Anda di halaman 1dari 8

Nama : Delsinta Yahya

Nim : 193082023
Kelas/semester : A/3(tiga)
Jurusan : Sosiologi Agama
Tugas : Psikologi
Dosen Pengampuh : S.Th.I Taufik Ajuba, M.Hum

Materi 1 : Behaviorisme dan Kepribadian

Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang diperkenalkan


oleh Jhon B.Watson (1878-1958), seorang ahli psikologi berkembangsaan
amerika. Di amerika serikat, witson dikenal sebagai bapak behaviorisme karena
prinsip-prinsip pembelajaran barunya berdasarkan teori stimulus-respons bond.

Menurut behaviorisme yang di anut oleh Watson, tujuan utama psikologi


adalaah membuat prediksi dan pengendalian terhadap perilaku dan sedikitpun
tidak ada kaitannya dengan kesadaran. Dan menurut dari teori ini yang dapat
dikaji oleh psikologi adalah benda-benda atau hal-hal yang dapat diamati secara
langsung, yaitu rangsangan (stimulus), dan gerak balas (respons), hal-hal yang
terjadi pada otak tidak berkaitan dengan kajian. Maka dalam proses pembelajaran
menurut Watson, tidak ada perbedaan antar manusia dan hewan.

Dan menurut dari teori ini ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak
membawa bakat apa-apa. Manusia hanya akan berkembang berdasarkan stimulus
yang diterimanya dari lingkungan sekitar. Dan lingkungan yang buruk akan
menghasilkan manusia yang buruk, sedangkan lingkungan yang baik akan
menghasilkan manusia yang baik juga.dan kesadaran tidak termasuk benda yang
dkaji oleh behaviorisme sehingga psikolog ini telah menjadikan ilmu mengenai
perilaku manusia menjadi sangat sederhana dan mudah dikaji. Mengapa
demikian? Karena semua perilaku menurut behaviorisme termasuk tindak
balas(respons) yang diimbulkan oleh adanya rangsangan (stimulus). Jadi, jika
gerak balas telah diamati dan dketahui, maka rangsangan dapat di prekdisikan.
Dengan demikian, setiap perilaku itu dapat diprediksikan dan dikendalikan.
Watson juga dengan tegas menolak pengaruh naluri dan kesadaran terhadap
perilaku. Jadi semua perilaku dipelajari menurut hubungan stimulus-respons. Dan
untuk membuktikan kebenaran teori behaviorisme ini terhadap manusia, Watson
mengadakan eksperimen terhadap Albert seorang bayi berumur 11 bulan. Pada
mulanya albert adalah seorang bayi yang gembira yang tidak takut terhadap
binatang seperti tikus berbulu halus. Dan dalam eksperimen ini, Watson memulai
proses pembiasaannya dengan cara memukul sebatang besi dengan sebuah palu
setiap kali albert mendekati dan ingin memegang tikus putih, dan juga terhadap
kelinci putih. Dengan eksperimen itu, Watson

Mengatakan bahwa dia telah berhasil membuktikan bahwa pelaziman


dapat mengubah perilaku seseorang secara nyata.

Ada terdapat 3 prinsip dalam aliran behaviorisme:

1. Menekankan respon terkondisi sebagai elemen atau pembangun pelaku.


Kondisi adalah lingkungan external yang hadir di kehidupan. Perilaku
muncul sebagai respons dari kondisi yang mengelilingi manusia dan
hewan.
2. Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh lingkungan
maka sesungguhnya perilaku terbentuk karena dipelajari. Lingkungan
terdiri dari pengalaman baik masa lalu dan yang baru saja, materi fisik dan
sosial. Lingkungan yang akan memberikan contoh dan individu akan
belajar dari semua itu.
3. Memusatkan pada perilaku hewan. Manusia dan hewan sama, jadi
mempelajari perilaku hewan dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku
manusia.

Adapun tokoh-tokoh aliran teori belajar behaviorisme:

1. Ivan petrovich Pavlov (1949-1936), ia mengemukakan bahwa dengan


menerapkan strategi ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara
stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan
pengulangan respon yang di inginkan, sementara individu tidak menyadari
bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
2. Thorndike (1874-1949), menurut thorndike belajar merupakan peristiwa
terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus dan
respon. Thorndike menggambarkan proses belajar sebagai proses
pemecahan masalah.
3. Skinner (1904-1990), menganggap bahwa reward dan reinforcement
merupakan faktor penting dalam belajar. Skinner berpendapat bahwa
tujuan psikologi adalah meramal, mengontrol tingkahlaku. Pada teori ini
guru member nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin.

Dan dalam teori behaviorisme kepribadian ini telah menjelaskan


bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia hanya akan berkembang
berdasarkan apa yang dterimanya dari lingkungan sekitar, dan lingkungan
yang buruk akan menghasilkan manusia yang buruk sedangkan lingkungan
yang baik juga akan menghasilkan manusia yang baik

Materi 2: kepribadian dalam pandangan psikologi

Di dalam ilmu psikologi terdapat 3 perspektif dalam memandang kepribadian


manusia yaitu:

1. Psikonalisis
Perspektif ini pertama kali dikemukakan oleh Sigmund freund.
Perspektif ini menekankan masa lampau dan spekulasi. Perspektif ini
banyak membahas tentang level kesadaran; id, ego, superego, defence
mmechanism, seks dan agresi, dan tahap perkembangan seksual 5 tahun
pertama kehidupan. Perspektif ini bersifat pesimistik, memandang sebab
akibat perilaku, membicarakan level ketidaksadaran, dan berkaitan dengan
faktor-faktor biologis.
2. Behavioristik
B.F Skinner adalah orang yang pertama kali mengemukakan
perspektif ini. Perspektif ini menggunakan behavioral analisys untuk
menganalisis seseorang . perspektif ini juga menekan pada hal-hal yang
terjadi saat ini dan perilaku yang dapat di amati. Terdapat pula aliran
radical behaviorist, yaitu determinist dan environtmentalist. Menurut
perspektif ini, tingkahlaku mengikuti hukum tertentu (behavior is lawful),
bisa di prediksi dan di control dengan mengubah lingkungan. Perspektif
ini bersifat optimistic, berada pada level kesdaran, dan berkaitan dengan
faktor-faktor sosial.
3. Humanistik
Perspektif ini dikemukakan pertama kali oleh Abraham maslow.
Salah satu teori terkait perspektif ini adalah holistic-dynamic theory of
human nature. Menurut perspektif ini, manusia punya potensi bertumbuh
menuju aktualisasi diri. Untuk mencapai aktualisasi diri, kebutuhan lapar,
keamanan, cinta, dan self-esteem harus telah terpenuhi. Selain itu, manusia
bisa di motivasi oleh satu atau beberapa kebutuhan. Perspektif ini bersifat
optimistik.

Dan bentuk aplikasi dari ketiga perspektif dalam memandang penyimpangan


tingkahlaku manusia yakni:

a) Psikonalisis, perspektif ini memandang bahwa penyimpangan terjadi


sebagai masalah perkembangan pada tahun awal kehidupan. Gangguan
pada masa awal kehidupan kemudian menjadi peristiwa traumatic yang
berpengaruh sampai masa dewasa.
b) Behavioristik, perspektif ini memandang tingkahlaku yang menyimpang
dapat diatasi dengan memanipulasi lingkungan. Penyimpangan dapat
terjadi karena kegagalan seseorang merespon dengan perilaku yang tepat.
Perspektif ini dapat memahami penyimpangan dengan mengetahui sejarah
reinforcement seseorang.
c) Humanistik, perspektif ini memandang bahwa penyimpangan terjadi
karena gagal dalam mengembangkan kebutuhan dasar, serta gagal
bergerak menuju aktualisasi diri.

Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia


menjadi satu kesatuan, tidak terpecah belah dalam fungsi-fungsi. Memahami
kepribadian berarti memahami aku, diri, selfatau memahami manusia seutuhnya.
Pemahaman kepribadian sangat dipengaruhi oleh paradigma yang menjadi acuan
dalam pengembangan teori psikologi kepribadian. Para ahli kepribadian memiliki
paradigma masinhg-masing yang dapat mempengaruhi pola pikirnya tentang
kepribadian manusia secara sistematik. Teori-teori kepribadian dapat di
kelompokkan pada empat paradigma yang menjadi acuan dasar. Adapun paradigm
yang paling banyak berkembang di masyarakat adalah paradigma psikonalisis
dengan teori psikonalisis klasik yang dicetuskan oleh Sigmund freud.

Sigmund freud merumuskan sistem kepribadian menjadi tiga sistem. Dan


ketiga sistem itu dinamainya id, ego, dan superego. Dalam diri orang yang
memiliki jiwa yang sehat. Ketiga sistem itu bekerja dalam susunan yang
harmonis. Segala bentuk tujuan dan segala gerak-geriknya selalu memenuhi
keperluan dan keinginan manusia yang pokok. Sebaliknya kalau ketiga sistem itu
bekerja secara bertentangan satu sama lainnya. Maka orang tersebut dinamainya
sebagai orang yang tak dapat menyesuaikan diri. Individu menjadi tidak puas
dengan dirinya dan lingkungannya. Dengan kata lain efsiensinya menjadi
berkurang.

Materi 3: behavioral analysis

ABA (Applied Behavior Analysis) terdiri dari tiga kata. Yaitu Applied
yang berarti terapan, Behavior yang berarti perilaku, sedangkan Analysis memiliki
pengertian: mengurai atau memecah menjadi bagian–bagian kecil, mempelajari
bagian-bagian tersebut, melakukan dan memodifikasi. Dari tiga kata tersebut
ABA (Applied Behavior Analysis) dapat diartikan sebagai ilmu terapan yang
mengurai, mempelajari dan memodifikasi perilaku. Study pengertian dari ABA
(Applied Behavior Analysis) itu sendiri adalah ilmu yang menggunakan prosedur
perubahan perilaku, untuk membantu individu membangun kemampuan dengan
ukuran nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Menurut Danuatmaja selain pengertian diatas ada juga pengertian lain
mengenai terapi ABA (Applied Behavior Analysis) yaitu suatu metode untuk
membangun kemampuan yang secara sosial bermanfaat dan mengurangi atau
menghilangkan hal-hal kebalikannya yang merupakan masalah. Terapi ABA
(Applied Behavior Analysis) merupakan suatu bentuk modifikasi perilaku melalui
pendekatan perilaku secara langsung, dengan lebih memfokuskan padaperubahan
secara spesifik. Baik berupa interaksi sosial, bahasa dan perawatan diri sendiri.
Metode ABA (Applied Behavior Analysis) bertujuan untuk mengajarkan
bagaimana anak bisa berkomunikasi dua arah yang aktif, sosialisasi dalam
lingkungan yang umum, menghilangkan atau meminimalkan perilaku yang tidak
wajar, mengajarkan perilaku akademik dan kemandirian. Menurut Nanik kekuatan
efektifitas terapi modifikasi perilaku ialah kemampuan memperbaiki kepatuhan,
tanggung jawab, kemandirian, disiplin dan hubungan keluarga. Secara umum,
program awal meliputi program kesiapan keluarga. Secara umum, program awal
meliputi program kesiapan belajar, programbahasa reseptif, program meniru,
program bahasa ekspresif, menyamakan, kemampuan pre-akademik dan
kemandirian.

Tujuan Terapi ABA (Applied Behavior Analysis)


Menurut Handojo ada beberapa tujuan terapi yang perlu ditetapkan dan
diingat, sebagai berikut:
1. Komunikasi dua arah yang aktif
Mereka dapat melakukan percakapan paralel, dapat melontarkan
hal-hal yang lucu. Tujuan ini harus selalu diingat, sehingga kecakapan
anak dapat terus ditingkatkan sampai seperti atau mendekati kemampuan
orang yang normal.
2. Sosialisasi ke dalam lingkungan yang umum
Setelah anak mampu berkomunikasi, lakukan hal-hal yang
menambah generalisasi. Generalisasi menyangkut subjek atau orang lain,
instruksi, objek, respon anak dan lingkungan yang berbeda-beda.
3. Menghilangkan atau meminimalkan perilaku yang tidak wajar
Perilaku yang aneh perlu segera dihilangkan sebelum usia 5 tahun,
agar tidak mengganggu kehidupan sosial anak setelah dewasa. Banyak
orang tua yang lebih memprioritaskan hal-hal yang akademik, tetapi lalai
dalam menangani perilaku yang tidak wajar.
4. Mengajarkan materi akademik
Kemampuan akademik sangat bergantung pada intelegensia atau
IQ anak. Apabila IQ anak memang tidak termasuk yang dibawah normal,
maka kemampuan akademiknya juga pasti tidak sulit untuk
dikembangkan.
5. Kemampuan Bantu Diri atau Bina Diri dan Keterampilan lain
Ini adalah kemampuan yang juga diperlukan bagi setiap individu,
agar dalam hal-hal yang pribadi, mampu dikerjakan sendiri tanpa dibantu
orang lain. Makan, minum, memasang dan melepas pakaian dan
sebagainya. Disamping itu pada pada anak yang lebih besar dapat
diajarkan keterampilan lain seperti berenang, melukis, memasak, olahraga
dan sebagainya. Keterampila ini akan sangat bermanfaat, selain sebagai
latihan motorik, juga untuk memupuk bakat anak, dan dapat mengisi
seluruh waktu anak.

Prinsip Pelaksanaan Terapi ABA (Applied Behavior Analysis)


Secara umum, pelaksanaan terapi ABA (Applied Behavior Analysis)
meliputi beberapa program antara lain: program kesiapan belajar (berespon
terhadap nama), program bahasa reseptif (mengikuti perintah satu tahap), program
meniru (meniru program motorik kasar), program bahasa ekspresif (menunjuk
benda-benda yang diinginkan) dan tugas menyamakan (menyamakan benda-benda
yang identik). Ketika anak telah mencapai kemajuan tambah program baru.
Ajarkan secara bertahap keterampilan seperti anak lain pada umumnya, misalnya
menirukan gerakan motorik kasar. Tahap ini bukan sekedar mengajar kananak
agar dapat meniru berbagai macam gerakan, tetapi agar anak lebih mengerti
“konsep tiru”. Setelah anak mulai mengerti konsep tiru, kemudian lanjutkan
kebidang lain, misalnya instruksi menirukan huruf hidup (a, i,u,e,dan o), suku
kata (ba, bi, bu, pa, pi, dan pu), kemudian kata-kata (ibu,bapak, dan adik) dan
kalimat-kalimat.
Langkah awal untuk memutuskan apa yang akan diajarkan adalah
mengumpulkan informasi mengenai anak. Kurikulum yang ada sebaiknya
bergerak linear, dari kesiapan belajar, misalnya menyesuaikan diri dengan
pengajar, mengikuti perintah, tetap duduk di kursi, dan meniru gerakan motorik
kasar, sampai pada pengembangan diri keterampilan bahasa dan kognitif. Ada
beberapa petunjuk sederhana ketika pertama kali mengajar atau melakukan terapi
pada anak yang baru memulai suatu terapi buatlah jam belajar yang
menyenangkan dan pertahankan. Pilih kamar yang sunyi untuk instruksi yang
bebas dari gangguan (penglihatan perhatian).
Tekankan keterampilan, seperti tetap di kursi dan mengikuti perintah
sederhana. Hindarkan menggunakan bahan atau imbalan yang sukar diberikan dan
diambil lagi. Mulailah setiap waktu belajar dengan meletakkan dua kursi berhadap
hadapan, untuk anak dan terapis.
Pindahkan meja lebih dekat dengan kursi ketika anak mulai lebih patuh.
Jangan sampai menghentikan aktifitas belajar sehingga anak memperoleh gagasan
mengamuk. Bila anak melakukan suatu penolakan pada suatu materi maka ada
Beberapa suatu hal yang perlu dilakukan oleh seorang terapis :
1. Pilihlah benda-benda sebagai imbalan yang diinginkan anak
2. Buatlah waktu belajar yang singkat dan tambahkan ketika anak lebih
toleran
3. Berikan imbalan jika anak tetap tidak mau duduk.

Anda mungkin juga menyukai