Nim : 4183341029
Kelas : Pendidikan Biologi C 2018
B. Berdasarkan Komposisi/Susunannya
Berdasarkan komposisinya media di bagi atas :
1) Media alami/non sintetis, merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami
dimana komposisinya yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung
diekstrak dari bahan dasarnya seperti: kentang, tepung, daging, telur, ikan sayur, dsb.
Contohnya: Tomato juice agar.
2) Media semi sintesis, merupakan media yang disusun dari bahan-bahan alami dan
bahan-bahan sintesis. Contohnya: Kaldu nutrisi disusun dari :Pepton 10,0 g, Ekstrak
daging 10,0 g, NaCl 5,0 g, dan Aquadest 1000 ml.
3) Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis dan
takarannya diketahui secara pasti. Contohnya : Mac Conkey Agar.
Berdasarkan bentuk
• Media alami, yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang,
tepung, daging, telur, ikan, umbi-umbian lainnya dan sebagainya. Pada saat
sekarang.
• Media alami yang banyak dipergunakan adalah dalam kultur jaringan tanaman
maupun hewan. Media untuk budidaya mikroorganisme memiliki sumber karbon
untuk dimasukkan ke dalam biomassa. Kalau ke dalam media tidak ditambahkan
zat pemadat, umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalge tetapi juga
mikroba lain, terutama bakteri dan ragi. Contoh media alami yang paling banyak
dipergunakan adalah telur untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan virus
• Media sintetik yaitu media yang disusun oleh senyawa kimia seperti media untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakkan bakteri clostridium tersusun oleh:
1. K2HPO4 : 0,5 g
2. KH2PO4 : 0,5 g
3. MgSO4, 7H2O : 0,1 g
4. NaCl : 0,1 g
5. FeSO4, 7H2O : 0,01 g
6. MnSO4, 7H2O : 0,01 g
7. CaCO3 : seangin
• Media semi sintetik yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan-bahan alami
dan bahan-bahan sintetis.
Media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi, yaitu:
1) Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam
air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth)
untuk
Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya.
Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri.
Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme
koliform.
2) EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan
berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus,
P. aerugenosa, dan Salmonella.
Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan
akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen.
Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino
dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk
bermacam mikroorganisme.
7) Plate Count Agar (PCA)
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas
permukaan. Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis
mikroba) karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate
yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak
yeast mensuplai vitamin B kompleks.
PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20%
ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan
khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.
C. Berdasarkan fungsinya,
Media dapat dibedakan menjadi enam yaitu:
1) Media Basal (media dasar) adalah media yang digunakan sebagai bahan dasar untuk
membuat media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat mendukung pertumbuhan
hampir semua jenis mikrobia, contohnya adalah nutrient broth, kaldu pepton, dsb.
2) Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang berbeda,
mikroba tersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat dibedakan.
Contohnya: Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Media Sulfit Indol Motility (SIM),
dsb. Dan media differensial merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia
atau reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan
perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
3) Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba tumbuh
dengan pesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat. Contohnya: Media
Salmonella Shigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile Salt (TCBS), dsb. Dan
media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan
menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu
spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garamk dan bahan-bahan kimia
lainnya.
Secara umum Sterilisasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Macam-macam sterilisasi ini
biasanya tergantung pada bebeapa hal diantaranya media atau benda yang akan disterilkan
dan juga alat sterilisasi yang digunakan.
A. Metode Fisik
Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan menggunakan pemanasan atau penyinaran.
Metode pemanasan masih bisa kita bagi lagi menjadi dua jenis yaitu panas kering dan
panas basah. Metode sterilisasi secara fisik banyak digunakan di berbagai bidang seperti
kesehatan untuk sterilisasi alat kesehatan di rumah sakit & klink, laboratorium, industri
dan juga pertanian. Untuk mengenal lebih lanjut tentang metode sterilisasi secara fisik,
berikut rinciannya.
• Sterilisasi Panas Basah
B. Metode Kimia
Macam atau jenis metode sterilisasi yang kedua yaitu secara kimiawi. Yaitu satu proses
menghilangkan atau membunuh mikro organisme dengan menggunakan zat – zat kimia.
Metode ini juga sering disebut dengan desinfeksi.
Bahan – bahan kimia yang digunakan dalam metode ini pada umumnya Alkohol dengan
presentase 70-90%. Untuk meningkatkan daya desinfeksinya biasnya ditambahkan
dengan yodium. Zat atau senyawa yang digunakan dalam proses sterilisasi ini selain
alkohol diantaranya Fenol, hydrogen feroksida, zat warna ungu kristal, derivate akridin,
rosanalin, detergen, dan lain sebagainya.
C. Metode Mekanik
Berbeda dari kedua jenis metode sterilisasi yang sudah kita bahas dimuka. Metode
sterilisasi secara mekanik yaitu dilakukan dengan filtrasi atau penyaringan. Alat yang
digunakan dalam penyaringan ini yaitu sebuah filter berpori yang sangat kecil (0,22
mikron hingga 0,45 mikron).
• Penyaringan Cairan
Ada berbagai filter yang digunakan dalam penyaringan cairan diantaranya Seitz,
saringan asbestos, saringan berkefeld, chamberland dan juga fritted glass filter.
Saringan ini terbuat dari berbagai macam bahan – bahan tergantung spesifikasi
penggunaanya.
• Penyaringan Udara
Sedangkan untuk penyaringan udara, dilakukan untuk menjaga agar benda atau
sesuatu tidak tercemar oleh mikroba yang bertebaran di dalam ruangan. Hampir
sama seperti fungsi penyinaran dengan sinar UV namun berbeda pada teknis dan
spesifikasinya. Aplikasi sterilisasi dengan cara seperti ini biasanya menggunakan
alat yang disebut dengan laminar low dimana udara yang masuk ke dalam disaring
dengan menggunakan penyaring khusus.
Prosedur sterilisasi dengan berbagai metode yang sudah kita kemukakan diatas
dilakukan di banyak tempat. Untuk sterilisasi kimia umumnya paling banyak bisa
kita dapatkan dilakukan di rumah sakit dan klinik dengan menggunakan autoclave
atau dry heat sterilizer. Macam-macam sterilisasi tersebut digunakan sesuai dengan
kebutuhannya masing – masing dan tidak bisa kita gunakan sembarangan.