Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR

Dosen pembimbing :

Jupriyono, S.Kp.,M.Kes

Disusun Oleh :

Alfiatus Sholihah

NIM. 1502450056

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


MALANG

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

I. IDENTITAS SAP
Pokok Bahasan : Pemberian ASI Eksklusif dan Teknik Menyusui yang
Benar
Sub Pokok Bahasan  :
a. Pengertian ASI Eksklusif
b. Manfaat dan Keuntungan Menyusui
c. Pengertian Teknik Menyusui yang Benar
d. Prosedur dan Posisi yang Benar dalam Menyusui
e. Tanda pemberian ASI berjalan dengan baik
f. Tanda-tanda ibu belum menyusui dengan benar
g. Tanda bayi cukup ASI
Sasaran            : Ibu Menyusui
Target : Ibu Menyusui di Desa Patok Picis, Kecamatan Wajak,
Malang
Hari / tanggal  : Selasa 3 Oktober 2017
Jam                  : 09.00-selesai
Waktu             : 30 menit
Tempat            : Posyandu Melati 3, Desa Patok Picis, Wajak

II. IDENTIFIKASI MASALAH


Menyusui adalah proses pemberian susu pada anak bayi atau anak kecil
dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks
menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu. Air susu ibu ( ASI ) merupakan
suatu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik,
psikologi, social maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormone, unsure
kekebalan, factor pertumbuhan, anti alergi serta anti inflamasi. Zat-zat anti infeksi
yang terkandung dalam ASI membantu melindungi bayi terhadap penyakit, selain
itu terdapat hubungan penting antara menyususi dengan penjarangan kehamilan
(KB). Keunggulan ASI tersebut perlu di tunjang dengan cara pemberian ASI yang
benar, antara lain pemberian ASI segera setelah lahir atau IMD (30 menit pertama
bayi harus sudah di sususkan). Kemudian pemberian ASI saja sampai umur 6
bulan (ASI Ekslusif) selanjutnya pemberian ASI sampai 2 tahun dengan
pemberian makanan pendamping ASI yang benar. Sehingga diperlukan usaha-
usaha atau pengelolaan yang benar. Agar setiap IBU dapat menyusui sendiri
bayinya.
Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal
yang baik fisik maupun mental dan kecerdasannya. Maka perlu diperhatikan agar
dapat terlaksana dengan benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah
dengan menyusui secara dini dengan posisi yang benar, teratur dan eksklusif.
Menyusui adalah proses yang alami. Namun demikian, menyusui perlu
dipelajari antara lain, belajar bagaimana memegang bayi agar dapat menyusu
dengan baik dan mengatur posisi tubuh agar merasa nyaman selama menyusui.
Teknik menyusui terdiri dari posisi menyusui dan perlekatan bayi pada payudara
yang tepat, yang ,merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
menyusui dan pengeluaran ASI. Dimana bila teknik menyusui tidak benar dapat
menyebabkan putting lecet dan ibu menjadi enggan menyusui dan bayi jarang
menyusu. Selain iyu ibu harus menemukan posisi yang sesuai selama pemberian
ASI, bayi juga harus berada dalam posisi yang nyaman untuk mempermudah
menjangkau puting.

III.   TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat memahami
tentang cara menyusui yang benar.

IV.   TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu-ibu kelompok desa Patok
Picis dapat menjelaskan kembali :
a. Pengertian ASI Eksklusif
b. Manfaat dan Keuntungan Menyusui
c. Pengertian Teknik Menyusui yang Benar
d. Prosedur dan Posisi yang Benar dalam Menyusui
e. Tanda pemberian ASI berjalan dengan baik
f. Tanda-tanda ibu belum menyusui dengan benar
g. Tanda bayi cukup ASI

V.    MATERI
Terlampir (lampiran)

VI.  METODE
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab

VII.  MEDIA
1. Materi SAP
2. Lambar Balik
3. Leaflet
4. Demonstrasi

VIII. PENGORGANISASIAN
1. Moderator
Membuka acara, memperkenalakan diri dan tim penyuluh, mengatur
proses penyuluhan, tanya jawab, serta menutup acara.
2. Penyaji
Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan mudah dipahami peserta
penyuluhan.
3. Fasilitator
Mengevaluasi penyuluh, moderator, peserta, dan jalannya proses
penyuluhan
4. Observer
Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana kegiatan penyuluhan
5. Notulen
Mencatat pertanyaan yang diajukan auidien/peserta penyuluhan, dan
masukan dari fasilitator
6. Peserta
Mendengarkan, memperhatikan, mengerjakan soal pre dan postest, serta
mengajukan pertanyaan.

IX. KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


8 menit Pembukaan :
  Memberi salam   Menjawab salam
  Perkenalan   Mendengarkan dan
  Menjelaskan tujuan Memperhatikan
pembelajaran

10 menit Pelaksanaan :
  Menjelaskan materi   Menyimak dan mende-
penyuluhan secara ngarkan
berurutan dan teratur
Materi :
1. Pengertian ASI
Eksklusif
2. Manfaat dan
Keuntungan
Menyusui
3. Pengertian Teknik
Menyusui yang Benar
4. Prosedur dan Posisi
yang Benar dalam
Menyusui
5. Tanda pemberian ASI
berjalan dengan baik
6. Tanda-tanda ibu
belum menyusui
dengan benar
7. Tanda bayi cukup
ASI

5 menit Evaluasi :
Meminta masyarakat   Bertanya dan menjawab
untuk menjelaskan
kembali atau
menyebutkan :
a. Pengertian ASI
Eksklusif
b. Manfaat dan
keuntungan
menyusui
c. Prosedur dan posisi
yang benar dalam
menyusui
d. Tanda bahwa
pemberian ASI
berjalan dengan baik
e. Tanda-tanda ibu
belum menyusui
dengan benar
f. Tanda bayi cukup
ASI
7 menit Penutup :
  Mengucapkan terima   Menjawab salam
kasih dan
mengucapkan salam
X. SETING TEMPAT
Posyandu Melati 3 Desa Patok Picis, Wajak

XI. REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA


Constance, Sinclair. 2010. Buku Saku Kebidanan. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC
Maryunani, Anik. 2012. Inisiasi Menyusui, ASI Eksklusif Dan Manajemen
Laktasi. Jakarta : CV. Trans Info Media.
Saminem. 2009. Kehamilan Normal. Jakarta : EGC
Suradi, Hesti. 2010. Manajemen Laktasi. Jakarta : Program Manajemen Laktasi
Perkumpulan Perinatologi Indonesia.
Varney,H., 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC
Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Salemba Medika: Jakarta
Yuliarti, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI, Makanan Terbaik untuk Kesehatan,
Kecerdasan dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta : Penerbit Andi
XII. PENGESAHAN

Tugas penyusunan makalah ini telah dibaca, diperiksa, dan disetujui Oleh :

Mahasiswa,

Alfiatus Sholihah
NIM: 1502450056

Dosen Pembimbing Pembimbing klinik

(Jupriyono, S.Kp.,M.Kes) (Dinar Nacita, AMd.Keb)

NIP.19640407 198803 1 004


Lampiran

MATERI PENYULUHAN

ASI Eksklusif dan Teknik Menyusui yang Benar

1. Pengertian ASI Eksklusif


Yang dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI
secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
tim. Selain itu, bayi harus sering disusui, perhatikan posisi menyusui, dan
jangan diberi dot atau empeng.
Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu
setidaknya selama 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai
diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai
bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun.
Pemberian makanan padat yang terlalu dini atau dibawah usia 6 bulan
dapat mengganggu pemberian ASI eksklusif serta meningkatkan angka
kesakitan pada bayi. Selain itu pemberian makanan padat/tambahan pada usia
4 atau 5 bulan tidak lebih menguntungkan. Bahkan sebalinya, hal ini akan
mempunyai dampak yang negatif terhadap kesehatan bayi dan tidak ada
dampak positif untuk perkembangan pertumbuhannya.

2. Manfaat dan keuntungan menyusui


Keuntungan menyusui bagi bayi antara lain: 1) bayi mendapat
immunoglobulin untuk melindunginya dari banyak penyakit dan infeksi; 2)
bayi lebih jarang menderita infeksi telinga dan saluran pernapasan atas; 3)
bayi lebih jarang mengalami diare dan penyakit saluran cerna lain; 4) bayi
memiliki lebih sedikit kemungkinan untuk menderita limfoma tipe tertentu; 5)
jenis protein dalam ASI mengurangi kemungkinan timbulnya reaksi alergi; 6)
bayi yang disusui memiliki lebih sedikit masalah dengan pemberian makanan
yang berlebihan akibat (harus menghabiskan susu di botol); 7) insidensi bayi
untuk mengalami obesitas dan hipertensi pada dewasa menurun; 8) menyusui
meningkatkan kontak ibu-anak.
Keuntungan Menyusui untuk Ibu antara lain: 1) menyusui
menyebabkan involusi uteri; 2) menyusui merupakan perlindungan terhadap
kanker ovarium; 3) resiko kanker payudara pramenopause menurun,
khususnya jika laktasi pertama terjadi sebelum usia 20 tahun dan
berlangungsung selama sekurang-kurangnya 6 bulan; 4) resiko osteoporosis
dapat dipastikan lebih kecil bagi wanita yang telah hamil dan menyusui bayi
mereka; 5) penundaan ovulasi mendukung pengaturan jarak anak; 6) sekresi
prolaktin meningkatkan relaksasi dan prolaktin serta oksitosin meningkatkan
kelekatan ibu-anak; 7) menurut Ruth Lawrence, memberdayakan seorang
wanita untuk melakukan sesuatu yang istimewa untuk bayinya. Hubungan
seorang ibu dan bayinya melakukan gerakan menghisap payudara
mempertimbangkan sebagai ikatan paling kuat pada manusia; 8)
menghilangkan penggunaan kaleng formula, botol susu dan pelapis botol
menambah keuntungan dari sisi ekonomi (Sinclair, 2009).

3. Tekhnik Menyusui yang benar


Tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada
bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar
(Saminem,2009).
Tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada
bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi dan
Hesti, 2010).
Tekhnik menyusui yang benar adalah kegiatan yang menyenangkan
bagi ibu sekaligus memberikan manfaat yang tidak terhingga pada anak
dengan cara yang benar (Yuliarti, 2010).
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi susu
dan memperkuat refleks menghisap bayi. Jadi, Teknik Menyusui Yang Benar
adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan posisi ibu yang benar,
sehingga memudahkan bayi untuk menyusu.
4. Posisi dan perlekatan menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang
tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.

Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar

Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar

Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar

Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal

Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan
Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah

Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh

Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan

 Gambar 9. Cara meletakan bayi

 Gambar 10. Cara memegang payudara

Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi


 Gambar 12. Perlekatan benar

 Gambar 13. Perlekatan salah


Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu
pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan  posisi kaki
diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola
bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada ASI yang memancar
(penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan
kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak (Vivian Nanny Lia Dewi,
Tri Sunarsih, 2011).

5. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI


Persiapan mempelancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
1. Membersihkan putting susu dengan air atau minyak , sehingga epital yang
lepas tidak menumpuk.
2. Putting susu di tarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk
memudahkan isapan bayi.
3. Bila putting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.
(Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011)

6. Langkah –langkah menyusui yang benar


1. Menjelaskan tujuan menyusui yang benar.

2. Cuci tangan sebelum menyusui dan mengajari ibu.


3. Ibu duduk atau berbaring dengan santai (bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu menggantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi).

4. Mempersilahkan dan membantu ibu membuka pakaian bagian atas.

5. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada


puting dan sekitar areola payudara (cara ini mempunyai manfaat sebagai
desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu).

6. Mengajari ibu untuk meletakkan bayi pada satu lengan, kepala bayi berada
pada lengkung siku ibu dan bokong bayi berada pada lengan bawah ibu.

7. Mengajari ibu untuk menempelkan perut bayi pada perut ibu dengan
meletakkan satu tangan bayi di belakang badan ibu dan yang satu di
depan, kepala bayi menghadap payudara.

8. Mengajari ibu untuk memposisikan bayi dengan telinga dan lengan pada
garis lurus.

9. Mengajari ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari
yang lain menopang dibawah serta jangan menekan puting susu dan
areolanya.

10. Mengajari ibu untuk merangsang membuka mulut bayi dengan


menyentuhkan pipi ke puting susu atau menyentuh sudut mulut bayi.

11. Setelah bayi membuka mulut (anjurkan ibu untuk mendekatkan dengan
cepat kepala bayi ke payudara ibu, kemudian memasukkan puting susu
serta sebagian besar areola ke mulut bayi).

12. Setelah bayi mulai menghisap, menganjurkan ibu untuk tidak memegang
atau menyangga payudara lagi.
Cara yang salah

Cara yang benar


13. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan bayi selama menyusui.

14. Mengajari ibu cara melepas isapan bayi (jari kelingking dimasukkan ke
mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.

15. Setelah selesai menyusui, mengajarkan ibu untuk mengoleskan


sedikit ASI pada puting susu dan areola. Biarkan kering dengan
sendirinya

cara menyusui yang benar

16. Mengajari ibu untuk menyendawakan bayi

Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian


punggung ditepuk perlahan-lahan sampai bayi bersendawa (bila tidak
bersendawa tunggu 10-15 menit) atau bayi ditengkurapkan dipangkuan.
Cara menyendawakan

7. Cara Pengamatan Tekhik Menyusui yang benar


Menyusui dengan tekhnik yang tidak benar dapat mengakibatkan
puting susu menjadi lecet dan asi tidak keluar secara optimal sehingga
mempengaruhi produksi ASI selanjut nya atau bayi enggan menyusu.
Apabila bayi telah menyusui dengan benar, maka akan memperlihatkan
tanda-tanda sebagai berikut:
a. Bayi tampak tenang.
b. Badan bayi menempel pada perut ibu.
c. Mulut bayi terbuka lebar.
d. Dagu bayi menemel pada payudar ibu.
e. Sebagian aerola masuk ke dalam mulut bayi, aerola bawah lebih banyak
yang masuk.
f. Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara ibu.
g. Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin aerola ( tidak hanya putting
saja),lingkar aerola atas terlihat lebih banyak bila dibandingkan dengan
lingkar aerola bawah.
h. Lidah bayi menopang putting dan aerola bagian bawah .
i. Bibir bawah bayi melengkung keluar.
j. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
k. Puting susu tidak terasa nyeri.
l. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
m. Kepala bayi agak menengadah.
n. Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang disertai
dengan berhenti sesaat.
(Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011).

8. Lama dan Frekuensi Menyusui


Sebaiknya tindakan menyusui bayi dilakukan disetiap bayi
membutuhkan karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus
menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena penyebab lain (BAK,
kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa
perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara
sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2
jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui
dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan
bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan
menyusui tanpa jadwal dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya
masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui
pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu
produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan ukuran kedua payudara, maka
sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan
kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar
produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan
payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu
menggunakan kutang (bra) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak
terlalu ketat (Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011).

9. Tanda-tanda ibu belum menyusui dengan benar


1. Kepala bayi tidak lurus dengan badannya
2. Bayi hanya menyusu pada putting susu, tidak menyusu pada areola dengan
putting susu masuk jauh kedalam mulutnya
3. Bayi menyusu dengan ringan, cepat, dan gugup, tidak menyusu dengan
sungguh-sungguh dan teratur
4. Pipinya berkerut ke arah dalam atau ibu mendengar suara “cik-cik”
5. Ibu tidak mendengar bayinya menelan secara teratur setelah produksi air
susu meningkat (Yuliarti, 2010).
10. Tanda bayi cukup ASI
Indikator terbaik kecukupan air susu adalah peningkatan berat badan
dan haluaran bayi. Diharapkan bahwa bayi baru lahir akan : 1) minimum 3-4
kali buang air besar, fesesnya harus sekitar 1 sendok makan atau lebih dan
setelah hari ketiga fesesnya berwarna kuning; 2) buang air kecil minimal 1-2
kali pada hari pertama dan 6 kali atau lebih setiap hari setelah hari ketiga; 3)
mengalami peningkatan berat badan lebih dari 15-30 gram perhari setelah air
susu matur keluar; 4) memiliki berat badan yang sama dengan atau di atas
berat badan lahir pada usia 10 hari (Verney, 2007).
11. Upaya memperbanyak ASI
1) Untuk Bayi
a. Menyusui bayi setiap 2 jam siang dan malam dengan lama
menyusui antra 10-15 menit disetiap payudara.

b. Bangunkan bayi, lepas baju bayi yang menyebabkan rasa gerah.

c. Pastikan bayi menyusui dengan posisi menempel yang baik dan


mendengarkan suara menelan yang aktif.

d. Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap
kali menyusui.

2) Untuk Ibu
a. Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum
b. Makan makanan yang bergizi
c. Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan
mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan.
d. Susukan bayinya sesering mungkin
(Anggraini, 2010).
Saran

1. Diharapkan bagi petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan


berupa penyuluhan bagi ibu nifas dan ibu menyusui agar dapat menyusui
dengan benar dan hasilnya dapat optimal.
2. Bagi ibu nifas dan menyusui diharapkan dapat menerapkannya setelah
menghadiri acara penyuluhan ini.
3. Sebaiknya ibu nifas dan ibu menyusui rajin untuk menambah pengetahuan dan
tidak malas untuk menyusui anaknya.
DAFTAR PUSTAKA

Constance, Sinclair. 2010. Buku Saku Kebidanan. Jakarta : Buku Kedokteran


EGC
Maryunani, Anik. 2012. Inisiasi Menyusui, ASI Eksklusif Dan Manajemen
Laktasi. Jakarta : CV. Trans Info Media.
Saminem. 2009. Kehamilan Normal. Jakarta : EGC
Suradi, Hesti. 2010. Manajemen Laktasi. Jakarta : Program Manajemen Laktasi
Perkumpulan Perinatologi Indonesia.
Varney,H., 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC
Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Salemba Medika: Jakarta
Yuliarti, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI, Makanan Terbaik untuk Kesehatan,
Kecerdasan dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta : Penerbit Andi

20

Anda mungkin juga menyukai