Anda di halaman 1dari 20

BUPATI LAMPUNG TENGAH

PROVINSI LAMPUNG
PERATURAN BUPATI LAMPUNG TENGAH
NOMOR TAHUN 2021

TENTANG

TATA CARA PEMBAGIAN DAN PENETAPAN RINCIAN DANA KAMPUNG


SETIAP KAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
TAHUN ANGGARAN 2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMPUNG TENGAH,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8


Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
bupati/walikota menetapkan rincian Dana Kampung untuk
setiap Kampung.
b. bahwa untuk pelaksanaanmaksud a diatas dipandang
perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara
Pembagian dan Penetapan Rincian Dana Kampung Setiap
Kampung Kabupaten Lampung Tengah Tahun Anggaran
2021.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang
Penetapan Undang – Undang Darurat Nomor 4 Tahun
1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten –
Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Sumatera Selatan
(Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1956 Nomor
55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1091) sebagai Undang – Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5012), sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik
Indonesia 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5674);
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5049 );
5. Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang
Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4575);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539), sebagaimana
telahberberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6321);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang
Dana Desa Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5558), sebagaimana telah
berberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5864);
9. Peraturan Presiden Nomor 113 Tahun 2020 tentang
Rincian Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2021 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 266);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 64 );
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019
tentang Pengelolaan Dana Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019Nomor1700),sebagaimana telah
berberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 222/PMK.07/2020 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020Nomor1641);
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.07/2020
tentang Penyaluran dan Penggunaan Transfer ke Daerah
dan Dana Desa Tahun Anggaran 2020 Untuk Mendukung
Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020Nomor866),
13. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2020 tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2021 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1035 );
14. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 10
Tahun 2016 tentang Perangkat Kampung, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Kampung
(Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Tengah Tahun
2016 Nomor 10), sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 9
Tahun 2019 (Lembaran Daerah Kabupaten Lampung
Tengah Tahun 2019 Nomor 9);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah Nomor 11
Tahun 2020 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Tahun Anggaran 2021 (Lembaran Daerah
Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2020 Nomor 11).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANGTATA CARA PEMBAGIAN


DAN PENETAPAN RINCIAN DANA KAMPUNG SETIAP
KAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN
ANGGARAN 2021

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Lampung Tengah;
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom;
3. Bupati adalah Bupati Lampung Tengah;
4. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya disingkat
BPKAD adalah Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Lampung Tengah;
5 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung yang selanjutnya
disingkat DPMK adalah Dinas Pemberdayaan Masyarakatdan Kampung
Kabupaten Lampung Tengah;
6. Camat adalah Perangkat Daerah yang mempunyai wilayah kerja di tingkat
Kecamatan;
7. Kampung adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempatberdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
8. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Kampung adalah Kepala
Kampung yang karena jabatannya mempunyai kewenangan
menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan kampung;
9. Sekretaris Kampung adalah bertindak selaku koordinator pelaksanaan
pengelolaan keuangan kampung;
10. Bendahara adalah unsur staf kampung yang membidangi urusan
administrasi keuangan untuk menatausahakan keuangan kampung;
11. Rekening Kas Kampung adalah rekening tempat menyimpan uang
Pemerintahan Kampung yang menampung seluruh penerimaan Kampung
dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran Kampung pada
Bank yang ditetapkan.
12. Pemerintah Kampung adalah Kepala Kampung dibantu Perangkat
Kampung sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Kampung;
13. Jumlah Kampung adalah jumlah kampung yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah.
14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung selanjutnya disingkat APBK
adalah rencana keuangan tahunan pemerintah kampung.
15. Padat Karya Tunai Kampung adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat
kampung, khususnya yang miskin dan marginal, yang bersifat produktif
dengan mengutamakan pemanfataan sumberdaya, tenaga kerja, dan
teknologi lokal untuk memberikan tambahan upah/ pendapatan,
mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
16. Pandemi COVID-19 adalah bencana yang disebabkan oleh faktor non
alam yaitu corona virus disease 2019 (COVID-19) yang mengancam dan
menganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat kampung, sehingga
mengakibatkan korban jiwa manusia serta dampak sosial, ekonomi,
kesehatan dan kejiwaan atau psikologi manusia.
17. Bantuan Langsung Tunai Kampung yang selanjutnya disingkat BLT
Kampung adalah pemberian uang tunai kepada keluarga miskin atau
tidak mampu di Kampung yang bersumber dari Dana Kampung untuk
mengurangi dampak ekonomi akibat adanya pandemi corona virus
disease 2019 (COVID-19)
18. Sustainable Development Goals yang disingkat dengan SDGs Kampung
adalah upaya terpadu mewujudkan kampung tanpa kemiskinan dan
kelaparan, kampung ekonomi tumbuh merata, kampung peduli
kesehatan, kampung peduli lingkungan, kampung peduli pendidikan,
kampung ramah perempuan, kampung berjejaring, dan kampung tanggap
budaya untuk percepatan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
BAB II
PENETAPAN RINCIAN DANA KAMPUNG

Pasal 2

Dengan Peraturan Bupati ini ditetapkan Rincian Dana Kampung untuk setiap
Kampung di Kabupaten Lampung Tengah Tahun Anggaran 2021sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Bupatiini.

Pasal 3
Rincian Dana Kampung untuk setiap Kampung sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, dialokasikan secara merata dan berkeadilan berdasarkan :
a. Alokasi Dasar;
b. Alokasi Afirmasi;
c. Alokasi Kinerja dan
d. Alokasi Formula yang dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk,
angka kemiskinan, luas wilayah dan indeks kesulitan geografis kampung
Kabupaten.

Pasal 4
Alokasi dasar setiap Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a,
dihitung berdasarkan alokasi dasar Kabupaten dibagi jumlah Kampung
sebagaimana telah ditetapkan dalam lampiran Peraturan Presiden Nomor 113
Tahun 2020tentang Rincian Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2021

Pasal 5

(1) Alokasi afirmasi setiap Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3


huruf b diberikan kepada Kampung Tertinggal dan Kampung Sangat
Tertinggal yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi.
(2) Besaran alokasi afirmasi setiap Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dihitung berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan
mengenai Tata Cara Pengalokasian Dana Kampung.

Pasal 6

Alokasi kinerjasebagaimana dimaksud pada Pasal 3 huruf c, dibagi kepada


Kampung-Kampung dengan kinerja terbaik dalam pengelolaan keuangan
Kampung, pengelolaan Dana Kampung, capaian keluaran (output) Dana
Kampung, dan capaian hasil (outcome) pembangunan Kampung.

Pasal 7
Penghitungan alokasi kinerja setiap Kampung sebagaimana dimaksud pada
Pasal 6 dilakukan dengan menggunakan bobot sebagai berikut:
a. Pengelolaan keuangan Kampung dengan bobot 20%;
b. Pengelolaan Dana Kampung dengan bobot 20%;
c. Capaian keluaran (output) Dana Kampung dengan bobot 25%; dan
d. Capaian hasil (outcome) pembangunan Kampung dengan bobot 35%.
Pasal 8

(1) Pengelolaan keuangan Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7


huruf a dinilai dari perubahan rasio Pendapatan Asli Kampung terhadap
total pendapatan APBK dan rasio belanja bidang pembangunan dan
pemberdayaan terhadap bidang APBK.

(2) Pengelolaan dana Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b


dinilai dari persentase kesesuaian bidang pembangunan dan pemberdayaan
sebagai prioritas dana Kampung terhadap total dana Kampung dan
persentase pengadaan barang jasa dana Kampung secara swakelola.
(3) Capaian keluaran (output) Dana Kampung sebagaimana dimaksud dalam
pasal 7 huruf c dinilai dari persentase realisasi anggaran dana Kampung
dan persentase capaian output dana Kampung.
(4) Capaian hasil (outcome) pembangunan Kampung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf d dinilai dari perubahan skor IDM, perubahan status
Kampung, status Kampung terakhir, dan perbaikan jumlah penduduk
miskin.
Pasal 9

Alokasi formula dihitung berdasarkan data jumlah penduduk, angka


kemiskinan, luas wilayah dan indeks kesulitan geografis kampung sebagaimana
dimaksud pada Pasal 3 huruf d yang bersumber dari kementerian yang
berwenang dan/atau lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang statistik.
Pasal 10

Penghitungan alokasi formula setiap Kampung sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 9 dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut:

W = [(0,10 x Z1) + (0,50 x Z2) + (0,15 x Z3) + (0,25 x Z4)] x (DK Kab – AD Kab)

Keterangan:
W = Dana Kampung setiap Kampung yang dihitung berdasarkan jumlah
penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan
geografis Kampung Kabupaten
Z1 = Rasio jumlah penduduk setiap Kampung terhadap total penduduk
Kabupaten
Z2 = Rasio jumlah penduduk miskin setiap Kampung terhadap total
penduduk miskin Kabupaten
Z3 = Rasio luas wilayah Kampung setiap Kampung terhadap total luas
wilayah Kabupaten
Z4 = Rasio Indeks Kesulitan Geografis (IKG)Kabupatenterhadap total IKG
kabupatenyang memiliki Kampung
DDkab= Pagu Dana Kampung Kabupaten
ADkab=Besaran Alokasi Dasar (AD) untuk setiap Kampung dikalikan jumlah
Kampung dalam Kabupaten

Pasal 11
Indeks kesulitan geografisKampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
d disusun dan ditetapkan oleh Bupati berdasarkan data dari Kementerian yang
berwenang dan/atau lembaga yang menyelenggarakan urusan pemerintah di
bidang statistik.

BAB III
PENYALURAN DANA KAMPUNG

Pasal 12

(1) Dana Kampung disalurkan dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke
Rekening Kas Kampung (RKK) melalui Rekening Kas Umum Daerah (RKUD).

(2) Penyaluran Dana Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan melalui pemotongan Dana Kampung kabupaten dan penyaluran
dana hasil pemotongan Dana Kampung ke Rekening Kas Kampung (RKK )

(3) Pemotongan Dana Kampung kabupaten dan penyaluran dana hasil


pemotongan Dana Kampung keRekening Kas Kampung (RKK ) sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan surat kuasa
pemindahbukuan Dana Kampung dari Bupati.

(4) Penyaluran Dana Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, dengan ketentuan :
a. tahap I sebesar 40% (empat puluh persen) dari pagu Dana Kampung
setiap Kampung, dengan rincian :
1. 40% ( Empat Puluh Pesen) dari pagu Dana Kampung setiap Kampung
dikurangi kebutuhan Dana Kampung untuk BLT Kampung bulan
kesatu sampai dengan bulan kelima paling cepat bulan Januari; dan
2. Kebutuhan Dana Kampung untuk BLT Kampung bulan kesatu sampai
dengan bulan kelima paling cepat bulan Januari untuk bulan kesatu
dan paling cepat masing-masing bulan berkenaan untuk bulan kedua
sampai dengan bulan kelima;
b. tahap II sebesar 40% (empat puluh persen) dari pagu Dana Kampung
setiap Kampung, dengan rincian :
1. 40% ( Empat Puluh Pesen) dari pagu Dana Kampung setiap Kampung
dikurangi kebutuhan Dana Kampung untuk BLT Kampung bulan
keenam sampai dengan bulan kesepuluh paling cepat bulan Maret; dan
2. Kebutuhan Dana Kampung untuk BLT Kampung bulan keenam sampai
dengan bulan kesepuluh paling cepat bulan Juni untuk bulan keenam
dan paling cepat masing-masing bulan berkenaan untuk bulan ketujuh
sampai dengan bulan kesepuluh; dan
c. tahap III sebesar 20% (dua puluh persen) dari pagu Dana Kampung
setiap Kampung dengan rincian :
1. 20% (Dua puluh Puluh Pesen) dari pagu Dana Kampung setiap
Kampung dikurangi kebutuhan Dana Kampung untuk BLT Kampung
bulan kesebelas sampai dengan bulan keduabelas paling cepat bulan
Juni; dan

2. Kebutuhan Dana Kampung untuk BLT Kampung bulan kesebelas


sampai dengan bulan keduabelas paling cepat bulan November untuk
bulan kesebelas dan paling cepat akhir bulan November bulan
keduabelas;

Pasal 13

(1) Penyaluran Dana Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat


(1) dilaksanakan setelah Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran DAK Fisik dan
Dana Kampung menerima dokumen persyaratan penyaluran dari Bupati,
dengan ketentuan :
a. tahap I berupa :
a) peraturan Bupati mengenai tata cara pembagian dan penetapan
rincian Dana Kampung setiap Kampung;
b) peraturan Kampung tentang APBK dan Peraturan Kepala Kampung
tentang Penetapan Keluarga Penerima Manfaat BLT Kampung Tahun
2021; dan
c) surat kuasa pemindahbukuan Dana Kampung;

b. tahap II berupa :
a) laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Kampung
tahun anggaran sebelumnya; dan
b) laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Kampung
tahap I menunjukkan rata rata realisasi penyerapan paling sedikit
sebesar 50% (lima puluh persen) dan rata-rata capaian keluaran
menunjukkan paling sedikit sebesar 35% (tiga puluh lima persen) dari
Dana Kampung tahap I yang telah disalurkan;
c) Peraturan Kepala Kampung mengenai penetapan keluarga Penerima
manfaat BLT Kampung atau Peraturan Kepala Kampung mengenai
penetapan tidak terdapat keluarga penerima manfaat BLT Kampung
dan;
d) Bagi Kampung yang tidak terdapat BLT Kampung tahun 2020 untuk
bulan keempat sampai dengan bulan kesembilan, maka Kepala
Kampung melampirkan Peraturan Kepala Kampung mengenai
penetapan tidak terdapat keluarga penerima manfaat BLT Kampung
dan/atau Peraturan Kepala Kampung mengenai penetapan tidak
tersedia anggaran dana Kampung bagi kampung yang tidak untuk
pelaksanaan BLT Kampung bulan keempat sampai dengan bulan ke
sembilan tahun 2020;
e) Berita acara konfirmasi komulatif sisa Dana Kampung di Rekening
Kas Umum Daerah (RKUD) antara Pemerintah Daerah dan Kepala
KPPN yang berasal dari :
a. Sisa Dana Kampung Tahun Anggaran 2015 sampai dengan Tahun
Anggaran 2018 yang di setor oleh Kepala Kampung ke RKUD; dan
b. Sisa Dana Kampung di Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)
Tahun Anggaran 2015 sampai dengan Tahun Anggaran 2019;
c. tahap III berupa :
a) laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Kampung
sampai dengan tahap II menunjukkan rata-rata realisasi penyerapan
paling sedikit sebesar 90% (sembilan puluh persen) dan rata-rata
capaian keluaran menunjukkan paling sedikit sebesar 75% (tujuh
puluh lima persen) dari Dana Kampung tahap II yang telah di
salurkan; dan
b) laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat Kampung tahun
anggaran sebelumnya.

(2) Bupati bertanggungjawab untuk menerbitkan surat kuasa


pemindahbukuan Dana Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a angka 3 untuk seluruh Kampung, dan wajib disampaikan pada saat
penyampaian dokumen persyaratan penyaluran tahap I pertama kali.

(3) Capaian keluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 2
dan huruf c angka 1 dihitung berdasarkan rata-rata persentase capaian
keluaran dari seluruh kegiatan.

(4) Penyusunan laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c dilakukan sesuai
dengan tabel referensi data bidang, kegiatan, uraian keluaran, volume
keluaran, satuan keluaran, dan capaian keluaran.

(5) Dokumen persyaratan penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


disampaikan dengan surat pengantar yang ditandatangani oleh Bupati atau
Wakil Bupati atau pejabat yang ditunjuk sesuai dengan kewenangannya
dalam hal Pengelolaan Keuangan Daerah.

(6) Dokumen persyaratan penyaluran Dana Kampung sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) disampaikan dalam bentuk dokumen fisik (hardcopy) dan/atau
dokumen elektronik (softcopy).

(7) Dokumen elektronik (softcopy) sebagaimana dimaksud pada ayat (6) diolah
melalui aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara (OMSPAN).

Pasal 14

(1) Dana Kampung tahap I untuk kebutuhan BLT Kampung bulan kesatu
sampai bulan kelima sebagaimana dimaksud pada pasal 12 ayat (4) huruf a
angka 2, disalurkan dengan ketentuan:
a. Kampung telah melakukan perekaman keluarga penerima manfaat
setiap bulan yang berlaku selama 12 (dua belas) bulan untuk
penyaluran Dana Kampung untuk BLT Kampung bulan kesatu; dan
b. Dana Kampung untuk BLT Kampung bulan kedua sampai dengan bulan
kelima untuk masing masing bulan disalurkan setelah Bupati
melakukan perekaman realisasi jumlah keluarga penerima manfaat
bulan sebelumnya.

(2) Penyaluran Dana Kampung Tahap II untuk BLT Kampung sebagaimana


dimaksud pada pasal 12 ayat (4) huruf b angka 2 untuk bulan keenam
sampai dengan bulan kesepuluh masing masing bulan disalurkan setelah
Bupati melakukan perekaman realisasi jumlah keluarga penerima manfaat
bulan sebelumnya.
(3) Penyaluran Dana Kampung tahap III untuk BLT Kampung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (4) huruf c angka 2 untuk bulan kesebelas
sampai dengan bulan keduabelas masing masing bulan disalurkan setelah
Bupati melakukan perekaman realisasi jumlah keluarga penerima manfaat
bulan sebelumnya.
(4) Perekaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3)
dilakukan melalui aplikasi Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan
Anggaran Negara (OMSPAN)

(5) Perekaman sebagaimana dimaksud pada ayat (4) untuk perekaman realisasi
jumlah keluarga penerima manfaat bulan keduabelas dilakukan paling
lambat tanggal 31 Desember.

(6) Jumlah keluarga penerima manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, merupakan jumlah yang diperoleh dari realisasi jumlah keluarga
penerima manfaat BLT Kampung bulan kesatu tahun sebelumnya atau hasil
pendataan jumlah keluarga penerima manfaat BLT Kampung tahun
berkenaan.

(7) Dalam hal tidak terdapat keluarga penerima manfaat BLT Kampung, Dana
Kampung disalurkan dengan besaran sebagaimana dimaksud dalam pasal
14 ayat (4) tanpa dikurangi kebutuhan Dana Kampung untuk BLT
Kampung.

(8) Dalam hal terdapat perubahan peraturan Kepala Kampung mengenai


penetapan keluarga penerima manfaat BLT Kampung sebagaimana
dimaksud dalam pasal 13 ayat (1) huruf b angaka 3, Bupati menyampaikan
perubahan Peraturan Kepala Kampung dimaksud melalui aplikasi Online
Monitoring Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (OM SPAN) paling
lambat 31 Desember.

(9) Dalam hal penyaluran Dana Kampung untuk BLT Kampung bulan kesatu
tidak dilaksanakan mulai bulan Januari, penyaluran Dana Kampung untuk
BLT Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3)
untuk bulan kesatu sampai dengan bulan yang belum disalurkan dapat
dilakukan setelah melakukan perekaman realisasi jumlah keluarga
penerima manfaat BLT Kampung bulan sebelumnya.

(10) Dalam hal jumlah keluarga penerima manfaat yang direalisasikan lebih
besar atau lebih kecil dari jumlah keluarga penerima manfaat yang telah di
rekam pada bulan kesatu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
Dana Kampung untuk BLT Kampung bulan kedua sampai bulan keduabelas
tetap disalurkan sebesar kebutuhan BLT Kampung setiap Bulan.

(11) Bupati bertanggung jawab atas kebenaran perekaman data realisasi jumlah
keluarga penerima manfaat BLT Kampung sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (5).

Pasal 15
(1) Dalam rangka penyampaian dokumen persyaratan penyaluran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1), kepala Kampung menyampaikan
dokumen persyaratan penyaluran kepada bupati, dengan ketentuan :
a. tahap I berupa peraturan Kampung tentang APBK yang telah di evaluasi
oleh Camat.

b. tahap II berupa :
1. laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Kampung
tahun anggaran sebelumnya;
2. laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Kampung
tahap I menunjukkan rata rata realisasi penyerapan paling sedikit
sebesar 50% (lima puluh persen) dan rata-rata capaian keluaran
menunjukkan paling sedikit sebesar 35% (tiga puluh lima persen);
3. Peraturan Kepala Kampung mengenai penetapan keluarga Penerima
manfaat BLT Kampung atau Peraturan Kepala Kampung mengenai
penetapan tidak terdapat keluarga penerima manfaat BLT Kampung;
4. Berita acara konfirmasi dan rekonsiliasi kumulatif sisa Dana
Kampung Tahun Anggaran 2015 sampai dengan Tahun Anggaran
2018 di RKK antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Kampung;
dan
5. dokumen yang dimaksud pada ayat (1) huruf b point (1) dan (2) telah
di teliti kebenaran dan kelengkapannya oleh Camat.

c. tahap III berupa :


1. laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran Dana Kampung
sampai dengan tahap II menunjukkan rata-rata realisasi penyerapan
paling sedikit sebesar 90% (sembilan puluh persen) dan rata-rata
capaian keluaran menunjukkan paling sedikit sebesar 75% (tujuh
puluh lima persen); dan
2. laporan konvergensi pencegahan stunting tingkat Kampung tahun
anggaran sebelumnya;
3. dokumen yang dimaksud pada ayat (1) huruf c point (1) dan (2) telah
di teliti kebenaran dan kelengkapannya oleh Camat.

(2) Capaian keluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 2 dan
huruf c angka 1 dan ayat (2) huruf b angka 2 dihitung berdasarkan rata-rata
persentase capaian keluaran dari seluruh kegiatan.

(3) Penyusunan laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan sesuai dengan
tabel referensi data bidang, kegiatan, sifat kegiatan, uraian keluaran, volume
keluaran, cara pengadaan, dan capaian keluaran.

(4) Bupati melalui Dinas PMK melakukan verifikasi kesesuaian dokumen


persyaratan penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dengan kondisi penyerapan dan capaian keluaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (3).

(5) Berdasarkan hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Bupati
melalui BPKAD menyampaikan dokumen persyaratan penyaluran atas
Kampung yang layak salur kepada Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran
DAK Fisik dan Dana Kampung setiap minggu.

(6) Dalam hal tabel referensi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) belum
memenuhi kebutuhan input data, kepala Kampung menyampaikan
perubahan tabel referensi kepada Bupati untuk dilakukan pemutakhiran.

(7) Perubahan tabel referensi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) mengacu
pada peraturan yang ditetapkan oleh Kementerian Dalam Negeri.

Pasal 16

(1) Dalam rangka penyaluran Dana Kampung tahap I untuk kebutuhan BLT
Kampung bulan kesatu sampai dengan bulan kelima sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), Kepala Kampung memenuhi ketentuan :
a. Persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf b dan
menyampaikan data jumlah keluarga penerima manfaat setiap bulan
yang berlaku selama 12 (dua belas) bulan untuk penyaluran Dana
Kampung untuk BLT Kampung bulan kesatu kepada Bupati; dan
b. Dana Kampung untuk BLT Kampung bulan kedua sampai dengan bulan
kelima masing-masing bulan disalurkan setelah Kepala Kampung
menyampaikan data realisasi jumlah keluarga penerima manfaat bulan
sebelumnya kepada Bupati.

(2) Penyaluran Dana Kampung tahap II untuk BLT Kampung bulan keenam
sampai dengan bulan kesepuluh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
ayat (2) masing-masing bulan disalurkan setelah Kepala Kampung
menyampaikan data realisasi jumlah keluarga penerima manfaat bulan
sebelumnya kepada Bupati.

(3) Penyaluran DanaKampung tahap III untuk BLT Kampung bulan kesebelas
sampai dengan bulan kedua belas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
ayat (3) masing-masing bulan disalurkan setelah Kepala Kampung
menyampaikan data realisasi jumlah keluarga penerima manfaat bulan
sebelumnya kepada Bupati.

(4) Kepala Kampung menyampaikan data realisasi jumlah keluarga penerima


manfaat bulan kedua belas kepada Bupati paling lambat minggu ketiga
bulan Desember.

(5) Jumlah keluarga penerima manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a merupakan jumlah yang diperoleh dari realisasi jumlah keluarga
penerima manfaat BLT Kampung bulan kesatu tahun sebelumnya atau hasil
pendataan jumlah keluarga penerima manfaat BLT Kampung tahun
berkenaan.

(6) Dalam hal terdapat perubahan peraturan Kepala Kampung mengenai


penetapan keluarga penerima manfaat BLT Kampungsebagaimana
dimaksud pada ayat (5) , Kepala Kampung menyampaikan perubahan
peraturan Kepala Kampung dimaksud kepada Bupati paling lambat minggu
ketiga bulan Desember.
(7) Kepala Kampung bertanggung Jawab atas kebenaran data realisasi jumlah
keluarga penerima manfaat BLT Kampung sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sampai dengan ayat (4).

BAB IV
PEMOTONGAN DANA KAMPUNG

Pasal 17

(1) Pemotongan Dana Kampung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2)
dilaksanakan dengan menggunakan Surat Permintaan Pembayaran dan
Surat Perintah Membayar yang sama dengan Surat Permintaan Pembayaran
dan Surat Perintah Membayar penyaluran Dana Kampung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13.

(2) Pemotongan Dana Kampung dari RKUD sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dicatat dengan menggunakan akun penerimaan non anggaran.

Pasal 18

(1) Setelah Dana Kampung masuk ke RKK Kepala Kampung menyampaikan


lembar konfirmasi penerimaan penyaluran Dana Kampung di RKK kepada
Kepala KPPN dan Bupati melalui Dinas PMK.

(2) Salinan lembar konfirmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


disampaikan kepada Camat oleh Kepala Kampung dalam rangka Pembinaan
dan Pengawasan.

BAB V
PENGUNAAN DANA KAMPUNG

Pasal 19

Pengelolaan keuangan Kampung dikelola sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai 1
Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

Pasal 20

Untuk mengoperasionalkantujuanpembangunanKampungyang dimandatkan


oleh Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka penggunaan
Dana Kampung diprioritaskan untuk mewujudkan8(delapan)tipologi
Kampungdan18(delapanbelas)tujuan SDGsKampung sebagai berikut:
a. Kampung tanpa kemiskinandankelaparan
1. SDGsKampung1:Kampungtanpakemiskinan;dan
2. SDGsKampung2:Kampung tanpa kelaparan.

b. Kampung ekonomi tumbuh merata


1. SDGsKampung 8: pertumbuhanekonomi Kampungmerata;
2. SDGsKampung 9:infrastrukturdaninovasi Kampung sesuai kebutuhan;
3. SDGsKampung 10:Kampungtanpa kesenjangan; dan
4. SDGsKampung 12: konsumsidproduksi Kampung sadarlingkungan.

c. Kampung peduli kesehatan


1. SDGsKampung 3:Kampungsehat dansejahtera;
2. SDGsKampung 6:Kampung layakairbersihdansanitasi; dan
3. SDGsKampung 11: kawasanpermukimanKampung amandan nyaman.

d. Kampung peduli lingkungan


1. SDGsKampung 7:Kampungberenergi bersihdan terbarukan;
2. SDGsKampung 13:Kampung tanggap perubahaniklim;
3. SDGsKampung14:Kampungpedulilingkunganlaut;dan
4. SDGsKampung 15:Kampung peduli lingkungandarat.

e. Kampung peduli pendidikan


1. SDGsKampung 4: pendidikanKampung berkualitas.

f. Kampung ramahperempuan
1. SDGsKampung5: keterlibatanperempuanKampung.

g. Kampung berjejaring
SDGsKampung 17:kemitraanuntuk pembangunanKampung.

h. Kampung tanggap budaya


1. SDGsKampung 16:Kampung damai berkeadilan; dan
2. SDGs Kampung 18: kelembagaan Kampungdinamis dan budayaKampung
adaptif.

Pasal 21

Penggunaan Dana Kampung 2021 dalam situasi dan kondisi Pandemi COVID-19
diprioritaskan untuk membiayai kegiatan yang mendukung pencapaian SDGs
Kampung yang berkaitan dengan hal berikut:
a. Kegiatanpemulihanekonomi nasional;
b. Programprioritasnasional; dan
c. Adaptasikebiasaanbaru Kampung.

Pasal 22

Pelaksanaan Penggunaan Dana KampungTahun 2021 sesuai dengan;


a. Pemulihan Ekonomi Nasional Sesuai KewenanganKampung
Prioritas PenggunaanDana Kampung untuk pemulihan ekonomi nasional
sesuai kewenangan Kampung meliputi :
1. Pembentukan, pengembangan, dan revitalisasi Badan Usaha Milik
Kampung(BUMK) dan/atau BadanUsaha Milik Kampung (BUMK)
bersama danmeliputi:
a. Pendirianbadan usaha milik Kampung dan/atau badan usaha milik
Kampung bersama;
b. Penyertaan modal badan usaha milik Kampung dan/atau badan
usaha milik Kampung bersama menyertakan dokumen analisa
usaha/studi kelayakan;
c. Penguatan permodalan badan usaha milik Kampung dan/atau
badan usaha milik Kampung bersama; dan
d. Pengembangan usaha badan usaha milik Kampung dan/atau badan
usaha milik Kampung bersama yang difokuskan kepada
pembentukan dan pengembangan produk unggulan Kampung
dan/atau produk unggulan kawasanKampungan.
e. Kegiatan lainnya untuk mewujudkan pembentukan, pengembangan,
dan revitalisasi Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) dan/atau
BadanUsaha Milik Kampung (BUMK) bersama yang sesuai
dengan kewenangan Kampung dan diputuskan dalam
Musyawarah Kampung.

2. Penyediaan listrik Kampung;


3. Pengembangan usaha ekonomi produktif, antara lain:
a) Pembangunan usaha berskala produktif di bidang pertanian,
perkebunan, peternakan dan/atau perikanan yang difokuskan pada
pembentukan dan pengembangan produk unggulan Kampung
dan/atau perKampungan;
b) Pengembangan jasa serta usaha industri kecil dan/atau industri
rumahan yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan
produk unggulan Kampung dan/atau perKampungan;
c) Penyediaan dan pengelolaan sarana/prasarana pemasaran produk
unggulan Kampung dan/atau perKampungan;
d) Pendayagunaan perhutanan social;
e) Pendayagunaan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan;
f) Investasi usaha ekonomi produktifyang ramah lingkungan; dan
g) Kegiatan lainnya untuk mewujudkan pengembangan usaha ekonomi
produktif ramah lingkungan yang sesuai dengan kewenangan
Kampung dan diputuskan dalam Musyawarah Kampung.

b. Program Prioritas Nasional Sesuai Kewenangan Kampung


Prioritas Penggunaan Dana Kampung untuk program prioritas nasional
sesuai kewenangan Kampung meliputi:
1. PendataanKampung :
a) Pendataan potensi dan sumberdaya pembangunanKampung;
b) Pendataan pada tingkat rukun tetangga;
c) Pendataan pada tingkat keluarga;
d) Pemutakhiran data Kampung termasuk data kemiskinan; dan
e ) Kegiatan pendataan Kampung lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Kampung dan diputuskan dalam Musyawarah
Kampung.
2. Pemetaan potensi dan sumberdaya pembangunan Kampung
a) Penyusunan peta potensi dan sumberdaya pembangunan
Kampung;
b) Pemutakhiran peta potensi dan sumberdaya pembangunan
Kampung;
c) Kegiatan pemetaan potensi dan sumberdaya pembangunan
Kampung lainnya yang sesuai kewenangan Kampung dan
diputuskan dalam Musyawarah Kampung.
3. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi :
a) Pengembangan, pengelolaan dan pengintegrasian system
administrasi keuangan dan aset Kampung dengan aplikasi
digital yang disediakan Kementerian Kampung, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi;
b) Pengembangan, pengelolaan dan pengintegrasian sistem
informasi Kampung yang berbasis aplikasi digital yang
disediakan Kementerian Kampung Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi;
c) Pengembangan keterbukaan informasi pembangunan Kampung
berbasis aplikasi digital; dan,
d) Pengadaan sarana/prasarana teknologi informasi dan
komunikasi berbasisaplikasi digital.
e) Kegiatan pengembangan, pengelolaan dan pengintegrasian
teknologi informasi dan komunikasi lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Kampung yang diputuskan dalam Musyawarah
Kampung.
4. Pengembangan Kampung wisata :
Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
danprasarana Kampung wisata;
1) Promosi Kampung wisata diutamakan melalui gelar budaya
danberbasis digital;
2) Pelatihan pengelolaan Kampung wisata;
3) Pengelolaan Kampung wisata;
4) Kerjasama dengan pihak ketiga untuk investasi Kampung
wisata; dan
5) Kegiatan pengembangan Kampung wisata lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Kampung yang diputuskan dalam
Musyawarah Kampung.
5. Penguatan ketahanan pangan
a) Pengembangan usaha pertanian, perkebunan,
perhutanan, peternakan dan/atau perikanan untuk ketahanan
pangan;
b) Pembangunan lumbung pangan Kampung;
c) Pengolahan pasca panen; dan
d) Kegiatan penguatan ketahanan pangan lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Kampung dan diputuskan dalam
Musyawarah Kampung.
6. Pencegahan stunting diKampung
a) Pengelolaan advokasi konvergensi pencegahan stunting di
Kampung dengan menggunakan aplikasi digital electronic-Human
Development Worker (e-HDW);
b) Pemberian insentif untuk Kader Pembangunan Manusia(KPM),
kader posyandu dan pendidik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
c) Tindakan promotif dan preventif untuk pencegahan stunting
melalui rumah Kampung sehat;
d) Memberikan layanan peningkatan layanan kesehatan,
peningkatan gizi danpengasuhan anak melalui kegiatan:
1) Kesehatan ibu dananak;
2) Konseling gizi;
3) Air bersih dan sanitasi;
4) Perlindungan sosial untuk peningkatan askes ibu hamil dan
menyusui serta balita terhadap jaminan kesehatan dan
administrasi kependudukan;
5) Pendidikan, yaitu pengasuhan anak melalui Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD);
6) Pengasuhan anak dikeluarga termasuk pencegahan
perkawinan anak; dan
7) Pendayagunaan lahan pekarangan keluarga dan tanah kas
Kampung untuk pembangunan Kandang, Kolam dan
Kebun(3K) dalam rangka penyediaan makanan yang sehat dan
bergizi untuk ibu hamil, balita dan anak sekolah.
7. Pengembangan Kampung inklusif:
a) Kegiatan pelayanan dasar untuk kelompok marginal dan rentan
yaitu: perempuan, anak, lanjut usia, suku da nmasyarakat adat
terpencil, penghayat kepercayaan, disabilitas, kelompok
masyarakat miskin, dan kelompok rentan lainnya;
b) Penyelenggaraan forum warga untuk penyusunan usulan
kelompok marginal dan rentan;
c) Pemberianbantuan hukumbagi kelompok marginal danrentan;
d) Penguatan nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal
untuk membentuk kesalehansosial di Kampung; dan
e) Kegiatan lainnya untuk mewujudkan Kampung inklusif yang
sesuai dengan kewenangan Kampung dan diputuskan dalam
Musyawarah Kampung.

c. Adaptasi Kebiasaan Baru Kampung


Prioritas Penggunaan Dana Kampung untuk adaptasi kebiasaan baru
Kampung meliputi :
Kampung AmanCOVID-19
Agenda aksi Kampung AmanCOVID-19 diantaranya:
1. Menerapkan secara ketat adaptasi kebiasaanbaru:
a) Seluruh warga Kampung memakai masker ketika ke luar
rumah;
b) Terdapat tempat cuci tangan pakai sabun dan air mengalir yang
siap pakai
c) Disetiap tempat umum, antara lain didepan warung, toko, dan
los pasar, di tempat ibadah, tempat pelayanan umum seperti
balai Kampung, poskeskam,dan lain-lain; dan
d) Senantiasa jaga jarak dalam setiap aktivitas diruang umum dan
di dalam ruangan.
2. Merawat sebagian ruang isolasi Kampung agar sewaktu-waktu siap
digunakan ketika dibutuhkan.
3. Mempertahankan pos jaga Kampung guna:
a) Mendata dan memeriksa tamu yang masuk Kampung;
b) Mendata dan memeriksa kondisi kesehatan warga yang keluar
masuk Kampung;
c) Mendata dan memeriksa warga yang baru datang dari rantau;
dan
d) Merekomendasikan warga Kampung dari rantau atau warga
Kampung yang kurang sehat untuk karantina mandiri.
4. Transformasi relawan Kampung lawan COVID-19 menjadi relawan
Kampung AmanCOVID-19

d. Padat Karya Tunai Kampung


1. Kegiatan Penggunaan Dana Kampung diutamakan untuk di
laksanakan dengan pola Padat Karya Tunai Kampung.
2. Besaran upah kerja paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari total
biaya perkegiatan yang di lakukan menggunkanan pola Padat Karya
Tunai Kampung.
3. Pembayaran upah di berikan setiap hari
4. Pelaksanaan kegiatan Padat Karya Tunai Kampung, di kelola dengan
menerapkan protokol kesehatan.

e. Kegiatan di luar prioritas Penggunaan Dana Kampung tahun 2021 untuk


Pembangunan Kantor Kepala Kampung, balai Kampung dan/atau tempat
ibadah tidak di perbolehkan.

f. Dana Kampung tidak diperkenankan untuk di alokasikan dalam kegiatan


pembangunan yang lokasinya menjadi kewenangan Pemerintah
Kabupaten, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Pusat.
g. Penggunaan Dana Kampung wajib dipublikasikan oleh Pemerintah
Kampung kepada masyarakat Kampung di ruang publik.

Pasal 23

(1) Setiap Pengeluaran belanja atas beban APBK harus didukung dengan
bukti yang lengkap dan sah.
(2) Bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat pengesahan
dari Sekretaris Kampung atas kebenaran material yang timbul dari
penggunaan bukti dimaksud.
(3) Pengeluaran kas kampung yang mengakibatkan beban APBK tidak dapat
dilakukan sebelum rancangan peraturan Kampung tentang APBK
ditetapkan menjadi peraturan kampung.
d. Kepala urusan keuangan kampung sebagai wajib pungut pajak
penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh
penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya ke rekening kas negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 24

(1) Kepala kampung dengan dikoordinasikan oleh camat setempat


menyampaikan laporan realisasi dan konsolidasi penggunaan Dana
Kampung setiap tahap penyaluran kepada Bupati.
(2) Penyampaian laporan realisasi dan konsolidasi penggunaan Dana
Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. tahap I paling lambat minggu ketiga bulan Juni tahun anggaran
berjalan;
b. tahap II paling lambat minggu keempat bulan Juli tahun anggaran
berjalan; dan
c. tahap III paling lambat minggu ketiga bulan Januari tahun anggaran
berikutnya.

BAB VI
SANKSI

Pasal 25

(1) Bupati menunda penyaluran Dana Kampungdalam hal apabila


a. Terdapat sisa Dana Kampung di RKK tahun sebelumnya lebih dari
30% ( tiga puluh per seratus);
b. Bupati belum menerima Laporan Dokumen persyaratan penyaluran
Dana kampung;
c. Apabila terdapat Rekomendasi penundaan yang disampaikan oleh
aparat pengawas Fungsional di daerah

(2) Penundaan Penyaluran Dana Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) dilakukan terhadap penyaluran Dana Kampung tahap II tahun
anggaran berjalan sebesar sisa Dana Kampung di RKK tahun anggaran
sebelumnya.
(3) Bupati mengurangi penyaluran dana kampung dalam hal ditemukan
penyimpangan pelaksanaan yang mengakibatkan SILPA tidak wajar.
(4) SILPA Dana Kampung yang tidak wajar sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), berupa sisa Dana Kampung yang melebihi 30% (tiga puluh per seratus)
dari Dana Kampung yang diterima Kampung.
(5) Terdapat rekomendasi penundaan yang disampaikan oleh aparat
pengawasan Fungsional di daerah.
(6) Pengurangan Dana Kampung dilaporkan oleh Bupati kepada Menteri
Keuangan c.q Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan.

BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 26

Ketentuan mengenai penghitungan rincian Dana Kampung setiap Kampung


dalam Peraturan Bupati ini tetap berlaku, sepanjang penghitungan rincian Dana
Kampung setiap Kampung diamanatkan dan tidak bertentangan dengan
Undang-Undang mengenai APBN.

BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 27

KPA Penyaluran Dana Hasil Pemotongan Dana Kampung mempunyai tugas dan
fungsi melaksanakan penyaluran dana hasil pemotongan Dana Kampung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 28

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 4 Januari 2021.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Lampung
Tengah

Ditetapkan di Gunung Sugih


pada tanggal 2021

BUPATI LAMPUNG TENGAH,

LOEKMAN DJOYOSOEMARTO

Diundangkan di Gunung Sugih


pada tanggal 2021

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

NIRLAN

BERITA DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2021NOMOR……

Anda mungkin juga menyukai