Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

POLEMIK PENYALURAN BANTUAN SOSIAL DI MASA PANDEMI


COVID-19

DISUSN OLEH :

RIZAL BAHRONI
24

STUDI KEBIJAKAN PUBLIK


FAKULTAS POLITIK PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
KAMPUS PAPUA
2020
KEBIJAKAN LOCKDOWN
DALAM PENANGANAN PENYEBARAN COVID-19 DI INDONESIA
Richardson Samarehu Waromi1, Rizal Bahroni2, St. Asmarani Hindi3, Taufan Rambe4,
Thiersa Rahmania5, Vidya Marselia Ningrum6, Yacoba Tri Aprilanita Jacob7, Yekti Ari
Susanti8, Ziqri Prayoga9, Zwageri Adnan Musawir10
1
Kelompok 3, Fakultas Politik Pemerintahan, Studi Kebijakan Publik, richardsonsam@gmail.com
2
Kelompok 3, Fakultas Politik Pemerintahan, Studi Kebijakan Publik, rizalbahronicoy@gmail.com
3
Kelompok 3, Fakultas Politik Pemerintahan, Studi Kebijakan Publik, asmaranihindi@gmail.com
4
Kelompok 3, Fakultas Politik Pemerintahan, Studi Kebijakan Publik, rambe1234@gmail.com
5
Kelompok 3, Fakultas Politik Pemerintahan, Studi Kebijakan Publik, thiersarh@gmail.com
6
Kelompok 3, Fakultas Politik Pemerintahan, Studi Kebijakan Publik, Vidyamarsewli@gmail.com
7
Kelompok 3, Fakultas Politik Pemerintahan, Studi Kebijakan Publik, yacobatri12@gmail.com
8
Kelompok 3, Fakultas Politik Pemerintahan, Studi Kebijakan Publik, yektiaris@gmail.com
9
Kelompok 3, Fakultas Politik Pemerintahan, Studi Kebijakan Publik, Ziqripray@gmail.com
10
Kelompok 3, Fakultas Politik Pemerintahan, Studi Kebijakan Publik, zwageriadnan@gmail.com

Abstrak
Mengantisipasi dan mengurangi jumlah penderita virus corona di Indonesia sudah
dilakukan diseluruh daerah. Diantaranya dengan memberikan kebijakan membatasi
aktivitas keluar rumah,kegiatan sekolah dirumahkan, bekerja dari rumah (work from
home), bahkan kegiatan beribadah pundirumahkan. Hal ini sudah menjadi kebijakan
pemerintah berdasarkan pertimbangan-pertimbanganyang sudah dianalisa. Lockdown
dapat membantu mencegah penyebaran virus corona ke suatuwilayah, sehingga
masyarakat yang berada di suatu wilayah tersebut diharapkan dapat terhindar dari
wabah yang cepat menyebar tersebut. Kebijakan ini hanya dapat dilakukan oleh
pemerintah, dengan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan secara ketat sebelumnya ke
beberapa wilayah dan mempertimbangkan konsekuensinya secara matang, baik dari segi
ekonomi maupun sosial. Dalam hal ini kebijakan lockdown menjadi pengamatan
terhadap keefektifannya dalam menangani dan menyelesaikan pandemi virus corona di
Indonesia. Sulit tentunya menerapkan kebijakan lockdown bagi suatu komunitas sosial
dunia saat ini. Karena manusia tak pernah berhenti melakukan mobilitas dan kegiatan
bergeraknya dari satu tempat ke tempat yang lain. Oleh karenanya, keberhasilan
implementasi kebijakan ini membutuhkan keterlibatan stakeholders secara demokratis
dan partisipatif. Stakeholders dan pembuat kebijakan harus terus menerus terlibat dalam
dialog untuk menganalisis konsekuensi dari pelaksanaan kebijakan tersebut.

Kata kunci : Kebijakan, Lockdwown, Karantina Wilayah, Covid-19

PENDAHULUAN
Virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau
radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan
dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging
binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular,kelelawar, dan
berbagai jenis tikus. COVID-19 membuktikan diri mampu menular antarmanusia.
Penularan sangat cepat hingga Organisasi Kesehatan Dunia WHO menetapkan
pandemi virus Corona atau COVID-19. Pandemi atau epidemi global
mengindikasikan infeksi COVID-19 yang sangat cepat hingga hampir tak ada
negara atau wilayah di dunia yang absen dari virus Corona.
Indonesia masih bergelut melawan virus Corona hingga saat ini, sama
dengan negara lain di dunia. Jumlah kasus virus Corona terus bertambah dengan
beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tak sedikit yang meninggal. Usaha
penanganan dan pencegahan terus dilakukan oleh Pemerintah dengan bekerjasama
bersama masyarakat demi melawan COVID-19 .
Menyikapi peningkatan jumlah kasus covid-19 yang terjadi di Indonesia,
Pemerintah membuat kebijakan Lockdown. Lockdown dapat berarti penutupan
akses dari dalam maupun luar. Lockdown menjadi sebuah protokol darurat dan
biasanya hanya dapat ditetapkan oleh otoritas pemerintah. Kebijakan Lockdown
ini lebih menekankan pada penutupan akses keluar masuk pada wilayah/daerah
tersebut.
Dalam pelaksanaannya kebijakan Lockdown akan diikuti dengan larangan
mengadakan pertemuan yang melibatkan banyak orang, penutupan sekolah dan
universitas, hingga tempat-tempat umum. Usaha ini dilakukan untuk menekan
risiko penularan virus corona pada masyarakat di luar wilayah lockdown.
Lockdown ini bersifat temporer dan bisa dicabut sewaktu-waktu, jika kondisi
dianggap sudah membaik.
Untuk mendukung kebijakan Lockdown di Indonesia, Pemerintah
membentuk Gugus Tugas dalam penanganan Virus Corona yang dikomandoi oleh
Kepala BNPB. Gugus tugas melakukan tugasnya membantu pemerintah dalam
pengawasan percepatan penanganan covid-19 dan juga melaporkan kepada
pemerintah jalannya percepatan penangan covid 19 di berbagai daerah di
Indonesia.
Dalam pelaksanaannya, jika Kebijakan Lockdown diterapakan di
Indonesia akan berdampak baik positif maupun negatif. Jika diterapkan dampak
negatif yang akan diperoleh oleh Indonesia yaitu menurunnya bahkan terhentinya
aktivitas pelayanan publik dari pemerintah terhadap masyarakat contohnya dari
aspek pelayanan transportasi, kesehatan, pendidikan dan administrasi. Selain itu
juga, dapat berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi yang akan turun
drastis jika aktivitas bisnis atau perekonomian masyarakat menurun/terhenti.
Dampaknya juga pada Pendidikan, terhentinya kegiatan belajar mengajar
disekolah karena tidak semua sekolah memiliki alat atau system untuk belajar
online/jarak jauh.Namun ada dampak positif dari Kebijakan Lockdown ini yaitu
mencegah semakin meluasnya penyebaran virus akibat kontak sosial dalam
masyarakat.
Untuk menerapkan Lockdown di Indonesia pemerintah harus mengingat
mengenai adanya dampak Lockdown bagi terhentinya kebutuhan dasar publik,
kelangsungan bisnis, dan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi, dan
negara lain sebagai mitra bisnis. Namun, untuk kondisi tertentu seperti situasi
sekarang ini untuk mencegah penyebaran virus Corona dan peningkatan
masyarakat yang terkena corona dapat berguna agar penyebaran virus tidak
menyebar secara lebih luas dan sebagai langkah untuk mempersiapkan
kesiapsiagaan. Sangat disarankan kepada negara-negara terlebih Pemerintah
Indonesia agar sebelum menerapkan Lockdown telah menganalisis terlebih dahulu
dampak dan manfaatnya (cost-benefit analyses) bagi negara agar tidak
menimbulkan kerugian yang besar.
Selain itu juga pemerintah harus bersikap tegas kepada masyarakat jika
menerapkan kebijakan Lockdown ini agar kebijakan ini berjalan dengan baik
untuk mencapai tujuannya. Pemerintah juga harus membuat masyarakat tetap
tenang dengan pemerintah melakukan langkah-langkah yang benar dan tepat.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan
dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara
bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan
kelompok sektor swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan
hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya
suatu hukum yang mengharuskan pembayaran pajak penghasilan), kebijakan
hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang
diinginkan.
Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat
dan menerapkan hukum serta undang-undang di wilayah tertentu. Ada beberapa
definisi mengenai sistem pemerintahan. Sama halnya, terdapat bermacam-macam
jenis pemerintahan di dunia.
Kebijakan publik adalah serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan
oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu
dimana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kemungkinan-
kemungkinan (kesempatan-kesempatan) dimana kebijakan tersebut diusulkan agar
berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan yang dimaksud (Leo
Agustino, 2008:7).
Sedangkan menurut Wiliiam N. Dunn (2003:132), Kebijakan Publik
(Public Policy) adalah Pola ketergantungan yang kompleks dari pilihan-pilihan
kolektif yang saling tergantung, termasuk keputusan-keputusan untuk tidak
bertindak, yang dibuat oleh badan atau kantor pemerintah.
Kebijakan publik meliputi segala sesuatu yang dinyatakan dan dilakukan
atau tidak dilakukan oleh pemerintah. Disamping itu kebijakan publik juga
kebijakan yang dikembangkan atau dibuat oleh badan-badan dan pejabat-pejabat
pemerintah (Anderson, 1979:3).

B. Virus Corona (COVID-19)


Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan
penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui
menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga
yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan
menyebabkan penyakit COVID-19. Berawal dari kasus lokal, Covid-19 menyebar
ke seluruh dunia silih berganti dengan cara penularan yang disebut kasus impor
dari luar wilayah asal atau transmisi lokal antarpenduduk. Sejauh ini, berbagai
peristiwa yang pertama kali terjadi berkaitan dengan Covid-19 agaknya belum
memberikan gambaran utuh tentang virus ini. Kesimpulan sejauh ini, analisis para
ahli menduga bahwa Covid-19 lebih kuat bertahan hidup di daerah bersuhu
rendah dan kering walaupun virus ini juga mewabah di negara-negara dengan
kondisi suhu dan kelembaban udara yang sebaliknya.
Virus ini juga lebih rentan menyebabkan kematian pada penduduk usia
lanjut. Namun, ada juga penduduk di kelompok usia ini yang berhasil sembuh dan
seorang bayi juga meninggal karena Covid-19.
Rangkaian peristiwa pertama juga menunjukkan upaya para ahli untuk
menemukan antivirus ini secepat mungkin. Sejauh ini, upaya tersebut belum
memberikan hasil sesuai harapan. Menilik ke belakang, rentetan awal munculnya
Covid-19 sudah tidak asing di telinga masyarakat dunia. China tercatat sebagai
negara yang pertama kali melaporkan kasus Covid-19 di dunia.
Untuk pertama kalinya, China melaporkan adanya penyakit baru ini pada
31 Desember 2019. Pada pengujung tahun 2019 itu, kantor Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) di China mendapatkan pemberitahuan tentang adanya sejenis
pneumonia yang penyebabnya tidak diketahui. Infeksi pernapasan akut yang
menyerang paru-paru itu terdeteksi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Dalam perkembangannya di Indonesia, Presiden Joko Widodo mengumumkan
secara resmi kasus pertama Covid-19 di Indonesia di Istana Negara tanggal 2
Maret 2020. Dua warga negara Indonesia yang positif Covid-19 tersebut
mengadakan kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke Indonesia.
Pada 11 Maret 2020, untuk pertama kalinya warga negara Indonesia
meninggal akibat Covid-19. Korban yang meninggal di Solo adalah seorang laki-
laki berusia 59 tahun, diketahui sebelumnya menghadiri seminar di kota Bogor,
Jawa Barat, 25-28 Februari 2020.
Di minggu yang sama, pasien 01 dan 03 dinyatakan sembuh. Kedua pasien
yang resmi dinyatakan sembuh dan boleh meninggalkan rumah sakit pada 13
Maret 2020 itu adalah kesembuhan pertama kali pengidap Covid-19 di Indonesia.
Pasien 02 yang berusia lanjut, yakni 64 tahun, juga berhasil mengatasi Covid-19.
Sebulan lebih sesudah masuknya Covid-19 ke Indonesia, untuk pertama
kalinya tercatat angka kesembuhan pengidap covid-19 lebih besar dari jumlah
penduduk yang meninggal karena virus tersebut. Tanggal 16 April 2020, data
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menunjukkan 548 pasien yang
sembuh, sedangkan jumlah pasien meninggal 496 orang.
Dengan berjalannya waktu, covid-19 di Indonesia mulai menyebar dan
berkembang dengan sangat cepat menunjukkan tingkat penderita covid 19 yang
semakin meningkat disertai dengan angka kematian.

C. Lockdown
Lockdown dapat berarti penutupan akses dari dalam maupun luar.
Lockdown menjadi sebuah protokol darurat dan biasanya hanya dapat ditetapkan
oleh otoritas pemerintah. Kata ini juga bisa digunakan dalam arti melindungi
orang di dalam fasilitas. Dalam kasus virus corona, negara yang terinfeksi virus
corona mengunci akses masuk dan keluar untuk mencegah penyebaran virus
corona yang lebih luas.
Lockdown juga biasanya akan diikuti dengan larangan mengadakan
pertemuan yang melibatkan banyak orang, penutupan sekolah dan universitas,
hingga tempat-tempat umum. Usaha ini dilakukan untuk menekan risiko
penularan virus corona pada masyarakat di luar wilayah lockdown. Lockdown ini
bersifat temporer dan bisa dicabut sewaktu-waktu, jika kondisi dianggap sudah
membaik.
Penerapan lockdown dianggap penting untuk mengurangi penyebaran
wabah yang lebih masif. Dilansir dari kumparan.com, lockdown yang diterapkan
pada 1918 saat Flu Spanyol terbukti berhasil ketika diterapkan cukup awal dan
cukup lama. Lockdown menawarkan hasil yang lebih efektif dalam menekan
penyebaran virus corona ketimbang membiarkan orang lain melakukan apa yang
mereka mau secara bebas (free-for-all). Mengacu pada penjelasan Presiden Joko
Widodo, lockdown mengharuskan sebuah wilayah menutup akses masuk maupun
keluar sepenuhnya. Masyarakat di wilayah yang diberlakukan lockdown tidak
dapat lagi keluar rumah dan berkumpul, sementara semua transportasi dan
kegiatan perkantoran, sekolah, maupun ibadah akan dinonaktifkan.
Kendati demikian, definisi lockdown sebenarnya masih belum begitu jelas
dan belum disepakati secara global. Penerapan lockdown di setiap negara atau
wilayah memiliki cara atau protokol yang berbeda. Misalnya, di Wuhan,
Tiongkok, lockdown diterapkan secara total. Selama diberlakukan lockdown,
seluruh warga di kota tersebut dilarang keluar rumah dan semua area publik,
seperti mal dan pasar, ditutup. Sementara di Spanyol dan Italia, kebijakan
lockdown di sana masih memperbolehkan warganya pergi keluar rumah untuk
berbelanja kebutuhan sehari-hari dan membeli obat-obatan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kajian pustaka atau studi
kepustakaan yaitu berisi teori-teori yang relevan dengan masalah-masalah. Pada
bagian ini dilakukan pengkajian mengenai konsep dan teori yang digunakan
berdasarkan literatur yang tersedia, terutama dari artikel-artikel yang
dipublikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah. Kajian pustaka berfungsi untuk
membangun konsep dan teori yang menjadi dasar studi dalam penelitian. Kajian pustaka
atau studi pustaka merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam penelitian, khususnya
penelitian akademik yang tujuan utamanya adalah mengembangkan aspek teoritis
maupun aspek manfaat praktis.1
Setelah menggunakan metode kajian pustaka penulis menggunakan metode
pengumpulan data yang diambil melalui beberapa sumber data yang tersedia, yang
dimaksud sumber data dalam sebuah penelitian ialah subjek darimana data dapat
diperoleh.2
Setelah keseluruhan data terkumpul maka langkah selanjutnya penulis
menganalisa data tersebut sehingga dapat ditarik kesimpulan. Untuk memperoleh hasil
yang benar dan tepat dalam mengalaisa data. Penulis menggunakan teknik analisis isi
(Content analysis). Metode ini membahas secara mendalam isi suatu informasi tertulis
atau tercetak dalam media massa. Analisis isi biasanya digunakan dalam
penelitian kualitatif. Ada beberapa definisi mengenai analisis Isi. Analisis isi
secara umum dapat diartikan sebagai metode yang meliputi semua analisis
mengenai isi teks, tetapi disisi lain analisis isi juga digunakan dalam
mendeskripsikan pendekatan analisis yang khusus. Menurut Holsti, metode
analisis isi adalah suatu teknik untuk mengambil kesimpulan dengan
mengidentifikasi berbagai karakteristik khusus suatu pesan secara objektif,
sistematis dan generalis. Sehingga dengan menggunakan metode penelitian ini
penulis dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang hendak diteliti.3

1
Sukardi,Metodologi Penelitian Kompetensi dan Praktiknya (Jakarta : PT Bumi
Aksara,2013), h.33
2
Suharsimi Arikuntoro, Prosedu Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta :
Rieneka Cipta, 2006), h.26
3
Aifudin, Et.al, Metodologi Peneletian Kualitatif, (Pustaka Setia : Bandung, 2012), h.
165
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemerintah Indonesia terus melakukan upaya-upaya guna meminimalisir
orang yang terinveksi Corona Covid-19. Seiring dengan bertambahnya kasus yang
terinveksi Covid-19, akhirnya pemerintah membuat kebijakan sebagai langkah
pertama yaitu berupa anjuran social distancing. Hal ini dimaknai bahwa
pemerintah menyadari sepenuhnya penularan dari covid-19 ini bersifat droplet
percikan lendir kecil-kecil dari dinding saluran pernapasan seseorang yang sakit
yang keluar pada saat batuk dan bersin. Oleh karena itu, pemerintah
menganjurkan kepada siapapun yang batuk dan yang menderita penyakit influenza
untuk menggunakan masker, tujuannya untuk membatasi percikan droplet dari
yang bersangkutan. Selain itu, pemerintah pada bulan maret juga mengeluarkan
alternatif kebijakan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 yaitu kebijakan
lockdown. Terkait kebijakan lockdown, sebenarnya juga sudah diatur dalam
Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Karantina adalah pembatasan kegiatan atau pemisahan seseorang yang terpapar
penyakit menular sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan,
meskipun belum menunjukkan gejala apapun atau sedang berada dalam masa
inkubasi, atau pemisahan peti kemas, alat angkut, atau barang apapun yang diduga
terkontaminasi dari orang atau barang yang mengandung penyebab penyakit atau
sumber bahan kontaminasi lain untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke
orang atau Barang di sekitarnya.4
Lockdown sebenarnya adalah perluasan dari social distancing, yang
mencangkup wilayah dan territorial tertentu. Bila suatu daerah atau wilayah telah
mengalami lockdown, maka artinya menutup pintu masuk dan pintu keluar bagi
warga masyarakat. Tak heran bila dalam beberapa pemberitaan, kebijakan
lockdown ini menjadi bahan pertimbangan beberapa pejabat daerah setempat.
Yang menjadi pertimbangan tersebut adalah berdasarkan kesiapan anggaran dan
dampak sosial yang timbul.
Dalam implementasinya pada pemerintah daerah memiliki gaya yang
berbeda dalam pemberlakuan lockdwon. Terekam sepanjang maret terdapat dua
model respons yang diambil oleh pemerintah daerah baik di level provinsi
maupun kabupaten/kota sebagaimana terlihat pada tabel 1. Pertama berbagai
pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota adalah penutupan akses
masuk ke daerah administrasi. Di level provinsi, pentupan akses mencakup
seluruh jalur transportasi baik darat (batas provinsi), laut (pelabuhan), maupun
udara(Bandara). Kemudian di level kabupaten/ kota, penutupan akses
direalisasikan dengan membangun tembok secara tegas pada batas wilayah
administrasinya. Kedua, pemerintah daerah menutup institusi dan kantor publik
terutama institusi yang berada dalam jangkauan pemerintah daerah seperti institusi
pendidikan dan struktur lembaga birokrasi denan memberlakukan belajar/ bekerja
di rumah.

4
Kekarantinaan dalam Undang-Undang Nomor 6 tahun 2018 tentang Kesehatan.
Tabel 1 Respon Pemerintah Deaerah Sepanjang Maret 2020 Berdasarkan
Publikasi Media.
Tanggal
No Daerah Bentuk Kebijakan
Publikasi
1 Prov. Papua Penutupan akses ( udara, laut, 24 Maret 2020
darat)
2 Prov. Maluku Penutupan akses ( udara, laut) 27 Maret 2020
3 Prov. Kaltim Penutupan institusi/ kantor publik 16 Maret 2020
4 Prov. DKI Jakarta Penutupan institusi/ kantor publik 14 Maret 2020
Pembatasan transportasi publik
5 Kota Tasikmalaya Penutupan akses (darat) 28 Maret 2020
6 Kota Puncak Jaya Penutupan institusi/ kantor publik 23 Maret 2020
Pembatasan transportasi publik
7 Kota Bengkulu Penutupan akses (darat) 29 Maret 2020
5
Sumber : diolah dari berbagai sumber pemberitaan

Daerah tersebut adalah daerah dengan respons kebijakan yang mempunya


implikasi seirus baik terhadap publik maupun pemerintah daerah lainnya. Di
daerah lain banyak kepala daerah merespon adanya pandemi Covid-19 seperti
berupa imbauan untuk tidak melakukan kegiatan pengumpulan massa maupun
penutupan tempat ibadah seperti peraturan derah yang dikeluarkan oleh Gubernur
DKI Jakarta nomor 5 tahun 2020 tentang Peniadaan Sementara Kegiatan
Peribadatan dan Keagamaan Di Rumah Ibadah Dalam Rangka Mencegah
Penyebaran Wabah corona virus disease (COVID-19).6 Dalam seruan ini
pemerintah menyampaikan peniadaan kegiatan peribadatan dan kegiatan
keagamaan lainnya yang mengumpulkan orang banyak yang dilaksanakan di
Masjid, Gereja, Pura, Wihara, Klenteng dan tempat ibadah lainnya termasuk
diantaranya ibadah shalat jumat, kebaktian, ibadah dan majelis taklim, perayaan
hari besar dan lain-lainnya. Selanjutnya disiapkan dan disebarkan panduan bagi
penyelenggara ibadah untuk melaksanakan ibadah di rumah sebagai pengganti
kegiatan yang ditiadakan.
Di lain sisi dalam pelaksanaannya, Sulit tentunya menerapkan kebijakan
lockdown bagi suatu komunitas sosial dunia saat ini. Karena manusia tak pernah
berhenti melakukan mobilitas dan kegiatan bergeraknya dari satu tempat ke
tempat yang lain. Oleh karenanya, keberhasilan implementasi kebijakan ini
membutuhkan keterlibatan stakeholders secara demokratis dan partisipatif.
Stakeholders dan pembuat kebijakan harus terus menerus terlibat dalam dialog
untuk menganalisis konsekuensi dari pelaksanaan kebijakan tersebut.
Akan tetapi pada kebijakan lockdwon yang telah diterapkan di beberapa
daerah tentu saja akan ada dampak positif maupun dampak negatif yang muncul
5
Arya Budi dan Irham Anshari. 2020. “Administration Distancing? Pemerintah
Daerah dalam Pandemi Covid-19 dalam buku tata kelola penanganan COVID-19 di
Indonesia : Kajian Awal.” Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
6
Seruan Gubernur DKI Jakarta berdasarkan nomor 5 tahun 2020 tentang Peniadaan
Sementara Kegiatan Peribadatan dan Keagamaan Di Rumah Ibadah Dalam Rangka
Mencegah Penyebaran Wabah corona virus disease (COVID-19).
disebabkan oleh wabah virus corona ini. Dampak positif dan negatif ini tentu saja
tidak akan lepas dari aspek sosial dan ekonomi. Dampak negatif yang pertamakali
bisa langsung dirasakan akibat wabah virus corona ini adalah merosotnya
pertumbuhan ekonomi. Namun, jika tidak segera diberlakukan lockdown dengan
segera, maka virus akan terus masuk ke wilayah yang tadinya belum terjangkit
dan semakin memperburuk suatu wilayah yang sudah terjangkit. Upaya lockdown
ini jika tidak ada persiapan, maka upaya lockdown juga tidak akan bisa berjalan
dengan baik. Lantas menapa virus corona ini bisa menimbulkan dampak negatif
dalam perekonomian negara khususnya Indonesia? karena negara Indonesia
memiliki berbagai macam sektor yang mempengaruhi perekonomian bangsa. Jika
tidak ada kegiatan ekonomi secara baik, maka indikator ekonomi akan mengalami
dampak negatif akibat perlambatan yang cukup signifikan. Kemudian berakibat
banyaknya investor asing yang menjual saham. Indonesia kemudian rentan
terpapar kepanikan pasar keuangan global. Disinilah dampak corona akan terasa
langsung pada aspek perekonomian negara yang tentunya tidak dapat dianggap
sepele.
Hasil yang diperoleh dari data dan berbagai sumber bahwa kegiatan
lockdown dalam suatu wilayah yang terdampak wabah virus corona perlu
dilakukan sebagai upaya meminimalisir penyebaran wabah virus tersebut. Walau
pun tentunya menimbulkan dampak negatif yang beresiko pada tatanan
perekonomian negara. Dalam pelaksanaan lockdown ini perlu adanya kerjasama
antara pemerintah dan masyarakat guna mewujudkan kesejahteraan sosial dan
kesehatan masyarakat tanpa membatasi agama, kalangan, dan profesi. Selain itu
juga pemerintah harus bersikap tegas kepada masyarakat jika menerapkan
kebijakan Lockdown agar kebijakan ini berjalan dengan baik untuk mencapai
tujuannya

KESIMPULAN
Dalam penulisan artikel penelitian penulis menggunakan 3 tahapan metode
penelitian didalam pemecahan masalah yaitu metode penelitian kajian pustaka ,
metode pengumpulan data yang diambil melalui beberapa sumber data yang tersedia,
yang Selanjutnya guna memperoleh hasil yang benar dan tepat sebagai penyempurna
didalam penulisan artikel ilmiah penulis Penulis menggunakan teknik analisis isi.
Ada beberapa upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia guna
meminimalisir bertambahnya kasus orang yang terinveksi Covid-19. Langkah
pertama yaitu berupa anjuran social distancing, selain itu pemerintah juga
mengambil kebijakan lockdown yang diatur dalam Undang-undang Nomor 6
Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Hasil yang diperoleh dari data dan berbagai sumber bahwa kegiatan
lockdown dalam suatu wilayah yang terdampak virus corona merupakan langkah
yang tepat dalam meminimalisir penyebaran virus Covid-19 walaupun dampak
negatifnya ialah akan beresiko pada tatanan perekonomian negara.
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembatasan sosial di Indoesia akibat virus corona merupakan langkah takutnya
pemerintah Indonesia karena ketika langkah lockdown yang diambil maka
berakibat besar dalam bidang perekonomian Indonesia. Perekonomian Indonesia
menjadi sasaran utama yang akan dirugikan ketika bukan pembatasan sosial yang
dipilih sebagai jalur dalam menangani virus corona ini.

Anda mungkin juga menyukai