A. Locker Karyawan (2,4m x 1,8m) H. Ruang Makan Karyawan Kanan (4,9 m x 4,35 m)
B. Toilet (3,4m x 1,8m) Ruang Makan Karyawan Kiri (3,23m x 6,9m)
C. Tempat Cuci Tangan (4,4m x 1,86m) I. Ruang Diet (3,6m x 6,9m)
D. Gudang Kering (4,3m x 3,36m) J. Ruang Penyajian
E. Gudang Alat (4,3m x 3,36m) K. Ruang Pemorsian
F. Gudang Basah (4,3m x 3,36m) L. Ruang Produksi
G. Gudang Alat (4,3m x 3,36m) M. Ruang Persiapan
Design layout dapur RS Baptis Batu setelah diamati berbentuk double atau back to
back. Dapur double line merupakan bentuk dapur yang berupa dua garis lurus. Model
dapur ini biasa diterapkan untuk memisahkan antara dapur basah dan dapur kering
sehingga antara dapur basah dan dapur kering tidak menyatu, tetapi saling
berhadapan.Pada satu sisi dapur RS Baptis Batu digunakan sebagai tempat pengolahan,
persiapan dan pemorsian atau dapur kering. Pada sisi depannya digunakan sebagai tempat
pencucian alat (dapur basah).
Kelebihan model dapur ini adalah memungkinkan untuk masak secara kompleks
dan menyiapkan makanan cepat dan efisien untuk dapur kecil. Dengan model seperti ini,
peralatan dapur juga dapat dipisah-pisahkan berdasarkan fungsinya sehingga lebih
memudahkan kita untuk mencari posisi peralatan dapur tersebut (Palacio, et al. 2009.
Introduction to Foodservice).
Pada dapur RS Baptis Batu, ruang persiapan bergabung dengan ruang penerimaan.
Ruang penerimaan seharusnya terpisah dengan ruang persiapan untuk menghindari
kontaminasi dari bahan dan kontaminan dari luar (supplier). Ruang penerimaan sebaiknya
mudah dicapai kendaraan, dekat dengan ruang penyimpanan sarta persiapan bahan
makanan. Sebainya juga ada jarak pemisah antara apa yang akan disimpan dengan apa
yang akan dibuang (sampah).
3.10.2 Analisis Alur Kerja
Alur kerja dapat mempengaruhi cepat tidaknya suatu pekerjaan diselesaikan. Dapur
yang baik dibutuhkan penerapan alur kerja yang efisien guna pemanfaatan tempat dan
keefektifan kerja sehingga fungsi dapur dapat berjalan optimal. Oleh karena itu, penataan
ruang dapur sebaiknya ditata sesuai dengan alur kerja yang dibutuhkan supaya juru masak
maupun pekerja lainnya dapat bekerja dengan baik.
Alur kerja pada RS Baptis Batu dapat diihat pada gambar 6.2.
Keterangan Alur
A. Penerimaan
B. Persiapan
C. Pencucian Bahan
D. Pengolahan
E. Pemorsian
F. Penyajian
Alur kerja dapur tidak berjalan efisien dan sistematis. Alur tidak terjadi 1 arah, hal
ini dapat dilihat pada alur persiapan. Saat bahan makanan akan dicuci, alur akan melewati
ruang pencucian alat dan pemorsian lalu kembali lagi ke ruang persiapan.
Selain itu juga terjadi crossing path yaitu terjadi benturan alur kerja karena posisi
ruang yang kurang tepat. Pada alur penerimaan dan persiapan terjadi benturan yang
disebabkan ruang yang menjadi satu. Pada saat penerimaan bahan akan mengganggu proses
persiapan karena tempat persiapan juga tempat penerimaan bahan. Hal ini juga terjadi pada
saat bahan makanan akan dicuci, tempat pencucian terlalu jauh dan terpisah antara
pencucian bahan makanan nabati dan hewani. Pencucian bahan makanan nabati menjadi
satu dengan tempat pencucian alat. Sedangkan pencucian bahan makanan hewani terletak
dekat dengan ruang pemorsian. Sehingga akan terjadi benturan alur pada ruang pencucian
dan pemorsian.
Begitu pula pada proses produksi, salah satu kompor terletak di tempat pemorsian
dan dekat dengan tempat pencucian alat. Sehingga dapat mengganggu proses pemorsian
dan pencucian alat. Seharusnya tempat produksi tidak terpisah dan dalam 1 alur.
Alur kerja yang baik harus seperti ban berjalan, menghemat waktu dan bisa bekerja
dengan efektif dan efisien. Alur kerja yang baik dapat dicontohkan sebagai berikut :
Bagan di atas menunjukkan alur kerja yang efektif. Pekerjaan dimulai dari tahap
pertama yaitu persiapan (prepare), membuka, mencuci, mengupas, menguliti dan
membuang bagian-bagian yang tidak diperlukan. Kedua mencampur (mixing) meliputi
menimbang, mengukur dan mengaduk. Tahap ketiga adalah memasak (cooking) dalam
tahap ini bisa dilakukan kegiatan memanggang, merebus, menggoreng, dan tahap keempat
adalah penyajian (serving). Penyajian bisa dilakukan di piring atau di meja. Tahap terakhir
dari pekerjaan adalah wash up meliputi pencucian dan pengeringan.
Keterangan:
H. Ruang Makan Karyawan
A. Locker Karyawan
I. Ruang Diet
B. Toilet
J. Ruang Penyajian
C. Tempat Cuci Tangan
K. Ruang Pemorsian
D. Gudang Kering
L. Ruang Produksi
E. Gudang Alat
M. Ruang Persiapan
F. Gudang Basah
N. Ruang Penerimaan
G. Gudang Alat