mengakibatkan berbagai respon fisiologis, diantaranya
gangguan pencernaan. Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan
stressdapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan lamakelamaan dapat
menyebabkan terjadinya gastritis
- saat stress, tubuh seseorang akan menjadi lebih sensitif, akibatnya saat asam
lambung yang diproduksi sama atau bahkan lebih sedikit, tetapi tubuh seseorang
meresponnya dengan berlebihan sehingga rasa tidak nyaman di lambung akan lebih
terasa.
b) Frustasi
Frustasi berasal artinya perasaan kecewa atau jengkel akibat terhalang dalam
pencapaian tujuan sebab adanya rintangan dan hambatan. Frustasi dapat berasal dari
internal diri yang berasal dari kurangnya percaya diri atau ketakutan pada situasi
sosialyang menghalangi pencapaian tujuan, dan berasal eksternaldiri yaitu
keadaanlingkungan yang tidak mendukung,dll.

Frustasi ini juga bisa menimbulkan dua kelompok diantaranya bisa menimbulkan:

- situasi yang menguntungkan (positive)


- kebaliknya juga mengakibatkan timbulnya situasi yang destruktif merusak (negative):
Menjadi emosional, misalnya menjadi marah, sedih, susah atau menarik diri bila
langkahnya terhalang.
 Motivasi meningkat sehingga mendorong orang melipatgandakan usaha untuk
melanjutkan aktivitasnya. Orang semacam ini kita sebut memiliki toleransi frustrasi yang
tinggi.
 Apati atau menghentikan usaha.
 Agresi, yaitu menyerang secara langsung dan kadang-kadang dengan penuh
kekerasan, sumber penghalang
 Regresi, yaitu kembali menunjukkan perbuatan yang kekanak-kanakan ataupun
memutuskan hubungan
Displacement atau pemindahan, yaitu memindahkan sasaran tindakan agresif ke orang
atau objek yang tidak ada sangkut pautnya dengan frustrasi yang dialami. Jika
frustrasinya tetap tidak tersalurkan maka rasa tegangnya-yakni rasa tegang yang sangat
menganggu atau penuh kecemasan-akan terus bertahan. Maka, si organisme harus
berbuat sesuatu untuk mengatasinya. Ia harus memperkuat integritasnya dengan
menggunakan aneka mekanisme pertahanan.
b. Sumber – sumber frustasi
1. Physical barrier, yakni semua sumber penyebab frustasi yang berasal dari keadaan
fisik seperti tinggi badan, kaki pendek sebelah, dan sebagainya.
2. Personal deficiencies, yakni semua sumber frustasi yang berasal dari kekurangan
pribadi seperti : kurang pandai, rendah diri, pendiam, dan sebagainya.
3. Uncooperative social arrangement, yakni sumber frustasi yang berasal dari
kekurangan kerja sama pengaturan sosial, seperti kurang berinteraksi sosial,
menyendiri, ragu-ragu, dan sebagainya.
/umpalangkaraya.ac.id/

2. Pembentukan Kepribadian
a) Faktor yang mempengaruhi
 Pembentukan Kepribadian
Konsep Pembentukan Kepribadian Freud, (teori kepribadian psikoanalisis): manusia
dianggap memiliki sebuah energi psikis yang mendorong manusia untuk berperilaku dan
sifatnya dinamis yaitu
- Id: sumber segala energi psikis (komponen utama dalam kepribadian), satu-satunya
komponen kepribadian yang hadir sejak lahir, aspek kepribadiannya sadar dan termasuk
dari perilaku naluriah dan primitif. didorong oleh prinsip kesenangan yang berusaha
untuk memenuhi semua keinginan dan kebutuhan, apabila tidak terpenuhi timbul
kecemasan dan ketegangan.
- Ego: ego lebih kepada prinsip kenyataan, dimana ego lebih mementingkan hal yang
bersifat rasional, ego berkembang dari id dan memastikan bahwa dorongan dari id dapat
dinyatakan dalam cara yang dapat diterima di dunia nyata. Fungsi ego adalah menyaring
dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan oleh Id berdasarkan kenyataan.
- Superego: suatu gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang
ditanam oleh adat-istiadat, agama, orangtua, dan lingkungan. Pada dasarnya Superego
adalah hati nuranimemberikan pedoman untuk membuat penilaian, baik yang benar
atau yang salah.

Superrgo hadir dalam sadar, prasadar dam tidak sadar. diperoleh dan berkembang pada usia 3
hingga 5 tahun sebagai “bekal” yang kemudian mempengaruhi perilaku setelah masa anak-anak.
Superego berfungsi untuk mengendalikan implus Id seperti naluri-naluri yang bertentangan atau
dilarang oleh masyarakat, misalnya perilaku seks yang menyimpang, agresi terhadap orang lain,
dan naluri negatif lainnya, maka dapat membujuk ego agar beralih ke tujuan-tujuan moralistik
serta berjuang untuk menuju kesempurnaan.
- untuk memaksimalkan Superego maka pendidikan karakter dengan cara penanaman nilai-
nilai moral harus dimulai sebelum usia usia 5 tahun dan terdapat peran orangtua serta
masyarakat yang berada di sekitar anak-anak. Salah satu cara untuk mengoptimalkan
peran Superego dalam pendidikan karakter adalah dengan disiplin rohani. Dengan
disiplin rohani yang berkaitan erat dengan nilai-nilai moral dapat membentuk superego
yang kuat
- ego bersama dengan superego mengatur dan mengarahkan pemenuhan id dengan
berdasarkan aturan-aturan yang benar dalam masyarakat, agama dan perilaku yang baik
atau buruk.
Faktor lingkungan
- memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh,
budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan
- Lingkungan keluarga, tempat seorang anak tumbuh dan berkembang akan sangat
berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak. Terutama dari cara orang tua mendidik
dan membesarkan anaknya. seorang anak meniru cara berpikir dan perbuatan yang
sengaja atau tidak sengaja yang dilakukan oleh orang tua mereka.

 Perubahan Kepribadian
Perubahan dalam kepribadian tidak bisa terjadi secara spontan, tetapi merupakan
hasil pengamatan, pengalaman, tekanan dari lingkungan sosial budaya, rentang usia
dan faktor-faktor dari individu:
kepribadian dapat dilihat dari perilaku seseorang yang dibentuk melalui Amigdala,
yaitu bagian dalam sistim limbik pada otak manusia yang berfungsi sebagai pusat
perasaan. kepribadian itu dapat berubah-rubah dan antar berbagai komponen
kepribadian tersebut (sistem psikofisik seperti kebiasaan, sikap, nilai, keyakinan,
emosi, perasaan dan motif) memiliki hubungan yang erat. Hubungan-hubungan
tersebut terorganisir sedemikian rupa secara bersama-sama mempengaruhi pola
perilaku dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

Perkembangan kepribadian pada masa dewasa dapat dijelaskan dalam tiga tingkat, yaitu:
- kecenderungan sifat: (dispositional traits) adalah sifat yang diturunkan.
- perhatian personal: merujuk kepada perasaan sadar, rencana-rencana, dan tujuan-tujuan.
Perasaan, rencana, dan tujuan berubah sepanjang kehidupan sebagai hasil dari bermacam-
macam pengaruh.
- narasi hidup. Sementara naskah hidup berdampak pada pembentukan diri (self),
pencapaian identitas, dan menemukan penyatuan tujuan dalam hidup. Naskah hidup juga
berubah sebagai respons terhadap kebutuhan lingkungan dan sosial.
https://repository.uksw.edu

Faktor-Faktor Penentu Perubahan Kepribadian


Secara garis besar ada dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kepribadian, yaitu:
1.       Faktor Genetika (Pembawaan)/Hereditas
Pengaruh gen terhadap kepribadian, sebenarnya tidak secara langsung, karena yang dipengaruhi
gen secara tidak secara langsung adalah
a.       Kualitas sistem syaraf
b.      Keseimbangan biokoimia tubuh
c.       Struktur tubuh
fungsi hereditas dalam kaitannya dengan perkembangan kepribadian adalah
a.       Sebagai sumber bahan mentah kepribadian seperti fisik, intelegensi, dan temperamen
b.      Membatasi perkembangan kepribadian dan mempengaruhi keunikan kepribadian
2. Faktor Lingkungan
a.        Keluarga: penentu utama dalam pembentukan kepribadian anak.
- Keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak.
- Anak banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.
- Para anggota keluarga merupakan “significant people” bagi pembentukan kepribadian
anak.
b.      Kebudayaan: mempengaruhi kita untuk mengikuti pola-pola perilaku tertentu yang telah
dibuat orang lain untuk kita
c.        Sekolah
3.      Faktor Belajar: Semua kekuatan lingkungan dan sosial yang membentuk kepribadian
ditentukan oleh belajar.
4.       Faktor Pengasuhan Orang Tua
5.         Faktor Perkembangan: Mereka menemukan bahwa kepribadian terus berubah dan
berkembang setelah usia 20 tahun, dan puncaknya dicapai pada usia setengah baya.
6.         Faktor Kesadaran: kesadarannya akan berfungsi dengan cara yang rasional, peduli, dan
mampu mengontrol kekuatan yang memotivasinya.
http://repository.ump.ac.id/

b) Status mental (Tipe kepribadian)

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


1. Deskribsi umum
Penampilan fisik,: kesan fisik keseluruhan , penampilan, pakaian, kerapihan,
higene pribadi, apakah ada bekas sayatan, tato
Postur : tampak postur tertentu, tanda ansietas, tegang
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Kesopanan, keinginan untuk bekerja sama, ekspresi wajah, merespon halusinasi,
apakah ada agitasi psikomotor,atau retardasi psikomotor, adakah gerakan
ekstrapiramidal, adakah gerakan abnormal seperti tic, chorea, sterotypi,
menerisme,atau gaya berjaln abnormal
3. Bicara dan percakapan
Nada dan variasi tinggi rendahnya nada(pada depresi akan menurun),
kecepatan dan volume suara, volume pembicaraan meningkat
Normalnya pembicaraan : spontan, logis, koheren, relevan Catat
adakah sircumstantialisme, perservasi, verbigerasi
Bagaimana arus pembicaraan apakah flight of idea, retardasi atau blocking
Bagaimana kualitas dan kuantitas bicaranya
4. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif/tidak
5. Gangguan persepsi
Gangguan persepsi : ilusi /halusinasi
Ilusi : mempersepsi secara salah benda yang ditangkapa panca indrai Ilusi
dapat berupa ilusi pancaindra
Halusinasi : mempersepsi sesuatu yang tidak ada objeknya, seperrti
ditangkapa oleh pancaindra.
Dapat berupa visual, olfaktori, auditori (akustik/ phoneme)
Paling sering halusinasi audittorik dan visual
7. Isi pikir dan kecenderungan mental
 Bentuk pikir : proses pikir cepat/lambat
Apakah ada hubungan sebab akibat yang jelas dalam perkataannya,
bagaimana asosianya, adakah neologisme
 Isi pikir : waham, depersonalisasi, derealisasi, keperrcayaan abnormal
terhadap ide yang berrlebihan, ide referensi, preokupasi, obsesif,
kompulsif,
 Jenis waham :
kejar (marasa dikejar sesuatu yang mengganggu dan merusak) kebesaran :
kepercayaan terhadap ide berlebih dan non realistic, misal menjadi sangat
kaya, punya kekuatan super
referensi : tindakn orang atau pemberitaan media dirasakan mengacu
pada pemikiran atau tindakan pasien insersi/penyerapan/penyiaran
ikiran : pikiran dapat dikendalikan pengaruh dari lluar atau
dipancarkan ke orang lain
passivity : perasaan merasa dikendalkan dari luar, dan pasien tidak dapat
berbuat apa-apa
 Syarat waham : non realistic, 100% dipercaya, tidak dapat dipatahkan

8. Orientasi/memori
Orientasi Terhadap tempat, waktu, ruang, personal , suasana
Memori terhadap kejadian jangka panjang, menengah, pendek, segera. Adakah
uasaha pasien untuk menutupi gangguan ingatan seperti kofabulasi,
sikumstantialitas dan lain-lain
9. Konsentrasi dan pikiran
Konsentrasi terganggu karena : gangguan kognitif, ansietas, depresi, stimulus
interenal, halusinasi auditorik
10. Pikiran abstrak
Pikiran untuk menangani konsep. Misal tanyakan apa berbedaan apel dengan
jeruk

11. Daya nilai/ tilikan


Daya nilai : bagaimanan pasien menilai aspek social.misal bertanya mencuri
itu baikatau buruk
12. Insight/ tilikan : kesadaran/pemahaman pasien terhadapapenyakitnya
Tilikan emosionalsejati: kesadaran emosional atas motif danperasaan
dalam diri pasien dan orang disekitarnya yang menyebabkan perubahan
perilaku mendasar
c) Penyesuaian diri (Mekanisme pertahanan ego)
 Mekanisme Penyesuaian diri: mengubah diri menjadi sesuaidengan keadaan
lingkungan dan mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (manusia
dituntut memiliki kemampuan untuk membuat hubungan yang memuaskan
antara orang dan lingkungan)
- Jika sebuah motif terpuaskansecara berhasilmuncullah mekanisme-
mekanisme yang dipergunakan untuk mereaksi terhadap keberhasilan.
- Namun, ketikatidak dapat memuaskan motifnya makaterjadilah berbagai
mekanisme reaksiterhadap kegagalan,kekurangandiri sendiri dan terhadap motif
yang yang tidak dipuaskan

Konsep yang dikenal dengan Sindrom Adaptasi Umum (General Adaptation Syndrome) yang
menjelaskan bila seseorang pertama kali mengalami kondisi yang mengancamnya, maka
mekanisme pertahanan diri (defence mechanism) pada tubuh diaktifkan.
Karakteristik Penyesuaian Diri

a. Penyesuaian Diri Yang Positif


- Menghadapi masalah secara langsung dengan segala akibat- akibatnya.
- Melakukan eksplorasi (penjelajahan) untuk mendapatkan pengalaman agar
dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya.
- Melakukan tindakan percobaan kalau menguntungkan akan diteruskan dan kalau
gagal tidak diteruskan.
- Mencari pengganti ketika gagal dalam menyelesaikan masalah
b. Penyesuaian Diri Yang Negatif: Dalam hal ini terlihat bentuk tingkah laku yang
serba salah, tidak terarah, emosional, agresifdan yang tidak realistis lainnya.
- Berusaha mempertahankan dirinya dengan seolah-olah tidak menghadapi
kegagalan
- Menunjukkan tingkah laku yang bersifat menyerang untuk menutupi
kesalahannya

Melarikan diri dari situasi yang menimbulkan gagalnya penyesuaian diri

 MPE Membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang, tetapi jika berlangsung pada
tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan diri dandisorientasi realitas, maka
mekanisme ini dapat merupakan respon maladaptif terhadap stress. Mekanisme ini
sering kali diaktifkan oleh stressor jangka pendek dan biasanya tidak mengakibatkan
gangguan psikiatrik. Mekanisme pembelaan ego (Ego defence mechanism)

Cara-cara penyesuaian diri:

- MPE: Ada banyak mekanisme pertahanan ego, yaitu:


1. Represi Menekan keinginan, impuls/dorongan, pikiran yang tidak menyenagkan ke alam
tidak sadar dengan cara tidak sadar.
2. Supresi Menekan secara sadar pikiran, impuls, perasaan yang tidak menyenangkan ke alam
tidak sdar.
3. Reaksi formasi Tingkah laku berlawanan dengan perasaan yang mendasari tingkah laku
tersebut.
4. Kompensasi Tingkah laku menggantikan kekurangan dengan kelebihan yang lain
(a) Kompensasi langsung
(b) Kompensasi tidak langsung

5. Rasionalisasi Berusaha memperlihatkan tingkah laku yang tampak sebagai pemikiran yang
logis bukan karenakeinginan yang tidak disadari

6. Substitusi Mengganti obyek yang bernilai tinggi dengan obyek yang kurang bernilai tetapi
dapat diterima oleh masyarakat.

7. Restitusi Mengurangi rasa bersalah dengan tindakan pengganti.

8. Displacement Memindahkan perasaan emosional dari obyek sebenarnya kepada obyek


pengganti.

(9) Proyeksi Memproyeksikan keinginan, perasaan, impuls, pikiran pada orang lain/obyek
lain/lingkungan untuk mengingkari.

(10) Simbolisasi Menggunakan obyek untuk mewakili ide/emosi yang menyakitkan untuk
diekspresikan

(11) Regresi Ego kembali pada tingkat perkembangan sebelumnya dalam pikiran, perasaan dan
tingkah lakunya.

(12) Denial Mengingkari pikiran, keinginan, fakta dan kesedihan.

(13) Sublimasi Memindahkan energi mental (dorongan) yang tidak dapat diterima kepada tujuan
yang dapat diterima masyarakat.

(14) Konvesi Pemindahan konflik mental pada gejala fisik

(15) Introyeksi Mengambil alih semua sifat dari orang yang berarti menjadi bagian dari
kepribadiannya sekarang.

http://digilib.unimus.ac.id/

- Yang berorientasi pada penyelesaian masalah (Task oriented): upaya yang disadari, dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres.

• Hadapi secara: sadar, realistik, obyektif, rasional

• Frontal

• Kompromi

• Penarikan diri

• Tahap : - Mempelajari & menentukan persoalan


- Susun alternatif penyelesaian

- Tentukan tindakan yang paling menguntungkan

- Bertindak

- Evaluasi Feedback

Akan membentuk coping mechanism: perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam
upaya cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan
perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengancam mengatasi tuntutan internal atau
eksternal

Penggolongan Mekanisme Koping dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :

a. Mekanisme koping adaptif

Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai tujuan.
Kategorinya adalah berbicara dengan orang lain, memecahkan masalah secara efektif, teknik
relaksasi, latihan seimbang dan aktivitas konstruktif

b. Mekanisme koping maladaptive

Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan


otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah makan berlebihan / tidak
makan, bekerja berlebihan, menghindar.

http://digilib.unimus.ac.id

3.Gangguan Kepribadian
PIKIRANGangguan Bentuk Pikir : Ketidak mampuan mengorganisasikan proses pikir
membentuk ide bertujuan
 Jenis-2 Gangguan Bentuk / Arus Pikir :
 Gangguan isi pikir: Di sini yang terganggu adalah buah pikirannya / keyakinannya, dan
bukan cara penyampaiannya. Bisa berupa waham, obsesi, fobi, preokupasi dll
 Waham : Keyakinan yang salah, tidak dapat dikoreksi, tiidak sesuai dengan realitas dan
budaya yang berlaku di lingkungan kehidupan pasien.
Deskripsi Waham
 Waham aneh/bizarre
 Waham sistematik. Mood congruent/incongruent
 Waham Nihilistik
 Waham Somatik
 Waham Paranoid ;
- Waham besar
- Waham cemburu
- Waham kejar
 Waham kendali
- Thought withdrawal
- Thought insertion
- Thought broadcasting
 Waham Erotis / Erotomania
• Kepribadian adalah ciri yang menetap dari suatu respon yang dimunculkan oleh
seseorang baik ketika menghadapi stresor internal maupun eksternal sehingga dirinya
dapat dikenali dengan ciri tersebut.
• Gangguan Kepribadian: Tidak fleksibel dan adaptabel  gangguan kepribadian
• Pengalaman dan perilaku subyektif yang berlangsung lama, menyimpang dari standard
kultur yang ada, kaku dan pervasif,
• onset remaja atau dewasa muda
Gejala-gejalanya:
- alloplastic (mampu beradaptasi)
- ego-syntonik.
- tidak merasa cemas dg gg. maladaptifnya
- tidak merasa menderita
- tidak interes dengan terapi dan
- tidak berniat sembuh
http://etheses.uin-malang.ac.id/
Jenis-jenis anxietas :
1. General Anxiety Disorders (GAD)

Biasanya GAD disertai dengan gangguan lain seperti depresi

2. Panic disorders (PD)


3. Social Anxiety Disorder
4. Specific Phobia
5. Obsessive Compulsive Disorders (OCD)
6. Post Traumatic Stress Disorders (PTSD)
. Model Noradrenergik
• Sistem saraf autonom penderita ansietas bersifat hipersensitif dan mempunyai reaksi yang
berlebihan terhadap berbagai jenis stimulus/rangsangan.
• LC (locus ceruleus) sebagai pusat alarm, akan mengaktivasi pelepasan NE dan
menstimulasi sistem saraf simpatik dan parasimpatik.

a. Faktor yang mempengaruhi

Penyebab gangguan jiwa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang secara terus menerus saling

terkait dan saling mempengaruhi, yaitu:


1. Faktor organobiologis

a. Genetika / keturunan: gangguan jiwa, terutama gangguan persepsi sensori dan


gangguan psikotik lainnya erat sekali penyebabnya dengan faktor genetik
termasuk di dalamnya saudara kembar, individu yang memiliki anggota
keluarga yang mengalami gangguan jiwa memiliki kecenderungan lebih tinggi
dibanding dengan orang yang tidak memiliki faktor herediter.

b. Cacat kongenital:dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak, terlebih yang berat,


seperti retardasi mental yang berat. Akan tetapi umumnya pengaruh cacat ini
timbulnya gangguan jiwa terutama tergantung pada individu itu
bagaimana menilai dan menyesuaikan diri terhadap keadaan hidupnya yang cacat.

c. Deprivasi: kehilangan fisik, baik yang dibawa sejak lahir ataupun yang didapat,
misalnya karena kecelakaan hingga anggota gerak (kaki dan tangan) ada yang harus
diamputasi
d. Temperamen / Proses-proses emosi yang berlebihan: Orang yang terlalu peka/sensitif
biasanya mempunyai masalah kejiwaan dan ketegangan yang memiliki kecenderungan
mengalami gangguan jiwa. Proses emosi yang terjadi secara terus- menerus dengan
koping yang tidak efektif akan mendukung timbulnya gejala psikotik (Yosep, 2014).
e. Penyalahgunaan obat-obatan: Zat yang dimaksud adalah zat psikoaktif yang
berpengaruh pada sistem saraf pusat dan dapat mempengaruhi kesadaran, pikiran, dan
perasaan (Muttakin & Sihombin, 2012)
f. Penyakit dan cedera tubuh.
2. faktor psikologis

a. Interaksi ibu dan anak: Lingkungan psikologis yang paling erat bagi
perkembangan kepribadian individu tidak lain adalah keluarga. Tahap
psikososial pertama adalah masa bayi. Krisis psikososial yang terjadi pada
masa ini adalah kepercayaan versus ketidakpercayaan dan kekuatan dasar
pada masa ini adalah harapan.
b. Hubungan sosial: Gangguan hubungan sosial merupakan suatu gangguan
hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak
fleksibel dan menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi
seseorang dalam berhubungan sosial.
Ada dua respon hubungan sosial:

- Respon adaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan dengan cara yang dapat

diterima oleh norma masyarakat.

- Respon maladaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan masalah dengan cara

yang bertentangan dengan norma agama dan masyarakat. meliputi


1) Solitude (menyendiri): respon yang dilakukan individu untuk merenungkan hal yang telah
terjadi atau dilakukan dan suatu cara mengevaluasi diri dalam menentukan rencana.
2) Autonomy atau otonomi: kemampuan individu dalam menentukan dan menyampaikan ide,
pikiran, perasaan dalam hubungan sosial. Individu mampu menetapkan untuk interdependen
dan pengaturan diri.
3) Mutuality atau kebersamaan: kemampuan individu untuk saling pengertian, saling memberi,
dan menerima dalam hubungan interpersonal.
4) Interdependen atau saling ketergantungan: suatu hubungan saling ketergantungan, saling
tergantung antar individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.
5) Kesepian: Kondisi seseorang merasa sendiri, sepi, tidak adanya perhatian dengan orang lain
atau lingkungannya.
6) Menarik Diri: Kondisi seseorang tidak dapat mempertahankan hubungan dengan orang lain
atau lingkungannya.
7) Manipulasi: gangguan sosial bahwa individu cenderung berorientasi pada diri sendiri.
Tingkah laku mengontrol digunakan sebagai pertahanan terhadap kegagalan atau frustasi dan
dapat menjadi alat untuk berkuasa kepada orang lain.
8) Impulsif: respon sosial yang ditandai dengan individu sebagai subyek yang tidak dapat
diduga, tidak dapat dipercaya, tidak mampu merencanakan, tidak mampu untuk belajar dari
pengalaman, dan miskin penilaian.
9) Narsisisme: Respon sosial ditandai dengan individu memiliki tingkah laku egosentris, harga
diri yang rapuh, terus menerus berusaha mendapat penghargaan dan mudah marah jika tidak
mendapat dukungan dari orang lain.
10) Isolasi sosial: keadaan individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
c. Kehilangan: pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama
rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan
3. Faktor sosiokultural
Kebudayaan secara teknis adalah idea atau tingkah laku yang dapat

dilihat maupun yang tidak terlihat. Faktor budaya bukan merupakan

penyebab langsung timbulnya gangguan jiwa

Perpindahan kesatuan keluarga: Khusus

4. untuk anak yang sedang berkembang kepribadiannya, perubahan-perubahan

lingkungan (kebudayaan dan pergaulan) cukup mengganggu.

5. Masalah golongan minoritas: Tekanan-tekanan perasaan yang dialami


golongan ini dari lingkungannya dapat mengakibatkan rasa pemberontakan
yang selanjutnya akan tampil dalam bentuk sikap acuh atau melakukan
tindakan-tindakan yang akan merugikan orang banyak

http://repository.ump.ac
b. Peran neurotransmitter

Depresi terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah faktor biologik yang dipengaruhi oleh kadar
neurotransmiter berupa dopamin, norepinefrin dan serotonin.
- Serotonin (5-HT) berperan dalam regulasi nafsu makan yang berpengaruh terhadap berat badan,
perilaku sosial, fungsi lokomotor, regulasi tidur, dan detak jantung. Berkurangnya kadar serotonin
pada otak dapat menimbulkan gejala depresi seperti keinginan bunuh diri, keinginan untuk
mengkonsumsi alkohol, stress, hingga gangguan jiwa
Hampir seluruh aktivitas di otak memanfaatkan neurotransmitter:
Senyawa organik endogenus yang membawa sinyal di antara neuron.
• Neurotransmiter dalam bentuk zat kimia bekerja sebagai penghubung antara otak ke seluruh
jaringan saraf dan pengendalian fungsi tubuh
• Bahasa yang digunakan neuron di otak dalam berkomunikasi, muncul ketika ada pesan yang
harus di sampaikan ke bagian-bagian lain.
Monoamin dan Depresi
• Penelitian menunjukkan bahwa zat-zat yang menyebabkan berkurangnya monoamin, seperti
reserpin, dapat menyebabkan depresi.
• Teori yang menyatakan bahwa berkurangnya ketersediaan neurotransmiter monoamin,
terutama NE dan serotonin, dapat menyebabkan depresi.
• Teori ini diperkuat dengan ditemukannya obat antidepresan trisiklik dan monoamin oksidase
inhibitor yang bekerja meningkatkan monoamin di sinap.
• Peningkatan monoamin dapat memperbaiki depresi.
Asetilkolin
• Asetilkolin merupakan neurotransmiter hasil sintesa dari bahan utama berupa kolin
• Abnormal kadar kolin (prekursor asetilkolin) terdapat di otak pasien depresi.
• Obat yang bersifat agonis kolinergik menyebabkan letargi, anergi, dan retardasi psikomotor
pada orang normal mengeksaserbasi simptom depresi dan mengurangi simptom mania.
• Fungsi Utama ACh adalah mengatur atensi, memori, rasa haus, pengaturan mood, tidur REM,
memfasilitasi perilaku sexual dan tonus otot.
• Di otak, asetilkolin ditemukan pada cerebral cortex, hippocampus (terlibat dalam fungsi
ingatan), bangsal ganglia (terlibat dalam fungís motoris), dan cerebelum (koordinasi bicara dan
motoris).
• Gejala Defisit: Kurangnya inhibisi, Berkurangnya fungsi memori, Euphoria, Antisosial, Penurunan
fungsi bicara
• Gejala Berlebihan: Over-inhibisi, Anxietas & Depresi dan Keluhan Somatic
http://eprints.ums.ac.id/

c. Klasifikasi Gangguan Kepribadian (etiologi, patogenesis, gambaran klinis)

Subtype kepribadian:
Cluster A : schizotypal, schizoid, dan paranoid
Cluster B : narcissistic, borderline, antisocial, and histrionik
Cluster C : obsessive-compulsive, dependent, dan menghindar
- Banyak menunjukkan kecenderungan tidak hanya menderita
satu macam gangguan kepribadian
- Bila lebih maka klinisi harus mendiagnosis satu persatu.
- Gangguan Kepribadian ditulis pada aksis II.
ETIOLOGI
1. Faktor Genetik
Angka kejadian kembar monozygot beberapa kali >kembar dizygot.
• Gg. Kepribadian Cluster A:
- lebih sering didapatkan pada keluarga biologis pasien Skizofrenia.
• Gg. Kepribadian Cluster B:
- Gg.Kepribadian Antisosial dikaitkan dgn penyalahgunaan alkohol.
- Depresi sering pd keluarga latar belakang Gg.kepribadian ambang.
- Gg. Kepribadian histronik berhubungan erat dengan Gg. somatisasi.
- Tiap gangguan sering menunjukkan gejala overlaping.
• Gg. Kepribadian Cluster C:
- Gg. Kepribadian Menghindar menunjukkan tingkat kecemasan tinggi.
- Gg. kepribadian Obsesif-kompulsihf menunjukkan gejala depresi.
2. Faktor biologic
• Nerotransmiter
- Nerotransmiter Dopamin dan serotonin menunjukkan perubahan aktivitas pada penelitian ciri
kepribadian
- 5-hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA),metabolit serotonin, rendah pada pasien percobaan bunuh diri,
pasien agresif dan impulsif.
- Peningkatan level Serotonin dengan serotonergic agent (Flouxetine ) menurunkan depresi, impulsif ,
dan menimbulkan perasaan nyaman.
- Peningkatan konsentrasi Dopamin dalam susunan syaraf pusat pada pemberian psikostimulansia
(mis. Amfetamin) menginduksi eforia.
- Efek nerotransmiter pada Gg.Kepribadian menarik dan kontroversi.
• Electrophysiology
• Terdapat perubahan electroencephalogram (EEG) pada beberapa pasien dengan Gg.Kepribadian
, terutama tipe antisosial dan borderline berupa aktivitas gelombang lambat.

1. Gg. Kepribadian Paranoid


• Secara umum ditandai dengan merasa curiga dan tidak percaya pada orang lain yang
berlangsung lama.
• Menolak bertanggung jawab pada perasaannya sendiri dan menunjuk tanggung jawab itu
padaorang lain.
• Sering bersikap bermusuhan, iritabel, dan marah-marah.
Diagnosis
• Pada pemeriksaan psikiatri, pasien dg Gg. Kepribadian ini mungkin secara formal sopan Usaha
membatalkan bantuan psikiatrik.
• Ketegangan pada otot, tidak bisa relax
• Mengamati sekitarnya dengan teliti mencari petunjuk agar sesuatunya jelas.
• Serius, tidak punya rasa humor.
• Isi pikiran: proyeksi, prejudis, kadang-kadang ideas of reference.
Gambaran klinis
• Khas sangat pencuriga dan tdk percaya orang lain
• kecenderungan berat merendahkan orang lain, dengki, mengancam, memeras menipu.
• Sudah mulai sejak awal menginjak dewasa.
• Sering menunjukkan perasaan iri atau cemburu yang patologik, tanpa alasan yang jelas
• Selalu meragukan kesetiaan pasangannya.
• Mekanisme pembelaan ego proyeksi
• Ideas of reference.
• Kaku dan tampak tidak mempunyai emosi.
• Bangga dirinya rasional dan obyektiv.
• Kehilangan kehangatan.
• Pada situasi sosial tampak seperti pebisnis yang efisien tetapi sering konflik dengan orang lain
dan merasa ketakutan.
2. Gangguan Kepribadian Skizoid
• Menarik diri lingkungan sosial sepanjang hidupnya.
• Merasa tidak nyaman berinteraksi dg masyarakat
• Introvet, constricted affect, eksentrik, isolasi atau kesepian.
GAMBARAN KLINIS
• Pasien dengan gangguan ini tampak dingin and jauh
• Menunjukkan ketidak terlibatannya dengan kejadian sehari2 dan tidak ada perhatian dg orang
lain.
• Pendiam, menjaga jarak, dan tidak bisa bersosialisasi.
• Tdk punya interes, noncompetitive, pekerjaan yang menyendiri.
• Kehidupan seksualnya penuh fantasi.
• Pria biasanya tidak menikah karena tidak sanggup intim dengan orang lain
• Wanita menerima perkawinan secara pasif dari pria yang agresif ingin menikahinya.
• Sepanjang hidupnya menunjukkan ketidak mampuan mengekspresikan marah secara langsung.
• Mengalihkan energi afektifnya ke nonhumans interests mis. matematik, astronomi, dan sangat
lengket dengan binatang.
3. Gg Kepribadian antisosial/dissocial
• Gangguan kepribadian ini biasanya menjadi perhatian disebabkan adanya perbedaan yang besar
antara perilaku dan norma sosial yang berlaku, dan ditandai oleh:
a. Bersikap tidak peduli dengan perasaan orang lain;
b. Sikap yang amat tidak bertanggung jawab dan berlangsung terus-menerus (persistent), serta
tidak peduli terhadap norma, peraturan dan kewajiban sosial;
c. Tidak mampu memelihara suatu hubungan agar berlangsung lama, meskipun tidak ada kesulitan
untuk mengembangkannya;
d. Toleransi terhadap frustasi sangat rendah dan ambang yang rendah untuk melampiaskan agresi,
termasuk tindakan kekerasan;
e. Tidak mampu mengalami rasa salah dan menarik manfaat dari pengalaman, khususnya dari
hukuman;
f. Sangat cenderung menyalahkan orang lain, atau menawarkan rasionalisasi yang masuk akal,
untuk perilaku yang membuat pasien konflik dengan masyarakat.
g. Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di atas.
4. Gangguan Kepribadian Histrionik
• Berpenampilan excitable, emosional, dramatik dan ekstrovet, diikuti dengan aspek
flamboyannya.
• Tidak mampu mempertahankan kelekatan yang lama dan dalam.
5.Gangguan Kepribadian
Obsesif Kompulsif/Anankastik
• Khas ditandai oleh emotional constriction, keteraturan, ketekunan, keras kepala, dan ragu-
raguan.
Gambaran esensial adalah perfek dan tidak fleksibel pervasif.
6.Gangguan Kepribadian Cemas (Menghindar)
• Gg. Kepribadian ini sangat sensitif dengan penolakan dan menimbulkan penarikan diri dari
kehidupan sosial.
• Meskipun pemalu mereka tidak anti sosial dan menunjukkan keinginan yang besar bersahabat,
tetapi mereka memerlukan jaminan kuat penerimaan tanpa ada kritik.
Ada rasa inferiority complex.
7.Gg Kepribadian Dependen
• Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri:
a. Mendorong atau membiarkan orang lain untuk mengambil sebagian besar keputusan penting
untuk dirinya;
b. Meletakkan kebutuhan diri sendiri lebih rendah dari orang lain kepada siapa ia bergantung, dan
kepatuhan yang tidak semestinya terhadap keinginan mereka;
c. Keengganan untuk mengajukan permintaan yang layak kepada orang dimana tempat ia
bergantung;
8.Gangguan Kepribadian Emosional Tak Stabil/borderline
• Terdapat kecenderungan ynag mencolok untuk bertindak secara impulsif tanpa
mempertimbangkan konsekuensinya, bersamaan dengan ketidak-stabilan emosional;
• Dua varian yang khas adalah berkaitan dengan impulsivitas dan kekurangan pengendalian diri.
• Tipe impulsif.
• Tipe ambang (borderline).

7. Gangguan Kepribadian Paranoid

adalah gangguan kejiwaan yang ciri khasnya adalah sikap parno, curigaan, dan nggak percaya
sama semua orang.

- Individu dengan gangguan kepribadian ini biasanya sensitif, gampang tersinggung, dan
menghubungkan segala sesuatunya dengan kemungkinan yang menakutkan.
- Orang dengan gangguan kepribadian paranoid selalu mengamati keadaan sekitar.
Mereka berpikir bahwa mereka sedang dalam bahaya, selalu mencari tanda-tanda
kemunculan bahaya tersebut, dan nggak percaya kalau dikasih tau bahwa bahaya itu
nggak ada.
- Kemampuan dalam menciptakan hubungan emosional dengan orang lain buruk
- suka mendendam, curigaan, tersinggungan, dan sering merasa bahwa apa-apa yang
terjadi selalu ditujukan untuknya.

CIRI-CIRI (Dari PPDGJ)


 Kepekaan berlebihan terhadap penolakan dan kegagalan
 Cenderung mendendam, menolak memaafkan penghinaan, luka hati, atau masalah kecil
 Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan pengalaman
dengan menyalahartikan tindakan orang lain yang netral sebagai bentuk penghinaan
 Rasa bermusuhan dan ngotot menuntut hak pribadi tanpa memperhatikan situasi yang
ada
 Kecurigaan berulang tanpa dasar tentang kesetiaan pasangannya
 Kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan, yang bermanifestsasi
dalam sikap yang selalu merujuk ke diri sendiri
 Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkol dan tidak substantif
terhadap suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri sendiri maupun pada dunia
 

PENYEBAB GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID


Gangguan Kepribadian Paranoid biasanya muncul di fase dewasa awal, alias sekitar umur 18-20
tahunan atau ada stimulus barususah adaptasi&selalu berkonflik. Selain itu, gangguan ini
lebih sering dialami laki-laki daripada perempuan. disebabkan karena faktor genetik dan
pengaruh lingkungan.

CARA PENANGANAN GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID


Metode penanganan paranoid ini di antaranya:

 membantu individu belajar cara menerima gangguan tersebut


 belajar komunikasi dengan orang lain tanpa curiga di tempat umum
 membantu mengurangi rasa curigaan dan ketakutan
Pengobatan mungkin aja sih dilakukan, terutama kalau penderitanya terkomplikasi dengan
depresi atau gangguan kecemasan. Pengobatan di antaranya dengan antidepresan dan
benzodiazepin. Tetep perlu diingat, pengobatan butuh resep dari psikiater.

 Gangguan Kecemasan: Krn stress dan bebankerja meningkatInsomnia,jantung debar dll


 Mekanisme pertahanan ego/diri pada manusia merupakan sebuah senjata tersembunyi yang
dimiliki, dan siap digunakan jika ego/diri terasa terancam.
Menurut teori psikoanalisa mekanisme pertahanan diri membantu individu mengatasi kecemasan dan
mencegah terlukanya ego
PROYEKSI: Menyalahkan orang lain mengenai kesulitannya sendiri atau melemparkan
keinginan sendiri yang tidak baik kepada orang lain
Kepribadian yang matang (Skinner) :
 memerima diri sendiri
 diterima oleh orang lain
 efisiensi dalam pekerjaan/studi
 bebas konflik

5. Tatalaksana dan Terapi


TERAPI KELUARGA
 Suatu metode terapi dimana anggota keluarga memperoleh pemahaman terhadap
permasalahannya, mengembangkan komunikasi, dan meningkatkan fungsi dari setiap individu
dalam keluarga.
 Terapi keluarga menghadirkan suatu bentuk intervensi yang mana anggota keluarga dibantu
untuk mengidentifikasi dan merubah masalah maladaptif, menjadi lebih sehat.
 Fokus dari terapi ini, bukan individual, namun pada keluarga secara keseluruhan.
Terapi keluarga mempunyai 2 prinsip:
 Konsep keluarga sebagai sistem perilaku dengan sifat yang unik dengan keseluruhan
karakteristik individu dari semua anggota
 Diasumsikan bahwa hubungan dekat tercipta karena cara keluarga berfungsi sebagai kelompok
dan adaptasi emosional dari anggotanya
TUJUAN
1. meningkatkan keterampilan interpersonal dan perilaku
2. mengembangkan komunikasi secara terbuka
3. meningkatkan fungsi keluarga secara optimal
4. memfasilitasi perubahan positif dalam keluarga.
INDIKASI
 Masalah yang muncul seperti konflik perkawinan, konflik sibling, konflik antar generasi
 Berbagai tipe kesulitan dan konflik muncul di antara individu dan anggota keluarga
 Keluarga mengalami masa transisi, misalnya keluarga baru menikah, kelahiran anak pertama,
remaja
 Terapi individu yang perlu melibatkan anggota keluarga yang lain
 Tidak ada perkembangan yang muncul dengan psikoterapi individu yang adekuat
 Individu dalam terapi tidak mampu menggunakan terapi individu untuk menyelesaikan masalah
TAHAP
1. Initial interview
 Terapis membuat kontrak pertemuan dengan keluarga dan mengumpulkan data.
 Selama tahap ini terapis memfasilitasi proses penentuan masalah yang diidentifikasi oleh
keluarga.
 Proses ini meliputi :
a. Engagement stage : pertemuan keluarga dan menjelaskan apa yang mereka inginkan
b. Assessment stage : identifikasi masalah yang menjadi perhatian keluarga
c. Exploration stage : terapis dan keluarga mengeksplorasi masalah lain yang berkaitan dengan
masalah utama
d. Goal-setting stage : terapis mensistesis semua informasi, dan anggota keluarga menetapkan apa
yang ingin mereka ubah
e. Termination stage : akhir fase initial review, menetapkan kontrak untuk pertemuan berikutnya
dan siapa saja anggota keluarga yang harus hadir dalam pertemuan tersebut.
2. Fase Kerja
 Tujuan dari fase ini adalah untuk membantu keluarga menerima dan menyesuaikan diri dengan
perubahan.
 Selama fase ini terapis mengidentifikasi kekuatan dan permasalahan keluarga. Kekuatan
keluarga berguna dalam membantu keluarga untuk tetap stabil
 Biasanya setiap sesi dilakukan 1xseminggu dengan waktu lebih kurang 1 jam.
3. Fase Terminasi
 Kadang terminasi dapat terjadi sebelum waktunya. Hal ini biasanya terjadi jika keluarga merasa
perubahan yang terjadi mengancam fungsi keluarga yang sudah ada.
 Pada keadaan ini terapis harus melakukan review masalah yang telah teridentifikasi dengan
keluarga dan menegoisasikan kembali kontrak dan jumlah sesi-sesi keluarga.
 Jika keluarga sudah mencapai tujuan dan masalah sudah terselesaikan, maka terminasi harus
dilakukan

• Mengurangi keparahan, durasi, dan frekuensi dari gejala


• Mencegah keadaan ansietas bertambah parah
• Meningkatkan kepatuhan pasien dalam pengobatan
• Menghindari stressor yang dapat memicu kejadian ansietas
• Memfasilitasi pasien untuk kembali ke keadaan normal
• Meningkatkan kualitas hidup pasien
Non Farmakologi
• Psychoeducation
• Manajemen stress
• Meditasi
• Yoga
• Olahraga
• CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
Farmakologi
• Benzodiazepin diketahui lebih efektif, aman, dan sering diresepkan untuk akut anxiety
• Antidepresan sebagai terapi pilihan untuk terapi kronik anxiety, terutama jika muncul simptom
depresi
• Buspiron dapat diberikan untuk pasien yang tidak memiliki komorbid depresi atau gangguan
anxietas lainnya.

Psikiater adalah dokter medis (MDs) yang lulus dari sekolah kedokteran, memiliki tahun
magang medis, dan memiliki 3 tahun residensi dalam penilaian dan pengobatan gangguan
kesehatan mentalmemperjelas diagnosis dan mungkin meresepkan obat.
Psikolog memiliki gelar doktor di bidang psikologi, studi tentang pikiran dan perilaku
manusia. Mereka bukan dokter medis.
• Karena pelatihan medis mereka, psikiater dapat meresepkan obat.
Pendekatan
Baik psikiater dan psikolog biasanya dilatih untuk berlatih psikoterapi – berbicara
dengan pasien tentang masalah mereka. Tetapi perbedaan latar belakang dan
pelatihan diterjemahkan ke dalam pendekatan yang berbeda untuk memecahkan
masalah kesehatan mental yang Anda rasakan.
- Untuk jenis serius masalah kesehatan mental, seperti depresi berat, gangguan
bipolar, atau skizofrenia, di mana gejala fisik mungkin parah dan mungkin sulit
untuk merawat diri sendiri, psikiater umumnya memiliki lebih banyak pelatihan
formal dan pilihan perawatan yang tersedia.
- Dalam menangani masalah kesehatan mental yang tidak terlalu parah, siapa yang
Anda temui sering kali lebih merupakan masalah pilihan pribadi. “Banyak orang
tidak menyukai gagasan pengobatan,” kata Wright. “Mereka takut akan kecanduan,
atau takut dengan efek obat yang harus dikonsumsi.” Mereka lebih cenderung
menemui psikolog terlebih dahulu.
Seseorang yang mungkin mengalami depresi klinis dapat mengambil manfaat dari minum
obat, sementara seseorang yang berhadapan dengan fobia mungkin menemukan terapi
dengan psikolog pilihan yang paling efektif. Biasanya, jika seorang psikolog merawat
seseorang yang mereka rasakan memiliki gejala parah (seperti pikiran bunuh diri atau
sangat tidak rasional), mereka mungkin menyarankan konsultasi dengan psikiater untuk
membantu memperjelas diagnosis dan mungkin meresepkan obat
Golongan obat antidepresan Berikut merupakan golongan obat depresan yang biasa digunakan sebagai
obat antidepresan antara lain golongan TCA (Triciclic Antidepressant) yang biasa digunakan sebagai
antidepresan. Contoh obat golongan ini adalah Imipramin, Amitriptilin, Clomipramin, Desipramin,
Deksopin, Nortriptilin, Protriptilin, dan Trimipramin (Singh, 2007). Obat golongan MAOI (monoamin
oksidase inhibitor) adalah phenelzine, isocarboxazid, dan tranylcypromine (Goodman & Gilman’s, 2008).
Obat golongan SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor) adalah fluoxetine, fluoxamine, paroxetine,
sertraline, dan citalopram (Sangkuhl et al., 2009). Obat golongan SSRI merupakan lini pertama dalam
terapi antidepresan (Dipiro et al., 2008). Mekanisme aksi dari SSRI adalah menghambat reuptake
serotonin di presinaptik pada celah sinaptik. SSRI memiliki afinitas tinggi pada transporter uptake
serotonin, afinitas rendah pada transporter uptake noradrenalin dan afinitas sangat rendah pada transporter
uptake neurotransmiter. Re-uptake serotonin mengakibatkan serotonin dimetabolisme oleh monoamin
oksidase, selain itu juga serotonin yang tidak dipecah oleh monoamin oksidase akan berikatan dengan
monoamin vesicle transporter untuk disimpan ke dalam vesicle yang akan dikeluarkan jika terjadi
kekurangan dari neurotransmiter diotak
http://eprints.ums.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai