Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TEOLOGI SISTEMATIK

NAMA :

ANUGRAH SARO IMAN

0114-1-001-20

DOSEN PENGAMPU :

DR. STENLY R. PAPARANG

PROGRAM STUDI TEOLOGI

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI MORIAH TANGERANG-BANTEN

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan kita Yesus kristus yang telah melimpahkan rahmat-Nya
dan kasih-Nya kepada kita semua karena atas limpahan berkat dan kasihnya saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini berisi tentang Teologi Sistematik.

Penulisan makalah ini didasarkan pada materi-materi yang penulis dapat dari berbagai sumber.
Penulisan materi menggunakan langkah-langkah dan metode yang sistematis dan simple,
sehingga pembaca dapat dengan mudah memahaminya.

Saya memahami bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan dalam hal pembuatan,
penyususunan ataupun materi yang disajikan belum lengkap. Namun berkat bimbingan dari
berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan, walaupun masih banyak kekurangan.

Untuk itu saya harapkan kritik dan saran yang dapat mendorong saya untuk menyempurnakan
makalah selanjutnya. Semoga bermanfaat, Terima kasih. Tuhan Yesus memberkati.

Tangerang, 5 Desember 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teologia sistematika adalah sebuah alat penting untuk menolong kita mengerti dan
mengajarkan Alkitab dengan cara yang teroganisir. Teologi adalah pengetahuan tentang
Allah, atau tentang ilmu iman, maka caranya untuk memperoleh pengetahuan bukan hanya
melalui nalar/pikiran, dan intelektikus tetapi juga melalui wahyu/penyingkapan dan iman.
Supaya dapat diimani manusia. Iman dipahami sebagai tindakan percaya, artinya “dengan
bebas menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah”. Iman mendapat kedudukan yang cukup
tinggi dalam ranah teologi sebab melalui iman manusia akan sampai kepada pemahaman
akan Allah yang adalah sumber segala pengetahuan.
Teologia Sistematika (Doktrin Iman Kristen) Teologia yang berurusan dengan penataan
doktrin-doktrin dalam Alkitab menurut suatu tatanan logis, untuk tujuan menemukan,
merumuskan, memegang dan mempertahankan dasar pengajaran iman Kristen dan tindakan
yang sesuai dengan Alkitab.1

B. Analisa Masalah
Pada umumnya manusia menolak pengetahuan tentang Allah (Roma 1:28). Dosa telah begitu
mengelapkan pandangan manusia dan merusak hati manusia, sehingga menolak bukti-bukti
yang telah ada dan hidup terus seakan-akan tidak ada Allah atau membuat dewa-dewa buatan
mereka sendiri. Entah disadari atau disengaja beberapa orang-orang bertindak atas dasar
anggapan mereka sendiri, contohnya seperti orang ateis yang mengatakan tidak ada Allah
pasti mempercayai anggapan dasar tersebut. Karena mempercayai hal itu, maka
pandangannya terhadap dunia, umat manusia, dan masa depan sama sekali berbeda dengan
orang yang percaya bahwa Allah itu ada. Jika kita dapat mengenal Allah yang benar 2. Untuk
itu kita perlu menghetahui :
1. Pengertian dasar dari teologi dalam berbagai konsep dan definisi.
2. Arti penting dari Teologi Sistematika bagi orang yang percaya kepada Tuhan.
3. Metode-metode yang terdapat dalam Teologi Sistematik

C. Tujuan
1
http://sttlukas.blogspot.com/2013/01/mk-pembimbing-ke-dalam-teologi_2024.html diakses : 08/12/20 Jam : 15.43
WIB
2
https://roszega.blogspot.com/2019/10/teologi-sistematika.html di akses : 08/12/20 Jam : 16.11 WIB
1. Mengetahui dasar teologi dalam berbagai konsep dan definisi
2. Mengetahui arti penting dari teologi sistematika bagi orang yang percaya kepada
Tuhan
3. Mengetahui metode-metode yang terdapat dalam Teologi Sistematik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dasar dari Teologi dalam Berbagai Konsep dan Definisi.


Istilah teologia merupakan kombinasi dari dua kata yunani “theos” artinya Allah, dan
“logos” artinya kata, pemikiran, uraian, ilmu. Jadi teologi sistematika adalah ilmu yang
mempelajari mengenai tentang Allah dan pekerjaan-Nya3. Seorang teolog orthodox dari
Princeton, teologi adalah “Ilmu yang membicarakan tentang Allah dan alam semesta”.
Dengan penegasan bahwa teologi adalah suatu ilmu, ia hendak menekankan fakta bahwa
Allah itu ada, dan bahwa Allah yang berada itu berhubungan dengan ciptaan-Nya4.
Adapun berbagai konsep tentang teologi yang rasional tentang iman keagamaan.
Sehingga dengan demikian, teologi berarti suatu interpretasi yang rasional mengenai
iman Kristen. Ada tiga konsep yang termasuk di dalam konsep umum tentang teologi,
yaitu:
1. Teologi dapat di mengerti, yang artinya teologi dapat di mengerti oleh pikiran
manusia dengan cara yang teratur dan rasional.
2. Teologi menuntut adanya penjelasan. Hal ini selanjutnya melibatkan eksegesis dan
sistematis, atau lebih mendalami, menggali dan tersusun secara teratur.
3. Iman Kristen bersumber pada Alkitab. Dengan demikian, teologi Kristen merupakan
suatu studi yang berdasarkan Alkitab. Jadi, teologi merupakan penemuan,
penyusunan, dan penyajian kebenaran-kebenaran tentang Allah5.
Manusia sebagai makhluk berakal senantiasa ingin mengorganisir pengertian
yang didapatnya dan membentuk suatu sistem yang mudah diingat dan
mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai makhluk rohani yang
diciptakan sebagai gambar dan rupa Allah, manusia mempunyai kerinduan alami untuk
memnyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan penciptanya6.

3
Daniel Lucas lukito, Pengantar teologia Kristen,11.
4
Sttkurios.blogspot.com>2017/09>”sistematika-teologi”,10/10/2019. Seorang teolog orthodox dari Princeton,
teologi adalah “Ilmu yang membicarakan tentang Allah dan alam semesta”.
5
Charles C. Ryrie, teologidasar 1,15-16.
6
AndhikaGunawan BSc. M.A. “Prolegomena To Theology, Bibliology, And Systematic Theology Overview”, 4-5.
B. Arti penting Teologi Sistematika bagi yang percaya kepada Tuhan
Dalam tujuan teologi sistematika adalah nyata untuk menolong manusia atau orang-
orang yang ingin mengenal bagaimana layaknya iman Kristen tersebut. dalam tujuan
yang di harapkan teologi sisitematika adalah umum dan luas, proses pendidikan dan
pengajaran dalam rumpun ini diharapkan di mulai dengan pengantar ilmu teologi yang
menjadi suatu orientasi pada Teologi sebagai disiplin keilmuan 7. Dalam penulisan
Teologi sistematika didasarkan Alkitab atau teologi sistematika adalah pengupasan isi
Alkitab jadi tujuan dari teologi sistematika adalah membantu pemahaman setiap manusia
tentang perkatataan Allah, firman Allah, perintah Allah dalam Alkitab.
Dalam kehidupan orang beriman kepada Tuhan sangatlah diperlukan pengetahuan
tentang Allah secara jelas dan teratur. Dalam mempelajari teologi sistematika kita
sebagai orang Kristen akan memahami apa arti penting dalam Alktab. Ilmu teologi
sitematika menyusun fakta-fakta apa saja di dalam Alkitab, dengan demikian dapat
menolong orang beriman kepada-Nya tahu tentang ke Esaan Allah. manusia cenderung
memikirkan yang mudah sesuatu yang sistematis yan mudah di mengerti itulah salah satu
fungsi dari Teologi sistematika, dari fungsi teologi sistematika yang sesungguhnya yaitu
untuk melawan ajaran-ajaran sesat yang mengancam tiap Gereja atau tiap jemaat. Konsep
dari Teologi sistematika sudah tertata dengan baik sehingga pengajaran iman Kristen
sudah mulai mudah dipelajari.
Fungsi teologi sistematika dalam pertumbuhan iman Kristen yaitu, supaya kita dapat
memahami dan mengerti tentang Kristen dan tentang pernyataan-pernyataan Allah.
Teologi sistematika sangatlah penting dalam proses pertumbuhan iman Kristen, Karena
dalam ilmu ini adalah sifatnya mengatur, menata, menyusun secara menyeluruh.
membantu agar tidak menyimpang dari kebenaran firman Allah.

7
Pdt. B.F. Drewes, M.Th, Pdt. Julianus Mojau, M.Th., Pdt. E.G. Singgih, Ph.D, Apa Itu Teologi? Pengantar
kedalam ilmu Teologi, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), Hlm. 12
C. Metode-metode Teologi Sistematika
1. Metode Theistik Kristen (Impilikasi)
a) Teori dan Praktik
b) Allah Sebagai sumber utama/fokus utama
1) Menyatakan diri.
Seluruh dunia ruang-waktu berutang atas eksistensinya kepada kehendak Allah.
Allah menciptakan alam semesta secara ex nihilo (dari yang tidak ada), tetapi dunia
dan Allah juga tidak tiba-tiba muncul secara bersama dan eksistensi dari ketiadaan
bentuk. Alam semesta tidak mendapatkan eksistensinya dari sumber manapun selain
Allah.
Eksistensi Allah mutlak dan independen menentukan eksistensi alam semesta yang
bersifat derivatif, maka fakta di dalam alam semesta ini pastilah berhubungan dengan
Allah. Wahyu 4 : 11 “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian
dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh
karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.”
Eksistensi dan makna dari setiap fakta alam semesta ini pastilah berkaitan dengan
Allah pada akhirnya. Alkitab yang berkesadaran diri dan bereksistensi dalam diri-
Nya sendiri secara kekal. Agar pikiran manusia bisa mengetahui suatu fakta yang
benar, pikiran harus mempresuposisikan eksistensi Allah dan rencana-Nya bagi alam
semesta, yaitu dengan mengaitkan fakta-fakta dan hukum-hukum, yang berarti kita
harus membawa hal-hal partikular dari pengalaman kita ke dalam hubungannya
dengan hal-hal universal. Allah dan alam semesta saling berkorelasi.
Sebagai Orang Kristen, kita berpegang bahwa di dalam alam semesta ini kita
berhadapan dengan yang satu dan yang banyak derivatif, yaitu hubungan yang
bermakna antara yang satu dengan yang lain, karena di balik keduanya kita memiliki
Allah yang adalah satu dan yang banyak yang orisinil. Dalam koherensi harus
terdapat satu korespondensi pengalaman kita dengan pengalaman yang Allah miliki,
yang koheren secara kekal. Pengetahuan manusia secara ultimat bersandar pada
koherensi internal di dalam Allah, pengetahuan kita bersandar pada Trinitas
ontologis sebagai presuposisinya.8
2. Metode Theologis
Segala sesuatu harus melihat, dikaitkan, mengacu kepada Allah
3. Metode Charles Hodge
8
https://boiliu.wordpress.com/2015/03/05/epistemologi-kristen/ diakses 08/12/20 Jam : 16.42 WIB
Memakai metode induktif, yaitu dengan mengumpulkan fakta-fakta, kemudian ditarik
kesimpulan. Alkitab adalah gudang fakta (yang tidak dapat dicerna disingkirkan,
karena, tidak diterima oleh rasio).
Dasar teori a priori diterima dan a posteriori ditolak.

(sebelum pengalaman) (sesudah pengalaman)


4. Metode Karl Barth Teori Barth mengatakan: bahwa manusia tidak mungkin
mengenal Allah (karena di luar jangkauan rasio manusia). Oleh karena itu Allah yang
mencari manusia. Imanlah yang membantu manusia untuk bisa bertemu Allah (yang
mencari mereka). Karena Allah ada di luar jangkauan manusia maka Allah menjadi
"tersembunyi". Satu-satunya cara manusia untuk menerima kebenaran adalah melalui
cara supranatural dan Allah harus menemui manusia langsung sehingga manusia
mempunyai bukti pengalaman tentang Dia. Maka pernyataan teologis harus
didasarkan pada pengalaman supranatural itu.
5. Metode Torrance Ilmu adalah suatu keterbukaan terhadap obyek. Ilmu terjadi, karena
manusia menaklukkan diri pada obyek penelitiannya yang intrinsik, yang untuk
nantinya manusia mampu memberikan penjelasan rasionalitasnya terhadap obyek itu.
Teologi juga demikian meskipun teologi mempunyai jenis rasionalitas sendiri, tidak
perlu sama dengan rasionalitas disiplin ilmu yang lain.
Teologi yang obyektif adalah sejauh mana teologi tunduk dan terbuka pada obyek
penelitiannya. Torrance menyangkal bahwa Obyeknya adalah Allah, karena Allah
harus menjadi subyek, maka kalau begitu obyek lah (Allah) yang akan
mempertanyakan tentang manusia.
6. Metode Paul Tillich Metode yang dipakai adalah Metode Korelasi. Keprihatinannya
yang utama adalah bagaimana menyampaikan berita Alkitab kepada situasi dunia
kontemporer sekarang ini. Untuk menjawab ini maka pertanyaan-pertanyaan manusia
modern itu dihubungkan sedemikian rupa dengan jawaban dari tradisi kristen,
sedangkan jawaban-jawabannya ditentukan oleh bahasa filsafat, sains, psikokologi
dan seni modern. Ia yakin tentu ada kaitan antara pikiran dan problema manusia
dengan jawaban yang diberikan oleh kepercayaan dalam agama. Untuk itu ia
menolak jawaban yang supranaturalisme dari fundamentalisme, dan juga menolak
naturalisme dari liberalisme.
Penekanan metode Tillich adalah pada penggunaan bahasa simbolik religius. Ia
yakin bahwa pengetahuan tentang Allah hanya dapat diuraikan melalui penggunaan
kata-kata simbolik secara semantik. Tugas kita adalah menterjemahkan simbol
religius dalam Alkitab ke dalam suatu urutan atau susunan simbol yang teratur
melalui prinsip-prinsip dan metode-metode teologis.
7. Metode Interpretasi Analitis Teologi adalah ilmu tentang Allah; yang memberikan
paparan yang koheren (menyatu, berkaitan, teratur, logis) tentang doktrin-doktrin
iman Kristen. Landasan utama yang dipakai dalam metode ini adalah percaya bahwa
seluruh Alkitab adalah sebagai Firman Allah, kemudian sebagai respons mau tidak
mau kita harus menginterpretasikan (menafsirkan) berita Alkitab ini lalu
menterjemahkannya ke dalam bahasa kontemporer yang akan relevan dengan
manusia di setiap jaman, budaya dan konteks.
Dengan demikian unsur terpenting dalam metode ini adalah penafsiran (karena
segala sesuatunya harus ditafsirkan). Penafsiran yang tepat akan menghasilkan
produk teologi yang tepat. Untuk itu seorang penafsir harus melakukan hal-hal
berikut ini:
a. Penafsir harus setia pada kebenaran Alkitab sebagai sumber normatif dan tidak
mungkin keliru bagi semua manusia (Biblikal).
b. Penafsir harus memakai sistem penafsiran yang sehat (ilmu Hermeneutiks) yaitu:
melihat dari sudut pandang dan maksud orisinil penulis (dilihat dari latar
belakang historis, budaya, ekonomi dan gramatikal/bahasanya), lalu hasil
penafsirannya itu (dari Kejadian - Wahyu) diteliti, dianalisa dan dipadukan.
Kemudian ditarik kesimpulan dan prinsip-prinsip, apa yang sebenarnya Alkitab
ingin ajarkan secara keseluruhan bagi kehidupan normatif sepanjang jaman.
c. Untuk tugas di atas penafsir juga harus melihat dirinya sendiri (latar belakang,
dll.) sehingga ia betul-betul terbuka kepada Alkitab dan tidak berbias,
mengurangi, atau memanipulasinya. Selain itu, sifat penafsiran ini juga harus
sesuai dengan sifat kekinian sehingga dapat diaplikasikan untuk menjawab
kebutuhan manusia kontemporer.
d. Keseluruhan hasil penafsiran ini perlu disusun sedemikian rupa untuk memenuhi
standard ilmu (analistis, dengan metode yang tepat dan teratur, sistematik dan
diungkapkan dengan bahasa yang jelas). Teologia yang dihasilkan dari
penyusunan ini dijamin sifat biblikal, sistematik, kontekstual dan praktikalnya.
e. Dasar pemahaman adalah dari 2Ti 3:16-17; kita tidak mendayagunakan teologi
untuk memperbaiki ketidak-jelasan yang ada dalam Alkitab tapi untuk menerangi
ketidak-jelasan pikiran manusia dalam menanggapi isi Alkitab.9

9
https://learning.sabda.org/baca.php?b=teo_sistem#00008 : Pembimbing kedalam Teologi Sistematik. Hlm. 008.
Diakses : 08/12/20 Jam : 17.12 WIB
BAB III

KESIMPULAN

Begitu banyak pandangan dan pendapat mengenai Teologi. Begitu luas Teologi itu untuk
dijabarkan karena sumbernya yang tidak terhingga, sehingga perkembangannya pun sampai
sekarang masih terus berlangsung dan tidak pernah berhenti selalu ada yang baru mengenai
Teologi. Sebagai ilustrasinya, teologi menjadi potongan-potongan “puzzle” dimana tiap
potongan “puzzle” tersebut mempunyai arti dan warna tersendiri. Tiap potongan “puzzle” saling
terkait satu dengan yang lain hanya untuk menjelaskan sebagian dari Kemuliaan Tuhan. Begitu
luasnya teologi itu untuk dikaji mengundang setiap manusia yang menggalinya terlewat sampai
batas menuju untuk tidak percaya kepada Teologi itu sendiri, jika hal ini terjadi maka Iman
berfungsi untuk menahan hal tersebut. Jadikan Iman sebagai dasar berpikir untuk masuk dalam
keilmuan Teologi, jadikan Iman sebagai Frame atau bingkai dalam menggali Teologi sebagai
bidang keilmuan bagi Kemuliaan Tuhan Allah Bapa di Surga.

Jadi, Teologi Sistematika sangat penting bagi pertumbuhan iman mahasiswa teologia karena
ketika mahasiswa mulai (skeptis) meragukan Teologi, maka imanlah yang harus mampu
mengontrol semua itu, sehingga imannya semakin kuat dan mampu mempertanggungjawabkan
semuanya ketika banyak orang mulai tidak percaya dengan Yesus Kristus. Peneliti percaya,
bahwa belajar mengenai peranan teologi sistematika dapat memotivasi dan menambah
kerohanian dan pertumbuhan iman mahasiswa semakin baik, dan kuat didalam Tuhan Yesus
Kristus.
DAFTAR PUSTAKA

http://sttlukas.blogspot.com/2013/01/mk-pembimbing-ke-dalam-teologi_2024.html

http://lasyagustin.blogspot.com/2014/05/makalah-teologi-sistematika.html

https://roszega.blogspot.com/2019/10/teologi-sistematika.html

Ryrie, Charles C, 1992. “Teologi Dasar”. Yogyakarta : ANDI

Lukito, 1993. “Pengantar Teologia Kristen.” Malang : Kalam Hidup.

Sttkurios.blogspot.com>2017/09>”sistematika-teologi”,10/10/2019.Seorang teolog orthodox


dari Princeton, teologi adalah “Ilmu yang membicarakan tentang Allah dan alam
semesta”..

Andhika Gunawan BSc. M.A. “Prolegomena To Theology, Bibliology, And Systematic


Theology Overview”, 4-5.

https://boiliu.wordpress.com/2015/03/05/epistemologi-kristen/

Drewes, B.F. Dkk, 2010. “Apa Itu Teologi? Pengantar kedalam ilmu Teologi”, Jakarta: BPK
Gunung Mulia.

https://fransia98.blogspot.com/2019/10/arti-penting-teologi-sistematika-bagi.html

Berkhof, Louis, 1993 “Teologi Sistematika”, Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia.

https://learning.sabda.org/baca.php?b=teo_sistem#00008

Anda mungkin juga menyukai