Rangkuman Pendadaran Eva Sarah
Rangkuman Pendadaran Eva Sarah
1. Dasar Reaksi
N-phenylacetamida (C6H5NHCOCH3) atau yang lebih dikenal dengan nama asetanilida merupakan
senyawa turunan dari asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer (Senyawa karbon yang
memiliki gugus karbonil terikat pada atom nitrogen RCONH2). Asetanilida merupakan produk yang banyak
digunakan sebagai bahan baku dalam industri farmasi, yaitu untuk pembuatan analgesic (obat mengurangi
rasa sakit) dan untuk pembuatan antipiretic (Obat penurun panas). Kegunaan utama lainnya dari asetanilida
adalah sebagai bahan pembantu dalam proses pembuatan cat dan karet. Di Indonesia, kebutuhan asetanilida
masih mengandalkan impor.
Reaksi pembentukan asetanilida (C6H5NHCOCH3) disebut juga dengan reaksi asilasi amida. Reaksi
asilasi adalah proses adisi gugus asil (sebuah gugus fungsional yang didapat dari sebuah asam dengan
membuang gugus hidroksil) ke sebuah senyawa.
Mula-mula anilin bereaksi dengan asam asetat membentuk suatu amida dalam keadaan transisi, kemudian
diikuti dengan reduksi H2O membentuk asetanilida.
Pemilihan proses pembuatan asetanilida dari asam asetat dan anilin, dengan pertimbangan sebagai
berikut :
1. Reaksi yang berlangsung relatif lebih sederhana karena jenis reaktor yang digunakan adalah Reaktor
Alir Tangki Berpengaduk (RATB).
2. Konversi sebesar 91,13 % lebih tinggi daripada proses lainnya
3. Bahan baku yang digunakan lebih murah dan lebih cepat diperoleh karena asam asetat sebagai bahan
baku diproduksi di dalam negeri.
4. Kondisi operasi tidak terlalu beresiko tinggi karena terjadi pada suhu 150 - 160 oC dan tekanan 2,5 atm.
Tekanan 2,5 atm (diatas tekanan atmosfer) yang berarti titik didih bahan berada dibawah titik didih
normal sehingga diberi tekanan diatas tekanan atmosfer agar titik didih umpan naik. Digunakan suhu
reaksi 155 oC pada tekanan 2,5 atm agar waktu yang diperlukan untuk umpan bereaksi lebih cepat. Jika
suhu di bawah 155 oC maka reaksi berjalan lebih lambat dan dibutuhkan katalis untuk mempercepat
proses reaksi, sehingga biaya yang diperlukan lebih besar. Jika suhu di atas 155 oC maka akan merusak
bahan baku yaitu asam asetat karena titik didih 118 oC yang akan berubah menjadi fase uap. Selain itu,
ditinjau dari titik nyala untuk anilin dan asam asetat masing-masing sebesar 158 oC dan 108 oC maka
suhu operasi reaktor yang digunakan 155 oC akan mengindari anilin untuk menyala atau terbakar
sebelum bereaksi.
Tabel 1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk
Bahan Baku Produk
No Keterangan Asam
Anilin Asetanilida Air
Asetat
Rumus
1 CH3CO2H C6H5NH2 C6H5NHCOCH3 H2O
Kimia
Berat
2 Molekul 60,05 93,12 135,16 18,02
(gr/mol)
Specific
3 Gravity 1,049 1,0236 114,2 -
o
(20 C)
Titik Beku
4 16,6 -6,2 30,29 0
(oC)
Titik Didih
5 118,1 184,4 303,8 100
(oC)
Titik Nyala
6 104 158 - -
(oC)
Titik Leleh
7 16,6 -6,3 114,3 0
(oC)
Tekanan
8 8,399 15,99 30,29 -
Uap (kPa)
Densitas
9 1,05 1,02 1,22 0,997
(gr/cm3)
Cairan
Cairan tak
10 Kenampakan seperti Butiran Bening
berwarna
minyak
Larut dalam
air, alkohol, 3,6 gr/100 Larut dalam
11 Kelarutan gliserin, dan ml pada alkohol, eter, -
eter pada suhu 18oC dan benzena
suhu ruang
Kelarutan 3,5 gr/100 gr air
12 - - -
dalam air pada suhu 18oC
Kekurangan :
Thermal performance lebih rendah dari HE Plate and Frame
Tekanan Lebih rendah dari HE Double Pipe
5. Reaktor
Reaktor adalah suatu alat yang berperan sebagai tempat terjadinya suatu reaksi, baik itu reaksi kimia
atau reaksi nuklir dan bukan terjadi secara fisika. Terjadinya reaksi ini, membuat suatu bahan berubah ke
bentuk lainnya, perubahannya ada yang terjadi secara sendirinya atau bisa juga dengan bantuan energi
seperti panas.
Reaktor alir tangki berpengaduk (RATB, Continuous flow stirred-tank reactor,CSTR) adalah
jenis reaktor ideal di dalam ilmu teknik kimia dimana reaktor diasumsikan berjalan pada keadaan steady
state dengan aliran reaktan dan produk secara berkelanjutan.
Sifat-sifat mendasar pada RATB :
1. Pola alir adalah bercampur sempurna (back mixed flow atau BMF)
2. Meskipun aliran melalui RATB adalah kontinyu, tapi kec volumetris aliran pada pemasukan dan
pengeluaran dapat berbeda, disebabkan oleh terjadinya perubahan densitas.
3. BMF meliputi pengadukan yang sempurna dalam volume reaktor, yg berimplikasi pada semua sifat
semua sifat -sifat sistem menjadi seragam sifat sistem menjadi seragam diseluruh reactor.
4. Pengadukan yg sempurna juga mengakibatkan semua komponen dlm reaktor mempunyai kesempatan
yg sama utk meninggalkan reactor.
5. Sebagai akibat poin 4, terdapat distribusi kontinyu dari waktu tinggal.
6. Sebagai akibat dari poin 4 aliran keluaran Sebagai akibat dari poin 4, aliran keluaran mempunyai sifat-
sifat sama dengan fluida dalam reactor.
7. Sebagai akibat dari 6 terdapat satu langkah Sebagai akibat dari 6, terdapat satu langkah perubahan yg
menjelaskan perubahan sifat-sifat dari input dan output.
8. Meskipun terdapat perubahan distribusi waktu tinggal, pencampuran sempurna fluida pada tingkat
mikroskopik dan makroskofik tingkat mikroskopik dan makroskofik membimbing utk merata-rata
sifat-sifat seluruh elemen fluida.
Reaktor berpengaduk mempunyai bagian utama yaitu tangki dan pengaduk. Pada umumnya reaktor ini
dilengkapi dengan saluran masuk dan keluar serta perlengkapan lain sesuai kebutuhannya misalnya tutup,
termometer, dan pemanas (Djoko Marjanto, 2009). Bagian-bagian reaktor berpengaduk dapat dilihat pada
Gambar 1 dibawah ini.
Hal penting dari tangki pengaduk, antara lain :
1. Bentuk : pada umumnya digunakan bentuk silinder dan bagian bawahnya cekung. Hal tersebut karena
fluida mempunyai sifat mudah mengalir dan mudah mengalami gejolak atau turbulensi (gerakannya kacau)
jika terkena goncangan. Karena wadahnya silinder inilah bila terjadi goncangan gelombang beban zat cair
yang menghantam sisi melengkung akan terbagi rata bebannya sehingga beban di dalam tetap stabil.
2. Ukuran : diameter dan tangki tinggi.
3. Kelengkapannya, seperti :
a. Ada tidaknya buffle, yang berpengaruh pada pola aliran didalam tangki.
b. Jacket atau coil pendingin/pemanas, yang berfungsi sebagai pengendali suhu.
c. Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinu.
d. Sumur untuk menempatkan termometer atau peranti untuk pengukuran suhu
e. Kumparan kalor, tangki dan kelengkapan lainnya pada tangki pengaduk.
(Diktat Alat Industri Kimia, halaman 43-46, 1985).
Reaktor berpengaduk ini juga merupakan suatu heat exchanger. Cairan di dalam tangki dipanaskan
oleh aliran cairan didalam jaket (air panas) yang mengelilingi tangki. Cairan di dalam diaduk terus menerus
untuk mempercepat perpindahan panas (heat transfer) juga untuk menjaga suhu cairan merata di seluruh
bagian tangki. Air yang tersirkulasi dalam jaket dipanaskan oleh aliran uap melalui “steam jet heater”.
Steam jet heater digunakan untuk pemanasan langsung suatu cairan dengan uap pemanas dimana uap
tersebut mengembun (terkondensasi) didalam cairan. Didalam pemanas ada nozzle pengembunan yang
dilubangi supaya uap dapat masuk ke dalam cairan. Untuk air pemanas reakor yang dilengkapi dengan jaket
atau coil pemanas dibutuhkan kapasitas pemanas atau pendingin yang berubah-ubah untuk proses
pemanasan, penyimpanan dan pendinginan.
6. Evaporator
Evaporasi adalah metode yang digunakan secara luas untuk memekatkan cairan encer, yang
melibatkan penghilangan sejumlah air dari larutan dengan memanaskan cairan dalam suatu tangki,
sebuah evaporator, dan membangkitkan uap dari pelarut (Richardson et.al, 2002). Dengan kata lain,
evaporasi merupakan proses pemekatan larutan yang mengandung zat nonvolatile dengan cara
mengusir solvent (biasanya air). Produk berupa larutan pekat yang disebut liquor. Alat yang berfungsi
untuk melakukan proses evaporasi disebut evaporator, terdiri atas bagian-bagian berikut:
1. Heat exchanger (HE). Berfungsi memberikan panas laten penguapan kepada cairan yang masuk.
2. Vapor space (Vapor head/ vapor disengagement). Berfungsi sebagai ruang dimana uap dan larutan
terpisah.
3. Liquid mother. Berfungsi sebagai pemindah atau penggerak cairan, biasanya berupa pompa atau
secara alami dengan memanfaatkan gravitasi. (Prieve, 2001)
Prinsip kerja pada standard vertical-tube evaporator yakni, cairan akan mengalir di dalam pipa
sementara uap (steam) mengalir di dalam shell. Di dalam tabung, cairan akan mendidih dan uap yang
timbul bergerak membawa cairan ke atas. Pada tahap ini, akan terjadi sirkulasi cairan yang disebabkan
oleh perbedaan fasa antara fluida yang terdiri dari campuran uap-cair dengan cairan yang berada di
bagian luar pipa. Pada bagian atas pipa terdapat ruang (bejana uap) yang berperan memisahkan cairan
dengan uap. Proses pemisahan antar uap dengan cairan dalam ruang uap dimana uap akan keluar melalui
saluran atas sementara cairan akan keluar melalui saluran di bagian bawah bejana, selanjutnya akan
bersirkulasi kembali melalui pipa-pipa. Multiple-effect vertical tube evaporator bekerja dengan prinsip
transfer panas secara konduksi. Larutan encer yang akan dipekatkan (feed) dialirkan ke dalam tube,
sedangkan steam sebagai media pemanas dialirkan didalam shell. Ketika memasuki heat exchanger,
larutan akan mendapatkan transfer panas laten dari steam yang mengalir di dalam tube. Sebagian pelarut
akan menguap, menimbulkan gelembung (bubbles), yang pada proses ini masih tercampur didalam
larutan.
Evaporator yang digunakan yaitu Multiple-effect vertical tube evaporator adalah evaporator dengan
system atau metode multiple-effect evaporation, yang berupa tangki dengan posisi heat exchanger tube
vertical. Gelembung uap yang tercampur dengan larutan ini kemudian menuju vapor space, dimana terdapat
baffle plate atau pelat yang berfungsi memisahkan uap dari larutan yang telah pekat (liquor). Dari sini, vapor
(uap) yang terbentuk akan dikeluarkan. Pada multi-effect evaporator, uap ini akan digunakan sebagai media
pemanas pengganti steam pada evaporator berikutnya. Sedangkan pada single-effect evaporator, uap akan
diembunkan dan dibuang. Sementara itu liquor kembali memasuki tube (apabila menggunakan metode
sirkulasi), atau keluar sebagai larutan pekat (apabila menggunakan metode once-trough).
Metode pemanasan yang digunakan yaitu Steam heated evaporator adalah evaporator dengan
pemanasan stem dimana uap atau uap lain yang dapat dikondensasi adalah sumber panas dimana uap
terkondensasi di satu sisi dari permukaan pemanas dan panas ditranmisi lewat dinding ke cairan yang
mendidih.
Kelebihan
Kelebihan vertical tube dibandingkan dengan evaporator jenis lain, antara lain sebagai berikut:
1. Pada dasarnya semua multiple-effect evaporator memiliki keuntungan termodinamik yang besar,
karena pada metode ini suhu larutan tidak berubah, atau dengan kata lain perbedaan suhu antara steam
dengan larutan adalah konstan di selmua tempat.
2. Koefisien transfer panas yang lebih besar.
3. Proses ini mampu memproduksi lebih banyak dan lebih cepat, yang berarti lebih menguntungkan
dalam hal biaya.
4. Vertical tube evaporator biasanya bekerja dengan metode once-trough tanpa sirkulasi, sehingga lebih
sederhana.
5. Dengan metode once-trough dan forward feed, kecenderungan untuk membentuk kerusakan dalam
permukaan transfer panas, yang mana merupakan fungsi dari konsentrasi dan suhu, dapat
diminimalisasi.
6. Keunikan vertical tube evaporator adalah kemampuannya untuk menggunakan tube bergalur. Inovasi
ini membawa keuntungan terkait permukaan transfer panas dan shell yang melingkupinya. ( Hammond
dan Sephton, 2010).
7. Kristalizer
Kristalisasi adalah suatu pembentukan partikel padatan didalam sebuah fasa homogen dan
merupakan salah satu proses pemurnian dengan hasil produk berupa padatan. Proses ini menjadi salah
satu proses yang penting dalam dunia industri karena menghasilkan produk kristal padat dengan
kemurnian tinggi, serta mudah dalam penyimpanan serta transportasi produk. Salah satu sifat penting
kristal yang perlu diperhatikan adalah ukuran kristal individual dan keseragaman ukurannya. (Mc Cabe et
al,1985). Kristalisasi dilakukan didasarkan pada prinsip kelarutannya , yakni suatu senyawa akan
cenderung lebih cepat larut didalam cairan dingin. Ketika senyawa berada pada kondisi panas serta
keadaanya jenuh kemudian dibiarkan mendingin, maka zat terlarut tidak akan larut dalam pelarut dan
akan membentuk kristal dengan senyawa murni (Anonim, 2015).
Kriztalizer dioperasikan untuk mengkristalkan material dari pelarutnya, yang biasa diaplikasikan
dalam dunia industri seperti industri gula, garam. Makanan, bahan kimia, dan farmasi.
Salah satu tipe continous kristalizer (dengan pendinginan) yang digunakan di United State adalah
tipe Swenson-Walker Crystallizer. Tipe ini terdiri dari semicylindrical bottom, dan dilengkapi dengan
jacket pendingin diluar silinder. Swenson-Walker dilengkapi dengan agitator yang memiliki putaran
kurang lebih 7 rpm, serta panjang 10 ft. Larutan panas umpan akan masuk pada lubang input dan air
pendingin akan masuk dalam jacket dengan arah aliran counter-current. Untuk mengatur ukuran
kristal, dapat dilakukan dengan penambahan jumlah air pendingin pada bagian teetentu. Fungsi dari
agitator bukan hanya untuk pengaduk , namun juga sebagai alat transportasi kristal, selain itu bertujuan
untuk mengurangi akumulasi kristal pada permukaan pendingin. Kristal yang terbentuk akan dicuci atau
dikontakkan kembali dengan mother liquor (larutan induk) , mother liquor akan diproses kembali dan
kristal basah akan diproses dalam centrifuge . Bentuk dari Swenson-Walker ditunjukkan pada gambar 2.2
Prinsip dasar kristalizer yaitu pemisahan suatu solute (zat terlarut) dari larutannya membentuk fasa
padatan kristalin, dimana terjadi perpindahan massa dari suatu zat terlarut (solute) dari cairan larutan ke fase
kristal padat. Kelarutan anilin terhadap pelarutnya (asam asetat) tinggi sehingga memudahkan anilin untuk
terpisah.
Komponen-komponen Swenson-Walker Crystallizer :
Terdiri dari palung semi silinder terbuka
Di dalam salurannya dilengkapi dengan pengaduk yang horizontal sepanjang saluran
Fungsi dari pengaduknya yaitu untuk membuat homogen dan mengalirkan bahan sesuai dengan arus
helicnya.
Alat ini biasanya terdiri dari beberapa ruas/unit yang masing-masing bersambungan satu dengan
yang lain membentuk kristalizer yang panjang.
Satu unit (palung) berukuran lebar 24 inch dan panjang 10 ft.
Panjang kristalizer dapat ditingkatkan hingga 40 ft dengan menggabungkan 4 unit.
Larutan masuk pada ujung yang satu dengan suhu yang tinggi dan keluar pada ujung lain dengan
suhu yang relative rendah.
Air pendingin dapat dialirkan dalam jaket secara cocurrent ataupun counter current.
Kegunaan Kriztalizer :
Biasanya digunakan untuk proses kristalisasi dengan pendinginan.
Sesuai dengan sifat kelarutan suatu zar di dalam pelarut, maka kristalisasi dengan pendinginan ini
hanya baik untuk larutan yang perubahan kelarutannya cepat bila temperature sedikit berubah.
Prinsip Kerja :
Larutan masuk pada ujung yang satu dengan suhu yang tinggi dan keluar pada ujung yang lain
dengan suhu yang relatif rendah.
Larutan konsentrat panas diumpankan pada salah satu ujung palung dan mengalir ke ujung
palung yang lain secara perlahan.
Apabila larutan didinginkan hingga tingkat kejenuhan super yanf diinginkan, maka kristal
terbentuk.
Pada akhir kristalisasi, kristal bersama dengan cairan induk meluap ke meja pengeringan yang
akan memisahkan cairan induk dari kristal.
Cairan induk dikembalikan ke dalam proses dan kristal basah diumpankan ke alat pemercik.
Kelebihan :
Dapat menghemat tempat
Proses berjalan secara kontinyu
Kristal yang dihasilkan seragam dan bebas aggregat dan inklusi
Kekurangan
Penggaruk (scrapper) dapat merusak kristal
8. Centrifuge
Solid bowl centrifuge adalah jenis sentrifugal yang menggunakan prinsip sedimentasi . Alat sentrifugal
digunakan untuk memisahkan campuran yang terdiri dari dua zat dengan massa jenis berbeda dengan
menggunakan gaya sentrifugal (gaya yang membuat benda bergerak melingkar) yang dihasilkan dari
putaran terus menerus. Ini biasanya digunakan untuk memisahkan campuran padat-cair, cair-cair, dan padat-
padat. Solid bowl centrifuge banyak digunakan dalam berbagai aplikasi industri , seperti pengolahan air
limbah , pembuatan batu bara , dan polimermanufaktur. Salah satu keunggulan sentrifugal solid bowl untuk
keperluan industri adalah kemudahan pemasangannya dibandingkan jenis centrifuge lainnya. Ada tiga tipe
desain dari solid bowl centrifuge, yaitu conical, cylindrical, dan conical-cylindrical.
Kelebihan :
Pengaktifan dan penghentian yang cepat.
Instalasi yang relatif sederhana.
Desain kompak.
Berfungsi secara otomatis dengan unit pemantauan dan kontrol minimal.
Penggunaan fleksibel untuk proses pengentalan dan pengeringan.
Membutuhkan jumlah polimer yang relatif rendah dibandingkan jenis lainnya, kecuali sentrifugal
keranjang.
Kapasitas cairan yang besar dan mampu menangani bubur yang lebih pekat.
Menghasilkan lebih banyak padatan kering dan memiliki retensi padatan yang lebih baik tergantung
pada ukuran mangkuk dan RPM
Kekurangan :
Area permukaan yang lebih sedikit untuk klarifikasi dibandingkan dengan tumpukan disk.
Dapat menghasilkan panas yang dapat merusak produk yang peka terhadap suhu.
Perawatan tinggi, terutama untuk bagian keausan gulir. Disarankan untuk memiliki permukaan yang
keras dan pelindung abrasi.
Menghasilkan kebisingan yang tidak diinginkan, terutama untuk sentrifugal G tinggi.
Kadang-kadang menghasilkan getaran yang mengganggu kontrol elektronik dan komponen
struktural.
Konsumsi daya tinggi.
Memerlukan pengujian awal untuk memilih setelan mesin yang optimal sebelum memulai servis
normal.
Centrifuge yang digunakan yaitu conical-cylindrical yang dikembangkan berdasarkan desain mangkuk
berbentuk kerucut dan silinder. Desain ini pada dasarnya adalah kombinasi dari karakteristik individu
terbaik dari dua desain sebelumnya, dan karenanya merupakan desain yang lebih canggih. Desain khusus ini
memungkinkan kemampuan pengeringan yang efisien, klarifikasi yang efektif, dan klasifikasi yang cukup
baik dalam satu unit. Ia memiliki kemampuan untuk mengubah dan mengontrol keseimbangan antara
pembuangan air dan kualitas sentrat dengan menyesuaikan panjang kolam, tergantung pada produk yang
dibutuhkan. Dengan demikian, desain mangkok berbentuk kerucut-silinder adalah yang paling banyak
digunakan di industri saat ini.
Desain solid bowl centrifuge berbentuk kerucut-silinder biasanya berisi unit mangkuk berputar yang
terhubung ke konveyor dengan sistem roda gigi. Sistem roda gigi memungkinkan mangkuk berputar dan
konveyor berputar pada kecepatan berbeda tetapi dalam arah yang sama. Umumnya, konveyor beroperasi
pada kecepatan antara 1900 dan 2400 putaran per menit, sedangkan unit mangkuk beroperasi pada
kecepatan 100 putaran per menit lebih tinggi.
PERTANYAAN YANG MEMUNGKINKAN
1) Kenapa suhunya 30 dan tekanan 1 atm? Apakah bisa suhunya naik?
Karena pada centrifuge prinsipnya pemisahan berdasarkan massa jenis dan tidak terdapat pemanas
pada centrifuge sehingga suhu yang digunakan yaitu suhu ruang 30 oC dan tidak bisa naik lagi.
9. Rotary Dryer
Rotary dryer atau yang disebut juga pengering putar adalah jenis pengering industri yang digunakan
untuk mengurangi atau meminimalkan cairan atau kelembaban suatu materi seperti batu bara, bubur
batubara, limbah industri, tanah liat dan lain sebagainya. Pengering rotary ini secara luas biasanya
digunakan dalam bahan bangunan, metalurgi, dan industri kimia.
Proses penangananya secara umum adalah dengan memproses suatu materi didalam tabung silinder
yang dapat berputar dan dikontakan langsung dengan gas panas. Silinder putar tersebut diposisikan miring
sehingga ujung pengeluaran hasil lebih rendah dari ujung umpan masuk, dengan tujuan mempercepat
penyampaian materi masuk dalam pengering bawah.
Pada Direct Heat Counter Current Untuk material yang akan dipanaskan pada temperatur tinggi,
seperti mineral, pasir, tanah liat (clays), batu gamping (limestone) dan sebagainya. Gas yang digunakan
untuk proses pengeringan bisa digunakan flue gas. Untuk substansi yang tidak bisa dipanaskan secara
berlebihan produk seperti bahan kimia yang berupa kristal, seperti NH4SO4, asetanilida dan gula tebu
dapat dipanaskan dengan menggunakan udara panas.
Prinsip kerja dari Rotary dryer atau pengering putar adalah sebagai berikut:
1) Bahan dimasukkan kedalam silinder yang berputar kemudian bersamaan dengan itu aliran panas
mengalir dan kontak dengan bahan.
2) Di dalam drum yang berputar terjadi gerakan pengangkatan bahan dan menjatuhkannya dari atas
kebawah sehingga kumpulan bahan basah yang menempel tersebut terpisah dan proses pengeringan
bisa berjalan lebih efektif. Pengangkatan memerlukan desain yang hati-hati untuk mencegah dinding
yang asimetri.
3) Setelah itu bahan bergerak dari bagian ujung dryer keluar menuju bagian ujung lainnya akibat
kemiringan drum. Posisi miring ini tujuannya yaitu untuk mempercepat penyampaian materi
melalui pengering di bawah gravitasi.
4) Bahan yang telah kering kemudian keluar melalui suatu lubang yang berada dibagian belakang
pengering drum.
5) Sumber panas didapatkan dari gas yang diubah menjadi uap panas dengan cara pembakaran.
Prinsip dasar proses pengeringan adalah penguapan air dari bahan ke udara sekeliling karena adanya
perbedaan kandungan air antara bahan dan udara. Selama pengeringan terjadi dua proses yang berjalan
simultan, yakni:
Perpindahan panas dari udara ke dalam bahan sehingga air yang ada pada bahan mengalami perubahan
menjadi fase uap.
Perpindahan massa uap air dari permukaan bahan ke udara pengering sekelilingnya (Anonim, 2011).
Rotary dryer terdiri dari sebuah silinder berlubang yang berputar. Padatan yang basah diumpankan ke
bagian atas, umpan bergerak melalui shell. Pemanasan dilakukan dengan kontak secara langsung, dalam hal
lain, panas dikontakkan secara tidak langsung melalui dinding silinder yang telah dipanaskan (Geankoplis,
1993).
Pengering berputar (rotary dryer) terdiri dari sebuah selongsong berbentuk silinder yang berputar
secara horizontal atau sedikit miring ke bawah, umpan basah masuk melalui ujung silinder dan bahan kering
keluar dari ujung yang satu lagi. Pada saat selongsong berputar, sayap-sayap di dalam mengangkat zat padat
tersebut dan menyiramkannya ke bawah melalui bagian dalam selongsong. Pengering berputar (rotary dryer)
yang ada, dipanaskan melalui kontak langsung gas dengan zat padat, dengan gas panas yang mengalir
melalui mantel luar atau dengan uap kondensasi melalui alat yang dipasang pada permukaan dalam
selongsong (Anonim, 2011).
Prinsip kerja alat ini adalah memindahkan bahan secara vertikal dengan meletakan bahan pada ember-
ember (bucket) yang dikaitkan dengan rantai atau sabuk dengan jarak tertentu yang berputar pada pulley
sehingga bucket dapat bergerak secara vertikal.
Bagian-bagian utama dari bucket elevator ini adalah pulley atau sprocket penggerak,bucket, rantai
atau belt, dan motor penggerak. Cara kerja bucket elevator ini yaitu material curah (bulk material)
masuk ke corong pengisi (feed hopper) pada bagian bawah elevator (boot). Kemudian material curah
ditangkap oleh bucket. Setelah sampai pada roda gigi atas, material dikeluarkan ke arah corong
keluar (discharge sprout).
Kelebihan Bucket Elevator :
1. Dapat merbentuk bongkahan.emindahkan bahan secara vertikal dengan kemiringan yang curam.
2. Lebih aman, lebih beragam penggunaanya, variasi kapasitas yang lebih luas dan kontinyu.
3. Konstruksi mesin sederhana.
4. Dapat mengangkut bahan yang berbetuk bongkahan.
12. Silo/Bunker
Silo adalah bejana tegak lurus untuk penyimpanan bahan-bahan padat yg mengalir, mis: serbuk/butir.
Pengisian dilakukan memakai peralatan transportasi tertentu dan lubang pengeluaran terletak disebelah bawah,
biasanya dihubungkan dengan unit penyedot. Dalam silo hanya bisa disimpan bahan-bahan yg tidak melekat
(padatan kering). Contoh: pupuk atau bahan sintetik disimpan dg cara ini. Drum-drum, kotak logam, dan karung-
karung yang telah diisi harus diberi label isi dan jumlah.Tulisan harus dengan cat dan tidak boleh terhapus.
Silo biasanya terbuat dari stainless steel (berlapis enamel) dimana bagian bawah berbentuk kerucut untuk
mempermudah pengeluaran bahan. Frame penyangga dibuat dari rangka baja dengan kekuatan yang sesuai.
Prinsip kerja silo : Silo selalu diisi dari atas dan pengeluarannya melalui sebuah lubang pada sisi sebelah
bawah. Silo dirancang untuk beban tekanan pneumatik, biasanya menggunakan kompresor yang disertakan
dengan bahan tanker transport. Produk dimasukkan ke dalam silo melalui pipa pengisian dan udara disaring
oleh sistem khusus (self-cleaning filter) yang dapat ditempatkan di atas silo atau di tanah.
UTILITAS
Utilitas merupakan unit untuk mendukung proses dalam suatu pabrik guna menunjang kelancaran jalannya
proses produksi. Utilitas terdiri dari :
1. Unit Penyediaan dan Pengolahan Air
Air yang diperlukan di lingkungan pabrik yang berasal dari air tawar digunakan untuk air pendingin,
pemadam kebakaran (hydrant) serta alat pemadam lain, air umpan boiler, air rumah tangga, dan sanitasi
(pembersihan lingkungan domestik), air perkantoran dan laboratorium.
Air yang diperoleh dari sungai cidanau Cilegon, Banten harus diproses terlebih dahulu. Air yang
telah diproses kemudian digunakan sebagai air pendingin, air minum, air umpan boiler dan air proses. Air
untuk umpan boiler harus dilunakkan terlebih dahulu untuk menghilangkan kesadahannya dengan proses
demineralisasi, deaerasi dan penambahan senyawa-senyawa kimia tertentu. Secara sederhana pengolahan air
meliputi pengendapan, penggumpalan, penyaringan, demineralisasi dan deaerasi. Bahan-bahan kimia yang
digunakan dalam proses pengolahan air adalah sebagai berikut :
1) Tawas
2) Na2CO3
3) Kaporit
4) CaOH
5) NaOH
Diagram Alir Pengolahan Air :
Proses :
-Unit Pengolahan Air
Air sungai dipompa menggunakan P-01 menuju BU-01 (Bak Pengendap Awal) untuk dihilangkan
partikel-partikel kotoran yang cukup besar. Kemudian air dipompa menggunakan P-02 menuju TU-03
(Premix Tank) untuk mencampur air dengan Tawas 5 % dan CaOH 5 %. Selanjutnya air dipompakan
menggunakan P-03 menuju CLU (Clarifier) untuk mengendapkan kotoran tersuspensi (fluida yang
mengandung partikel padat) melalui penambahan bahan kimia berupa Al2SO4.18H2O (Tawas) dengan fungsi
sebagai koagulan (penggumpalan) yang akan menyebabkan terjadinya endapan. Selanjutnya air dipompa
dengan P-04 menuju SF (Sand Filter) untuk menyaring sisa-sisa kotoran yang masih terdapat dalam air
terutama kotoran berukuran kecil yang tidak dapat mengendap di dalam clarifier. Selanjutnya dialirkan
menuju BU-02 (Bak penampung sementara) untuk menampung sementara air setelah disaring.
-Unit Demineralisasi.
Air dari BU-02 dipompakan menggunakan P-10 menuju KEU (kation exchanger) untuk menurunkan
kesadahan air umpan boiler (mengganti kation-kation yang terkandung di dalam air dengan ion H + atau Na+.
Kemudian air dipompakan menggunakan P-11 menuju AEU (anion exchanger untuk menghilangkan Anion
dari air keluaran kation exchanger (mengikat ion-ion negatif yang larut dalam air digantikan dengan ion
OH-. Selanjutnya air dipompakan menggunakan P-12 menuju DAU (Deaerator) untuk membebaskan air
umpan boiler dari oksigen (menghilangkan Kandungan Gas dalam Air terutama O 2, CO2, NH3, dan H2S).
Kemudian air dipompakan menggunakan P-13 menuju TU-05 (Tangki umpan boiler) untuk mencampur
kondensat sirkulasi dan make-up air umpan boiler. Lalu air dipompakan menggunakan P-14 menuju BLU
(Boiler) untuk membuat steam jenuh pada tekanan 1 atm.
3. Unit Pembangkit listrik
4. Unit Penyediaan Bahan Bakar
5. Unit Pengolahan Limbah
6. Unit Laboratorium
2) CLU (Clarifier)
Jenis : Circular Clarifiers
Fungsi : Mengendapkan Flok-Flok yang terbentuk pada pencampuran air dengan tawas dan CaOH
Bak berbentuk kerucut terpancung dan berpengaduk yang berfungsi sebagai tempat penjernihan air
dimana kekeruhan dan koloid yang terlarut mengendap menjadi lumpur dan dibuang dengan blowdown
secara periodik.
Proses terjadinya flokulasi :
Koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif akan menyerap partikel tersuspensi yang bermuatan negatif.
Setelah menyerap partikel negatif Al(OH)3 mengendap membentuk lumpur.
Prinsip kerja :
Bak berbentuk kerucut terpancung dilengkapi rakes yang berputar lambat untuk menggerakan suspensi
kebagian tengah pengeluaran.
Umpan masuk pada feedwell melalui bagian tengahnya (lihat Gambar Brown hal 113).
Cairan umpan yang masuk mengalir turun bersama suspensi padat pada feedwell, kemudian cairan secara
radial keluar dari tengah dan keatas kemudian overflow.
Sementara suspensi padat (lumpur) cenderung untuk mengendap ke bawah.
Lapisan lumpur yang terbentuk juga berfungsi menahan floc yang baru terbentuk, oleh karena itu harus
dijaga tetap ada.
Untuk menjaga supaya lumpur merata dan tidak terlalu padat dilakukan pengadukan lambat 0,1-0,3 m/s
(Ulrich, 1984 hal 232).
Level lapisan lumpur dijaga dengan melakukan blowdown.
Beda thickener dan clarifier :
Thickener : meningkatkan konsenterasi bila kandungan padatan tersuspensi besar.
Clarifier : menghilangkan kuantitas kandungan padatan halus yang jumlahnya kecil sehingga menghasilkan
effluen cairan yang jenih.
3) SF (Sand Filter)
Jenis Alat : 2 buah kolom dengan saringan pasir
Fungsi : Untuk menyaring sisa-sisa kotoran yang masih terdapat dalam air terutama kotoran berukuran kecil
yang tidak dapat mengendap di dalam clarifier
Berfungsi untuk menyaring partikel-partikel yang tidak terendapkan pada clarifier karena ukurannya
terlalu kecil atau terlalu ringan selain itu juga berfungsi mengurangi kadar Cl2 dalam cairan.
Susunan media penyaring dari atas :
Antrafit
Fine sand 2-4 ft (Powell, 1954)
Coarse sand
Activated carbon
Gravel (kerikil) 8-20 in
Tahapan regenerasi :
Drain down yaitu mengurangi level cairan dalam vessel
Back washing yaitu mengalirkan air dari bawah yang berfungsi mengaduk lumpur yang mengendap di
permukaan pasir dan mengeluarkan lumpur dari sand filter.
Rinse yaitu membuang lumpur yang masih tertinggal di sand filter dengan mengalirkan air dari atas.
Di sand filter ada karbon aktif untuk mengurangi kadar kaporit, bau dan warna
4) TU-04 (Tangki Klorinator)
Jenis : Tangki silinder berpengaduk
Fungsi : Mencampur Klorin dalam bentuk Kaporit ke dalam air untuk kebutuhan air minum dan air rumah
tangga
Klorinator merupakan alat sederhana yang berfungsi untuk mengalirkan disinfektan
seperti klorin (Cl) yang berfungsi untuk mengurangi kontaminan berupa mikroorganisme pathogen di dalam
air. Cara kerjanya adalah dengan melarutkan tablet klorin di air melalui lubang kecil sehingga tercapai
kadar yang optimal untuk membunuh mikroorganisme patogen, dan aman untuk digunakan.
5) CTU (Cooling Tower)
Jenis : Induced Draft Cooling Tower (berdasarkan cara pemakaian alat bantu seperti fan atau blower)
dengan alat bantu berada dibagian puncak tower.
Fungsi : Me-Recovery air pendingin sirkulasi dari suhu 30 oC menjadi 20 oC
Cooling tower adalah suatu sistem refrigerasi yang melepaskan kalor ke udara.cooling tower bekerja
dengan cara mengontakkan air dengan udara dan menguapkan sebagian air tersebut.
Prinsip kerjanya :
Air panas masuk pada puncak menara, melalui bahan pengisi (filler).
Udara masuk dari samping menara melewati filler, sehingga terjadi kontak langsung dengan air (pendinginan)
dan keluar menuju puncak.
8) DAU (Deaerator)
Jenis : Cold Water Vacuum Deaerator
Fungsi : Menghilangkan Kandungan Gas dalam Air terutama O2, CO2, NH3, dan H2S
Mekanisme kerja deaerator vakum dapat dijelaskan karena gas² yang terlarut dalam air
dihilangkan dengan menggunakan ejaktor uap atau dengan pompa vakum, untuk memperoleh
vakum yang diperlukan. Besarnya vakum tergantung pada suhu air, akan tetapi biasanya 730 mmHg.
Sistem deaerasi dengan menggunakan deaerator vakum dapat dikatakan tidak seefesien
deaerator uap, dan konsentrasi oksigen dalam air hanya dapat diturunkan sampai kirakira 0,2 pmdan karbon
dioksida berkisar antara 2-10 ppm. Tergantung konsentrasi sebelumdeaerasi.
9) BLU (Boiler)
Jenis : Water Tube Boiler
Fungsi : Membuat Steam Jenuh pada Tekanan 1 atm
Prinsip kerja pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa – pipa masuk kedalam
drum. Air yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk steam pada daerah uap dalam
drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi seperti pada
kasus boiler untuk pembangkit tenaga.
10) TU-05 (Tangki umpan boiler)
Jenis : Tangki silinder tegak
Fungsi : Mencampur Kondensat Sirkulasi dan Make-Up Air Umpan Boiler sebelum diumpankan
dibangkitkan sebagai steam dalam Boiler.