Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Jl. Nangka No. 58 C, Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Telp. 021-7818718
Jln. Raya Tengah, Kelurahan Gedong, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Telp. 021-87797409
Webiste: http///www.unindra.ac.id
LEMBAR JAWABAN
1. Berikut 4 prinsip pokok pembelajaran abad 21 yang dipopulerkan oleh Jennifer Nichols
yang sedang dikembangkan saat ini
1) Instruction should be student-centered
Pengembangan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik. Peserta didik ditempatkan sebagai subyek pembelajaran yang secara
aktif mengembangkan minat dan potensi yang dimilikinya.\
2) Education should be collaborative
Peserta didik diajarkan untuk bisa berkolaborasi dengan orang lain. Dalam menggali
informasi dan membangun makna, peserta didik perlu didorong untuk bisa
berkolaborasi dengan teman – teman di kelasnya.
3) Learning should have context
Materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari – hari peserta didik. Pendidik
mengembangkan metode pembelajaran yang memungkinkan peserta didik terhubung
dengan dunia nyata (realword).
4) Schools should be integrated with society
sekolah memfasilitasi peserta didik untuk terlibat dalam lingkungan sosialnya.
Misalnya, mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat, dimana peserta didik dapat
belajar mengambil peran dan melakukan aktivitas tertentu dalam lingkungan sosial.
2. Ada beberapa model pembelajaran yang layak untuk diaplikasikan dalam pembelajaran
abad 21. Namun yang paling populer dan banyak di implementasikan adalan model
Pembelajran Project Based Learning dan Inquiry Based Learning.
PjBL atau Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan model belajar yang menggunakan
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Melalui
PjBL, proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding
question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan
terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus
berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBLmerupakan
investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi
atensi dan usaha peserta didik. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki
gaya belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan
kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan
menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen
secara kolaboratif.
Inquiry Based Learning ,. Proses inquiry dimulai dengan mengumpulkan informasi dan
data melalui pancaindera yakni penglihatan, pendengaran, sentuhan, pencecapan, dan
penciuman. Pendekatan IBL adalah suatu pendekatan yang digunakan dan mengacu
pada suatu cara untuk mempertanyakan, mencari pengetahuan (informasi), atau
mempelajari suatu gejala. Pembelajaran dengan pendekatan IBL selalu mengusahakan
agar siswa selalu aktif secara mental maupun fisik. Materi yang disajikan guru bukan
begitu saja diberitahukan dan diterima oleh siswa, tetapi siswa diusahakan sedemikian
rupa sehingga mereka memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka “menemukan
sendiri” konsep-konsep yang direncanakan oleh guru.
6. Perbedaan proses belajar yang dikemukakan oleh Jerome S Bruner dan Robert M Gagne
Proses Belajar menurut pandangan seorang ahli psikologi perkembangan dan psikologi
belajar Jerome S. Bruner. Bruner tidak mengembangkan suatu teori belajar yang
sistematis; yang penting baginya ialah cara-cara bagaimana orang memilih,
mempertahankan, dan mentransformasika informasi secara efektif, ialah menurut Bruner
inti dari belajar. Menurutnya dalam proses belajar dapat dibedakan menjadi tiga fase yaitu:
Informasi, Transformasi dan Evaluasi
Sedangkan Proses belajar menurut pandangan Robert M. Gagne belajar adalah proses yang
kompleks, dan hasil belajar berupa kapabilitas. Timbulnya kapabilitas disebabkan oleh
stimulusi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh peserta
didik. Setelah belajar orang akan memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.
Skemata dalam pembelajaran merupakan representasi bentuk dari seperangkat persepsi, ide
dan aksi yang di asosiasikan, dn merupakan dasar pembangunan pemikiran. Skemata selalu
berkembang sejalan dengan kapasitas pengalaman. Skemata didasari dengan pemrosesan
informasi pertama kali dilakukan dalam sistem penyimpanan/memori jangka pendek
(STM). Sistem penyimpanan/memori jangka pendek ini tidak beroperasi sendiri, namun
selalu berhubungan dengan “pengetahuan” yang tersimpan dalam sistem memori jangka
panjang (LTM) begitupun sebaliknya.
Pendekatan humanistic dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Berfokus pada
potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang dimiliki dan mengembangkan
kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk
pengembangan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri. Kemampuan membangun diri secara
positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan
akademik.
Dalam teori belajar humanistic, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan
dirinya sendiri. Dalam proses belajarnya siswa harus berusaha agar mampu mencapai aktualisasi diri
dengan sebaik-baiknya.
Aplikasi teori humanistic lebih menonjolkan kebebasan individu siswa/I memahami materi
pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan baru dengan caranya sendiri. Selama proses
pembelajaran peserta didik berperan sebagai subjek didik, pusat (central) dalam aktifitas belajar.
Peserta didik menjadi pelaku dalam memaknai pengalaman belajarnya sendiri. Dengan demikian
peserta didik mampu menemukan potensinya dan mengembangkannya secara mamaksimal.
Peran guru dalam pembelajaran adalah menjadi fasilitator bagi para peserta didiknya dengan cara
memberikan motivasi dan memfasilitasi pengalaman belajar dengan menerapkan strategi pembelajaran
yang membuat peserta didik aktif serta menyampaikan materi pembelajaran yang sistematis.
Proses pembelajaran berazaskan teori humanistic ini cocok diterapkan pada materi-materi
pembelajaran tertentu yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan
analisis terhadap fenomena sosial.