net/publication/305374937
CITATIONS READS
0 3,482
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN 5M BERBASIS SIRI’ NA PACCE PADA MURID KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 2 BONTOALA MAKASSAR
View project
All content following this page was uploaded by Muh Arief Muhsin on 16 July 2016.
Abstrak
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan tekhnik deskriptif statistik
imprensial Lokasi penelitian ini bertempat di MTs Muhammadiyah Syuhada yang berpopulasi
siswa-siswa di MTs Muhammadiyah Syuhada yang berjumlah sebanyak 151 oranng. tehnik
penarikan sample dalam penelitian ini adalah dalam Tehnik Random Sampling dengan berdasar
pada pendapat Arikunto yang mengatakan bahwa dalam pengambilan besaran jumlah sample
maka penrikan tersebut dilakuka 10%- 50 %, maka dalam penelitian ini dilakukan dalam
penentuan jumlah sample sebanyak 10% dari 151sampel = 15 Hasil penelitian ini akan dianalisis
dengan cara kuantitatif dalam tehnik deskriptif statistik Infrensial.
Hasil penelitian ini adalah : Pengaruh tingkat pendidikan terhadap profesionalisme guru
diketahui dengan uji hipotesis. Hasil uji hipotesis dengan dengan nilai hasil regresi, yaitu Fhitung =
52,089 ≥ Ftabel = 6,96 yang berarti semakin ditingkatkan tingkat pendidikan dengan baik maka
profesionalisme guru akan semakin meningkat. Berdasarkan perhitungan tersebut, hipotesis
dapat ditafsirkan H0 yang berbunyi tingkat pendidikan tidak memberi pengaruh secara
siginifikan terhadap profesionalisme guru ditolak dan H1 yang berbunyi tingkat pendidikan
memberi pengaruh secara siginifikan terhadap profesionalisme guru diterima
Sehingga analisis varian untuk mengetahui pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y,
terbukti memiliki pengaruh yang sangat signifikan.. Menarik kesimpulan dari penelitian ini
didapatkan : Hiposkripsi 1 : Hasil uji R2, uji-f maupun Uji-t, variabel prediktor (X1) berpengaruh
sangat signifikan terhadap kriterium (Y),Hiposkripsi 2 : Hasil uji R2 , Uji f, maupun uji-t
variabel prediktor (X2) berpengaruh sangat signifikan terhadap kriterium (Y),Hiposkripsi 3 :
Hasil uji R2 , Uji-f, maupun uji-t, seluruh variabel prediktor (X1 dan X2)secara akumulatif
berpengaruh yang sangat signifikan terhadap kriterium (Y).
1. PENDAHULUAN
Target Pendidikan nasional yang telah termaktub pada pembukaan UUD 1945 pada aline
ke 4 yang tidak terlepas dari konsep tujuan Pendidikan Nasional yang diuraikan di atas adalah
merupakan tugas yang sangat berat dilakukan bagi pelaksanan Pendidikan. Pelaksana Pendidikan
2
yang sangat vital dalam mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional adalah profesi guru yang kini
banyak mengalami berbagai serotan publik mulai dari kesejahteraan sampai pada tuntutan
profesionalisme sebagai guru dalam menjalankan proses Pendidikan.
Dari uraian tentang Kompotensi Guru di atas, Maka dapatlah dipahami bahwa,
Pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting dalam rangka mengembangkan profesionalisme
dan mewujudkan standar kompetensi profesi guru, sebab Pendidikan yang akan memproses dan
mengembangkan sumber daya manusia dalam memiliki kompetensi guna menciptakan
profesionalisme guru dalam menjalankan proses Pendidikan dalam hal ini mengajar adalah salah
satu tuntutan kompetensi seorang guru. Sebab Profesionalisme guru dibangun melalui
penguasaan kompetensi-kompetensi yang secara nyata diperlukan dalam menyelesaikan
pekerjaan (Dr. Purwanto, 2000: 1)
Melihat realitas guru saat sekarang ini, berbagai macam kasus yang tidak sesuai dengan
kompetensi guru sehingga guru tidak profesional dalam menjalankan tugas. Salah Indicator dari
3
kasus tersebut adalah munculnya program AKTA IV yang memberikan legalitas kepada non
kependidikan untuk menjalankan profesi guru.
Satu hal lagi yang dapat diupayakan untuk peningkatan profesionalisme guru adalah
melalui adopsi inovasi atau pengembangan kreativitas dalam pemanfaatan teknologi pendidikan
yang mendayagunakan teknologi komunikasi dan informasi mutakhir. Guru dapat memanfaatkan
media dan ide-ide baru bidang teknologi pendidikan seperti media presentasi, komputer (hard
technologies) dan juga pendekatan-pendekatan baru bidang teknologi pendidikan (soft
technologies) kesemua itu merupakan hasil proses Pendidikan.
Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur yang menempati
posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan
masalah dunia Pendidikan. Figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan, terutama yang
menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Hal itu tidak dapat disangkal, karena
lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru. Sebagian besar waktu guru ada di
sekolah, sisanya ada di rumah dan di masyarakat (Syaiful Bahri Djamarah, 2005 : 1)
Di abad sekarang ini, yaitu era globalisasi dimana semuanya serba digital, akses
informasi sangat cepat dan persaingan hidup semakin ketat, semua bangsa berusaha untuk
meningkatkan sumber daya manusia. Hanya manusia yang mempunyai sumber daya unggul
dapat bersaing dan mempertahankan diri dari dampak persaingan global yang ketat. Termasuk
sumber daya pendidikan. Yang termasuk dalam sumber daya pendidikan yaitu ketenagaan, dana
dan sarana dan prasarana. Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya
pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan
harus dimulai dari aspek "guru" dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas
keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan yang professional.
Begitu juga dengan jabatan guru yang perlu bertumbuh dan berkembang. Baik itu
pertumbuhan pribadi guru maupun pertumbuhan profesi guru. Setiap guru perlu menyadari
4
bahwa pertumbuhan dan pengembangan profesi merupakan suatu keharusan untuk menghasilkan
output pendidikan berkualitas. Itulah sebabnya guru perlu belajar terus menerus, membaca
informasi terbaru dan mengembangkan ide-ide kreatif dalam pembelajaran agar suasana belajar
mengajar menggairahkan dan menyenangkan baik bagi guru apalagi bagi peserta didik.
Peningkatan sumber daya guru bisa dilaksanakan dengan bantuan supervisor, yaitu
orang ataupun instansi yang melaksanakan kegiatan supervisi terhadap guru. Perlunya bantuan
supervisi terhadap guru berakar mendalam dalam kehidupan masyarakat. Swearingen (2001 :12)
mengungkapkan latar belakang perlunya supervisi berakar mendalam dalam kebutuhan
masyarakat dengan latar belakang sebagai berikut :
1. Latar Belakang KulturalPendidikan berakar dari budaya arif lokal setempat. Sejak dini
pengalaman belajar dan kegiatan belajar-mengajar harus daingkat dari isi kebudayaan yang
hidup di masyarakat itu. Sekolah bertugas untuk mengkoordinasi semua usaha dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang dicita-citakan.
2. Latar Belakang Filosofis Suatu system pendidikan yang berhasil guna dan berdaya guna bila
ia berakar mendalam pada nilai-nilai filosofis pandangan hidup suatu bangsa.
3. Latar Belakang Psikologis Secara psikologis supervisi itu berakar mendalam pada
pengalaman manusia. Tugas supervisi ialah menciptakan suasana sekolah yang penuh
kehangatan sehingga setiap orang dapat menjadi dirinya sendiri.
4. Latar Belakang SosialSeorang supervisor dalam melakukan tanggung jawabnya harus
mampu mengembangkan potensi kreativitas dari orang yang dibina melalui cara
mengikutsertakan orang lain untuk berpartisipasi bersama..
5. Latar Belakang Sosiologis Secara sosiologis perubahan masyarakat punya dampak terhadap
tata nilai.
dipersyaratkan, Ketiga, membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat
organisasi profesi. Keempat, mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan
pelayanan bermutu tinggi kepada konstituen, Kelima, mengadopsi inovasi atau mengembangkan
kreativitas dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi mutakhir agar senantiasa
tidak ketinggalan dalam kemampuannya mengelola pembelajaran
Untuk dapat melaksanakn tugas mengajar dengan baik, guru harus memiliki kemampuan
profesional.
1. Menguasai bahan pengajaran
2. Mengelolah program belajar mengajar.
3. Mengelolah kelas.
4. Penggunaan media atau sumber pelajaran.
5. Menguasai landasan-landasan pendidikan.
6. Mengelolah interaksi-interaksi belajar mengajar.
7. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pelajaran.
8. Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan disekolah.
9. Mengenal dan menyelenggarakan admnistrasi sekolah.
10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan
pengajaran (Drs. H. Abu Ahmadi, dkk, 1991 : 4)
2. METODE PENELITIAN
Jenis peneitian ini merupakan jenis penelitian verifikatif yang akan menganalisis data
secara mendalam lalu kemudian di analisis dalam bentuk kuantitatif dalam tehnik analisis
Regresi linear sederhana yang akan mencari ada tidaknya pengaruh variabel X terhadap variabel
Y
Adapun lokasi penelitian yang penulis lakukan adalah di MTs Muhammadiyah Syuhada
yang berada di Jalan poros dengan pertimbangan antara lain:
1. MTs Muhammadiyah Syuhada merupakan MTs Muhammadiyah Syuhada yang memiliki
jumlah peserta didik 133 sehingga populasi dan sampel cukup memadai.
2. Berdasarkan observasi pendahuluan penulis bahwa MTs Muhammadiyah Syuhada cukup
baik berkaitan dengan administrasi maupun pengelolaan proses pembelajaran. Ini
7
merupakan hal yang sangat menarik dan belum ada yang mengadakan penelitian
sebagaimana yang penulis lakukan.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah terdiri dari 151 orang siswa dan 16 orang
guru di Sekolah Menengah pertama. Untuk lebih jeasnya lihat table berikut :
Tabel 1
Daftar populasi Peneitian
No Obyek Analsis Penelitian Jumlah Populasi
1 Siswa 151 Orang
2 Guru 16 Orang
Jumah 167Orang
Dengan cara meneliti sebagian yang telah dipilih dan dianggap dapat mewakili semua
populasi yang ada dan selanjutnya merupakan kesimpulan dari hasil penelitian. Adapun tehnik
penarikan sample dalam penelitian ini adalah dalam Tehnik Random Sampling dengan berdasar
pada pendapat Arikunto yang mengatakan bahwa dalam pengambilan besaran jumlah sample
maka penrikan tersebut dilakuka 10%- 50 %, maka dalam penelitian ini dilakukan dalam
penentuan jumlah sample sebanyak 10% dari 151 sampel = 15 sample dilakukan responden
Siswa
3. HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Uji hipotesis tentang Pengaruh tingkat pendidikan Terhadap profesionalisme guru
di MTs Muhammadiyah Syuhadah
8
n XY X . Y
r xy
n . X 2
X
2
.n . Y 2
Y
2
Diketahui:
n = 15 ΣX2 = 357823 (ΣX)2 = 29030544
9
0 , 623 83 2 5 , 607
t hitung = 7,17
1 ( 0 , 623 )
2
0 , 782
Dari hasil uji perhitungan thitung di atas diketahui bahwa: thitung = 7,17 sehingga bila
dikonsultaikan baik pada taraf 5% atau 1% diperoleh sebagai berikut:
thitung = 7,17 > ttabel = 2,000 (signifikansi 5%)
thitung = 7,17 > ttabel = 2,660 (signifikansi `1%)
Ternyata thitung lebih besar daripada ttabel baik taraf 5% maupun 1% maka Ho ditolak dan
Ha diterima, artinya ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan
profesionalisme guru .
10
Ketujuh, mencari regresi, yang diperlukan sebagai kelanjutan dari analisis korelasi dua
variabel X-Y. Hasil perhitungan regresi akan menunjukkan adanya pengaruh atau hubungan
fungsional dan sebab akibat.
Persamaan regresi dirumuskan dengan:
Ŷ = a + bX
Keterangan:
Ŷ = (baca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan
X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan
a = nilai konstanta harga Y jika X = 0
b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan
(+) atau nilai penurunan (-) variabel Y.
Dalam menghitung regresi di atas diperlukan langkah-langkah berikut:
Pertama, Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat:
Ha : terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap
profesionalisme guru
Ha : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap
profesionalisme guru
Kedua, Membuat Ha dan Ho dalam bentuk staitistik:
r≠0
r=0
Ketiga, Membuat tabel penolong:
1 – 15
2. Menghitung rumus a
Y b. X
a
n
11
JK Re g ( a )
n
6249
2
39050001
JK Re g ( a )
470481 , 939
15 15
2) Mencari jumlah kuadrat regresi (JKReg[b|a]) dengan rumus:
X . Y
JK Re g ( b | a ) b . XY
n
5388 6249
JK Re g ( b | a )
0 , 578 .410316 0 , 578 4658 , 02 2692 , 337
15
3) Mencari jumlah kuadrat residu (JKRes) dengan rumus:
JKRes = ΣY2 - JKReg(a|b) – JKReg (a)
JKRes = 477361 – 2692,337 – 470481,939
= 4186,724
4) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg [a]) dengan rumus:
RJKReg [a] = JKReg [a] = 470481,939
5) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJKReg [a|b])
RJKReg [b|a] = JKReg [b|a] = 2692,337
12
n 2
4186 , 724
RJK Re s
51 , 687
83 2
7) Menguji signifikansi dengan rumus:
RJK Re g ( b | a )
F hitung
RJK Re s
2692 , 337
F hitung 52 , 089
51 , 687
Kaidah pengujian signifikansi:
Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan
Fhitung ≤ Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan.
Dengan taraf signifikan (α) = 0.05, dengan mencari Ftabel dengan rumus:
Ftabel = F ((1 – α) (dk Reg [b|a]), (dk Res))
Ftabel = F ((1 – 0,05) (dk Reg [b|a]= 1), (dk Res = 83-2 ))
Ftabel = F ((0,95) (1,81)
Ftabel = 6,96
Ternyata Fhitung = 52,089 ≥ Ftabel = 6,96, maka tolak Ho artinya signifikan
8) Membuat kesimpulan
Karena Fhitung lebih dari Ftabel maka tolak Ho dan terima Ha, dengan demikian terdapat
pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap profesionalisme guru .
menyesuaikan diri dalam lingkungan masyarakat dengan baik dan memiliki penghidupan yang
baik.
Dengan demikian maka seorang guru di MTs Muhammadiyah Syuhadah bukan saja
dituntut hanya untuk mengajar, tetapi harus mampu memberi dorongan atau motivasi belajar
serta membantu mengarahkan anak didik atau siswa kepada pencapaian tujuan pendidkan.
Ukuran guru yang profesional adalah:
1) Tampil di muka kelas dengan prima
2) Berlakulah bijaksana
3) Berusahalah selalu ceria di muka kelas
4) Kendalikan emosi.
5) Berusaha menjawab setiap pertanyaan yang diajukan siswa.
Dari hasil penelitian menggambarkan bahwa, tingkat profesionalisme guru di lokasi
penelitian telah memberikan motivasi belajar yang tinggi dengan indikator hasil penelitian
berikut:
1) Tampil di muka kelas dengan prima
Tampil prima di depan kelas artinya guru selalu tampil menguasai materi, penguasaan
penggunaan media, dan pengelolaan kelas yang baik, untuk lebih jelasnya lihat tabel hasil
penelitian berikut:
Tabel 3. Daftar Distribusi Frekuensi penguasaan guru terhadap Mater disaat mengajar
Item Alternatif jawaban frekuncy Relatif (%)
Sangat tinggi 9 60%
Tinggi 4 26.67%
3. Sedang 2 13.33 %
Rendah -
Sangat Rendah -
15 100 %
Sumber data: Olah Data Angket Item 1, 2013
Dari hasil penelitian di atas menggambarkan bahwa guru di Sekolah Menengah Pertama
sangat menguasai materi yang diberikan kepada siswa-siswanya. Ini di buktikan dengan
tingginya persentase kategori penguasaan materi sangat tinggi yakni 9 responden atau 60%
Tabel 4. Daftar Distribusi Frekuensi penguasaan guru dalam pengunaan media disaat mengajar
Item Alternatif jawaban frekuncy Relatif (%)
Sangat tinggi 5 33.33
Tinggi 4 26.67
2 Sedang 2 13.33
Rendah 3 20
Sangat Rendah 1 6,67
15 100 %
14
4. KESIMPULAN
Berdasarkan data-data yang telah dipaparkan, dan analisis terhadap paparan data
penelitian, sebagaimana pada bab IV sebelumnya, maka dapatlah disimpulkan sebagai berikut :
Kemampuan profesional dan perilaku seorang guru sangat menentukan keberhasilan
dalam menerapkan pelajaran dan kapasitas intelektualnya serta dapat mencerminkan kemampuan
seorang untuk menerapkan bahan pelajaran. Sedangkan perilaku guru dalam mengajar sangat
mempengaruhi perkembangan siswa sebab segala aktivitas guru siswa selalu ingin menirunya.
tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap peningkatan profesionalisme guru bahwa tingkat
pendidikan berpengaruh terhadap tingkat profesionalisme guru pendidikan agama Islam dengan
melihat dua indikator Profesional yakni tingkat kemampuan wawasan dan tingkat kreatifitas.
Pengaruh tingkat pendidikan terhadap profesionalisme guru diketahui dengan uji hipotesis. Hasil
16
uji hipotesis dengan dengan nilai hasil regresi, yaitu Fhitung = 52,089 ≥ Ftabel = 6,96 yang berarti
semakin ditingkatkan tingkat pendidikan dengan baik maka profesionalisme guru akan semakin
meningkat. Berdasarkan perhitungan tersebut, hipotesis dapat ditafsirkan H0 yang berbunyi
tingkat pendidikan tidak memberi pengaruh secara siginifikan terhadap profesionalisme guru
ditolak dan H1 yang berbunyi tingkat pendidikan memberi pengaruh secara siginifikan terhadap
profesionalisme guru diterima.
DAFTARPUSTAKA
Ahmadi,. Abu Drs. H dkk, 1991, Psikologi Belajar, Cet. I,; Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, 1993, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta : PT. Rineka
Cipta
Baedhowi 2000, Mendidik dan Mengajar dengan Cinta, Pustaka Pelajar. Jogjakarta
Bahri Djamarah, Syaiful & Aswan Zain, 2002, Startegi Belajar Mengajar, Cet. II Jakarta:
Rineka Cipta
Bahri Djamarah, Syaiful, 2005, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Suatu
Pendekatan Teoritis Psikologis, Cet. III, Jakarta: Rineka Cipta
Budiningsih Asri, 2005, Belajar dan Pembelajaran, Cet. I; Jakarta: Rineka Crpta
Darmaningtiyas. 1999. Pendidikan Pada dan Setelah Krisis, Evaluasi Pendidikan Pada Masa
Krisis. Cet ke-1. Pustaka Pelajar. Jogjakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka,
Gordon, Thomas, 1990 Guru Yang Efektif; Cora Mengatasi Kesulitan Dalam Belajar, Cet.
III,; Jakarta: PT Rajawali Pers
Hasan, M.,Iqbal 2002, Pokok-pokok MAteri Statistik 2, Cet. I; Jakarta: PT. Bumi Aksara,
17
Mursell, J.& S Nasution, 2002, Mengajar Dengan Sukses Successful Teaching, Ce. II; Jakarta:
PT. Bumi Aksara
Nasution, MA. Prof. Dr. S., 2000, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Cet. II ; Jakarta: Remaja Rosda
Karya.
Nurlaylah, 1998, Skripsi. Tinjauan Pendidikan Islam Tentang Eksistensi Panti Penitipan
Anak Terhadap Perkembangan Anak.,
Rahman, Abdul, 1990, Pengelolaan Pengajaran Ujung Pandang: CV. Bintang Selatan
Rostiyah N.K., 1994, Mqs.alah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem, Cet. Ill; Jakarta: Rineka Cipta,
Subagyo Joko, 1991, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta
Sudijono, Anas, 2000, Pengantar Statistik Pendidikan, Cet. X; Jakarta: Raja Grafindo
Persada,
Sardinian A.M, 1992, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta: Rajawali Pers,
Tilaah H.A.R., 1998 Manajemen Pendidikan Nasional, Cet. HI; Bandung: Remaja