Anda di halaman 1dari 11

PERIODE PERTENGAHAN

Tugas ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah

Pengantar Studi Islam Program Studi Hukum Ekonomi Syariah

Fakultas Syariah dan Hukum Islam IAIN Bone

LAELY RISQI AMALIA

NIM: 742342020018

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT sebab karena limpahan rahmat

hidayahnya saya mampu untuk menyelesaikan makalah saya, shalawat serta salam tidak lupa

kita kirimkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW. Yang telah menggulung tikar

tikar kejahilian dan mampu membentangkan tikar tikar kebenaran. Berdasarkan petunjuk dan

hidayah dari sang pencipta yaitu Allah SWT. Yang maha pemurah lagi maha penyayang.

Selanjutnya dengan rendah hati saya memohon kritik dan saran dari membaca apabila

terdapat hal yang ganjil, agar selanjutnya dapat saya revisi kembali. Karena saya menyadari

bahwa kesempurnaan hanya milik sang pencipta yaitu Allah SWT. Kami ucapkan banyak terima

kasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu

saya selama proses menyelesaikan makalah saya hingga rampung makalah ini.

Demikianlah yang dapat saya haturkan, saya berharap supaya makalah ini mampu

memberikan manfaat kepada setiap pembacanya. Dan bernilai ibadah disisi Allah SWT.

Watampone, 5 januari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Abad pertengahan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Abad pertengahan bermula dari runtuhnya imperium Romawi, yaitu pada 395, sampai

jatuhnya Konstatinopel ke Tangan Turki pada 1453. Sebagian ilmuan menyebutfase ini

dengan zaman kegelapan. Hal ini karena banyaknya sisi negatif di berbagai bidang pada

zaman ini. Abad Pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini

agama berkembangan dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk

pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di zaman klasik

dipinggirkan dan dianggap lebih sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia

dari ketuhanan.

Pada abad pertengahan, Eropa dilanda Zaman kelam (Dark Ages). Hal ini karena

masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelektual. Menurut Ensiklopedia Amerikana,

zaman ini berlangsung selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan kerajaan

Romawi dan berakhhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 M. Dark Ages juga

dimaksudkan ketiadaan prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan

wujud tindakan dan cengkraman kuat pihak gereja yang sangat berpengaruh. Gereja serta

para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat, termasuk dalambidang politik. Mereka

berpendapat hanya gereja saja yang layak untuk menentukan kehidupan, pemikiran, politik

dan ilmu pengetahuan. Akibatnya, kaum cendikiawan yang terdiri atas ahli – ahli sains

ditekan dan dikawal ketat. Pemikirkaran mereka ditolak. Siapa pun yang mengeluarkan teori

bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan didera bahkan dibunuh.
B. Rumusan masalah

Menjelaskan apa itu abad pertengahan

C. Tujuan penulisan

Agar kita lebih mengetahui sejarah abad pertengahan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Periode Disintegrasi

Disintegrasi merupakan suatu keadaan yang terpecah belah dari kesatuan yang utuh

menjadi terpisah-pisah.

Benih-benih disintegrasi mulai muncul pada saat penurunan tahta dari Harun ar-

Rasyid. Harun ar-Rasyid telah mewariskan tahta kekhalifahan pada putra tertuanya

yaitu Al-Amin dan pada putranya yang lebih muda yaitu Al-Ma’mun. Setelah

wafatnya Harun ar-Rasyid, Al-Amin berusaha mengkhianati hak adiknya dan

menunjuk anak laki-lakinya sebagai penggantinya kelak. Akhirnya pecah perang

sipil. Al-Amin didukung oleh militer Abbasiyah di Baghdad, sementara Al-Ma’mun

harus berusaha memerdekakan Khurasan dalam rangka untuk mendapatkan dukungan

dari pasukan perang Khurasan. Al-Ma’mun akhirnya dapat mengalahkan saudara

tertuanya dan megklaim khalifah pada tahun 813 H, namun perang sengit tersebut

tidak hanya melemahkan kekuatan militer Abbasiyah melainkan melemahkan warga

Irak dan propinsi lainnya.

Pada masa kekhalifahan Al-Ma’mun juga terjadi disintegrasi yang menyebabkan

munculnya dinasti Thahiriyah, yang didirikan oleh Thahir, dia adalah mantan

gubernur Khurasa dan menjadi jendral militer Abbasiyah, yang diangkat karena

membantu merebut kekuasaan Al-Amin. Al-Ma’mun telah memberikan jabatan

kepada Thahir dan berjanji jabatan-jabatan tersebut dapat diwariskan kepada

keturunannya. Upaya untuk menyatukan kalangan elit di bawah arahan khalifah tidak
dapat terwujud dan sebagai gantinya pemerintahan dikuasi oleh sebuah persekutuan

khalifah dengan penguasagu bernurbarat.

Masa Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya telah mulai terjadi pada

akhirdinasti Bani Umayyah, tetapi memuncak di zaman dinasti Bani ‘Abbasiyah

terutramasekali pada Khalifah-khalifah yang menjadi boneka dalam tangan tentara

pengawal.Daerah-daerah yang jauh letaknya dari pusat pemerintahan di Damaskus

dankemudian Bagdad melepaskaan diri dari kekuasaan khalifah. dipusat dan

bermunculan dinasti-dinasti kecil. Dinasti-dinasti yang lahir dan melepaskan diri dari

kekuasaan Baghdad pada masa khalifah ‘Abbasiyah, diantaranya

Pertama,Dariberbangsa Persia, diantaranya :


(a) TahiriyyahdiKhurusan(205-259 H/820-872 M),
(b)SafariyahdiFars(254-290H/868-901M),
(c)SamaiyahdiTransoxania(261-389H/873-998M),
(d)Sajiyyahdi Azerbaijan (266-318 /878-930 M),
(e) Buwaihiyyah, bahkan sampai menguasai Baghdad (320-447 H/932-1055 M)
B. Periode kemunduran

Pergolakan-pergolakan yang terjadi ketika Abbasiyah mengalami masa kejayaan,

dapat diatasi. Karena factor-faktor tertentu yang saling mengait antara satu dengan yang

lain, sehingga mau tidak mau membawa dinasti ini kepada kemunduran.

1. Faktor Internal

Munculnya pertentangan antara ‘Arab dan non ‘Arab, perselisihan antara

muslim dengan non muslim, dan perpecahan di kalangan umat Islam sendiri telah

membawa kepada situasi kehancuran dalam pemerintahan. Disamping itu, tampilnya

gerakan-gerakan pembangkang yang berkedok keagamaan, seperti orang- orang


Qaramitah, Hashashin dan pihak-pihak lain turut memporak-porandakankesatuakidah

maupun nilai-nilai islam yang bersih di sepanjang masa

Selain itu munculnya dinasti-dinasti kecil yang benar-benar menikmati

independensi dari daulat ‘Abbasiyah, seperti bani Tulun dan Ikhshid di Mesir. Bani

Thahir di Khurasam, bani Saman di Persia dan seberang sungai Oxus, orang-orang

Ghaznawi di Afganistan, Punjab, dan India. Bahkan bani Buwaihi, penganut Shi’ah

It}na ‘Asy’ariah ini berhasil menduduki kekhalifahan di Shiraz dan Persia. Kemudian

setelah buwaihi tumbang digantikan oleh saljuk yang sunni.

Hal ini terjadi, karena lemahnya kekhalifahan pusat. Dengan adanya independensi

dinasti-dinasti tersebut perekonomian pusat menurun karena mereka

Adapun faktor terpenting yang membawa kehancurannya, adalah khalifah-

khalifah ‘Abbasiyah melalaikan salah satu sendiri Islam, yaitu Jihad. Mereka terjerat

dalam berbagai problematika internal, sebab setelah al-Mu’tashim, tidak tercatat

dalam sejarah adanya peperangan

2.Faktor Eksternal

Sebelum kedatangan Hulagu, di bagian barat wilayah dinasti ‘Abbasiyah

telah terjadi perang salib. Selama terjadi perang salib, di Bagdad sedang terjadi

keresahan. Ketika kerajaan mereka sedang terancam perang salib, mereka tidak

menyadari datangnya bahaya serangan-serangan bangsa mongol


Bangsa Mongol yang biasa hidup nomaden, suka berperang, merampok dan berburu,

mudah bagi mereka untuk menaklukkan negara-negara jajahannya. Dinasti Mongol didirikan

oleh Jengis khan. Pada zamannya, bangsa Mongol menghancurkan wilayah-wilayah Islam. Pada

tahun 1212 M, orang-orang Mongol berhasil menguasai Peking. Kemudian mereka mengalihkan

serangannya kearah barat. Satu demi satu kerajaan Islam ditaklukkannya. Transoxania dan

Khawarizm jatuh dalam kekuasaan Mongol pada tahun 1219-1220 M. Kerajaan Ghazna

dikalahkan pada tahun 1221. Azerbaijan pada tahun 1223 M dan Saljuk di Asia kecil pada tahun

1243 M. Dari sini mereka meneruskan serangannya ke Eropa dan Rusia.

Kemudian pada tahun 656 H/1258 M. Hulagu cucu Jengiskan, menyerang dan memporak-

porandakan Bagdad Sebelumnya, mereka menyerang Persia.Kemudian ia berhasil pula

menghancurkan Hashashin di Alamut.kondisi bagdad saat porak-poranda, di mana-mana tercium

bau yang menyengat. Ketika khalifah al- Mu’tasim keluar, ditemani oleh tiga ratus

pendukungnya, ia menyerah tanpa syarat kepada Hulagu. Kemudian Hulagu memerintahkan agar

mereka semua dibunuh. Akibatnya, berakhirlah kekuasaan daulat ‘Abbasiyah.

Jika daulat ini mampu mempersatukan atau mengkoordinasikan berbagaidaulah yang berada di

bawah kekuasaannya serta menegakkan prinsip jihad abadi,tentu daulah ini aka mampu mengusir

tentara Mongol. Namun, mereka tidak melakukannya.

Kemunduran dan kehancuran peradaban Islam, dimulai dengan gambaran tentang jatuh

bangunnya peradaban Islam, kemunduran dan kehancuran Khilafah Fatimiyah di Mesir, dan

serangan tentara Mongol.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demikian uraian singkat tentang pembahasan makalah yang bertemakan

Disintegrasi Dinasti ‘Abbasiyah, Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya telah

mulai terjadi pada akhir dinasti Bani Umayyah, tetapi memuncak di zaman dinasti

Bani ‘Abbasiyah terutrama sekali pada khalifah-khalifah yang menjadi boneka dalam

tangan tentara pengawal. Daerah-daerah yang jauh letaknya dari pusat pemerintahan

di Damaskus dan kemudian Baghdad melepaskaan diri dari kekuasaan khalifah

dipusat dan bermunculan dinasti-dinasti kecil. Makalah ini diharapkan dapat menjadi

penghantar untuk melakukan kajian mendalam selanjutnya. Mudah-mudahan dapat

dicerna dan difahami dengan baik. Amin ya Robbal ’A lamin.

B. Saran

Demikian makalah sederhana ini kami susun. Terima kasih atas antusiasme dari

pembaca yang sudi menelaah isi makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan

kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi

yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.Penulis banyak berharap para

pembaca yang budiman sudi memberikan saran kritik konstruktif kepada penulis

demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan–kesempatan

berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para

pembaca yang budiman pada umumnya.


DAFTAR PUSTAKA

A.Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Julid I, Cet. V, Pustaka Alhusna,

Jakarta, 1987.

‘Ainur Rahim Faqih dan Muntoha, Pemikiran dan Peradaban Islam, UII Press,

Yogyakarta, 1997.

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 1999.

Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek, UI Press, Jakarta, 1988.

Hassan Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Kota

Kembang,Yogyakarta, 1989. Philip K. Hatti, History of the Arabs, Macmillan,

London. 1970.

Anda mungkin juga menyukai