Anda di halaman 1dari 4

Cara Mensyukuri Kemerdekaan,

Download Khutbah Jum’at Bulan Agustus

Khutbah I

َ َ ْ ُ َ ْ َ
‫يم الخ ِب ُير َي ْعل ُم َم ا َي ِل ُج ِفي‬ ‫الح ْم ُد ِفي اآلخرة الح ِك‬ َ ‫السم َاوات َو َم ا في ْا َأل ْرض َو َل ُه‬ َ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ا‬ َ ‫هلل ّال ذي َل ُه‬
‫م‬ ُ ْ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫الحم د‬
ُ ‫ َأ ْش َه ُد َأ ْن َال إ َل َه إ َّال‬.‫الغ ُف ْور‬
‫هللا‬
َ
‫يم‬ ‫ح‬ ِّ ‫الس َم ِاء َو َم ا َي ْع ُر ُج ِف َيه ا وهو‬
‫الر‬ َّ ‫اأْل َ ْرض َو َما َي ْخ ُر ُج م ْن َه ا َو َم ا َي نز ُل م َن‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َّ َ َ َ َ ُ َ ْ َ
َّ ‫ َوأش َه ُد أ َّن َس ّيدنا ُم َح َّم ًدا َع ْب ُد ُه َو َر ُس ْول ُه ال َّد ِاعى بق ْو ِل ِه َو ِف ْع ِل ِه إلى‬، ‫َو ْح َد ُه ال ش ر ْي َك ل ُه‬ َ َ َ
‫ الل ُه َّم‬.‫الرش ِاد‬ ِ ِ ِ ِ
ْ َ َ َ ْ ْ َُ َ ْ َّ َ َ َ َ َّ َ ْ َ َ ْ ََ َ َ َ َّ َ ُ َ ّ َ َ َ ْ ّ َ َ ّ َ َ
‫اب وعلى الت ِاب ِعين لهم ِب ِإحس ٍان ِإلى ي و ِم‬ ِ ‫فص ِِّل وس ِِّلم على س ِِّي ِدنا محم ٍد وعلى ِآل ِه وأص ح ِا ِبه اله ِادين ِللص و‬
‫الى ِفي‬ َ ‫هللا َت َع‬
ُ ‫ال‬ َ ‫اهللا َح َّق ُت َقا ِت ه َو َال َت ُم ْو ُت َّن ِا َّال َو َأنْـ ُت ْم ُم ْس ِل ُم ْو َن َف َق ْد َق‬
َ ‫ ا َّت ُق ْو‬،‫ َف َي َاا ُّي َه ا امْل ُ ْس ل ُم ْو َن‬،‫ َا َّما َب ْع ُد‬.‫ْاملَآب‬
ِ ِ ِ
َ َ َ ُ َ ْ َ َ ُ َّ َ ‫أَل‬ َ
ُ َ ْ َ ُ َ َّ َ َ ْ َ ْ َ
‫ َو ِإذ تأذن َر ُّبك ْم ل ِئن شك ْرت ْم ِز َيدنك ْم َول ِئن كف ْرت ْم ِإ َّن َعذ ِابي لش ِد ٌيد‬:‫ِكت ِاب ِه الك ِر ْي ِم‬

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Khalifah kedua, Sayyidina Umar bin Khattab
radliyallahu 'anh pernah melontarkan kalimat:
َ ُ َ َ َ َّ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َ
‫ـاس َوق ْد َول َد ْت ُه ْم أ َّم َه ُات ُه ْم أ ْح َر ًارا؟‬‫متى استعبدتم الن ـ ـ ـ‬
“Sejak kapan kalian memperbudak manusia, sedangkan ibu-ibu mereka melahirkan
mereka sebagai orang-orang merdeka.” (Kitab al-Wilâyah ‘alal Buldân fî ‘Ashril Khulafâ’ ar-
Râsyidîn)

Sayyidina Umar memang menyampaikannya dengan nada tanya, namun sesungguhnya


ia sedang mengorek kesadaran kita tentang hakikat manusia. Menurutnya, manusia
secara fitrah adalah merdeka. Bayi yang lahir ke dunia tak hanya dalam keadaan suci tapi
juga bebas dari segala bentuk ketertindasan.

Sebagai konsekuensinya, penjajahan sesungguhnya adalah proses pengingkaran akan


sifat hakiki manusia. Karena itu Islam mengizinkan membela diri ketika kezaliman
menimpa diri. Bahkan, pada level penjajahan yang mengancam jiwa, umat Islam secara
syar'i diperbolehkan mengobarkan perang. Perang dalam konteks ini adalah untuk
kepentingan mempertahankan diri (defensif), bukan perang dengan motif asal menyerang
(ofensif).

Hal ini pula yang dilakukan para ulama, santri, dan umat Islam bangsa ini ketika
menghadapi penjajahan Belanda dan Jepang pada masa lalu. Perjuangan mereka
lakukan bersama berbagai elemen bangsa lain yang tidak hanya beda suku dan daerah
tapi juga agama dan kepercayaan. Sebab, kemerdekaan memang menjadi persoalan
manusia secara keseluruhan, bukan cuma golongan tertentu. Islam mengakuinya sebagai
nilai yang universal.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,


Tanah air menjadi elemen penting dalam perjuangan tersebut. Tanah air tidak ubahnya
rumah yang dihuni jutaan bahkan ratusan juta manusia. Islam mengakui hak atas
keamanan tempat tinggal dan memperbolehkan melakukan pembelaan bila terjadi
ancaman yang membahayakannya. Al-Qur’an bahkan secara tersirat menyejajarkan posisi
agama dan tanah air dalam Surat al-Mumtahanan ayat 8 :

َ ُ ْ ُ ُ ُّ َ َ ْ َ ْ ُ َ ْ ْ ُ ُ ْ ُ ْ َ َ ّ ْ ُ ُ َ ُ ْ َ َ َّ َ ُ ُ ُ َ ْ َ ‫اَل‬
‫وه ْم َوتق ِس طوا ِإل ْي ِه ْم ۚ ِإ َّن‬ ‫الد ِين ولم يخ ِرج وكم ِمن ِدي ِاركم أن تب ر‬
ِ ‫ينه اكم هللا ع ِن ال ِذين لم يق ا ِتلوكم ِفي‬
َ ْ ُ ‫مْل‬ َ
‫هللا ُي ِح ُّب ا ق ِس ِطين‬
Artinya : “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-
orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari
negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (Al-
Mumtahanah: 8)

Seorang pakar ilmu tafsir, KH Quraish Shihab menjelaskan bahwa ayat tersebut memberi
pesan bahwa Islam menyejajarkan antara agama dan tanah air. Oleh Al-Qur’an keduanya
dijadikan alasan untuk tetap berbuat baik dan berlaku adil. Al-Qur’an memberi jaminan
kebebasan beragama sekaligus jaminan bertempat tinggal secara merdeka. Tidak heran
bila sejumlah ulama memunculkan jargon hubbul wathan minal iman (cinta tanah air
sebagian dari iman).

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,


Dengan demikian, cara pertama yang bisa dilakukan untuk menyambut hari kemerdekaan
ini adalah mensyukuri secara sungguh-sungguh dan sepenuh hati atas anugerah
kemanan atas agama dan negara kita dari belenggu penjajahan yang menyengsarakan.
Sebab, nikmat agung setelah iman adalah aman (a’dhamun ni‘ami ba‘dal îmân billâh
ni‘matul aman).

Lalu, bagaimana cara kita mensyukuri kemerdekaan ini?


Pertama, mengisi kemerdekaan selama ini dengan meningkatkan ketakwaan kepada
Allah. Menjalankan syariat secara tenang adalah anugerah yang besar di tengah sebagian
saudara-saudara kita di belahan dunia lain berjuang mencari kedamaian. Umat Islam
Indonesia harus mensyukurinya dengan senantiasa mendekatkan diri kepada sang khaliq
dan berbuat baik kepada sesama. Perlombaan yang paling bagus dim omen ini adalah
perlombaan menuju paling menjadi pribadi paling takwa karena di situlah kemuliaan dapat
diraih.

َّ ْ ُ َْ ُ َ َ ً ُ ُ ْ ُ َ ْ َ َ َ ٰ َ ْ ُ َ َ َ ْ ْ ُ َ ْ َ َ َّ ُ َّ َ ُّ َ َ
‫وبا َوق َبا ِئ َل ِلت َع َارفوا ۚ ِإ َّن أك َر َمك ْم ِعن َد الل ِه‬ ‫ي ا أيه ا الناس ِإنا خلقن اكم ِمن ذك ٍر وأنثى وجعلن اكم ش ع‬
َ ٌ َ َ َّ َّ ْ ُ َ ْ َ
‫يم خ ِب ٌير‬ ‫أتقاكم ۚ ِإن الله ع ِل‬

Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS al-Hujurat: 13)

Yang kedua, mencintai negeri ini dengan memperhatikan berbagai kemaslahatan dan
kemudaratan bagi eksistensinya. Segala upaya yang memberikan manfaat bagi rakyat
luas kita dukung, sementara yang merugikan masyarakat banyak kita tolak. Dukungan
terhadap kemaslahatan publik bisa dimulai dari diri sendiri yang berpatisipasi terhadap
proses kemajuan di masyarakat, andil bergotong royong, atau patuh terhadap peraturan
yang berlaku. Sebaliknya, mencegah mudarat berarti menjauhkan bangsa ini dari berbagai
marabahaya, seperti bencana, korupsi, kriminalitas, dan lain sebagainya. Inilah
pengejawantahan dari sikap amar ma’ruf nahi munkar dalam pengertian yang luas. Ajakan
kebaikan dan pengingkaran terhadap kemungkaran dipraktikkan dalam konteks
pembangunan masyarakat. Tujuannya, menciptakan kehidupan yang lebih harmonis, adil,
dan sejahtera. Termasuk dalam praktik ini adalah mengapresiasi pemerintah bila
kebijakan yang dijalankan berguna dan mengkritiknya tanpa segan ketika kebijakan
pemerintah melenceng dari kemaslahatan bersama.

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,


Al-Imam Hujjatul Islam Abu Hamid al-Ghazali dalam Ihyâ’ ‘Ulûmid Dîn mengatakan:

َ َ َ َ َ ‫ُ ْ ُ َ ّ ْ ُ َ ْ َ َ َ ّ ْ ُ َ ْ ٌ َ ُّ ْ َ ُ َ ٌ َ َ اَل َ ْ َ َ ُ َ َ ْ ُ ْ ٌ َ َ اَل‬
‫س ل ُه فضا ِئ ٌع‬‫الدين أصل والسلطان ح ِارس وما أصل له فمهدوم وما ح ِار‬ ِ ‫الدين توأم ِان ف‬
ِ ‫امللك و‬
Artinya : “Kekuasaan (negara) dan agama merupakan dua saudara kembar. Agama
adalah landasan, sedangkan kekuasaan adalah pemelihara. Sesuatu tanpa landasan
akan roboh. Sedangkan sesuatu tanpa pemelihara akan lenyap.”

Al-Ghazali dalam pernyataan itu seolah ingin menegaskan bahwa ada hubungan simbiosis
yang tak terpisahkan antara agama dan negara. Alih-alih bertentangan, keduanya justru
hadir dalam keadaan saling menopang. Negara membutuhkan nilai-nilai dasar yang
terkandung dalam agama, sementara agama memperlukan “rumah” yang mampu
merawat keberlangsungannya secara aman dan damai.

Indonesia adalah sebuah nikmat yang sangat penting. Kita bersyukur dasar negara kita
senafas dengan substansi ajaran Islam. Kemerdekaan memang belum diraih secara
tuntas dalam segala bidang. Namun, itulah tugas kita sebagai warga negara yang baik
untuk tak hanya mengeluhkan keadaan tapi juga harus turut serta memperbaikinya
sebagai bagian dari ekspresi hubbul wathan. Semoga Allah subhânahu wata‘âlâ
senantiasa menjaga negara dan agama kita dari malapetaka hingga bisa kita wariskan ke
generasi-generasi berkutnya. Wallâhu a‘lam.

ُ ْ َّ ُ َ َّ َ َ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ ْ َ ْ ُ َّ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ْ ُ ْ ْ ُ َ َ
‫هللا ِمنا َو ِمنك ْم‬ ‫ ونفع ِني و ِإياكم ِبما ِفي ِه ِمن آي ِة و ِذك ِر الح ِكي ِم وتقبل‬،‫َب َار َك هللا ِلي ولكم ِفى القر ِآن الع ِظي ِم‬
َ َ ُ ُ َّ َ ْ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ُ ْ ُ َ َ ُ ْ َ ُ ْ َّ َ ُ ُ َّ َ ُ َ َ َ
َّ ‫الغ ُف ْو ُر‬
‫الر ِح ْيم‬ ‫ وأقول قو ِلي هذا فأستغ ِفر هللا الع ِظيم ِإنه هو‬،‫ِتالوته و ِإنه هو الس ِميع الع ِليم‬
‫‪Khutbah II‬‬
‫َ‬ ‫َ ُّ ْ ُ َ ُ َ َ َ‬ ‫َا ْل َح ْم ُد هللِ َع َ‬
‫لى ت ْو ِف ْي ِق ِه َو ِا ْم ِتنا ِن ِه‪.‬‬ ‫لى ِإ ْح َسا ِن ِه والشكر له ع‬
‫أن َس ّي َد َنا ُم َح َّم ًدا َع ْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُل ُه ال َّد ِاعى َ‬
‫إلى‬ ‫هللا َو ْح َد ُه َال َش ر ْي َك َل ُه َو َأ ْش َه ُد َّ‬ ‫هللا َو ُ‬ ‫َو َأ ْش َه ُد َأ ْن َال ا َل َه إ َّال ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬
‫ض َوا ِن ِه‪.‬‬ ‫ر ْ‬
‫ِ‬
‫َ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ص ّل َعلى َس ّيدنا ُم َح َّمد و َعلى اله َوأ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬
‫ص َح ِاب ِه َو َس ِل ْم ت ْس ِل ْي ًما ِك ْثي ًرا‬ ‫ِِ‬ ‫ٍ ِ‬ ‫ِِ‬
‫ُ َّ َ‬
‫اللهم ِ‬
‫َْ‬ ‫َ‬ ‫َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ْ َ َّ َ َ ْ َ ُ ْ َ َّ َ َ ُ َ‬ ‫َ َّ َ ْ ُ َ َ َ ُّ َ َّ ُ َّ ُ‬
‫هللا أ َم َرك ْم ِب أ ْم ٍر َب َدأ ِف ْي ِه ِبنف ِس ِه‬ ‫اس ِاتقواهللا ِفيم ا أم ر وانته وا عما نهَى واعلم وا أن‬ ‫أما بع د ‪ :‬فيا ايه ا الن‬
‫َ‬ ‫َ ُّ َ َّ ْ َ َ ُ ْ َ ُّ‬ ‫َ َ َ َ َ َ َّ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ُّ ْ َ َ َ َّ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬
‫ص ل ْوا َعل ْي ِه‬ ‫لى الن ِبى ي آ ايه ا ال ِذين آمن وا‬ ‫َوثـنى ِب َمآل ِئك ِت ِه ِبق ْد ِس ِه وق ال تع الى ِإن هللا ومآل ِئكت ه يص لون ع‬
‫َ‬ ‫ّ‬
‫َو َس ِل ُم ْوا ت ْس ِل ْي ًما‪.‬‬
‫َ‬ ‫َ َْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ُ َ‬ ‫ُ َّ َ ّ َ َ َ ّ َ ُ َ َّ َ َّ‬
‫هللا َعل ْي ِه َو َس ِل ْم َو َعلى ِآل َس ِّي ِدنا ُم َح َّم ٍد َو َعلى ان ِبيآ ِئ َك َو ُر ُس ِل َك َو َمآل ِئك ِة‬ ‫ص لى‬ ‫اللهم ص ِل على س ِي ِدنا محم ٍد‬
‫َّ َ‬
‫الص َح َاب ِة َوالت ِاب ِع ْين‬‫الراشد ْي َن َأبى َب ْكر َو ُع َمر َو ُع ْث َم ان َو َعلى َو َع ْن َبق َّية َّ‬ ‫لخ َل َف ِاء َّ‬ ‫ْ ُ َ َّ ْ َ َ ْ َ ّ ُ َّ َ ْ ُ‬
‫املقر ِبين وارض اللهم ع ِن ا‬
‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ٍ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ‬ ‫َ‬
‫ض َع َّنا َم َع ُه ْم ب َر ْح َم ِت َك َيا أ ْر َح َم َّ‬ ‫ّ‬ ‫َ َْ‬ ‫َّ ْ َ َ ُ ْ ْ َ‬ ‫ََ‬
‫اح ِم ْين‬ ‫الر ِ‬ ‫ِ‬
‫الد ْين َو ْار َ‬
‫وت ِاب ِعي الت ِاب ِعين لهم ِب ِاحس ٍان ِالىيو ِم ِ ِ‬
‫اغف ْر ل ْل ُم ْؤمن ْي َن َو ْاملُ ْؤم َنات َو ْاملُ ْسلم ْي َن َو ْاملُ ْسل َمات َا َال ْح ُ ْ َ ْ َ ْ َ‬ ‫َ ُ ْ‬
‫يآء ِمن ُه ْم واالمو ِ‬
‫ات‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫لله َّم ِ ِ ِ ِ‬ ‫ا‬
‫ص َر ّ‬ ‫ص ْر َم ْن َن َ‬ ‫ص ْر ع َب َاد َك ْاملُ َو ّحد َّي َة َو ْان ُ‬ ‫الش ْر َك َو ْاملُ ْش رك ْي َن َو ْان ُ‬ ‫ُ َّ َ َّ ْ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ْ َ َ َ َّ ّ‬
‫الد ْي َن‬ ‫ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫اللهم أ ِع ز ا ِإلس الم واملس ِل ِمين وأ ِذل ِ‬
‫الد ْي ِن‪.‬‬‫اعل َكل َمات َك إ َلى َي ْو َم ّ‬ ‫الد ْين َو ْ‬ ‫اخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل ْاملُ ْسلم ْي َن َو َد ّم ْر َأ ْع َد َاء ّ‬ ‫َ ْ‬
‫و‬
‫ِ‬ ‫ِ ِ ِ ِ‬ ‫ِ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ َْ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َّ ْ َ ْ‬ ‫َ‬
‫الله َّم ْادف ْع َعنا ا َلبال َء َوا َلو َب َاء َوال َّزال ِز َل َوا ِمل َح َن َو ُس ْو َء ا ِلفتن ِة َوا ِمل َح َن َم ا ظ َه َر ِم ْن َه ا َو َم ا َبط َن َع ْن َبل ِدنا‬ ‫ُ‬
‫َّ ً َ َ ْ ُ ْ َ ْ ُ ْ ْ َ َّ ً َ َ َّ ْ َ مَل َ‬ ‫ْ‬
‫لعا ِ ْين‪.‬‬ ‫ِان ُدو ِن ْي ِس َّيا خآصة وسا ِئ ِر البلد ِان املس ِل ِمين عآمة يا رب ا‬
‫ُّ ْ َ َ َ َ ً َ ْ َ َ َ َ ً َ َ َ َ َ َّ‬ ‫َ َّ َ َ‬
‫اب الن ِار‪.‬‬ ‫آلخر ِة حسنة و ِقنا عذ‬ ‫ربنا آ ِتنا ِفى الدنيا حسنة و ِفى ا ِ‬
‫َ َّ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ُ ْ َ َّ َ ْ َ‬
‫اس ِر ْي َن‪.‬‬ ‫ربنا ظلمنا انفسنا واإن لم تغ ِف ْر لنا وت ْرحمنا لنكونن ِمن الخ ِ‬
‫ُُ‬ ‫ْ ُْ َ ْ ْ‬
‫شآء َواملنك ِر َوا َلبغي َي ِعظك ْم‬ ‫ََْ َ ْ َ ْ‬ ‫ْ ُ‬ ‫َّ َ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ْ ْ َ َ ْ‬ ‫َ َ‬
‫تآء ِذي الق ْر َبى وينهَى ع ِن الفح ِ‬ ‫هللا ! ِإن هللا يأم ُرنا ِبالع د ِل وا ِإلحس ِان و ِإي ِ‬ ‫ِعباد ِ‬
‫َْ‬ ‫َ ْ َ َْ َُْ ُْ ْ َ ْ ُ ُُْ َ َ َ َ ُْ ْ ََ ْ‬ ‫َ َّ ُ َ َ َّ َ ْ ُ‬
‫هللا أك َب ْر‬
‫لى ِنع ِم ِه ي ِزدكم ول ِذك ُر ِ‬ ‫ل َعلك ْم تذك ُر ْون َواذك ُروا هللا الع ِظيم يذكركم واشكروه ع‬

Anda mungkin juga menyukai