ISOLASI SOSIAL
OLEH :
TUTIK ALAWIYAH
201710300511015
TAHUN 2020
A. DEFINISI
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan
orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima,
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang
lain (Purba, dkk. 2008).
F. PENATALAKSANAAN
a. Terapi Psikofarmaka
1) Chlorpromazine
Mengatasi sindrom psikis yaitu berdaya berat dalam
kemampuan menilai realitas, kesadaran diri terganggu, daya
ingat norma sosial dan tilik diri terganggu, berdaya berat dalam
fungsi-fungsi mental: faham, halusinasi. Gangguan perasaan
dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya berat
dalam fungsi kehidupan sehari-hari, tidak mampu bekerja,
berhubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin. Mempunyai
efek samping gangguan otonomi (hypotensi) antikolinergik
atau parasimpatik, mulut kering, kesulitan dalam miksi, hidung
tersumbat, mata kabur, tekanan intra okuler meninggi,
gangguan irama jantung. Gangguan ekstra pyramidal (distonia
akut, akathsia sindrom parkinson). Gangguan endoktrin
(amenorhe). Metabolic (Soundiee). Hematologik, agranulosis.
Biasanya untuk pemakaian jangka panjang. Kontraindikasi
terhadap penyakit hati, penyakit darah, epilepsy, kelainan
jantung (Andrey, 2010).
2) Haloperidol (HLP)
Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi
mental serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari. Memiliki
efek samping seperti gangguan miksi dan parasimpatik,
defeksi, hidung tersumbat mata kabur , tekanan infra meninggi,
gangguan irama jantung. Kontraindikasi terhadap penyakit
hati, penyakit darah, epilepsy, kelainan jantung (Andrey,
2010).
3) Trihexyphenidil (THP)
Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pasca ensepalitis
dan idiopatik, sindrom Parkinson akibat obat misalnya
reserpina dan fenotiazine. Memiliki efek samping diantaranya
mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah,
bingung, agitasi, konstipasi, takikardia, dilatasi, ginjal, retensi
urine. Kontraindikasi terhadap hypersensitive Trihexyphenidil
(THP), glaukoma sudut sempit, psikosis berat psikoneurosis
(Andrey, 2010).
b. Terapi Individu
Terapi individu pada pasien dengan masalah isolasi sosial dapat
diberikan strategi pertemuan (SP) yang terdiri dari tiga SP dengan
masing-masing strategi pertemuan yang berbeda-beda. Pada SP
satu, perawat mengidentifikasi penyebab isolasi social, berdiskusi
dengan pasien mengenai keuntungan dan kerugian apabila
berinteraksi dan tidak berinteraksi dengan orang lain, mengajarkan
cara berkenalan, dan memasukkan kegiatan latihan berbiincang-
bincang dengan orang lain ke dalam kegiatan harian. Pada SP dua,
perawat mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien, memberi
kesempatan pada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan
satu orang, dan membantu pasien memasukkan kegiatan
berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan
harian. Pada SP tiga, perawat mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien, memberi kesempatan untuk berkenalan dengan dua orang
atau lebih dan menganjurkan pasien memasukkan ke dalam jadwal
kegiatan hariannya (Purba, dkk. 2008)
c. Terapi kelompok
Menurut (Purba, 2009), aktivitas pasien yang mengalami
ketidakmampuan bersosialisasi secara garis besar dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu:
1) Activity Daily Living (ADL)
Adalah tingkah laku yang berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari yang meliputi:
Bangun tidur, yaitu semua tingkah laku/perbuatan pasien
sewaktu bangun tidur.
Buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK), yaitu
semua bentuk tingkah laku/perbuatan yang berhubungan
dengan BAB dan BAK.
Waktu mandi, yaitu tingkah laku sewaktu akan mandi,
dalam kegiatan mandi dan sesudah mandi.
Ganti pakaian, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan
keperluan berganti pakaian.
Makan dan minum, yaitu tingkah laku yang dilakukan pada
waktu, sedang dan setelah makan dan minum.
Menjaga kebersihan diri, yaitu perbuatan yang berhubungan
dengan kebutuhan kebersihan diri, baik yang berhubungan
dengan kebersihan pakaian, badan, rambut, kuku dan lain-
lain.
Menjaga keselamatan diri, yaitu sejauhmana pasien
mengerti dan dapat menjaga keselamatan dirinya sendiri,
seperti, tidak menggunakan/menaruh benda tajam
sembarangan, tidak merokok sambil tiduran, memanjat
ditempat yang berbahaya tanpa tujuan yang positif.
Pergi tidur, yaitu perbuatan yang mengiringi seorang pasien
untuk pergi tidur. Pada pasien gangguan jiwa tingkah laku
pergi tidur ini perlu diperhatikan karena sering merupakan
gejala primer yang muncul padagangguan jiwa. Dalam hal
ini yang dinilai bukan gejala insomnia (gangguan tidur)
tetapi bagaimana pasien mau mengawali tidurnya.
2) Tingkah laku sosial
Adalah tingkah laku yang berhubungan dengan kebutuhan
sosial pasien dalam kehidupan bermasyarakat yang meliputi:
Kontak sosial terhadap teman, yaitu tingkah laku pasien
untuk melakukan hubungan sosial dengan sesama pasien,
misalnya menegur kawannya, berbicara dengan kawannya
dan sebagainya.
Kontak sosial terhadap petugas, yaitu tingkah laku pasien
untuk melakukan hubungan sosial dengan petugas seperti
tegur sapa, menjawab pertanyaan waktu ditanya, bertanya
jika ada kesulitan dan sebagainya.
Kontak mata waktu berbicara, yaitu sikap pasien sewaktu
berbicara dengan orang lain seperti memperhatikan dan
saling menatap sebagai tanda adanya kesungguhan dalam
berkomunikasi.
Bergaul, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan
kemampuan bergaul dengan orang lain secara kelompok
(lebih dari dua orang).
Mematuhi tata tertib, yaitu tingkah laku yang berhubungan
dengan ketertiban yang harus dipatuhi dalam perawatan
rumah sakit.
Sopan santun, yaitu tingkah laku yang berhubungan dengan
tata krama atau sopan santun terhadap kawannya dan
petugas maupun orang lain.
Menjaga kebersihan lingkungan, yaitu tingkah laku pasien
yang bersifat mengendalikan diri untuk tidak mengotori
lingkungannya, seperti tidak meludah sembarangan, tidak
membuang puntung rokok sembarangan dan sebagainya.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
b. Gangguan Isolasi Sosial : Menarik Diri
c. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
H. ASUHAN KEPERAWATAN
STRATEGI PELAKSANAAN
Diagnosa Keperawatan Pasien Keluarga
Isolasi sosial SP I SP I
4. memasukkan dalam
3. Menjelaskan tentang cara-
jadwal latihan bercakap-
cara merawat pasien ISOS di
cakap
rumah sakit agar mampu
diterapkan dirumah
4. Memberi kesempatan
keluarga untuk bertanya
SP II SP II
5. Memasukkan dalam
jadwal berinteraksi
dengan 2 orang saat
melakukan 2 kegiatan
harian
SP III SP III
2. Memvalidasi
kemampuan bercakap-
2. Menganjurkan untuk terus
cakap pasien dan
minum obat dan kontrol
perawat / keluarga
secara rutin
3. Melatih berinteraksi
pasien dengan 4-5 orang
3. Mampu mengenal tanda-
4. Melatih bercakap-cakap
tanda jika pasien kambuh dan
saat melakukan 2
segera membawa ke fasilitias
kegiatan harian
kesehatan
5. Memasukkan dalam
jadwal berinteraksi
dengan 4-5 orang saat 4. Menyelesaikan aministrasi
melakukan 4 kegiatan
harian perawatan
SP IV
2. Memvalidasi
kemampuan bercakap-
cakap pasien dan
perawat / keluarga
3. Melatih berinteraksi
pasien dengan 7-8 orang
4. Melatih bercakap-cakap
saat melakukan 4
kegiatan harian
5. Memasukkan dalam
jadwal berinteraksi
dengan 7-8 orang saat
melakukan 6 kegiatan
harian
I. RENCANA TINDAKAN
Dx Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria Intervensi
Evaluasi
sendiri
kesepian
tidak bisa diskusi
4. klien dapat 5. setelah...x observasi perilaku klien saat
melaksanaka interaksi klien berhubungan sosial
n hubungan dapat beri motivasi dan bantu klien
sosial secara melaksanakan untuk berkenalan atau
bertahap hubungan sosial berkomunikasi dengan :
secara bertahap perawat lain
dengan : klien lain
perawat kelompok
perawat lain Libatkan klien dalam Terapi
klien lain aktivitas kelompok sosialisasi
kelompok Diskusikan jadwal harian
yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan klien
bersosialisasi.
Beri motivasi klien untuk
melakukan kegiatan sesuai
dengan jadwal yang telah dibuat.
Beri pujian terhadap
kemampuan klien memperluas
pergaulannya melalui aktivitas
yang dilaksanakan.
1. klien 2. setelah...x 5.1 diskusikan dengan klien
mampu interaksi tentang perasaanya setelah
menjelas klien dapat berhubungan sosial dengan :
kan menjelaskan
orang lain
perasaan perasaanya
kelompok
nya setelah
setelah berhubungan 5.2 beri pujian terhadap
berhubun sosial dengan kemampuan klien
gan : mengungkapkan perasaannya.
sosial. orang lain
kelompok
6. klien setelah...x diskusikan pentingnya peran
mendapat pertemuan keluarga serta keluarga sebagai
dukungan dapat menjelaskan poendukung untuk mengatasi
keluarga tentang : perilaku menarik diri
dalam pengertian diskusikan potensi keluarga
memperluas menarik diri untuk membantu klien mengatasi
hubungan tanda dan perilaku menarik diri.
sosial. gejal menarik Jelaskan pada keluarga
diri tentang:
penyebab dan Pengertian menarik diri
akibat Tanda dan gejala menarik
menarik diri diri
cara merawat Penyebab dan akibat
klien menarik menarik diri
diri. Cara merawat klien
setelah...x menarik diri
pertemuan keluarga latih keluarga cara merawat
dapt mempraktekkan klien menarik diri
cara merawat klien tanyakan perasaan keluarga
kenarik diri. setelah mencoba cara yang
dilatihkan.
Beri motivasi keluarga agar
membantu klien untuk
bersosialisasi.
Beri pujian kepada keluarga
atas keterlibatannya merawat
klien dirumah sakit.
3. klien setelah...x 7.1 diskusikan dengan klien
dapat interaksi klien tentang manfaat dan kerugian
memanfa menyebutkan: tidak minum obat, nama, warna,
atkan manfaat dosis, cara, efek terapi, dan efek
obat minum obat. samping penggunaan obat.
dengan Kerugian
7.2 pantau klien saat penggunaan
baik. tidak minum
obat
obat.
Nama, warna, 7.3 beri pujian jika klien
dosis, efek menggunakan obat dengan benar.
samping dan
7.4 diskusikan akibat berhenti
efek terapi
minum obat tanpa konsultasi
obat.
dengan dokter.
setelah...x
interaksi klien 7.5 anjurkan klien untuk
Setelah...x
interaksi klien
menyebutkan akibat
berhenti minum obat
tanpa konsultasi
dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Eko Prabowo (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Medical
Book.
Lilik Ma’rifatul A (2011). Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik Klinik. Graha Ilmu.
Trimelia (2011). Asuhan Keperawatan Klien Isolasi Sosial. CV. Trans Info
Media.