Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN TERAPI KOGNITIF DAN PSIKOEDUKASI KELUARGA PADA

KLIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUANG YUDISTIRA RUMAH SAKIT Dr.


H. MARZOEKI MAHDI BOGOR TAHUN 2013

Titik Suerni¹, Budi Anna Keliat2 dan Novy Helena C.D3

¹Departemen Keperawatan Jiwa, Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino Gondohutomo Semarang, 50191.
E-mail: titiksuerni@yahoo.com

²Departemen Keilmuan Kekhususan Keperawatan Jiwa, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas


Indonesia, Kampus FIK UI Depok, 16424.
E-mail: budianna_kelia@yahoo.com

³Departemen Keilmuan Kekhususan Keperawatan jiwa, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas


Indonesia, Kampus FIK UI Depok, 16424.
E-mail: novy.pangemanan@lycos.com

ABSTRAK

Klien dengan harga diri rendah kronis di Ruang Yudistira Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
sebanyak 58,33% dari 60 klien yang dirawat. Tujuan Karya Ilmiah Akhir ini untuk menggambarkan
penerapan terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga pada klien harga diri rendah. Metode yang dipakai
adalah studi kasus. Pada 15 klien diberikan tindakan keperawatan generalis dan terapi kognitif serta pada
20 klien diberikan tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga. Hasil
penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan generalis dan terapi kognitif menunjukkan
penurunan tanda dan gejala rata-rata 54,94%; peningkatan kemampuan rata-rata 89,57%; lama rawat rata-
rata 37 hari. Hasil penerapan pada kelompok klien dengan tindakan keperawatan generalis, terapi kognitif
dan psikoedukasi keluarga menunjukkan penurunan tanda dan gejala rata-rata 71,2%; peningkatan
kemampuan klien rata-rata 100%; peningkatan kemampuan keluarga rata-rata 98%; lama rawat rata-rata
26 hari. Berdasarkan penurunan tanda dan gejala, peningkatan kemampuan klien dan keluarga serta lama
hari rawat maka terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga direkomendasikan pada klien dengan harga diri
rendah.

Kata kunci: Terapi kognitif, psikoedukasi keluarga, harga diri rendah


Daftar Pustaka: 71 (1989-2013)

ABSTRACT

There are 58.33% from 60 clients with low self esteem cronic that treatment in Yudistira ward Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor Hospital. The goal of this study is to describe the implementation of cognitive
therapy and family psychoeducation with low self esteem. The method that used is case study. The
nursing generalize and cognitive therapy is given to 15 clients. And cognitive therapy, nursing generalize
and family psychoeducation to 20 clients. The result to group of clients that received nursing generalize ,
cognitive therapy show decreased of symptoms average 54.94% and increased of abilities everage
89.57% ; average of time of treatment is 37 days. The result to group of clients with nursing generalize,
cognitive therapy and family psychoeducation show decreased of symptoms average 71.2% and increased
of abalities everage 100%, with family abilities average 98% , average of time of treatment is 26 days.
By virtue of decreased of symptoms and increased of abilities clients and families, cognitive therapy and
psychoeducation to recommended to clients with low self esteem.

Key words: cognitive therapy, family psychoeducation, low self esteem


References: 71 (1989-2013)
PENDAHULUAN memiliki koping yang baik terhadap stresor,
produktif dan mampu memberikan
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi kontribusi terhadap masyarakat (WHO, 2007
sejahtera ketika seseorang mampu dalam Varcarolis & Halter, 2010). Apabila
merealisasikan potensi yang dimiliki, seseorang dapat berespon positif terhadap
Penerapan Terapi Kognitif Dan Psikoedukasi Keluarga Pada Klien Harga Diri Rendah Di 1
Ruang Yudistira Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2013
Titik Suerni, Budi Anna Keliat dan Novy Helena C.D
suatu stresor maka akan tercapai sehat jiwa memberikan tindakan keperawatan
yang ditandai dengan kondisi sejahtera baik generalis yang dilakukan oleh perawat pada
secara emosional, psikologis, maupun semua jenjang pendidikan (Keliat &
perilaku sosial, mampu menyadari tentang Akemat, 2010). Namun untuk
diri dan apabila berespon negatif maka akan mengoptimalkan tindakan keperawatan
terjadi kondisi gangguan jiwa. dilakukan tindakan keperawatan spesialis
jiwa yang diberikan oleh perawat spesialis
Gangguan jiwa berat yang sering ditemui di keperawatan jiwa (Stuart, 2009). Tindakan
masyarakat adalah skizofrenia (Ibrahim, keperawatan spesialis yang dibutuhkan
2011). Skizofrenia adalah sekumpulan pada klien dengan harga diri rendah adalah
sindroma klinik yang ditandai dengan terapi kognitif, terapi interpersonal, terapi
perubahan kognitif, emosi, persepsi dan tingkah laku, dan terapi keluarga (Kaplan &
aspek lain dari perilaku (Kaplan & Saddock, 2010). Tindakan keperawatan
Saddock, 2007). Gejala negatif dari pada klien harga diri rendah bisa secara
skizofrenia meliputi sulit memulai individu, terapi keluarga dan penanganan di
pembicaraan, afek tumpul atau datar, komunitas baik generalis ataupun spesialis.
berkurangnya motivasi, berkurangnya
atensi, pasif, apatis dan penarikan diri Terapi kognitif yaitu psikoterapi individu
secara sosial dan rasa tidak nyaman yang pelaksanaannya dengan melatih klien
(Videbeck, 2008). Berdasarkan gejala untuk mengubah cara klien menafsirkan
negatif pada klien skizofrenia maka perawat dan memandang segala sesuatu pada saat
menegakkan diagnosis keperawatan harga klien mengalami kekecewaan, sehingga
diri rendah. klien merasa lebih baik dan dapat bertindak
lebih produktif (Townsend, 2005). Melalui
Harga diri rendah juga adalah perasaan terapi kognitif individu diajarkan/ dilatih
tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri untuk mengontrol distorsi
yang berkepanjangan akibat evaluasi pikiran/gagasan/ide dengan benar-benar
negatif terhadap diri sendiri dan mempertimbangkan faktor dalam
kemampuan diri, dan sering disertai dengan berkembangnya dan menetapnya
kurangnya perawatan diri, berpakaian tidak gangguan mood. Penelitian tentang terapi
rapi, selera makan menurun, tidak berani kognitif sudah dilakukan oleh
menatap lawan bicara lebih banyak Rahayuningsih, Hamid, Mulyono (2007);
menunduk, berbicara lambat dan nada suara Kristyaningsih, Keliat dan Helena (2009)
lemah (Keliat, 2010). Data klien di RS Dr. serta penerapan terapi kognitif sudah
H. Marzoeki Mahdi Bogor menunjukkan dilakukan oleh Jumaini, Hamid dan
bahwa dari 60 klien skizofrenia mengalami Wardani (2011); Syarniah, Hamid dan
masalah harga diri rendah, halusinasi dan Susanti (2011); Sartika, Hamid dan
perilaku kekerasan (Lelono, Keliat, Besral, Wardani (2011), dengan menunjukkan hasil
2011). bahwa terapi kognitif berpengaruh terhadap
perubahan harga diri dan kemandirian
Upaya yang dilakukan untuk menangani kognitif.
klien harga diri rendah adalah dengan
Tindakan keperawatan spesialis untuk
keluarga dengan klien yang mengalami
harga diri rendah adalah dengan melakukan
psikoedukasi keluarga. Penelitian yang
terkait dengan psikoedukasi keluarga
dilakukan oleh Wardhaningsih, Keliat dan
Helena (2007); Sari, Keliat, Helena, Susanti
(2009); Nurbani, Keliat, Yusron, Susanti
(2009); Wiyati, Hamid, Gayatri (2009)
dengan hasil bahwa adanya pengaruh
Family Psychoeducation Therapy secara bermakna dalam menurunkan beban
2 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 1, No. 2, November 2013; 161-169
keluarga dan meningkatkan kemampuan pendekatan teori stres adaptasi Stuart serta
keluarga dalam merawat klien. Keluarga teori interpersonal Hildegard Peplau
perlu diberdayakan untuk membantu menunjukkan perubahan tanda dan gejala
mengatasi masalah anggota keluarganya gejala serta meningkatkan kemampuan
dengan dibekali pengetahuan cara merawat klien dan keluarga dalam merawat.
melalui tindakan keperawatan pada
keluarga. METODE
Karya Ilmiah ini dengan menggunakan
Proses keperawatan dimulai dari desain studi kasus. Teknik pengambilan
pengkajian, penetapan diagnosa sampel adalah semua klien dengan
penyusunan rencana intervensi, diagnosis keperawatan utama harga diri
pelaksanaan dan implementasi (Stuart, rendah. Pada Karya Ilmiah ini responden
2009). Keperawatan menurut Peplau adalah berjumlah 35 klien harga diri rendah di
terapeutik yaitu satu seni menyembuhkan, Ruang Yudistira Rumah Sakit Dr. H.
menolong individu yang sakit atau Marzoeki Mahdi Bogor. Evaluasi hasil
membutuhkan pelayanan kesehatan dengan membandingkan tanda dan gejala
melalui satu proses interpersonal karena serta kemampuan klien dan keluarga pre-
melibatkan interaksi antara dua atau lebih post diberikan tindakan keperawatan.
individu dengan tujuan yang sama
(Alligood & Tomey, 2010). Teori ini sangat HASIL DAN PEMBAHASAN
tepat diaplikasikan pada klien yang
mengalami harga diri rendah karena Karakteristik 35 orang klien harga diri
menjelaskan proses hubungan antara rendah adalah mayoritas klien pada masa
perawat dan klien dimulai dari tahap dewasa yaitu 32 klien (91,5%). Usia
orientasi, identifikasi, eksploitasi dan merupakan aspek sosial budaya terjadinya
resolusi. Peningkatan hubungan perawat gangguan jiwa dengan risiko frekuensi
dan klien dapat dilakukan melalui tertinggi mengalami gangguan jiwa yaitu
kerjasama sebagai sebuah tim untuk pada usia dewasa (Stuart, 2009).
meningkatkan kesadaran diri, tingkat Semua klien berjenis kelamin laki-laki
kematangan, dan pengetahuan selama (100%) karena ruang praktik adalah ruang
proses perawatan melalui pendekatan stres laki-laki. Jenis kelamin klien harga diri
adaptasi Stuart dan pendekatan rendah yang dikelola secara keseluruhan
interpersonal Peplau. adalah laki-laki. Laki-laki lebih
memungkinkan muncul gejala negatif
Di Ruang Yudistira dari 60 klien yang dibandingkan wanita dan wanita tampaknya
dirawat terdapat 35 klien (58,33%) dengan memiliki fungsi sosial yang lebih baik
harga diri rendah. Tindakan keperawatan daripada laki-laki (Grebb, 1999; Davison &
pada klien harga diri rendah dilakukan di Neale, 2001, dalam Fausiah dan Widury,
Ruang Yudistira dengan pendekatan Model 2005).
Praktik Keperawatan Profesional (MPKP). Mayoritas klien memiliki latar belakang
Tindakan keperawatan yang dilakukan pendidikan sekolah menengah (SMP-SMA)
adalah pemberian terapi generalis pada 35 yaitu 29 klien (82,86%). Klien Pendidikan
orang klien ( 100%), terapi generalis dan merupakan salah satu faktor sosial budaya
terapi kognitif pada klien 15 orang klien yang dapat dikaitkan dengan terjadinya
(42,48%), dan kombinasi terapi generalis, harga diri rendah kronis (Townsend, 2009).
terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga Kemampuan seseorang untuk menerima
pada 20 klien (57,14%). Hasil pelaksanaan informasi dalam rangka mengatasi masalah
tindakan keperawatan terhadap penerapan yang dihadapi sangat berhubungan dengan
terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga tingkat pendidikan.
pada klien harga diri rendah dengan
Status pekerjaan klien yang dirawat dengan
masalah harga diri rendah sebagian besar
tidak memiliki pekerjaan yaitu (62,86%). Pekerjaan merupakan sumber stres pada diri
Penerapan Terapi Kognitif Dan Psikoedukasi Keluarga Pada Klien Harga Diri Rendah Di 3
Ruang Yudistira Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2013
Titik Suerni, Budi Anna Keliat dan Novy Helena C.D
seseorang yang bila tidak dapat diatasi yang aspek psikologis yaitu secara keseluruhan
bersangkutan dapat jatuh sakit (Hawari, mempunyai riwayat kegagalan/kehilangan
2001). Kondisi tidak memiliki pekerjaan dan mempunyai kepribadian introvert.
pada kasus kelolaan ini semakin membuat Kegagalan dalam melaksanakan tugas
klien mengkritik diri, merasa tidak berguna perkembangan dapat mengakibatkan
atau tidak berharga. individu tidak percaya diri, tidak percaya
pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis,
Status klien sebanyak 18 orang belum tidak mampu merumuskan dan
menikah (51,43%). Status perkawinan klien mengungkapkan keinginan dan merasa
harga diri rendah yang dirawat sebagian tertekan.
besar belum menikah yaitu sebanyak 18
klien (51,43%) dan dengan status duda 7 Faktor presipitasi dapat bersifat biologis,
klien (20%). Sebagian besar klien psikologis maupun sosial kultural yang
skizofrenia secara subyektif menyatakan menyebabkan klien dirawat. Pada faktor
bahwa merasa kehilangan harapan, presipitasi biologis yang terbanyak adalah
kesepian dan mempunyai hubungan sosial putus obat sebanyak 30 klien (85,7%). Pada
yang tidak menyenangkan (Cohen, dkk, faktor psikologis bahwa sebagian besar
1990 dalam Fortinash & Worret, 2004). klien memiliki keinginan yang tidak
Rasa kesepian dan hidup dalam kesendirian terpenuhi sebanyak 25 orang (71,4%) yaitu
merupakan stresor tersendiri bagi seseorang keinginan untuk menikah, keinginan
yang tidak menikah. memiliki pekerjaan dan penghasilan yang
layak, serta keinginan untuk mendapatkan
Lama sakit klien mayoritas kurang dari 10 perhatian dari orang lain. Pada faktor
tahun yaitu 27 klien (77,14%), lama rawat presipitasi terbanyak adalah pada aspek
yang sekarang terbanyak 1 bulan yaitu 16 biologis yaitu putus obat. Perilaku tidak
klien (45,7%), frekuensi masuk rumah patuh dalam minum obat dikarenakan klien
sakit terbanyak selama 3 kali yaitu dan keluarga tidak merasakan manfaat
sebanyak 13 klien (37,14%), dan status minum obat dan merasa tidak nyaman
rawat klien sebanyak 27 klien dengan status khususnya secara fisik dengan
pulang (77,14%), mengkonsumsi obat-obat antipsikotik
Status Ekonomi klien harga diri rendah (Wardani, Hamid, Wiarsih, 2009).
yang di rawat di Ruang Yudistira sebanyak Kurangnya informasi kepada klien dan
85,7% dengan latar belakang status keluarga yang adekuat dari fasilitas
ekonomi rendah. Perawatan gangguan jiwa pelayanan kesehatan tentang manfaat dan
memerlukan biaya yang mahal karena efek obat berdampak pada kekambuhan
bersifat jangka panjang (Videbeck, 2008). sehingga memperburuk kondisi klien.
Penghasilan yang rendah akan sangat
berdampak kepada pemberian perawatan Tanda dan gejala klien harga diri rendah
pada klien gangguan jiwa. setelah diberikan tindakan keperawatan
generalis dan terapi kognitif, pada respon
Faktor predisposisi adalah faktor resiko kognitif dari 100% klien yang berfikir tidak
terjadinya stres yaitu meliputi faktor berguna turun menjadi 20%, pada respon
biologis, psikologis, dan sosial budaya. afektif dari 100% klien yang merasa sedih
Pada faktor predisposisi yang terbanyak dan malu turun menjadi 20%, pada respon
pada faktor psikologis yaitu introvert dan perilaku dari 100% klien yang mengkritik
riwayat kegagalan sebanyak 35 klien diri turun menjadi 20%.
(100%) serta faktor sosial ekonomi rendah
sebanyak 30 klien (85,7%) dan masalah Tanda dan gejala klien harga diri rendah
pekerjaan 22 klien (62,9%). Faktor setelah diberikan tindakan keperawatan
predisposisi yang terbanyak adalah dari generalis, terapi kognitif dan terapi
psikoedukasi keluarga pada respon kognitif
dari 100% klien yang berfikir tidak berguna
turun menjadi 0%, pada respon afektif dari 100% klien yang merasa sedih dan malu
4 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 1, No. 2, November 2013; 161-169
turun menjadi 0%, pada respon perilaku pelayanan kesehatan naik menjadi 100%
dari 100% klien yang mengkritik diri turun yang mampu, dari 100% keluarga yang
menjadi 0%. tidak mampu manajemen stres naik menjadi
100% yang mampu, dari 75% keluarga
Kemampuan klien harga diri rendah setelah yang tidak mampu manajemen beban naik
diberikan tindakan keperawatan generalis menjadi 90% yang mampu.
dan terapi kognitif dari 100% klien yang
tidak mampu mengidentifikasi pikiran Terapi kognitif berfokus pada pemrosesan
otomatis negatif naik menjadi 80% yang pikiran dengan segera, yaitu bagaimana
mampu, dari 100% klien yang tidak mampu individu mempersepsikan atau
menggunakan tanggapan rasional terhadap menginterpretasi pengalamannya dan
pikiran otomatis negatif naik menjadi 80% menentukan bagaimana cara dia merasakan
klien yang mampu, dari 100% klien yang dan berperilaku (Viedebeck, 2008).
tidak mampu mengidentifikasi manfaat Pemberian terapi kognitif dapat membantu
penggunaan tanggapan rasional naik klien untuk mengubah pernyataan dirinya
menjadi 86,67% klien yang mampu, dari yang mempengaruhi perasaannya ke arah
100% klien yang tidak mampu pikiran yang lebih positif.
menggunakan support system naik menjadi
80% klien yang mampu. Peran perawat dalam pemberian terapi
kognitif adalah untuk membuat pikiran
Kemampuan klien setelah diberikan klien yang terselubung menjadi lebih
tindakan keperawatan generalis, terapi terbuka dan ini sangat penting untuk
kognitif dan terapi psikoedukasi keluarga mengatasi kognitif yang bersifat otomatis
dari 100% klien yang tidak mampu (Gladding, 2009). Kognitif atau
mengidentifikasi pikiran otomatis negatif pengetahuan merupakan domain yang
naik menjadi 100% klien yang mampu, dari sangat penting untuk terbentuknya tindakan
100% klien yang tidak mampu yang merujuk pada pikiran rasional,
menggunakan tanggapan rasional terhadap mempelajari fakta, mengambil keputusan
pikiran otomatis negatif naik menjadi 100% dan mengembangkan pemikiran, sedangkan
klien yang mampu, dari 100% klien yang psikomotor atau kemampuan praktek
tidak mampu mengidentifikasi manfaat merujuk pada pergerakan muskuler yang
penggunaan tanggapan rasional naik merupakan hasil dari kordinasi pengetahuan
menjadi 100% klien yang mampu, dari dan menunjukkan penguasaan terhadap
100% klien yang tidak mampu suatu tugas atau keterampilan (Craven,
menggunakan support system naik menjadi 2006).
90% klien yang mampu.
Peningkatan kemampuan klien serta
Kemampuan keluarga setelah diberikan penurunan tanda dan gejala pada klien
tindakan generalis dan terapi psikoedikasi harga diri rendah sesuai dengan pendapat
keluarga dari 85% keluarga yang tidak pakar yang menyampaikan bahwa terapi
mengenal masalah naik menjadi 100% yang kognitif difokuskan untuk mengenal
mengenal, dari 85% keluarga yang tidak pikiran-pikiran otomatis negatif, mengubah
mampu memutuskan untuk mengatasi pemikiran otomatis negatif, mengubah
masalah naik menjadi 100% yang mampu, kepercayaan (anggapan) yang tidak logis,
dari 100% keluarga yang tidak mampu penalaran salah, mengembangkan pola pikir
merawat naik menjadi 100% yang mampu, yang rasional, dan mengatasi kelainan
dari 100% keluarga yang tidak mampu bentuk pikiran (distorsi kognitif) dengan
memodifikasi lingkungan positif naik cara menggantikannya dengan pikiran-
menjadi 90% yang mampu, dari 55% pikiran yang lebih realistis (Stuart, 2009);
keluarga yang tidak mampu memanfaatkan Townsend (2009); Copel (2007); Beck et al
(1987) dalam Townsend, 2009).
Penurunan tanda dan gejala serta pada kelompok yang mendapat kombinasi
peningkatan kemampuan klien dan keluarga tindakan keperawatan generalis, terapi
Penerapan Terapi Kognitif Dan Psikoedukasi Keluarga Pada Klien Harga Diri Rendah Di 5
Ruang Yudistira Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2013
Titik Suerni, Budi Anna Keliat dan Novy Helena C.D
kognitif dan terapi psikoedukasi keluarga keluarga turut merasakan pengaruh dari
lebih efektif untuk klien harga diri rendah. keadaan tersebut. terhadap klien harga diri
Ini menunjukkan bahwa terapi psikoedukasi rendah, sehingga klien bisa kembali
keluarga perlu dilakukan secara bersamaan produktif.
dengan terapi individu karena menunjukkan
hasil yang lebih optimal. KESIMPULAN

Kemampuan keluarga setelah diberikan Kemampuan klien setelah diberikan


tindakan keperawatan generalis dan tindakan keperawatan generalis dan terapi
psikoedukasi keluarga menunjukkan kognitif 80% klien mampu
peningkatan yaitu sebanyak 100% keluarga mengidentifikasi pikiran otomatis negatif,
mampu mengenal masalah, mampu 80% mampu menggunakan tanggapan
memutuskan, mampu merawat klien, rasional terhadap pikiran otomatis negatif,
mampu memanfaatkan pelayanan 86,67% klien mampu mengidentifikasi
kesehatan, mampu manajemen stres, manfaat penggunaan tanggapan rasional
mampu manajemen beban, dan sebanyak dan 80% klien mampu menggunakan
90% keluarga mampu modifikasi suasana support sistem. Kemampuan klien setelah
lingkungan yang positif. Psikoedukasi diberikan tindakan keperawatan generalis,
keluarga sangat diperlukan dalam terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga
perawatan klien gangguan jiwa karena 100% klien mampu mengidentifikasi
dapat mengurangi kekambuhan klien pikiran otomatis negatif, 100% mampu
gangguan jiwa, meningkatkan fungsi klien menggunakan tanggapan rasional terhadap
dan keluarga sehingga mempermudah klien pikiran otomatis negatif, 100% klien
kembali ke lingkungan keluarga dan mampu mengidentifikasi manfaat
masyarakat dengan memberikan penggunaan tanggapan rasional dan 90%
penghargaan terhadap fungsi sosial dan klien mampu menggunakan support sistem.
okupasi klien gangguan jiwa (Levine, 2002 Hasil pelaksanaan tindakan keperawatan
dalam Stuart, 2009). memberikan dampak terhadap pelayanan
keperawatan, sehingga penulis
Psikoedukasi keluarga digunakan untuk menyarankan untuk perawat memberikan
memberikan informasi terhadap keluarga terapi kognitif secara individu karena
yang mengalami distress, memberikan masing-masing klien mempunyai
pendidikan kepada mereka untuk kemampuan yang berbeda; melibatkan
meningkatkan keterampilan agar dapat keluarga dalam setiap tindakan
memahami dan mempunyai koping akibat keperawatan untuk mengoptimalkan
gangguan jiwa yang mengakibatkan penurunan tanda dan gejala serta
masalah pada hubungan keluarganya peningkatan kemampuan klien serta
(Goldenberg & Goldenberg, 2004). kemampuan keluarga.
Pemberdayaan komunitas melalui kader Bagi kepala bidang keperawatan
kesehatan jiwa merupakan sumber daya memfasilitasi untuk meningkatkan kualitas
masyarakat yang potensial dan diharapkan pelayanan keperawatan dengan
mampu berpartisipasi dalam perawatan menyediakan fasilitas ruangan konsultasi
klien gangguan jiwa di masyarakat (Keliat, untuk menjaga privasi klien dan keluarga
2010). Psikoedukasi keluarga merupakan pada saat diberikan tindakan keperawatan
wujud perawatan yang komprehensif dan dan merencanakan program pengembangan
dilakukan supaya keluarga tetap bisa tenaga perawat spesialis jiwa dan membuat
menjalankan fungsinya dengan baik karena usulan penetapan standar asuhan
secara tidak langsung semua anggota keperawatan penerapan terapi kognitif dan
psikoedukasi keluarga pada klien harga diri
rendah.
Bagi direktur Rumah Sakit untuk
menetapkan kebijakan agar setiap klien
yang dirawat minimal 3 kali dikunjungi keluarga dalam rangka memberikan
6 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 1, No. 2, November 2013; 161-169
pelayanan keperawatan yang komprehensi; kekerasan, Tesis. Jakarta. FIK UI.
menetapkan kebijakan untuk Tidak dipublikasikan
mengembangkan pelayanan kesehatan jiwa
di unit umum; melakukan koordinasi lintas Fortinash, K.M., & Worret, P.A.H. (2005).
sektoral dalam upaya promotif preventif Psychiayric Mental Health Nursing. 3
dan rehabilitatif; memfasilitasi sarana- rd. ed. USA: Mosby, Inc.
prasarana serta sumber daya di rumah sakit
sebagai upaya kuratif pada klien gangguan Gladding, S.T. (2002). Family Therapy,
jiwa; menetapkan dan mengatur kebijakan History, Theory, and Practice. 3th.Ed.
untuk memberdayakan fasilitas kesehatan Ohio: Merrill Prentice Hall.
Puskesmas sebagai sarana kesehatan yang
terdekat dengan tempat tinggal klien, Goldenberg I & Goldenberg H. (2004).
sehingga proses perawatan dan pengobatan Family therapi an overview. Sixth
klien tidak berhenti sebagai upaya edition. United states: Thomson
mengurangi angka kekambuhan; menyusun
program promosi kesehatan jiwa melalui Hawari, D. (2001). Pendekatan Holistik
pendidikan kesehatan dalam upaya pada Gangguan Jiwa Skizofrenia,
preventif. Jakarta : FKUI
Bagi Program Spesialis Keperawatan Jiwa
FIK-UI dan Kolegium untuk melanjutkan Jumaini, Hamid, A.Y., Wardani, I.Y.,
kerjasama dengan pihak rumah sakit dalam (2011). Penerapan Terapi Kognitif
pengembangan berbagai tindakan Pada Klien Harga Diri Rendah Kronis
keperawatan baik generalis maupun Menggunakan Pendekatan Teori King
spesialis yang bersifat individu maupun Di Kelurahan Katulampa Bogor. KIA
kelompok untuk meningkatkan kemampuan FIK UI. Tidak dipublikasikan
perawat dalam menangani klien dengan
harga diri rendah. Kaplan, H.I., Saddock, B.J., & Grebb, J.A.
Bagi riset keperawatan agar dikembangkan (2010). Sinopsis Psikiatri Ilmu
penelitian tentang ketepatan pemberian Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis.
terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga Jilid I. (7th ed.). Jakarta : Bina Rupa
pada diagnosis keperawatan harga diri Aksara. Jakarta
rendah dan pengembangan instrumen
penelitian yang tepat untuk menguji Keliat, B.A. (2003). Peran Serta Keluarga
ketepatan pemberian terapi kognitif dan Dalam Perawatan Klien Gangguan
psikoedukasi keluarga terhadap penurunan Jiwa.Jakarta: EGC
tanda dan gejala serta peningkatan
kemampuan klien harga diri rendah. Keliat, B.A., & Akemat. (2005).
Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas
DAFTAR PUSTAKA Kelompok. Jakarta: EGC
Copel, L.C. (2007). Kesehatan Jiwa & Keliat, B.A. & Akemat. (2007). Model
Psikiatri, Pedoman Klinis Perawat Praktik Keperawatan Profesional
(Psychiatric and Mental Health Care: Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku
Nurse’s Clinical Guide). Edisi Bahasa Kedokteran EGC
Indonesia (Cetakan kedua). Alihbahasa
: Akemat. Jakarta : EGC. Nurbani, Keliat., B.A., Yusron, N., Susanti,
H. (2009). Pengaruh Psikoedukasi
Fauziah, Hamid, A.Y., Nuraini, T. (2009). Keluarga Terhadap Masalah
Pengaruh terapi perilaku kognitif Psikososial ansietas dan beban
pada klien skizoprenia dengan keluarga (care giver) Dalam Merawat
perilaku Pasien Stroke Di RSUPN Dr.
Cipto
Mangunkusumo Jakarta. Tesis FIK UI. Tidak dipublikasikan
Penerapan Terapi Kognitif Dan Psikoedukasi Keluarga Pada Klien Harga Diri Rendah Di 7
Ruang Yudistira Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2013
Titik Suerni, Budi Anna Keliat dan Novy Helena C.D
Pendekatan Teori King Di RS. Dr. H.
Rahayuningsih, A., Hamid, A.Y., Mulyono, Marzoeki Mahdi Bogor. KIA FIK UI.
S. (2007). Pengaruh Terapi Kognitif Tidak dipublikasikan
terhadap tingkat harga diri dan
kemandirian pasien dengan Kanker Tomey, M.A. (2001). Nursing Theories and
Payudaradi RS Kanker Dharmais Their Work. The C.V. Mosby
Jakarta. Tidak dipublikasikan Company St.Louis : Mosby Years
Book Inc.
Sadock, B.J., & Sadock, V.A. (2007). Buku
Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. Jakarta. Tomey, A.M & Alligood, M.R. (2006).
EGC Nursing Theories and Their Work. (6th
ed). St. Louis : Mosby Years Book Inc.
Sari, H., Keliat, B.A., Helena, N.C.D.,
Susanti, H. (2007), Pengaruh Family Townsend, C.M. (2005). Essentials of
Psychoeducation Therapy terhadap Psychiatric Mental Health Nursing.
Beban dan Kemampuan Keluarga (3th Ed.). Philadelphia: F.A. Davis
dalam Merawat Klien Pasung di Company
Kabupaten Bireuen Nanggroe Aceh
Darussalam, Tesis. Jakarta. FIK UI. Townsend, M.C. (2009). Psychiatric
Tidak dipublikasikan Mental Health Nursing Concepts of
Care in Evidence-Based Practice. 6th
Sartika, D., Hamid, A.Y., Wardani, I.Y. ed. Philadelphia: F.A. Davis Company
(2011). Penerapan Terapi Kognitif
Pada Klien Harga Diri Rendah Kronis Varcarolis, E.M. (2003), Psychiatric
Menggunakan Pendekatan Teori Nursing Clinical Guide; Assesment
Jhonson Di Ruang Antareja RS. Dr. H. Tools and Diagnosis . Philadelphia:
Marzoeki Mahdi Bogor. KIA FIK UI. W.B Saunders Co
Tidak dipublikasikan
Varcarolis, E.M, Carson, V.B, Shoemaker,
Stuart, G.W & Sundeen. (1995). Principles N.C. (2006). Foundations of
and Practice of Psychiatric Nursing. Psychiatric Mental Health Nursing: a
(5th edition). St. Louis : Mosby Clinical Approach. (5th ed). St. Louis:
Saunders Elseviers.
Stuart, G.W & Laraia, M.T. (2005).
Principles and Practice of Psychiatric Videbeck, S. L. (2008). Buku Ajar
Nursing. (7th edition). St Louis : Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Mosby
Wardani, I.Y., Hamid, A.Y., Wiarsih, W.
Stuart, G.W. (2009). Principles and (2010). Manajemen kasus spesialis
Practice of Psychiatric Nursing. (9th kperawatan jiwa pada pasien dengan
edition). St Louis : Mosby diagnosa keperawatan risiko perilaku
kekerasan di ruang Dewi Amba dan
Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar Antareja RSMM Bogor. KTI. Jakarta.
keperawatan Kesehatan Jiwa. Cetakan FIK UI. Tidak dipublikasikan
I. EGC. Jakarta.
Wardhaningsih, S., Keliat, B.A., Helena,
Syarniah, Hamid, A.Y., Susanti, H. (2011). N.C.D. (2007). Pengaruh Family
Penerapan Terapi Kognitif dan Psychoeducation terhadap Beban dan
Logoterapi Pada Klien Harga Diri Kemampuan Keluarga dalam Merawat
Rendah Kronis Menggunakan Klien dengan Halusinasi di Kabupaten
Bantul Yogyakarta. Tesis FIK-UI.
Tidak dipublikasikan.
Wiyati, R., Hamid, A. Y., Gayatri, D. (2010). Pengaruh Psikoedukasi
8 Jurnal Keperawatan Jiwa . Volume 1, No. 2, November 2013; 161-169
Keluarga Terhadap Kemampuan WHO. (2006). The Lancet. London :
Elseiver Properties SA. Publication
Data.
Keluarga dalam Merawat Klien Isolasi . (2009). Improving Health System
Sosial. Tesis FIK-UI. Tidak and Service for Mental Health : WHO
dipublikasikan. Library Catalouging-in-
. (2011). Skizofrenia.
http://www.who.int/mental_health/enti
ty/. diperoleh tanggal 27 Mei 2012

Penerapan Terapi Kognitif Dan Psikoedukasi Keluarga Pada Klien Harga Diri Rendah Di 9
Ruang Yudistira Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2013
Titik Suerni, Budi Anna Keliat dan Novy Helena C.D

Anda mungkin juga menyukai