Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
NIM: 742342020018
Segala puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT sebab karena limpahan rahmat
hidayahnya saya mampu untuk menyelesaikan makalah saya, shalawat serta salam tidak lupa
kita kirimkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Yang telah menggulung tikar
tikar kejahilian dan mampu membentangkan tikar tikar kebenaran. Berdasarkan petunjuk dan
hidayah dari sang pencipta yaitu Allah SWT. Yang maha pemurah lagi maha penyayang.
Selanjutnya dengan rendah hati saya memohon kritik dan saran dari membaca apabila
terdapat hal yang ganjil, agar selanjutnya dapat saya revisi kembali. Karena saya menyadari
bahwa kesempurnaan hanya milik sang pencipta yaitu Allah SWT. Kami ucapkan banyak terima
kasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu
saya selama proses menyelesaikan makalah saya hingga rampung makalah ini.
Demikianlah yang dapat saya haturkan, saya berharap supaya makalah ini mampu
memberikan manfaat kepada setiap pembacanya. Dan bernilai ibadah disisi Allah SWT.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Abad pertengahan
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Abad pertengahan bermula dari runtuhnya imperium Romawi, yaitu pada 395, sampai
jatuhnya Konstatinopel ke Tangan Turki pada 1453. Sebagian ilmuan menyebutfase ini
dengan zaman kegelapan. Hal ini karena banyaknya sisi negatif di berbagai bidang pada
zaman ini. Abad Pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini
dipinggirkan dan dianggap lebih sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia
dari ketuhanan.
Pada abad pertengahan, Eropa dilanda Zaman kelam (Dark Ages). Hal ini karena
zaman ini berlangsung selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan kerajaan
Romawi dan berakhhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 M. Dark Ages juga
dimaksudkan ketiadaan prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan
wujud tindakan dan cengkraman kuat pihak gereja yang sangat berpengaruh. Gereja serta
berpendapat hanya gereja saja yang layak untuk menentukan kehidupan, pemikiran, politik
dan ilmu pengetahuan. Akibatnya, kaum cendikiawan yang terdiri atas ahli – ahli sains
ditekan dan dikawal ketat. Pemikirkaran mereka ditolak. Siapa pun yang mengeluarkan teori
bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan didera bahkan dibunuh.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
PEMBAHASAN
A. Periode Disintegrasi
Disintegrasi merupakan suatu keadaan yang terpecah belah dari kesatuan yang utuh
menjadi terpisah-pisah.
Benih-benih disintegrasi mulai muncul pada saat penurunan tahta dari Harun ar-
Rasyid. Harun ar-Rasyid telah mewariskan tahta kekhalifahan pada putra tertuanya
yaitu Al-Amin dan pada putranya yang lebih muda yaitu Al-Ma’mun. Setelah
tertuanya dan megklaim khalifah pada tahun 813 H, namun perang sengit tersebut
munculnya dinasti Thahiriyah, yang didirikan oleh Thahir, dia adalah mantan
gubernur Khurasa dan menjadi jendral militer Abbasiyah, yang diangkat karena
keturunannya. Upaya untuk menyatukan kalangan elit di bawah arahan khalifah tidak
dapat terwujud dan sebagai gantinya pemerintahan dikuasi oleh sebuah persekutuan
Masa Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya telah mulai terjadi pada
bermunculan dinasti-dinasti kecil. Dinasti-dinasti yang lahir dan melepaskan diri dari
dapat diatasi. Karena factor-faktor tertentu yang saling mengait antara satu dengan yang
lain, sehingga mau tidak mau membawa dinasti ini kepada kemunduran.
1. Faktor Internal
muslim dengan non muslim, dan perpecahan di kalangan umat Islam sendiri telah
independensi dari daulat ‘Abbasiyah, seperti bani Tulun dan Ikhshid di Mesir. Bani
Thahir di Khurasam, bani Saman di Persia dan seberang sungai Oxus, orang-orang
Ghaznawi di Afganistan, Punjab, dan India. Bahkan bani Buwaihi, penganut Shi’ah
It}na ‘Asy’ariah ini berhasil menduduki kekhalifahan di Shiraz dan Persia. Kemudian
Hal ini terjadi, karena lemahnya kekhalifahan pusat. Dengan adanya independensi
khalifah ‘Abbasiyah melalaikan salah satu sendiri Islam, yaitu Jihad. Mereka terjerat
2.Faktor Eksternal
telah terjadi perang salib. Selama terjadi perang salib, di Bagdad sedang terjadi
keresahan. Ketika kerajaan mereka sedang terancam perang salib, mereka tidak
mudah bagi mereka untuk menaklukkan negara-negara jajahannya. Dinasti Mongol didirikan
oleh Jengis khan. Pada zamannya, bangsa Mongol menghancurkan wilayah-wilayah Islam. Pada
tahun 1212 M, orang-orang Mongol berhasil menguasai Peking. Kemudian mereka mengalihkan
serangannya kearah barat. Satu demi satu kerajaan Islam ditaklukkannya. Transoxania dan
Khawarizm jatuh dalam kekuasaan Mongol pada tahun 1219-1220 M. Kerajaan Ghazna
dikalahkan pada tahun 1221. Azerbaijan pada tahun 1223 M dan Saljuk di Asia kecil pada tahun
Kemudian pada tahun 656 H/1258 M. Hulagu cucu Jengiskan, menyerang dan memporak-
bau yang menyengat. Ketika khalifah al- Mu’tasim keluar, ditemani oleh tiga ratus
pendukungnya, ia menyerah tanpa syarat kepada Hulagu. Kemudian Hulagu memerintahkan agar
Jika daulat ini mampu mempersatukan atau mengkoordinasikan berbagaidaulah yang berada di
bawah kekuasaannya serta menegakkan prinsip jihad abadi,tentu daulah ini aka mampu mengusir
Kemunduran dan kehancuran peradaban Islam, dimulai dengan gambaran tentang jatuh
bangunnya peradaban Islam, kemunduran dan kehancuran Khilafah Fatimiyah di Mesir, dan
PENUTUP
A. Kesimpulan
mulai terjadi pada akhir dinasti Bani Umayyah, tetapi memuncak di zaman dinasti
Bani ‘Abbasiyah terutrama sekali pada khalifah-khalifah yang menjadi boneka dalam
tangan tentara pengawal. Daerah-daerah yang jauh letaknya dari pusat pemerintahan
dipusat dan bermunculan dinasti-dinasti kecil. Makalah ini diharapkan dapat menjadi
B. Saran
Demikian makalah sederhana ini kami susun. Terima kasih atas antusiasme dari
pembaca yang sudi menelaah isi makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.Penulis banyak berharap para
pembaca yang budiman sudi memberikan saran kritik konstruktif kepada penulis
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
Jakarta, 1987.
‘Ainur Rahim Faqih dan Muntoha, Pemikiran dan Peradaban Islam, UII Press,
Yogyakarta, 1997.
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, PT Raja Grafindo
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, UI Press, Jakarta, 1988.
London. 1970.