Anda di halaman 1dari 4

Nama : MAHDALENA

Kelas : 3 B

Tugas : KGD

Standar Operasional Prosedur (SOP)


Tindakan Keperawatan : Pemasangan Kateter Urine
A. PENGERTIAN
Kateter adalah selang yang digunakan untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan.
Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih
dengan tujuan mengeluarkan urin. Kateterisasi urine sedapat mungkin tidak dilakukan kecuali
bila sangat diperlukan, karena dapat menyebablkan infeksi nosocomial.

B. TUJUAN

1. Untuk mengambil sample urine guna pemeriksaan kultur mikrobiologi dengan menghindari
kontaminasi.
2. Pengukuran residual urine dengan cara, melakukan regular kateterisasi pada klien segera
setelah mengakhiri miksinya dan kemudian diukur jumlah urine yang keluar.
3.  Untuk pemeriksaan cystografi, kontras dimasukan dalam kandung kemih melalui kateter.
4.  Untuk pemeriksaan urodinamik yaitu cystometri dan uretral profil pressure.

C. INDIKASI

1. Pertama, pemasangan Kateter foley seringkali digunakan pada seseorang yang telah
menjalani operasi. Ada berbagai hal yang membuat seseorang harus dilakukan
pemasangan kateter setelah operasi ini, yaitu karena dia harus full istirahat atau
memang operasi yang dilakukan berhubungan dengan sistem perkemihan.
2. Kedua, pemasangan kateter foley digunakan untuk orang yang mengalami gangguan
eliminasi. Seperti susah buang air kecil atau terjadinya distensi vesika urinaria,
sehingga urin dapat keluar dengan lancar seperti sediakala.
3. ketiga, pemasangan kateter ini diberikan pada orang yang akan dilakukan
pemeriksaan urin. Seperti mengukur jumlah urin harian, melihat warna urin, dan
sebagainya. Sehingga hasil ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam mendirikan
diagnosa penyakit.
D. KONTRAINDIKASI

1. Kontraindikasi Absolut
Kontraindikasi absolut pemasangan kateter interkostal adalah pada pasien yang
perlu emergent thoracotomy. Selain pada kondisi tersebut, pemasangan kateter interkostal tidak
memiliki kontraindikasi absolut yang lain.[1,7,8]

2.Kontraindikasi Relatif
Kontraindikasi relatif untuk pemasangan kateter interkostal adalah risiko perdarahan
(misalnya pada koagulopati), infeksi lokal pada area insersi kateter, dan adanya bula
atau pulmonary bleb ekstensif yang berisiko menimbulkan fistula bronkopleura. Pasien dengan
koagulopati perlu ditangani terlebih dahulu sebelum dapat menjalani tindakan ini. Pasien dengan
adhesi pulmonal akibat trauma lampau, penyakit paru, atau operasi lampau juga menjadi
kontraindikasi relatif.[2,3,5]

E. PROSEDUR TINDAKAN

a. Alat Yang Dibutuhkan


1.    Bak instrumen steril berisi : pinset anatomis, kasa
2.    Kom
3.    Kateter sesuai ukutan
4.    Sarung tangan steril
5.    Sarung tagan bersih
6.    Cairan antiseptic
7.    Spuit 10 cc atau 20 cc berisi aquadest/NaCl steril
8.    KY jelly
9.    Urine bag
10.  Plaster
11.  Gunting verban
12.  Selimut mandi
13.  Tirai/sampiran
14.  Perlak dan pengalas
15.  Bengkok/nierbekken
16.  Tempat specimen (jika perlu)

b. Pelaksanaan

Tahap Pra Interaksi


1)     Mengucapkan salam terapeutik
2)     Memperkenalkan diri
3)     Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan  tindakan yang akan
dilaksanakan.
4)     Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5)     Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
6)     Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7)     Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8)     Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama
berkomunikasi dan melakukan tindaka.
9)     Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)

Tahap Orientasi
1.    Memperkenalkan diri
·         Mengucapkan salam terapeutik dan memeprkenalkan diri
·         Validasi data : nama klien dan data lain terikat
2.    Meminta persetujuan tindakan
·         Menyampaikan/menjelaskan tujuan tindakan
·         Menyampaikan/menjelaskan langkah-langkah prosedur
3.    Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan tindakan

Tahap Interaksi
1.      Memberikan sampiran dan menjaga privacy
2.      Mengatur posisi pasien (wanita:posisi dorsal recumbent, pria:posisi supine dan melepaskan
pakaian bawah
3.      Memasang perlak, penglas di bawah bokong pasien
4.      Menutup  area pinggang dengan selimut pasien serta menutup bagian ekstremitas bawah
dengan selimut mandi sehingga hanya area perineal yang terpajan
5.      Meletakkan nierbekken di antara paha pasien
6.      Menyiapkan cairan antiseptic ke dalam kom
7.      Gunakan sarung tangan bersih
8.      Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic
9.      Buka sarung tangan dan simpan nierbekken atau buang ke kantong plastic yang telah
disediakan
10.  Buka bungkusan luar set kateter dan urin bag dan kemudian simpan di alas steril. Jika
pemasangan kateter dilakukan sendiri, maka siapkan KY jelly di dalam bak sterik. Jangan
menyentuh area steril
11.  Gunakan sarung tangan steril
12.  Buka sebagian bungkusan dalam kateter, pegang kateter dan berikan jelly pada ujung kateter
(dengan meminta bantuan atau dilakukan sendiri) dengan tetap mempertahankan teknik steril
Pada laki-laki
13.  Posisikan penis tegak lurus 900 dengan tubuh pasien

Pada wanita
14.  Buka labio minora menggunakan ibu jari dan telunjuk atau telunjuk dengan jari tengah
tangan tidak dominan
15.  Dengan menggunakan pinset atau tangan dominan, masukkan kateter perlahan-lahan hingga
ujung kateter. Anjurkan pasien untuk menarik nafas saat kateter dimasukkan. Kaji kelancaran
pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih ada
tahanan kateterisasi dihentikan.
16.  Pastikan nierbekken yang telah disiapkan berasa di ujung kateter agar urine tidak tumpah.
Setelah urin mengalir, ambil specimen urin bila diperlukan. Lalu segera sambungkan kateter
dengan urine bag
17.  Kembangkan balon kateter dengan aquadest/NaCl steril sesuai volume yang tertera pada
label spesifikasi kateter yang dipakai
18.  Tarik kateter keluar secara perlahan untuk memastikan balon kateter sudah terfiksasi dengan
baik dalam vesika urinaria.
19.  Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kasa
20.  Fiksasi kateter:
·         Pada pasien laki-laki difiksasi dengan plester pada abdomen
·         Pada pasien wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha
21.  Menempatkan urine bag di tempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih
22.  Lepaskan duk dan pengalas serta bereskan alat
23.  Lepaskan sarung tangan
24.  Rapihkan kembali pasien

Tahap Terminasi
1.    Menginformasikan hasil tersebut kepada klien dan evaluasi tujuan
2.    Kontrak pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam terminasi
3.    Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula (ruang penyimpanan).
4.    Mencuci tangan

Tahap Evaluasi
1.    Mengobservasi respon klien selama dan sesudah prosedur pemasangan kateter.
2.    Mengevaluasi produksi urine     
Tahap Dokumentasi
1.    Mencatat prosedur dan respon klien selama prosedur
2.    Mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam).
3.    Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/tanda tangan

Anda mungkin juga menyukai