Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Alhamdullillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena


atas limpahan rahmat dan Karunia Nya lah kami Koperasi Perdagangan Indonsia
dapat menyelesaikan Proposal Program Pertanian Pengembangan Budidaya
Jagung Hibrida bantuan Dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) bekerjasama dengan PT.
Bank Syariah Indonesia Tbk Wilayah-Jakarta.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan proposal ini adalah untuk
memenuhi salah satu persyaratan yang di ajukan oleh PT. Bank Syariah Indonesia
Tbk Wilayah-Jakarta. sesuai dengan pedoman pelaksanaan teknis bantuan dana
KUR.

Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal
yang benar datangnya hanya dari agama berkat adanya nikmat iman dari Allah
SWT, meski hanya begitu tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Atas
perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.

Makassar, 19 Febuari 2021


KOPERASI PERDAGANGAN INDONESIA

Fajar sidiq. SE
Ketua Umum

Page | i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................iii
EXECUTIVE SUMMARY.............................................................................................iv
I. PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Bekalang...............................................................................................1
B. Dasar Kebijakan / Landasan Hukum.............................................................2
C. Tujuan............................................................................................................3
II. KEMITRAAN TERPADU......................................................................................3
A. Organisasi......................................................................................................3
B. Pola Kerjasama.............................................................................................5
C. Mitra Kerja Koperasi Perdagangan Indonesia..............................................6
D. Perjanjian Kerasama.....................................................................................7
III. ASPEK PEMASARAN..........................................................................................8
A. Peluang Pasar...............................................................................................8
B. Arus Kas Distribusi Pemasaran.....................................................................9
IV. ASPEK PRODUKSI.............................................................................................9
A. Pengolahan Tanah........................................................................................9
B. Penanaman...................................................................................................9
C. Pemupukan..................................................................................................10
D. Pengairan....................................................................................................10
V. Aspek Keuangan................................................................................................10
A. Sumber Dana...............................................................................................10
B. Proyeksi Laba/Rugi Arus Kas......................................................................12
VI. Rencana Kegiatan budidaya Tanaman Jagung Hibrida....................................13
VII. Penutup..............................................................................................................14

Page | ii
DAFTAR LAMPIRAN

1. SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN

2. SURAT KERJASAMA MITRA KEMENTERIAN

3. SURAT PERJANJIAN KERJASAMA MITRA PERUSAHAAN

4. REKAPITULASI USULAN CPCL

5. DAFTAR CPCL BUDIDAYA JAGUNG HIBRIDA KABUPATEN BONE

6. COMPANY PROFILE

Page | iii
EXECUTIVE SUMMARY

1. JUDUL PROPOSAL : PENGEMBANGAN BUDIDAYA TANAMAN

JAGUNG HIBRIDA PROV. SUL-SEL


2. DAERAH PENGEMBANGAN : KABUPATEN BONE – SULAWESI SELATAN

3. LUAS AREAL PENGEMBANGAN : 4.169 HEKTAR


4. TUJUAN : MENINGKATKAN PENDAPATAN

MASAYRAKAT (PETANI JAGUNG

SWADAYA)
5. SASARAN PROGRAM : PETANI JAGUNG SWADAYA
6. POTENSI PASAR : DALAM NEGERI
7. DANA YANG DIBUTUHKAN : Rp. 4.690.000.000.00,-
8. TARGET PRODUKSI PERTAHUN : 16.352 TON.
9. PELAKSANA : KOPERASI PERDAGANGAN INDONESIA

Page | iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Bekalang
Jagung merupakan bahan makanan pokok utama di Indonesia, yang
memiliki kedudkan sangat penting setelah beras. Dalam perkebangan ekonomi
dewasa ini, disamping sebagai bahan makanan pokok, jagung telah menjadi
sangat penting karena merupakan bahan pokok, jagung telah menjadi lebih
sangat penting bagi industri pakan ternak. Kandungan jagung dalam pakan
ternak mencapai lebih dari 50% apabila harus di impor, karena produksi dalam
negeri tidak cukup, akan menelan devisa yang tidak sedikit.
Statistik impor jagung Indonesia, semenjak tahun 1991 menunjukkan
adanya gejolak peningkatan yang kadang-kadang terjadi sangat tinggi. Dari
hanya impor jagung sebanyak 323.000 ton pada tahun 191, bisa menjadi lebih
dari 1 juta ton pada tahun 1997 ini antara lain dikarenakan adanya kebutuhan
untuk pakan ternak dan hampir 90% dari kebutuhan jagung untuk pakan ternak
kadang-kadang terpaksa harus diadakan melalui impor. Devisa yang harus
dikeluarkan untuk impor jagung diberitakan mencapai US $ 168 juta sampai US $
196 juta untuk tahun 1997 (Harian Ekonomi Neraca 21 Januari 1998).
Dengan memperhatikan keadaan dan luas lahan serta kondisi lingkungan
(iklim) di sebagian besar wilayah Indonesia, impor jagung, seharusnya bisa
ditekankan sekecil-kecilnya apabila ada upaya yang mendorong petani
memanfaatkan lahannya dengan baik untuk penanaman jagung. Masalah bagi
petani di dalam penanaman jagung, lebih banyak dikarenakan kesulitan
mendapatkan modal dan tidak memiliki keterampilan tehnis dalam menghadapi
berbagai kendala serangan hama dan penyakit serta penggunaan benih varietas
yang unggul. Pemberian kredit kepada petani guna penanaman jagung, dapat
diharapkan memberikan hasil apabila disertai dengan adanya bantuan
pembinaan budidaya serta kontrol yang baik terhadap serangan hama dan
penyakit.
Selanjutnya, usaha tani jagung hanya akan bisa berkelanjutan apabila
disertai dengan diperolehnya pendapatan yang memadai untuk kesejahteraan
keluarganya. Oleh karena itu pencapaian produksi jagung yang tinggi perlu di
ikuti dengan adanya pemasaran yang pasti dan mampu menciptakan keuntungan
bagi petani. Biasanya petani selalu berada pada posisi yang sulit, karena
pemasaran hasilnya menghadapi dilemma harga yang tidak menguntungkan,
terutama pada saat-saat panen.
Apabila dalam kemitraan antara petani dan pengusaha Pabrik Makan
Ternak (PMT) dapat direncanakan kerjasama pengelolaan yang bisa mengatasi
permasalahan yang mungkin timbul dalam kerangka usaha tani jagung, maka
pemberian kredit kepada petani di harapkan dapat berhasil mendorong
peningkatan produksi sehingga mampu menggantikan jagung impor guna

Page | 1
memenuhi kebutuhan perusahaan pakan ternak. Ini membantu menciptakan
penghematan devisa Negara. Disamping itu dengan mantapnya produksi jagung
dalam negeri pada tingkat yang mencukupi, pasokan jagung untuk produksi
pakan ternak akan lancar. Memanfaatkan selanjutnya adalah terselenggaranya
kelancaran dalam usaha peternakan ayam untuk produksi telur dan guna
meningkatkan kualitas gizi makanan masyarakat Indonesia.
Adanya kelayakan petani dalam melakukan usaha tani jagung dengan
menjalin kemitraan dengan pengusaha Pabrik Makanan Ternak ini, akan
menarik perhatian Bank untuk bekerjasama dan memberikan kredit
keperluan modal usaha. Proyek seperti ini, yang melibatkan kerjasama
kemitraan antara pihak PT. Bank Syariah Indonesia Tbk Wilayah-Jakarta.
sebagai Pembiayaan, Koperasi Perdagangan Indonsia sebagai OFF TAKER, dan
kelompok tani/petani binaan merupakan model Pola Kemitraan Terpadu (PKT-
Jagung) menjadi pokok bahasan proposal ini.

B. Dasar Kebijakan / Landasan Hukum


Dasar kebijakan pelaksanaan kemitraan pengembangan budidaya jagung
hibrida adalah :
a. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 Tentang
Komite Kebijakan Pembiayaan bagi usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
b. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 8 Tahun
2015 tentang Pedoman Pelaksanaan KUR.
c. Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 13 Tahun
2015 tentang perubahan Atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian selaku Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.
d. Keputusan Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 tentang
Petunjuk Teknis Pendampingan Usaha Mikro dan Kecil Mengakses
Pembiayaan Melalui Kredit Usaha Rakyat Tahun 2019.
e. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020
tentang Fasilitasi Kredit Usaha Rakyat Sektor Pertanian.
f. Surat Keputusan Kementerian Pertanian Direktorat Jendral Prasarana dan
Sarana Pertanian Nomor: 31/KP 340/B.4/10/2020 tanggal 22 Oktober
2020 menugaskan Pimpinan Wilayah BSI Jakarta dan Koperasi
Perdagangan Indonesia Sejahtera untuk Pembinaan Petani Penyedia
bahan pangan dan Pendistribusian / pemasaran pengolahan hasil Skim
KUR Tanaman Jagung.
g. Kesepakatan bersama Nomor 477/L/k.020/b.418/2020 dan nomor
001/BID.II-MOU/BPP/VIII/20 antara Direktorat Pembiayaan Partanian
Direktorat Jendral Prasarana Dan Prasarana Pertanian Kementerian
Pertanian Republik Indonesia Dan Badan Pengurus Pusat Himpunan

Page | 2
Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tentang Fasilitasi Dukunguan
Permodalan Pembiayaan Pertanian Bagi Mitra dan Petani
Se-Indonesia tanggal 31 agustus 2020.
h. Surat Rekomendasi Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda
Indonesia nomor: 004/BID.II.Rekom/BPP/IX/20 tanggal 23 September
2020, untuk bertindak sebagai OFF TAKER dalam Program
Pengembangan budidaya Jagung Hibrida

C. Tujuan
Pelaksanaan Model Kelayakan Pola Kemitraan Terpadu Produksi Jagung
ini bertujuan untuk:
1) Memberikan kepada perbankan informasi mengenai pola usaha agribisnis
jagung hibrida sebagai bahan dasar untuk pakan ternak yang layak
dibiayai dengan kredit Bank / Kredit Usaha Rakyat (KUR), sehinggal dapat
dipergunakan sebagai acuan didalam mempertimbangkan permintaan
kredit sejenis.
2) Dipergunakan sebagai model bagi para petani yang akan melaksanakan
usaha tani jagung hibrida untuk pakan ternak dengan mengadakan pola
kemitraan terpadu sehingga layak mendapatkan dana kredit Bank sebagai
modal usaha.
3) Mendorong pengembangan usaha kecil (petani) dalam memproduksi
jagung guna memenuhi kebutuhan pakan ternak dalam rangka
penghematan devisa dan meningkatkan produksi ternak di Indonesia.
4) Memberikan Akses Permodalan budidaya jagung Hibrida kepada Petani
yang mengarah ke kemandirian Petani untuk kesejahteraan petani.

II. KEMITRAAN TERPADU


A. Organisasi
Proyek Kemitraan Terpadu ini merupakan kerjasama kemitraan dalam
bidang usaha melibatkan tiga unsur, yaitu (1) Koperasi Perdagangan Indonesia,
(2) Petani/Kelompok Tani Binaan, dan (3) PT. Bank Syariah Indonesia Tbk
Wilayah-Jakarta. Penyalur KUR, Petani/Kelompok Tani Binaan, Masing-masing
pihak memiliki peranan di dalam pola kemitraan terpadu yang sesuai dengan
bidang usahanya. Hubungan kerjasama antara kelompok petani/usaha kecil
dengan pengusaha pengolahan atau eksportir dalam pola kemitraan terpadu,
dibuat seperti halnya hubungan antara plasma dengan inti di dalam Pola
Perusahaan inti Rakyat (PIR). Petani/Usah kecil merupakan plasma dan
perusahaan pengelolaan/exporter sebagai inti. Kerjasama kemitraan ini
kemudian menjadi terpadu dengan keikut sertaan pihak ank yang memberi
bantuan pinjaman bagi pembiayaan usaha Petani. Proyek ini kemudian di kenal

Page | 3
sebagai Pola Kemitraan Terpadu yang disiapkan dengan mendasarkan pada
adanya saling berkepentingan diantara semua pihak yang bermitra.

a. Petani
Sesuai keperluan, petani yang dapat ikut dalam proyek ini bisa terdiri
atas (a) Petani yang akan mengunakan lahan usaha pertaniannya untuk
penanaman dan perkebunan atau usaha kecil lain, (b) Petani / Usaha kecil
yang telah memiliki usaha tetapi dalam keadaan yang perlu ditingkatkan
dalam untuk itu memerlukan bantuan modal.
Untuk kelompok (a), kegiatan proyek ini dimulai dari penyiapan lahan
dan penanaman atau penyiapan usaha, sedangkan untuk kelompok (b),
kegiatan dimulai dari telah adanya kebun atau usaha yang berjalan, dalam
batas masih bisa ditingkatkan produktivitasnya dengan perbaikan pada aspek
usaha. Luas lahan atau skala usaha bisa bervariasi sesuai luasan atau skala
yang dimiliki oleh masih-masih petani/usaha kecil.
Pada setiap kelompok tani/kelompok usaha, ditunjuk ketua dan
sekretaris merangkap bendahara. Tugas ketua dan sekretaris kelompok
adalah mengadakan koordinasi untuk pelaksanaan kegiatan yang harus
dilakukan oleh para petani anggotanya, didalam mengadakan hubungan
dengan pihak Koperasi Perdagangan Indonesia dan instansi lainnya yang
perlu, sesuai hasil kesepakatan anggota. Ketua kelompok wajib
menyelenggarakan pertemuan kelompok secara rutin yang waktunya
ditentukan berdasarkan kesepakatan kelompok.

b. Koperasi Perdagangan Indonesia Para Petani/Kelompok Tani


Binaan sebagai peserta suatu Pola Kemitraan Terpadu (PKT), sebaiknya
terdaftar sebagai usulan CPCL Koperasi Perdagangan Indonsia melakukan
kegiatan-kegiatan untuk membantu petani di dalam membangun usaha tani
sesuai keperluannya. Fasilitas kredit hanya bisa diperoleh melalui Koperasi
Perdagangan Indonsia yang mengusahakan kredit atau bantuan permodalan
harus berbadan hokum dan memiliki kemampuan serta fasilitas yang cukup
baik untuk keperluan pengelolaan administrasi pinjaman permodalan para
anggotanya.
Disamping ini, Koperasi Perdagangan Indonsia memberikan bimbingan
teknis usaha dan membantu dalam pengadaan sarana produksi untuk
keperluan petani/kelompok usaha tani. Hal ini penting untuk memastikan
adanya pemasaran bagi produksi. Meskipun demikian petani/kelompok usaha
tani dimungkinkan untuk mengolah hasil panennya, yang kemudian harus
dijual kepada Perusahaan Inti melalui Koperasi Perdagangan Indonsia.

Page | 4
PT. Bank Syariah Indonesia Tbk Wilayah-Jakarta.
Bank berdasarkan adanya kelayakan usaha dalam pola kemitraan
antara pihak Petani/Kelompok Tani Binaan dengan Koperasi Perdaganagan
Indonesia, dapat kemudian melibatkan diri untuk biaya pinjaman modal kerja
pada kegiatan budidaya tanaman jagung hibrida di Provinsi Sulawesi Selatan.
Disamping mengadakan pengamatan terhadap kelayakan aspek-aspek
budidaya/produksi yang dipelukan, termasuk kelayaakn keuangan. Pihak
bank dalam mengadakan evaluasi, juga harus memastikan bagaimana
pengelolaan kredit dan persyaratan lainnya yang dipelukan sehingga dapat
menungjang keberhasilan Budidaya Jagung Hibrida.
Dalam pelaksanaannya, bank agar membuat perjanjian kerjasama
dengan pihak perusahaan (Koperasi Perdagangan Indonsia Sebagai OFF
TAKER), dan Pihak Perusahaan Membuat Perjanjian Kerjasama dengan
Perusahaan pembeli hasil dalam hal ini (PT. Japfa Comfeed Indonesia Unit
Makassar dan PT. New Hope Indonesia) akan memotong uang hasil
penjualan petani sejumlah pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk
dibayarkan langsung kepada Bank sebagai penyalur pinjaman.

B. Pola Kerjasama
Kemitraan antara kelompok tani dan Koperasi Perdagangan Indonsia
Sejahtera dengan perusahaan mitra dan Bank BSI adalah Kelompok Tani yang
diusulkan oleh Koperasi Perdagangan Indonsia dan mengadakan perjanjian yang
dibuat antara Koperasi Perdagangan Indonsia (mewakili anggotanya) dengan
perusahaan pembeli hasil (PT. Japfa Comfeed Indonesia unit Makassar dan PT.
New Hope Indonesia), dan Bank BSI sebagai lembaga Pembiayaan.
Pola Bantuan KUR Pertanian

Bank BSI KPI Kelompok Tani Binaan

Perusahaan Penyalur

Dalam bentuk kerjasama seperti ini, pemberian modal kerja kepada petani
dilakukan dengan kedudukan Koperasi Perdagangan Indonsia sebagai Executing

Page | 5
Agent. Masalah pembinaan teknis budidaya tanaman jagung, akan menjadi
tanggung jawab Koperasi Perdagangan Indonsia.

C. Mitra Kerja Koperasi Perdagangan Indonsia


No Uraian Instansi / Kelembagaan
1. Program Kegiatan Fasilitasi 1. Direktorat Jendral Sarana dan Prasarana
Dukungan Permodalan Pertanian Kementerian Pertanian RI
Pembiayaan Pertanian bagi 2. Koperasi Perdagangan Indonesia
Petani/Mitra
2. Pelaksana Kegiatan 1. Koperasi Perdagangan Indonsia
2. Bank Syariah Indonesia Wilayah
3. Pengawasan 1. Direktorat Jendral Sarana dan Prasarana
Pertanian
2. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Provinsi Sulawesi Selatan.
3. Balai Proteksi Hama Tanaman (UPTD-
BPTPH)
4. Pembinaan 1. Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi
Sulawesi Selatan Fasilitator Pembiayaan
Petani Swadaya (FP2S)
5. Pendamping dan Penyuluh 1. Fakultas Pertanian Unviersitas Muslim
Indonesia
2. Penyuluh Pendamping Lapangan (PPL)
3. Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA)
4. Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan
Swadaya (P4S).
5. Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil.
6. Mitra Sarana Produksi 1. PT. Panca Agro Niaga Lestari
Pertanian/Supplier 2. PT. Super Tani Indonesia
3. PT. Amory Multi Quality

7. Mitra Pembeli Hasil


1. PT. Japfa Comfeed Indonesia
8. Mitra Produksi 1. Kelompok Tani/Poktan/Kelompok wanita
tani/kelompok pemuda tani
2. Koperasi Tani
3. UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)
4. Bumdes (Badan Usaha Milik Desa)
5. PMMD (Pemuda Mandiri Membangun
Desa)

Page | 6
D. Perjanjian Kerasama

Untuk meresmikan kerjasama kemitraan ini, perlu dikukuhkan dalam suatu


surat perjanjian kerjasama yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang
bekerjasama berdasarkan kesepakatan mereka. Dalam perjanjian kerjasama itu
dicantumkan kesepakatan apa yang akan menjadi kewajiban dan hak dari
masing-masing pihak yang menjalin kerjasama kemitraan itu.
Perjanjian tersebut memuat ketentuan yang menyangkut kewajiban pihak
mitra perusahaan pembeli hasil dan kelompok petani/kelompok tani binaan serta
Koperasi Perdagangan Indonesia antara lain:
1) Kewajiban Koperasi Perdagangan Indonsia
a) Memberikan bantuan pembinaan budidaya/produksi dan penanganan
hasil;
b) Membantu petani di dalam menyiapkan kebun, pengadaan sarana
produksi (bibit, pupuk, dan obat-obatan), penanaman serta
pemeliharaan tanaman;
c) Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan pasca
panen untuk mencapai mutu yang tinggi;
d) Melakukan pembelian produksi petani; dan
e) Membantu petani dan bank di dalam masalah pelunasan kredit bank
dan bunganya, serta bertindak sebagai abalis dalam rangka pemberian
kredit bank untuk petani.

2) Kewajiban petani peserta sebagai budidaya tanaman jagung hibrida;


a) Menyediakan lahan pemilikannya untuk budidaya;
b) Menghimpun diri secara berkelompok dengan petani tetangganya yang
lahan usahanya berdekatan dan sama-sama ditanami;
c) Melakukan pengawasan terhadap cara panen dan pengelolaan
pascapanen untuk mencapai mutu hasil yang diharapkan;
d) Menggunakan sarana produksi dengan sepenuhnya seperti yang
disediakan dalam rencana pada waktu mengajukan permintaan kredit;
e) Menyediakan sarana produksi lainnya, sesuai rekomendasi budidaya
oleh pihak dinas perkebunan/instansi terkait setempat yang tidak
termasuk di dalam rencana waktu mengajukan permintaan kredit;
f) Melaksanakan pemungutan hasil (panen) dan mengadakan perawatan
sesuai dengan petunjuk Koperasi Perdagangan Indonsia untuk
kemudian seluruh hasil panen dijual kepada perusahaan mitra atau
pembeli hasil; dan
g) Pada saat penjualan hasil petani akan menerima pembayaran harga
produk sesuai kesepakatan dalam perjanjian dengan terlebih dahulu
dipotong sejumlah kewajiban petani melunasi angsuran kredit bank
dan pembayaran bunganya.

Page | 7
III. ASPEK PEMASARAN
A. Peluang Pasar
Komoditi jagung sedang menjadi salah satu primadona dalam agribisnis.
Konsumsi jagung untuk pakan cenderung eningkat dengan rata-rata
pertumbuhan pertahun sebesar 11,52%, sementara itu pertumbuhan produksi
hanya 6,11%.
Disamping untuk pakan ternak, jangan juga diperlukan untuk industry
makanan ternak yang pertumbuhannya juga makin meningkat. Kecenderungan
konsumsi jagung di Indonesia yang makin meningkat lebih tinggi dari
peningkatan produksi menyebabkan makin bersarnya jumlah impor dan makin
kecilnya ekspor.
Jagung pada dasarnya merupakan bahan pangan sumber karbohidrat
kedua sesudah beras bagi penduduk Indonesia. Sehingga disamping keperluan
pakan ternak, komoditi ini juga sebagai bahan makanan utama sesudah beras
bagi penduduk Indonesia dan menjadi bahan baku industry makanan lainnya.
Sejalan dengan adanya peningkatan pendapatan masyarakat dan tingkat
pengetahunannya, konsumsi protein hewani khususnya daging ayam dan telor
serta daging terlihat juga terus meningkat. Hal ini mendorong meningkatnya
kebutuhan makanan ternak yang kemudian meningkatkan kebutuhan jagung,
karena jagung merupakan 51% dari komponen pakan ternak. Peningkatan
kebutuhan jagung ini dalam beberapa tahun terakhir tidak sejalan dengan laju
peningkatan produksi di dalam negeri, sehingga mengakibatkan diperlukannya
impor jagung yang makin besar.
PT. Multibreeder Adirama Indonesia, Tbk, merupakan perusahaan
multinasional yang bergerak di bidang peternakan dan memproduksi ternak
ayam (DOC). Perusahaan ini bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini
didirikan pada tahun 1983 di Sukodermo, Purwosari, Pasuruan, Jawa Timur
dengan nama Multifarm Adiputra. Kemudian pada tahun 1985 berubah menjadi
PT. Multibreeder Adirama Indonesia. Perushaan ini telah berkembang ke seluruh
pelosok Indonesia, di antaranya di Jawa Barat (Sukabumi, Serang, Bogor,
Purwakarta, dan Subang), Jawa Tengah (Pamalang, Salatiga, dan Tuntang),
Jawa Timur (Mojokerto, Pasuruan, dan Malang), Bali (Baturiti dan Batungsel),
Kalimantan (Banjarbaru dan Samarinda), Sumatera (Lampung, Palembang,
Pekan Baru dan Medan), dan Sulawesi (Makassar dan Manado).

Page | 8
B. Arus Kas Distribusi Pemasaran

Alur Budidaya Tanaman Jagung

Bank BSI KPI Kelompok Tani Binaan

PT. Japfa Comfeed Indonesia unit Makassar


&
PT. New Hope Indonesia

Keterangan:
- Petani memasok hasil panen ke Gudang rekomendasi Koperasi Perdagangan
Indonsia Menjual Panen Petani ke PT. Japfa Comfeed Indonesia TBK.
- PT Japfa Comfeed Indonesia sebagai pembeli hasil melakukan pembayaran
ke rekening milik Koperasi Perdagangan Indonsia.
- PT. Bank BSI Tbk mendebit hasil penjualan petani ke rekening petani setelah
dikurangi jumlah pinjaman/kredit.
- Pembayaran
Harga jagung (nilai jual petani dipotong/dikurangi jumlah kredit sama dengan
penerimaan bersih petani yang di transfer ke rekening masing-masing petani).

IV.ASPEK PRODUKSI
A. Pengolahan Tanah
Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang mempunyai batang
berbentuk bula, beruas-ruas dan tingginya antara 60-300 cm. Tanaman jagung
dapat tumbuh di daratan rendah sampai daratan tinggi (ketinggian 0 – 1.300 m
dpl). Curah hujan yang optimal adalah antara 85-100 mm/bulan merata
sepanjang tahun.
Jagung dapat ditanam secara monokultur atau tumpangsari dengan
tanaman lain, misalnya ubi kayu. Jenis jagung yang ditanam oleh petani dapat
berupa jagung komposit atau jagung hibrida. Pengolahan tanah dapat dilakukan
dengan tenaga manusia, ternak atau mesin (traktor). Tanah dibajak dengan
kedalaman 1520 cm yang kemudian diratakan. Biaya pengolahan tanah sebesar
Rp. 640.000 per ha, tergantung dari jenis tenaga yang digunakan.

B. Penanaman
Varietas jagung yang ditanam adalah jagung hibrida Pioneer P27.
Kebutuhan benih untuk varietas jagung hibrida Pioneer P27 adalah 20 kg/ha.

Page | 9
Jumlah benih tersebut untuk memenuhi jumlah tanaman yang optimum yang
keluar sekitar 132000 tanaman/Ha. Jika tanaman jagung ditumpangsarikan
dengan kacang tanah, jumlah bibit kacang tanah yang diperlukan sekitar
25Kg/Ha dan ditanam 30 hari sebelum jagung ditanam.

C. Pemupukan
Jenis pupuk yang diperlukan adalah Urea 200 kg/ha dan NPK 100 kg/ha.
Pada waktu penanaman pertama diberikan pupuk dasar 150 kg dosis Urea.
Kemudian sisa Urea diberikan pada waktu tanaman berumur 3 dan 6 minggu,
dengan dosis masing-masing 1/3 bagian. Pengendalian Hama dan Penyakit bila
ada gejala serangan hama atau penyakit, segera dilakukan penyemprotan
dengan pestisida yang telah dianjurkan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan
setempat.

D. Pengairan
Tanaman jagung memerlukan air yang cukup untuk pertumbuhan dan
pembentukan biji. Air sangat diperlukan pada saat penanaman, pembuangan
( 45-55 hari sesudah tanam/hst) dan pengisian biji (60-80 hst). Di beberapa
daerah yang cukup curah hujannya, kebutuhan air dapat dipenuhi oleh curah
hujan tersebut, sedangkan untuk daerah-daerah yang mengalami kesulitan air,
para petani dapat munggunakan pompa air disewa dengan biaya sekitar Rp.
350.000/ha.

V. Aspek Keuangan

A. Sumber Dana
Sumber dana untuk usaha tani jagung dapat berasal dari kredit Bank BSI.
Skim kredit perbankan yang digunakan untuk usaha ini adalah KUR (Kredit
Usaha Rakyat), dan dapat digunakan sepanjang usaha tersebut layak dengan
menggunakan bunga pinjaman KUR.

Biaya Produksi dan Kredit Modal Kerja


Dengan berdasarkan keadaan harga sekitar September s/d Desember
2020, Pada umumnya kebutuhan biaya produksi usaha tani dan produksi jagung
dapat dilihat pada Tabel dibawah ini

Page | 10
RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
KOMODITI JAGUNG PROGRAM KUR PERTANIAN

Volume
N Uraian Harga Satuan TOTAL
Angka Satuan
o
Kebutuhan Petani 1 Ha (Rp.) (Rp.)

1 Bibit Benih Jagung/PIONER P27 20 Kg. 125.000 2.500.000

2 Pupuk Super Tani 75 Kg. 10.000 750.000

3 Pupuk Urea 200 Kg 6.400 1.280.000

4 Insektisida 250 ML 170.000 170.000

5 Racun Rumput 3 Liter 80.000 240.000

6 Pembasmi Gulma 1 Botol 270.000 270.000

7 Biaya Pengolahan Lahan 1 Ha 550.000 550.000

8 Biaya Pemupukan 4 HOK 75.000 300.000

9 Biaya Tanam 4 HOK 75.000 300.000

10 Biaya Pemeliharaan 4 HOK 70.000 280.000

11 Biaya Panen 4 HOK 75.000 300.000

12 Doros/pipil Jagung 7 TON 380.000 2.660.000

13 Biaya Asuransi Tanaman     400.000 180.000


  TOTAL KEBUTUHAN PETANI 10.000.000
Terbilang : Sepuluh Juta Rupiah  

Besarnya kredit yang diperlukan oleh petani didalam memulai usaha


budidaya produksi jagung ini, terutama diperlukan untuk pengadaan saprotan,
pengolahan lahan, penanaman, dan pemeliharan, serta biaya panen. Sehingga
untuk setiap ha lahan usaha petani memerlukan Kredit Modal Kerja sebesar
Rp10.000.000 Kredit tersebut akan dilunasi pada satu kali musim tanam. Dengan
kredit ini petani akan bisa menanam jagung secara berkulanjutan, tergantung
adanya kesedian air atau hujan.

Karena jagung merupakan komoditi tanaman pangan dan masuk dalam


program BIMAS, maka petani bisa KUR (Kredit Usaha Rakyat). Untuk
mendapatkannya para petani harus tergabung dalam kelompok tani, yang kemudian
dengan bantuan Yayasan Pelestarian Hutan / Masyarakat Konversi Tanah dan Air
Page | 11
Indonesia setiap kegiatan harus menyiapkan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan
Kelompok) untuk dimasukkan permohonan kreditnya kepada Bank BSI dimana para
petani dalam kelompok itu menjadi anggota Yayasan Pelestarian Hutan /
Masyarakat Konversi Tanah dan Air Indonesia. KUR sebagai modal kerja harus
lunas dalam satu musim tanam, sehingga memungkinkan bagi para petani untuk
dapat melakukan budidaya penanaman jagung hibrida secara berkelanjutan.

B. Proyeksi Laba/Rugi Arus Kas


Analisa laba/rugi menungjukkan bahwa usaha ini memberikan keuntungan
yang wajar kepada petani. Dengan menggunakan KUR 6% pertahun,
keuntungan petani setelah pajak untuk budidaya jagung hibrida sebagai berikut:
Jumlah Tanaman Jagung Hibrida Perhektar adalah 66700 tanaman
dengan prediksi rata-rata 2 Tongkol sama dengan 133.400 Tongkol, apabila 10
Tongkol Jagung sama dengan 1 Kg Jagung Pipil maka, hasil produksi sama
dengan 133.400 tongkol di bagi 10 Tongkol sama dengan = 13.340 Kg atau
13,34 Ton Perhektar. Dengan pembelian standar harga minimal hari adalah
Rp3000,- per kg maka pendapatan petani perhektar adalah 13.340 Kg x Rp.3000
= Rp40.020.000. (Empat Puluh Juta DuaPuluh Ribu Rupiah).
Jika di prediksi terjadi gagal panen sebesar 40% maka pendapatan petani
adalah 13.340 Kg x 60% = 8004 Kg dengan harga Rp. 3.000 /kg maka
pendapatan setelah gagal panen 40% = Rp. 24.012.000. pengembalian pinjaman
kredit usaha rakyat (KUR) Rp.10.948.538,-, Pendapatan bersih petani adalah Rp.
24.012.000-Rp. 10.948.538 = Rp. 13.063.462 (Pembulatan Rp. 13.063.000 (Tiga
Belas Juta Enam Puluh Tiga Ribu Rupiah)).
Proyeksi Laba / Rugi Usaha Tani Jagung Hibrida 1 kali musim tanam per
hektar.

No Deskripsi KUR (i=2%)


1 Penjualan Hasil Panen Rp. 24,000,000
2 Biaya Budidaya Rp. 10,000,000
3 Bunga Bank Rp. 300,000
4 Laba Sebelum Pajak Rp. 13,800,000
5 Pajak Pendapatan Rp. 690,000
6 Net Profit Rp. 13,110,000
7 Net Profit of Sales 45.38%
8 Net Profit Margin 54.62%
9 B/C 1.18

Dari proyeksi arus kas terlihat bahwa, apabila tidak ada gangguan teknis
dalam pertanaman, usaha ini masih dapat menghasilkan surplus dana serta
dikurangi untuk pelunasan pokok pinjaman dan bunganya. Para petani akan
dapat mengangsur pinjamannya (bunga dan pokok) dengan baik dan
memperoleh keuntungan yang bervariasi tergantung pada harga jual jagung saat

Page | 12
panen. Jumlah keuntungan menjad lebih besar apabila petani bisa menjual
produksi jagung dengan harga yang lebih tinggi dan mendapatkan kredit modal
kerja dengan bunga yang lebih kecil atau sebaliknya petani akan memperoleh
keuntungan bersih yang lebih kecil apabila harga jagung sebih rendah dan petani
menggunakan kredit dengan bunga yang lebih besar.
Karena siklus produksi jagung dari tanam sampai panen memerlukan
waktu kurang dari 4 bulan, maka analisis kelayakan usaha tani jagung
didasarkan atas nilai B/C nya. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai B/C
untuk usaha tani jagung hibrida adalah 1.17. Dengan demikian usaha tani ini
secara finansial yalak untuk dikembangkan. Walaupun demikian, harga jual di
tingkat petani di prediksi minimal adalah Rp. 3.000/Kg

VI.Rencana Kegiatan budidaya Tanaman Jagung Hibrida


Rencana pengajuan dana untuk pengembangan budidaya tanaman
jagung hibrida di Provinsi Sulawesi Barat adalah Seluas 102.941 Hektar yang
berlokasi di tiga Kabupaten yaitu Kabupaten Mamuju, Kabupaten Mamuju Tengah
dan Kabupaten Pasangkayu.
Kegiatan ini akan dilaksanakan selama 3 (Tiga) Tahun yaitu pada tahun 2020
sampai dengan tahun 2023 pada musim tanam November-Desember dengan jumlah
anggaran dibutuhkan keseluruhannya adalah Rp. 1.026.836.475.000,00 terbilang
(Satu Trilliun Dua Puluh Enam Milliar Delapan Ratus Tiga Puluh Enam Juta Empat
Ratus Tuju Puluh Lima Ribu Rupiah) lihat table di bawah in

Page | 13
VII. Penutup

Pengembangan Budidaya Tanaman Jagung di Provinsi Sulawesi Selatan


seluas 4.106 Hektar di Kabupaten Bone diharapkan dapat meningkatkan
kesejahteraan petani dan menyerap tenaga kerja lokal khususnya di Kabupaten
Bone. Dan dengan budidaya tanaman jagung di kabupaten Bone ini bisa menjadi
contoh untuk petani jagung yang ada di kabupaten lain di Sulawesi Selatan.
Program pengembangan jagung hibrida ini di harapkan dapat meningkatkan
pendapatan hasil daerah dari sektor pajak hasil bumi dan pajak pendapatan
sekaligus menjadikan Kabupaten Bone yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan
sebagai salah satu penghasil jagung.
Kami harapkan pola kerjasama antara perbankan dalam hal ini
PT. Bank Syariah Indonesia Tbk Wilayah-Jakarta, Koperasi Perdaganagan
Indonesia, dan petani binaan dapat berjalan dan menciptakan petani mandiri
(swadaya)
Demikian proposal ini kami ajukan sebagai bahap pertimbangan bapak sesuai
dengan kesepakatan kerjasama yang kami tawarkan dapat di setujui.

Makassar, 19 Febuari 2021


Koperasi Perdagangan
Indonesia

FAJAR SIDIQ
Ketua Umum

Page | 14

Anda mungkin juga menyukai